makalah pbl 4

18
Makalah PBL 4 Paradigma Sehat Nama : Kashwiniy Naidu Sathupathy Naidu Nim : 102011437 Kelompok : A1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2011 [email protected]

Upload: kashwiniy

Post on 01-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Pendahuluan

Makalah PBL 4Paradigma Sehat

Nama : Kashwiniy Naidu Sathupathy Naidu Nim : 102011437

Kelompok : A1

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta 2011

[email protected] Buruk dan Peran Serta Masyarakat dalam MeningkatDerajat Kesehatan

Kashwiniy NaiduAlamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna no. 6Jakarta 11510Pendahuluan

Kesehatan merupakan hal yang ingin dimilki setiap orang, tetapi artinya sulit dijelaskan. Kebanyakan sumber ilmiah sepakat bahwa definisi kesehatan apa pun harus ada paling tidak komponen biomedis, personal, dan sosiokultural. Bagi masyarakat umum, kesehatan dapat hanya berarti tidak sakit.1 Sehat sebenarnya bukan hanya berarti sekadar tidak adanya penyakit, melainkan keseluruhan dari orang tersebut dari sisi emosional, spiritual. Bahkan sosiokultural dan finansial. Kesehatan menurut skema Blum juga dipengaruhi oleh genetika/keturunan, lingkungan, fasilitas kesehatan dan juga perilaku.2 Sehat berarti keadaan sejahtera jasmani, rohani dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif. Karena itu, ada paradigma sehat yaitu kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pemeliharaan, peningkatan, perlindungan kesehatan (promotif) dan pencagahan terhadap ancaman penyakit (preventif) untuk melindungi orang-orang sehat menjadi sakit. Untuk tercapainya penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan mayarakat sangatlah penting. Semua orang baik individu, kelompok, atau masyarakat, harus memelihara dan melindungi kesehatan mereka masing-masing dan lingkungan sekitar. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan.3 Agar berhasil meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, beberapa upaya harus dilakukan oleh masyarakat antara lain: mengetahui dan menerapkan promotif dan preventif kesehatan, pentingnya menggunakan KB, memiliki asupan gizi yang seimbang, mengetahui konsep sehat-sakit dan tentang penyakit menular dan mengetahui peran Puskesmas dan Posyandu. Promotif dan Preventif KesehatanTindakan promotif adalah segala tindakan atau program yang meningkatkan derajat kesehatan individu atau masyarakat sehingga individu atau masyarakat tidak menjadi sakit . Termasuk dalam kelompok ini antara lain program Posyandu, Keluarga Beremcana dan pemberian penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai faktor-faktor yang berperan dalam kesehatan masyarakat. Contohnya adalah meningkatakan kesehatan lingkungan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Mekipun program ini dapat dilaksanakan oleh individu sendiri namun dampak nya akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Apabila seluruh masyarakat dengan aktif melaksanakan perilaku ini maka taraf kesehatan di daerah tersebut akan meningkat. 4Peningkatan taraf kesehatan juga bisa dilakukan dengan tindakan preventif. Tindakan preventif anatara lain adalah mencegah sebelum timbul faktor penyakit, menghindari faktor penyakit, tindakan sebelum penyakit berkembang dan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif. Contoh tindakan preventif adalah berperilaku sehat, imunisasi, vakinasi, dan pemberantasan penyakit.5

Tahap-tahap kegiatan

Mengubah perilaku seseorang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ilmiah melalui tahap sensitisasi, publisitas, edukasi, dan motivasi.

1. Tahap sensitisasi

Untuk tahap ini, dilakukan pemberian informasi untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan kesehatan (misalnya, kesadaran terhadap adanya pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, dan kegiatan imunisasi). Kegiatan pada tahap ini, tidak dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan tidak mengarah pada perubahan sikap serta tidak atau belum bermaksud mengubah perilaku tertentu. Kegiatan tersebut hanya sebatas pemberian informasi tertentu. Bentuk kegiatan berupa radio spot, poster dan selebaran.

2. Tahap publisitas

Tahap ini merupakan kelanjutan tahap sensitisasi yang bertujuan menjelaskan lebih lanjut jenis pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, misalnya di puskemas, posyandu, polindes, dan pustu.

3. Tahap edukasi

Tahap selanjutnya adalah tahap edukasi, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, dan mengarahkan perilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan belajar mengajar.

