makalah gangguan sistem kardiovaskuler

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menuanya organ tubuh tak lebih dari sebuah proses alamiah. Namun, sangat sulit membedakan antara penuaan normal yang tidak bisa dicegah dengan kerusakan organ akibat penuaan yang sebenarnya dapat dicegah,Dari seluruh penyakit yang mendera manusia,penyakit kardiovaskular menempati urutan paling atas.Kerusakan akibat penuaan biasanya akan mengalami dua macam interaksi,yang berasal dari penuaan itu sendiri atau proses patologis yang mengikuti penyakit jantung tersebut. Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan.Di seluruh dunia,jumlah penderita penyakit ini terus bertambah.Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.Angka harapan hidup yang semakin meningkat ditambah peningkatan golongan usia tua semakin memperbesar jumlah penderita penyakit jantung yang sebagian besar diderita oleh orang tua. Sebagian besar penderita lansia tidak memiliki kelainan pada fungsi sistolik,namun mengalami kelainan 1

Upload: alex-rahma

Post on 06-Aug-2015

1.193 views

Category:

Documents


67 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menuanya organ tubuh tak lebih dari sebuah proses alamiah. Namun,

sangat sulit membedakan antara penuaan normal yang tidak bisa dicegah dengan

kerusakan organ akibat penuaan yang sebenarnya dapat dicegah,Dari seluruh

penyakit yang mendera manusia,penyakit kardiovaskular menempati urutan

paling atas.Kerusakan akibat penuaan biasanya akan mengalami dua macam

interaksi,yang berasal dari penuaan itu sendiri atau proses patologis yang

mengikuti penyakit jantung tersebut.

Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan.Di seluruh

dunia,jumlah penderita penyakit ini terus bertambah.Ketiga kategori penyakit ini

tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring

dengan berubahnya pola hidup.Angka harapan hidup yang semakin meningkat

ditambah peningkatan golongan usia tua semakin memperbesar jumlah penderita

penyakit jantung yang sebagian besar diderita oleh orang tua.

Sebagian besar penderita lansia tidak memiliki kelainan pada fungsi

sistolik,namun mengalami kelainan diastole.Sementara itu,hampir 75 persen

pasien geriatri menderita gagal jantung,hipertensi dan atau penyakit arteri

koroner.Gejala dan tanda gagal jantung akibat penuaan relatif sama pada gagal

jantung orang muda, namun biasanya gejala klinis dan keluhan utama pasien tua

seringkali berbeda dan sangat tersembunyi. Biasanya pasien tidak sadar dengan

penyakitnya, yang dia alami ialah sebuah perasaan yang tidak berharga, tidak

berguna, dan relatif menerima keadaan apa adanya seiring dengan bertambahnya

usia. Namun biasanya, karena gagal jantung orang tua cenderung berupa

kegagalan diastol, maka gejalanya akan timbul tiba – tiba dan membuat orang tua

jadi uring – uringan.

1

Page 2: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui serta memahami tentang penyakit-penyakit sistem

kardiovaskuler yaitu endokarditis, kelainan katub,penyakit jantung

rematik,kelainan jantung bawaan,dan hypertensi serta penatalaksanaannya.

2

Page 3: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

BAB II

PEMBAHASAN

Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu kardio (jantung) dan vaskuler

(pembuluh darah).Jadi penyakit kardiovaskuler adalah adalah penyakit yang

mengganggu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung dan urat-urat

darah.

Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner,

tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit

jantung rematik

Penyakit kardiovaskuler sendiri biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola

makan, dan aktivitas sehari-hari yang dijalani si pelaku yang tidak memperhatikan

kesehatan.

3

Page 4: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

2.1 Endokarditis

Infeksi endokarditis merupakan peradangan endokardium atau katup-

katup jantung. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan keganasan dan

penyebab yaitu endokarditis bakterial akut dan endokarditis bakterial

subakut.

