makalah organisasi sosial

40
Disusun oleh : Rifai Indraswari 2012430021 Nurisa Ika Yuliani 2012430035 Nurul Apriani 2012430036 Ririn Restuti 2012430039 MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR “PERANAN ORGANISASI SOSIAL”

Upload: rifai-indraswari

Post on 18-Sep-2015

919 views

Category:

Documents


112 download

DESCRIPTION

Sosial Organization

TRANSCRIPT

MAKALAH ILMU SOSIAL DASARPERANAN ORGANISASI SOSIAL

Disusun oleh :Rifai Indraswari 2012430021Nurisa Ika Yuliani 2012430035Nurul Apriani 2012430036Ririn Restuti 2012430039

KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Organisasi Sosial ini tepat pada waktunya. Makalah ini ditujukan guna memenuhi syarat tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, serta sebagai sumbang asih penulis dalam dunia pendidikan.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh penulis. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dan bimbingan berbagai macam pihak. Untuk itu penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada :1) Bapak Dr. Muh . Kadarisman, SH. Msi selaku dosen mata kuliah ilmu Sosial Dasar yang banyak memberikan bekal pengetahuan kepada kami.2) Kedua Orang Tua kami yang tidak henti hentinya menyemangati kami dan memberikan kasih sayang yang tulus kepada kami.3) Teman teman Teknik Kimia Kelas Sore Angkatan 2012 yang banyak membantu menasehati dan memberi pendapat dan bertukar informasi.4) Teman teman sesama penulis yang banyak memberikan ide ide serta tempat bertukar informasi.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbang asih pemikiran penulis kepada pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.Hormat Kami

PenulisDAFTAR ISI

Kata Pengantar .. 2Daftar Isi . 3Bab I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang Masalah . 41.2 Identifikasi Masalah . 51.3 Rumusan Masalah .... 51.4 Tujuan Makalah ... 51.5 Manfaat Makalah . 5Bab II. Tinjauan Pustaka2.1 Organisasi Sosial...... 6

Bab III. Pembahasan3.1 Pengertian Organisasi Sosial ...143.2 Ciri ciri organisasi sosial ..143.3 Syarat organisasi Sosial ..153.4 Macam Organisasi Sosial di Masyarakat ... 163.5 Kontribusi Organisasi Sosial ...... 183.6 Peranan Organisasi Sosial dalam masyarakat 20Bab IV. Penutup4.1 Kesimpulan 254.2 Saran ...26DAFTAR PUSTAKA

BAB I.PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangDewasa Ini peran Akademisi dalam kehidupan Sosial terus berkembang dan menjadi penting bagi kehidupan sosial, ini dikarenakan seorang Akademisi dalam berkehidupan Sosial dianggap sebagai pioneer dalam mejalankan system system berkehidupan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBHI) Akademisi adalah setiap orang berpendidikan tingi atau diartikan lain sebagai anggota akademik. Salah satu peran Akademisi dalam berkehidupan sosial adalah dengan pemrakarsa pembentukan organisasi sosial.Organisasi sosial dimasyarakat biasanya diprakarsai oleh seorang Akademisi baik yang berkecimpung di dunia sosial, pendidikan maupun politik. Seorang Akademisi mempunyai pengetahuan dan intelegensi yang lebih tinggi dibanding masyarakat awam pada umunya, sehingga ide timbulnya pembentukan organisasi sosial biasanya dilahirkan dari pemikiran para akademisi yang ditujukan guna menjaga kelestarian dan kesinambungan kehidupan sosial. Organisasi Sosial adalah sebuah wadah aspirasi masyarakat yang mencakup tentang seluruh proses proses dalam berkehidupan sosial. Serta ada juga masyarakat yang menganggap bahwa organisasi sosial adalah sebagai pelindung masyarakat dan juga sebagai pemersatu masyarakat guna mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis dan berkesinambungan.Organisasi Sosial saat ini menjadi suatu yang lumrah dan diangap penting, organisasi sosial terbentuk dari mulai lapisan bawah sampai lapisan atas masyarakat. Di Setiap lini kehidupan sosial masyarakat saat ini kental akan hubungannya dengan organisasi sosial. Untuk itu penulis merasa perlu membahas tentang makna dan kegunaan organisasi sosial ini guna mempelajari dan sebagai kajian akan suatu system organisasi sosial yang ada di masyarakat.

