makalah parkinson dan kardiovaskuler
DESCRIPTION
parkinsonTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala curahan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang
berjudul”Gangguan pada Sistem Saraf Pusat ( Syndrome Parkinson)” dapat
diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan .Tim penulis mengakui
bahwa makalah ini ditulis untuk menunjang bahan presentase kami dan
sebagai referensi kedepannya untuk para pembaca.
Kami berharap dengan kehadiran makalah ini dapat memperkaya
wawasan tentang materi yang kami bahas dan dapat bermanfaat untuk
mahasiswa dan masyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari standar
kesempurnaan.Oleh karena itu,sangat diharapkan saran dan masukan dari
pem baca dan dosen,baik menyangkut isi maupun penulisan.
Salam sukses,semoga bermanfaat.Amin.
Makassar,14 Maret 2014
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar belakang
Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan
ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat,
kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit
Parkinson adalah gangguan otak degeneratif yang paling banyak ditemukan
kedua, setelah penyakit Alzheimer. Parkinson lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan wanita. Paling sering, gejala dimulai ketika orang di sekitar usia
60 tahun. Gejala khas dari penyakit parkinson termasuk kekakuan (rigiditas),
gemetar (tremor), gerakan yang lambat /pelan, dan gangguan keseimbangan.
Oleh karena gejala-gejala tersebut, penderita parkinson beresiko jatuh dan
terjadi patah tulang . Perawatan parkinson termasuk kombinasi obat-obatan
dan fisioterapi - dan, dalam beberapa kasus, opersi (pembedahan). .
Parkinson adalah penyakit 'degeneratif kronis', yang berarti bahwa
perkembangan penyakit ini akan semakin buruk dari waktu ke waktu, namun,
penyakit parkinson biasanya tidak menyebabkan kematian. Beberapa orang
menderita parkinson selama 20 sampai 30 tahun dan memiliki perkembangan
lebih lambat serta penurunan mobilitas dalam jangka waktu yang panjang.
Namun bagi orang lain, parkinson bisa berlangsung lebih cepat, dan mereka
mungkin mengalami kesulitan bergerak dan penurunan mobilitas hanya
dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Efek dari penyakit parkinson berbeda-beda
pada setiap orang, sehingga jenis terapi dan rencana perawatan akan
dirancang setelah fisioterapis melakukan pemeriksaan dengan seksama.
Fisioterapis akan membantu penderita parkinson untuk tetap aktif dan
semandiri mungkin. Penderita parkinson akan diajarkan latihan khusus dan
teknik untuk melawan gejala Parkinson.
Vasodilator adalah golongan obat yang telah terbukti dapat
menyebabkan peningkatan diameter vaskuler baik sistim arteri ataupun vena
melalui mekanisme relaksasi otot polos vaskuler.. vasodilator juga
merupakan agen yang berfungsi untuk memperlebah pembuluh darah,
penggunaa ini sering digunakan pada penderita hipertensi yaitu peningkatan
tekanan tekanan darah di atas bats normal yang diakibatkan karena adanya
penyempitan pembuluh darah sehingga vasodilator berfungsi untuk
memperlebar pembuluh darah yang telah menyempit agar kembali pada
fungsinya, ada beberapa obat yang berfungsi sebagai vasodilator dalam
tubuh manusia. Obat obat diantaranya adalah Isoxsuprine, Buflomedil,
Pentoxifylline, Nicergolin.
Obat Vasodilatasi perifer adalah pelebaran diameter pembuluh darah
dan arteri . Hal ini akan menurunkan tekanan darah dan membantu jantung
berdenyut dengan baik. Obat vasodilator adalah golongan obat yang telah
terbukti dapat menyebabkan peningkatan diameter vaskuler baik sistim arteri
ataupun vena melalui mekanisme relaksasi otot polos vaskuler.
2) Rumusan masalah
1) Apa pengertian Syndrome Parkinson?
2) Apa penyebab Syndrome Parkinson?
3) Bagaimana ciri-ciri/gejala penderita Syndrome Parkinson?
4) Bagaimana cara mendiagnosa Syndrome Parkinson?
5) Bagaimana cara penatalaksanaan Syndrome Parkinson melalui
terapi dan alat fisioterapi?
6) Apa saja obat yang berfungsi sebagai vasodilator
7) Bagaimana kaitan fisioterapis dengan obat fasodilator ?
