civic education - uas - artikel ilmiah 'hak asasi manusia

34
ARTIKEL ILMIAH CIVIC EDUCATION “ HAK ASASI MANUSIA “ Dosen Pembimbing: M. Hudri, M.Ag. Disusun Oleh: Vanny Rosa Marini NIM: 1113051000025 Jakarta, 2013 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Upload: vanny-rosa-marini

Post on 30-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Merupakan pembahasan berupa artikel ilmiah yang membahas secara lengkap dan informatif mengenai Hak Asasi Manusi di Indonesia dan global

TRANSCRIPT

Page 1: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

ARTIKEL ILMIAH CIVIC EDUCATION

“ HAK ASASI MANUSIA “

Dosen Pembimbing:M. Hudri, M.Ag.

Disusun Oleh:Vanny Rosa Marini

NIM: 1113051000025Jakarta, 2013

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran IslamFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

بسم الله الرحمن الرحيم

Page 2: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

A. PENDAHULUAN

Hak Asasi Manusia merupakan hasil penegakkan dari demokrasi dan merupakan

unsur penting untuk menjadikan negara yang beradab. Demokrasi dan HAM saling

menopang satu sama lain, jika demokrasi yang baik diiring dengan pelaksanaan HAM yang

baik pula maka akan mementuk karakter masyarakat yang madani.

Artikel ilmiah yang membahs tentang Hak Asasi Manusia ini disusun guna

memenuhi tugas Ujian Akhir Semester untuk mata kuliah Civic Education (Pendidikan

Kewarganegaraan). Saya berharap artikel ilmiah ini bisa berguna bagi masyarakat

luasbaik kalangan umum atau kalangan akademisi yang ingin mendapatkan pengetahuan

lebih banyak tentang HAM.

Sejatinya, HAM merupakan fitrah manusia sudah diberikan langsung oleh Allah

SWT yang bersifat kodrati. Namun sampai sekarang HAM dan permasalahannya hampir

tak pernah habis pembahasannya karena mungkin individu pribadi belum mengetahui

HAM lebih jauh sehingga sering terjadi penyalahgunaan dan penyelewengan HAM saat

ini.

Dalam bagian selanjutnya in syaa’ Allah saya akan menjelaskan tentang: Pengertian

dasar HAM menurut para Ahli, Perkembangan Pemikiran HAM dalam Dunia Global,

Perkembangan HAM di Indonesia, Sejarah Pemikiran dan Rumusan HAM, HAM dalam

Perspektif Islam, Pelanggaran HAM, Lembaga Penegak HAM di Indonesia serta 12 Tokoh

yang Memperjuangkan HAM. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan kita tentang

HAM.

Penyusun,

Vanny Rosa Marini

Hak Asasi Manusia | 2

Page 3: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

B. ISI

Pengertian HAM Menurut Para Ahli Hak Asasi Manusia sampai saat ini hampir

selalu melahirkan banyaknya tafsiran yang berbeda-beda diantara kalangan manusia karena

kebebasan dan hak mereka untuk berfilsafat namun tetap pada satu benang merah yang

sama. Berikut ini akan kita bahas pengertian Hak Asasi Manusia menurut pandangan para

ahli dan pengamat HAM.

Menurut Jan Martenson dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB (ABC, Teaching

Human Rights, UN, p.5), Human Rights adalah As those rights which are inherent in our

nature and without which we cannot live as human being (Hak asasi manusia adalah hak-

hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya, kita tidak dapat hidup sebagai

manusia).1

John Locke, seorang filsuf dari Inggris mengemukakan bahwa hak asasi manusia

adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu

yang bersifat kodrati.2

Seperti dikemukakan oleh Pengamat HAM, Donnely dan Nickel, bahwa pengakuan

HAM secara universal atas seperangkat hak asasi manusia itu meliputi hak kebebasan sipil,

hak kebebasam politik, hak kebebasan dari penindasan, hak kebebasan dari penahanan

tanpa melalui pengadilan, hak perlindungan sebagai individu yang mempunyai hak

alamiahnya yang tidak dapat digugat dan direbut oleh siapapun atau dari pihak manapun.3

Pengamat lain seperti Davidson dan Over mengemukakan bahwa, hak asasi manusia

merupakan sesuatu hak yang mutlak yang sangat perlu bagi perkembangan seorang

individu. Hak asasi manusia merupakan sesuatu yang melekat pada semua orang setiap

saat, hak yang tidak dapat dibeli maupun diciptakan, hak yang dimiliki semata-mata

sebagai manusia yang bermartabat. Atas dasar itu, berbagai hak tersebut harus mendapat

perlindungan mutlak dari setiap negara. Dalam kaitan itu termasuk juga antara lain hak

hidup dan hak kebebasan.4

1 KOMNAS HAM, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Budaya Indonesia, h. 177.2 Ubaedillah dan Rozak, Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education), h. 148.3 Alkatiri, Belajar Memahami HAM, h. 1.4 Ibid., h. 1-2.

Hak Asasi Manusia | 3

Page 4: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Pengertian hak asasi manusia menurut Tilaar (2001) adalah hak-hak yang melekat

pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.

Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam

kehidupan masyarakat.

Menurutt Abu A’la al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang dianugerahkan Allah

SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau

badan apapun. Hak-hak yang diberikan Allah bersifat permanen dan kekal.5

Sedangkan menurut yang tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999, hak asasi

manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap

orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.6

Perkembangan Pemikiran HAM dalam Dunia Global HAM perlu mendapat

dukungan yang nyata bagi setiap manusia yang berjuang untuk memperoleh hak asasinya.

Telah tercatat dalam sejarah beberapa bentuk penghargaan atas pemikiran dan perjuangan

dalam memperoleh pengakuan HAM dari pemerintah atau negara. Beberapa penghargaan

tersebut adalah sebagai berikut:

Magna Charta (Piagam Agung 1215)

Piagam Magna Charta merupakan piagam penghargaan atas pemikiran dan

perjuangan HAM yang dilakukan oleh rakyat Inggris kepada Raja Johm yang

berkuasa pada tahun 1215. Isi piagam:

1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat.

