makalah pemeriksaan pendapatan

19
MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Substantif Disusun Oleh Kelompok 1 1. Nabila Aulia Maharani 201810170311061 2. Ika Nurfebrianti 201810170311091 3. Lailatul Mafula 201810170311103 Dosen Pengampu Mata Kuliah : Gina Harventy, SE, M.Si., Ak., CA. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Substantif

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Nabila Aulia Maharani 201810170311061

2. Ika Nurfebrianti 201810170311091

3. Lailatul Mafula 201810170311103

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Gina Harventy, SE, M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

Page 2: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk

memenuhi tugas mata kuliah Audit Substantif. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Gina

dan Bapak Arifah selaku dosen pengampu mata kuliah Audit Substantif yang telah

mendampingi kami dalam penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami buat untuk sekiranya membahas mengenai Audit Substantif dengan

materi “Pengendalian Pendapatan”. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna

pada saat ini ataupun di kemudian hari. Kami penyusun menyadari masih adanya kekurangan

dalam penyusunan makalah ini, mudah-mudahan dengan adanya kekurangan tersebut. Besar

harapan bagi kami, pembaca dapat memperbaikinya dengan memberikan kritik dan saran yang

membangun sehingga kami akan ada kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.

Malang, 17 Oktober 2021

Penyusun

Page 3: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................................... 3

2.1 Lingkup Pendapatan (Piutang) ................................................................................................ 3

2.1.1 Menurut PSAK 15 ........................................................................................................... 3

2.1.2 Menurut PSAK 23 ........................................................................................................... 3

2.2 Tujuan Pemeriksaan ................................................................................................................ 7

2.3 Prosedur Pemeriksaan ............................................................................................................. 7

2.4 Pengendalian Internal .............................................................................................................. 8

BAB III CONTOH KASUS .................................................................................................................. 11

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

Page 4: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin kompleksnya perekonomian di masyarakat tentunya akan berpengaruh atas

transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga memerlukan kompetensi

yang tinggi yang mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.

Di sisi lain, pertanggungjawaban keuangan kepada pihak pihak yang berkepentingan

memerlukan informasi yang tinggi tingkat keandalannya.

Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan

timbulnya informasi keuangan yang andal sehingga menyebabkan timbulnya profesi

akuntan pulik yang sejalan dengan perkembangankebutuhan masyarakat tentang jasa pihak

yang kompeten dan terpecaya untuk menilai kewajaran pertanggung jawaban keuangan

yang telah disajikan oleh suatu perusahaan. Tujuan audit atas laporan keuangan adalah

untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang disajikan

secara wajar, sesuai prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening tertentu yang akan

disajikan dengan cara sesuai dengan standart akuntansi keuangan (SAK). Sebagai contoh,

neraca atau laporan keuangan yang dimana terdiri dari aktiva yang terbagi atas aktiva lancar

dan aktiva tetap yang diantaranya terdiri dari kas, piutang, persediaan, tanah, Gedung dan

sebagainya. Sementara disisi laporan keuangan juga terdapat akun yang terdiri dari

rekening kewajiban dan juga rekening modal. Laporan keuangan juga berperan penting atas

pertanggungjawaban manajemen kepada pihak diluar perusahaan atas posisi keuangan

serta hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu yang biasanya selama jangan

satu tahun. Laporan keuangan juga harus disusun secara jelas berdasarkan standart

akuntansi dan praktik yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi ini juga

dijadikan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait atas laporan keuangan. Agar laporan

keuangan tersebut dapat disajikan dan dapat dipercaya atas kewajarannya oleh menejemen

maka dibutuhkan pihak ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyetakan bahwa

suatu laporan keuangan tersebut disusun sesuai standar akuntansi keuangan. Pihak ini

disebut dengan auditor independen.

Maka sehubungan dengan uraian diatas maka perlu diadakannya perancangan audit

terhadap siklus kegiatan perusahaan khususnya membahas tentang pemeriksaan terhadap

siklus pendapatan dengan pengujian substansif terhadap saldo piutang usaha yang dimana

Page 5: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

2

pengujian ini diperlukan sebagai pengendalian untuk ditujukan oleh akuntan publik yang

menguji efektifitas pengendalian dengan kliennya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana lingkup pendapatan, tujuan pemeriksaan pendapatan, prosedur pemeriksaan

pendapatan, dan pengendalian internal pemeriksaan pendapatan dalam suatu

perusahaan?

