makalah perubhan sosial
DESCRIPTION
tugas ilmu budaya dasarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dulu bahkan sampai sekarang ranah pembicaraan tentang kepemimpinan
atau Leadership banyak orang yang lebih menyukai dan berpendapat bahwa
seorang pemimpin haruslah maskulin, itu karena seorang laki-laki dipandang lebih
unggul, kuat, serta tergas dalam menyikapi segala hal, jika disbanding dengan
perempuan yang memiliki sifat lemah lembut dan feminism. Ada pepatah menurut
orang-orang jaman dahulu tugas seorang perempuan hanya “macak, manak,
masak”. Dari bunyi pepatah tersebut terlintas pikiran bagi orang yang mendengar
pepatah itu bahwa takdir perempuan hidup di dunia ini hanya berdandan,
melahirkan, dan memasak, sehingga terkesan tugas perempuan hanya mengurusi
keluarganya serta hanya menjadi ibu rumah tangga saja, sedangkan yang akan
menafkahi adalah suaminya. Oleh karena itu sejak dulu seorang laki-laki harus
dituntut untuk bekerja dalam menghadapi keluarganya dan perempuan hanya tetap
tinggal dirumah saja
Sebenarnya adanya kecenderungan yang beranggapan bahwa sosok pemimpin
haruslah laki-laki itu sudah ada sejak masa pendudukan Jepang dan Belanda.
Dimana ketika itu banyak atau hamper seluruh laki-laki yang ikut andil dalam
memperjuangkan kemerdekaan bangsa, sampai akhirnya kemerdekaan Indonesia
dapat diraih, namun di sela-sela Belanda menjajah Indonesia muncul sosok Raden
Ajeng Kartini yang membela hak perempuan untuk disamakan dengan hak laki-
laki. Dimana yang dulunya timbul persepsi bahwa seorang perempuan hanya
bertugas di belakang saja, kini Raden Ajeng Kartini dapat menumpas perkataan
tersebut dengan membuktikan bahwa Raden Ajeng Kartini dapat menikmati
bangku sekolah dan dapat menempuh pendidikan tinggi layaknya seorang laki-
laki.Dari adanya emansipasi wanita tersebut membuktikan bahwa seorang
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
1
perempuan sejajar dengan laki-laki, dimana perempuan dapat menduduki posisi
yang dulunya hanya boleh diduduki seorang laki-laki dan dapat mengenyam
pendidikan tinggi setara dengan laki-laki ataumungkin bisa lebih.Sehingga
emansipasi dari Raden Ajeng Kartini dapat digunakan sebagai inspirasi atau
indikator untuk membawa seorang perempuan yang hebat dan lebih maju dari
laki-laki.
Seiring berkembangnya waktu, persepsi yang menyatakan bahwa seorang
pemimpin harus laki-laki kini mulai diabaikan.Semenjak Raden Ajeng Kartini
memulai untuk mengemansipasi para wanita untuk mulai maju dari laki-laki, kini
muncul wanita-wanita karier atau sukses yang tidak kalah hebatnya dari laki-laki
seperti sekarang banyak para pegawai instansi pemerintah wanita, tenaga pendidik
wanita, bahkan ada kuli seorang wanita, dll.Itu semua membutuhkan bahkan peran
yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki tidak menutup kemungkinan bagi wanita
untuk mendudukinya.
Di Indonesia sendiri peran wanita sangat dibutuhkan untuk segala hal di dalam
kehidupan.Terutama dalam urusan politik dan pemerintahan.Karena kebanyakan
orang percaya bahwa wanita itu selain mempunyai intelektual yang tinggi juga
mempunyai kepribadian yang baik, meliputi ketekunan, kejujuran dan kerajinan,
sehingga banyak orang yang lebih memperkerjakan perempuan dari pada laki-
laki.Di Indonesia banyak sekali tokoh-tokoh yang dapat kita teladani seperti
halnya sosok wanita yang pernah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.
Walaupun seorang wanita, tetapi beliau telah menunjukkan kehebatannya dalam
memimpin Indonesia selama 5tahun. Karena banyaknya partisipasi wanita untuk
menjajaki dunia perpolitikan dan pemerintahan, makan pemerintah Indonesia
membuatkan Undang-Undang tentang batasan kuota keterlibatan perempuan
dalam kursi pemerintahan. Tetapi dari adanya kebijakan mengenai hal tersebut
banyak orang menyikapinya dengan tidak senang karena condong pada sikap
diskriminasi kepada perempuan.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
2
Tidak hanya emansipasi wanita yang mempengaruhi perubahan pemikiran
tersebut, tetapi juga dipengaruhi adanya perubahan nilai pada sistem sosial
termasuk perubahan sikap, pola perilaku. Seiring dengan berjalannya waktu
perbedaan jenjang status antara laki-laki dan perempuan akan menjadi setara.