Penyebab

Infeksi bacterial akut disebakan oleh staphylococcus aureus,

sedangkan subakut biasanya disebabkan oleh streptococusviriden atau

staphylococcus aureus (jarang). Kedua penyakit ini dapat sebagai

kelanjutan dari demam reumatik, syphilis atau penyakit jantung

kongenital. Endokarditis bacterial merupakan penyakit pada usia muda

dan dewasa pertengahan. Resiko terhadap penyakit ini meningkat bila

ada kontak dengan infeksi, misalnya melalui tindakan pembedahan,

pencabutan gigi atau pembedahan genitourinaria. Propilaktis dengan

antibiotika (penicidilin) diberikan sebelum tindakan pembedahan sebagai

tindakan pencegahan. Resiko terhadap endokarditis, juga meningkat pada

penderita demam reumatik. Tindakan pemebedahan jantung terbuka

untuk memperbaiki katup jantung atau memasukkan anomary artery by

pass grafts, mempunyai insiden yang meningkat. Beberapa ahli yakin

bahwa ada sekitar 1% pasien yang dilakukan pembedahan jantung

mengalami endokarditis pada post operasi. Proses inflamasi

menyebabkan klasifikasi dan jaringan parut pada katup-katup dan

endokardium dapat mengakibatkan insufisiensi valvular atau stenosis

Gejala dan tanda

Serangan endokarditis bacterial akut yang tiba-tiba dan ditandai

dengan demam tinggi, menggigil, diaporensis, leukositosis, dan murmur

jantung. Emboli mungkin dilepaskan bila fragmen-fragmen infeksi pada

katup menjadi rusak dan berjalan ke otak menyebabkan kematian/stroke,

atau ke ginjal menyebabkan gagal ginjal. Dalam beberapa hari

4

Page 5: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

berikutnya dapat terjadi gagal jantung bila katup-katup tidak berfungsi.

Serangan endokarditis bacterial sub-akut dengan tanda-tanda yang

nampak adalah: malaise, demam, menggigil, perspirasi, nyeri pada

persendian dan petechiae. Diagnose ditegakkan dengan kultur darah.

Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi.

Penatalaksanaan

Pasien perlu dirawat dan istirahat total selama 2 sampai 6 minggu

sampai infeksi teratasi. Untuk menurunkan demam, diberikan antibiotika

piretika. Bila terjadi gagal jantung atau kerusakan ginjal maka harus

dilakukan pemeriksaan diagnostic lebih lanjut. Beritahu aktifitas yang

sesuai untuk pasien. Diet harus mempunyai nilai gizi yang cukup, dan

aktivitas serta istirahat harus seimbang.

2.2 Kelainan Katup Jantung

Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung.

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami

kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh

jantung. Kelainan katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara

lain karena pengecilan (stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup

sempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun

karena infeksi dan efek samping pengobatan

Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2

ruangan besar di bawah(ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk

searah dan satu katup keluar searah. Katup trikuspidalis membuka dari atrium

kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel

kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke

dalam ventrikel kiri, dan katup aorta  membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

5

Page 6: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Katup-katup jantung bisa mengalami kelainan fungsi baik karena

kebocoran (regurgitasi katup) atau karena kegagalan membuka secara adekuat

(stenosis katup). Keduanya dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk

memompa darah. Kadang-kadang satu katup mempunyai kedua masalah tersebut.

Penyebab Kelainan Katup Jantung

Beberapa hal yang memungkinkan seseorang bisa terdapat kelainan

katup jantung adalah:

1. Karena keturunan atau daktor genetik yang sudah dialami sejak

masih dalam kandungan.

2. Kelainan katup jantung pada seseroang juga bisa dialami ketika

terjadi kecelakaan tertentu yang mengakibatkan cedera dan secara

langsung taau tidak berpengaruh terhadap jantung.

3. Akibat operasi atau pembedahan pada jantung, bisa terjadi kesalahan

teknis tertentu yang menyebabkannya.

4. Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam aliran darah atau yang

mencemari jantung selama pembedahan jantung, dapat tersangkut

pada katup jantung dan menginfeksi endokardium. Yang paling

mudah terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang

rusak; tetapi katup yang normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang

agresif, terutama jika jumlahnya sangat banyak.

Gejala Kelainan Katup Jantung

Beberapa gejala kelainan katup jantung yang bisa terjadi antara lain

adalah:

1. Penderita bisa sering pingsan.

2. Penderita kelainan katup jantung biasanya tidak bisa melakukan

aktifitas fisik yang banyak memakai tenaga.

3. Penderita akan mudah kelelahan ketika sedang beraktifitas

4. Nyeri Dada

6

Page 7: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Nyeri dada dialami oleh penderita stenosis katup aorta yang

sudah parah. Jenis nyeri dadanya hampir sama dengan nyeri dada

(angina) yang dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner.

