makalah maternitas

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui, dapat berlangsung dalam waktu lama. Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor social. Masa kehamilan selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari telah dilalui. Kini seorang ibu berjuang melahirkan

Upload: husnul-umam

Post on 25-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

husnul umam

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui, dapat berlangsung dalam waktu lama. Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor social.Masa kehamilan selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari telah dilalui. Kini seorang ibu berjuang melahirkan buah hati yang telah ditunggunya dan bisa berkomunikasi langsung, memeluknya dan berbagi kasih dan belaian. Setelah melahirkan, seorang ibu memasuki masa nifas yang biasa disebut dengan puerperium dimana berlangsung setelah partus dan berakhir kira-kira enam minggu kemudian. Walaupun masa nifas telah berlalu, pemulihanalat genetalia baru akan terjadi seperti kondisi sebelum hamil setelah tiga bulan.

Bagi ibu yang baru memiliki seorang bayi, pada umumnya masih bingung tentang apa yang harus dilakukan untuk perawatan ibu selama masa nifas. Bahkan tidak banyak yang memikirkan masa nifas, mereka lebih fokus pada perawatan bayi yang baru lahir dan membutuhkan perhatian ekstra. Padahal perawatan masa nifas tidak kalah pentingnya bagi seorang ibu. Hal yang perlu diperhatikan ketika masa nifas adalah seorang ibu hendaknya melakukan mobilisasi agar sirkulasi darah lancar, mencegah terjadinya thrombosis dan menghindari pembengkakan yang pada umumnya terjadi di kaki. Bagi yang melahirkan normal, mobilisasi dilakukan 6 jam setelah melahirkan namun bagi yangmelahirkan secara caesar, mobilisasi 8 jam setelah melahirkan. Memang menyakitkan bagi yang kondisinya lemah untuk memulai mobilisasi, terutama bagi yang caesar. Namun apabila ibu terlalu memanjakan diri, hal ini justru tidak baik. Mengingat ibu juga harus secepat mungkin menyiapkan fisiknya untuk mengurus bayi sepulang dari rumah bersalin atau rumah sakit.

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 harisetelah lahir. Perawat maternitas dapat memberikan asuhan keperawatan selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.BAB II

PERAWATAN IBU DAN BAYI DIRUMAHA. Lingkungan Perawatan Kesehatan Yang Mendukung Pemulangan DiniModel / teori keperawatan yang mendukung perawatan dirumah diantaranya Teori Lingkungan (Florence Nightingale). Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputia. Udara bersih,

b. Air yang bersih

c. Pemeliharaan yang efisien

d. Kebersihane. Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.B. Perawatan Dan Pemulangan Pasien Nifas Dini

1. Perawatan di Rumah Kriteria Hasil Akhir Pemulihan Fisiologis, Involusi, dan Pemulihan pada Ibu a) Menulis tanda-tanda masalah b) Menyebutkan pemahaman tentang temuan normal.c) Memastikan rasa nyeri semakin berkurang, dikontrol dengan upaya pemberian rasa nyaman yang diprogramkan.d) Memastikan pola yang mencerminkan istirahat adekuat. a. Payudaraa) Kenakan bra yang menopang dengan baik.b) Tidak nyeri bila ditekan, tidak ada tanda-tanda peradangan.c) Putting susu utuh tanpa pecah-pecah atau nyeri jika menyusui d) Menjelaskan atau mendemonstrasikan teknik untuk meletakkan dan mengangkat bayi dari payudara, meletakkan bayi pada posisi yang bisa mengurangi stress di daerah putting susu.Jika tidak menyusui : Tidak terjadi pembengkakan payudara Memakai obat penekan laktasi dengan benar (jika diresepkan) dan mengetahui tanda-tanda bahaya yang harus dilaporkan. Bahas pentingnya tidak merangsang payudara.

b. Rahim a) Fundus keras, turun lebih rendah dari umbilicus sekitar 1 cm / harib) Usus dan Kandung Kemih Memulai kembali pola defekasi yang biasa. Memulai berkemih yang biasa, tidak ada rasa seperti terbakar atau kesukaran untuk mulai berkemih.

c. Lokia. Menunjukkan kemajuan involusi normal : jumlah rubra, serosa, alba berkurang baud aging normal, tidak ada bekuan.

d. Insisi : di perineum atau abdomena) ekimosis, nanah, atau nyeri bila ditekan.b) Insisi sesaria (jika ada) bersih, kering, baik ; staple kulit, jahitan, atau Steri-strips utuh (jika masih ada) ; bukti adanya proses pemulihan normal.

e. TungkaiTidak nyeri tekan, tanda Homan negative pada kedua sisi.

f. Adaptasi Fisilogi BayiTemperatur (36,50C 37,20C) pada aksilag. Denyut Jantung 120 sampai 160 kali/menit, kuat, regular, variasi normal jika melakukan aktivitas.

