makalah sosper jaringan sosial

24
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim. Syukur alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT kami panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Dan terima kasih pada Kakak – kak pendamping praktikum Sosiologi Pertanian atas perkuliahan tentang bab ini. Penulisan makalah Sosiologi Pertanian yang berjudul ”Jaringan Sosial” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, walaupun dalam proses selanjutnya masih ada kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami rancang tidaklah sempurna dan jauh dari kesempurnaan, karena sebagai manusia kami banyak kekurangan. Namun kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Oleh karenanya kami sebagai penulis makalah ini memohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar kekurangan yang ada dalam laporan ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. Semoga laporan yang telah kami selesaikan dapat bermanfaat bagi pembaca dan kalangan umum dan Allah SWT selalu menunjukkan kepada kami yang benar dan yang salah sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. i

Upload: abyan-farhandhitya

Post on 20-Oct-2015

164 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sosper Jaringan Sosial

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Syukur alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT kami panjatkan

atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Dan terima kasih pada Kakak –

kak pendamping praktikum Sosiologi Pertanian atas perkuliahan tentang bab ini.

Penulisan makalah Sosiologi Pertanian yang berjudul ”Jaringan Sosial” dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, walaupun dalam proses

selanjutnya masih ada kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami rancang tidaklah

sempurna dan jauh dari kesempurnaan, karena sebagai manusia kami banyak

kekurangan. Namun kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas

pembuatan makalah ini. Oleh karenanya kami sebagai penulis makalah ini memohon

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar kekurangan yang ada

dalam laporan ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.

Semoga laporan yang telah kami selesaikan dapat bermanfaat bagi pembaca

dan kalangan umum dan Allah SWT selalu menunjukkan kepada kami yang benar dan

yang salah sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Sekian Terima kasih.

Malang, April 2011

Penulis

i

Page 2: Makalah Sosper Jaringan Sosial

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB I..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................3

2.1 Definisi Jaringan sosial................................................................................................3

2.2 Peranan jaringan sosial...............................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..........................................................................................................................5

3.1 Analisis Jurnal “Kerja Sama dan Struktur Masyarakat di Desa Cibodas”...................5

3.2 Analisis Jurnal “Perilaku Gerakan Penduduk, Perubahan Sosial dan Pembangunan

(Kajian Pada Komunitas Padi Sawah Sulawesi Selatan)”......................................................9

3.3 Hubungan Analisis dengan Tinjauan Pustaka...........................................................13

BAB IV.........................................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

4.2 Saran..............................................................................................................................14

ii

Page 3: Makalah Sosper Jaringan Sosial

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16

iii

Page 4: Makalah Sosper Jaringan Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri. Dalam

kehidupan manusia akan ditemui komunitas dan tata cara hidup bermasyarakat. Banyak aspek-

aspek pembentuk kesosialisasian dalam bermasyarakat, yaitu adab, adat, norma-norma dan

kebudayaan.

Dalam bermasyarakat kita tak kan kepas dari struktur masyarakat, lapisan sosial, dan

jaringan sosial. Makalah ini akan membahas jaringan sosial, yaitu hubungan yang terjadi pada

masyarakat antar lapisan, cara berinteraksi, dan fenomena-fenomena interaksi masyarakat di

Cibodas dan Sulawesi Selatan. Makalah ini membahas mengenai bagaimana cara mereka

mempertahankan hidup dalam aspek pertanian.

Dengan membahas jaringan sosial ini, kita dapat mengetahui bagaimana cara

menggerakkan pembangunan pertanian agar dapat meningkatkan kualitas masyarakat

pertaniannya, dan kualitas hasil taninya. Pertanian merupakan aspek fundamental dalam

kehidupan rakyat Indonesia, dimana sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian

sebagai petani. Banyak pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengenali budaya bertani

suatu tempat, karena budaya bertani suatu tempat dengan tempat yang lain berbeda-beda.

