makalah pbl embriologi blok 4

15
Proses Kehamilan Martha Leonora Haryatmo Tandri 102013051 [email protected] Pendahuluan Semua di dalam kehidupan memiliki runtutan/tahap-tahap sebelum hal –hal terjadi, begitu juga dengan kehamilan . Kehamilan dapat terjadi ketika ovum yang matang dibuahi oleh sel sperma , penyatuan kedua gamet jantan dan betina inilah yang akan menyebabkan terjadinya fertilisasi dan membentuk zigot/embrio. Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan awal dari organisme baik fungsional maupun struktural. Embriologi juga merupakan dasar dari ilmu kedokteran karena merupakan dasar dari mata kuliah tingkat lanjut lainnya. Dengan memperlajari embriologi kita dapat mengetahui asal usul terbentuknya zigot serta tahap-tahap pembentukan organ-organ serta sistem sirkulasi yang ada pada tubuh. Kehamilan dimulai dengan fertilisasi, pembelahan zigot, implantasi, gastrulasi sehingga terbentuk derivat-derivat (eksoderm,mesoderm,dan endoderm) yang nantinya akan membentuk organ-organ.

Upload: marthalht

Post on 18-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Makalah blok 4 Embriologi

TRANSCRIPT

Proses KehamilanMartha Leonora Haryatmo [email protected]

PendahuluanSemua di dalam kehidupan memiliki runtutan/tahap-tahap sebelum hal hal terjadi, begitu juga dengan kehamilan . Kehamilan dapat terjadi ketika ovum yang matang dibuahi oleh sel sperma , penyatuan kedua gamet jantan dan betina inilah yang akan menyebabkan terjadinya fertilisasi dan membentuk zigot/embrio. Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan awal dari organisme baik fungsional maupun struktural. Embriologi juga merupakan dasar dari ilmu kedokteran karena merupakan dasar dari mata kuliah tingkat lanjut lainnya. Dengan memperlajari embriologi kita dapat mengetahui asal usul terbentuknya zigot serta tahap-tahap pembentukan organ-organ serta sistem sirkulasi yang ada pada tubuh. Kehamilan dimulai dengan fertilisasi, pembelahan zigot, implantasi, gastrulasi sehingga terbentuk derivat-derivat (eksoderm,mesoderm,dan endoderm) yang nantinya akan membentuk organ-organ.