Terutama masyarakat yang hidup di kota dimana sudah tidak menganut nilai dan
norma tradisional mereka, mereka cenderung cepat mengalami perubahan social.
Di dalam masyarakat yang ada di desa sebagian sudah lebih maju karena adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak menutup kemungkinan
bahwa di dalam suatu strata atau pelapisan masyarakat di desa juga terdapat
pemimpin perempuan seperti lurah atau kepala desa wanita.
Dari banyaknya pandangan mengenai sosok perempuan yang berkedudukan
sebagai pemimpin, banyak para tokoh atau berbagai pandangan yang pro dan
kontra dalam menyikapi hal tersebut. Banyak yang mendukung bahwa tidak boleh
adanya sikap mendiskriminasi terhadap perempuan dan ada pula yang tidak setuju
terhadap pandangan tersebut, karena terdapat berbagai hal yang dapat dijadikan
alas an untuk menentang pandanga tersebut
B. Rumusan Masalah
1. Meneladani kepribadian tokoh-tokoh pemimpin wanita di Indonesia
2. Mengetahui hubungan antar perubahan social dan kedudukan seorang
wanita sebagai pemimpin
3. Pandangan para tokoh mengenai kedudukan perempuan sebagai
pemimpin
4. Analisis peran perempuan di dalam politik dan pemerintah
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui kepribadian tokoh pemimpin wanita
2. Mengetahui keterkaitan antara perubahan social dengan kedudukan
pemimpin seorang wanita
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
3
3. Mengetahui berbagai pandangan dari para tokoh tentang pemimpin
perempuan
4. Menganalisis peran perempuan di dalam politik dan pemerintah
D. Manfaat makalah
Manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menganalisisis contoh
studi kasus tentang perubahan sosial serta dapat menelaah dan dapat
memberikan pemahamam tentang bagaimana kedudukan wanita di dalam
dunia perpolitikan dan pemerintahan.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Meneladani tokoh-tokoh pemimpin perempuan di Indonesia
Megawati Soekarnoputri
Presiden Indonesia ke-5
Masajabatan : 23 Juli2001 – 20 Oktober2004
Wakil presiden : Hamzah Haz
Hj.Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih
dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan
"Mbak Mega" (lahir di Yogyakarta, 23 Januari1947; umur 68 tahun) adalah
Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli2001 — 20
Oktober2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak dari
presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya
menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI
PEMIMPIN5
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR
dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli2001. Sebelumnya dari tahun 1999–
2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur)
Kehidupan Awal
Megawati Soekarnoputri adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ibunda
Megawati, Fatmawati[1], adalah seorang gadis kelahiran Bengkulu di mana
Soekarno dahulu pernah diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Ia dilahirkan
pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau
Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno
Putri, pada tanggal 23 Januari1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali
Code[2]. Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan dalam suasana
kemewahan di Istana Merdeka.
Dia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak
sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan
di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (juga tidak sampai lulus).
Karier Politik
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri.
Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran,
ia pun selalu aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
1986
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang
Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat.Mega hanya butuh waktu satu
tahun menjadi anggota DPR RI.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
6
1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya1993,
Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.
1996
Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua
Umum PDI.Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996,
yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres
Medan.Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan
perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu
langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun,
Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa
kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.
Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli1996
kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega.
Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu,
berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan namaPeristiwa
27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa aktivis mendekam di penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega.
Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum,
walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti.Tak pelak,
PDI pun terpisah menjadi PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan
Mega.Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah.
Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997.
Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
7
berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah
"Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.
1999
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan
berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil
meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya
Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan
terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain,
dan memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam
voting pemilihan presiden adalah 373 banding 313 suara.
2001
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri.Ia tidak
harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman
Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang
Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden,
setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
2004
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya
konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan
umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap
merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia
mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004
tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang
Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.