Dicibodas, ditemukan pengklasifikasian petani berdasarkan kepemilikan tanahnya. Di

Sulawesi Selatan meningkatnya pergerakan pembangunan pertanian di tentukan oleh seberapa

banyak mover yang berurbanisasi ke kota. Secara harfiah, pembangunan ditiap tempat juga

berbeda-beda, dan dalam merubah suatu pandangan pembangunan agar menjadi lebih praktis

dan berkembang, diperlukanlah untuk mempelajari sosiologi pedesaan-pedesaan ini secara

langsung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi Jaringan Sosial ?

2. Apakah peranan jaringan sosial dalam hidup bermasyarakat ?

1

Page 5: Makalah Sosper Jaringan Sosial

3. Apakah analisis jurnal “Kerja Sama dan Struktur Masyarakat di Desa Cibodas” ?

4. Apakah Analisis jurnal “Perilaku Gerakan Penduduk, Perubahan Sosial dan

Pembangunan (Kajian Pada Komunitas Padi Sawah Sulawesi Selatan)” ?

5. Apakah hubungan Analisis dengan tinjauan pustaka ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi Jaringan Sosial

2. Mengetahui peranan jaringan sosial dalam hidup bermasyarakat

3. Mengetahui analisis jurnal “Kerja Sama dan Struktur Masyarakat di Desa Cibodas

4. Mengetahui Analisis jurnal “Perilaku Gerakan Penduduk, Perubahan Sosial dan

Pembangunan (Kajian Pada Komunitas Padi Sawah Sulawesi Selatan)”

5. Mengetahui hubungan Analisis dengan tinjauan pustaka

2

Page 6: Makalah Sosper Jaringan Sosial

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jaringan sosial

Jaringan sosial adalah suatu jaringan relasi dan hubungan sosial yang terdapat dalam

suatu masyarakat.  Jaringan ini merupakan keseluruhan relasi dan hubungan sosial yang dapat

diamati di suatu masyarakat, misalnya jaringan sosial yang terdapat di masyarakat desa,

keseluruhan relasi dan hubungan sosial di kalangan pemimpin desa, antara pemimpin desa dan

masyarakat desa, di kalangan warga masyarakat tersebut pada umumnya . Relasi dan

hubungan sosial itu terdapat diberbagai bidang kehidupan yan meliputi ekonomi, sosial,

kebudayaan dan lain-lain. Jaringan relasi dan hubungan sosial merupakan pencerminan

hubungan antar status-status dan peran-peran dalam masyarakat. Daringan sosial di

masyarakat komplek lebih rumit dibanding masyarakat sederhana atau masyarakat primitif.

(lihat Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7, 1989 : 345).

Menurut Wright (1988 : 102 – 104) fokus kajian jaringan komunikasi lebih diarahkan

pada pola-pola pengaruh, yaitu  siapa yang menjadi influentials atau orang-orang yang

berpengaruh dan bagaimana morphis–nya atau dengan kata lain seberapa jauh penyebaran

pengaruhnya. Ini berarti, kajian jaringan komunikasi berhubungan dengan ketokohan

seseorang. Sebutan tokoh tentu berkait erat dengan status. Dan status adalah bagian yang tak

terpisahkan dengan pengaruh atau aksesibilitas masyarakat setempat terhadap sumber

informasi dan segala aspeknya.

Analisis jaringan ini dapat dilihat melalui hubungan – hubungan yang terdapat diantara

orang – orang dan diantara klik – klik pada suatu topik tertentu yang dapat diungkapkan dengan

teknik – teknik sosiomentri dan didasarkan pada penemuan “siapa berinteraksi dengan siapa“

(lihat, Gonzalez dalam Jahi, 1993 : 94).   Bukti nyata efek jaringan komunikasi  pada 

perubahan perilaku  seseorang diperoleh dari beberapa  studi  tentang adopsi program atau

kegiatan pemerintah. Seperti dinyatakan Gonzales,  untuk  sebagian, perilaku  seseorang 

dipengaruhi  oleh  hubungan  orang tersebut dengan orang lain  atau  oleh jaringan komunikasi

yang diikutinya (lihat, Gonzales dalam Jahi, 1993: 98).