I.2 Identifikasi MasalahOrganisasi sosial saat ini merupakan hal yang penting pada masyarakat sosial, karena organisasi sosial ini merupakan wadah aspirasi masyarakat dan juga sebagai pelindung hak hak sosial masyarakat. Untuk itu penulis ingin menjabarkan makna dan manfaat organisasi sosial dalam mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis dan berkesinambungan.I.3 Rumusan Masalah1) Apakah yang dimaksud Organisasi Sosial ?2) Apakah Bentuk kontribusi Organisasi Sosial?3) Apakah peranan Organisasi Sosial pada kehidupan masyarakat ?I.4 Tujuan Makalah1) Untuk dapat menjelaskan mengenai definisi Organisasi Sosial2) Untuk mengetahui bentuk kontribusi Organisasi Sosial3) Untuk menjelaskan peranan Organisasi Sosial dalam kehidupan masyarakat.I.5 Kegunaan MakalahA. Kegunaan TeoritisSebagai sumbang asih pemikiran guna memajukan disiplin Ilmu Sosial pada masyarakat serta sebagai rujukanbagi para peneliti maupun akademisi sebagai aktivitas penelitiannya.B. Kegunaan PraktisGuna memberikan penjelasan dan pengetahuan pada masyarakat tentang definisi serta manfaaat Organisasi Sosial.

