makalah ni dan civic

22
Sistem Pemerintahan di Indonesia Makalah NI & CIVIC SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA Disusun oleh : Shofi Khaqul Ilmy (105070200131010) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: shofikhaqulilmy

Post on 02-Oct-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah NI dan CIVIC

TRANSCRIPT

Sistem Pemerintahan di Indonesia

Makalah NI & CIVIC

SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Disusun oleh :Shofi Khaqul Ilmy (105070200131010)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LNFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2010

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGNegara adalah sebuah organisasi yang mempunyai kekuasaan. Indonesia berbentuk negara kesatuan yang merupakan suatu negara yan merdeka dan berdaulat dimana seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan pusat yang mengatur seluruh daerah. Indonesia dalam menjalankan sistem pemerintahan memakai landasan ideal Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pengambilan landasan ini sebenarnya untuk membentuk pemerintahan yang ideal. Namun, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemerintahan di Indonesia masih menunjukan suatu proses, banyak hal yang belum membaku di dalam pemerintahan IndonesiaB. RUMUSAN MASALAHDari latar belakang di atas, saya merumuskan beberapa permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, diantaranya:a. Bagaimanakan sistem pemerintahan di Indonesia?b. Bagaimanakah Kepemimpinan Nasional Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945?

BAB IIPEMBAHASANA. NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN1. NEGARASudah menjadi kodrat alam, bahwa manusia sejak dahulu kala hidup bersama-sama dalam suatu kelompok. Dalam kelompok itulah mereka berjuang bersama-sama mempertahankan melanjutkan keturunan.Untuk mempertahankan hak hidup mereka pada tempat tinggal yang tertentu yang mereka anggap baik untuk sumber penghidupan bagi kelompoknya, diperlukan seseorang untuk mengatur dan memimpin kelompoknya yang diamanahkan kekuasaan-kekuasaan tertentu yang pada akhirnya menetapkan tata hidup dan peraturan-peraturan secara lisan.Lambat laun, peraturan itu mereka tuliskan dan merupakan peraturan-peraturan tertulis yang mereka jalankan dan ditaati. Kemudian dengan meluasnya kepentingan kelompok-kelompok itu. Untuk mengatasi segala kesulitan yang datangnya dari dalam maupun luar, dirasakan perlunya organisasi yang lebih teratur dan lebih berkuasa.Organisasi itu amat diperlukan untuk melaksanakan dan mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Organisasi yang mempunyai kekuasaaan itulah yang dinamakan negara[footnoteRef:2]. [2: Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Sistem Pemerintahan Indonesia, 1995, hlm. 1-2]

Pengertian negara yang dipergunakan dalam sistem pemerintahan adalah pengertian negara dalam arti state, yang berarti menunjuk kepada kedudukan hukum dari negara itu di dalam lingkungan hukum internasional. Hal itu perlu ditegaskan untuk membedakannya dari pengertian Negara dalam arti country yang lebih memperlihatkan keadaan geografis serta keadaan penduduk negara yang bersangkutan[footnoteRef:3]. [3: Drs. Musanef, Sistem Pemerintahan di Indonesia, 1985, hlm. 1]

Ada 3 macam bentuk negara yang terkenal, yaitu Negara Kesatuan (Unitarisme), Negara Serikat (Federasi), dan Serikat Negara-Negara.1) Negara Kesatuan (Unitarisme) ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat dimana diseluruh negara yang berkuasa hanyalah satu Pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah. Negara Kesatuan dapat pula berbentuk:a. Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi dimana segala sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya.b. Negara Kesatuan degan Sistem Desentralisasi dimana kepada daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dimaksud daerah Swatantra.2) Negara Serikat (Federasi) ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu[footnoteRef:4]. [4: Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Sistem Pemerintahan indonesia, 1995, hlm. 4]