3

Page 7: Makalah Sosper Jaringan Sosial

2.2 Peranan jaringan sosial

4

Page 8: Makalah Sosper Jaringan Sosial

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Jurnal “Kerja Sama dan Struktur Masyarakat di Desa Cibodas”

Ada dua prinsip kelompok di masyarakat pertanian Cibodas yang mana prinsip itu saling

melengkapi, yaitu satu pihak mengabdi dan satu pihak memerintah atau memperabdi. Kedua

prinsip ini dapat ditelusuri dalam hubungan ekonomi pada umumnya, dalam masalah ekonomi

desa dan usaha tani dan demikian pula dalam hubungan-hubungan sosial. Berdasarkan dua

prinsip tersebut terdapat dua kelompok besar yaitu kelompuk buruh tani dan kelompok petani

bebas.

1. Buruh tani

Buruh tani dalam arti sesungguhnya ciri-ciri buruh tani dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kegiatan ekonomi

a. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai

pekerja harian.

b. Buruh tani menanam atas dasar bagi hasil (maro) diatas tanah tegalan milik tuan

tanah besar setelah hasil utama (kentang atau kubis) dipungut.

c. Di waktu mereka tidak dipekerjakan sebagai tenaga buruh para buruh tani

melakukan perdagangan kecil-kecilan yang menghasilkan laba kira-kira sama

besarnya dengan gaji mereka.

Kedudukan sosial

a. Hidup ditingkat terbawah lapisan masyarakat, biasanya dalam keadaan kehidupan

sangat miskin.

b. Buruh tani biasanya menyerah begitu daja kepada nasibnya, ia ingin memperbaiki

keadaannya, tetapi ia tidak tahu caranya, karena itu ia menyerah saja.

c. Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latarbelakang kecerdasan, juga

tidak mempunyai pengalaman untuk mengelola pertanian.

d. Buruh tani sebagai kelompok tidak terikat kepada desa mereka. Banyak dari

mereka berpindah-pindah untuk menemukan kesempatan untuk berhasil ditempat

lain.

5

Page 9: Makalah Sosper Jaringan Sosial

Petani tidak tetap, yaitu para petani yang tidak tetap memiliki tanah yang luasnya berada

antara 4 – 2 2 ⅟ ⅟ acre, tetapi pada umumnya mereka memilki kurang dari 5/4 acre.

Kegiatan ekonomi

a. Petani tidak tetap dipekerjakan oleh tuan tanah yang lebih besar dengan digaji

sebagai tenaga harian.

b. Mereka menanam padi huma, jagung, ketela rambat, dan bawang diatas tanah

kering. Seperti buruh tani yang sesungguhnya, petani tidak tetap juga sering

menanam tanaman sampingan atas dasar maro di atsa tanah-tanah dimana

kentang dan kubis telah dipungut para pemiliknya.

c. Perdagangan yang dilakukan oleh para petani tidak tetap kadang-kadang

mengambil bentuk yang sedikit lebih luas dan lebih teratur dari yang dilakukan

oleh buruh tani yang tidak bertanah.