3) Tujuan penulisan
Untuk mengetahui cara penatalaksanaan Syndrome Parkinson
melalui modalitas fisioterapi. Serta vasodilator yang berkaitan dengan
fisoterapis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Parkinson
1) Pengertian Syndrome Parkinson
Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan
ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat
istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan
otot.Penyakit Parkinson dalah gangguan susunan saraf pusat dengan
topis lesi pada ganglion, terutama Nucleus caudatus dan Putamen
( yang mensekresi Dufamin dari Substansia nigra dan Globus palidus ).
Dufamin berfungsi sebagai kontrol ( mengendalikan ) Kortex dan
Thalamus. Kerusakan Substansia nigra dan Globus palidus tidak akan
mensekresi Dufamin, sehingga informasi yang berlebihan tidak dapat
dihambat oleh Dufamin. Selain itu Dopamine menjadi mediator yang
dibutuhkan otak untuk mengatur dan mengkoordinasi kapan dan jenis
gerakan yang harus dilaksanakan oleh otot. Normalnya, dopamine
dihasilkan oleh sel-sel saraf tertentu di otak, bila sel saraf tersebut rusak
sehingga produksi dopamine berkurang maka kemampuan otak
mengatur dan mengkoordinasi gerakan akan terganggu dengan risiko
timbul gerakan yang abnormal.
2) Penyebab Syndrome Parkinson
Penyebab dari Parkinson ialah diopatik berupa degenerasi, infeksi, sklerosis,
serangan stroke dan trauma. Salah satu penderita Parkinson ialah mantan
petinju nomor satu dunia, ialah Muhammad Ali. Ia menderita Parkinson yng
disebabkan oleh trauma kepala. Memang selama jadi petinju, ia hampir
selalu mendapatkan trauma kepala berupa pukulan. Pukulan-pukulan di
kepala inilah yang menjadi penyebab ia menderita Parkinson.
Faktor yang diduga berperan terjadinya penyakit Parkinson ialah :
1. Usia, penyakit Parkinson umumnya terjadi ada usia 50 – 70 tahun,
dengan bertambahnya usia kemungkinan terkena penyakit Parkinson
makin besar.
2. Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko daripada wanita
3. Merokok
4. Pekerjaan, khususnya petani karena risiko terpapar pestisida/herbisida
lebih besar
3) Ciri-ciri / gejala-gejala Syndrome Parkinson
Gejala penyakit parkinson bisa sangat ringan pada awalnya. Gejala awal
yang umum adalah tremor di satu tangan, terutama saat sedang beristirahat.
Ini mungkin terlihat seperti memilin pil antara ibu jari dan telunjuk. Tremor
juga bisa terjadi di kaki atau rahang saat beristirahat. Tanda-tanda lain dari
penyakit parkinson adalah:
1. Tremor, yaitu bergetar terus menerus. Dimulai dari ujung jari tangan
dan terus menjalar. Tremor bisa terjadi saat beraktivitas atau bahkan
ada yang terjadi walau sedang istirahat atau diam.
2. Bradikinesia, yaitu gerakan yang berlebihan.
3. Rigiditas, yaitu gerakan terlihat kaku yang disebabkan oleh tonus otot
yang meningkat.
4. Postur atau sikap tubuh yang karakteristik :
(1) tubuh condong ke depan, (2) bahu abduksi, (3) siku fleksi 90˚, (4)
pergelangan tangan ekstensi, (5) HIP dan lutut semifleksi.
5. Ekspresi wajah khas, tak ada ekspresi seperti topeng : (1) pandangan
terlihat kososng, (2) blinking : reflek kedip mata menurun, (3) seperti
mengagumi sesuatu.
6. Gaya bicara juga karakteristik : suaranya monoton dan melengking,
hal ini disebabkan oleh pita suara yang kaku.
7. Kelemahan otot-otot secara general, sehingga daya tahan tubuh
kurang baik.
8. Gangguan sensoris berupa : (1) sakit kepala, (2) kram, (3) terjadi
aktivasi kelenjar Sudorivera, sehingga keringat berlebih.
9. Kekakuan pada otot yang menyebabkan rasa tidak nyaman di
leher,batang tuibuh,atau bahu.
Gejala-gejala lainnya:
1. Kesulitan memperhatikan tugas untuk jangka waktu yang panjang atau
membagi perhatian lebih dari satu tugas.