Pembahasan1.1 SkenarioRobby dan Wati merupakan sepasang suami istri yang baru menikah. Mereka ingin sekali mengetahui proses kehamilan. Mereka sepakat berkonsultasi kepada sahabat mereka dr.Darius dan dr. Darius pun dengan senang hati menerangkan proses yang terjadi pada waktu hamil.1.2 Rumusan Masalah Suami istri ingin mengetahui proses kehamilan 2. Fertilisasi 1,2,3,4,5Saat terjadi coitus puluhan juta sperma diejakulasikan ke dalam vagina, namun hanya beberapa ratus ribu yang dapat sampai ke bagian kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus yang dapat sampai ke bagian ampula tuba falopii dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. Pergerakan sperma dari serviks ke tuba terjadi melalui dorongan dirinya sendiri dibantu dengan gerakan cairan yang tercipta oleh silia uterus. Perjalanan dari serviks ke oviduk membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 7 jam , dan sesampainya di istmus motilitas menjadi berkurang dan berhenti bermigrasi. Sperma akan menunggu kedatangan sel telur atau masa ovulasi, pada saat ovulasi terjadi spermatozoa akan kembali motil dan berenang menuju ke ampula tuba falopii, dimana biasanya terjadi pembuahan. Untuk terjadinya fertilisasi ada beberapa faktor yang mempengaruhi , yaitu :I. Pihak laki-laki :a. Kualitas semen, semen yaitu cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar aksesoris, yang menentukan kualitas semen adalah jumlah sperma per ejakulat, semakin banyak sperma yang dikeluarkan maka semakin besar kemungkinan terjadinya fertilisasi, kualitas semen juga ditentukan oleh kepekatan (viskositas), normal 7,9 x viskositas air,pH normal semen adalah 7,2 -7,8.II. Pihak wanita :a. Fertilisasi akan dipengaruhi oleh saat ovulasi. Ovulasi normal akan terjadi sekitar pertengahan menstruasi ( 142 hari sebelum menstruasi yang akan datang)b. Sekret serviks, dimana tidak selalu dapat ditembus sperma, kekentalannya bervariasi, sesuai siklus menstruasi. Oosit akan diperkirakan akan mati 12 sampai 24 jam setelah ovulasi , bila tidak dibuahi. Sebelum membuahi oosit spermatozoa akan melalui kapasitasi dan reaksi akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,dimana pada manusia berlangsung sekitar 7 jam. Selama waktu ini suatu selubung glikoprotein dan protein plasma dari air mani dibuang dari selaput plasma yang meliputi daerah akrosom spermatozoa. Kapasitasi yang telah selesai memperkenankan berlangsungnya reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi dalam pendekatan segera terhadap oosit di bawah pengaruh zat yang dikeluarkan dari sel korona radiata dan oosit. Secara morfologis penyatuan pada banyak titik terjadi antara selaput plasma dan bagian luar selaput akrosom, memungkinkan pelepasan isi akrosom yang diperlukan untuk menembus korona radiata dan zona pelusida. Selama reaksi akrosom zat -zat yang dilepaskan antara lain : hialuronidase, diperlukan untuk menembus korona radiata, Zat mirip tripsin diperlukan untuk mencerna zona pelusida, dan zona lisin, melekat pada lapisan dalam selaput akrosom, juga diperlukan untuk membantu spermatozoa melewati zona pelusida.Tahap 1 : Penembusan Korona RadiataDari 200 hingga 300 juta spermatozoa yang diletakan dalam saluran kelamin wanita hanya 300 sampai 500 mencapai tempat tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan dan diduga bahwa yang lain nya membantu sperma yang akan membuahi dalam menembus sawar pelindung pertama gamet wanita ,korona radiata . Mula mula diduga bahwa enzim hialuronidase merupakan enzim yang penting di dalam pembuyaran sel korona. Pada saat ini diduga bahwa sel korona dibuyarakan oleh kegiatan bersama antara sperma dan enzim selaput lendir saluran telur .Tahap 2 : Penembusan zona pelusida Sawar pelindung kedua dari gamet wanita ditembus oleh sperma dengan bantuan enzim yang dilepaskan dari selaput akrosom lapisan dalam. Sekali spermatozoa menyentuh zona pelusida, ia akan melekat dengan kuat dan menembusnya dengan cepat. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma datang menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya enzim lisosomal yang berasal dari granul kortikal untuk mencegah terjadinya polispermi (reaksi zona)Tahap 3: Penyatuan sel oosit-spermaSetelah spermatozoa menyentuh selaput sel oosit, kedua selaput plasma bersatu. Karena selaput plasma yang meliputi pelindung kepala akrosom telah hilang selama reaksi akrosom, penyatuan saat ini terlaksanakan antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang dari kepala sperma. Pada manusia kedua kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal pada permukaan oosit.Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur ini menanggapi dengan tiga cara yang berbeda :1. Reaksi kortikal dan zona. Zona pelusida mengubah bentuk dan komposisinya,dengan menghilangkan tempat penerima khusus untuk spermatozoa ,enzim di granula-granula korteks dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida , menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatoozoa, pencegahan untuk terjadinya polispermi.2. Melanjutkan pembelahan miosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya segera setelah masuknya spermatozoa. Salah satu diantara sel anak hampir tidak mendapat sitoplasma dan dikenal dengan badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitif. Kromosomnya (22+X) tersusun dalam suatu inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita.3. Penggiatan metabolik sel telur. Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.Spermatozoa yang telah masuk ke vitelius kehilangan membran nukleusnya ,yang tertinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria [ada manusia berasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa ke dalam vitelius membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam fase metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua). Sesudah anafase kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin, pada seorang laki-laki satu X dan satu Y. Setelah pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X atau 22 kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin perempuan, sedang yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y tumbuh sebagai janin laki-laki.Hasil utama dari fertilisasi :a. pemulihan jumlah kromosom haploid, separuh berasal dari ayah dan separuhnya dari pihak ibu. Oleh karena itu zigot mengandung kombinasi kromosom, berbeda dengan kedua orang tuanya.b. penentuan jenis kelamin individu yang baru. Spermatozoa yang membawa X akan menghasilkan satu embrio wanita (XX), dan sebuah spermatozoa yang membawa Y akan menghasilkan calon janin laki-laki (XY)c. permulaan pembelahan , tanpa pembuahan oosit biasanya akan berdegenerasi 24 jam setelah ovulasi.3. Kehamilan (Gestasi)Dalam beberapa jam setelah pembuahan , mulailah pembelahan zigot terjadi, pembelahan zigot ini terjadi seiring dengan perjalanannya menuju dinding rahim tempat implantasi terjadi. Pembelahan ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Pembelahan sel secara mitosis ini mengakibatkan suatu pertambahan jumlah sel yang cepat. Proses pembelahan zigot ini disebut juga dengan cleavage, tidak terjadi pertambahan volume sel dalam proses ini, pada mamalia termasuk manusia tipe cleavagenya adalah holoblastik equal ( zigot membelah secara total menghasilkan blastomer yang sama besar). Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Sel ini di mana menjadi lebih kecil dengan setiap pembelahannya dikenal sebagai blastomer. Setelah tiga sampai empat kali pembelahan , zigot nampak mirip dengan buah arbei, dikenal sebagai morula. Tahap ini dicapai sekitar tiga hari setelah pembuahan seiring embrio sedang memasuki rahim. Pada saat 12- 16 sel , morula terdiri sekelompok sel yang terletak di tengah, massa sel dalam ( Inner cell mass) dan lapisan yang mengelilinginya , massa sel luar ( outer cell mass). Massa sel dalam akan menghasilkan jaringan embrio sedangkan massa sel luar akan membentuk trofoblas, yang kelak akan berkembang menjadi plasenta.