Kedudukan sosial

a. Beberapa petani tidak tetap mempunyai harga diri yang lebih besar, tetapi

kebanyakan anggota kelompok itu amat serupa dengan kelompok buruh tani yang

tidak bertanah dalam sikap mental dan kecerdasannya.

b. Baik petani tidak tetap maupun buruh tani, tidak mendapat perhatian sedikitpun

oleh badan-badan pemerintah kecuali dalam keadaan dimana mereka melakukan

tindakan melanggar hukum

c. Petani tidak tetap sebagai suatu kelompok secara kemasyarakatan bertambah

menurun keadaannya dan bukan bertambah meningkat. Hal ini dikarenakan modal

dan tanah semakin lama semakin terkumpul di tangan para petani bebas,

sehingga kebutuhan untuk berhutang di musim paceklik (bulan-bulan sebelum

panen dan ketika musim pengangguran) telah memaksa sebagian para petani

tidak tetap untuk menggadaikan atau menjual tanah mereka, dan setelah itu

mereka menanaminya sebagai buruh tani dan atau bagi hasil.

d. Hubungan kekeluargaan dari petani tidak tetap tidak memperkuat kedudukan

ekonomi dan sosialnya. Hal ini berbeda dengan tuan tanah besar yang mana

bukan hanya kekayaan tetapi karena tanah yang dimiliki para keluarga mereka

dan kesadaran mereka.

2. Para petani bebas

6

Page 10: Makalah Sosper Jaringan Sosial

Masyarakat pertanian desa cibodas telah dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu buruh tani dan

petani bebas. Untuk kelompok para petani bebas memainkan peranan yang menonjol baik

dalam kehidupan sosial maupun peranan-peranan yang dimainkan kedua kelompok dalam

masyarakat desa pada waktu peranan ini berkembang dari ciri-ciri khas.

Para petani yang mempunyai tanah seluas 2,5 acre dan 12 acre dalam hak milik mereka

digolongkan sebagai petani bebas kecil, sedangkan mereka yang mempunyai lebih dari 12

acre dianggap sebagai tuan tanah besar.

Petani bebas kecil

Kelompok ini memperlihatkan tanda-tanda kemakmuran tertentu. Para petani ini mampu

menanam kentang dan kubis baik, secara sendiri atau berkongsi dengan penduduk desa

yang lebih kaya, mereka juga terlibat dalam perdagangan dalam ukuran yang sedikit lebih

besar dibandingkan dengan buruh tani.

Ciri-ciri khas kelompok ini adalah sebagai berikut :

Kegiatan ekonomi

a. anggota kelompok petani bebas kecil tidak melakukan pekerjaaan untuk mencari

upah.

b. Mereka mengerjakan tanah sendiri dan kadang-kadang mengerjakan sawah atas

dasar bagi hasil. Para petani bebas kecil juga mempunyai buruh tani yang bekerja

untuk mereka dengan diupah (berbeda dengan petani tidak tetap) Jenis tanaman

yang mereka tanam sama dengan jenis tanaman yang di tanam tuan tanah besar,

walaupun sering kubis dan kentang tidak begitu dipentingkan. Mereka cenderung

banyak meniru dari tuan tanah besar, dengan jalan mengikuti praktik-praktik

mereka sejauh mungkin dalam batas kemungkinan keuangan mereka.

c. Perdagangan yang dilakukan oleh anggota kelompok petani bebas kecil selalu ada

hubungannya dengan hasil pertanian yang mereka tanam dan ditanam orang lain

(kentang dan kubis).

d. Sedikitnya modal membuat kelompok ini berusaha mencari penggunaan yang

paling menguntungkan.

Kedudukan sosial

7

Page 11: Makalah Sosper Jaringan Sosial

a. perbedaan status sosial yang membedakan mereka dari buruh tani terlihat dalam

kenyataan bahwa petani bebas kecil tidak bekerja untuk mendapatkan gaji tetapi

tenaga bayaran yang bekerja untuk mereka.

b. Dibandingkan dengan kelompok buruh tani, kelompok ini memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap pendidikan untuk anak-anak. Di kalangan petani bebas

kecil, dan lebih-lebih lagi di kalangan tuan tanah besar, ibu biasanya tinggal di

rumah untuk mengurus dapur dan mencurahkan perhatiannya terhadap anak-

anak.

c. Anggota kelompok petani bebas kecil mampu memainkan peranan yang dapat

dikatakan penting dalam kehidupan desa. Hal ini dikarenakan karena anggotanya

mempunyai hubungan yang rapat dengan orang-orang dari kelompok tuan tanah

besar, mereka masih mendapat perhatian pemerintah dibandingkan dengan

kelompok buruh tani.

d. Dalam kelompok petani kecil, ikatan keluarga memainkan peranan yang penting

dalam kegiatan dan kesempatan ekonomi. Hal ini dapat menjelaskan posisi

ekonomi dan sosial khususnya yang dipunyai tuan tanah besar di Cibodas.