2) Menuntut raja apabila mendengar harus dihukum (didenda) berdasarkan

kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.

3) Menuntut raja menyampaikan pertanggung jawaban kepada rakyat.

4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat.

Bill of Rigts (UU Hak 1689)

5 Ubaedillah dan Rozak, Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education), h. 165.6 Ibid., h. 148

Hak Asasi Manusia | 4

Page 5: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Bill of Rights adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan

HAM oleh rakyat kepada penguasa negara atau pemerintah di Inggris pada

tahun 1689 agar rakyat Inggris diperlakukan sama di muka hukum.

Declaration Des dDroits de L’homme et du citoyen

Deklarasi yang menandai diberlakukannya pernyataan hak asasi manusia

dan hak warga negara Perancis pada tahun 1789 ini berisi:

1) Manusia dilahirkan merdeka.

2) Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun.

3) Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semena-mena atau

tanpa alasan yang sah serta surat izin dari pejabat yang berwenang

Bill of Rights (UU Hak Virginia 1789)

Undang-Undang Hak Virginia taun 1776 yang dimasukkan ke dalam UUD

Amerika Serikat tahun 1791 lebih dikenal dengan The Bill of Rights yakni UU

HAM Amerika Serikat, merupakan amandemen tambahan terhadap konstitusi

Amerika Serikat yang diatur secara tersendiri dalam 10 pasal tambahan.

Declarations of Human Rights PBB

Usul serta kesepakatan seluruh anggota PBB melahirkan Piagam PBB

pada tanggal 12 Desember 1948 di Jenewa. Maksud dan tujuan PBB

mendeklarasikan HAM tertuang dalam pembukaan piagamnya, yaitu:

1) Hendak menyelamatkan keturunan manusia yang ada dan yang akan datang

dari bencana perang.

2) Meneguhkan sikap dan keyakinan tentang HAM yang asasi, tentang harkat

dan derajat manusia, dan tentang persamaan kedudukan antara laki-laki dan

perempuan, juga anta bangsa yang besar dan yang kecil.

3) Menimbulkan suasana di mana keadilan dan penghargaan atas beragai

kewajiban yang muncul dari segala perjanjian dan lain-lain sumber hukum

internasional dapat dipelihara.

4) Memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih baik dalam suasana

kebebasan yang lebih leluasa.

Piagam Atlantic Charter

Hak Asasi Manusia | 5

Page 6: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Piagam ini merupakan kesepakatan antara F.D Roosevelt dan Churchil

pada tanggal 14 Agustus 1914 yang berisi: “Bahwa selenyapnya kekuasaan

Nazi yang zalim itu akan tercapai suatu keadaan damai yang memungkinkan

tiap-tiap negara hidup dan bekerja dengan aman menurut batas-batas

wilayahnya masing-masing serta jaminan kepada setiao manusia suatu

kehidupan yang bebas dari rasa takut dan kesengsaraan.”

Perkembangan HAM di Indonesia HAM berkembang di dalam masyarakat

Indonesia sesuai dengan perkembangan sosial budaya yang ada di Indonesia, sebenarnya

dengan atau tanpa keanggotaan Indonesia di dalam PBB, sebenarny Indonesia telah

mengembangkan sendiri pemikiran tentang HAM dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak

asasi manusia sebagaimana kondisi budaya kita mendukungnya menunjukkan HAM bisa

berkembang dengan baik ditengah-tengah masyarakat Indonesia.

Keanggotaan kita dalam PBB terutama menjadi standar “kriteria komparatif” dan

pendorong percepatan perkembangan dan pelaksanaan hak-hak asasi manusia. Dengan

demikian, konsep hak-hak asasi manusia berkonteks kebudayaan dalam setiap masyarakat.7

Kebudayaan pada dasarnya adalah proses manusia memanusiakan dirinya dan

lingkungan hidupnya. Artinya manusia dengan seluruh daya kreativitas, inisiatif, interaksi

dan karyanya bergerak menuju kesempurnaan kemanusiaannya dengan mengangkat harkat

dan martabatnya sesuai dengan harkat hidupnya.8 Manusia mewujudkan keselarasan akal,

rasa dan karya lewat dirinya dan lingkungannya dimana lingkungan akan mengembangkan

potensi dalam diri manusia.

Kebudayaan Indonesia membantu proses manusia untuk membentuk keselarasan

hidup yang oleh para pemikir dan orang-orang terdahulu telah dirumuskan dalam

Pancasila. Dalam pemikiran budaya, Pancasila menjelaskan bahwa hak-hak asasi manusia

adalah hak hak yang berhubungan erat dengan sifat mementingkan diri sendiri

manusia.secara kebudayaan, ungkapan tentang hak-hak asasi manusia Indonesia berawal

dari kesadaran kita tentang Pancasila yang menyatakan bahwa “kemerdekaan itu ialah hak

segala bangsa” di dalam pembukaan UUD 1945.

7 Gonggong, Sejarah Pemikiran Hak-Hak Asasi Manusia, h. 9.8 Ibid.

Hak Asasi Manusia | 6

Page 7: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Sejarah Pemikiran dan Rumusan HAM di Indonesia 27 Desember 1948

dijadikan sebagai peringatan disepakatinya konsep Hak-Hak Asasi Manusia bagi seluruh

bangsa dan negara anggota PBB. Di dalam peringatan hari HAM itu sering muncul

berbagai diskusi dan dialog yang menyangkut HAM karena penafsiran tentang HAM

sering menimbulkan berbagai perbedaan pendapat.

Berkaitan dengan itu, muncul dua persepsi tentang HAM yaitu yang pertama berasal

dari negara-negara Barat. Mereka memandang bahwa setiap bangsa dengan latar belakang

politik dan sosial budaya yang berbeda harus memperlakukan warge negaranya sesuai

dengan isi Piagam PBB.