3) Serikat Negara-Negara adalah gabungan beberapa negara berdaulat tetapi kedaulatan tetaap ada di tangan masing-masong negara. Penggabunganya hanyalah untuk melaksakan fungsi-fungsi tertentu saja.[footnoteRef:5] [5: H. Abu Daud Busroh, SH., Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, 1989, hlm. 6-7]

2. SISTEM PEMERINTAHANPemerintahan adalah segala daya upaya suatu negara untuk mencapai tujuannya. Tujuan itu tergantung pada tipe yang melekat pada negara tersebut. Andaikata tipe negara tadi adalah Negara Kemakmuran, maka Pemerintahan Negara itu berarti segala daya upaya untuk mendatangkan kemakmuran bagi warganya.Pemerintahan bermacam-macam bentuknya. Aristoteles membedakan 3 macam cara (bentuk) pemerintahan:1. Pemerintahan Monarchi, yaitu dimana satu orang yang memegang kekuasaan dalam negara untuk kepentingan orang banyak (umum). Dan apabila dalam pemerintahan tadi ia menggunakan kekuasaaannya untuk dirinya sendiri maka ia disebut Tyranni.2. Pemerintahan Aristrokasi, yaitu pemerintahan yang dikendalikan oleh beberapa orang yang memerintah untuk kepentingan orang banyak (umum) dan disebutnya pemerintahan Oligarchi apabila golongan tadi memerintah untuk kepentingan golongannya sendiri.3. Pemerintahan Republik, yaitu pemerintahan yang dikendalikan oleh orang banyak, yang terdiri dari golongan menengah yang baik, dan dikatakan pemerintahan Demokrasi apabila golongan tadi mengendalikan pemerintahan untuk kepentingan diri sendiri[footnoteRef:6]. [6: Drs. Musanef, Sistem Pemerintahan di Indonesia, 1985, hlm. 8]

B. PEMERINTAHAN DI INDONESIA1. DASAR-DASAR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIAA. PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang lebih dan terpiusah dari batang tubuh UUD 1945 itu sendiri. Pembukaan UUD 1945 kedudukannya kuat dan terlekat dengan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia hasil Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.B. UNDANG-UNDANG DASAR 1945Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar, ialah:1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas Hukum, dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka.2. Sistem Konstitusi3. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat4. Presiden adalah Penyelenggarakan Pemerintah Negara yang tertinggi di bawah Majelis5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.6. Menteri Negara ialah pembantu Presiden.7. Kekuasaan Kepala Negara tidak Tak terbatas[footnoteRef:7]. [7: Drs. Manshuri Maschab, Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut UUD 1945, 1983, hlm.9-15]

2. LEMBAGA LEMBAGA NEGARAMenurut Undang-Undang dasar 1945, untuk menjalankan mekanisme Pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka didirikan satu Lembaga Tertinggi dan 5(lima) Lembaga Tinggi Negara yang merupakan komponen yang melaksanakan atau menyelanggarakan kehidupan Negara.Keenam lembaga negara itu dengan bidang kekuasaan masing-masing adalah:a. Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang merupakan Lembaga Negara Tertinggi dan mempunyai kekuasaan konstitutif yaitu membuat/menetapkan Undang-Undang Dasar dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.b. Presiden, sebagai Kepala Pemerintahan yang tertinggi (dalam arti sempit/bidang eksekutif) beserta aparat pembantunya, sebagai pemegang kekuasaan menjalankan perundang-undangan Negara.c. Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang melaksanakan kekuasaan memberikan pertimbangan-pertimbangan kenegaraan kepada Presiden selaku penyelenggara pemerintahan yang tertinggi. Kekuasaan Dewan Pertimbangan Agung ini disebut Kekuasaan Konsulatif.d. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berkuasa membentuk perundang-undangan Negara atau kekuasaan legislatif. Dalam menjalankan tugsanya DPR harus bekerja sama dengan Presiden.e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berkuasa mengadakan pemeriksaan keuangan Negara (kekuasaan eksaminatif atau kekuasaan inspektif) daripada semua aparatur negara.f. Mahkamah Agung (MA) adalah pemegang kekuasaan untuk mempertahankan tegaknya perundang-undangan negara, atau kekuasaan yudikatif[footnoteRef:8]. [8: Drs. Manshuri Maschab, Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut UUD 1945, 1983, hlm.17-18]

