civic education

21
CIVIC EDUCATION JUDUL DEMOKRASI OLEH: LAILATUL KHAIRIAH M. FADLI M.HABIBI DEPARTEMEN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS DAKWAH/BPI KALIMANTAN SELATAN 1

Upload: muhammad-busairi

Post on 19-Jun-2015

638 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Civic Education

CIVIC EDUCATION

JUDUL

DEMOKRASI

OLEH:

LAILATUL KHAIRIAH

M. FADLI

M.HABIBI

DEPARTEMEN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS DAKWAH/BPI

KALIMANTAN SELATAN

2010

1

Page 2: Civic Education

KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bissmillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam saya haturkan kepada Rasulullah SAW,keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.H. Ahmad Nawawi. M.A g. selaku dosen pembimbing mata kuliah Civic Education, serta teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah saya ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman sekalian untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah yang telah saya susun, atas kritik dan saranya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Banjarmasin , Mei 2010

penulis

2

Page 3: Civic Education

BAB I

3

Page 4: Civic Education

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Apa makna demokrasi yang s

ebenarnya? Sekalipun hampir setiap orang mengatakan kata demokrasi, khususnya setelah lahirnya era reformasi, kata ini masih banyak disalahartikan. Sejak lengsernya Orde Baru di tahun 1998, demokrasi menjadi kosakata umum bagi siapa saja yang hendak menyatakan pendapat. Dari kalangan cendekiawan hingga pedagang asongan menggunakan demokrasi dengan tujuannya masing-masing.

Ketidakmengertian akan makna demokrasi sebagai tatanan ketertiban, tata aturan, dan hukum, masih banyak dipahami oleh sebagian masyarakat dengan kebebasan untuk bertindak anarkis dan main hakim sendiri. Dngan kata lain, demokrasi masih dimaknai dengan tindakan-tindakan yang jelas-jelas berlawanan dengan demokrasi. Bersandar pada keawaman sebagian masyarakat akan demokrasi ini, pemahaman tentang demokrasi menjadi penting.

Secara garis besar demokrasi adalah sebuah sistem sosial-politik modern yang paling baik dari sekian banyak sistem maupun ideologi yang ada dewasa ini. Menurut pakar hukum Moh. Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakatd dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi perbagai masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organism tertingginya. Karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang demokrasi.

B. Rumusan Masalah1. Pengertian Demokrasi2. Hakikat Demokrasi3. Pandangan Hidup Demokratis4. Demokrasi di Indonesia5. Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi6. Prinsip-Prinsip Demokrasi7. Bentuk Demokrasi dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara8. Pemahaman tentang Demokrasi Indonesia9. Ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Civic Education.

4

Page 5: Civic Education

2. Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi, hakikat demokrasi, pandangan hidup demokratis, demokrasi di Indonesia, unsur-unsur demokrasi, bentuk demokrasi, dan pemahaman tentang demokrasi.

5

Page 6: Civic Education

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian DemokrasiSecara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani yaitu “demos” yang

berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) memiliki arti suatu keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Sedangkan pengertian demokrasi secara istilah atau terminologi adalah seperti yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

a. Joseph A. Schmeter mengatakan demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

b. Sidney Hook berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasrkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.

d. Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

B. Hakikat Demokrasi

Sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, sebagai pemerintahan di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal : pemerintah dari rakyat (government of the people); pemerintahan oleh rakyat (government by the people); dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people). Tiga faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut:

6

Page 7: Civic Education

Pertama, pemerintah dari rakyat (government of the people) mengandung pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi, pemilihan umum.

Kedua, pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elit negara atau elit birokrasi. Selain pengertian ini, unsur kedua ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control).

Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.