BAB II. LANDASAN TEORI

II.1 Organisasi SosialOrganisasi sosial merupakan hasil interaksi sosial manusia sebagai makhluk sosial. Interaksi sosial dimaksud dapat berupa interaksi antar individu, antara individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Menurut Soekanto (1977) ada tiga bentuk (hasil dari proses) interaksi sosial yakni kerjasama (cooperation), persaingan (competetion) dan pertikaian (conflict). Dalam kerangka ini Cooperation didefinisikan sebagai jaringan interaksi untuk mencapai tujuan bersama, sehingga interaksi sosial yang terjadi lebih bersifat konstruktif, untuk saling mempengaruhi, merubah ataumemperbaiki, saling menunjang, meningkatkan dan/atau membantu dalam rangka pencapaian tujuan.Istilah organisasi sosial yang ditemukan dalam kepustakaan ilmu sosial seperti sosiologi, filsafat sosial, dan antropologi meliputi berbagai definisi, baik oleh berbagai ahli pada abad lampau maupun saat ini. Antara lain dapat dikemukakan Auguste Comte ahli Filsafat terdahulu mendefinisikan organisasi sosial sebagai :"general agreement", and argued, with polemical intent, that government is powerless without its support. Dikatakannya "....the principle which lies at the heart of every scheme of social organization is the necessary participation of the collective political regime in the universal consencus of the body" (see The Positive Philosophy of Auguste Compte,trans.1893,rd edit., p.65). Selanjutnya, Herbert Spencer ahli sosiologi di dalam Principles of Sociology,vol. I, 1882, menggunakan istilah ini to refer to the interrelations (integration and differentiation) of economic, political and other division of society. Definisi dari Leonard Broom dan Philip Selznick (dalam buku Sociology: A text with Adapted Readings, 3rd edition, 1963) sebagai ahli sosiologi abad 20-an, mendefinisikan organisasi sosial sebagai " the patterned relations of individuals and groups" and identity it as one of the two basic sources of order in social life, the other being norms and values (Mitchel,G, Duncan,1975: 173). Demikian juga Ralph L. Beals dan Harry Hoijer ahli antropologi dari universitas California mendefinisikan organisasi sosial : " the ways of behaving and resultant organization of society relative to the maintenance of orderly relations between individuals and group within society and between a society or its segments and other society (Beal,R.L, et.al.,1954:227).Sementara itu, Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam kepentingan teknis operasional pemberdayaan organisasi sosial yang hidup di masyarakat mendefinisikannya sebagai:"suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial". Definisi tersebut tertuang di dalam Keputusan Menteri Sosial R.I. Nomor 40/ HUK/KEP/IX/1990. Selanjutnya, secara konseptual definisi inilah yang dijadikan acuan di dalam pembahasan hasil penelitian ini. Berdasarkan definisi tersebut, secara legalitas pemerintah membedakan Orsos menjadi dua macam, yaitu yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum. Selanjutnya, dalam bahasan tentang kontribusi Orsos dalam pembangunan kesejahteraan sosial digunakan definisi ini. Uraian di atas mengindikasikan, bahwa konstruk interaksi sosial (cooperation) dalam perkembangan kehidupan dan penghidupan masyarakat telah membangun suatu ikatan diantara manusia. Menurut Sztompka (2007) ada empat jenis ikatan yang muncul dalam masyarakat yang saling berkaitan, tergantung pada jenis kesatuan yang dipersatukan oleh jaringan hubungan itu, yakni: ikatan (1) gagasan, (2) normatif, (3) tindakan, dan (4) perhatian. Jaringan hubungan gagasan (keyakinan, pendirian, dan pengertian) merupakan dimensi ideal dari kehidupan bersama, yakni "kesadaran sosialnya". Jaringan hubungan aturan (norma, nilai, ketentuan, dana citacita) merupakan dimensi normatif dari kehidupan bersama, yakni institusi sosialnya. Dimensi ideal dan dimensi normatif mempengaruhi apa yang secara tradisional dikenal sebagai kebudayaan. Jaringan hubungan tindakan merupakan dimensi interaksi dalam kehidupan bersama, yakni "organisasi sosial". Jaringan hubungan perhatian (peluang hidup, kesempatan, akses terhadap sumber daya) merupakan dimensi kesempatan kehidupan bersama, yakni "hirarki sosialnya". Dimensi interaksi dan kesempatan memperkuat ikatan sosial dalam arti sebenarnya. Keempat ikatan yang mencerminkan multidimensional kehidupan bersama disebut dengan istilah "socio cultural". Kehidupan sosial terjadi dalam hubungan socio-cultural akan dapat difahami jika kita menyadari dua hal. Pertama, proses di keempat tingkat itu tidak berlangsung secara terpisah satu sama lain. Yang terjadi malah sebaliknya. Proses di keempat tingkat itu saling berkaitan melalui berbagai ikatan. Kedua, kita harus menyadari bahwa hubungan sosio-kultural berperan pada tingkat: makro, mezzo, dan minkro. Konsep hubungan