makalah perubhan sosial

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dulu bahkan sampai sekarang ranah pembicaraan tentang kepemimpinan atau Leadership banyak orang yang lebih menyukai dan berpendapat bahwa seorang pemimpin haruslah maskulin, itu karena seorang laki-laki dipandang lebih unggul, kuat, serta tergas dalam menyikapi segala hal, jika disbanding dengan perempuan yang memiliki sifat lemah lembut dan feminism. Ada pepatah menurut orang-orang jaman dahulu tugas seorang perempuan hanya “macak, manak, masak”. Dari bunyi pepatah tersebut terlintas pikiran bagi orang yang mendengar pepatah itu bahwa takdir perempuan hidup di dunia ini hanya berdandan, melahirkan, dan memasak, sehingga terkesan tugas perempuan hanya mengurusi keluarganya serta hanya menjadi ibu rumah tangga saja, sedangkan yang akan menafkahi adalah suaminya. Oleh karena itu sejak dulu seorang laki-laki harus dituntut untuk bekerja dalam menghadapi keluarganya dan perempuan hanya tetap tinggal dirumah saja MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN 1

Upload: luthfi-ahmad

Post on 11-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas ilmu budaya dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perubhan Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dulu bahkan sampai sekarang ranah pembicaraan tentang kepemimpinan

atau Leadership banyak orang yang lebih menyukai dan berpendapat bahwa

seorang pemimpin haruslah maskulin, itu karena seorang laki-laki dipandang lebih

unggul, kuat, serta tergas dalam menyikapi segala hal, jika disbanding dengan

perempuan yang memiliki sifat lemah lembut dan feminism. Ada pepatah menurut

orang-orang jaman dahulu tugas seorang perempuan hanya “macak, manak,

masak”. Dari bunyi pepatah tersebut terlintas pikiran bagi orang yang mendengar

pepatah itu bahwa takdir perempuan hidup di dunia ini hanya berdandan,

melahirkan, dan memasak, sehingga terkesan tugas perempuan hanya mengurusi

keluarganya serta hanya menjadi ibu rumah tangga saja, sedangkan yang akan

menafkahi adalah suaminya. Oleh karena itu sejak dulu seorang laki-laki harus

dituntut untuk bekerja dalam menghadapi keluarganya dan perempuan hanya tetap

tinggal dirumah saja

Sebenarnya adanya kecenderungan yang beranggapan bahwa sosok pemimpin

haruslah laki-laki itu sudah ada sejak masa pendudukan Jepang dan Belanda.

Dimana ketika itu banyak atau hamper seluruh laki-laki yang ikut andil dalam

memperjuangkan kemerdekaan bangsa, sampai akhirnya kemerdekaan Indonesia

dapat diraih, namun di sela-sela Belanda menjajah Indonesia muncul sosok Raden

Ajeng Kartini yang membela hak perempuan untuk disamakan dengan hak laki-

laki. Dimana yang dulunya timbul persepsi bahwa seorang perempuan hanya

bertugas di belakang saja, kini Raden Ajeng Kartini dapat menumpas perkataan

tersebut dengan membuktikan bahwa Raden Ajeng Kartini dapat menikmati

bangku sekolah dan dapat menempuh pendidikan tinggi layaknya seorang laki-

laki.Dari adanya emansipasi wanita tersebut membuktikan bahwa seorang

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

1

Page 2: Makalah Perubhan Sosial

perempuan sejajar dengan laki-laki, dimana perempuan dapat menduduki posisi

yang dulunya hanya boleh diduduki seorang laki-laki dan dapat mengenyam

pendidikan tinggi setara dengan laki-laki ataumungkin bisa lebih.Sehingga

emansipasi dari Raden Ajeng Kartini dapat digunakan sebagai inspirasi atau

indikator untuk membawa seorang perempuan yang hebat dan lebih maju dari

laki-laki.

Seiring berkembangnya waktu, persepsi yang menyatakan bahwa seorang

pemimpin harus laki-laki kini mulai diabaikan.Semenjak Raden Ajeng Kartini

memulai untuk mengemansipasi para wanita untuk mulai maju dari laki-laki, kini

muncul wanita-wanita karier atau sukses yang tidak kalah hebatnya dari laki-laki

seperti sekarang banyak para pegawai instansi pemerintah wanita, tenaga pendidik

wanita, bahkan ada kuli seorang wanita, dll.Itu semua membutuhkan bahkan peran

yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki tidak menutup kemungkinan bagi wanita

untuk mendudukinya.