C. Pandangan Hidup Demokratis

Menjadi demokratis membutuhkan norma dan rujukan praktis serta teoritis dari masyarakat yang telah maju dalam berdemokrasi. Menurut Nurcholish Madjid, pandangan hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan yang telah berkembang, baik secara teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya sudah mapan. Ada enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis, yaitu:

Pertama, kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan kemajemukan yang menghendaki tanggapan dan sikap positif terhadap kemajemukan itu sendiri secara aktif. Pengakuan akan kenyataan perbedaan harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan dan sikap orang dan kelompok lain, sebagai bagian dari kewajiban warga negara dan negara untuk menjaga dan melindungi hak orang lain untuk diakui keberadaannya.

Kedua, musyawarah. Makna dan semangat musyawarah ialah mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk secara tulus menerima kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi sosial dan politik secara damai dan bebas dalam setiap keputusan bersama. Semangat musyawarah menuntut agar setiap orang menerima kemungkinan terjadinya “partial functioning of ideals”, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu, dan tidak harus, seluruh keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan dilaksanakan sepenuhnya.

Ketiga, cara haruslah sejalan dengan tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan tujuan. Pada hakikatnya demokrasi harus dilakukan secara santun dan beradab yakni melalui proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan, dan ancaman dari

7

Page 8: Civic Education

dan oleh siapapun, tetapi dilakukan secara suka rela, dialogis dan saling menguntungkan.

Keempat, norma kejujuran dalam pemufakatan. Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat untuk mencapai kesepakan yang memberi keuntungan semua pihak.

Kelima, kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban. Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan kewajiban bagi semua (egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan sikap percaya pada iktikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude).

Keenam, trial and error (percobaan dan salah). Demokrasi bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia merupakan sebuah proses tanpa henti. Dalam kerangka ini demokrasi membutuhkan percobaan-percobaan dan kesediaan semua pihak untuk menerima kemungkinan ketidaktepatan atau kesalahan dalam praktik berdemokrasi.

Untuk meminimalkan unsur-unsur negatif demokrasi, partisipasi warga negara mutlak dibutuhkan. Demokrasi juga membutuhkan ketegasan dan dukungan pemerintah sebagai alat negara yang memiliki kewajiban menjaga dan mengembangkan demokrasi. Misalnya, pemerintah harus tegas untuk menindak individu atau kelompok dan organisasi politik yang melakukan tindakan anarkis yang dapat mengganggu ketertiban umum dengan dalih kebebasan berekspresi dan demokrasi.

D. Demokrasi di Indonesia

Sejarah demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam empat periode : periode 1945-1959, periode 1959-1965, periode 1965-1998, periode 1998-sekarang.

a. Periode 1945-1959

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan. Namun demikian, model demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model Barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik untuk mendominasi kehidupan sosial politik.

b. Periode 1959-1965

Periode ini dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy) yang memposisikan Presiden Soekarno menjadi pusat kekuasaan negara. Ciri-ciri demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik nasional. Hal ini

8

Page 9: Civic Education

disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat.

c. Periode 1965-1998

Periode ini merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto dengan Orde Barunya. Sebutan Orde Baru merupakan kritik terhadap periode sebelumnya, Orde Lama. Orde Baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang terjadi dalam masa Demokrasi Terpimpin. Seiring dengan pergantian kepemimpinan nasional, Demokrasi Terpimpin ala Presiden Soekarno telah diganti oleh elit Orde Baru dengan Demokrasi Pancasila.

Demokrasi Pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum. Kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Ketiga, demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas yang tidak memihak.

Dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, penguasa Orde Baru bertindak jauh dari prinsip-prinsip demokrasi. Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim, ketidakdemokratisan penguasa Orde Baru ditandai oleh :

1). Dominannya peranan militer (ABRI).

2). Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik.

3). Pengebirian peran dan fungsi partai politik.

4). Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan publik.

5). Politik masa mengambang.

6). Monolitisasi ideologi negara.