3. SUMBER TERTIB HUKUM REPUBLIK INDONESIA DAN TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIAPancasila : sumber dari segala sumber hukumSumber dari tertib hukum suatu negara atau yang biasa disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta citacita moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari rakyat negara yang bersangkutan.Sumber dari tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan daripada Budi Nurani Manusia.Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia itu pada 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni Pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia[footnoteRef:9]. Adapun sumber bagi segala sumber hukum bagi Republik Indonesia diantanya: [9: Drs. Manshuri Maschab, Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut UUD 1945, 1983, hlm.65-66]

a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945b. Dekrit Presiden 5 Juli 1959c. Undang-Undang Dasar 1945d. Surat Perintah 11 Maret 1966Tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia:1. Undang-Undang DasarKetentuan-ketentuan yang tercantum di dalam pasal-pasal UUD adalah ketentuan-ketentuan yang tertinggi tingkatnya yang pelaksanaannya dilakukan dengan Ketetapan MPRS, UU Keputusan Presiden.2. Ketetapan MPRa. Ketetapan MPR yang dimuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan Undang-Undangb. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan Keputusan Presiden.3. Undang-Undanga. Undang-Undang adalah untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar atau Ketetapan MPRb. Dalam hal ihwal kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan-peraturan sebagai pengganti UU.4. Peraturan PemerintahPeraturan Pemerintah adalah memuat aturan-aturan umum untuk melaksanakan Undang-Undang.5. Keputusan PresidenKeputusan Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus (einmalig) adalah untuk melaksanakan ketentuan UUD yang bersangkutan, ketetapan MPRS dalam bidang eksekutif atau peraturan pemerintah.6. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: Peraturan Menteri, Instruksi Menteri dan lain-lainnya, harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan perundangan yang lebih tinggi[footnoteRef:10]. [10: Drs. Manshuri Maschab, Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut UUD 1945, 1983, hlm.73,77]