2. Kelelahan
3. Kurangnya motivasi
4. Depresi
Masalah Utama Parkinson :
1. Rigiditas, sehingga potensial untuk terjadinya kontraktur otot.
2. Menurunnya lingkup gerak sendi ( LGS ) pada ekstrimitas atau trunk.
3. Menurunnya nilai kekuatan otot.
4. Koordinasi gerak terganggu.
5. Postur yang tidak benar.
6. Pola jalan yang tidak terkontrol.
7. Kemampuan aktivitas sehari-hari ( ADL ) menurun.
8. Gangguan mobilisasi thorak, sehingga pernafasan terganggu.
9. Gangguan memori, memori yang baru masuk cepat hilang.
4) Cara Mendiagnosa Syndrome Parkinson.
Tidak ada tes spesifik seperti x-ray atau scan kepala yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi penyakit parkinson, sehingga menjadi sulit untuk
mendiagnosanya.
Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
neurologis. Jika fisioterapis mencurigai Anda memiliki gejala parkinson, Anda
mungkin akan dirujuk ke dokter ahli saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis penyakit parkinson dapat dilakukan jika:
1. Setidaknya 2 dari tanda-tanda utama dari parkinson - tremor saat
istirahat, gerakan yang lambat, atau kekakuan otot
2. Perbaikan gejala yang signifikan dengan pemakaian levodopa, obat
untuk mengobati penyakit parkinson.
Hal yang harus diperhatikan oleh penderita Parkinson
1. Perlu pemantauan berkala oleh dokter,2. Ubah pola hidup sehat,3. Hindari bergerak dengan cepat,4. Hindari membawa barang saat berjalan,5. Usahakan selalu menantap ke depan saat berjalan jangan menunduk
ke bawah,6. Hindari memutar badan secara paksa.
5) Penatalaksanaan Syndrome Parkinson melalui modalitas fisioterapi.
Efek dari penyakit parkinson berbeda-beda pada setiap orang, sehingga jenis
terapi dan rencana perawatan akan dirancang setelah fisioterapis melakukan
pemeriksaan dengan seksama.
Pemeriksaan mencakup beberapa pertanyaan tentang bagaimana penyakit
parkinson mempengaruhi kehidupan penderita parkinson, aktivitas harian apa
saja yang sulit dilakukan? Fisioterapis juga akan melakukan serangkaian tes
dan pemeriksaan postur tubuh , kekuatan, fleksibilitas, cara berjalan,
keseimbangan, dan koordinasi.Fisioterapis akan membantu penderita
parkinson untuk tetap aktif dan semandiri mungkin. Penderita parkinson akan
diajarkan latihan khusus dan teknik untuk melawan gejala
parkinson.Tergantung pada tingkat keparahan penderita parkinson-program
terapi parkinson biasanya difokuskan untuk membantu penderita:
1. Meningkatkan tingkat kebugaran, kekuatan, dan fleksibilitas
2. Mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk masuk dan keluar
dari tempat tidur, kursi, dan mobil
3. Miring di tempat tidur lebih mudah
4. Berdiri dan berbalik untuk mengubah arah menjadi lebih efisien.
5. Meningkatkan kelancaran dan koordinasi berjalan
6. Meningkatkan kemampuan penderita parkinson untuk melakukan
gerakan tangan
7. Mengurangi risiko jatuh,
8. Naik turun tangga dan trotoar,
9. Melakukan lebih dari 1 tugas pada satu waktu lebih efisien,
10.Berpartisipasi dalam kegiatan yang penting bagi penderita parkinson.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengelola gejala parkinson mungkin
memiliki efek langsung. Misalnya, gerakan biasanya jauh lebih mudah
setelah minum obat tertentu. Fisioterapis mengetaui waktu yang tepat untuk
latihan, dan beraktivitas didasarkan pada jadwal dan efek dari obat untuk
mendapatkan hasil terbaik.Penyakit parkinson bisa membuat kegiatan sehari-
hari memakan banyak waktu dan membuat frustasi. Fisioterapis bisa menjadi
partner bagi panderita parkinson dan keluarganya untuk membantu
memerangi dan mengelola gejala parkinson. Sesuai perubahan kondisi
penderita, program terapi akan disesuaikan untuk membantu penderita
menjadi lebih independen dan seaktif mungkin.Penggunaaan tongkat,
walker , atau walker dengan roda, bermanfaat bagi beberapa penderita
parkinson. Fisioterapis dapat membantu penderita parkinson untuk
menentukan apakah salah satu perangkat ini berguna. Selain itu, fisioterapis
juga dapat membuat saran perubahan lingkungan rumah untuk
mengoptimalkan fungsi sehari-hari agar aman dan efisien bagi penderita
parkinson.
Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasakan efek baik
atau positif dari pada terapi fisik. Pada pasien yang termotivasi,terapi
ini dapat dilakukan di rumah,dengan diberikan petunjuk atau latihan
contoh di klinik terapi fisik itu. Program terapi fisik pada penyakit
Parkinson merupakan program jangka panjang, dan jenis terapi
disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit,
misalnya perubahan pada rigiditas, tremor, dan hambatan lainnya.
Terapi fisik,yang memberikan keuntungan psikologis dan fisik, jangan
diabaikan sebagai suatu cara terapi pada penyakit Parkinson. Trapi
fisik penting untuk latihan berjalan,keseimbangan,fleksibilitas,dan
latihan luas gerakan. Penggunaan tongkat atau walker dapat membuat
pasien lebih mobilitas dan mencegah jatuh.
Berkumpul sesame penderita ada manfaatnya. Mereka saling
bertukar informasi mengenai kiat-kiat yang mereka digunakan
mengatasi hambatannya. Fisioterapi membantu mencegah akibat
buruk dari imobilitas seperti kontraktur dan rasa nyeri. Latihan seperti
stretching, jalan atau berenang bermanfaat bagi pasien Syndrome
Parkinson. Walaupun fisioterapi diterapkan secara luas,namun sedikit
diteliti mengenai efektivitasnya serta spesifisitasnya. Pada suatu
penelitian terhadap
Modalitas alat terapi untuk penderita Syndrome Parkinson:
Wii Balance Board dilaporklan sebagai salah satu aksesoris Nitendo Wii yang
memiliki kelebihan dapat digunakan untuk terapi penderita Syndrome
Parkinson. Perangkat yang mengharuskan gamer untuk menjaga
keseimbangannnya saat berdiri di atasnya tersebut, ditemukan oleh sejumlah
peneliti dapat membantu penderita Parkinson untuk mengurangi resiko
terjatuh. Sesuai fungsi Wii Balance Board, penderita Parkinson di latih untuk
mempertahankan keseimbangan. Adapun lama waktu yang disarankan
berkisar 60 menit setiap harinya,di mana sesi latihan dilakukan setiap 20
menit,yang berarti harus dilakukan 3 kali sehari. Kemampuan Wii Balance
Board untuk merangsang sistem saraf pusat,membuatnya berpotensi
berguna dalam rehabilitasi masalah keseimbangan pada pasien penyakit
Parkinson.
B. Vasodilator
1. Pengertian vasodilator
Vasodilator adalah golongan obat yang telah terbukti dapat
menyebabkan peningkatan diameter vaskuler baik sistim arteri ataupun
vena melalui mekanisme relaksasi otot polos vaskuler.. vasodilator juga
merupakan agen yang berfungsi untuk memperlebah pembuluh darah
Vasodilatasi perifer adalah pelebaran diameter pembuluh darah
dan arteri . Hal ini akan menurunkan tekanan darah dan membantu
jantung berdenyut dengan baik. Obat vasodilator adalah golongan obat
yang telah terbukti dapat menyebabkan peningkatan diameter vaskuler
baik sistim arteri ataupun vena melalui mekanisme relaksasi otot polos
vaskuler.
2. Obat yang berfungsi sebagai vasodilator
a. Isoxsuprine adalah obat golongan vasodilator. Isoxsuprine
membuat vena dan arteri relaksasi, sehingga saluran darah
tersebut melebar dan membuat darah lebih mudah mengalir.