7). Inkorporasi lembaga non pemerintahan.

d. Periode 1998 – sekarang

Periode ini sering disebut dengan istilah periode paska-Orde Baru. Periode ini erat hubungannya dengan gerakan Reformasi yang menuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara konsekuen. Tuntutan ini berakhir waktu lengsernya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan pada 1998, setelah lebih dari tiga puluh tahun berkuasa dengan Demokrasi Pancasila-nya. Penyelewengan atas dasar negara Pancasila oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati sebagian masyarakat terhadap Pancasila.

9

Page 10: Civic Education

Demokrasi yang diusung oleh gerakan Reformasi adalah demokrasi yang sesungguhnya di mana hak rakyat merupakan komponen inti dalam mekanisme dan pelaksanaan pemerintahan yang demokratis.

E. Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tatanan kehidupan kenegaraan, pemerintahan, ekonomi, sosial dan politik sangat bergantung kepada keberadaan dan peran yang dijalankan oleh unsur-unsur penopang tegaknya demokrasi itu sendiri. Beberapa unsur-unsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain: 1. Negara hukum, 2. Masyarakat madani, 3. Aliansi kelompok strategis.

1. Negara Hukum (rechtsstaat atau rule of law)

Negara hukum (rechtsstaat atau rule of law) memiliki pengertian bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia. Secara garis besar negara hukum adalah sebuah negara dengan gabungan kedua konsep rechtsstaat dan the rule of law. Konsep rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya perlindungan terhadap HAM,

b. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin perlindungan HAM,

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan,

d. Adanya peradilan administrasi.

Sedangkan the rule of law dicirikan oleh adanya:

a. Supremasi aturan-aturan hukum,

b. Kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law),

c. Jaminan perlindungan HAM.

2. Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat madani (civil society) yakni sebuah masyarakat dengan ciri-cirinya yang terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara. Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Posisi penting masyarakat madani dalam pembangunan demokrasi adalah adanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah.

3. Aliansi Kelompok Strategis

10

Page 11: Civic Education

Aliansi kelompok strategis terdiri dari partai politik (political party), kelompok gerakan (movement group) dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan (pressure/intrest group) termasuk di dalamnya pers yang bebas dan bertanggung jawab. Partai politik merupakan struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya. Sedangkan kelompok gerakan yang diperankan oleh organisasi masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang yang berhimpun dalam satu wadah organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan warganya, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan lain-lain.

Sejenis dengan kelompok ini adalah kelompok penekan atau kelompok kepentingan (pressure/intrest group). Kelompok ini adalah sekelompok orang dalam sebuah wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria profesionalitas seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan lain-lain.

F. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Suatu pemerintahan dikatakan demokratis bila dalam mekanisme pemerintahannya melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip dasar demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Sedangkan dalam pandangan Robert A. Dahl, terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi yaitu: kontrol atas keputusan pemerintah, pemilihan umum yang jujur, hak memilih dan dipilih, kebebasan mengakses informasi, dan kebebasan berserikat.

Demokrasi mempunyai parameter sebagai ukuran apakah suatu negara atau pemerintahan dapat dikatakan demokratis atau sebaliknya. Ada tiga aspek yang dapat dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana demokrasi itu berjalan dalam suatu negara. Ketiga aspek tersebut adalah:

Pertama, pemilihan umum sebagai proses pembentukan pemerintah. Hingga saat ini pemilihan umum diyakini oleh banyak kalangan di dunia sebagai salah satu instrumen penting dalam pergantian pemerintahan. Kedua, susunan kekuasaan negara, yakni kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah. Ketiga, kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kuasa yang berjalan secara sistematis, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya mekanisme yang memungkinkan kontrol dan keseimbangan (check and balance) terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.