Perjalanan karier
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
8
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung); (1965)
Anggota FraksiPDI DPR RI Komisi IV (1987-1997)
Ketua DPC PDIJakarta Pusat
Ketua Umum PDI versi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya
(1993-1996)
PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-
sekarang
Wakil Presiden Republik Indonesia (20 Oktober1999-23 Juli2001)
Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli2001-20 Oktober2004)
Perjalanan pendidikan
SD Perguruan CikiniJakarta (1954-1959)
SLTP Perguruan CikiniJakarta (1960-1962)
SLTA Perguruan CikiniJakarta (1963-1965)
Fakultas Pertanian Universitas PadjadjaranBandung (1965-1967); tidak
selesai
Fakultas Psikologi Universitas IndonesiaJakarta (1970-1972); tidak selesai
Tri Rismaharini
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
9
Dr.(H.C.)Ir.Tri Rismaharini, M.T terkadang ditulis Tri Risma Harini, atau
yang akrab disapa Risma (lahir di Kediri, Jawa Timur, 20 November1961; umur
53 tahun)[1] adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak 28 September 2010.
Ia adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang
sejarah. Risma merupakan kepala daerah perempuan pertama dari Indonesia yang
berulang kali masuk daftar pemimpin terbaik dunia.
Risma adalah insinyur lulusan Arsitektur dan pasca sarjana Manajemen
Pembangunan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember[2]. Ia tercatat sebagai
wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala
daerah sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia pasca Reformasi 1998.
Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono
yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pasangan diusung oleh partai PDI-P
dan memenangi pilkada dengan jumlah suara 358.187 suara atau sebesar 38,53
persen. Pasangan ini dilantik pada tanggal 28 September 2010.[3]. Bambang D. H.
resmi mengundurkan diri pada 14 Juni2013[4]. Pasca pengunduran diri Bambang,
Risma didampingi oleh Wisnu Sakti Buana, putra politisi senior PDI-P / wakil
ketua MPR RI periode 1999-2004, Ir. Soetjipto. Wisnu mendampingi Risma
sebagai wakil wali kotaSurabaya sejak 24 Januari 2014.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
10
Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya
(Bappeko) hingga tahun 2010. Risma meniti karier sebagai seorang pegawai
negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak dekade 1990-an.
Pendidikan
Tri Rismaharini menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Kediri
dan lulus pada tahun 1973. Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 10 Surabaya, lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Surabaya dan lulus pada tahun
1980.
Ia menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian
melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, lulus pada tahun 2002. Dalam
acara ITS EXPO, April 2014, Tri Rismaharini mengungkap keinginan untuk
menjadi dosen di almamater seusai selesai mengabdi sebagai Wali Kota Surabaya.
Pada 4 Maret2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa
dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)[6]. Gelar kehormatan
tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Karier Birokrat
Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Surabaya (1997)
Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya
(2001)
Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001)
Kepala Bagian Bina Bangunan (2002)
Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005)
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
11
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005)
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008)
Wali Kota Surabaya (2010)
Karier Politik
Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini mulai menata Kota Surabaya dari yang buruk penataannya
sejak dirinya menjadi Kepala DKP.Ia melanjutkan tugas tersebut sejak dilantik
menjadi wali kota pada 2010. Di masa kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi
wali kota, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan
sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
12
2.kedudukan perempuan sebagai pemimpin dalam konteks
perubahan sosial
kedudukan perempuan sebagai pemimpin data dimasukkan kedalam bentk
perubahan struktural karena perubahan terjadi sangat mendasar berakibat
munculnya reorganisasi dalam masyarakat namun kasus tersebut tidak hanya
dikategorikan sebagai perubahan yang bersifat struktural saja melainkan juga bisa
dikategorikan kedalam perubahan bottom up karena di pelopori oleh kaum
masyarakat itu sendiri yaitu mulai dari jasa Raden Ajeng Kartini dengan
emansipasi wanitanya sehingga dapat menguak keterlibatan perempuan dalam
berbagai bidang,selain itu juga dapat dimasukan kedalam perubahan sosial yang
berdampak besar karena dengan adanya sosok pemimpin wanita dapat mendorong
adanya perubahan besar daalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dimana yang
dulunya pemimpin seorang laki-laki dengan segala aturan pemerintahannya akan
berbeda jika pemimpin itu seorang wanita dengan segala jcaranya dalam mengatur
pemerintahannya sehingga dapat mengubah kehidupan masyarakat.
. Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor seperti ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Masyarakat tidak puas
dengan kinerja pemimpin pemerintahan sebelumnya, sehingga menimbulkan
reorganisasi dalam struktur masyarakat, peubahan jumlah penduduk, serta
munculnya paham mengenai perubahan persepsi yang menyatakan bahwa
perempuan juga layak untuk menduduki kursi pemerintahan itu juga di dorong
adanya sistem pendidikan formal yang maju dengan munculnya berbagai
perguruan tinggi yang menjembatani orang tersebut untuk dapat mendalami ilmu
perpolitikan, namun tidak hanya dari perguran tinggi saja,seiring berjaannya
waktu dari pendidikan dasar sudah dajarkan dan ditanamkan tentang jiwa
patriotisme sehingga dapat mendorong seseorang untuk dapat langsung menjajaki
dunia perpolitikan.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
13
Selain itu perempuan yang menduduki sebagai pemimpin itu juga dikarenakan
karena adanya perubahan nilai di dalam tatanan kehidupan masyarakat. Seiring
berkembangya waktu juga dapat mengubah persepsi orang sehingga pada masa
sekarang banyak orang yang mengaggap bahwa didalam suatu pekerjaan tidak ada
batasannya antara lak-laki dan perempuan. Bahkan di desa-desapun kini telah
banyak pemimpin perempuan seperti lurah desa,camat,dsb. Hal ini telah
menandakan bahwa perubahan ini telah tersebar bahkan telah melekat di dalam
diri setiap masyarakat untuk mempercayai perempuan sebagai pemimpin di desa
tersebut.
Hal ini berdampak positif dengan adanya demokratisasi yaitu persamaan hak
dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan serta akan berkembang menjadi
modernisasi karena secara tidak langsung kita telah mengikuti perkembangan
zaman karena tidak hanya Indonesia saja yang mempunyai pemimpin perempuan
namun juga di negara-negara lain sehingga kita telah melakukan modernisasi
3. Pandangan dari para tokoh tentang pemimpin perempuan
Sejak dulu, "ranah" pembicaraan leadership lebih cenderung merupakan
wilayah "maskulin" daripada "feminin". Bahkan kalau kita ingat lagi, teori tertua
tentang leadership, yaitu leaders is born, disebut sebagai "The Great Man
Theory" bukan "The Great Woman Theory".Dari sini terkesan yg "born" sebagai
pemimpin itu selalu "man" bukan "woman", traits leadership hanya dimiliki oleh
para laki-laki.Padahal dalam sejarahnya selalu saja ada perempuan hebat yang
memimpin perubahan, baik di sejarah Eropa, Asia, bahkan Timur Tengah.
Sebuah survei yang dilakukan oleh R. Sharpe (2000) menunjukkan bahwa
proses transformasi tersebut terjadi di beberapa perusahaan multinasional.
Menurut survei itu, "Women tend to adopt a more democratic or participative
style". Perempuan ternyata lebih demokratis dalam memimpin, mengedepankan
semangat partisipasi. Pendapatnya didukung oleh banyak ahli lain. Tentunya yang
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
14
tidak setuju juga banyak.Menurut mereka, "it is not about gender, but about what
style" yang dipilih oleh seorang pemimpin untuk diterapkan.
Hagberg Consulting membuat survei, membandingkan efektivitas pemimpin
berdasarkan gender dalam beberapa skill yang diperlukan untuk menjadi
pemimpin saat ini.Hasil survei tersebut menarik, dalam beberapa skill seperti
mendengarkan, berkomunikasi dan memotivasi, pemimpin perempuan
mendapatkan skor yang lebih tinggi.Survei tersebut juga menunjukkan bahwa
pemimpin bergender laki-laki unggul dalam hal analisis dan strategic
planning.Secara umum, ternyata responden surveI tersebut lebih mengharapkan
skill yang lebih banyak dimiliki oleh pemimpin perempuan.
Arivia (2006:4) dalam Nurhaeni (2009:53) menyatakan: “Sepanjang dibelahan
dunia patriarki seperti Indonesia, representasi isu- isu perempuan di segala bidang
(politik, ekonomi, budaya, agama dan sebagainya) telah ditolak di dalam wacana
publik.
Hapsari Dwiningtyas menyatakan: “Pembahasan mengenai permasalahan
perempuan lebih sering menampilkan perempuan sebagai korban yang tidak
berdaya. Perempuan sebagai makhluk yang tidak bisa berbuat banyak untuk
melindungi dirinya sehingga perlu dibantu”
Kepemimpinan adalah tiga serangkai: Leaders, Followers, dan Situation.
Ketika situasi dan pengikutnya berubah, maka seorang pemimpin juga harus
berubah.Contohnya saat ini, pemimpin makin harus lebih dekat dengan
followers.Gone the concept of "Leading By Creating Fear". Aspek "heart" makin
diperlukan dan pada akhirnya dalam konteks ini, bukan gender yang menentukan
keberhasilan seorang pemimpin, tetapi praktik-praktik yang diterapkan oleh yang
bersangkutan.Tanpa melihat gendernya, seorang pemimpin harus tegas.
