makalah kimling2 _ tentang timah

29
BAB 1 PEDAHULUAN Pembangunan memerlukan sumberdaya alam (SDA), antara lain mineral, batubara dan panas bumi. Indonesia relatif kaya dengan berbagai SDA yang harus dioptimalkan pemanfaatannya. Salah satu sumberdaya mineral yang dimiliki Indonesia adalah bijih timah dengan kandungan stanium (Sn). Menurut Noer (1998), kasiterit (SnO2) adalah mineral utama pembentuk timah dengan batuan pembawanya adalah granit. Sujitno (2007) menjelaskan kegunaan timah antara lain untuk bahan pencampur dalam pembuatan alat-alat musik (seperti gong gamelan, dan lonceng), bahan pembuat kemasan kaleng, bahan solder, senjata (peluru), fire retardant, bahan pelapis anti karat, dan kerajinan cindera mata (pewter). Endapan timah di Indonesia merupakan lanjutan dari salah satu jalur timah terkaya di dunia yang membujur dari Cina Selatan, Myanmar, Thailand, Malaysia, hingga Indonesia. Di Indonesia jalur timah tersebut meliputi pulau-pulau Karimun, Kundur, Singkep, Bangka Belitung, Beling, dan daerah Bangkinang serta Kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata (Noer, 1998). Penambangan timah terbesar berada di Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep (PT. Timah Tbk., 2006). Kegiatan penambangan timah di pulau-pulau ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang. Pulau Bangka merupakan pulau 1

Upload: szholy

Post on 26-Oct-2015

323 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

BAB 1

PEDAHULUAN

Pembangunan memerlukan sumberdaya alam (SDA), antara lain mineral,

batubara dan panas bumi. Indonesia relatif kaya dengan berbagai SDA yang harus

dioptimalkan pemanfaatannya. Salah satu sumberdaya mineral yang dimiliki

Indonesia adalah bijih timah dengan kandungan stanium (Sn). Menurut Noer (1998),

kasiterit (SnO2) adalah mineral utama pembentuk timah dengan batuan pembawanya

adalah granit. Sujitno (2007) menjelaskan kegunaan timah antara lain untuk bahan

pencampur dalam pembuatan alat-alat musik (seperti gong gamelan, dan lonceng),

bahan pembuat kemasan kaleng, bahan solder, senjata (peluru), fire retardant, bahan

pelapis anti karat, dan kerajinan cindera mata (pewter).

Endapan timah di Indonesia merupakan lanjutan dari salah satu jalur timah

terkaya di dunia yang membujur dari Cina Selatan, Myanmar, Thailand, Malaysia,

hingga Indonesia. Di Indonesia jalur timah tersebut meliputi pulau-pulau Karimun,

Kundur, Singkep, Bangka Belitung, Beling, dan daerah Bangkinang serta Kepulauan

Anambas, Natuna dan Karimata (Noer, 1998). Penambangan timah terbesar berada di

Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep (PT. Timah Tbk., 2006). Kegiatan

penambangan timah di pulau-pulau ini telah berlangsung sejak zaman kolonial

Belanda hingga sekarang. Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah terbesar di

Indonesia. Dari luas Pulau Bangka 1.294.050 ha, sebesar 27,56 % daratan pulau ini

merupakan areal Kuasa Penambangan (KP) timah. PT. Tambang Timah (anak

perusahaan PT. Timah Tbk,) menguasai lahan seluas 321.577 ha dan PT. Kobatin

seluas 35.063 ha (Bappeda Bangka, 2000). Selain kedua perusahan tersebut, izin

kuasa penambangan (KP) timah juga diberikan kepada perusahaan swasta, Sampai

dengan pertengahan tahun 2007, jumlah KP timah mencapai 101 izin dengan luas

pencadangan 320.219 ha, dan yang telah ditambang 6.084 ha (Dinas Pertambangan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2007).

1

Page 2: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

BAB II

ISI

A. Pengertian Timah ( Sn)

Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan

bersifat flesibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika

didinginkan. Logam timah memiliki dua bentuk alotrop yaitu Timah α ( alfa) dan

timah β ( beta ). Timah alfa atau timah biasa disebut sebagai timah abu-abu karena

warnanya abu-abu, dan memiliki struktur kristal kubik mirip diamond, silicon, dan

germanium.Timah alfa ada dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama

sekali. Diatas suhu ini timah ada dalam bentuk Timah beta, timah jenis inilah yang

kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah putih disebabkan

warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi

transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran

logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.

Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana

jangkauan isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang

paling banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari

jumlah isotop Sn yang ada, 116Sn, dan 118Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya

adalah 115Sn. Unsur timah yang memiliki jumlah isotop yang banyak ini sering

dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu 50 yang merupakan “magic number” dalam

pita kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop bersifat radioaktif dan beberapa yang

lain bersifat metastabil (dengan lambang m).  Berikut beberapa isotop Sn dan

kelimpahannya di alam.

2

Page 3: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan nomor

massa rata-rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah memiliki

konfigurasi electron [Kr] 5s2 4d10 5p2. Dalam sistem tabel periodic timah berada

pada golongan utama IVA (atau golongan 14 untuk sistem periodic modern) dan

periode 5 bersama dengan C, Si, Ge, dan Pb. Timah menunjukkan kesamaan sifat

kimia dengan Ge dan Pb seperti pembentukan keadaan oksidasi +2 dan +4.

B. Karakteristik Timah

Sifat Fisika

Fasa : padatan

Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-

abu)

Titik didih : 231,93 C

Titik didih : 2602 C

Panas fusi : 7,03 kJ/mol

Kalor jenis : 27,112 J/molK

Sifat Kimia

Bilangan oksidasi : 4,2, -4

Nomor atom : 50

Nomor massa : 118,71

Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)

Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol

Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol

Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol

3

Page 4: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Jari-jari atom : 140 pm

Jari-jari ikatan kovalen : 139 pm

Jari-jari van der waals  : 217 pm

Struktur Kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-

abu)

Konduktifitas termal : 66,8 W/mK

Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik.

Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan

terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih

jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat

diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat

dengan meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan.

Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.

Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa

disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan

kovalen seperti diamond.  Sedangkan timah beta berwarna putih  dan bersifat

logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.

Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti

asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat

seperti NaOH dan KOH.

Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung

memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat

panas.

C. Manfaat Timah

4

Page 5: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan

untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan

& perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).

Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai

paduan logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga.

Logam timah juga sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri.

Contoh-contoh paduan antara tembaga dan timah adalah:

Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga,

antimony, bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan

ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.

Plating

Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng,

timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak

dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang

terbuat dari logam.

Superkonduktor

Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari

timah merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan

contoh superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.

Solder

Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk

solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi

5

Page 6: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

campuran 63% timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk

solder. Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik

Pembuatan Senyawa Organotin

Senyawa organotin merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn)

dengan hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari

golongan senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa

organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain

sebagainya.

Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan

Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah

satu senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor

dan dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa

SnF2 merupakan aditif yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah,

tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja

senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan katalis.

D. Proses Penambangan Timah

Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak

lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari

beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal

Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia. Didalam sejarah penambangan

timah, telah banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses

penambangan timah pun kian efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi

pertambangan. Sejak dulu telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang

terjadi di Bangka Belitung.

Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan

secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah

Terpadu.

6

Page 7: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

1. Eksplorasi (exploration)

Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui

seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan

eksplorasi melibatkan beberapa komponen seperti surveyor (pemetaan awal), sumur

bor/small bore ( mengambil sample timah dengan teknik bor tanah), lab analisis,

hingga pemetaan akhir geologis (geological map).

Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan

timah. Karena dari tahap inilah muncul data peta geologis secara lengkap sebagai

panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses selanjutnya

dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik, termasuk rencana

anggaran dan sebagainya.

2. Operasional penambangan ( mining )

Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang

dikenal.

a. Penambangan Lepas Pantai

Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada

kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal

keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai

dengan 24 cuft.

Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter

di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik

material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah

lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24

jam sepanjang tahun.

Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian

untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang

untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral

ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai

persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.

7

Page 8: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas)

b. Penambangan Darat

Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung,

tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas

pantai. Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel

pump).Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan

berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta

cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan

tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan

lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha

dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian

Kerja Sama. Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah

sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti

utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat

tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar.

Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan

genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.

Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan

(KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha

dibawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari

penambangan di darat mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam

sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam. Produksi penambangan

timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.

8

Page 9: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Penambangan Timah Darat – Gravel Pump

3. Pengolahan (smelting)

Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah,

bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant).

Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 –

30% Sn menjadi 72 % Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan

kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan

untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn

yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.

4. Peleburan (refining)

Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam

Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka

harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat

pemurnian yang disebut crystallizer.

Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan

dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang

dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan

mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).

5. Distribusi dan Pemasaran (marketing)

Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam

timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar

di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara

9

Page 10: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi

Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda,

Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.

Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor

sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di

Jakarta. Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung

(end user) seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang

besar (trader).

Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar

internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal

Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan

sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan

berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange

(LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.

E. Dampak Penambangan Timah

Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana adanya,

tanpa adanya upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah penambangan antara dua

sampai lima hektar, bolong-bolong pada permukaan tanah yang mereka gali

merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan. Penambangan timah

inkonvensional di Kecamatan Belinyu kini masih terus berlangsung, termasuk di

kawasan hutan lindung. Salah satunya adalah di kawasan hutan lindung Gunung

Pelawan. Penambang secara sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di kawasan

terlarang tersebut. TI juga merusak daerah aliran sungai, kawasan sempadan pantai,

hutan lindung, dan hutan produksi. Lubang-lubang bekas penambangan tandus karena

tidak direklamasi.

Istilah TI sebagai kepanjangan dari Tambang Inkonvensional sudah sangat

dikenal di kalangan rakyat Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk

penambangan timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana, yang

biasanya bermodalkan antara 10 juta sampai 15 juta rupiah. Untuk skala

penambangan yang lebih kecil lagi, biasanya disebut Tambang Rakyat (TR). TI

10

Page 11: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

sebenarnya dimodali oleh rakyat dan dikerjakan oleh rakyat juga. Secara legal formal

TI sebenarnya adalah kegiatan penambangan yang melanggar hukum karena memang

umumnya tidak memiliki izin penambangan.

Pada awalnya TI "dipelihara" oleh PT. Tambang Timah ketika perusahaan itu

masih melakukan kegiatan penambangan darat di Kepulauan Bangka Belitung. TI

sebetulnya muncul karena dulu PT. Tambang Timah melihat daerah-daerah yang

tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan pendulangan oleh PT. Tambang Timah

sendiri. Oleh karena itulah, kepada pengelola TI diberikan peralatan pendulangan

mekanis yang sederhana. Peralatan yang dibutuhkan memang tidak terlalu rumit,

cukup dengan ekskavator, pompa penyemprot air, dan menyiapkan tempat

pendulangan pasir timah. Metodenya pun sederhana, tanah yang diambil dengan

ekskavator kemudian ditempatkan di tempat pendulangan, dan kemudian dibersihkan

dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar berupa tanah, dengan sendirinya akan

hanyut terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu dan pasir timah.

Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa

penambangan (KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke

tempat lain yang ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di

era reformasi, dari tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar

KP PT. Tambang Timah sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan.

Mereka kini di luar kontrol karena menambang kebanyakan di luar KP PT. Tambang

Timah.

Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun

terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik

pengolahan menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam.

Meruyaknya smelter menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal

ini dikarenakan smelter-smelter baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi

lingkungan. Kerusakan akibat kegiatan penambangan ilegal dengan mudah

ditemukan, seperti di kawasan Kecamatan Belinyu.

11

Page 12: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

1. Lubang Tambang (lubang camoy)

Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara

terbuka. Ketika selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang raksasa

di bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan dampak

lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Air

lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke sistem

air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke

dalam air tanah seringkali tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan

perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut. Di pulau Bangka dan Belitung banyak

di jumpai lubang-lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat

asam dan sangat berbahaya.

2. Air Asam Tambang

Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan

dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah terbentuk

maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang

terjadi pada batuan. Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi

masih memproduksi air asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru

terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak

melakukan monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa batuan

limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang. Air asam tambang berpotensi

mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit

melakukan tindakan penanganannya.

3. Tailing

Tiling dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat besar.

Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir

sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup

mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen.

Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan

terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang

membahayakan kesehatan.Akibat aktifitas liar ini, banyak program kehutanan dan

12

Page 13: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

pertanian tidak berjalan, karena tidak jelasnya alokasi atau penetapan wilayah TI.

Aktivitas TI juga mengakibatkan pencemaran air permukaan dan perairan umum.

Lahan menjadi tandus, kolong-kolong (lubang eks-tambang) tidak terawat, tidak

adanya upaya reklamasi/ rehabilitasi pada lahan eks-tambang, terjadi abrasi pantai dan

kerusakan cagar alam, yang untuk memulihkannya perlu waktu setidaknya 150 tahun

secara suksesi alami.Pengerukan tanah yang dilakukan dalam penambangan timah di

lepas pantai kepualuan Bangka Belitung menyebabkan rusaknya topografi pantai.