sosiokultural ini dapat diterapkan untuk semua skala fenomena sosial (sztompka, 2007: 9-11).Berdasar dari uraian diatas dapat dikemukakan, bahwa dimensi ideal dan normatif secara tradisional disebut kebuadayaan. Sedangkan dimensi interaksi dan kesempatan memperkuat ikatan sosial. Dengan demikian kehidupan socio-cultural terdiri dari sistem sosial dan sitem budaya. Sistem sosial mencerminkan antara anggota-anggota kelompok, dan sistem budaya merupakan aturan dan norma yang mengatur prilaku ataupun tata cara anggota kelompok melaksanakan hubungan dalam kehidupan bersama. Konsep social organization adalah derivatif dari konsep Social Structure yang diformulasikan oleh antropolog Inggris Radcliffr - Brown. Social Structure adalah aspek statis dari susunan hubungan sosial dalam sebuah masyarakat, maka social organization adalah aspek dinamisnya. Jika social structure terdiri atas status, maka social organization adalah terdiri atas rule. Jika dalam sosial struktur orang berbicara tentang pola perilaku yang ideal dan normatif, maka dalam social organization, orang berbicara tentang pola perilaku empiris dan situasional. Dalam dunia nyata yang dihadapi oleh para praktisi pembangunan adalah perilaku empiris dan situasional. Inilah yang disebut dengan perilaku aktor-aktor sosial. Karena itu dalam analisis pembangunan dengan menggunakan konsep social organization, pusat perhatian harus pada perilaku aktor-aktor sosial tersebut, Marzali (2005:27)Para penulis yang terutama mengkaji tindakan sosial cenderung memusatkan perhatian pada organisasi sosial yang mendefinisikan perananperanan yang dimainkan oleh individu - individu dalam hubungan mereka satu sama lain. Para ahli yang lebih memperhatikan hubungan hubungan formal antar orang orang cenderung memperhatikan pada struktur sosial yang mendefinisikan status status pelaku yang menjalankan peranan peranan tersebut. Pandangan Talcot Parson tentang hubungan antara organisasi sosial dan struktur sosial secara esensial sama dengan konsep Radcliffe Brown, tetapi sebagai tambahan Parson memasukkan sistem sosialyang terdiri dari struktur sosial dan organisasi sosial. Parson membedakan empat tindakan dari sistem sosial, yaitu: nilai-nilai sosial, pola-polainstitusional, kolektivitas (kelompok) yang terspesialisasi, dan perananperanan yang dijalankan oleh individu-individu dalam kolektivitas atau kelompok itu (Saifudin, 2005: 170-172).Berdasar uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa esensi organisasi sosial adalah adanya suatu perkumpulan yang diikat oleh (1) gagasan, (2) normatif, (3) tindakan, dan (4) perhatian. Telaahan tentang organisasi dapat dipilah atau dilihat dari beberapa aspek. Sebagai ilustrasi aspek-aspek dimaksud antara lain:a. Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan memotivasi orang berorganisasi yakni, (a) alasan sosial (social reason), sebagai "zoon politicon" artinya makhluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini ditemui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi; (b) alasan materi (material reason),melalui bantuan organisasi, manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri, yaitu: (1) dapat memperbesar kemampuannya, (2) dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi, dan (3) dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial)b. Menurut perkembangan organisasi, Korten (1990: 190-206) membagi Organisasi ke dalam empat generasi: Generasi pertama, penyampaian pelayanan secara langsung untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan mendesak yang sedang dialami penduduk penerima bantuan, seperti kebutuhan pangan, pelayanan kesehatan...; Generasi kedua, membina kemampuan rakyat agar bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan lebih baik melalui tindakan lokal yang mandiri...; Generasi ketiga, ...mencari perubahan dalam pranata dan kebijakan khusus pada tingkat lokal, nasional, dan global...; Generasi keempat,...membantu memungkinkan seluruh masyarakat LSM internasional untuk dengan efektif mendorong...pembangunan alternatif.c. Pramono (2004) Organisasi dapat dipilah dalam tiga kategori, yaitu: (1) lembaga lokal yang bukan lembaga lokal, lebih menunjuk pada kumpulan nilai-nilai dan norma-norma yang ditemukan di tengah-tengah komunitas/ masyarakat; (2) lembaga lokal yang juga merupakan organisasi lokal, atau sebaliknya, yaitu berbagai organisasi yang sudah berkembang dan melembaga di tengah-tengah komunitas/masyarakat; dan (3) organisasi lokal yang bukan lembaga lokal, lebih menujuk pada berbagai organisasi formal yang ada di tengah-tengah komunitas/masyarakat, namun secaraintrinsik masih belum diterima dan menjadi bagian dari prilaku komunitas/ masyarakat.d. Uphoff (1986) dalam Pramono (2004) memetakan organisasi/lembaga lokal berdasarkan sektornya sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