Tuan tanah besar

Satu setengah persen dari penduduk Cibodas termasuk ke dalam golongan tuan tanah besar.

Dimana kelompok ini terdiri dari sejumlah kecil keluarga yang berhubungan rapat dengan

perkawinan, dan 5 kelompok keluarga terpisah-pisah memainkan peranan yang amat menonjol

dalam kehidupan ekonomi di desa itu. Mereka itu adalah kalangan bangsawan desa itu. Mereka

mempunyai sumber modal terbesar dan mendapat kepercayaan dari para tengkulak uang.

Kegiatan ekonomi

a. Di dalam usaha pertanian, para tuan tanah besar menjalankan fungsi pengelola,

baik dengan gaya baru maupun dengan gaya lama. Mereka jarang sekali

mengerjakan sendiri pekerjaan kasar, walaupun mereka tahu bagaimana

melakukannya. Jika mereka mempunyai sawah di dalam ataupun di luar desa,

maka sawah itu disewakan atas dasar bagi hasil, dengan begitu mereka tidak

mngeluarkan biaya untuk penanaman modalnya. Banyak dari mereka

mempergunkan hasil sewa tersebut untuk menutupi ongkos makanan sedangkan

laba pertanian kentang dan kubis digunakan untuk menutupi kebutuhan

8

Page 12: Makalah Sosper Jaringan Sosial

kemewahan mereka, membangun rumah, pendidikan anak-anak mereka dan

untuk ditanamkan dalam usaha dagang terutama usaha pengangkutan.

b. Keperluan para tuan tanah besar untuk memperoleh kredit yang menutupi

kekurangan-kekurangan musiman pada umumnya dipenuhi oleh para pedagang di

Lembang dan Bandung yang menyediakan pupuk dan kemasan-kemasan kimia.

Tanpa pinjaman dari para pedagang, tuan tanah besar dan dengan melalui

mereka, para petani bebas kecil tidak akan dapat mencapai tingkat kemakmuran.

Kedudukan sosial

a. Bagi para buruh tani, kampung cenderung dianggap sebagai kesatuan

kemasyarakatan yang terpenting setelah keluarga, bagi para tuan tanah besar

keluarga luas telah mengambil fungsi ini. Kelompok tuan tanah besar secara sosial

dan ekonomi mendominasi wilayah dalam dan luar kampung mereka.

b. Dalam hubungan mereka dengan buruh tani, tuan tanah besar masih tetap

menduduki lebih kurang posisi tuan terhadap para pelayannya.

c. Tuan tanah besar memilki kedudukan sosial dan ekonomi yang amat berbeda,

merupakan bagian yang integral dari masyarakat desa dan belum lagi merupakan

unsur asing, dengan pengertian bertentangan dengan mayoritas terbanyak dari

penduduk desa.

3.2 Analisis Jurnal “Perilaku Gerakan Penduduk, Perubahan Sosial dan

Pembangunan (Kajian Pada Komunitas Padi Sawah Sulawesi Selatan)”

Gerak penduduk senantiasa melibatkan perubahan dalam sub sistem dalam

masyarakat, seperti status, peranan, struktur keluarga, pendidikan, pendapatan, dan

sebagainya. Sebaliknya gerak penduduk dapat diakibatkan oleh perubahan-perubahan

subsistem dalam masyarakat. Perubahan sosial budaya menimbulkan gerak penduduk yang

selanjutnya menimbulkan perubahan sosial budaya dan pada gilirannya mempengaruhi gerak

penduduk dan seterusnya.