Pada penderita jantung koroner, nyeri dada  disebabkan oleh

tersumbatnya aliran darah karena adanya lapisan lemak dan

kolesterol pada pembuluh darah. Namun nyeri dada pada stenosis

katup aorta diakibatkan oleh otot jantung yang menebal sehingga

harus memompa, melawan tekanan yang tinggi, agar darah bisa

melalui klep/katup jantung yang menyempit. Kondisi ini meminta

suplai oksigen yang lebih banyak daripada yang dikirim oleh darah

sehingga menyebabkan nyeri dada.

Pingsan. Penurunan kesadaran pada penderita kelainan katup

jantung disebabkan oleh kegembiraan. Kondisi ini menyebabkan

relaksasi pembuluh darah dan berefek pada penurunan tekanan darah.

Keadaan kelainan katup ternyata membuat jantung tidak mampu

meningkatkan aliran darah sebagai kompensasi turunnya tekanan

darah. Hal ini menyebabkan otak kekurangan suplai oksigen sehinga

penderita stenosis katup aorta akan pingsan.

5. Sesak nafas

Gejala ini disebabkan oleh kegagalan otot jantung untuk

mengkompensasi beban tekanan yang ekstrim dari aortic stenosis.

Jika gejala ini telah dirasakan maka harapan hidup tanpa perawatan

yang mumpuni adalah 6 hingga 24 bulan.

Jika ditemukan kelainan katup jantung yang telah parah, maka

sangat perlu untuk melakukan operasi pergantian katup sesegera

mungkin sebab prognosis stenosis katup aorta yang buruk.

7

Page 8: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Penatalaksanaan

Pantangan makanan Kelainan Katup JantungPantangan makanan

bagi yang mengalami kelainan katup jantung adalah:Makanan berserat tinggi

seperti gandum utuh dan biji-bijian. Juga hindari kacang mete mentah, kubis,

paprika, lobak, bawang putih, bawang merah, rempah, acar, makanan yang

digoreng, daging, semua jenis buah-buahan mentah kecuali pisang dan

pepaya.

2.3 Penyakit Jantung Rematik.

Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena

demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Adapun yang

dimaksud Demam Rematik adalah suatu peradangan pada persendian (artritis)

dan jantung (karditis).

Penyebab

Demam rematik biasanya terjadi akibat infeksi streptokokus pada

tenggorokan. Demam rematik bukan merupakan suatu infeksi, tetapi

merupakan suatu reaksi peradangan terhadap infeksi, yang menyerang

berbagai bagian tubuh (misalnya persendian, jantung, kulit)

Gejala

Gejalanya bervariasi, tergantung kepada bagian tubuh yang

meradang. Biasanya gejala timbul beberapa minggu setelah nyeri

tenggorokan akibat streptokokus menghilang.

Gejala utamanya adalah:

o nyeri persendian (artritis)

o nyeri dada atau palpitasi (jantung berdebar) karena karditis

o renjatan/kedutan diluar kesadaran (corea Sydenham)

o ruam kulit (eritema marginatum)

o benjolan kecil dibawah kulit (nodul).

8

Page 9: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Pengobatan Penyakit Jantung Rematik

Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan

masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama

yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang.

Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine

penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut,

alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin.

Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and

Aspirin.

Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim

Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi

seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan

diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.

Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak

memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan

memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang

simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi

surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya

yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.

Pencegahan Penyakit Jantung Rematik,jika kita lihat diatas bahwa

penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal

yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah

bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR)

(terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang

kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan

yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang

kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini.

Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi

streptokokkus untuk terjadi DR.

9

Page 10: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan

mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan

antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua

kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.

2.4 Penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung kongenital

Penyakit jantung bawaan dinamakan juga cacat jantung kongenital (CJK),

karena pada jantung pasien terdapat kelainan anatomis, sebagai akibat

terganggunya perkembangan jantung sementara sewaktu masih dalam kandungan

ibunya.

Berkembangnya jantung janin mulai pada kandungan dua minggu dan

berakhir sebelum kandungan tersebut berumur tiga bulan.pada akhir

perkembangan tu, jantung janin sudah seperti jantung orang dewasa, kecuali

adanya foramen ovale dan duktus srterious yang masih dapat dilalui darah.