Aksi kerja tersebut dapat membantu pengobatan gejala seperti
aliran darah ke otak lambat, arteriosklerosis (pengerasan dari
arteri), fenomena Raynauld's dan kondisi lainnya yang
berhubungan dengan tidak lancar aliran darah di vena dan
arteri.
b. Flunarizine adalah obat dari golongan kalsium antagonis/
penghambat kalsium. Penghambat kalsium mempengaruhi
pergerakan kalsium ke dalam sel dari jantung dan peredaran
darah. Sehingga peredaran darah melemas dan meningkatkan
suplai darah dan oksigen ke jantung akibatnya mengurangi
kerja jantung. Flunarizine digunakan untuk mencegah sakit
kepala migren.
c. Citicoline dalam pengembangan awalnya digunakan sebagai
obat stroke, dan sekarang diselidiki untuk digunakan sebagai
obat penyakit alzheimer. Dan dapat mencegah jaringan otak
dari infark cerebral akibat stroke iskemik.
d. Buflomedil bekerja secara langsung sebagai vasodilator, dan
bisa digunakan untuk permasalahan selulit, peredaran darah,
stretch marks, dan nyeri. Juga biasa digunakan untuk
pengobatan impotensi.
e. Nimodipin digunakan untuk pengobatan gejala yang disebabkan
dari satu pecahnya saluran darah di otak (hemorrhage). Obat ini
meningkatkan aliran darah ke jaringan otak yang terluka.
Nimodipin berbentuk kapsul untuk diminum secara oral. Jika
pasien tidak bisa menelan kapsul, dapat diberikan melalui pipa
makanan yang dimasukan ke pencernaan. Biasanya diberikan 4
jam sekali selama 21 hari. Nimodipin diminum pada waktu perut
kosong, baik 1 jam sebelum makan, atau 2 jam setelah makan.
Pengobatan dengan obat ini dimulai 4 hari setelah hemorrhage
otak.
f. Pentoxifylline digunakan untuk meningkatkan aliran darah pada
pasien dengan masalah sirkulasi darah untuk mengurangi nyeri,
kram dan lemah di bagian tangan atau kaki. Obat ini bekerja
dengan cara mengurangi kekentalan (viskositas) darah. Dengan
perubahan itu membuat darah mengalir lebih mudah, terutama
pada saluran darah yang sempit pada kaki atau tangan.
g. Nicergolin adalah derivat ergot yang sekarang digunakan untuk
mengatasi permasalahan kognitif, afektif dan kekacauan
tingkah laku pada orang tua. Awalnya obat ini digunakan
sebagai obat vasoaktif dan untuk pengobatan cerevascular
disorder. Kini ditemukan kegunaan lain yang rasional sebagai
obat pada pengobatan segala bentuk demensia, termasuk
penyakit Alzheimers.
h. Cinnarizin menghambat kontraksi vaskular pada sel otot polos
dengan menghambat saluran kalsium. Cinnarizin meningkatkan
deformabilitas eritrosit dan menurunkan viskositas darah dalam
penelitian. Cinnarizin mencegah stimulasi dari sistem vestibular.
Digunakan untuk permasalahan vertigo, pusing, tinitus,
nystagmus, mual dan muntah.
i. Naftidrofuryl oksalat bekerja dengan dua cara. Pertama, obat ini
menyebabkan saluran darah membesar. Kedua, obat ini
meningkatkan kemampuan sel untuk membuang sampah.
Kedua kemampuan ini berguna dalam pengobatan dari
kerusakan yang disebabkan oleh berkurangnya suplai darah
pada beberapa bagian tubuh. Pada penyakit vaskular periferal,
dimana saluran darah yang sangat sempit, darah dan suplai
oksigen ke sel di tangan, tungkai atau kaki berkurang.
Oksigen berguna bagi sel untuk membuang sampah dari sel,
sehingga dengan keadaan tersebut sampah dapat menumpuk.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sel dan menjadi
penyebab rasa nyeri, kram dan pendarahan. Terutama bila
kerusakan aliran darah terjadi di otak akan merusak sel otak,
sehingga menimbulkan gejala seperti bingung dan kemunduran
mental.
Naftidrofutyl memperbaiki gejala tersebut dengan meningkatkan
suplai darah dan oksigen pada daerah yang bermasalah dan
juga meningkatkan kemampuan sel untuk membuang sampah
sel, walaupun dalam kondisi suplai oksigen rendah.
Kegunaan ; kerusakan aliran darah di otak (cerebral
insufficiency)
3. Pengobatan
Berberapa penyakit yang dapat ditangani oleh obat vasodilator adalah seperti penyakit gagal jantung. Gagal jantung ini terjadi salah satunya diakibatkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah.
Tujuan pengobatan adalah Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokardium dengan preparat farmakologi, dan Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diet dan istirahat.