2. Bagaimana contoh kasus pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lingkup pendapatan, tujuan pemeriksaan pendapatan, prosedur

pemeriksaan pendapatan, dan pengendalian internal pemeriksaan pendapatan dalam

suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui contoh kasus pemeriksaan pendapatan dalam suatu perusahaan.

Page 6: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

3

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Lingkup Pendapatan (Piutang)

2.1.1 Menurut PSAK 15

Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset

keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak

memepunyai kuotasi di pasar aktif. Menurut Rudianto (2012:211) piutang dalam

perusahaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu:

1) Piutang Usaha, yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang

dimiliki perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha

biasanya akan dibebankan dalam tempo kurang dari satu tahun, sehingga

piutang usaha diklompokkan ke dalam kelompok aset lancar.

2) Piutang Bukan Usaha, yaitu piutang yang timbul bukan sebagai akibat dari

penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, yang termasuk dalm

kelompok piutang bukan usaha adalah persekot dalam kontrak pembelian, klaim

terhadap perusahaan angkutan atau barang yang rusak atau hilang, klaim

terhadap perusahaan asuransi atas kerugian yang dipertanggungjawabkan,

klaim terhadap karyawan perusahaan, klaim terhadap retitusi pajak, piutang

deviden dan lain-lain.

2.1.2 Menurut PSAK 23

- Penjualan barang

Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa “Pendapatan dari penjualan

barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a) entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara

signifikan kepada pembeli;

b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan

kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas

barang yang dijual;

c) jumlah pendapatan dapat diukur secara handal;

d) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi

tersebut akan mengalir ke entitas; dan

e) biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal”.

Page 7: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

4

Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu

transaksi penjualan, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu

pendapatan.

- Penjualan jasa

Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan bahwa “Jika hasil transaksi yang

terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan

sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat

penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat

diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:

a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b) kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi

tersebut akan mengalir ke entitas;

c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat

diukur dengan andal; dan

d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi

tersebut dapat diukur dengan andal”.

Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu

transaksi penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu

pendapatan.

- Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan

dividen

Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa “ Pendapatan yang timbul dari

penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan

dividen diakui jika:

a) kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi

tersebut akan mengalir ke entitas;

b) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal”.

2.1.3 Dan lain-lain

Tidak mengatur pendapatan dari:

- Sewa (PSAK 30)

Page 8: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

5

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada

lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

PSAK 30 (Revisi 2007) diterapkan dalam akuntansi untuk semua jenis sewa

kecuali:

(1) sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam

dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan

(2) Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya

panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta

- Deviden dari investasi dengan metode ekuitas (PSAK 15)

PSAK 15 diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor

dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.

• Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana investasi pada awalnya

diakui sebesar biaya perolehan. Ditambah atau dikurangi untuk mengakui

bagian laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Pengakuan atas

pendapatan komprehensif investee diakui sebagai pendapatan komprehensif

dan kenaikan investasi pada pembukuan investor. Distribusi dari investee

mengurangi nilai tercatat investasi.

• Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian laba investor.

- Kontrak asuransi (PSAK 28 &36)

➢ Perubahan pada PSAK 28: Kontrak Asuransi Kerugian.

1) Tidak ada perubahan pada Liabilitas kontrak jangka pendek.

2) Terdapat tambahan paragraf mengenai Aset Reasuransi dimana intinya

mengadopsi isi dari Draft Buletin Teknis yang sebelumnya pernah

dikeluarkan, yaitu penegasan bahwa Aset Reasuransi dihitung

menggunakan pengukuran yang konsisten dengan Liabilitas namun

berdasarkan syarat dan kondisi dari Kontrak Reasuransinya.

3) Untuk Kontrak Jangka Panjang: Masih tetap mengacu pada PSAK 36

namun terdapat perubahan pada PSAK 36.