Pantai yang sehat adalah pantai yang memiliki bentuk tanah yang landai. Akan tetapi,

kegiatan penambangan timah membuat struktur tanah di lepas pantai menjadi lebih

curam sehingga daya abrasi pantai menjadi semakin kuat.

Akibat lain yang ditimbulkan dari pengerukan tanah di dasar laut adalah

berubahnya garis pantai yang semakin mengarah ke daratan. Pengerukan tanah dan

pembuangan sedimen juga menyebabkan air laut menjadi keruh. Dengan makin

maraknya aktivitas penambangan, intensitas kekeruhan air semakin tinggi dan

radiusnya ke kawasan lain di luar kawasan penambangan semakin luas. Hal ini tidak

menutup kemungkinan bahwa kawasan terumbu karang yang bukan merupakan

wilayah penambangan mendapatkan imbas kekeruhan air. Sedimentasi tanah yang

menjadi penyebab kekeruhan air ini akan menutup dan mematikan terumbu karang.

Matinya terumbu karang akan merusak habitat kehidupan laut yang indah; lingkungan

laut akan berubah menjadi habitat alga yang merugikan. Oleh karena itu, kerusakan

laut di lepas pantai di Kepulauan Bangka Belitung menjadi semakin parah.

Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa terumbu karang

semakin terancam kehidupannya karena ulah pelaku tambang. Indra Ambalika, Ketua

Tim Eksplorasi Terumbu Karang Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi

Universitas Bangka Belitung, megatakan bahwa sejak tahun 2006 ekosistem laut di

Bangka Belitung semakin parah daripada di daratan. Kehancuran terumbu karang

yang mencapai 40 persen di perariran Bangka disebabkan oleh PT. Timah yang

melakukan penambangan timah selama puluhan tahun sehingga habitat ikan-ikan

terganggu, bahkan para nelayan sudah sangat sulit untuk mendapatkan ikan. PT.

13

Page 14: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Timah memang telah melakukan perbaikan lingkungan laut, tetapi sistem rehabilitasi

lingkungan yang diterapkan dianggap belum memadai.

F. Penanggulangan Terhadap Penambangan Timah

1. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

Reklamasi sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan

yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara

optimal sesuai dengan kemampuannya. Ruang lingkup reklamasi lahan meliputi:

(1) pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu

ekologinya

(2) mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk

pemanfaatan selanjutnya. Sasaran akhir dari reklamasi tersebut adalah

terciptanya lahan bekas tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak

mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan

peruntukannya (Direktorat Jenderal Mineral Batubara Dan Panas Bumi

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).

Arah dari upaya rehabilitasi lahan bekas tambang ditinjau dari aspek teknis

adalah upaya untuk mengembalikan kondisi tanah agar stabil dan tidak rawan erosi.

Dari aspek ekonomis dan estetika lahan, kondisi tanah diperbaiki agar nilai/potensi

ekonomisnya dapat dikembalikan sekurang-kurangnya seperti keadaan semula. Dari

aspek ekosistem, upaya pengembalian kondisi ekosistem ke ekosistem semula. Dalam

hal ini revegetasi/reforestisasi adalah upaya yang dapat dinilai mencakup kepada

kepentingan aspek-aspek tersebut. Reklamasi hampir selalu identik dengan revegetasi.

Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas

tambang ((Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan Departemen Kehutanan,

1997). Tujuan dari revegetasi akan mencakup re-establishment komunitas tumbuhan

asli secara berkelanjutan untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan

biodiversitas dan pemulihan estetika lanskap. Pemulihan lanskap secara langsung

14

Page 15: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

menguntungkan bagi lingkungan melalui perbaikan habitat satwa liar, biodiversitas,

produktivitas tanah dan kualitas air.

Landasan hukum utama kegiatan reklamasi adalah Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pertambangan. Pada Pasal 30 dari

Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Apabila selesai melakukan penambangan

bahan galian pada suatu tempat pekerjaan, pemegang Kuasa Penambangan (KP)

diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

bahaya bagi masyarakat sekitarnya. Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 75

Tahun 2001, tentang Perubahan Kedua Atas PP No. 32/1969 tentang Pelaksanaan UU

No 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 46 ayat

(4) disebutkan bahwa sebelum meninggalkan bekas wilayah KP-nya, baik karena

pembatalan maupun karena hal yang lain, pemegang KP harus terlebih dahulu

melakukan usaha-usaha pengamanan terhadap benda-benda maupun bangunan-

bangunan dan keadaan tanah di sekitarnya yang dapat membahayakan keamanan

umum.

