makalah komunikasi dengan pasien tak

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya. Didalam berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya, baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal, dan akan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pentingnya hubungan yang terjadi antar sesama manusia dikemukakan oleh Klinger (1977) yang mengatakan bahwa hubungan dengan manusia lain ternyata sangat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia tergantung terhadap manusia lain karena manusia adalah makhluk yang selalu berusaha mempengaruhi, yaitu melalui pengertian yang diberi, informasi yang dibagi, serta semangat yang disumbangkan. Semuanya dapat membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan meneguhkan perilaku manusia. Selama beberapa dekade terakhir, keperawatan khususnya dalam hal komunikasi antara perawat dan klien telah mengalami perubahan-perubahan yang mengagumkan.Perubahan ini tidak hanya ditujukan pada sifat interaksi antara pasien klien dengan perawat, tetapi juga pada status dan wewenang perawat. Dalam hal 1

Upload: retna-tyas

Post on 15-Jul-2016

66 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini.

Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan

kehidupannya. Didalam berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya tidak dapat

terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam

melakukan interaksi dengan sesamanya, baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal, dan

akan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pentingnya hubungan yang terjadi antar sesama

manusia dikemukakan oleh Klinger (1977) yang mengatakan bahwa hubungan dengan manusia

lain ternyata  sangat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia tergantung terhadap manusia

lain karena manusia adalah makhluk yang selalu berusaha mempengaruhi, yaitu melalui

pengertian yang diberi, informasi yang dibagi, serta semangat yang disumbangkan. Semuanya

dapat membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan meneguhkan perilaku manusia.

Selama beberapa dekade terakhir, keperawatan khususnya dalam hal komunikasi antara

perawat dan klien telah mengalami perubahan-perubahan yang mengagumkan.Perubahan ini

tidak hanya ditujukan pada sifat interaksi antara pasien klien dengan perawat, tetapi juga pada

status dan wewenang perawat. Dalam hal ini Rogers (1974) mengidentifikasi bahwa yang

diperlukan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien yaitu kepedulian

yang mendalam atau penerimaan yang penuh dari perawat terhadap klien, dan Authier (1986)

mengatakan sebagai suatu cara mendengarkan pasien sepenuhnya. Ellis (1992) mengatakan

bahwa komunikasi adalah hal yang mendasar dari semua hubungan profesional dalam

lingkungan kerja, yang disebut ‘jaring hubungan’. Perawat profesional harus mampu

membedakan saluran dan gaya komunikasi serta memilih metode komunikasi yang paling sesuai

dengan situasi pasien dan keluarga. Tetapi ada perbedaan pendapat tentang konsep bawah sadar

memang berguna atau perlu ilmu khusus untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak sadar,

dan dalam menyingkapi situasi yang seperti ini, seorang perawat harus mampu bertindak sesuai

dengan skill yang dimilikinya.

1

Page 2: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Para perawat berada dalam pekerjaan dimana komunikasi interpersonal merupakan inti dari

pekerjaan.Semua tugas keperawatan berkisar pada kebutuhan bagi perawat untuk menjadi

komunikator yang efektif, apakah dalam berhubungan dengan rekan kerja atau dengan klien.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan kesadaran ini kami

mengangkat masalah mengenai “Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar”.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah yang berhubungan dengan metode berkomunikasi dengan

pasien tidak sadar yaitu sebagai berikut:

1. Menyadari betapa pentingnya komunikasi dengan pasien yang tidak sadar.

2. Mengetahui teknik-teknik dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar.

3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar.

2

Page 3: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “comunication”) berasal dari Bahasa Latin

“communicatus” atau “communicatio atau communicare yang berarti ”berbagi” atau “menjadi

milik bersama”. Jadi komunikasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi di antara

individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. (Riswandi, 2009).

Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk

sosial. Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus yang masuk pada diri individu

yang ditangkap melalui panca indera. Stimulus diolah di otak dengan pengetahuan, pengalaman,

selera, dan iman yang dimiliki individu. (Wiryanto, 2004)

Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh

seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan,

pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang

membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada

pengalaman yang pernah dia alami. (Mungin, B, 2008)

Menurut Pendi (2009), Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi

seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua

tujuan, yaitu mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi,

komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau berguna

(berbagi informasi, pemikiran, perasaan) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau

tidak berguna (menghambat/blok penyampaian informasi atau perasaan).Keterampilan

berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu

hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan

atau hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki oleh seseorang

menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan apa yang ia sukai dan tidak sukai. Melalui

komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, membangun hubungan dan merasakan

kebahagiaan.