Dikalangan politikus dan ilmuwan Indonesia juga memperdebatkan isi UUD yang

pernah berlaku yaitu UUD Negara Federal 1949 dan UUD Sementara 1950 yang dianggap

sangat menjunjung tinggu hak-hak asasi manusia karena kedua UUD tersebut memiliki

lebih dari 30 pasal yang menyangkut HAM. Serta UUD yang berlaku kembali sejak Juli

1959 sampai sekarang yaitu UUD 1945 dianggap kurang menghargai hak-hak asasi

manusia karena UUD 1945 hanya sedikit mencantumkan sedikit pasal yang menyangkut

hak-hak asasi manusia.

Islam dan HAM Islam adalah rohmatan lil ‘alamin agama yang universal,

membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh penduduk bumi, yang mengajarkan prinsip-

prinsip keadilan kepada semua manusia tanpa memandang suku, ras dan budayanya.

Sebagai agama yang menjunjung tinggi kemanusiaa, Islam digambarkan dalam al-Qur’an

sebagai makhluk yang paling sempurna, ini menunjukkan bahwa Islam memposisikan

manusia pada tempat yang mulia sekaligus menyatakan bahwa Islam adalah agama yang

memberikan perlindungan dan penghormatan kepada manusia melalui terjaganya hak-hak

asasi manusia.

Sebenarnya sebelum dunia Barat mencetuskan tentang penegakkan HAM, Sejarah

Peradaban Islam telah mencatat bahwa HAM bukanlah sesuatu yang baru. Menurut para

ahli Islam, konsep HAM dalam Islam sudah muncul jauh lebih dulu daripada konsep HAM

yang ada di Barat. Menurut mereka, Islam datang dengan membawa pesan-pesan HAM

yakni ketika lahirnya deklarasi Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan

shohifatulmadinah atau Piagam Madinah atau Konstitusi Madinah.

Hak Asasi Manusia | 7

Page 8: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Piagam Madinah merupakan perjanjian formal yang disusun Rasulullah yang

mengikat perjanjian antara beliau dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di

Yatsrib (Madinah). Piagam tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban bagi

kaum Muslim, kaum Yahudi dan komunitas-komunitas kuat di Madinah. Piagam ini lahir

600 tahun sebelum dicetuskannya Piagam Magna Charta.

Ada dua prinsip pokok HAM dalam Piagam Madinah. Pertama, semua pemeluk

Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeds suku bangsa. Kedua, hubungan antaraa

komunitas Muslim dengan nonmuslim didasarkan pada prinsip-prinsip, sebagai berikut: 9

1) Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga.

2) Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.

3) Membela mereka yang teraniaya.

4) Saling menasehati.

5) Menghormati kebebasan beragama.

Pandangan inklusif kemanusiaan Piagam Madinah kemudian yang menjadi semangat

deklarasi HAM Islam pada Deklarasi Kairo yang lahir pada tanggal 5 Agustus 1990.

Deklarasi Kairo mengandung ketentuan HAM sebagai berikut:10

1) Hak persamaan dan kebebasan

2) Hak hidup

3) Hak perlindungan diri

4) Hak kehormatan pribadi

5) Hak berkeluarga

6) Hak kesetaraan wanita dengan pria

7) Hak anak dari orang tua

8) Hak mendapatkan pendidikan

9) Hak kebebasan beragama

10) Hak kebebasan mencari suaka

11) Hak memperoleh pekerjaan

12) Hak memperoleh perlakuan sama

13) Hak kepemilikan

14) Hak tahanan dan narapidana

9 Ubaedillah dan Rozak, Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education), h. 166-167.10 Ibid., h. 167.

Hak Asasi Manusia | 8

Page 9: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Menurut kalangan ulama Islam, ada dua konsep tentang hak dalam islam yaitu Hak

Allah dan Hak Manusia dimana keduanya saling berkaitan dan tidak dapat terpisah. Hak

Allah melandasi Hak manusia begitu juga sebaliknya. Dalam pelaksanaan hak-hak Allah

seperti ibadah, terdapat pula hak-hak manusia untuk mendapat ganjaran atas amal salih

yang telah dilakukan.

Begitu pula dengan hak manusia, mislanya hak kepemilikkan. Setiap manusia berhak

mengelola hartanya sebagimana yang dikehendakinya, namun juga perlu diingat bahwa

dalam setiap harta kita terdapat juga hak-hak Allah. Sehingga kita tidak boleh seenaknya

sendiri membelanjakan harta kita pada tujuan yang bertentangan dengan ajaran Allah.

Terdapat tiga bentuk Hak Asasi Manusia dalam Islam. Pertama, hak dasar (hak

daruri), sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat

manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya.

Contoh sederhanyanya hak ini diantaranya hak untuk hidup, hak atas keamanan, dan hak

untuk memiliki harta benda. Kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak

dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak dasarya sebagai manusia. Misalnya, jika

seseorang kehilangan haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka

berakibat hilangnya hak hidup. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih

rendah dari hak primer dan hak sekunder.11

Pelanggaran HAM Hak-hak asasi setiap manusia telah diakui dunia, dilindungi

negara yang telah membuatkan Undang-Undangnya namun nyatanya permasalahan tentang

pelanggaran HAM masih saja kerap terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku

pelanggaran masih belum mengkaji arti dari hak asasi manusia lebih dalam lagi. Bahkan

seringkali kita melihat berita pelaku pelanggaran HAM belum dijatuhi hukuman

sebagaimana mestinya.