C. PEMIKIRAN TENTANG PERMASALAHAN PEMERINTAHAN DI INDONESIAKepemimpinan Nasional Berdasarkan Pancasila Harus Tetap Berdasarkan Hukum yang berlaku, Baik yang Tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Maupun Produk Hukum LainnyaFungsi kepemimipinan nasional di sini diartikan sebagai suatu mekanisme (proses) penyelenggaraan negara, jadi bukan semata-mata dalam arti pemimpin (fisik).Masalah dalam kepemimpinan nasional ini ialah kepemimpinan MPR (sebagai pemegang kekuasaan), kepemimpinan DPR (sebagai wakil rakyat), kepemimpinan Presiden (sebagai Mandataris, sebagai Kepala Negara, dan sebagai Pemimpin Pemerintahan).Ada tiga faktor yang sekaligus merupakan tiga landasan ketatanegaraan yang terdapat pada tiap negara dan biasanya tercantum dalam Undang-Undang Dasar negara masing-masing, yaitu:1. Faktor/landasan filosofis,2. Faktor/landasan struktural, dan3. Faktor/landasan politis.Kepemimpinan nasional menurut Undang-Undang Dasar 1945, berarti kepemimpinan nasional dalam kerangka kerjasama antara tiga faktor/landasan kehidupan ketatanegaraan yang tergantung sekaligus dalam Undang-Undang Dasar itu yakni:faktor/landasan filosofis, struktur dan politis. Ini berarti bahwa dari sudut pola (patter of leadership) maka pola kepemimpinan nasional ditentukan oleh kerjasama ketiga faktor dominan dalam Undang-Undang Dasar yakni: Pancasila (sebagai landasan filosofis), sistem pemerintaran presidensial (sebagai landasan struktural), dan Tujuan Nasional (sebagai landasan politis). Bertitik tolak dari 2 (dua) asumsi yaitu:1. Bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ini adalah hukum dasar yang cukup mampu mengantarkan bangsa Indonesia kepada hari depan yang lebih cerah dan bahagia menurut cita-cita dan tujuan nasionalnya.2. Bahwa sistem pemerintahan presidensial yang terdapat pada kerangka Undang-Undang Dasar 1945 ini adalah sistem pemerintahan yang lebih tepat dan serasi sebagai wahana atau instrumen yang stabil untuk jalan mencapai tujuan yang dimaksud.Dalam hal ini, presiden harus memiliki dua (2) macam kemampuan sekaligus, yaitu:a) Kemampuan bertindak yang berorientasi pada nilai-nilai, azas-azas, dan norma-norma, baik yang terkandung dalam Pancasila maupun dalam Tujuan Nasional.b) Kemampuan bertindak dalam posisi sebagai Top Manajer dan Top Administrator, yang mampu bertindak sebagai puncak kelola dan puncak laksana.Mengikut lingkup tindak kepemimpinan nasional yang dimaksud, dan dilakukan, dapat dilakukan dengan beberapa cara:a) Dari segi luas pembidangan kehidupan nasional, meliputi :1. Kepemimpinan nasional di bidang ideo-politik.2. Kepemimpinan nasional di bidang ekonomi.3. Kepemimpinan nasional di bidang sosial budaya.4. Kepemimpinan nasional di bidang Hankam.b) Dari segi luas pembidangan tugas kepresidenan, meliputi : Kepemimpinan nasional dalam rangka mekanisme tugas kepala negara. Kepemimpinan nasional dalam rangka mekanisme tugas kepala pemerintahan.Diharapkan juga menjadi wewenang MPR untuk menetapkan pokok-pokok tugas dan Garis-Garis Besar Tanggung Jawab Presiden/Mandataris dikarenakan tuntutan pembangunan dan modernisasi. Demikian juga dengan kepemimpinan DPR yang tercermin dalam tugas-tugasnya.BAB III PENUTUPANKESIMPULANDari pembahasan di atas, dapat saya simpulkan bahwa:a) Indonesia merupakan negara yang berbentuk Kesatuan yang menggunakan sistem negara Republik, memakai pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 sebagai landasan pembentukan dan pelaksanaan sistem pemeritahan di Indonesia.b) Hal sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 secara tegas dan nyata di dalam penjelasan umum UUD 1945 menyebutkan:1. Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum.2. Sistem konstitusional.3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah majelis.5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.6. Menteri negara ialah pembantu Presiden.7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.c) Lembaga - lembaga negara menurut UUD 1945. Dalam menjalankan mekanisme pemerintahan makan didirikan:1. MPR sebagai Lembaga Tertinggi Negara.2. Presiden, DPA, DPR, BPK, MA sebagai Lembaga Tinggi Negara.d) Kepemimpinan Nasional oleh MPR, Presiden, dan DPR harus berdasarkan Pancasila dan tetap berdasarkan hukum yang berlaku, baik yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 maupun produk hukum lainnya.DAFTAR PUSTAKABusroh, Abu Daud, S.H., Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Jakarta: BINA AKSARA, 1989.Kansil, C.S.T., Drs. S.H., Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: BUMI AKSARA, 1995.Maschab, Mashuri, Drs., Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut UUD 1945, Jakarta: BINA AKSARA, 1983.Musanef, Drs., Sistem Pemerintahan di Indonesia, Jakarta: GUNUNG AGUNG, 1985.Wahjono, Padmo, Prof., S.H., Beberapa Masalah Ketatanegaraan di Indonesia, Jakarta: RAJAWALI, 1984.