Penyakit Jantung Kongenital merupakan suatu penyakit jantung bawaan

atau suatu penyakit jantung yang dibawa oleh seorang bayi yang berlaku sejak

dalam kandungan seperti jantung berlubang dan kecacatan pada jantung.

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang

timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat

merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera

setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering

diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, bayi yang dilahirkan

dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat

lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya.

Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%

meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis kelainan

saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara bersamaan

sebagai kelainan kongenital multipel. Kadang-kadang suatu kelainan kongenital

belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi baru

10

Page 11: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. Sebaliknya dengan kermajuan

tehnologi kedokteran,kadang- kadang suatu kelainan kongenital telah diketahui

selama kehidupan fetus. Bila ditemukan satu kelainan kongenital besar pada bayi

baru lahir, perlu kewaspadaan kemungkian adanya kelainan kongenital ditempat

lain. Dikatakan bahwa bila ditemukan dua atau lebih kelainan kongenital kecil,

kemungkinan ditemukannya kelainan kongenital besar di tempat lain sebesar

15% sedangkan bila ditemukan tiga atau lebih kelainan kongenital kecil,

kemungkinan ditemukan kelainan kongenital besar sebesar 90%.

Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan

embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik,

faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan.

Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya

kelainan kongenital antara lain :

1. Kelainan Genetik dan Khromosom.

Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan

berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-

kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula

diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant

traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam

hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam

satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya.

2. Faktor mekanik

Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat

menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan

deformitas organ cersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ

itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.

Sebagai contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki

11

Page 12: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

sepcrti talipes varus, talipes valgus, talipes equinus dan talipes

equinovarus (clubfoot).

3. Faktor infeksi

Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi

yang terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama

kehamilan. Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini

dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ rubuh.

Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan

kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.

Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb

virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi

Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital

pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai

tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain

pada trimester pertama yang dapat menimbulkan kelainan kongenital

antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis,

kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya

gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus,

mikrosefalus, atau mikroftalmia.

4. Faktor Obat

Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada

trimester pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan

terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang

telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide

yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia.

Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan

tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya dengan terjadinya

kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak

diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester

12

Page 13: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali;

walaupun hal ini kadang-kadang sukar dihindari karena calon ibu

memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya pada pemakaian

trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat

hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu

dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya

terhadap bayi.

5. Faktor umur ibu

Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada

bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause.

6. Faktor hormonal

Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan

kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu

hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk

mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan

bayi yang normal.

7. Faktor radiasi

Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat

menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi

yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat

mengakibatkan mutasi pada gene yang mungkin sekali dapat

menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi

untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan dalam

masa kehamilan, khususnya pada hamil muda.

8. Faktor gizi

Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa

kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital. Pada manusia, pada

penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa frekuensi kelainan

13

Page 14: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan

makanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari

ibu yang baik gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi

protein, vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain dapat

menaikkan kejadian &elainan kongenital.

9. Faktor-faktor lain

Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya.

Faktor janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat

menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau

hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali

penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui.

Berhubung dengan berfungsinya jantung yang cacat serta kelainan

anatomis yang telah terjadi, maka CJK dapat dibedakan menjadi 3

golongan :

1. Cacat Jantung Kongenital Sianotik

Kebanyakan CJK (Cacat jantung kongenital) sianotik

meninggal dunia dalam usia kanak-kanak. CJK sianotik yang kadang-

kadang nampak pada remaja atau orang dewasa, biasanya Tetralogi

Fallot, Kompleks Eisenmenger atau pulmonal stenose dengan Atrial

Septal Defect.

2. Tetralogi Fallot

Nama Tetralogi berdasarkan adanya empat kelainan

kongenital, yakni stenose katup pulmonal, pada valvulus sendiri atau

pada infundibulum biasanya disertai post-stenotik dilatasi Arteri

Pulmonalis, dengan hipertrofi ventrikel kanan. Selain dari dua

kelainan tersebut ada juga lubang dalam septum membranaseum

antara ventrikel kanan dan kiri dengan aorta berawal di atas lubang

14

Page 15: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

tersebut sehingga pada waktu sistole ventrikel, aorta diisi baik dari

ventrikel kiri maupun dari ventrikel kanan, suatu ” Overriding aorta ”.