Terapi FarmakologisGlikosida jantung. Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema Terapi diuretik. Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan hrs hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hypokalemia Terapi vasodilator.Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan Dukungan diet: Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.
Prinsip Penanganan Fisioterapi
Prinsip terapi pada penderita cardiac failure adalah : untuk menghilangkan atau mengurangi penyebap failure dengan :
- Mengurangi kebutuhan jantung selama failure(serangan )
- Memperbaiki fungsi myocardium.
- Mengurangi cairan extraceluler dan volume plasma.
- Menghilangkan penyebap mungkin dapat dilakukan dengan cara operasi atau hypertensi dengan obat hipertensi, infeksi paru dengan antibiotik dan fisioterapi dan lain – lain.
- Mengurangi kebutuhan Myocardium : memerlukan istirahat dengan kursi yang memakai lengan,cardiac bed dengan kedua tungkai bebas ( tergantung ) atau halflying serta mengurangi ketakutan atau kecemasan dengan banyak tidur .istirahat biasanya diberikan dalam satu periode kira – kira 3 minggu atau sampai udem berkurang..
- Relaksasi diajarkan pada pasien yang sangat tegang untuk memperbaiki kemampuannya istirahat.
Alat Fisioterapi yang berfungsi sebagai vasodilator :
1. SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)
Pengertian SWD Terapi panas penentrasi dalam dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang
gelombang 11 m. Tujuan Pemberian SWD Memperlancar peredaran darah,
mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan
kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam,
dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda
adequat, pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd
elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½
terapi diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk
organ pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local &
dangkal
Indikasi SW
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd
musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi
ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu
latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah)
Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan
sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit
pembuluh darah arteri.Teknik aplikasi SWD Pre pemanasan alat 5-10 menit,
jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit,
intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman
mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang
elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn
toleransi pasien.
2. MICROWAVE DIATHERMY (MWD)
Pengertian MWD Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang
mikro dlm bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk
dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25
arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif
pada otot
Indikasi MWD Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot
(efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan
pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan
saraf perifer (neuralgia neuritis) Kontraindikasi MWD Adanya logam,
gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang
banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan
sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada
pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM
berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi. Efek fisiologis yang ditimbulkan
dari pemberian MWD Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal
jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan
vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan
vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur
pada daerah lokal.
Teknik aplikasi MWD:
• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit
• persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien
senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat
2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi
pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah
: thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)
3. ULTRASOUND (US)
Pengertian US Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1
atau 3 MHz(>20.000Hz).Tujuan pemberian US Mengurangi ketegangan otot,
mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen jaringan
(dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam dlm setiap
media: • Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz • kulit : penentrasi
36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm • tendon : penentrasi 21 mm
pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Otot : penentrasi 30 mm pada
frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Lemak : penentrasi 165 mm pada
frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm • 3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz •
intensitas terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang
0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ. •
Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan
1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit,
pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak
langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel,
water oil, pasta analgetik, water). Syarat media coupling à harus steril, tidak
terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat.
B. Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini
dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata
permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water pillow à
kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata;
medium antara sisi kantong – kulit, sisi kantong – tranduser. Teknik Aplikasi
US • Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah
terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada
pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya
seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg
rusak sehingga akan mengurangi nyeri” • Persiapan alat • Persiapan pasien
Penatalaksanaan US • Berikan gel pada daerah yang akan diterapi • Ratakan
gel dgn tranduser, nyalakan alat • Timer ditentukan dari = luas area dibagi
dengan luas ERA • Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi : • aktivitas
tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²) • aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2
W/cm²) • aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²) • Intensitas/durasi : pada
kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à continous • Ultrasound
dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata),
penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm
• Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x
lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area
konvergen 3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek
micromassage -> dilatasi -> inflamasi
> Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas
ringan sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi
di jaringan di sekitarnya
> Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan
sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à
menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri.
Indikasi US kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya
jaringan parut (scar tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan
perlengketan jaringan lunak (otot, tendon, ligament). Kondisi inflamasi kronik ;
oedema -> gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi
Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus
Pulposus, Low Back Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.
Kontra indikasi US jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak),
jaringan yang baru sembuh, jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah
yang sirkulasi darahnya tidak adekuat,infeksi bakteri spesifik