Pada Pasal 46 ayat (5) disebutkan bahwa Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota

sesuai kewenangannya dapat menetapkan pengaturan keamanan bangunan dan

pengendalian keadaan tanah yang harus dipenuhi dan ditaati oleh pemegang KP

sebelum meninggalkan bekas wilayah KP.

Peraturan pelaksanaan reklamasi lahan diatur dalam Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi Nomor 1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan

Pertambangan Umum. Pada Pasal 12 ayat (1) reklamasi areal bekas tambang harus

dilakukan secepatnya sesuai dengan rencana dan persyaratan yang telah ditetapkan,

dan ayat (2), reklamasi dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Dirjen. Pada Pasal 13

ayat (1), Kepala Teknik Tambang wajib menanami kembali daerah bekas tambang,

termasuk daerah sekitar project area sesuai studi Amdal yang bersangkutan.

2. Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang Timah

15

Page 16: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memanfaatkan tailing timah.

Penanaman dengan tanaman hortikultura dan tanaman pangan telah berhasil.

Sejumlah area digunakan untuk pemukiman, sementara areal lain dikonversi menjadi

taman rekreasi (Majid et al, 1994). Sekitar 80 % dari tailing timah merupakan sand

dan sisanya slime dan sandy slime. Slime tailing merupakan hamparan permukaan

yang lebih baik dibandingkan sand tailing untuk pertanian karena drainasenya baik.

Sand tailing sangat tidak subur dan tidak cocok untuk budidaya tanaman.

Hanya sebagian kecil dari lahan tidak subur tersebut yang dimanfaatkan untuk

peternakan, penanaman sayuran, dan buah (Ang, 1994). Sujitno (2007) melaporkan

sejumlah tanaman sudah pernah dicoba perusahaan maupun masyarakat untuk

memanfaatkan lahan tailing timah di Pulau Bangka, Belitung dan Singkep. Tanaman

tersebut antar lain kelapa, jambu monyet, pisang, ubi, pepaya, kacang tanah, dan

sayuran. Budidaya tanaman tersebut dikombinasikan dengan usaha peternakan ayam

yang merupakan sumber bahan organik bagi lahan ini. Menurut Majid et al. (1994),

produksi pertanian di tailing timah sangat intensif dan membutuhkan masukan modal

yang besar dan tentu saja sulit terjangkau oleh petani umumnya.

Penggunaan pohon, terutama spesies pohon multiguna (multipurpose tree

species, MPTS) seperti Acacia mangium, Acacia auriculiformis dan Leucaena

diversifolia telah digunakan untuk silvikultur di lahan bekas tambang di Semenanjung

Malaysia sejak 1987. Luas tailing timah yang harus di reklamasi di negara tersebut

diperkirakan 202.700 ha atau sekitar 1,5% dari total daratan semenanjung Malaysia

((Awang, 1994).

Sejak tahun 2001, perusahaan ini untuk sementara menghentikan program

reklamasinya karena lahan-lahan yang telah direklamasi ditambang kembali secara

illegal oleh masyarakat setempat. Program tersebut baru dilaksanakan kembali pada

tahun 2007 melalui pencanangan program Green Babel.

Sementara itu, PT. Koba Tin sudah mulai melakukan upaya reklamasi dan

revegetasi pada tahun 1976 dengan melakukan berbagai percobaan. Semenjak tahun

1988-1989, perusahaan telah mulai kegiatan reklamasi dengan penanaman tanaman

16

Page 17: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

pohon seperti akasia, sengon dan gelam (Setiawan, 2003). Sampai tahun 2002, PT.

Koba Tin telah mereklamasi 3.304 ha lahan bekas tambang di Kabupaten Bangka

Tengah (PT. Koba Tin, 2003 in Nurtjahya, 2003).

3. Alternatif Komoditi

Ditinjau dari aspek konservasi lahan, revegetasi dengan menggunakan jenis

MPTS telah dilakukan berhasil menghijaukan kembali lahan-lahan bekas tambang

serta mampu mencegah erosi. Akan tetapi, sangat disayangkan tanaman yang

dikembangkan belum memberikann manfaat secara ekonomi, baik bagi perusahaan

maupun masyarakat setempat. Oleh sebab itu perlu dikembangkan spesies lain yang

bernilai ekonomis lebih tinggi, seperti tanaman pangan, buah, industri dan tanaman

perkebunan.

