makalah civic educutien

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perihal siapakah warga Negara dan siapa sajakah yang berkaitan dengan kewarganegaraan adalah sesuatu yang amat penting diketahui oleh orang yang telah memenuhi statusnya sebagai warganegara Indonesia, sudah selayaknya kita ketahui secara dalam perihal masalah kewarganegaraan yang ada di Negara Republik Indonesia. Makalah ini menyajikan hal-hal yang secara langsung berkaitan dengan masalah kewarganegaraan. Yaitu, Pertama isi material kewarganegaraan itu sendiri yaitu hakekat warganegara, kewarganegaraan, dan hubungan warganegra dengan Negara. Kedua isi formal kewarganegaraan yaitu tentang tata cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan. Untuk kasus kewarganegaraan di Indonesia akan diketahui bagaimana seseorang bisa menjadi warga Negara Indonesia dan bagaimana seorang warga Negara Indonesia bisa kehilangan kewaranegaraan. Urgensi Kewarganegaraan kian tinggi mana kala dikaitkan dengan tujuan pembangunan nasional kita untuk membangun manusia indonesia seutuhnya dan sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka” ikut 1

Upload: saputranur

Post on 30-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Civic Educutien

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perihal siapakah warga Negara dan siapa sajakah yang berkaitan dengan

kewarganegaraan adalah sesuatu yang amat penting diketahui oleh orang yang telah

memenuhi statusnya sebagai warganegara Indonesia, sudah selayaknya kita ketahui

secara dalam perihal masalah kewarganegaraan yang ada di Negara Republik

Indonesia. Makalah ini menyajikan hal-hal yang secara langsung berkaitan dengan

masalah kewarganegaraan. Yaitu, Pertama isi material kewarganegaraan itu sendiri

yaitu hakekat warganegara, kewarganegaraan, dan hubungan warganegra dengan

Negara. Kedua isi formal kewarganegaraan yaitu tentang tata cara memperoleh dan

kehilangan kewarganegaraan. Untuk kasus kewarganegaraan di Indonesia akan

diketahui bagaimana seseorang bisa menjadi warga Negara Indonesia dan bagaimana

seorang warga Negara Indonesia bisa kehilangan kewaranegaraan.

Urgensi Kewarganegaraan kian tinggi mana kala dikaitkan dengan tujuan

pembangunan nasional kita untuk membangun manusia indonesia seutuhnya dan

sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka” ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk memenuhi maksud tersebut, maka

masalah yang perlu dicermati dalam pembahasan ini adalah Kewarganegaraan di

Indonesia sehingga kita mampu menjelaskan pengertian dan maksud dari tujuan

Warganegara yang sebenarnya di dalam sebuah Negara.

1

Page 2: Makalah Civic Educutien

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan kewarganegaraan ?

2. Mengapa warganegara penting bagi suatu bangsa ?

3. Apa Unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan ?

4. Kapan dan bagaimana munculnya problem-problem status

kewarganegaraan ?

5. Bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan di Indonesia ?

6. apa hak dan kewajiban warga Negara ?

7. mengapa warganegara wajib membela negaranya ?

2

Page 3: Makalah Civic Educutien

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN

Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang

menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut

memori penjelasan dari Pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 Tahun

1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan diartikan

segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban

negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-

Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal

ihwal yang berhubungan dengan negara.1

Pengertian Kewarganegaraan dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan antara

orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan

akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebur berada dibawah

kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum,

misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan

lain-lain.

2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan

hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan,

ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanaair. Dengan kata lain, ikatan ini

lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.

1 winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h.49

3

Page 4: Makalah Civic Educutien

b. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materil

1) Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat tempat

kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan

pada hukum publik.

2) Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum dari

status kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.

Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memilliki

pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang

sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan

negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada

orang yang bukan warga negaranya.2

Kalau diperhatikan Undang-Undang Dasar 1945, ada 2 pasal yang mengatur

perlindungan terhadap warganegara dan perlindungan terhadap penduduk. Kedua

pasal tersebut yaitu:3

1. Pasal 27 UUD 1945 :

a) Segala warga negara sama kedudukanya di dalam hukum dan

pemerintahan;

b) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaannya;

2. Pasal 29 UUD 1945 :

a) Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa;

b) Negara menjamin kebebasan memeluk agama;4

2 Ibid., h.49-503 Op.Cit., h. winarno, h.59 4 Loc.Cit., PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah

4

Page 5: Makalah Civic Educutien

B. PENTINGNYA WARGA NEGARA SUATU BANGSA

Penerintahan mewakili rakyat.Tugas-tugasnya dilakukan sesuai dengan

kehendak rakyat. Salah satu tugasnya ialah untuk menangkap mereka yang

melakukan kejahatan,dan melindungi mereka yang tidak bersalah. Inilah kehendak

rakyat. Jika tujuan ini dapat dicapai, maka dapat dikatakan bahwah pemerintah telah

melayani negara dengan baik. Sebabnya ialah pelanggar hukum adalah orang-orang

yang tidak bertanggung jawab, mereka yang patuh akan hukum adalah warga-warga

yang baik. Oleh sebab itu tidak ada alasan untuk menentang kalau seorang warga

yang baik mempertahankan dirinya terhadap tujuan-tujuan buruk dari warga lainnya.