Determinan Gerak Penduduk

Sistem pelapisan sosial dan jiwa pelaut serta berwiraswasta merupakan faktor-faktor

sosial budaya yang telah melembaga dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kegiatan

perantauan penduduk Sulawesi Selatan. Faktor-faktor sosial budaya tersebut antar lain faktor

9

Page 13: Makalah Sosper Jaringan Sosial

ekonomi yang menjadi determinan gerak penduduk si Sulawesi Selatan. Faktor-faktor sosial

budaya bukanlah suatu faktor penentu bagi terjadinya gerak penduduk, melainkan berfungsi

sebagai faktor pelengkap yang dapat mempercepat terjadinya gerak penduduk. Pola-pola gerak

penduduk sudah mengalami perubahan dan masih tetap berlangsung, yaitu mulai dari banyak

bergerak ke kota-kota daripada laosompe ke pulau-pulau lain. Hal ini karena merupakan suatu

komponen dalam struktur ekonomi masyarakat, yakni pengadaan tenaga kerja.

Konflik sosial tidak selalu memberi sumbangan bagi meningkatkan gerak penduduk ke

luar, tetapi kadangkala menahan terjadinya gejala itu. Dalam studi di tiga desa atau komunitas

padi sawah di Propinsi Sulawesi Selatan, dimana masing-masing desa memiliki kasus berbeda-

beda dalam hal sumberdaya lingkungan dan tingkat teknologi pertaniannya yang menunjukkan

bahwa tingkat gerak penduduk ternyata berbeda pula. Desa tipe 1 (Watangsidenreng) memiliki

sumberdaya penduduk paling rendah. Desa tipe 2 (Camba-camba) memiliki sumberdaya

lingkungan terbatas dan teknologi pertanian rendah serta tingkat gerak penduduk yang sedang.

Dan desa tipe 3 (Tikala) memiliki karakteristik yang relatif sama dengan desa tipe 2, tetapi

lokasinya terpencil dan jauh dari pusat-pusat kegiatan ekonomi, sosial dan politik serta memiliki

tingkat gerak penduduk yang paling tinggi.

Ketimpangan yang paling besar dan menyumbang kepada tingkat gerak penduduk yang

tinggi terjadi di Desa tipe 3. Ciri-ciri desa “pinggiran” dimiliki oleh desa tipe 3 dan desa tipe 2

dengan tingkat gerak penduduk yang paling tinggi. Sedangkan profil yang mendekati ciri-ciri

daerah pusat dimiliki oleh desa tipe 1 dengan tingkat gerak penduduk ke luar yang paling

rendah. Keberhasilan dalam pembangunan pertanian di desa ini menimbulkan arus balik gerak

penduduk, dimana pola migrasi pulang kampung (return migration) menjadi menonjol.

Dalam hal tingkat teknologi pertanian dan kelangkaan sumberdaya lingkungan yang

mempengaruhi gerak penduduk per rumah tangga adalah tingkat pendidikan dan adanya

kerabat di daerah tujuan terutama kota. Gerak penduduk ke luar desa pun demikian, yaitu

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan rumahtangga yang di tinggali di

desa. Dengan demikian gerak penduduk seyogyanya dipandang sebagai sarana bagi

tercapainya tujuan pembangunan.