3

Page 4: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

B. Komunikasi Terapeutik

Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini

komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan

harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya

seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi

terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. (Pendi, 2009)

Effendy O.U (2002) dalam Suryani (2005) menyatakan lima komponen dalam komunikasi

yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek. Komunikator (pengirim pesan)

menyampaikan pesan baik secara langsung atau melalui media kepada komunikan (penerima

pesan) sehingga timbul efek atau akibat terhadap pesan yang telah diterima.Selain itu,

komunikan juga dapat memberikan umpan balik kepada komunikator sehingga terciptalah suatu

komunikasi yang lebih lanjut.

Pendi(2009) juga mengatakan, keterampilan berkomunikasi merupakan critical skill yang

harus dimiliki oleh perawat, karena komunikasi merupakan proses yang dinamis yang digunakan

untuk mengumpulkan data pengkajian, memberikan pendidikan atau informasi kesehatan

mempengaruhi klien untuk mengaplikasikannya dalam hidup, menunjukan caring, memberikan

rasa nyaman, menumbuhkan rasa percaya diri dan menghargai nilai-nilai klien. Sehingga dapat

juga disimpulkan bahwa dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan

keperawatan. Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih mampu dalam

mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi), mengevaluasi pelaksanaan

dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan

mencegah terjadinya masalah- masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan.

Menurut Potter dan Perry (2005), ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal

yang dimanifestasikan secara terapeutik.

Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah

sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap

muka.Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu.Kata-kata adalah alat atau

simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon

emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti

4

Page 5: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap

muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan

dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di

surat kabar dan lain- lain.

Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.

Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.

Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat

pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti

terhadap pesan verbal.Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan

asuhan keperawatan.

C. Karakteristik Pasien yang Tidak Sadar

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan

kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan

kehidupan. Pada proses ini susunan saraf  pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan

kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer

intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat

korteks serebri, batang otak keduanya.

Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif, mereka masih dapat

menerima rangsangan.Pendengaran dianggap sebagai sensasi terakhir yang hilang dengan

ketidaksadaran dan yang menjadi pertama berfungsi. Faktor ini akan menjadi pertimbangan

mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak sadar sekali pun.

Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak

menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak

dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.

5

Page 6: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

D. Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan menggunakan

teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami

penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat

merespons kembali stimulus tersebut.

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan

kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan

kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan

kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer

intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di

tingkat korteks serebri, batang otak keduanya.

Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak

menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak

dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.

E. Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki

beberapa fungsi, yaitu:

Mengendalikan Perilaku

Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien

tidak ada perilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali

perilaku.Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring,

imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti.Walaupun dengan berbaring ini

pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

Perkembangan Motivasi

Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien

masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.Perawat dapat menggunakan

kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada

klien.Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih

maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan

pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya

6

Page 7: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain halnya dengan pasien yang sadar, karena

klien masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.

Pengungkapan Emosional

Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat

dapat melakukannya terhadap klien.Perawat dapat berinteraksi dengan klien.Perawat dapat

mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif

yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif

terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung terhadap klien.

Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif maupun negatif dari klien.

Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien

ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi,

apa yang dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien

terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali dan

mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.

Informasi

Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan

kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk

menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh untuk

menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien tidak sadar ini,

kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Pasien

berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat memberitahu

maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak melakukan

tindakan tersebut kepadanya.

Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu atau

lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan klien

yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi

penting adanya.Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini

akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar. Untuk

dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang pasien yang

memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.

7

Page 8: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama,

memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan membantu

siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak-

haknya sebagai klien.

Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling

percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas.Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar

kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu

dalam komunikasi terapeutik.

F. Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan

adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga menggunakan komunikasi

terapeutik.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan

dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.Dalam berkomunikasi kita dapat

menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak

menggunakan keseluruhan teknik.Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun

teknik yang dapat terapkan, meliputi:

Menjelaskan

Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan terhadap

klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien. Dengan

menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.

Memfokuskan

Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan

yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien untuk

menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.

Memberikan Informasi

Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.Dalam

interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi

itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya,

8

Page 9: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien

dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.

Mempertahankan ketenangan

Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan

kesabaran dalam merawat klien.Ketenagan yang perawat berikan dapat membantu atau

mendorong klien menjadi lebih baik.Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang

tidak sadar dengan komunikasi non verbal.Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang

hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat

bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang

penting dari hubungan antara perawat dan klien.

Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah

komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim

dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada

penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak

sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih

diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah

tersebut.

G. Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-

hal berikut perlu diperhatikan, yaitu:

Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan bahwa

organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan,

rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat

mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali.

Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan

mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan

yang perawat sampaikan dekat klien.

Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu

bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.

Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus

terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

9

Page 10: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

H. Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar

Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja

dan fase terminasi. Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik mencerminkan uraian tugas

dari petugas, yaitu

Fase Prainteraksi

Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan

sendiri.Petugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan profesional diri.Selanjutnya mencari

data tentang klien jika mungkin, dan merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.

Fase Orientasi

Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak

komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi. Program orientasi tersebut

meliputi penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat kecemasan

diri sendiri dan pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan dilakukan

bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada fase ini adalah menentukan alasan klien

minta pertolongan, kemudian membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka.

Merumuskan kontrak bersama klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien

sangat penting dilakukan petugas pada tahap orientasi ini.Dengan demikian petugas dapat

mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan klien.

Fase kerja / lanjutan

Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor

fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan

cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan

menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan

hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor fungsional komunikasi

terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan

komunikasi pasien dan mengurangi ketergantungan pasien pada petugas, dan mempertahankan

tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.Tugas

petugas pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat.

Petugas juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme

koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku adaptif.

10

Page 11: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Fase Terminasi

Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang

kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas hubungan yang telah

ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini karena pasien

mungkin menjadi tergantung pada petugas. Pada fase ini memungkinkan ingatan pasien pada

pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi, menolak dan

depresi.Diskusikan perasaan-perasaan tentang terminasi.

Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan. Petugas juga

dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan

bersama klien tentang penolakan dan kehilangan, sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin

terjadi pada fase ini.

11

Page 12: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Sekenario

Pemeran :

Retnaning Tyas sebagai Perawat

Ardina Putri sebagai Perawat

Endah Novitasari sebagai Pasien

Sufi Mualifah sebagai Keluarga

Data klienNama : Endah Novitasari

Umur : 19 tahun

Tanggal lahir : 1 Januari 1996

Alamat : Jalan Mawar Utara Blok B, Kali Maju, Yogyakarta

Pekerjaan : Mahasiswa

Hari itu tanggal 11 Juni 2015 datang pasien baru di RS A karena mengalami kecelakaan

hebat. Berdasarkan diagnose medis tersebut pasien mengalami cedera kepala berat dan sampai

hari ini pasien belum juga sadar.

       Setting 1 Di ruang keperawatan :

Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan 2 buah kursi.  Dengan tumpukan buku di

atas meja. Terdapat seorang perawat wanita kira-kira dengan usia 30 tahun sedang menulis di

buku catatan keperawatan.

Seorang perawat praktikan dengan name tag yang masih berwarna merah datang. Dengan

wajah lugunya. Sesaat kedua perawat itu bercakap-cakap.

Ns. Dina : Siang mbak.. ( tersenyum kearah perawat senior)

Ns. Retna :Siang… 

Oh iya, Dik, kamu lagi ada tugas tidak?

Ns. Dina   : Kebetulan tidak ada mbak,

12

Page 13: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Ns. Retna   : Kalau gitu kamu sekarang menemani saya ke ruang ICU, ada pasien

yang harus diberi obat. Karena hari ini ada jadwal untuk pemberian obat

injeksi melalui infuse.

Ns. Dina : Iya mbak… (menganggukkan kepala)

Ns. Retna : Bisa kan?? Sekalian sambil belajar, gimana? ( mengangkat alis )

Ns. Dina : Iya mbak. (tersenyum dan menganggukkan kepala)

   Setting 2 di depan ruang ICU

Di depan ruang ICU terlihat keluarga pasien. Kemudian Ns. Dina dan Ns. Retna

menghampiri keluarga dari pasien.

Ns.Dina : Selamat Siang Ibu. Maaf apakah Ibu salah satu dari keluarga pasien?

Ibu Sufi : Iya mbak benar, gimana ya?

Ns. Dina : Nama pasien siapa ya bu? Tanggal lahirnya berapa?

Ibu Sufi : Endah Novitasari. Lahir tanggal 1 Januari 1996

Ns. Dina : Tadi putri Ibu sudah di tangani perawat, sekarang akan dilakukan

pemberian obat injeksi melalui infuse, sebanyak 3 cc, untuk membantu

memperlancar peredaran darah. Apakah diizinkan?

Ibu Sufi : Iya Sus. Silahkan, jika itu membantu penyembuhan putri saya.

Narasi ke 3, di ruang ICU.

Ns. Dina dan Ns. Retna masuk ke ruang ICU dengan memberikan salam. Suasana di

ruang ICU sangat sepi.

Ns. Retna : Selamat Siang.

Saya perawat Retna dibantu dengan perawat Dina akan memberikan obat

injeksi melalui infuse, untuk membantu memperlancar peredaran darah.

Yang akan melakukan tindakan adalah rekan saya Ns. Dina.

Endah : (diam)

Ns. Dina : Selamat Siang.