3. Komplex Eisenmenger

Kelainan kongenital pada komplex ini hampir serupa dengan

Fallot, hanya di sini tidak ada pulmonal stenose melainkan justru ada

dilatasi pada Arteri Pulmonalis serta cabang-cabangnya. Selanjutnya

ada juga hipertrofi ventrikel kanan, hipertensi pulmonal, ventrikel

septum defec dengan ” overriding ” aorta. Sianose baru nampak

setelah bayi menjadi anak kecil, karena berkat tidak adanya pulmonal

stenose oksigenasi darah cukup baik, sehingga walaupun aorta

menerima juga darah langsung dari ventrikel kanan, namun reduced

Hb yang tercampur pada darah peredaran sistemik, mula-mula belum

banyak.

Diagnosa

Pemeriksaan untuk menemukan adanya kelainan kongenital dapat

dilakukan pada pemeriksaan janin intrauterine, dapat pula ditemukan pada

saat bayi sudah lahir. Pemeriksaan pada saat bayi dalam kandungan

berdasarkan atas indikasi oleh karena ibu mempunyai faktor resiko,

misalnya: riwayat pernah melahirkan bayi dengan kelainan kongenital,

riwayat adanya kelainan-kongenital dalam keluarga, umur ibu hamil yang

mendekati menopausePencarian dilakukan pada saat umur kehamilan 16

minggu.

Dengan bantuan alat ultrasonografi dapat dilakukan tindakan

amniosentesis untuk mengambil contoh cairan amnion Beberapa kelainan

kongenital yang dapat didiagnose dengan cara ini misalnya: kelainan

kromosome, phenylketonuria, galaktosemia, defek tuba neralis terbuka

seperti anensefali serta meningocele.

15

Page 16: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Penanganan

Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang

memerlukan tindakan bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan

kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik.

Setiap ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini

harus dibicarakan dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor

penyebab, langkah-langkah penanganan dan prognosisnya.

2.5 Hypertensi

Defenisi

Menurut JNC 7 (Joint National Committee of Hipertension) defenisi

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri ≥ 140 mmHg

systolic dan ≥ 90mmHg diastolig

16

Page 17: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Etiologi

Penyebab hipertensi dapat dibagi 2 :

1. Hipertensi Primer atau esensial

a. 90 % penderita hipertensi yang ada di masyarakat

b. Penelitian menyatakan ginjal penyebabnya.

2. Hipertensi Sekunder

a. Kelainan ginjal (GNA, GNC, PNC, penyempitan arteri renalis)

b. Kelainan hormon (DM, pil KB, Tumor, Adrenal)

c. Kelainan neurologis (Polineurotis, Polimyelitis)

d. Lain-lain (obat-obatan)

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 2007

No KategoriSisitolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

1

2

3

Normal

Pre-hipertensi

Hipertensi

Stage 1

Stage 2

< 120

120-139

140-159

≥ 160

< 80

80-89

90-99

≥ 100

Pengaruh Terhadap Organ

1. Penyakit pembuluh darah otak (Stroke, pendarahan otak, TIA)

2. Penyakit jantung (gagal jantung, MCI, Angina pectoris)

3. Penyakit ginjal (Gagal ginjal)

4. Penyakit pembuluh darah (artherosklerosis)

5. Penyakit mata (oedema pupil, penebalan retina, pendarahan retina)

17

Page 18: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Gambaran Klinis

• Kebanyakan tidak mempunyai keluhan

• Sebagian mempunyai keluhan : sakit kepala, pusing, lemas, sesak

napas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah,

epistakes, kelemahan otot, dan perubahan mental.

Pemeriksaan Diagnostik

• Laboratorium : fungsi ginjal: urin lengkap, ureum, creatini, BUN,

asam urat, darah lengkap

• Foto thorax : ditemui pembesaran jantung aorta melebar

• Ekhokardiogram ; tampak penebalan dinding ventrikel kiri.

Pengobatan

1. Nonfarmakologi

Pengubahan cara hidup, mengurangi asupan garam, mengurangi

asupan alkohol, berhenti merokok, kurangi BB, tingkatkan aktifitas fidik,

olah raga teratur, hindari ketegangan, istirahat cukup, berdoa

2. Farmakologi

Diuretik, beta bloker, Kalsium antogonis, ACE inhibitor, Alfa

adrenergik.