Gambar 1. Proses ovulasi, fertilisasi, pembelahan zigot, dan blastokis.

4. Implantasi1,2Implantasi terjadi kira-kira pada hari keenam setelah fertilisasi. Pada 4,5 hari setelah pembuahan , morula mulai memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus melalui zona pelusida ke dalam ruang antar sel massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel bersatu dan akhirnya terbentuklah suatu rongga yang disebut blastocele/blastokel. Pada saat ini embrio dikenal sebagai blastokista. Blastokista diselubungi oleh trofoblas. Trofoblas berperan penting dalam keberhasilan proses implantasi, produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotrophin (hCG)dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio.Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan endometrium, sel trofoblas di atas kutub embrioblas mulai menyusup di antara sel epitel endometrium pada hari keenam. Penembusan dan pengikisan sel epitel selaput lendir endometrium mungkin disebabkan oleh enzim proteolitik yang dihasilkan oleh trofoblas. Selaput lendir rahim sebaliknya menunjang kegiatan proteolitik blastokista, sehingga implantasi merupakan suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Pelekatan trofoblas pada endometrium disebabkan oleh L-selectin yang dihasilkan oleh trofoblas dan karbohidrat receptor yang terdapat pada epitel uterus.Pada perkembangan hari kedelapan blastokista sebagian terbenam di dlam stroma endometrium, pada daerah di atas embrioblas, trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan , selapisan dalam sel-sel berinti tunggal, sitotrofoblas, dan selapisan luar, zona berinti banyak tanpa batas yang jelas, sinsiotrofoblas atau sinsitium. Mitosis terjadi pada lapisan sitotrofoblas menyebabkan pembauran antara sinsiotrofoblas dengan sitotrofoblas.Inner cell mass ( embrioblas) juga berdiferensiasi menjadi 2 lapisan , selapis sel yang kecil, kuboid dikenal sebagai lapisan hipoblas,dan selapis sel kolumner tinggi, lapisan epiblas. Pada epiblas nanti akan terbentuk sebuah yang disebut amniotic cavity, sel epiblast yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut amnioblas. Endometrium yang berbatasan dengan daerah implantasi membesar dan terjadi peningkatan vascularisasi , kelenjar mensekresikan mukus dan glikogen.