Saat kepemerintahan Soeharto jatuh pada tahun 1998, banyak yang berharap hak

asasi manusia akan masuk pada era yang lebih cerah dan para pelaku pelanggaran hak asasi

manusia yang terjadi selama puluhan tahun bisa dijebloskan ke pengadilan. Dikutip dari

artikel “Neraca Hak Asasi Manusia 2001” pada koran Tempo, 6 Januari 2002 yang

diarsipkan dalam buku “Jalan Panjang Hak Asasi Manusia” karya Todung Mulya Lubis

11 Ibid., h. 168.

Hak Asasi Manusia | 9

Page 10: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

dikatakan pada saat itu mayortitas pelaku pelanggaran HAM masih menikmati kebebasan

dari hukuman dan sedikit sekali pelaku yang dibawa ke pengadilan. Menyeret pelaku

pelanggran HAM dianggap sesuatu yang hampir susah.

Sejarah menunjukkan bahwa penegakkan HAM lebih berhasil ketika datang rezim

baru menggantikan rezim lama. Indonesia sempat mengalami beberapa pergantian

kekuasaan dari Soeharto ke Habibie, Abdurrahman Wahid sampai Megawati. Tetapi masih

mustahil bahwa beberapa pergantian rezim tersebut bebaas seratus persen dari pengaruh

Soeharto. Sisa-sisa kekuatan Soeharto masih kuat melekat pada zaman Habibie sampai

Megawati. Sayang sekali siapapun yang berandai-andai bahwa pengadilan hak asasi

manusia akan sukses harus terpaksa menerima kekecewaan.

Setelah mengalami penekanan saat itu, isu-isu tentang HAM mulai membutuhkan

pembicaraan lebih lanjut. Pasca Orde Baru, tidak menunggu lama MPR langsung

memutuskan masalah HAM dengan mengeluarkan ketetapan MPR No. XVII/MPR 1998

tentang HAM pada 13 November 1998. Dalam Tap MPR ini dilampirkan Piagam HAM

yang menegaskan makna HAM. Tap MPR ini menjadi dasar pembentukan UU No. 39

Tahun 1999 yang menegaskan perlunya jaminan atas HAM. Berkaitan dengan jaminan

HAM akhirnya dibentuk pula lah pengadilan HAM dengan UU No.26 tahun 2000.

Walaupun telah dibentuk Tap MPR dan Undang-undang yang mengatur tentang

HAM, kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini tidak bisa berhenti total. Bahkan ada kasus

yang belum bisa terselesaikan.

Berikut beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia:

- Kasus Marsinah (1993)

- Kasus DOM Aceh (1989-1998)

- Kasus Balibo dan Santa Cruz di Timor Timur (1975 dan 1992)

- Kasus Tanjung Priok dan Kasus Talangsari, Lampung (1989)

- Kasus Tambang Abepura, Papua (2000)

- Kasus Trisakti, Kerusuhan Mei, Semanggi I dan Semanggi II (1998 dan 1999)

- Kasus Munir (mulai 2004)

- Kasus Lumpur Lapindo (2006)

- Kasus Banjir Jakarta (2007)

- Kasus Pemilu 2009

Hak Asasi Manusia | 10

Page 11: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Ternyata pelanggaran HAM tidak hanya bisa dilakukan oleh masyarakt biasa yang

namun para pemguasa pun juga bisa melakukan pelanggaran hak asasi kepada kaum

dibawahnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan LBH Jakarta, tahun 2008, dari 367 responden

yang diinterogasi di kantor polisi, sekitar 83, 65% mengaku mereka diperlakukan secara

sewenang-wenang, selama penangkapan dan proses interogasi untuk keperluan pembuatan

BAP. Kekerasan tersebut dilakukan oleh polisi dengan tujuan memperoleh pengakuan dan

informasi dari seorang tersangka, dengan menggunakan berbagai teknik penyiksaan seperti

menampar, memukul telinga, menyetrum, menyeret, menghina, dan lain-lain.12

Pusat Studi HAM Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII), Yogyakarta,

mencatat tiga puluh satu kasus kekerasan dilakukan oleh kepolisian di Yogyakarta sejak

1999-2003.13 Kekerasan fisik dan mental cenderung dilakukan polisi untuk mendapatkan

pengakuan tentang kejahatan yang ditujukan dan menyebabkan ketakutan dan efek jera

untuk kejahatan-kejahatan lainnya.14

Dan adakalanya kekerasan yang dilakukan oleh penguasa dianggap hal yang biasa-

biasa saja seakan lupa bahwa penguasa juga memiliki rambu-rambu hukum yang memberi

pernyataan yang sah dan mengatur proses, prosedur, persyaratan dan tata cara yang harus

diikuti. Karena memang pada dasarnya hak asasi tiap manusia tidak boleh dilanggar oleh

siapapun termasuk para penguasa.

Begitu pula dengan Deklarasi PBB, ada berbagai poin-poin pokok yang lemah dan

kurang dengan deklarasi ini.15 Kelemahan pertama adalah kurang formal, yang berarti

deklarasi ini menjadi tak lebih dari sekedar nasehat. Deklarasi ini tidak mencantumkan

sangsi-sangsi dan tidak menetapkan tanggung jawab yang jelas bagi berbagai pemerintahan

dan penguasa.

Kelemahan lainnya ialah konsep “manusia”-nya kurang adanya penyebarluasan

makna yang dibutuhkan dalam budaya barat, yang berakar dari sebuah budaya yang

12 KKUAMK, Hak Asasi Manusia di Bawah Ancaman Penyiksaan, h. 73.Laporan LBH Jakarta, 2008. Untuk lebih detil, lihat latar belakang, metodologi dan penemuan di Laporan Penyiksaan di kantor polisi Jakarta dan daerah sekitarnya. Dalam temuannya, LBH Jakarta mencatat bahwa dari Januari 2007 hingga Februari 2008, praktik penyiksaan tetap terjadi di banyak tempat.13 Ibid., Lihat “Kekerasan Polisi terhadap Tersangka/Saksi Paska Ratifikasi Konveksi Anti-Penyiksaan dan UU Hak Asasi Manusia”, http://pusham.uii.ac.id/index.php?&page=kasus&id=114 Ibid., h. 73-74.15 Rujukan utama pembahasan ini adalah Risalah Hak Asasi Wanita, karya S.M. Khamenei

Hak Asasi Manusia | 11

Page 12: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

beranggapan sekelompok manusia tertentu selalu dinilai berada di luar batas-batas

kemanusiaan sebagaimana diketahui, pemikiran barat yang berdasarkan budaya Yunani

dan Roma mengandung unsur diskriminasi ras.