Asuhan yang diberikan

a. Pengkajian (identitas pasien, nama umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan)

b. Riwayat kesehatan (riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,

riwayat kes, Keluarga, riwayat sosek, faktor resiko, kebiasaan sehari-hari)

c. Pemeriksaan fisik (BB, Kepala & leher, paru, jantung, abdomen,

ekstremitas)

18

Page 19: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Diagnosa

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung, b/d vasokontriksi, iskemia

miokard

2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh, ketidak seimbangan suplai

kebutuhan.

3. Tidak efektifnya koping individu b/d tidak adekuatnya relaksasi,

perubahan cara hidup.

4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, rencana pengobatan hipertensi

b/d kurangnya informasi.

Tujuan

Tujuan yang diharapkan

1. TD terkontrol

2. Tidak terjadi komplikasi

3. Pasien mengerti penyakitb hipertensi

4. Perubahan pandangan hidup

Perencanaan

• Monitor TD, HB

• Auskultasi bunyi jantung dan paru

• Observasi dan catat adanya oedema

• Berikan obat sesuai indikasi

• Berikan penjelasan tentang efek samping obat

• Monitor respon obatan

• Batasi cairan sesuai kebutuhan

• Monitor intake Output

• Beri diet rendah garam

• Hindari makanan berkalori tinggi

• Kolaborasi dengan ahli gizi

• Anjurkan untuk menurunkan BB

19

Page 20: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

• Anjurkan makanan tinggi kalsium

• Bantu pasien hindari faktor resiko

• Anjurkan berhenti merokok

• Anjurkan berhenti alkohol

• Hindari stress

• Anjurkan olah raga optimal dan teratur

• Anjurkan teknik relaksasi

• Anjurkan Pasien istirahat cukup dan teratur

• Anjurkan berdoa kepada sang pencipta.

20

Page 21: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi endokarditis merupakan peradangan endokardium atau katup-

katup jantung. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan keganasan dan

penyebab yaitu endokarditis bakterial akut dan endokarditis bakterial

subakut.

Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung.

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung

mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan

maksimal oleh jantung

Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena

demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.

Adapun yang dimaksud Demam Rematik adalah suatu peradangan pada

persendian (artritis) dan jantung (karditis).

Penyakit Jantung Kongenital merupakan suatu penyakit jantung bawaan atau

suatu penyakit jantung yang dibawa oleh seorang bayi yang berlaku sejak

dalam kandungan seperti jantung berlubang dan kecacatan pada jantung

Menurut JNC 7 (Joint National Committee of Hipertension) defenisi

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri ≥ 140 mmHg

systolic dan ≥ 90mmHg diastolig

3.2 Saran

Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna

karena kami dalam tahap belajar,maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan

semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun

sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada

kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang

memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.

21

Page 22: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

DAFTAR PUSTAKA

Baradero M. (2008). Seri Keperawatan Klien Ganguan Kandiovaskuler. Jakarta ;

EGC

Lubis, HR dkk. (2008). Hipertensi dan Ginjal. Medan: USU Press.

Rokaheni H, dkk. (2008). Buku Ajar Keperawatan kardiovaskuler. Edisi I. Jakarta :

Jantung Harapan Kita.

Ruhyamaddin F. (2006). Askep pada Klien Gangguan Sistem kardiovaskuler.

MALANG ; UMM Press

22

Page 23: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Endokarditis ............................................................................... 4

2.2 Kelainan Katup Jantung.............................................................. 5

2.3 Penyakit Jantung Rematik........................................................... 8

2.4 Penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung

Kongenital................................................................................... 10

2.5 Hypertensi.................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 21

3.2 Saran............................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

23ii

Page 24: Makalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan

karuniaNya,penulis diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan

makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.yang mana makalah ini

penulis beri judul “Gangguan sistem kardiovaskuler”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis medapatkan banyak tantangan dan

hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak baik berupa masukan

materi bahan makalah maupun dorongan semangat,masalah tersebut dapat

teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.Mengingatakan kemampuan

yang dimiliki penulis, untuk itu penulis mengharapkan sekali adanya kritikan dan

saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Penulis berharap sekali semoga makalah ini dapat bermanfaat da nmanjadi

sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sendiri

sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.Amiin.

Pariaman, November 2012

Penulis

24i