Gambar 2. Warna hijau berinti banyak tanpa batas (sinsiotrofoblas), warna hijau dengan inti yang berbatas ( sitotrofoblas),

Pada hari kesembilan blastokista semakin dalam terbenam dalam endometrium, pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian di mana massa inner cell berada. Cacat penembusan pada permukaan epitel ditutupi oleh endapan fibrin. Trofoblas menunjukkan kemajuan perkembangan yang pesat, terutama pada kutub embrional, di mana vakuola-vakuola timbul pada sinsiotrofoblas. Bila vakuola-vakuola ini bersatu maka terbentuklah rongga yang besar, dan tahap perkembangan trofoblas ini dikenal sebagai tingkat berongga (lacunar stage).Sementara itu pada kutub embrional, sel-sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk suatu selaput tipis, dikenal sebagai selaput eksoselom (selaput Heuser), yang membatasi lapisan dalam sitotrofoblas. Selaput ini bersama dengan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kandung kuning telur primitif).Pada hari kesebelas sampai duabelas, blastokista sudah terbenam seluruhnya di dalam stroma endometrium, dan epitel permukaan menutupi hampir seluruh cacat pada dinding rahim. Trofoblas ditandai oleh rongga-rongga dalam sinsiotrofoblas yang membentuk suatu jalinan yang saling berhubungan. Ini adalah peristiwa yang khusus terjadi pada kutub embrional, akan tetapi pada kutub embrional, trofoblas tetap terutama terdiri atas sel-sel sitotrofoblas.Pada waktu bersamaan , sel-sel sinsiotrofoblas menembus lebih jauh ke dalam stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid . Rongga-rongga dalam sinsiotrofoblas kemudian berhubungan dengan sinusoid dan darah ibu memasuki susunan lakuna. Sementara trofoblas terus merusak, semakin banyak darah ibu dalam sinusoid mulai mengaliri susunan trofoblas, sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta.Sementara ini, sekelompok sel baru tampak di antara permukaan dalam sitotrofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung halus dan jarang, mesoderm ekstra-embrional, di mana mengisi semua ruang antara trofoblas di sebelah luar dan amnion serta serta selaput eksaselom di sebelah dalam. Segera rongga rongga besar menyatu , terbentuklah suatu rongga baru, dikenal sebagai selom ekstra embrional (extra embrionic cavity) . Rongga ini mengelilingi kandung kuning telur primitif dan rongga amnion kecuali pada tempat dimana cakram embrio berhubungan dengan trofoblas melalui tangkai penghubung . Mesoderm ekstra-embrional yang membatasi sitotrofoblas dan amnion disebut mesoderm ekstra embrional somatopleural ( Extra embryonic somatic mesoderm), yang menutupi kandung kuning telur dikenal sebagai mesoderm ekstra embrional splanknopleural (extra embryonic splanchnic mesoderm). Terjadi reaksi desidua yaitu sel-sel endometrium menjadi polihedral dan banyak mengandung glikogen dan lemak, ruang interseluler terisi dengan cairan dan jaringan sembab, mula-mula terbatas pada daerah di sekeliling tempat implantasi tetapi segera meluas ke seluruh endometrium.Pada hari ketigabelas cacat permukaan endometrium sudah sembuh , terkadang dapat terjadin pendarahan pada tempat implantasi karena meningkatnya aliran darah ke dalam rongga-rongga trofoblas. Oleh karena pendarahan ini terjadi kira-kira pada ari ke 28 daur haid, hal ini dapat disangka daur haid biasa dan menyebabkan ketidaktepatan dalam memperkirakan tanggal kelahiran yang diharapkan. Sel-sel sitotrofoblas berproliferasi dan mengadakan penetrasi ke dalam sinsiotrofoblas membentuk primary villi (jonjot-jonjot primer). Sementara itu lapisan benih entoderm menghasilkan sel tambahan yang pindah sepanjang selaput eksoselom