Dampak Gerak Penduduk dan Implikasinya

10

Page 14: Makalah Sosper Jaringan Sosial

Modernisasi dan komersialisasi pertaruan di daerah pedesaan dapat mendorong

penduduk desa untuk bergerak ke luar ke daerah lain, terutama ke kota dengan pola gerak

sementara laolosu. Karena itu yang paling banyak merasakan dampak geraj penduduk pada

komunitas yang maju teknologi pertaniannya adalah rumahtangga pallao pada lapisan paling

atas. Dampak gerak penduduk pada rumahtangga dan komunitasnya di daerah asal antara lain

menambah pendapatan rumahtangga, meningkatkan status sosial dan mutu hidup rumah

tangga mendorong usaha-usaha pembangunan di desa, mempercepat proses penerimaan ide-

ide baru, berkurangnya tenaga kerja dan meningkatnya peranan wanita, meningkatnya

kemampuan membaca dan menulis, partisipasi media massa, partisipasi ekonomi yang luas,

dan pola perilaku dengan empati yang tinggi dan pada akhirnya mengakibatkan perubahan

sosial budaya dan ekonomi pada masyarakat pedesaan.

Meningkatnya pendapatan rumah tangga pallao pada komunitas padi sawah terutama

bersumber dari kiriman uang dan barang (remittances) dari anggota rumahtangga tersebut

bergerak ke luar desa mencari nafkah di daerah lain, terutama di kota.

Besarnya kiriman uang dan barang ke desa merupakan fungsi dari :

1. Bentuk gerak penduduk apakah permanen atau sementara, keluarga atau

individu

2. Tingkat dan sifat tanggung jawab pallao terhadap desa yang ditinggalkan

3. Hubungan yang terbina antara pallao dan keluarganya

4. Tingkat dan kebutuhan pallao dengan kerabatnya di desa

5. Jenis pekerjaan pendapatan dan biaya hidup pallao di kota

Rumahtangga pallao pada setiap lapisan sosial ekonomi rumahtangga ada dalam posisi

yang lebih baik daripada rumahtangga penetap. Dampak positif lain dari adanya kiriman baik

lapisan sosial ekonomi yang sama antara ruamahtangga penetap dan rumahtangga pallao

maupun antara lapisan sosial ekonomi, adalah sebagai unsur penting bagi pemetaan

pendapatan. Palisan bahwa cenderung memiliki tingkat pertambahan pendapatan pada lapisan

atas.

11

Page 15: Makalah Sosper Jaringan Sosial

Daris segi penggunaannya, kiriman uang dan barang penting artinya bagi rumahtangga

tani subsistensi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, yaitu hidup “cukuoan”. Kiriman juga

merupakan mekanisme bagi perubahan sosial budaya dan ekonomi di pedesaan, meningkatkan

status sosial dan mutu hidup rumahtangga pallao, serta memberi petunjuk kuat atau tidak

kuatnya ikatan-ikatan kekeluargaan antara kota dan desa.

Dari segi kualitas rumah yang dimiliki sebagai salah satu ukuran keberhasilan dalam

kehidupan sosial ekonomi, ternyata persentase rumahtangga pallao yang memiliki rumah

berkualitas baik lebih besar daripada rumah penetap pada masing-masing desa kasus

penelitian dan pada setiap lapisan sosial ekonomi rumahtangga.\

Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan atau mutu

hidup rumahtangga di desa dengan ada atau tidak adanya anggota rumahtangga yang

bergerak ke luar desa.

Salah satu dampak negatif dari gerak penduduk ke luar desa adalah berkurangnya

tenaga kerja muda yang relatif lebih berpendidikan dan mereka umumnya adalah laki-laki. Di

desa yang maju teknologinya, kekurangan tenaga kerja diatasi dengan mekanisme pertanian,

yaitu dengan menggunakan traktor mini dan masuknya tenaga kerja dari daerah lain selama

musim pengolah sawah. Gerak penduduk khususnya yang menuju ke daerah perkotaan dapat

mengakibatkan berkurangnya buta huruf, yakni jumlah orang yang dapat membaca dan menulis

semakin meningkat.