Di Indonesia sendiri peran wanita sangat dibutuhkan untuk segala hal di dalam

kehidupan.Terutama dalam urusan politik dan pemerintahan.Karena kebanyakan

orang percaya bahwa wanita itu selain mempunyai intelektual yang tinggi juga

mempunyai kepribadian yang baik, meliputi ketekunan, kejujuran dan kerajinan,

sehingga banyak orang yang lebih memperkerjakan perempuan dari pada laki-

laki.Di Indonesia banyak sekali tokoh-tokoh yang dapat kita teladani seperti

halnya sosok wanita yang pernah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

Walaupun seorang wanita, tetapi beliau telah menunjukkan kehebatannya dalam

memimpin Indonesia selama 5tahun. Karena banyaknya partisipasi wanita untuk

menjajaki dunia perpolitikan dan pemerintahan, makan pemerintah Indonesia

membuatkan Undang-Undang tentang batasan kuota keterlibatan perempuan

dalam kursi pemerintahan. Tetapi dari adanya kebijakan mengenai hal tersebut

banyak orang menyikapinya dengan tidak senang karena condong pada sikap

diskriminasi kepada perempuan.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

2

Page 3: Makalah Perubhan Sosial

Tidak hanya emansipasi wanita yang mempengaruhi perubahan pemikiran

tersebut, tetapi juga dipengaruhi adanya perubahan nilai pada sistem sosial

termasuk perubahan sikap, pola perilaku. Seiring dengan berjalannya waktu

perbedaan jenjang status antara laki-laki dan perempuan akan menjadi setara.

Terutama masyarakat yang hidup di kota dimana sudah tidak menganut nilai dan

norma tradisional mereka, mereka cenderung cepat mengalami perubahan social.

Di dalam masyarakat yang ada di desa sebagian sudah lebih maju karena adanya

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak menutup kemungkinan

bahwa di dalam suatu strata atau pelapisan masyarakat di desa juga terdapat

pemimpin perempuan seperti lurah atau kepala desa wanita.

Dari banyaknya pandangan mengenai sosok perempuan yang berkedudukan

sebagai pemimpin, banyak para tokoh atau berbagai pandangan yang pro dan

kontra dalam menyikapi hal tersebut. Banyak yang mendukung bahwa tidak boleh

adanya sikap mendiskriminasi terhadap perempuan dan ada pula yang tidak setuju

terhadap pandangan tersebut, karena terdapat berbagai hal yang dapat dijadikan

alas an untuk menentang pandanga tersebut

B. Rumusan Masalah

1. Meneladani kepribadian tokoh-tokoh pemimpin wanita di Indonesia

2. Mengetahui hubungan antar perubahan social dan kedudukan seorang

wanita sebagai pemimpin

3. Pandangan para tokoh mengenai kedudukan perempuan sebagai

pemimpin

4. Analisis peran perempuan di dalam politik dan pemerintah

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui kepribadian tokoh pemimpin wanita

2. Mengetahui keterkaitan antara perubahan social dengan kedudukan

pemimpin seorang wanita

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

3

Page 4: Makalah Perubhan Sosial

3. Mengetahui berbagai pandangan dari para tokoh tentang pemimpin

perempuan

4. Menganalisis peran perempuan di dalam politik dan pemerintah

D. Manfaat makalah

Manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menganalisisis contoh

studi kasus tentang perubahan sosial serta dapat menelaah dan dapat

memberikan pemahamam tentang bagaimana kedudukan wanita di dalam

dunia perpolitikan dan pemerintahan.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

4

Page 5: Makalah Perubhan Sosial

BAB II

PEMBAHASAN

1. Meneladani tokoh-tokoh pemimpin perempuan di Indonesia

Megawati Soekarnoputri

Presiden Indonesia ke-5

Masajabatan : 23 Juli2001 – 20 Oktober2004

Wakil presiden : Hamzah Haz

Hj.Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih

dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan

"Mbak Mega" (lahir di Yogyakarta, 23 Januari1947; umur 68 tahun) adalah

Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli2001 — 20

Oktober2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak dari

presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya

menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September2004, ia kalah suara dari Susilo

Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI

PEMIMPIN5

Page 6: Makalah Perubhan Sosial

Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada

tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR

dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli2001. Sebelumnya dari tahun 1999–

2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman

Wahid (Gus Dur)

Kehidupan Awal

Megawati Soekarnoputri adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ibunda

Megawati, Fatmawati[1], adalah seorang gadis kelahiran Bengkulu di mana

Soekarno dahulu pernah diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Ia dilahirkan

pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau

Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno

Putri, pada tanggal 23 Januari1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali

Code[2]. Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan dalam suasana

kemewahan di Istana Merdeka.

Dia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak

sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan

di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (juga tidak sampai lulus).

Karier Politik

Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri.

Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran,

ia pun selalu aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

1986

Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang

Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat.Mega hanya butuh waktu satu

tahun menjadi anggota DPR RI.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

6

Page 7: Makalah Perubhan Sosial

1993

Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya1993,

Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.

1996

Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua

Umum PDI.Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996,

yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.

Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres

Medan.Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan

perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu

langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun,

Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa

kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.

Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli1996

kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega.

Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu,

berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan namaPeristiwa

27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa aktivis mendekam di penjara.

Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega.

Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum,

walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti.Tak pelak,

PDI pun terpisah menjadi PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan

Mega.Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah.

Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.

1997

Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997.

Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

7

Page 8: Makalah Perubhan Sosial

berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah

"Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.

1999

Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan

berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil

meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya

Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan

terjadi revolusi.

Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain,

dan memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam

voting pemilihan presiden adalah 373 banding 313 suara.

2001

Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri.Ia tidak

harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman

Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang

Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden,

setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.

2004

Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya

konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan

umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap

merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia

mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004

tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang

Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.

Perjalanan karier

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

8

Page 9: Makalah Perubhan Sosial

Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung); (1965)

Anggota FraksiPDI DPR RI Komisi IV (1987-1997)

Ketua DPC PDIJakarta Pusat

Ketua Umum PDI versi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya

(1993-1996)

PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-

sekarang

Wakil Presiden Republik Indonesia (20 Oktober1999-23 Juli2001)

Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli2001-20 Oktober2004)

Perjalanan pendidikan

SD Perguruan CikiniJakarta (1954-1959)

SLTP Perguruan CikiniJakarta (1960-1962)

SLTA Perguruan CikiniJakarta (1963-1965)

Fakultas Pertanian Universitas PadjadjaranBandung (1965-1967); tidak

selesai

Fakultas Psikologi Universitas IndonesiaJakarta (1970-1972); tidak selesai

Tri Rismaharini

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

9

Page 10: Makalah Perubhan Sosial

Dr.(H.C.)Ir.Tri Rismaharini, M.T terkadang ditulis Tri Risma Harini, atau

yang akrab disapa Risma (lahir di Kediri, Jawa Timur, 20 November1961; umur

53 tahun)[1] adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak 28 September 2010.

Ia adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang

sejarah. Risma merupakan kepala daerah perempuan pertama dari Indonesia yang

berulang kali masuk daftar pemimpin terbaik dunia.

Risma adalah insinyur lulusan Arsitektur dan pasca sarjana Manajemen

Pembangunan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember[2]. Ia tercatat sebagai

wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala

daerah sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia pasca Reformasi 1998.

Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono

yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pasangan diusung oleh partai PDI-P

dan memenangi pilkada dengan jumlah suara 358.187 suara atau sebesar 38,53

persen. Pasangan ini dilantik pada tanggal 28 September 2010.[3]. Bambang D. H.

resmi mengundurkan diri pada 14 Juni2013[4]. Pasca pengunduran diri Bambang,

Risma didampingi oleh Wisnu Sakti Buana, putra politisi senior PDI-P / wakil

ketua MPR RI periode 1999-2004, Ir. Soetjipto. Wisnu mendampingi Risma

sebagai wakil wali kotaSurabaya sejak 24 Januari 2014.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

10

Page 11: Makalah Perubhan Sosial

Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan

Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya

(Bappeko) hingga tahun 2010. Risma meniti karier sebagai seorang pegawai

negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak dekade 1990-an.