h. Pernafasan30 sampai 60 kali/menit, bunyi pernafasan normal, ritme tidak regular, tidak ada retraksi atau rintihan; variasi normal saat melakukan aktivitas.

i. KulitHangat, turgor baik ; tidak ada ruam

j. KepalaSimetris, dengan fontanel datar; molase atau kaput berkurang ; tidak ada hematoma .

k. AbdomenLunak, tidak distensi, bunyi usus terdengar.

l. Warna Konsisten dengan latar belakang ras : tidak ada ikterik.

m. Aktivitas Sadar disertai tonus otot yang baik, menggerakkan semua gerak dengan normal.n. Tali PusatAtrofi normal, dasar kering tanpa kemerahan; tidak ada bauyang tidak seharusnya.

o. Eliminasi Mengompol setidaknya 6 sampai 10 popok/hari; warna, jumlah, dan konsistensi tinja sesuai makanan.p. Pola TidurTidur dengan baik.q. Pemberian Makana) Mengisap dengan baik tanpa ada yang keluarb) Bersendawa dengan baik.c) Lama menyusui (jika dilakukan) sesuai rekomendasi.d) Jumlah formula tiap kali makan sesuai rekomendasi.2. Penyesuaian Efektif Menjadi Orang Tuaa. Orang tua berinteraksi dengan bayi baru lahir dengan penuh kasih sayang.b. Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi sensoris dan kapasitas perilaku bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris.c. Orang tua berespon terhadap tanda-tanda dari bayi.d. Orang tua menyatakan percaya diri semakin terampil dalam merawat bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris.e. Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari keadaan normal pada bayi, yang harus segera mendapat perhatian dokter.f. Orang tua tidak hanya menemukan faktor-faktor yang membuat stress dan menantang, tetapi juga yang positif atau yang menggembirakan.g. Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan prosedur dalam keadaan darurat dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaan kedaruratan.h. Orang tua berinteraksi dengan cara yang suporti.

i. Orang tua bekerjasama secara efektif satu sama lain dalam merawat bayi baru lahir dan anak-anak yang lainj. Orang tua berhubungan secara efektif dengan keluarga bayi baru lahir3. Pemulangan nifas dini

a. Kriteria Pemulangan DiniIBU a) Kehamilan, persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.b) Tidak ada bukti ketuban pecah dini.c) Tekanan darah stabil, suhu tubuh 10 g

b) Tanda-tanda vital stabilc) Makan dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)d) Nilai Apgar > 7 pada menit pertama dan kelima.e) Berkemih dan defekasi normal.f) Tes skrining tiroid dan PKU telah dilakukan, tes PKU ulang dijadwalkan pada minggu kedua.

UMUM a) Menghadiri kelas perawatan bayi dan ibu dengan menekankan masalah perawatan di rumah pada minggu pertamab) Kehadiran seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.c) Ada strategi untuk tindak lanjut.d) Kehamilan, persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada ibu maupun bayi.e) Ibu mendemonstrasikan keterampilan pemberian makan, merawat kulit dan tali pusat, mengukur temperature dengan thermometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda penyakit serta memberi perawatan kedaruratan.

b. Keuntungan Potensial Rawat Inap Maternitas SingkatAnjuran pemulangan pasca partum dini memiliki keuntungan sebagai berikut:a) Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu peristiwa fisiologis yang normal.b) Mempersingkat masa pisah antara ibu dan anak yang lain.c) Memperluas kemampuan control dan partisipasi pasangan setelah kelahiran itu sendiri.d) Memberi rasa aman karena berada di lingkungan rumah selama masa awal menjadi orang tua yang diwarnai stressor-stresor.e) Mengurangi pejanan pathogen yang tidak perlu di lingkungan rumah sakitf) Membuat tempat tidur di layanan maternitas di pakai dengan lebih efektif (misalnya, pertukaran pasien yang cepat atau penyediaan tempat tidur untuk seseorang yang mengalami komplikasi).g) Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan obat.h) Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota keluarga lain memiliki lebih banyak waktu bersama.i) Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam kehidupan sehari-hari keluarga.c. Protokol Perawatan Layanan Lanjutan Pasca PartumINTERVENSI DI RUMAH : BEKERJASAMA DENGAN KELUARGAb) Lakukan pengkajian sistematis ibu dan bayi baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan setiap komplikasi yang adac) Selama kunjungan, kumpulkan data untuk mengkaji penyesuaian emosional setiap anggota keluarga terhadap bayi baru lahir dan perubahan gaya hidup. Catat bukti ikatan bayi baru lahir dengan keluarga dan bukti pertengkaran antar saudara (sibling rivalry). Catat hubungan antar ibu, ayah, anak-anak dan kakek-nenek.d) Tentukan keadukekuatan system pendukung 1) Sampai sejauh manakah bantuan orang yang membantu memasak, membersihkan rumah dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lain.2) Sejauh mana bantukan diberikan untuk merawat bayi baru lahir dan anak-anak lain.3) Apakah orang yang membantu ini mendorong ibu yang baru untuk merawat diri dan memperoleh cukup istirahat.4) Siapa yang memberi informasi yang membantu bantuan emosionale) Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah tangga untuk menentukan apakah sumber-sumber yang ada cukup:1) Ruang: privasi, tempat yang aman untuk anak-anak bermain dan untuk tidur.2) Kebersihan umum dan perbaikan yang dilakukan3) Keadekuatan pengaturan masak4) Keadekuatan lemari es dan lemari makan5) Keadaan kamar mandi dan tempat mencuci baji6) Pengaturan rumah untuk bayi, tidur, mandi, persiapan formula, popok dan kebutuhan lain.

f) Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah secara umum: apakah ada perbaikan dan aspek pengamanan1) Penyimpanan obat, pembersih rumah tangga, dan bahan-bahan lain yang berbahaya untuk anak-anak.2) Cat terkelupas pada peralatan, tembok atau tiang.3) Faktor yang membuat anak jatuh, misalnya: lampu kurang terang, anak tangga rapuh, karpet robek4) Adanya vermin (binatang kecil, misalnya: kutu) 5) Pemakaian tempat tidur atau bermain bayi yang tidak memenuhi standar keamanan 6) Alat-alat darurat jika terjadi kebakaran, alarm tanda kebakaran, atau tabung pemadam kebakaran

g) Beri perawatan untuk ibu dan bayi baru lahir sesuai program dokter keluarga atau protocol rumah sakit.h) Beri penyuluhan sesuai kebutuhan yang diidentifikasii) Rujuk keluarga ke sumber masyarakat yang sesuai: sambungan telepon penting dan kelompok pendukungj) Pastikan ibu tahu masalah potensial yang perlu diperhatikan dan siapa yang harus dihubungi bila terjadi

k) Pastikan benda-benda sekali pakai bekas dibuang dengan benar dan benda yang dapat kembali dipakai dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam tas perawatan.INTERVENSI DI RUMAH: AKHIR KUNJUNGANa) Ulas secara ringkas aktivitas dan hal-hal penting kunjunganb) Klasifikasi harapan untuk masa yang akan datang, termasuk jadwal kunjungan berikutnya.c) Tinjau kembali rencana penyuluhan, buat kerangka tulisand) Beri informasi cara mengunjungi perawat atau lembaga, jika diperlukan sebelum jadwal kunjungan berikutnya.INTERVENSI PASCA KUNJUNGANa) Dokumen kunjungan, gunakan formulir klinik sebagai catatan sah dan bukti penggantian biaya.b) Susun rencana pengajaran yang akan menjadi dasar pertemuan berikutnya dengan pasien/keluargac) Komunikasi sesuai kebutuhan (melalui telepon, surat, catatan kemajuan, atau formulir kunjungan) dengan dokter, professional kesehatan lain, atau lembaga rujukan sebagai perwakilan pasien/keluarga.C. Perawatan Pasca Partum1. Jadwal Kunjungan di RumahIbu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana.

Pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan ini disebabkan karena faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas .

Kesehatan Ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila Ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :

b. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meniinggal pada saat 24 jam passca salin.Adapun Tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :a) Mencegah perdarahan masa nifas karena anatomi uterib) Mendeteksi dan merewat penyebab lain pendarahanc) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atomi uteri. d) Pemberi ASI awal.e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir atau kontak langsung antara ibu dengan bayi..f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

c. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tida ada bau.b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.e) Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.

d. Kunjungan 3 ( 2 minggu setelah persalinan).Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis pemeriksaannya sama percis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Untuk lebih jelasnya tujuan daripada kunjungan yang ketiga yaitu :a) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.b) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.c) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.d) Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.e. Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dann juga keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapib) Memberikan konseling untuk KB secara dini.1. Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah

a. Kebersihan Diri

a) Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.c) Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

b. Istirahat

a) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.b) Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.c) Mennjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

c. Latihan

a) Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.b) Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti:1) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.

d. GiziPendidikan untuk Ibu menyusui harus:

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap harib) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.e) Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

e. Perawatan PayudaraPerawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :

a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.b) Mengenakan BH yang menyokong payudara.c) Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.e) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju putting.3) Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.

5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.6) Payudara dikeringkan.

f. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

g. Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan.

Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanMasa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-8 minggu atau 40 hari. Tahap tahap masa nifas meliiputi puerpurium dini, puerpurium intermedial, remot puerpurium. Tujuan dari masa nifas yaitu untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan, kebersihan, nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas, perdarahan cara mencegah hipotermi pada bayi.B. SaranDewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat membantu ibudalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta dengan adanya konseling masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan keperawatan untuk ibu nifas khususnya mahasiswa keperawatan.DAFTAR PUSTAKABobak, Lowdermilk. (2004). Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.Henderson C, dan jone K. 2005.Buku Ajar Konsep Kebidanan(Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: EGCSaifudin, Bari. Et al. (2002).Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1, Cetakan 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.