e. Dari segi pemanfaatan organisasi, Esman & Uphoff (1984) dalam Pramono (2004) mengemukakan, pemanfatan lembaga lokal dalam pembangunan akan diperoleh sejumlah efisiensi, karena lembaga lokal: (1) dapat membantu menyediakan informasi yang akurat dan representatif (accurat and representatif information) tentang kebutuhan, prioritas, dan kemampuan masyarakat serta umpan balik terhadap inisiatif dan pelayanan pemerintah; (2) dapat memfasilitasi kemampuan adaptasi program pembangunan (adaptation of program) terhadap variasi lingkungan fisik dan sosial yang beragam; (3) dapat membantu meningkatkan efisiensi program melalui kemampuan mengembangkan komunikasi kelompok (development of group communication); (4) dapat membantu meningkatkan efisiensi program melalui sumberdaya (resource mobilization) melalui kegiatan gotong royong; (5) melalui lembaga lokal, pengetahuan lokal (technical knowlidge) yang di dapat dari pengalaman kolektif yang panjang dapat diperoleh dan dimanfaatkan bagi efisiensi dan keberhasilan pembangunan; (6) pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas dan pelayanan (utilization and maintenance) pada umumnya juga dapat dilakukan dengan baik melalui keterlibatan lembaga lokal; dan (7) melalui lembaga lokal dapat dikembangkan partisipasi dan kerjasama masyarakat dalam pelaksanaan program yang melibatkan perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi.f. Tipe organisasi dari tujuan dan pendanaannya, Mahsum (2006) membagi dalam 4 kategori yakni:1) Pure - Profit OrganisationTujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumberpendanaan organisasi ini berasal dari investor dan kreditor.2) Quasi - Profit OrganisationTujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor dan para anggota.3) Quasi - Non Profit OrganisationTujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud untuk melayani masyarakat dan memperoleh keuntungan (surplus). Sumber pendanaan organisasi organisasi ini berasal dari investor pemerintah, investor swasta, kreditor4) Pure - Non Profit OrganisationTujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi organisasi ini berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laga BUMN/BUMD, penjualan aset negara dan sebagainya.g. Tipe organisasi ditinjau dari legalitasnya, Departemen sosial membagi dalam 2 kategori yakni: berbadan hukum dan Tidak berbadan hukum. Dalam KEPMENSOS RI No:40/HUK/KEP/IX/1980, organisasi sosial didefinisikan sebagai suatu perkumpulan sosial yang di bentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.h. Secara teknis operasional, Kementerian Sosial membagi Orsos pada dua klasifikasi, yaitu berdasarkan wilayah kerja/jangkauan pelayanan dan berdasarkan tipologi. Berdasarkan wilayah kerja/jangkauan pelayanan, ada lima tingkat wilayah yaitu:"1) Orsos tingkat desa/kelurahan, yaitu Orsos dengan jangkauan pelayanannya mencakup satu desa/kelurahan;2) Orsos tingkat kecamatan, dengan jangkauan pelayanan lebih dari satu kecamatan; 3) Orsos tingkat kabupaten, yaitu dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu kecamatan dalam satu kabupaten/ kota;4) Orsos tingkat provinsi, dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi; 5) Orsos tingkat regional, dengan pelayanan mencakup lebih dari satu provinsi namun belum mencapai setengah dari jumlah provinsi di Indonesia; 6) Orsos tingkat nasional, dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu provinsi dan sudah mencapai setengah atau lebih dari jumlah provinsi diIndonesia". Sementara itu, berdasarkan tipologi meliputi empat tipe yaitu:"1) Orsos tipe A yang dikategorikan "Mandiri", yaitu yang telah memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, tidak bergantung pada bantuan pemerintah, dapat dijadikan contoh. Demikian juga dari segi legalisasi;2) Orsos tipe B yang dikatedorikan "Berkembang", adalah yang telah memenuhi sebagian besar standar kelembagaan dan pelayanan, memiliki potensi untuk dikembangkan; 3) Orsos tipe C yang dikategorikan "Tumbuh", yaitu yang telah memenuhi sebagian standar kelembagaan dan pelayanan, masih perlu pendampingan untuk pengembangannya dan4) Orsos tipe D yang dikategorikan "Embrio", yaitu yang belum memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, dan masih perlu bantuan untuk memenuhi standar minimal" (Anonim,2008: 6).Sementara itu, juga ditinjau dari segi legalitas, anggaran dasar dan menejemen, ditetapkan bahwa pada organisasi/yayasan sosial tipe "Mandiri":" anggaran dasar merupakan bagian dari akte pendirian disahkan oleh notaris dari Departemen Kehakiman; Mempunyai anggaran rumah tangga yang sudah disahkan oleh pengurus; Mempunyai legalisasi/tanda daftar Dari Sosial provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, yang masih berlaku; Sudah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana dan mempunyai program kerja yang jelas; Biaya operasional organisasi sudah tidak disubsidi pemerintah tetapi keseluruhan biaya operasional dalam 1 tahun sepenuhnya dari organisasi sosial yang bersangkutan." Tipe "Berkembang". " Anggaran dasar merupakan bagian dari akte pendiri yang disahkan oleh bada pengurus; Mempunyai legalisasi/Tanda daftar dari Dinas Sosial Provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, tetapi sudah kadaluarsa; Sudah mengikuti latihan tenaga menejemen pelaksana dan mempunyai program kerja yang berkala; Biaya operasional organisasi dalam 1 tahun sepenuhnya dari orsos itu, tetapi masih disubsidi dari pemerintah." Tipe "Tumbuh"; "Anggaran dasar tidak merupakan bagian dari akte pendiri,tetapi sudah disahkan musyawarah pendiri; Mempunyai anggaran rumah tangga tetapi struktur organisasi pengurus/ personalia belum lengkap; Mempunyai legalisasi/ Tanda daftar diri dari Dinas Sosial provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, tetapi sedang dalam pengurusan; Sudah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana, dan program kerjanya masih insidentil; Biaya operasional orsos dalam 1 tahun disubsidi pemerintah dan dari orsos itu sendiri, namun tidak mencukupi kebutuhan orsos" Orsos Tipe "Embrio": "Mempunyai anggaran dasar, tetapi belum disahkan oleh Musyawarah Pendiri; Tidak mempunyai anggaran rumah tangga; Tidak terdaftar di Dinas Sosial, Sospol, Depsos;Belum pernah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana dan tidak mempunyai program kerja yang jelas."(Anonim,)