Kemudian, deklarasi PBB ini ditemukan pembatasan konsep tentang kebebasan dan

perbudakaan dalam sebuah kerangka kecil. Dalam pandangan PBB, konsep kebebasan

ialah tak seorang pun yang dapat dijadikan sebagai jaminan orang satu sama lain.

Lembaga Penegak HAM di Indonesia: Pertama, Komnas HAM. Komnas HAM

adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya.

Komnas HAM berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, dan mediasi

terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Tujuan Komnas HAM diantaranya:

- Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai

dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia (DUHAM).

- Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya

pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam

berbagai bidang kehidupan.

Salah satu fungsi Komnas HAM adalah melakukan pemantauan sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 76 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. Dan untuk

menjalankan fungsinya tersebut Komnas HAM mempunyi dua arahan yaitu: 1) Untuk

melakukan peninjauan ke lokasi kejadian dan lokasi lainnya yang dianggap perlu (Pasal 89

ayat (3) huruf e); dan 2) Untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap rumah,

pekarangan, bangunan, dan tampat-tempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak terteti

dengan persetujuan Ketua Pengadilan (Pasal 89 ayat (3) huruf g)16

Kedua, Pengadilan HAM. Dalam menegakkan HAM serta mengusut para pelaku

pelanggaran HAM, maka Komnas HAM perlu melakukan pemanggilan saksi dan pihak

kejaksaan yang melakukan penuntutan, maka dari itu dibentuklah Pengadilan HAM.

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan

pengadilan umum. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang untuk memeriksa dan

memutus perkara pelanggaran HAM yang berkategori berat yang meliputi kejahatan

16 KKUAMK, Hak Asasi Manusia di Bawah Ancaman Penyiksaan, h. 65-66.

Hak Asasi Manusia | 12

Page 13: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

genosida dan kejahatan kemanusiaan namun tidak berwenang memutus perkara

pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun.

Ketiga, Partisipasi Masyarakat. Peran masyarakat umum juga turut dilibatkan dalam

upaya pengungkapa pelanggaran HAM. Kepedulian warga negara terhadap pelanggaran

HAM sangat dibutuhkan dan dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai komunitas

HAM atau penyelenggaraan tribunal, yaitu forum kesaksian untuk mengungkap dan

menginvestigasi sebuah kasus secara mendalam yang dalam konteks ini adalah tentang

pelanggaran HAM. Partisipasi masyarakat dalam penegakkan HAM telah diatur dalam

Pasal 100-103 UU tentang HAM, yang dapat berbentuk sebagai berikut:

- Individu, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat atau lembaga kemasyarakatan.

- Masyarakat dapat menyampaikan laporan adanya pelanggaran HAM kepada Komnas

HAM atau lembaga lain yang berwenang.

- Masyarakat berhak mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan HAM

kepada Komnas HAM.

- Masyarakat dapat bekerja sama dengan Komnas HAM dalam melakukan penelitian,

pendidikan atau penyebarluasan informasi terkait HAM.

12 Tokoh HAM Permasalahan HAM memang selalu ada dari waktu ke waktu,

namun bukan berarti HAM selalu memunculkan perkara-perkara negatif. Pembela dan

penegak HAM pun selalu ada, begitu pula dengan 12 orang yang akan dibahas berikut ini.

Perjuangan mereka dalam membela dan mempertahankan hak-hak asasi manusia patut

dijadikan teladan, diantaranya adalah:

1. Óscar Arias Sánches [1941-.…]

Sánches merupakan yang pertama menulis rancangan suatu perencanaan

untuk membawa perdamaian bagi Amerika Tengah yang saat itu dilanda

pertikaian dalam bulan September 1985. Rencana Sánches tersebut akhirnya

mamtok suatu tanggal untuk gencana senjata anatara pemerintah dan

pemberontak, menjamin amnesty bagi para tahanan politik, dan menjadwalkan

pemerintahan yang demokratis di negara-negara Amerika Tengah. Berbagai

Hak Asasi Manusia | 13

Page 14: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

usahanya tersebut membuatnya menerima hadiah Nobel Perdamaian pada

tahun 1987.

Cuplikan ceramahnya saat hadiah Nobel Perdamaiannya tanggal 10

Desember 1987: "…Perdamaian merupakan suatu proses yang tidak kenal

berhenti, hasil banyak keputusan oleh banyak orang di banyak negara.

Perdamaian merupakan suatu sikap, suatu cara hidup, suatu cara untuk

memecahkan masalah-masalah dan menyelesaikan pertikaian. Perdamaian tak

mungkin dipaksakan atas negara terkecil atau ditegakkan oleh negara yang

paling besar. Perdamaian tidak mungkin mengabaikan perbedaan-perbedaan

kita atau mengabaikan kepentigan-kepentingan bersama kita. Perdamaian

menuntut agar kita bekerja dan hidup bersama-sams…" 17

2. Aung San Suu Kyi [1945-….]

Suu Kyi merupakan putri dari mendiang pemimpin gerakan nasionalis

Burma yang memimpin gerakan pro demokrasi di tanah airnya. Ia turut dalam

mendirikan Liga Nasional Demokrasi di Burma. Suu Kyi berusaha keras

mengusahakan pemerintah sipil di negeri itu dengan pidato-pidatoya mengenai

demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Suu Kyi menulis selama enam tahun