4. Tahap motivasi

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi. Ini berarti bahwa setelah mengikuti pendidikan kesehatan, individu atau masyarakat mampu mengubah perilaku sehari-harinya sesuai dengan perilaku yang dianjurkan. Kegiatan-kegiatan dilakukan secara berurutan dan bertahap. Oleh karena itu, pendidik kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi untuk tahap sensitisasi san publisitas serta menguasai ilmu belajar mengajar untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pada tahap edukasi dan motivasi.

Kesehatan komunitas versus kesehatan personal

- Aktivitas kesehatan personal

Aktivitas kesehatan personal adalah tindakan dan pengambilan keputusan secara perorangan yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang atau anggota keluarga terdekatnya. Sifat aktivitas tersebut dapat berupa preventif ataupun kuratif tetapi jarang yang dapat berpengaruh langsung pada perilaku orang lain. Contoh aktivitas kesehatan personal antara lain memilih makanan secara bijak, selalu menggunakan sabuk pengaman, dan berkunjung kedokter. Aktivitas kesehatan komunitas

Aktivitas kesehatan komunitas merupakan aktivitas yang ditunjukan untuk melindungi atau memajukan kesehatan suatu populasi atau komunitas. Pemeliharaan catatan kelahiran dan kematian yang akurat, perlindungan terhadap persediaan air, makanan dan partisipasi dalam pengumpulan dana untuk organisasi kesehatan sukarela seperti American Lung Association merupakan contoh aktivitas kesehatan komunitas.Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana adalah usaha menolong individu atau pasangan untuk mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki , menolong pasangan yang ingin memiliki anak, mengatur interval waktu kehamilan, mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua dan menentukan jumlah anak dalam suatu keluarga. Program Keluarga Berencana yang modern tidak hanya sebatas pada definisi, tetapi juga melaksanakan program sterilisasi, pendidikan seks, tes skrining pada kelainan patologis sistem reproduksi, konsultasi sebelum dan sesudah perkawinan, mengajar masyarakat cara meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lainnya.

Dalam pelaksanaan di lapangan, program keluarga berencana ternayta tidak dapat berdiri sendiri dan bersifat lintas sektor dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat nasional maupun intersional, khusunya di bidang kesehatan yang merupakan mitra kerja utama. Keluarga berencana dan kesehatan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.6

Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :Kehamilan terlalu dini

Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.

Kehamilan terlalu telat

Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.

Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknyaKehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.Terlalu sering hamil dan melahirkan

Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan

hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.

Dalam kasus yang diberikan, dikatakan tingkat kelahiran bayi cukup tinggi. Hal ini menunjukkan program KB yang kurang berhasil di daerah tersebut. Agar program KB berhasil dan tingkat kelahiran bayi tidak terlalu tinggi, perlu diadakan penyuluhan tentang program KB pada masyarakat sekitar. Masyarakat perlu diberitahu pentingnya mengontrol jumlah anak karena dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Untuk menekan tingkat kelahiran yang tinggi, para masyarakat bisa diajarkan metode kontrasepsi. Ada dua jenis metode kontrasepsi yaitu metode sementara dan permanen. Metode sementara antara lain: berhubungan saat periode aman, minum pill, menggunakan kondom, cervical cap, Intra Uterine Devices atau lebih dikenal dengan sebutan IUD dan vaksin pengontrol kehamilan (birth control vaccine). Metode permanen adalah metode yang keberhasilan mencegah kehamilannya paling efektif antara lain sterilisasi, vasektomi dan tubektomi.3

Gizi

Sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, separuh dari total rumah tangga mengonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.Itulah sebagian gambaran tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh untuk diatasi. Apalagi Indonesia sudah terikat dengan kesepakatan global untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) dengan mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal separuh dari keadaan pada tahun 2000.Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara-bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi, yaitu 1,49 persen per tahun, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata.Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.Pada bayi dan anak balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian, akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi Linda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, udah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih.12,13

Upaya perbaikan gizi dilakukan dengan pendekatan multi approach, dalam bentuk pengembangan dan penerapan strategi KIE yang lebih tepat, didukung dengan intervensi langsung berupa suplementasi gizi serta fortifikasi bahan pangan. Pada umumnya upaya perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang makin beranekaragam, seimbang dan bermutu gizi. Berikut adalah kegiatan upaya penanggulangannya.