Parameter demokrasi juga dapat diketahui melalui adanya unsur atau suasana sebagai berikut:

a. Hak dan kewajiban politik dapat dinikmati dan dilaksanakan oleh warga negara berdasarkan prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasan, kemerdekaan, dan rasa merdeka,

11

Page 12: Civic Education

b. Penegakan hukum yang berasaskan pada prinsip supremasi hukum (supremacy of law), kesamaan di depan hukum (equality before of law) dan jaminan terhadap HAM,

c. Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat,

d. Kebebasan pers dan pers yang bertanggung jawab,

e. Pengakuan terhadap hak minoritas,

f. Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas pelayanan, pemberdayaan, dan pencerdasan,

g. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif,

h. Keseimbangan dan keharmonisan,

i. Tentara yang professional sebagai kekuatan pertahanan, dan

j. Lembaga peradilan yang independen.

G. Bentuk Demokrasi dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara

Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Ada beberapa bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan negara, antara lain:

a) Pemerintahan Monarki: monarki mutlak (absolut), monarki konstitusional, dan monarki parlementer.

b) Pemerintahan Republik: berasal dari bahasa latin Res yang berarti pemerintahan dan Publica yang berarti rakyat.

H. Pemahaman tentang Demokrasi Indonesia

Demokrasi dapat kita pandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang di dalam UUD 1945 disebut kerakyatan. Demokrasi dapat dikatakan merupakan pola hidup berkelompok di dalam organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup berkelompok tersebut. Keinginan orang-orang (demos) yang berkelompok tersebut ditentukan oleh pandangan hidup bangsa (weltanschauung), falsafah hidup bangsa (filosofiche grondslag), dan ideologi bangsa yang bersangkutan.

Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasrkan sila-sila Pancasila. Ini berarti bahwa:

12

Page 13: Civic Education

1. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia (Pancasila).

2. Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai falsafah Pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem pemerintahan khas Pancasila.

3. Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-nilai Pancasila adalah konsekuensi dari komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen di bidang pemerintahan atau politik.

4. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.

5. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan benar adalah pengamalan Pancasila melalui politik pemerintahan.

I. Ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi

�ق�ل�ب �ظ� ال ي �ت� ف�ظ�ا غ�ل �ن �و� ك �ه�م� و�ل �ت� ل ن ح�م�ة الله ل م�ا ر� ف�به�م� اور� �ه�م� و�ش� �غ�فر� ل ت �ه�م� و�اس� ك� ف�اع�ف� ع�ن �ف�ض3و�ا من� ح�و�ل ن ال�

�حب3 ن9 الله� ي 9ل� ع�ل�ى الله إ �و�ك م�ت� ف�ت ذ�ا ع�ز� �م�ر ف�إ فى األ{ . �ن� ي Dل �و�ك �م�ت {١٥٩ : عمران الال

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)

�ق�ام�و�ا الص9ل�و Dهم� و�أ ب ر� �و�ا ل اب �ج� ت �ن� اس� 9ذي ى� ةو�ال و�ر� ه�م� ش� م�ر�� و�أ

{ . �فق�و�ن� �ن �اه�م� ي ق�ن ز� �ه�م� و�مم9ا ر� �ن �ي {٣٨ : الشورىب“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura : 38)

13

Page 14: Civic Education

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Demokrasi adalah suatu keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

2. Sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik.

3. Ada enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis, yaitu:

a. Kesadaran akan pluralisme

b. Musyawarah

c. Cara haruslah sejalan dengan tujuan

d. Norma kejujuran dalam pemufakatan

e. Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban

f. Trial and error (percobaan dan salah)

4. Sejarah demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam empat periode : periode 1945-1959, periode 1959-1965, periode 1965-1998, periode 1998-sekarang.

5. Unsur-unsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain: 1. Negara hukum, 2. Masyarakat madani, 3. Aliansi kelompok strategis.

6. Prinsip-prinsip dasar demokrasi adalah persamaan, kebebasan, dan pluralisme.

7. Bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan negara yaitu:

a) Pemerintahan Monarki: monarki mutlak (absolut), monarki konstitusional, dan monarki parlementer.

b) Pemerintahan Republik.

8. Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasrkan sila-sila Pancasila.

14

Page 15: Civic Education

DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah, A. dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sumarsono, S. dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

15