BAB III. PEMBAHASAN

3.1.Pengertian Organisasi SosialOrganisasi sosialadalah perkumpulansosialyang dibentuk olehmasyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadanhukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimakhlukyang selalu hidup bersama-sama,manusiamembentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi: a. Alasan Sosial (social reason), sebagai zoon politicon artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi. b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 1) Dapat memperbesar kemampuannya.2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3) Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.

3.2.Ciri-ciri organisasi sosial3.2.1. Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.1. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.1. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala birokrasi.1. Lamanya(duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.3.2.2. Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu, diantaranya adalah:a. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) yang jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.b. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.c. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

3.3 Syarat Organisasi SosialAdapun syarat syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi sosial adalah sebagai berikut : Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. Ada pembagian kerja. Artinya, setiap individu dalam institusi, baik yang sifatnya komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi harus jelas. Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya. Mempunyai manfaat baik untuk organisasi sosial itu sendiri ataupun kepada masyarakat sekitar.

3.4. Macam-Macam Organisasi Sosial di Masyarakat3.4.1. Berdasarkan Proses Pembentukana. Organisasi FormalOrganisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang formal.b.Organisasi InformalOrganisasi informal adalah organisasi yang dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar. Contoh dari organisasi ini adalah pertemuan tidak langsung seperti makan malam bersama, organisasi ini dapat berupa formal (umum) jika mempunyai aspek:1. Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.1. Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.3.4.2 Berdasarkan Tujuannyaa. Organisasi SosialOrganisasi sosial adalah organisasi yang mempunyai tujuan sosial. Organisasi semacam ini tidak berharap keuntungan dalam bentuk materi. Tujuan utama organisasi ini untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa menghitung untung rugi. Organisasi semacam ini banyak muncul di tengah-tengah masyarakat. Mereka yang mendirikan organisasi semacam ini biasanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya. Contoh organisasi sosial adalah organisasi dalam bentuk yayasan penyandang cacat, panti asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.b.Organisasi BisnisOrganisasi yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Organisasi bisnis semacam ini dikelola oleh perusahaan perseorangan dan ada pula yang berupa perusahaan milik bersama. Kegiatan semacam ini bisa berupa perusahaan produksi, perdagangan, maupun jasa.3.4.3. Berdasarkan hubungannya dengan pemerintaha. Organisasi ResmiOrganisasi resmi adalah organisasi yang terdaftar di lembaga pemerintahan.Organisasi ini bisa langsung dibentuk oleh pemerintah atau berhubungan dengan pemerintahan. Organisasi yang langsung dibentuk oleh pemerintahan karena segala aturan dan pelaksanaanya diatur langsung oleh pemerintah. Tetapi tidak dibentuk oleh pemerintahan. Kegiatan ini memiliki hubungan yang erat untuk membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam kegiatan pemerintahan. Organisasi resmi yang dibentuk oleh pemerintah misalnya organisasi di Departemen Pendidikan, Departemen Agama, dan lain-lain. Organisasi yang terdaftar di pemerintah, tetapi tidak dibentuk oleh pemerintah, misalnya Muhammadiyah, NU, dan lain-lain. Organisasi ini pelaksanaannya tidak diatur oleh pemerintah, tetapi diatur sendiri. Hanya saja, keberadaanya banyak membantu dalam kegiatan pemerintahan.

b. Organisasi Tidak ResmiOrganisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintahan dan tidak terdaftar di pemerintahan. Organisasi ini hanya semacam organisasi biasa untuk pengembangan suatu bakat tertentu sehingga keberadaanya tidak harus izin atau tidak perlu untuk didaftar di pemerintahan.