saat menjalani tahanan rumah yang membuahkan reputasi internasional

baginya dan memberinya hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991

Berikut merupakan cuplikan singkat esainya yang berjudul "The Gift of

Grace Under Pressure" pada 11 Oktober 1991: "…Dalam suatu sistem yang

menyangkal adanya hak-hak asasi manusia, rasa takut cenderung merupakan

hal biasa sehari-hari. Rasa takut dipenjara, takut disiksa, takut mati, takut

kehilangan sahabat-sahabat, keluarga, harta benda, atau nafkah, takut

kemiskinan, takut dikucilkan, takut gagal. Bentuk rasa takut yang paling busuk

adalah rasa takut berkedok sebagai akal sehat atau bahkan kebijaksanaan,

dengan mengutuk perbuatan berani sehari-haro yang kecil-kecil itu sebagai

tindakan bodoh, tidak bertanggung jawab, remeh, atau sia-sia. Keberanian

yang menolong melestarikan harga diri manusia serta martabat manusia yang

sudah menjadi haknya sejak lahir…" 18

17 Clark dan Hug, Hak Asasi Manusia, h. 101.18 Ibid., h. 104-105.

Hak Asasi Manusia | 14

Page 15: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

3. Ralph Bunche [1903-1971]

Bunche adalah seorang diplomat Amerika dan anggota penting

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama lebih dari dua puluh tahun. Bunche

mendapat hadiah Nobel Perdamaian atas ketekunannnya dalam upaya

merundingkan persetujuan gencatan senjata tahun 1949 antara orang-orang

Arab Palestina yang bersiteru dengan orang-orang Yahudi. Ia juga sudah lama

berpartisipasi dalam memperjuangkan hak-hak sipil dan persamaan ras di

Amerika Serikat.

Cuplikan "The Road to Peace", pidato yang disampaikan di depan the

National Education Association, 92nd Annual Convension, New York, 30 Juni

1954: "…Mungkin sekali tidak pernah ada kesempurnaan dalam hubungan di

antara masyarakat atau dalam pelaksanaan mekanisme demokrasi. Tetapi

dalam demokrasi jurang antara yang ideal dan praktik harus secara kokoh

disempitkan. Karena demokrasi untuk berkembang, bahkan untuk hidup

sekalipun, harus selalu dinamis. Ia harus bergerak maju menuju sasaran-

sasaran dari kebebasan yang lebih besar, kehidupan yang lebih baik, martabat

yang lebih sempurna, bagi manusia yang ia layani. Setiap langkah mundur,

setiap kal pelanggaran terhadap hak-hak demokrasi dari warganegara, setiap

kekerasan terhadap martabat imdividu, setiap kemunduran dalam

kesejahteraan masyarakat menghancurkan kekuatan dari yang ideal dan

memperlambat kemajuan umat manusia…" 19

4. Mohandas Karamcan Gandhi (Mahatma Gandhi) [1869-1948]

Mahatma Gandhi adalah seorang penduduk asli India yang belajar hukum

di Inggris dan kemudian menghabiskan hidupnya selama 21 tahun di Afrika

Selatan sambil bekerja untuk pemusnahan kebijakan-kebijakan pemerintah

yang dianggapny tidak adil terhada penduduk keturunan India di negeri itu. Ia

kemudian kembali ke India pada tahun 1915 dan dalam waktu lima tahun

sudah menjadi kepala Gerakan Nasional India yang memimpin suatu kampanye

perlawanan tanpa kekerasan yang sukses menentang pemerintahan Inggris dan

mendapatkan kemerdekaan serta swasembada ekonomi bagi penduduk India.

19 Ibid., h. 107.

Hak Asasi Manusia | 15

Page 16: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

Gandhi dibunuh oleh seorang Hindu yang menentang program perdamaian dan

toleransi bagi semua kepercayaan dan agama pada tahun 1948, yaitu tepat

setahun setelah ia berhasil mewujudkan sasarannya yang berupa pemerintahan

sendiri bagi India.

Cuplikan kesaksiannya dalam pemeriksaan dimana ia mengaku bersalah

terhadap tuduhan-tuduhan menulis artikel yang menghasut, tanggal 11 Maret

1922: "…Saya tidak mempunyai dendam pribadi terhadap salah satu pegawai

pemerintahan apapun , apalagi saya tidak mungkin mempunyai rasa tak suka

sedikitpun terhadap pribadi raja. Tetapi saya menganggapnya sebagai suatu

keutamaan untuk tidak suka terhadap suatu pemerintahaan yang secara

keseluruhannya telah lebih banyak merugikan India daripada sistem manapun

sebelumnya. India menjadi lebih lemah di bawah pemerintahaan Inggris

daripada sebelumnya. Karena memiliki pendapat semacam itu, saya

menganggap dosa untuk mencintai sistem tersebut. Bagi saya merupakan

keistimewan yang berharga untuk mampu menulis apa yang telah saya sajikan

dalam berbagai larangan sebagai bukti melawan saya..."20

5. Vaclav Havel -1936-….]

Havel menolong berdirinya Piagam 77, sebuah organisasi hak asasi

manusia di Cekoslovakia. Ia menjadi tokoh utama dalam forum rakyat yang

merupakan sebuah koalisi baru kelompok oposisi non komunis yang mendesak

pembaharuan demokratis menjadi ketika pecahnya demonstrasi masal melawan

pemerintah di Praha pada November 1989. Setelah runtuhnya rezim komunis

sebulan kemudia Havel sempat menjadi presiden sementara di negerinya dan

dipilih kembali pada Juli 1990. Sebagai presiden ia telah berusaha

meningkatkan kebebasan asasi di Republik Ceko.