4) Konfirmasi bahwa Tes Kecukupan Liabilitas (LAT) sebagaimana

disyaratkan pada PSAK 62 tetap harus dilakukan untuk seluruh liabilitas

(liabilitas manfaat polis masa depan dan liabilitas klaim) dan bahwa

Page 9: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

6

tingkat diskonto yang digunakan menggunakan tingkat diskonto terkini

yang mencerminkan risiko yang melekatpada liabilitas.

➢ Perubahan pada PSAK 36: Kontrak Asuransi Jiwa

1) Tidak ada perubahan pada Liabilitas kontrak jangka pendek.

2) Untuk kontrak selain kontrak jangka pendek, terminologi “Gross

Premium Reserve” yang sebelumnya ditambahkan pada definisi

pengukuran, dihilangkan; namun definisi pengukuran tidak ada

perubahan (pengukuran tetap menggunakan nilai kini arus kas masa

depan yaitu manfaat, seluruh opsi, beban dan premi).

3) Namun terdapat tambahan paragraf yang membolehkan pengukuran

tidak menggunakan ketentuan pada PSAK 36 revisi ini dan

menggunakan metode yang sebelumnya, jika perusahaan tidak

mempunyai data yang cukup memadai.

4) Tambahan paragraf mengenai Liabilitas negatif dimana intinya

mengadopsi isi dari Draft Buletin Teknis yang sebelumnya pernah

dikeluarkan, yaitu penegasan bahwa Liabilitas negatif tidak

diperbolehkan pada tingkat agregat, namun diperbolehkan pada tingkat

polis.

Perubahan lainnya sama dengan perubahan pada PSAK 28, yaitu

tambahan paragraf mengenai Aset Reasuransi dan konfirmasi mengenai

Tes Kecukupan Liabilitas.

Dengan perubahan ini, maka dapat dipastikan Draft Buletin Teknis yang

sebelumnya pernah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi IAI tidak akan

diberlakukan, paling tidak untuk waktu dekat ini.

- Perubahan nilai wajar instrument keuangan (PSAK 50&55)

• PSAK 55 (r.2006) keduanya tentang Instrumen Keuangan. PSAK 50

mengatur tentang penyajian, pengungkapan instrumen keuangan sementara

PSAK 55 mengatur tentang pengakuan, pengukuran instrumen keuangan.

Penerapan PSAK 50 & 55 (r.2006) tentang instrumen keuangan tersebut

tidak bisa dihindari, karena kesepakatan umum sebagai sistem akuntansi

yang harus dipatuhi, yang akan berlaku sepenuhnya pada tahun 2010.

Page 10: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

7

• PSAK 50 & 55 (r.2006) merupakan standar pembukuan yang mencakup

pancatatan produk, hasil transaksi keuangan baik bagi lembaga keuangan

termasuk bank maupun lembaga non keuangan.

- Perubahan nilai wajar aset lancar lain

- Pengukuran awal dan perubahan nilai aset bilologi dan produk agliculture

(IAS 41)

Ruang lingkup dari IAS 41 adalah aset biologis, produk agrikultur/hasil

yang akan dipanen, dan produk hasil pemrosesan setelah panen. Contoh dari

asset biologis misalnya domba, tanaman kayu hutan, sapi perah, tanaman

belukar dan tanaman buah. Hasil yang akan dipanen contohnya: wool, kayu

bulat, susu, daun, dan buah. Sedangkan produk hasil pemrosesan setelah panen

adalah benang, karpet, papan, keju, the, tembakau, olahan buah dan lain-lain.

- Ekstraksi hasil tambang (PSAK 29 & 33).

2.2 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan

piutang usaha

2) membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan

dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca

3) membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan

kelengkapan saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca

4) membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca

5) membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca

2.3 Prosedur Pemeriksaan

1) pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan

penerimaan kas

2) buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal laporan posisi keuangan

(neraca)

3) minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang

dan jika bisa subsequent collectionnya.