3.5 Kontribusi Organisasi SosialIstilah kontribusi berasal dari bahasa inggris "contribution". Secara harfiah, kontribusi dapat diterjemahkan sebagai bentuk sumbangan, dukungan. Kontribusi Orsos dapat dipahami sebagai sumbangan/dukungan yang diberikan oleh Orsos dalam menanggulangi berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Dalam kaitan dengan penelitian ini kontribusi dapat dipahami (dimanipulasi) sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Ada berbagai dukungan yang telah diberikan oleh masing-masing Orsos untuk berpartisipasi dalam upaya penanggulangan masalah kesejahteraan sosial seperti: pemikiran, kemampuan, tenaga, keahlian, material dan lain-lain. Berbagai dukungan tersebut merupakan modal utama bagi Orsos untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Menurut Undang-Undang Kesejahteraan Sosial nomor 11 tahun 2009, Penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah:"upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial". Sementara itu Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan upaya yang terencana dan melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial serta memperkuat institusi sosial. Dengan demikian, proses pembangunan kesejahteran sosial pada hakekatnya adalah merubah suatu kondisi yang tidak baik menjadi suatu kondisi yang relatif baik; seperti peningkatan pendapatan masyarakat, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, perilaku, dan sebagainya. Berbagai cara untuk merubah kondisi seseorang warga masyarakat baik secara perorangan maupun secara kelompok di suatu tempat tertentu dilaksanakan dengan pelayanan sosial yang bentuknya berbagai macam sesuai dengan program yang ditentukan oleh masing-masing Orsos.Dalam kerangka realisasi kegiatan pembangunan (untuk perubahan kondisi), pada dasarnya adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat. Peran pemerintah lebih bersifat memfasilitasi. Sedangkan pada tingkat masyarakat yang dibutuhkan adalah partisipasi. Artinya keberhasilan dari berbagai program yang ditujukan kepada masyarakat sangat ditentukan oleh keterlibatan masyarakat. Menurut Komisi Brundland dalam John Clark (1996), bahwa salah satu prasyarat utama terjadinya pembangunan berkelanjutan adalah menjamin efektifitas partisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini mnunjukkan, bahwa partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan, tetapi lebih bersifat menyeluruh mulai dari penentuan/perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemanfaatan hasil suatu kegiatan.Pengertian partisipasi dalam Davis Keith (1967) dikemukakan: participation is defined as mental and emotional involvement of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responcibility in them. Dalam pengertian ini terdapat tiga unsur yang dapat dijadikan untuk melihat partisipasi yakni: a. Keterlibatan mental dan emosi seseorang yang lebih dari pada sekedar keterlibatan fisikb. Memotivasi orang-orang untuk mendukung situasi kelompoknya, dalam arti mereka menyumbangkan inisiatifnya untuk mencapai sasaran kelompokc. Mendorong orang untuk merasa ikut serta bertanggung jawab atas aktivitas kelompok.Partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan pada prinsipnya dapat dilihat dari aktivitas individu dan kelompok. Menurut Koencoroningrat (1984:79) partisipasi dapat digolongkan menjadi 2 tipe yang pada prinsipnya berbeda, yaitu (1) partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dalam proyek pembangunan yang khusus, dan (2) partisipasi sebagai individu diluar aktivitas bersama dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan (tipe pertama dari pendapat Koencoroningrat tersebut) dapat berkembang menjadi suatu kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Secara instrumental Talizidu Ndraha (1990) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk partisipasi dapat dikelompokkan dalam 5 bentuk dukungan,yakni: 1) partisipasi buah pikiran, 2) partisipasi keterampilan. 3) partisipasi tenaga, 4) partisipasi harta benda, 5) partisipasi uang. Jika dipahami bahwa organisasi sosial merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial, maka kontribusi organisasi sosial dalampembangunan masyarakat dapat di lihat dari 5 bentuk dukungan dimaksud. Terkait dengan pembangunan kesejahteraan sosial, maka yang kontribusi organisasi sosial dalam pengertian ini merupakan pengejawantahan dari bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial". Artinya organisasi sosial dapat mengambil salah satu bentuk pelayanan.3.6.Peranan Organisasi dalam masyarakatRangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkanMengenai penerapan organisasi, tata kerja, prosedur kerja dan cara-cara kerja yang berhasil guna dan berdaya guna diharapkan seorang manajer atau pimpinan bisa berhasl dalam memimpin organisasinya dengan lebih baik serta berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan organisasi.Dari pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu :

1. Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya.1. Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manejemen.1. Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.1. Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuanDari uraian diatas terlihat jelas betapa eratnya hubungan antara manajemen, organisasi dan metode, bahkan sepertinya dapat di katakan bahwa organisasi dan metode merupakan salah satu bidang pengkhususan dari manajemen.Organisasi dan metode pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan (manajer) yan harus di lakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun prakis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan malalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan carayang setepat-tepatnya.Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan hakekat pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembangunan merupakan pengamalan Pancasila.Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar. Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional.Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan, sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian dua sasaran pokok, yaitu:1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warganegara Republik Indonesia ke arah :1. Makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.1. Tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional.1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat Warganegara Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan nasional, yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.Oleh karena pembangunan merupakan pengamalan Pancasila, dan tujuan serta subyeknya adalah manusia dan seluruh masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang ber-Pancasila, maka adalah wajar bilamana Organisasi Kemasyarakatan juga menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dalam rangka pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat Pancasila.Dalam Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, maka agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber motivasi dan inspirasi bagi para pemeluknya, dan mendapat tempat yang sangat terhormat. Penetapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Organisasi Kemasyarakatan tidaklah berarti Pancasila akan menggantikan agama, dan agama tidak mungkin di-Pancasilakan; antara keduanya tidak ada pertentangan nilai. Organisasi Kemasyarakatan yang dibentuk atas dasar kesamaan agama menetapkan tujuannya dan menjabarkannya dalam program masing-masing sesuai dengan sifat kekhususannya, dan dengan semakin meningkat dan meluasnya pembangunan maka kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus semakin diamalkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.Salah satu ciri penting dalam Organisasi Kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia bebas untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari Warganegara Republik Indonesia dan warganegara asing, termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, dan oleh karenanya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini.Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh Pemerintah seperti Praja Muda Karana (Pramuka), Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), dan lain sebagainya, serta organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang bergerak dalam bidang perekonomian seperti Koperasi, Perseroan Terbatas, dan lain sebagainya, tidak termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini. Sekalipun demikian dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, organisasi atau perhimpunan tersebut juga berkewajiban untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya azas dan mengamalkannya dalam setiap kegiatan. Setiap organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing, yang sesuai dengan sifat kekhususannya dengan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan Undangundang ini. Berdasarkan tujuan tersebut di atas Organisasi Kemasyarakatan dapat menetapkan program kegiatan yang dikehendaki. Yang penting adalah, bahwa tujuan dan program yang dikehendaki dan ditetapkannya itu harus tetap berada dalam rangka mencapai Tujuan Nasional. Yang dimaksud dengan "tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945" ialah "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".1. Untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota masyarakat sehingga terciptanya suatu tujuan untuk kepentingan bersama.1. Sebagai Motivator dan Transistor.