Umpamanya, kalau orang jahat itu mempunyai tujuan melukai seorang yang baik,

seperti hendak membunuh anggota keluarga yang dicintainya, atau untuk merampas

harta miliknya, maka bukanlah tidak beralasana kalauwarga yang baik itu ingin

menangkap orang yang jahat itu, dan barangkali membunuh atau memukulnya.

Tetapi, adalah mustahil untuk mempertahankan diri kalau pada waktu yang sama

menghadapi sejumlah besar orang-orang jahat. Atau dia tidak mungkin memikul

biaya-biaya pengobatan yang timbul dari perlawanan tersebut, jika memang

diperlukan. Oleh sebab itu dibentuklah suatu pemerintahan yang mewakili rakyat

untuk melaksanakan tugas melindungi rakyat. Sebagai imbalan atas jasa-jasa

demikian itu, rakyat telah berjanji untuk membayar semua biaya-biaya pemerintahan,

dan tentu saja didalamnya termasuk gaji para pejabat.5

Kemudian, karena pemerintah telah menjadi wakil rakyat dan telah diberi hak

untuk bertindak atas nama mereka, maka tindakan-tindakan yang dilakukan adalah

tindakan-tindakan yang diinginkan rakyat. Oleh sebab itu, rakyat haruslah mematuhi

apa yang telah diputuskan pemerintah dalam bentuk undang-undang. Dengan

demikian, kepatuhan rakyat terhadap pemerintahan negara tidaklah berarti patuh

kepada undang-undang yang dipaksakan oleh pemerintah, tetepi undang-undang yang

membayangkan kemauan rakyat sendiri. Pelanggaran terhadap undang-undang negara

5 Arifin bay, Diantara Feodalisme dan Modernisme, ( Jakarta: PT.Pantja simpati, 1985 ), h.76

5

Page 6: Makalah Civic Educutien

bukanlah berarti pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang memerintah, tetapi

pelanggaaran terhadap undang-undang yang telah diciptakan rakyat sendiri. Sendiri

ini berarti seakan-akan setiap warga negara melaksanakan dwi fungsi. Tugas yang

pertama ialah untuk mendirikan suatu pemerintahan yang mewakili rakyat untuk

menangkap orang jahat dan melindungi yang tidak bersalah. Tugas yang kedua ialah

untuk mematuhi isi perjanjian yang telah dibuat dengan pemerintah, dan sebaliknya

memperoleh perlindungan, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 6

C. ASAS KEWARGANEGARAAN

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan

seseorang. Hal ini penting agar seseorang mendapatkan perlindungan hukum dari

negara, serta menerima hak dan kewajibannya. Banyak contoh kasus tentang

pentingnya status kewarganegaraan seperti anak yang lahir dari perkawinan yang

orang tuanya berbeda kewarganegaraan, atau warga keturunan Tionghoa yang lahir

dan besar di indonesia namun kesulitan mendapatkan kewarganegaraan.

Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan

perundangan dari negara. Peraturan perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas

untuk penentuan status kewarganegaraan seseorang. Setiap negara bebas menetapkan

asas kewarganegaraan, karena setiap negara memiliki budaya, sejarah, dan tradisi

yang berbeda satu sama lain.7

Dalam asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006, dikenali dua

pedoman yaitu:

1. Asas kewarganegaraan umum

a) Asas kelahiran (lus soli)

Lus soli berasal dari bahasa latin; ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan

soli dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi ius soli adalah

6 Ibid., h.777 Srijanti, pendidikan kewarganegaraan perguruan tinggi, ( Jakarta: Selemba Empat, 2009 ),

h.74

6

Page 7: Makalah Civic Educutien

penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran

seseorang. jadi, seseorang dapat menjadi warga negara di mana ia dilahirkan, contoh

jepang atau amerika serikat.

b) Asas keturunan (Ius Sanguinis)

Ius Sanguinis juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau pedoman,

sedangkan Sanguinis dari kata Sanguis yang berarti darah atau keturunan. Asas ini

menetapkan seseorang mendapatkan kewarganegaraan suatu negara, apabila orang

tuanya adalah warga negara suatu negara, sebagai contoh seseorang yang lahir di

Indonesia, namun orang tuanya berkewarganegaraan asing, maka ia mendapatkan

status kewarganegaraan dari orang tuanya.

c) Asas kewarganegaraan Tunggal

Asas ini adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap

orang. Setiap orang tidak dapat menjadi warga negara ganda atau lebih dari satu.

d) Asas kewarganegaraan Ganda Terbatas

Asas ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari 1

warga negara) bagi anak – anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU. Pada

saat anak – anak ini telah mencapai 18 tahun, maka harus menentukan salah satu

kewarganegaraannya.