Bebrapa implikasi timbul sehubungan dengan dampak gerak penduduk, diantaranya

bahwa gerak penduduk selalu melibatkan perubahan-perubahan dalam beberapa subsistem

lain dalam masyarakat. Impliksi lainnya bahwa bukan hanya daerah dan komunitasnya yang

mengalami perubahan karena andanya hubungan dengan daerah kota melalui pallao, tetapi

struktur dan nilai-nilai perkotaan yang mengalami perubahan berusaha menyesuaikan diri

dengan struktur dan nilai-nilai kehidupan di kota.

Beberapa Implikasi Kebijaksanaan

Dengan adanya gerak penduduk desa ke kota, maka hubungan desa dengan kota dapat

dipercepat an diperlancar. Orang-orang desa yang pergi ke kota banyak memperoleh

pengalaman, pengetahuan, ide-ide, dan sikap-sikap baru di kota yang selanjutnya dapat

12

Page 16: Makalah Sosper Jaringan Sosial

dialihkan ke desa-desa. Hal ini sangat penting dalam proses pembangunan di desa. Dengan

demikian kebijaksanaan yang tepat bukanlah membatasi tetapi mendorong gerak penduduk

atau mobilitas tenaga kerja pedesaan. Strategi kebijaksanaan yang utama adalah

mengembangkan sektor informal perkotaan. Dalam hal ini berguna dalam memperbanyak

peluang bekerja dan berusaha pada sektor informal tersebut, disamping menempatkannya

pada bagian-bagian kota yang tepat dengan memperhitungkan kepentingan pemerintah kota

dan kepentingan mereka dalam berusaha.

3.3 Hubungan Analisis dengan Tinjauan Pustaka

13

Page 17: Makalah Sosper Jaringan Sosial

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan jurnal pertama, kita mendapati bahwa, di Desa Cibodas, terbagi menjadi 4

golongan, aitu, buruh tani, petani tidak tetap, petani bebas kecil dan petani besar. Para

penggerak agropilitan di Desa Cibodas ini di dominasi oleh Petani besar, karena mereka

memiliki kekuasaan lebih atas desa tersebut dan memiliki setengah lahan dari total lahan yang

terdapat di desa Cibodas. Jika dilihat proyeksi jaringan sosial pada masyarakat di Cibodas,

dapat disimpulkan jaringan sosial tersebut kaku, karena didominasi oleh petani besar. Interaksi

yang terjadi antar lapisan juga kaku, hal ini ditunjukkan oleh interaksi antara petani besar

dengan buruh tani layaknya seperti majikan dan pelayan atau bapak dengan anak.

Berdasarkan jurnal kedua mengenai pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan,

tergantung pada berapa orang yang merantau atau laosompe . Semakin banyak yang

merantau, akan memberikan suntikan pendapatan lebih pada rumah tangga atau komunitas

yang ditinggalkan. Sebagian besar, masyarakat desanya mengelola usaha pertanian, dan

segala modal atau pengembangan pengelolaan didapati dari hasil merantau. Semakin tinggi

pergerakanpenduduk, semakin tinggi pertumbuhan pembangunan pertanian daerah tersebut.

Karena, dengan meningkatnya mover juga akan meningkatkan keterbukaan penduduk yang

ditinggalkan, pada media massa, pendidikan, dan kemajuan teknologi.

4.2 Saran

Saran kami terhadap pembelajaran Sosiologi Pertanian ini adalah perlunya

pengupdatean berita maupun jurnal sosiologi yang digunakan sebagai bahan ajar. Karena,

mempelajari sosiologi tahun 1950an, tidak akan merubah pengetahuan secara signifikan

karena, peradaban pertanian masa kini tidak bisa disamakan lagi dengan 50 tahun yang lalu.

Sedangkan mahasiswa dibutuhkan untuk mengetahui peradaban sosiologi pedesaan masa

modern ini.

14

Page 18: Makalah Sosper Jaringan Sosial

15

Page 19: Makalah Sosper Jaringan Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. http://rumakom.wordpress.com/2008/02/04/analisis-jaringan-sosial/

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE27-1a.pdf

16