Ini adalah cuplikan pidatonya di New York tanggal 1 Januari 1990 setelah

terpilih menjadi Presiden: “…Rezim yang terdahulu, yang dipersenjatai

dengan ideologinya yang sombong dan tidak bertenggang rasa telah

memerosotkan manusia menjadi suatu sarana produksi dan alam diperosotkan

menjadi alat produksi…”21

20 Ibid., h. 110-111.21 Ibid., h. 113.

Hak Asasi Manusia | 16

Page 17: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

6. Martin Luther King, Jr. [1929-1968]

King merupakan pemimpin utama Gerakan Hak-hak Sipil di Amerika

Serikat dan seorang pendeta baptis. Bersama pendeta-pendeta kulit hitam

lainnya, ia mendirikan The Southern Christian Leadership Conference pada

tahun 1957 untuk melawan ketidakadilan rasial. Tindakannya membuat

terbentuknya Undang-undang Hak Sipil tahun 1964 yang melarang

diskriminasi rasial di tempat umum dan menuntut kesempatan yang sama

dalam pemberian pekerjaan dan pendidikan. King mendapatkan hadiah Nobel

Perdamaian pada tahun 1994 atas kepemimpinannya. Ia ditembak dan

meninggal di Memphis, Tennessee ketika sedang mendukung suatu pemogokan

pekerja kulit hitam pengangkut sampah.

Dari bukunya Stride Toward Freedom: The Montgomery Story tahun 1958

ia menuliskan: “…Cara tanpa kekerasan adalah cara rendah hati yang penuh

penahanan diri. Kita kaum negro banyak berbicara mengenai hak-hak kita dan

sewajarnya begitu. Dengan bangga kita mempermaklumkan bahwa tiga

perempat penduduk dunia itu termasuk kulit warna. Kami mempunyai hak

istimewa untuk mengalami drama besar kebebasan dan kemerdekaan sewaktu

drama itu tergelar di Asia dan Afrika dalam generasi kami…”22

7. Nelson Mandela [1918-2013]

Pria yang bernama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela ini terpilih sebagai

presiden Afrika Selatan pada tanggal 9 Mei 1994 menjadi peristiwa istimewa

bagi suatu perjuangan seumur hidup untuk mencapai demokrasi multirasial di

negaranya. Mulai tahun 1952, sebagai wakil presiden ANC, Mandela

menjelajahi seluruh negeri untuk mengorganisir perlawanan terhadap Undang-

undang diskriminasi pengelompokan rasial. Pada tahun 1993 ia mendapat

hadiah Nobel Perdamian bersama dengan presiden Afrika Selatan kala itu F.

W. de Clark.

Cuplikan ceramahnya ketika menerima hadiah Nobel Perdamaian tanggal

10 Desember 1993: “…Hari ini di sini kami berdiri tak lebih daripada sebagai

seorang wakil dari berjuta-juta bangsa kami yang berani bangkit melawan

22 Ibid., h. 116.

Hak Asasi Manusia | 17

Page 18: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

suatu sistem sosial yang intinya merupakan perang, kekejaman, rasisme,

penindasan, penekanan, dan pemiskinan seluruh bangsa…”23

8. Anna Eleanor Roosevelt [1884-1962]

Istri presiden Franklin D. Roosevelt ini adalah seorang tokoh kemanusiaan

Amerika Serikat dan pembela bagi kaum buruh dan kaum miskin serta tokoh

pendidikan, kesehatan, serta masalah-masalah yang menimpa anak-anak.

Eleanor terpilih menjadi ketua pertama komisi PBB untuk hak-hak asasi

manusia pada awal 1946. Ketika menjabat, ia memainkan peran penting dalam

menyusun deklarasi umum tentang hak-hak asasi manusia.

Cuplikan artikelnya The Promise of Human Rights, Foreign Affairs, April

1948: “…Bila saya menengok kembali pekerjaan yang sejauh ini telah

dilakukan oleh komisi hak asasi manusia kami, saya menyadari bahwa

maknanya ada dua macam. Pertama, kita telah merumuskan beberapa hak-hak

asasi. Selain itu, kita telah menemukan bahwa keadaan dunia kita zaman

sekarang memerlukan perincian perlindungan-perlindungan tertentu yang

harus dimiliki seseorang agar dia memiliki suatu rasa aman dan martabat

akan dirinya sendiri…”24

9. Andrei Dmitriyevich Sakharov [1921-1989]

Seorang ahli fisika nuklir Soviet yang sukses ini terkenal menjadi

penganjur demokrasi dan hak-hak asasi manusia pada tahun 1968. Ia

membantu mendirikan komisi bagi hak-hak asasi manusia di Uni Soviet pada

tahun 1970 dan usahanya tersebut hihargai dengan hadiah Nobel Perdamaian

pada tahun 1975.

Cuplikan ceramahanya sewaktu menerima hadiah Nobel Perdamaian 1975,

“Perdamaian, kemjuan dan hak-hak asasi manusia.”: “…Dalam berjuang

melindungi hak-hak manusia, saya yakin, yang pertama dan paling penting,

kita harus bertindak sebagai pelindung korban-korban yang tak bersalah dari

rezim-rezim yang berdiri di berbagai negara, tanpa menuntut dihancurkannya

23 Ibid., h. 119.24 Ibid., h. 122.

Hak Asasi Manusia | 18

Page 19: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

atau dikutuknya rezim-rezim total. Kita membutuhkan pembaharuan, bukan

revolusi…”25

10.Roul Wallenberg [1912-1945/47]

Wallenberg adalah seorang diplomat dari Swedia yang datang menolong

penduduk Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II. Ia pernah membujuk

Kementrian Luar Negeri Swedia untuk mengirimkannya ke Budapest. Disana

ia menampung ribuan orang Yahudi di ‘rumah-rumah perlindungan’,

menyelamatkan orang dari kereta-kereta deportasi serta barisan-barisan maut.

Bagi orang-orang yang tak dapat diselamatkannya ia memberi makanan dan

pakaian. Wallenberg hilang pada tanggal 17 Januari 1945.

Cuplikan berikut dikutip dari Letters and Dispatches, 1924-1944: “…Saya

hanya dapat menyesalkan bahwa orang-orang yang paling ingin mengirimkan

saya kemari tampaknya tidak memahami bahwa dana itu sangat penting. Atau

banyak sekali penderitaan yang harus diringankan di tempat ini.”26

11.Wei Jingsheng [1950-….]