Seseorang tidak boleh memegang status dua kewarganegaraan. Oleh sebab itu,

apabila seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karna kelahiran dan

keturunan sekaligus, maka pada saat dewasa, harus memilih salah satu.

2. Asas Kewarganegaraan khusus

a. Asas Kepentingan Nasional

Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan

mengutamakan kepentingan nasional indonesia, yang bertekad mempertahankan

kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita – cita dan tujuannya

sendiri.

b. Asas Perlindungan Maksimum

7

Page 8: Makalah Civic Educutien

Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan

perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun,

baik didalam maupun diluar negri.

c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintah

Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia

mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

d. Asas kebenaran substantif

Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat

administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat – syarat permohonan yang

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

e. Asas non-diskriminatif

Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang

berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis

kelamin, serta harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya

dan hak warga negara pada khususnya.

f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM

Adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga

negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak

warga negara pada khususnya.

g. Asas keterbukaan

Adalah asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwal yang berhubungan

dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

h. Asas publisitas

Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau

kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar

masyarakat mengetahuinya.8

D. MASALAH STATUS KEWARGANEGARAAN

8 Ibid., h.75-76

8

Page 9: Makalah Civic Educutien

Masalah status kewarganegaraan seseorang akan muncul apabila asas

kewarganegaraan tersebut di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara,

sehingga mengakibatkan terjadinya beberapa kemungkinan berikut ini:

a. Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Hal

ini disebabkan karena orang tersebut lahir di negara yang menganut asas ius

Sanguinis

b. Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini

dimungkinkan apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang negaranya

menganut Sanguinis sedangkan ia lahir di negara yang menganut ius soli.

c. Multipadride seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan,

yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara dua negara.

Untuk memecahkan masalah kewarganegaraan di atas, setiap negara memiliki

peraturan sendiri-sendiri yang prinsip –prinsipnya bersifat universal. Untuk mengatasi

hal tersebut, di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat (4) bahwa

setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu. Melalui UU No. 62

tahun 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia adalah: 1) karena kelahiran, 2) karena

pengangkatan, 3) karena dikabulkan permohonan, 4) karna kewarganegaraan, 5)

karna perkawinan, dan 6) karna pernyataan.9

E. SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGAAN INDINESIA

Untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur tata

cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 62 tahun 1958 dan

diperbaharui dalam UU no. 12 Tahun 2006 yang meliputi delapan cara, yaitu:

a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

9 Op. Cit., Srijanti, h.77

9

Page 10: Makalah Civic Educutien

b. Pada waktu mengajukan permohonan kewarganegaraan telah tinggal di negara

RI paling singkat 5 tahun berturut – rurut atau paling singkat 10 tahun tidak

berturut – turut.

c. Sehat jasmani dan rohani.

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara pancasila dan UUD

negara RI Tahun 1945.

e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam

dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.

f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Ri, tidak menjadi

kewarganegaraan ganda.

g. Mempunyai pekarjaan dan/atau berpenghasilan tetap.

h. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.

Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:

a. Permohonan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa

Indonesia di atas kertas bermatrai cukup kepada presiden melalui manteri

b. Berkas permohonan tersebut disampaikan kepada pejabat

c. Permohonan disertai dengan pertimbangan kepada presiden dalam waktu

paling lambat 3 bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

d. Permohonan dikenai biaya yang besarnya diatur dengan peraturan pemerintah.

e. Presiden dapat menolak dan menerima permohonan.

f. Pengabulan permohonan ditetapkan dengan keputusan presiden paling lambat

3 bulan terhitung sejak permohonan di terima oleh manteri.

g. Penolakan permohonan disertai alasan dan diberitahukan oleh manteri paling

lambat 3 bulan terhitung sejak permohonan di terima oleh manteri.

h. Keputusan presiden mengenai pengabulan permohonan berlaku efektif

terhitung sejak tanggal pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji

setia.