bagian dalam . Sel ini bertambah banyak dan berangsur-angsur membentuk suatu rongga baru di dalam rongga eksoselom, dikenal dengan kandung kuning telur sekunder (secondary yolk sac/ definitive yolk sac) sedangkan sabgian dari eksoselomik cavity (primitive yolk sac) akan tersita dan menjadi kista eksoselom. Sementara itu selom ekstra embrional meluas dan membentuk suatu rongga yang besar disebut rongga korion. Mesoderm ekstra embrional melapisi permukaan dalam sitotrofoblas dan disebut lempeng korion (chorion plate). Satu-satunya tempat dimana mesoderm ekstra embrional melintasi rongga korion adalah di tangkai penghubung ( connecting stalk/ umbilical chord). Dengan adanya perkembangan pembuluh darah di dalamnya , tangkai penghubung akan menjadi tali pusat.4.1 Gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula sehingga blastula akan mengalami transformasi menjadi embrio berlapis tiga( gastrula), terjadi pada minggu ketiga. Proses gastrulasi akan menghasilkan 3 lapisan embrio yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive streak di permukaan epiblas, ujung kepala garis ini disebut dengan primitive node, terdiri atas daerah yang sedikit meninggi di sekitar lubang kecil. Sel epiblas berpindah ke arah garis sederhana (invaginasi) dengan bantuan fibroblast growth factor 8 (FGF8) untuk membentuk mesoderm dan sebagian yang sel mengadakan invaginasi menggantikan hypoblast membentuk endoderm. Sel yang berada di epiblast membentuk ectoderm.4.1.1 Derivat ectoderm Lapisan ektoderm akan membentuk organ sensorik : hidung,telinga, mata, susunan saraf pusat, kulit,rambut kuku, susunan saraf tepi, hipofisis, kelenjar keringat, kelenjar payudara, email gigi.Neurulasi adalah proses dimana neural plate membentuk neural tube.Pada akhir minggu ke 3 neural plate bagian lateral membentuk lipatan (neural fold )sedangkan dibagian tengahnya mengalami depressi (neural groove). Neural fol saling mendekat dan bersatu membentuk neural tube, memiliki 5 somit. Penutupan neuroporus posterior terjadi kira-kira pada hari ke 25 (tingkat 18- 20 somit), sedangkan neuroporus anterior menutup pada hari ke 27 (tingkat 25 somit). Susunan saraf pusat membentuk suatu bentuk tabung tertutup dengan bagian kaudal yang sempit, sumsum tulang belakang, dan bagian kepala yang jauh lebih lebar ditandai dengan sejumlah pelebaran, gelembung otak (forebrain, midbrain, dan hindbrain). Menjelang penutupan neural tube , pada daerah kepala embrio juga nampak 2 derivat ectoderm lainya, lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Pada perkembangan selanjutnya lempeng telinga akan berinvaginasi dan membentuk gelembung telinga, yang akan berkembang menjadi susunan pendengaran dan keseimbangan, lempeng mata juga akan berinvaginasi dan selama minggu kelima membentuk lensa mata.4.1.2 Derivat mesodermTerletak diantara lapisan ectoderm dan endoderm , mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan ikat jarang pada kedua sisi garis tengah. Akan tetapi menjelang hari ke 17 terjadi proliferasi dan penebalan yang disebut paraxial mesoderm, lebih ke lateral lapisan mesoderm tetap tipis dan disebut lateral plate/ lempeng lateral. Pada lateral plate terbentuk intercellular cavity sehingga lapisan terbagi menjadi 2 lapisan yaitu lapisan mesoderm somatik/parietal ( melapisi amnion) dan satu lapisan yang melanjutkan diri dengan mesoderm yang meliputi kandung kuning telur/ yolk sac , dikenal sebgai lapisan mesoderm splanknik/viseral. Kedua lapisan ini akan membentuk intraembryonic cavity. Jaringan yang menghubungkan mesoderm paraksial dan lempeng lateral disebut mesoderm intermediat. Menjelang akhir minggu