Wei dibesarkan di Beijing sebagai anak dari dua orang anggota partai

komunis. Ia pertama kalinya menonkol karena artikel-artikel yang mengecam

program modernisasi pemerintahannya pada akhir tahun 1970-an karena terlalu

fokus pada pembaharuan ekonomi sehingga menyampaikan pembaharuan

demokrasi. Wei sempat beberapa kali ditahan dan dibebaskan pada tanggal 13

Desember 1995 ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena berusaha

menyusun aksi mendirikan suatu organisasi guna mengumpulkan dana untuk

mendukung kegiatan-kegiatan demokratis.

Cuplikan esainya The Fifth Modernization yang ditulis selama “Musim

Semi Demokrasi” 1978-1979: “…Apakah demokrasi sejati itu? Demokrasi itu

berarti hak rakyat untuk memilih wakil-wakil mereka sendiri guna bekerja

sesuai dengan kemauan mereka dan demi kepentingan mereka. Hanya inilah

yang dapat disebut demokrasi. Selanjutnya, rakyat harus pula mempunyai

25 Ibid., h. 125.26 Ibid., h. 129.

Hak Asasi Manusia | 19

Page 20: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

wewenang untuk mengganti wakil-wakil mereka kapan saja supaya wakil-wakil

ini tidak dapat terus menipu orang-orang lain atas nama rakyat…”27

12.Elie Wiesel [1928-….]

Wiesel seorang penulis Amerika yang pada Perang Dunia II bersama

keluarganya dan orang-orang Yahudi di kotanya dikirimkan ke kamp-kamp

konsentrasi Auschwitz dan Buchenwald. Saat pindah ke Amerika Serikat pada

tahun 1956 ia menghabiskan hidupnya untuk menulis dan berbicara mengenai

segala kengerian yang disaksikannya selama Holocaust (pembantaian orang

Yahudi) untuk menolong korban-korban penindasan serta rasisme dimana saja.

Wiesel dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1986 atas usahanya

tersebut.

Cuplikan dari esainya “For The Dead and the Living”, The New Leader,

May 1993: “…Inti tragedi ini ialah bahwa tragedi itu tak mungkin dapat

dikomunikasikan sepenuhnya… Namun toh, kita berkewajiban untuk

mencobanya. Tidak mencobanya akan berarti melupakannya. Melupakannya

akan berarti membunuh korban-korban itu untuk kedua kalinya. Kita tidak

mampu mencegah kematian mereka yang pertama; kita tidak boleh

membiarkan mereka untuk lenyap sekali lagi. Kemenangan itu bukan saja

merupakan kemenangan atas waktu, melainkan pula merupakan suatu

kemenangan atas ketidakadilan…”28

27 Ibid., h. 131.28 Ibid., h. 135.

Hak Asasi Manusia | 20

Page 21: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

C. PENUTUP

Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah membimbing,

menuntun dan memberi petunjuk kepada saya selama proses pengerjaan artikel ilmiah ini

serta memberi saya izin untuk menyelesaikannya.

HAM adalah hal yang senantiasa melekat dalam diri setiap manusia. HAM bisa

menimbulkan energi-energi positif jika ia dipelihara dan dihargai oleh setiap individu

lainnya namun juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan jika ia dilanggar dan

dicampakkan. HAM dan permasalahannya memang tak bisa berhenti menimbulkan perkara

namun bukan berati HAM selalu melahirkan tindakan-tindakan yang tidak layak karena

akan selalu ada orang atau lembaga yang masih peduli dan memperjuangkan HAM supaya

ia ditempatkan sebagai mana mestinya. Semoga kita semua adalah orang-orang yang

senantiasa menghargai HAM dan menjadikannya sebuah energi positif yang bisa

membangun karakter diri kita dan orang disekitar kita.

Akhirul Kalam, Tentunya dalam pengerjaan artikel ilmiah ini saya masih banyak

kekurangan dan mungkin jika ada kesalahan mohon dimaklumi. Artikel ini masih jauh dari

kata sempurna, maka dari itu saya amat menghargai jika dari pembaca berkenan untuk

memberikan saran ataupun kritik yang membangun guna kemajuan saya dalam menyusun

artikel-arikel lainnya.

Hak Asasi Manusia | 21

Page 22: Civic Education - UAS - Artikel Ilmiah 'Hak Asasi Manusia

D. DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, Zeffry. Belajar Memahami HAM. Depok: Ruas, 2010.

Clark, George, and Kathleen Hug, . Hak Asasi Manusia: Sebuah Pengantar. Translated by Th

Hermaya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.

Gonggong, Anhar, Andre A. Hardjana, and A. Agus Nugroho. Sejarah Pemikiran Hak-Hak

Asasi Manusia di Indonesia. Jakarta: Dwi Jaya Karya, 1995.

Indonesia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM). Hak Asasi Manusia dalam

Perspektif Budaya Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Kelompok Kerja untuk Advokasi Menentang Penyiksaan (KKUAMK). Hak Asasi Manusia di

Bawah Ancaman Penyiksaan. Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat

(ELSAM), 2009.

Khamenei, Sayyid Muhammad. Risalah Hak Asasi Wanita: Studi Komparatif antara Pandangan

Islam dan Deklarasi Universal HAM. Translated by Quito R. Motinggo. Jakarta: Al-

Huda, 2004.

Lubis, Todung Mulya. Jalan Panjang Hak Asasi Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2005.

Srijanti, Purwanto S. K., and A. Rahman H.I. Etika Berwarga Negara (Pendidikan

Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006.

Sunardi, Fanny Tanuwijaya, and Abdul Wahid. Republik "Kaum Tikus" Refleksi

Ketidakberdayaan Hukum dan Penegakkan HAM. Jakarta: Edsa Mahkota, 2005.

Ubaedillah, A., and Abdul Rozak. Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education):

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kencana, 2010.

Hak Asasi Manusia | 22