Pendidikan

Tri Rismaharini menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Kediri

dan lulus pada tahun 1973. Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama Negeri 10 Surabaya, lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Surabaya dan lulus pada tahun

1980.

Ia menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian

melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, lulus pada tahun 2002. Dalam

acara ITS EXPO, April 2014, Tri Rismaharini mengungkap keinginan untuk

menjadi dosen di almamater seusai selesai mengabdi sebagai Wali Kota Surabaya.

Pada 4 Maret2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa

dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)[6]. Gelar kehormatan

tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Karier Birokrat

Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan

Pembangunan Kota Surabaya (1997)

Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya

(2001)

Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001)

Kepala Bagian Bina Bangunan (2002)

Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005)

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

11

Page 12: Makalah Perubhan Sosial

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008)

Wali Kota Surabaya (2010)

Karier Politik

Wali Kota Surabaya

Tri Rismaharini mulai menata Kota Surabaya dari yang buruk penataannya

sejak dirinya menjadi Kepala DKP.Ia melanjutkan tugas tersebut sejak dilantik

menjadi wali kota pada 2010. Di masa kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi

wali kota, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan

sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

12

Page 13: Makalah Perubhan Sosial

2.kedudukan perempuan sebagai pemimpin dalam konteks

perubahan sosial

kedudukan perempuan sebagai pemimpin data dimasukkan kedalam bentk

perubahan struktural karena perubahan terjadi sangat mendasar berakibat

munculnya reorganisasi dalam masyarakat namun kasus tersebut tidak hanya

dikategorikan sebagai perubahan yang bersifat struktural saja melainkan juga bisa

dikategorikan kedalam perubahan bottom up karena di pelopori oleh kaum

masyarakat itu sendiri yaitu mulai dari jasa Raden Ajeng Kartini dengan

emansipasi wanitanya sehingga dapat menguak keterlibatan perempuan dalam

berbagai bidang,selain itu juga dapat dimasukan kedalam perubahan sosial yang

berdampak besar karena dengan adanya sosok pemimpin wanita dapat mendorong

adanya perubahan besar daalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dimana yang

dulunya pemimpin seorang laki-laki dengan segala aturan pemerintahannya akan

berbeda jika pemimpin itu seorang wanita dengan segala jcaranya dalam mengatur

pemerintahannya sehingga dapat mengubah kehidupan masyarakat.

. Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor seperti ketidakpuasan

masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Masyarakat tidak puas

dengan kinerja pemimpin pemerintahan sebelumnya, sehingga menimbulkan

reorganisasi dalam struktur masyarakat, peubahan jumlah penduduk, serta

munculnya paham mengenai perubahan persepsi yang menyatakan bahwa

perempuan juga layak untuk menduduki kursi pemerintahan itu juga di dorong

adanya sistem pendidikan formal yang maju dengan munculnya berbagai

perguruan tinggi yang menjembatani orang tersebut untuk dapat mendalami ilmu

perpolitikan, namun tidak hanya dari perguran tinggi saja,seiring berjaannya

waktu dari pendidikan dasar sudah dajarkan dan ditanamkan tentang jiwa

patriotisme sehingga dapat mendorong seseorang untuk dapat langsung menjajaki

dunia perpolitikan.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

13

Page 14: Makalah Perubhan Sosial

Selain itu perempuan yang menduduki sebagai pemimpin itu juga dikarenakan

karena adanya perubahan nilai di dalam tatanan kehidupan masyarakat. Seiring

berkembangya waktu juga dapat mengubah persepsi orang sehingga pada masa

sekarang banyak orang yang mengaggap bahwa didalam suatu pekerjaan tidak ada

batasannya antara lak-laki dan perempuan. Bahkan di desa-desapun kini telah

banyak pemimpin perempuan seperti lurah desa,camat,dsb. Hal ini telah

menandakan bahwa perubahan ini telah tersebar bahkan telah melekat di dalam

diri setiap masyarakat untuk mempercayai perempuan sebagai pemimpin di desa

tersebut.