4.Analisa Terhadap Peran Perempuan dalam Politik dan
Pemerintahan
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
15
Melihat pembahasan diatas, Megawati Soekarno dan Tri rismaharini adalah
contoh nyata bahwa seorang perempuan memiliki eksistensi yang tidak kalah dari
seorang laki- laki.Secara fisik, memang perempuan memiliki keterbatasan.Ia tidak
memiliki tenaga yang besar layaknya laki- laki, namun secara ide dan gagasan,
perempuan tak dapat dikesampingkan peran dan fungsinya. Keterlibatan
perempuan dalam politik dan pemerintahan merupakan suatu anugerah bagi
keberlanjutan suatu negara.Ibarat negara sebuah rumah tangga, maka
perempuanlah yang memiliki peran untuk mengurus rumah serta mengatur hajat
hidup seluruh penghuni rumah tersebut.Maka, dapat dipastikan bahwasanya
perempuan memiliki andil yang luar biasa dalam mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Hingga saat ini, peran perempuan di dalam kancah perpolitikan di parlemen
serta pada pemerintahan, baik secara global maupun nasional masih sangat rendah
dan memprihatinkan. Rendahnya partisipasi perempuan tersebut bisa jadi
disebabkan oleh berbagai faktor, yakni kurang lengkapnya sarana dan prasarana
dalam pendidikan politik dan khususnya di negara-negara berkembang dan
terbelakang, tidak adanya pelatihan dan penguatan keterampilan politik
perempuan untuk memperkuat keterampilan politiknya, kurang adanya kesadaran
perempuan untuk aktif dan terlibat di dalam kegiatan-kegiatan politik terutama
untuk berpartisipasi dalam institusi politik formal seperti lembaga legislatif dan
partai politik, serta masih adanya sistem perundang-undangan politik yang
membatasi kuota partisipasi perempuan di dalam dalam pemerintahan.
Alasan- alasan inilah yang menjadi suatu pembeda antara kaum laki- laki dan
kaum perempuan.Sebuah pernyataan tertulis bahwasanya perempuan adalah
makhluk yang sejatinya harus dijaga harkat dan martabatnya serta diposisikan
yang utama, dibandingkan dengan urusan laki- laki yang sejatinya mampu untuk
menjaga dirinya sendiri.
Oleh karena itu, dari tokoh diatas yaitu Megawati Soekarno dan Tri rismaharini
berhasil menjawab pertanyaan itu dengan mengabdikan dirinya untuk negerinya.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
16
Dari banyak perempuan yang berkarir membuktikan bahwa derajat seorang
perempuan setara dngan seorang laki-laki serta didalam perpolotikan dan
pemeritahan tidak ada yang membatasi antara posisi laki-laki .
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Megawati Soekrno Putri dan Risma Triharini merupaan sosok para pemimpin
wanita di Indonesia. Mereka semua mengawali karir politiknya tidak mudah,
mereka menempuh mendidikan tinggi dalam mempelajari ilmu perpolitikan.
Selain itu juga didorong adanya keinginan untuk melanjutkan jejak karir
orangtuanya seperti Megawati Soekarno Putri. Megawati Soekarno Putri
merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia, ini membuktikan bahwa
perempuan ikut bereksistensi di dalam menjajaki dunia perpolitikan di Indonesia.
Melihat pembahasan diatas Megawati Soekarno Putri dan Risma Triharini
adalah contoh nyata bahwa seorang perempuan dapat ikut serta di dalam mengatur
pemerintaan di Indonesia, selai itu sosok pemimpin wanita juga dapat dijadikan
inspirasi dan panutan bagi warga negara Indonesia khususnya bagi kaum
perempuan untuk lebih maju dan berkembang. Sehingga tidak ada persepsi lagi
yang menyatakan bahwa derajat seorang perempuan lebih rendah daripada laki-
laki.
Saran
Jadi keberadaan pemimpin perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata
oleh siapapun. Karena sebenarnya kaum wanita dilihat dalam segi aktifitasnya
lebih rajin, teliti, jujur. Sehingga pada masa sekarang banyak orang yang lebih
memperkerjakan perempuan. Namun disisi lain, wanita yang berkarir tidak boleh
meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga sehingga kaum wanita
memiliki peran ganda dalam mengurs karir dan juga keluarganya.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
18
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com
2. Wikepedia.org
3. http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tri-rismaharini/
4. Ensiklopedi Tokoh Indonesia
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN
19