13

Page 14: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Saya perawat Dina yang bertugas pada siang hari ini.

Adek Endah hari ini hari Kamis, tanggal 11 Juni 2015 pukul 12.00 WIB.

Cuaca siang hari ini sangat cerah dan udara di luar segar.

Narasi ke 4, melakukan tindakan

Setelah melakukan salam terapautik dan memperkenalkan diri Ns. Dina di dampingi Ns.

Retna melakukan tindakan memberikan obat injeksi melalui selang infuse.

Ns. Dina : Maaf ya dek kami desinfektan dulu selang infusnya. Saya suntikkan obat

ke infuse ya.(menunggu 5 menit)

Ns. Retna : Adek tindakan sudah selesai. Nanti pukul 15.00, saya akan kembali lagi

untuk pemeriksaan tanda-tanda vital.

agar adek tidak kedinginan saya selimuti ya. Semoga adek cepat sembuh

ya. Selamat istirahat dek.

Narasi ke 4. Di luar ruang ICU

Ns. Retna dan Ns. Dina keluar dari ruang ICU dan menghampiri Ibu Sufi

Ns. Dina : ibu tindakan pemberian obat injeksi sudah selesai. Perkembangannya

cukup baik jadi ibu tidak perlu khawatir.

Ibu Sufi : Iya Sus, terima kasih.

Ns Dina : Apakah ada yang mau Ibu tanyakan?

Ibu Sufi : Tidak Sus.

Ns. Dina : Baik bu. Saya kembali ke ruang perawat. Jika nanti ibu membutuhkan bantuan saya bisa mencari saya di ruang keperawatan. Selamat siang bu.

Ibu Sufi : Siang Sus.

14

Page 15: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

BAB III

KESIMPULAN

Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk

sosial sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap,

dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap,

perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi,

sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi dalam keperawatan yang memiliki lima

komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek.Komunikasi

merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang secara efektif perawat dapat

berkomunikasi maka akan lebih mampu untuk melakukan asuhan keperawatan.

Jenis-jenis komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non

verbal. Karakteristik pasien tidak sadar adalah kita tidak menemukan feed back (umpan balik),

salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah

kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan

menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik. Fungsi komunikasi dengan pasien tidak

sadar adalah mengendalikan perilaku, perkembangan motivasi, pengungkapan emosional, dan

informasi. Sedangkan cara berkomunikasi dengan pasien tak sadar, yaitu menjelaskan,

memfokuskan, memberikan informasi, dan mempertahankan ketenangan.

Prinsip komunikasi dengan pasien tak sadar adalah berhati-hati dalam berkomunikasi,

ambil asumsi bahwa pasien dapat mendengar, ucapkan kata-kata sebelum menyentuh pasien, dan

pertahankan lingkungan tenang. Sedangkan tahapannya terdiri dari fase prainteraksi, fase

orientasi,fase kerja, dan fase terminasi.

15

Page 16: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

SARAN

Interpersonal telah mendapat perhatian dari para pendidik perawat, namun usaha untuk

lebih meningkatkan pembelajaran mengenai komunikasi pada tingkat verbal-terbuka serta pesan-

pesan non verbal harus lebih ditingkatkan lagi. dalam tindakan komunikasi interpersonal

terdapat kebutuhan untuk mempertimbangkan konteks social yang lebih luas, karakteristik social

dari pengirim, penerima komunikasi, dan struktur kekuasaan diantara orang-orang yang terlibat.

16

Page 17: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

DAFTAR PUSTAKA

http//hasiholandevil.blogspot.com/2011/11/komunikasi-terapeutik-pada-pasien-tidak-sadar.html

Suryadi.2015. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A.2015. Fundamental Keperawatan Konsep , Proses, dan Praktik. Edisi 4.

Jakarta. EGC

17

Page 18: Makalah Komunikasi Dengan Pasien Tak

Pertanyaan dan jawaban

1.Sera Puji Astuti

bagaimana cara kita mengasumsikan bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat?

Pasien tidak selalu menunjukkan kalau pasien mendengar seperti gerakan , tapi walaupun dalam

keadaan tidak sadar pasien tetap bisa mendengar karena saat sadar biasanya pasien tahu tindakan

apa saja yang dilakukan perawat ketika dalam keadaan tidak sadar.

2. Dedi Putra Mahendra

Apa yang harus dilakukan perawat apabila ada seorang pasien yang mengalami gangguan

kesadaran tetapi pasien itu harus segera dioperasi?

Apabila ada keluarga minta izin keluarga dulu, tapi apabila tidak ada keluarga langsung saja

dilakukan tindakan operasi karena yang dipentingkan adalah keselamatan pasien dulu.

18