Hal ini berdampak positif dengan adanya demokratisasi yaitu persamaan hak

dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan serta akan berkembang menjadi

modernisasi karena secara tidak langsung kita telah mengikuti perkembangan

zaman karena tidak hanya Indonesia saja yang mempunyai pemimpin perempuan

namun juga di negara-negara lain sehingga kita telah melakukan modernisasi

3. Pandangan dari para tokoh tentang pemimpin perempuan

Sejak dulu, "ranah" pembicaraan leadership lebih cenderung merupakan

wilayah "maskulin" daripada "feminin". Bahkan kalau kita ingat lagi, teori tertua

tentang leadership, yaitu leaders is born, disebut sebagai "The Great Man

Theory" bukan "The Great Woman Theory".Dari sini terkesan yg "born" sebagai

pemimpin itu selalu "man" bukan "woman", traits leadership hanya dimiliki oleh

para laki-laki.Padahal dalam sejarahnya selalu saja ada perempuan hebat yang

memimpin perubahan, baik di sejarah Eropa, Asia, bahkan Timur Tengah.

Sebuah survei yang dilakukan oleh R. Sharpe (2000) menunjukkan bahwa

proses transformasi tersebut terjadi di beberapa perusahaan multinasional.

Menurut survei itu, "Women tend to adopt a more democratic or participative

style". Perempuan ternyata lebih demokratis dalam memimpin, mengedepankan

semangat partisipasi. Pendapatnya didukung oleh banyak ahli lain. Tentunya yang

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

14

Page 15: Makalah Perubhan Sosial

tidak setuju juga banyak.Menurut mereka, "it is not about gender, but about what

style" yang dipilih oleh seorang pemimpin untuk diterapkan.

Hagberg Consulting membuat survei, membandingkan efektivitas pemimpin

berdasarkan gender dalam beberapa skill yang diperlukan untuk menjadi

pemimpin saat ini.Hasil survei tersebut menarik, dalam beberapa skill seperti

mendengarkan, berkomunikasi dan memotivasi, pemimpin perempuan

mendapatkan skor yang lebih tinggi.Survei tersebut juga menunjukkan bahwa

pemimpin bergender laki-laki unggul dalam hal analisis dan strategic

planning.Secara umum, ternyata responden surveI tersebut lebih mengharapkan

skill yang lebih banyak dimiliki oleh pemimpin perempuan.

Arivia (2006:4) dalam Nurhaeni (2009:53) menyatakan: “Sepanjang dibelahan

dunia patriarki seperti Indonesia, representasi isu- isu perempuan di segala bidang

(politik, ekonomi, budaya, agama dan sebagainya) telah ditolak di dalam wacana

publik.

Hapsari Dwiningtyas menyatakan: “Pembahasan mengenai permasalahan

perempuan lebih sering menampilkan perempuan sebagai korban yang tidak

berdaya. Perempuan sebagai makhluk yang tidak bisa berbuat banyak untuk

melindungi dirinya sehingga perlu dibantu”

Kepemimpinan adalah tiga serangkai: Leaders, Followers, dan Situation.

Ketika situasi dan pengikutnya berubah, maka seorang pemimpin juga harus

berubah.Contohnya saat ini, pemimpin makin harus lebih dekat dengan

followers.Gone the concept of "Leading By Creating Fear". Aspek "heart" makin

diperlukan dan pada akhirnya dalam konteks ini, bukan gender yang menentukan

keberhasilan seorang pemimpin, tetapi praktik-praktik yang diterapkan oleh yang

bersangkutan.Tanpa melihat gendernya, seorang pemimpin harus tegas.