10

Page 11: Makalah Civic Educutien

i. Paling lambat 3 bulan sejak keputusan presiden dikirim kepada pemohaon,

pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan

janji setia.

j. Apabila tidak hadir dalam pemanggilan tanpa alasan yang sah, maka

keputusan presiden batal demi hukum.

k. Apabila pelaksanaan sumpah/janji tidak dapat dilakukan karena kelalaian

pejabat, maka pemohon dapat menyatakan pengucapan sumpah/janji serta di

hadapan pejabat lain yang ditunjuk menteri.

l. Pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanaan sumpah atau janji.

m. Paling lambat 14 hari sejak tanggal pengucapan sumpah/janji, pejabat

menyampaikan berita acara yang tersebut.

n. Setelah pengucapan sumpah/janji, pemohon wajib menyertakan dokumen

keimigrasian atas namanya kepada kantoe imigrasi paling lambat 14 hari.

o. Salinan keputusan presiden tentang pewarganegaraaan menjadi bukti sah

kewarganegaraan sah seseorang.

p. Menteri mengumpulkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan

dalam berita negara RI.10

10 Loc. Cit., Winarno

11

Page 12: Makalah Civic Educutien

F. HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara

mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,33,dan 34

a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak dan warganegara yang sama dalam hukum

dan pemerintahan, serta kewajban untuk menjunjung hukum dan

pemerintahan.

b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

c. Pasal 27 (3) dalam perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan

warganegara untuk itu dalam upaya pembelaan Negara.

d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat,

berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk

agamanya dan beribadat menurut agamanya.

f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan

kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan Negara.

g. Pasal 31 ayat (1) meenyebutkan bahwah tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran.11

11 PUSLIT IAIN, Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, ( Jakarta: IAIN, 2000 ), h.70

12

Page 13: Makalah Civic Educutien

G. HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA

a. Pengertian

Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga

Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan

pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara

Indonesia, usaha pembelaan Negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan

kesadaran berbangsa bernegara Indonesia dengan berkeyakinan kepada pancasila dan

sebagai dasar Negara serta berpijak pada UUD 1945 konstitusi Negara.

Wujud dari usaha bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga

Negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan Negara,

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi

nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.12

b. Asas Demokrasi Dalam Pembelaan Negara

Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945,

bahwa usaha bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini

menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan Negara yang mencakup dua

arti. Pertama, bahwah setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan

tentang pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD

1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus

turut serta dalam setiap usaha pembelaan Negara, sesuai dengan kemampuan dan

profesinya masing-masing.

c. Motivasi dalam pembelaan Negara

Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan

hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses

motivasi mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.13

12 UGM, Pendidikan Kewarganegaraan, ( Yogyakarta: Paradigma, 2002 ), h.1013 Ibit., h.11

13

Page 14: Makalah Civic Educutien

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai warganegara dan masyarakat, setiap manusia indonesia mempunyai

kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahawa setiap orang

haruslah terjamin haknya untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga

terhindar dari kemunggkinan menjadi ‘staless ‘ atau tidak berkewarganegaraan.

Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang

memiliki dua status kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk

menghindari status dwi kewarganegaraan tersebut. Oleh karena itu, disamping

pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses

kewarganegaraan atau (naturalisasi ) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang

lebih sederhana yaitu melalui registrasi biasa.

Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘ iusanguinis

‘mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan

melalui proses kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan cina yang masih

berkewarganegaraan cina ataupun yang memiliki dwi kewarganegaraan antara

indonesia dan cina, tetapi bermukim di indonesia dan memiliki keturunan di

indonesia. Terhadap anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak

berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal orangtuanya,

dapat saja diterima sebagai warga negara indonesia karena kelahiran. Kalaupun hal

ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut, sekurang-kurang terhadap

mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses

registrasi biasa, bukan melalui proses naturalisasi yang mempersamakan kedudukan

mereka sebagai orang asing sama sekali.

14

Page 15: Makalah Civic Educutien

B. Saran

Penulis menyadari masih ada banyak kekurangan ataupun kesalahan yang

tersaji dalam makalah kewarganegaraan ini. Namun tiada gading yang tak retak,

mudah-mudahan usaha yang telah penulis lakukan bisa mampu menambah dan

memperkaya wawasan cakrawala tentang kewarganegaraan di Indonesia dengan

harapan semoga dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Akhirnya

sumbang saran, kritik, dan koreksi dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah

ini, sangat penulis harapkan.

15

Page 16: Makalah Civic Educutien

DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. akarta: PT Bumi Aksara

Winarno. 2009. Kewarganegaraan Indonisia dari sosiologis menuju yuridis. Bandung: Alfabeta.

Bay Arifin. 1985. Diantara Feodalisme dan Modernisme. Jakarta: PT.Pantja simpati.

Srijanti. 2009. pendidikan kewarganegaraan perguruan tinggi. Jakarta: Selemba Empat.

PUSLIT IAIN. 2000. Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN.

UGM. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

16