ketiga, mesoderm paraksial terpecah kedalam kelompok-kelompok sel epiteloid, somit. Pada hari ke 20 somit pertama terbentuk , jumlah somit dpaat menentukan umur embrio. Somit akan berdiferensiasi menjadi Sclerotome yang akan membentuk komponen tulang rawan, Myotome yang akan membentuk komponen otot, dan Dermatome yang akan membentuk dermis bagian belakang. Mesoderm intermediat akan membentuk nephrotomes yang nantinya akan membentuk susunan ekskresi /kemih.Lapisan-lapisan mesoderm parietal bersama ektoderm disekitarnya akan membentuk dinding lateral dan ventral tubuh ( peritoneal, pleura, pericardium , cairan serosa, dermis depan dan anggota tubuh, tulang dan jaringan penyambung anggota tubuh dan sternum). Visceral bersama endoderm akan membentu dinding saluran cerna dan membran serosa yang melapisi organ. FGF 2 akan menginduksi sel mesoderm sehingga terbentuk blood island di sekitar dinding yolk sac hemangioblast ( di induksi oleh vascular endothelial growth factor (VEGF),bersifat sementara. Tebentuk pembuluh darah dengan 2 cara yaitu vasculogenesis dan angiogenesis.4.1.3 Derivat endoderm Saluran pencernaan atau gastroinstestinal merupakan susunan organ utama yang berasal dari lapisan behi endoderm. Pembentukannya sangat tergantung pada pelipatan embrio ke arah cephalic dan caudal dan lateral. Pelipatan cepalo-caudal terutama disebabkan oleh pertumbuhan yang cepat, memanjang dari susunan saraf pusat sedangkan pelipatan melintang/lateral dihasilkan dengan pembentukan pertumbuhan somit yang cepat. Karena itu, pembentukan usus yang menyerupai tabung merupakan kejadian yang pasif dan terdiri dari penyusupan dan pencangkupan sebagian endoderm yang membatasi kandung kuning telur ke dalam rongga tubuh. Sebagai akibat tambahan dari gerak pelipatan,hubungan antara embrio dan kandung kuning telur yang pada mulanya melebar menjadi menyusut sehingga hanya tertinggal sebuah saluran yang sempit dan panjang ductus vitellinus. Gut tube terbagi menjadi 3, fore gut, mid gut dan hind gut, mid gut masih berhubungan dengan yolk sac melalui duct vitelline. Didaerah cephalic foregut tertutup oleh membran lapisan ectoderm dan endoderm yang dinamakan oropharyngeal ,memisahkan derivat endoderm dengan ectoderm. Pada minggu ke 4 membran ini akan pecah dan menyebabkan terhubungnya oral cavity dan primitive gut . Hindgut tertutup lapisan membran cloacal , memisahkan proctodeum dengan upper anal, pada minggu ke 7 cloacal membrane pecah membentuk primitive anal. Derivat endoderm adalah Epitel yang melapisi saluran pernapasan, parenkim tiroid, paratiroid, liver, dan pankreas., stroma tonsil dan thymus, epitel yang melapisi urinary bladder dan urethra, epitel yang melapisi rongga timfani dan auditory tube.

PenutupProses kehamilan merupakan proses yang kompleks, yang bermula ketika sel sperma membuahi sel telur yang matang (fertilisasi), setelah pembuahan terjadi maka terbentuklah zigot yang akan teruk membelah membentuk morula, blastula dan gastrula, dari proses gastrulasi akan terbentuk 3 lapisan penting yaitu endoderm,mesoderm, dan ectoderm yang nantinya akan berubah menjadi organ-organ didalam tubuh kita.

Daftar Pustaka1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 20102. Embriologi Kedokteran.Diterjemahkan oleh : Susanto I. Ed 5. Jakarta: EGC,19883. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman, 19834. Aryulina D, Muslim C . Biologi 2. Erlangga,20065. Pregnancy and Human Development. Diunduh dari : http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio211/chap28/chap28.htm6. Gambar diunduh dari : http://menujukehamilan.blogspot.com/2009/07/implantasi-pembentukan-plasenta.html