BAB IV.PENUTUP

4.1 Kesimpulan1). Organisasi sosialadalah perkumpulansosialyang dibentuk olehmasyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadanhukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara2). Ciri ciri organisasi Sosial adalah :a. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) yang jelas. b. Memiliki identitas yang jelas. c. Keanggotaan formal, status dan peran. 3). Syarat organisasi Sosial adalah : Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. Ada pembagian kerja. Artinya, setiap individu dalam institusi, baik yang sifatnya komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi harus jelas. Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya. Mempunyai manfaat baik untuk organisasi sosial itu sendiri ataupun kepada masyarakat sekitar.4). Jenis jenis Organisasi Sosial 1. Organisasi Normatifadalah pihak elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.1. Organisasi Utilitarianadalah pihak elite mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.1. Organisasi KoersiAdalah pihak elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.5) Bentuk Partisipasi dalam organisasi sosial adalah sebagai berikut :a. Keterlibatan mental dan emosi seseorang yang lebih dari pada sekedar keterlibatan fisikb. Memotivasi orang-orang untuk mendukung situasi kelompoknya, dalam arti mereka menyumbangkan inisiatifnya untuk mencapai sasaran kelompokc. Mendorong orang untuk merasa ikut serta bertanggung jawab atas aktivitas kelompok.6)Terkait dengan pembangunan kesejahteraan sosial, maka yang kontribusi organisasi sosial dalam pengertian ini merupakan pengejawantahan dari bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial". Artinya organisasi sosial dapat mengambil salah satu bentuk pelayanan.

7) Manfaat Organisasi Sosiala. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warganegara Republik Indonesia tentang bernegara dan bermasyarakat sesuai ketentuan Undang Undang Dasar 1945b. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat.c. Menumbuhkan gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional.d. Untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota masyarakat sehingga terciptanya suatu tujuan untuk kepentingan bersama.e. Sebagai Motivator dan Transistor.4.2 Saran1) Dalam Pembentukan suatu organisasi sosial harus ditaati syarat syarat pembentukan organisasi sosial agar terciptanya suatu organisasi sosial yang berkesinambungan.2) Organisasi sosial haruslah mempunyai visi dan misi yang jelas dan sesuai dengan cita cita pembangunan sosial.3) Organisasi Sosial harus sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.4) Kelembagaan dari Orsos harus jelas secara struktur, pengawasan dan pengendalian agarkontribusi orsos kepada masyarakat lebih terlihat dan terbaca dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

0. Anonim, (2008), Pedoman Klasifikasi Organisasi Sosial, Direktorat Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat, Dierktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Jakarta.0. Davis, Keith, 1967. Human Realation at Work, The Dynamics of Organizational Behavior. Mc. Grow Hill Book Company.0. Departemen Sosial, R.I. 2008. Pedoman Klasifikasi Organisasi Sosial. Dit. Pemberdayayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat, Ditjen Pemberdayaan Sosial.0. Pramono, Agung. (2004). Institusi dan organisasi. Bahan bacaan perkuliahan perspektif pembangunan lokal. Jakarta: FISIP-UI.0. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial0. http://wahid-bismania.blogspot.com/2011/09/arti-penting-organisasi-dalam.html0. http://wasnudin.blogdetik.com/2011/01/07/organisasi-dalam-masyarakat-dan-pembentukannya/0. http://www.slideshare.net/hudahaksono/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli0. http://fadilfj.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-organisasi-bentuk-kerjasama.html0. http://rikirudita.blogspot.com/2013/05/peran-organisasi-dalam-kehidupan.html

ILMU SOSIAL DASARPage 6