4.Analisa Terhadap Peran Perempuan dalam Politik dan

Pemerintahan

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

15

Page 16: Makalah Perubhan Sosial

    Melihat pembahasan diatas, Megawati Soekarno dan Tri rismaharini adalah

contoh nyata bahwa seorang perempuan memiliki eksistensi yang tidak kalah dari

seorang laki- laki.Secara fisik, memang perempuan memiliki keterbatasan.Ia tidak

memiliki tenaga yang besar layaknya laki- laki, namun secara ide dan gagasan,

perempuan tak dapat dikesampingkan peran dan fungsinya. Keterlibatan

perempuan dalam politik dan pemerintahan merupakan suatu anugerah bagi

keberlanjutan suatu negara.Ibarat negara sebuah rumah tangga, maka

perempuanlah yang memiliki peran untuk mengurus rumah serta mengatur hajat

hidup seluruh penghuni rumah tersebut.Maka, dapat dipastikan bahwasanya

perempuan memiliki andil yang luar biasa dalam mengatur kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Hingga saat ini, peran perempuan di dalam kancah perpolitikan di parlemen

serta pada pemerintahan, baik secara global maupun nasional masih sangat rendah

dan memprihatinkan. Rendahnya partisipasi perempuan tersebut bisa jadi

disebabkan oleh berbagai faktor, yakni kurang lengkapnya sarana dan prasarana

dalam pendidikan politik dan khususnya di negara-negara berkembang dan

terbelakang, tidak adanya pelatihan dan penguatan keterampilan politik

perempuan untuk memperkuat keterampilan politiknya, kurang adanya kesadaran

perempuan untuk aktif dan terlibat di dalam kegiatan-kegiatan politik terutama

untuk berpartisipasi dalam institusi politik formal seperti lembaga legislatif dan

partai politik, serta masih adanya sistem perundang-undangan politik yang

membatasi kuota partisipasi perempuan di dalam dalam pemerintahan.

Alasan- alasan inilah yang menjadi suatu pembeda antara kaum laki- laki dan

kaum perempuan.Sebuah pernyataan tertulis bahwasanya perempuan adalah

makhluk yang sejatinya harus dijaga harkat dan martabatnya serta diposisikan

yang utama, dibandingkan dengan urusan laki- laki yang sejatinya mampu untuk

menjaga dirinya sendiri.

Oleh karena itu, dari tokoh diatas yaitu Megawati Soekarno dan Tri rismaharini

berhasil menjawab pertanyaan itu dengan mengabdikan dirinya untuk negerinya.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

16

Page 17: Makalah Perubhan Sosial

Dari banyak perempuan yang berkarir membuktikan bahwa derajat seorang

perempuan setara dngan seorang laki-laki serta didalam perpolotikan dan

pemeritahan tidak ada yang membatasi antara posisi laki-laki .

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

17

Page 18: Makalah Perubhan Sosial

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Megawati Soekrno Putri dan Risma Triharini merupaan sosok para pemimpin

wanita di Indonesia. Mereka semua mengawali karir politiknya tidak mudah,

mereka menempuh mendidikan tinggi dalam mempelajari ilmu perpolitikan.

Selain itu juga didorong adanya keinginan untuk melanjutkan jejak karir

orangtuanya seperti Megawati Soekarno Putri. Megawati Soekarno Putri

merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia, ini membuktikan bahwa

perempuan ikut bereksistensi di dalam menjajaki dunia perpolitikan di Indonesia.

Melihat pembahasan diatas Megawati Soekarno Putri dan Risma Triharini

adalah contoh nyata bahwa seorang perempuan dapat ikut serta di dalam mengatur

pemerintaan di Indonesia, selai itu sosok pemimpin wanita juga dapat dijadikan

inspirasi dan panutan bagi warga negara Indonesia khususnya bagi kaum

perempuan untuk lebih maju dan berkembang. Sehingga tidak ada persepsi lagi

yang menyatakan bahwa derajat seorang perempuan lebih rendah daripada laki-

laki.

Saran

Jadi keberadaan pemimpin perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata

oleh siapapun. Karena sebenarnya kaum wanita dilihat dalam segi aktifitasnya

lebih rajin, teliti, jujur. Sehingga pada masa sekarang banyak orang yang lebih

memperkerjakan perempuan. Namun disisi lain, wanita yang berkarir tidak boleh

meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga sehingga kaum wanita

memiliki peran ganda dalam mengurs karir dan juga keluarganya.

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

18

Page 19: Makalah Perubhan Sosial

DAFTAR PUSTAKA

1. www.google.com

2. Wikepedia.org

3. http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tri-rismaharini/

4. Ensiklopedi Tokoh Indonesia

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini

6. https://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR |KEDUDUKAN PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN

19