Penanggulangan KVA, upaya penanggulangan kekurangan vitamin A yang dilakukan saat ini, melalui peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) gizi yang melalui kampanye dan pemasaran social dalam rangka meningkatkan konsumsi makanan alami sumber vitamin A. Selain itu dilakukan pendistribusian kapsul vitamin A dengan prioritas pada anak balita yang tinggal di daerah-daerah miskin atau kantong-kantong rawan KVA serta anak balita yang tinggal di daerah dengan angka morbiditas campak dan diare tinggi. Pendistribusian kapsul vitamin A dilakukan melalui kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga dimana untuk anak balita diberika setiap 6 bulan sekali pada bulan februari dan agustus.

Cakupan pemberian tablet besi dan sirop besi, upaya penanggulangan anemia gizi besi dilakukan melalui peningkatan cakupan suplementasi tablet besi pada ibu hamil, anak sekolah, remaja putri dan wanita pekerja. Dan untuk menanggulangi masalah anemia gizi pada balita dikembangkan pemberian sirop besi. Dari hasil pelayanan pemberian tablet besi kepada ibu hamil sejak tahun 1994 menunjukkan hasil yang cukup berarti, dimana cakupan tablet besi yang diberikan sebanyak 3 kali pemberian selama masa kehamilan.

Cakupan distribusi kapsul minyak beryodium, penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) diintegrasikan kedalam penanggulangan kemiskinan secara nasional. Dalam jangka panjang kegiatan penanggulangannya berupa pemasyarakatan penggunaan garam beryodium bagi masyarakat. Dalam hal ini pelaksanaan yodisasi garam sudah diatur dalam keppres no. 68/1994 dimana diharapkan semua garam konsumsi yang beredar dipasaran sudah dalam bentuk garam beryodium yang memenuhi persyaratan. Sedangkan kegiatan sumpelemtasi kapsul yodium hanya diberikan kepada daerah endemic sedang dan berat berdasarkan hasil pemetaan.

Pemberian makanan tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), pemberian paket makanan ini diharapkan dapat menanggulangi masalah KEP yang terjadi pada anak sekolah. Pengembangan pemberiak paket pada anak-anak sekolah dasar ini terutama dilakukan pada daerah-daerah miskin dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat setempat.6,7

Faktor gizi buruk:

1) Kemiskinan (masalah ketahanan pangan di rumah)

2) Kesadaran gizi masyarakat yang belum memadai

3) Hiegienis perorangan dan sanitasi lingkungan yang kurang mendukung (makanan yang diambil akan terinfeksi dan sebagainya).

4) Pengabaian pendidikan kesehatan tentang gizi yang baik

5) Faktor geografi yang memungkinkan masyarakat sukar memperoleh sumber nutrisi tertentu seperti ikan bagi masyarakat yang tinggal di pergunungan.

GiziPenyakit

Vitamin AXerophtalmia

Zat besiAnemia

IodinGoiter

ProteinKwasyiorkor

Lemak berlebihanObesitas, penyakit jantung koroner

Tabel 2: Jenis gizi dan penyakit yang dialami sekiranya kekurangan/ berlebihan.

Konsep Sehat-Sakit

Konsep sehat-sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda, tergantung pada paradigmanya. Dalam kasus yang dibahas ialah penyakit:

Marasmic KwashiokorMalnutrisi energi protein mengacu pada bentuk malnutrisi di mana asupan protein tidak cukup.

Jenis meliputi:

Kwashiorkor (malnutrisi protein dominan)

Marasmus (kekurangan kalori dan nutrisi baik protein)

Marasmic Kwashiorkor (ditandai defisiensi protein dan tanda-tanda insufisiensi ditandai kalori ini, kadang-kadang disebut sebagai bentuk yang paling parah malnutrisi)

Catatan bahwa ini juga mungkin sekunder dengan kondisi lain seperti penyakit ginjal kronis atau kanker cachexia di mana protein membuang-buang energi dapat terjadi.

Kekurangan energi protein mempengaruhi anak-anak yang paling karena mereka memiliki asupan protein kurang. Kasus-kasus langka yang ditemukan di negara maju hampir seluruhnya ditemukan pada anak-anak kecil sebagai akibat dari diet, atau ketidaktahuan dari kebutuhan gizi anak-anak, khususnya dalam kasus-kasus alergi susu.

PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia mulai dikembangkan sejak dicanangkan Pembangunan Jangka Panjang (PJP) yang pertama tahun 1971. Pemerintah mengembangkan Puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian terbesar masih tinggal di pedesaan. Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah terwujudnya Kecamatan Sehat tahun 2010. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas.9

Puskesmas juga menjalankan beberapa usaha pokok (basic health care services atau public health essential) yang meliputi program : (1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), (2)Keluarga Berencana, (3) Pemberantasan Penyakit Menular, (4) Peningkatan gizi, (5) Kesehatan lingkungan, (6) Pengobatan, (7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, (8) Laboratorium, (9) Kesehatan sekolah, (10) Perawatan Kesehatan Masyarakat, (11) Kesehatan Jiwa, (12) Kesehatan Gigi.10Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu bisa di balai dusun, kelurahan, RW dan sebagainya yang lebih dikenal dengan nama Pos pelayanan terpadu(Posyandu). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di posyandu adalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi (penimbangan balita). Sasaran posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur(PUS), dan balita. Posyandu juga merupakan strategi pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR), angka kelahiran (Birth Rate-BR), dan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate-MMR).10

Strata Posyandu dikelompokkan menjadi 4 : (1) Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama, (4) Posyandu Mandiri. Beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah jumlah buka Posyandu pertahun, jumlah kader yang bertugas, cakupan kegiatan, program tambahan, dana sehat/JPKM.11 Pengertian kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.

Ada 9 kader yang seharusnya ada pada Posyandu yaitu : (1) Kader Posyandu Balita (Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan kegiatan rutin setiap bulannya melakukan pendaftaran, pencatatan, penimbangan bayi dan balita), (2) Kader Posyandu Lansia (Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lansia), (3) Kader Masalah Gizi (Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan pendataan, penimbangan bayi dan balita yang mengalami gangguan gizi), (4) Kader Kesehatan Ibu dan Anak (Kader yang bertugas membantu bidan puskesmas melakukan pendataan, pemeriksaan ibu hami dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan), (5) Kader Keluarga Berencana (Kader yang bertugas membantu petugas KB melakukan pendataan, pelaksanaan pelayanan KB kepada pasangan usia subur di lingkungan tempat tinggalnya), (6) Kader Juru Pengamatan Jentik (Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas), (7) Kader Upaya Kesehatan Kerja (Kader yang membantu petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di lingkungan pos tempat kerjanya), (8) Kader Promosi Kesehatan (Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam kelompok masyarakat), (9) Kader Upaya Kesehatan Sekolah (Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak-anak usia sekolah pada pos pelayanan UKS).KesimpulanDerajat kesehatan itu memang dipengaruhi oleh peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan mereka masing-masing dan lingkungan. Lewat kegiatan di Puskesmas dan Posyandu, masyarakat dapat berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Karena definisi posyandu adalah dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Di Puskesmas dan Posyandu masyarakat dapat mengetahui penyakit-penyakit yang sering dihadapi, melakukan imunisasi, pencegahan diare, mendengarkan penyuluhan KB, balita dapat mendapat asupan gizi tambahan yang bermanfaat dan juga menjadi tempat yang tepat bagi ibu hamil beserta balitanya untuk berkonsultasi. Paradigma sehat juga perlu ditanamkan di segala aspek masyarakat baik yang berpendidikan tinggi maupun rendah, karena pentingnya kesadaran akan kesehatan. Tanpa kesadaran akan kesehatan dan niat untuk mengubah perilaku dari yang buruk menjadi lebih baik, masyarakat tidak akan dapat meningkatkan derajat kesehatannya.Daftar Pustaka1. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. 1st ed. Jakarta : EGC ; 20092. Yen TS. Saya pilih sehat dan sembuh. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2009. h.7-9.

3. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta; 20074. Edberg, M. Buku ajar kesehatan masyarakat. Jakarta: Ikapi; 20075. Misnadiarly. Penyakit infeksi saluran napas Pneumonia pada anak balita, orang dewasa, usia lanjut. 1st ed. Jakarta : Pustaka Obor Populer ; 2008.6. Chandra, B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. hal.243-537. Pohan IS. Jaminan mutu layanan kesehatan : Dasar dasar pengertian dan penerapan. 1st ed. Jakarta : EGC ; 2006.8. Depkes RI. Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut. Jakarta: depkes RI; 1992.9. Depkes RI. Pedoman kerja puskesmas. I. Jakarta: depkes RI; 199810. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. h.28-79.

11. Sembiring N. Posyandu sebagai sarana peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. 2004. Diunduh dari http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf, 24 November 2011.