Gofar et al. (1999) dan Naning et al (1999) telah melakukan penelitian

terhadap tanaman jagung sedangkan Hanura (2005) terhadap tanaman kedelai.

Sementara itu Santi (2005) meneliti pengembangan tanaman nilam. Sejak tahun 2006,

PT. Tambang Timah (anak perusahaan PT. Timah Tbk.) membuat demplot budidaya

jarak pagar (Jatropha curcas L.) di beberapa lahan bekas tambang, dengan

bekerjasama dengan Universitas Bangka Belitung (PT. Timah Tbk, 2006).

Penelitian-penelitian serupa untuk komoditi lain perlu terus diintensifkan agar

manfaat ekonomis dari hasil reklamasi dan revegetasi dapat dinikmati oleh

masyarakat pasca era kejayaan timah. Riset terapan yang memfokuskan pada satu

komoditi yang dianggap prospektif untuk memperoleh paket teknologi reklamasi yang

paripurna, murah dan sederhana. Terdapat banyak komoditi yang dapat

dikembangkan sebagai alternatif, terutama tanaman-tanaman buah dan perkebunan.

Tanaman buah yang telah banyak ditanam di pekrangan rumah seperti mangga dan

jeruk di beberapa lokasi berhasil tumuh dan berproduksi dengan baik di tanah bekas

tambang.

Selain pilihan komoditi, pengembangan teknologi reklamasi tambang timah

juga perlu menekankan pada pemanfaatan bahan organik yang tersedia secara lokal,

17

Page 18: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

misalnya limbah padat dan cair pengolahan kelapa sawit, limbah cair pengolahan

karet, kompos yang berasal dari sampah kota, kompos dari sisa-sisa tanaman pada

suatu pembukaan lahan, dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan, karena selain bahan-

bahan tersebut belum dimanfaatkan, juga untuk menekan biaya reklamasi terutama

biaya penambahan bahan organik pada tailing timah yang cukup tinggi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lahan pasca tambang timah merupakan lahan marjinal yang mempunyai sifat-

sifat fisik dan kimia serta iklim mikro yang jelek, sehingga untuk

memanfaatkannya kembali diperlukan berbagai upaya diantaranya reklamasi,

revegetasi lahan dan lain-lain.

2. Reklamasi lahan pasca tambang timah secara hukum wajib dilaksanakan oleh

perusahaan tambang timah sebagai wujud tanggung jawabnya untuk

memulihkan kembali lahan yang telah mengalami degradasi akibat operasional

tambang.

3. Kegiatan revegetasi lahan tailing timah telah dilakukan dengan menggunakan

spesies asli setempat (native species), spesies pohon multiguna (multipurpose

tree species), dan tanaman budidaya.

18

Page 19: Makalah Kimling2 _ Tentang Timah

4. Sejumlah bidang penelitian mempunyai prospek untuk diteliti lebih lanjut

untuk meningkatkan keberhasilan reklamasi, baik secara teknis, ekologis

maupun ekonomis.

B. Saran

Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa penambangan timah itu

membawa dampak yang buruk bagi kehidupan di bumi. Terutama di tempat dimana

proses penambangan itu dilakukan. Jadi, disini harus ada upaya dari pemerintah agar

lebih tegas dalam menegakkan hukum terhadap penambangan timah yang illegal.

Namun hal ini juga tidak lepas dari peranan masyarakat sebagai pengelola

(penambang) timah tersebut . Jadi dalam hal ini dibutuhkan kerjasama antara

pemerintah dengan masyarakat agar bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan

pasca penambangan timah.

DAFTAR PUSTAKA

Jukandi, Dori.2011. Dampak Penambangan Timah Bagi masyarakat Bangka

Belitung (online), ( http : // www . ubb . ac .id / menulengkap . php ? judul =

DAMPAK %20 PENAMBANGAN % 20 TIMAH % 20 BAGI%20 MASYARAKAT

%20 BANGKA% 20 BELITUNG & nomorurut_artikel=363, diakses 25 april 2011).

http://www.google.co.id/search?

hl=id&source=hp&biw=&bih=&q=pencemaran+aktivitas+penambangan+timah&btn

G=Penelusuran+Google, diakses 25 April 2011.

http://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3Aid

%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&biw=1366&bih=550&q=timah&met.dia

kses 25 April 2011.

19