Page 11: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

8

4) periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu

totalnya ke general ledger

5) test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice

6) mengirimkan konfirmasi piutang

7) periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas

untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati

tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work)

8) periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk

mengetahui kemungkinan adanya contingent liability

9) periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang

disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil

10) test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, lebih

kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal laporan

posisi keuangan (neraca), sudah dikirim per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Jika belum dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun

yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya

11) periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan

correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai

jaminan

12) lakukan prosedur analisis terhadap piutang dan penjualan.

13) periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai

dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

14) tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

2.4 Pengendalian Internal

Pertimbangan komponen-komponen pengendalian komponen internal

a. Lingkungan pengendalian

- Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales

- Uncollectable Account Expense to AR write-off

- New product revenues to total revenues

- Kebijakan dan praktik SDM

- Uang jaminan karyawan

- Penilaian atas kejujuran dan integritas calon karyawan

Page 12: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

9

b. Penilaian resiko

- Cepat terhadap akuntansi dan pelaporan

- Perubahan personalia sumber baru pendapatan

- Standar akuntansi baru

- Pengaruh pertumbuhan

c. Sistem akuntansi

- Bagaimana penjualan dimulai

- Bagaimana barang dan jasa dikirim

- Bagaimana piutang dicatat

- Bagaimana kas diterima

- Bagaimana penyesuaian penjualan dilakukan

d. Monitoring, dengan cari informasi yang terkait kalau ada:

- Kesalahan penagihan

- Ketidak sepakatan kebijakan pengakuan pendapatan atau pengendalian internal

- Reportable condition dari auditor sebelumnya.

Tanggung jawab atas pengendalian yang dilakukan oleh auditor dan metodologi untuk

memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan

prosedur atas pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas yang akan dilakukan secara

manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas

dilakukan secara manual dibandingkan dengan proedur pengendalian yang dilakukan

dengan komputer.

Auditor biasanya akan menggunakan prosedur pengajuan dalam bentuk pertanyaan,

observasi ataupun inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur

pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.

Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti efektifitas

rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Dalam resiko

bawaan yang melekat pada penerimaan cukup tinggi karena adanya kemungkinan

karyawan melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas dan apabila

prosedur analisis menunjukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang salah satu

penyebabnya adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan resiko bawaan yang terjadi

Page 13: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

10

terhadap penerimaan kas atas piutang auditor seringkali melakukan pengujian

pengendalian terhadap penerimaan tersebut. Apabila auditor merencanakan untuk

menetapkan resiko pengendalian pada tingkat rendah, auditor harus memperluas pengujian

efektifitas yang mencakup inspeksi dokumen dan melakukan pengerjaan ulang atas

pengendalian-pengendalian manual.

Page 14: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

11

BAB III

CONTOH KASUS

Berikut ini merupakan contoh lembar kerja dari pemeriksaaan pendapatan PT AMANAH:

Page 15: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

12

Page 16: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

13

Page 17: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

14

Page 18: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

15

BAB IV

PENUTUP

Laporan keuangan juga berperan penting atas pertanggungjawaban manajemen kepada

pihak diluar perusahaan atas posisi keuangan serta hasil operasi perusahaan selama suatu

periode tertentu yang biasanya selama jangka satu tahun. Daidakannya perancangan audit

khususnya di siklus pendapatan dengan pengujian subtansif terhadap saldo piutang usaha

yang dimana pengujian ini diperlukan sebagai pengendalian untuk ditujukan oleh akuntan

publik yang menguji efektifitas pengendalian dengan kliennya.

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi

terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan

enagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Tujuan utama siklus

pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat dengan harga yang sesuai.

Adapun tujuan dari audit transaksi siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti

bahwa saldo-saldo dan transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan memperoleh

asersi yang berkecukupan (significant assersion). Dari asesri tersebut dapat menunjukkan

derajat manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam

laporan keuangan.

Page 19: MAKALAH PEMERIKSAAN PENDAPATAN

16

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi 4 Buku I. Salemba Empat. Jakarta

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Edisi 5 Buku I. Salemba Empat. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Standar Akuntansi

Keuangan

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6 Buku II. Salemba Empat. Jakarta