makalah kependudukan 2

11
Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta | 1 Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta DITULIS OLEH : Nafil Attar Muhamad 13/349865/TK/41216

Upload: huddan-naufal

Post on 24-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tes

TRANSCRIPT

Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta

Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta | 2

Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta

DITULIS OLEH :Nafil Attar Muhamad13/349865/TK/41216

Jurusan Teknik Arsitektur dan PerencanaanFakultas Teknik Universitas Gadjah MadaBulaksumur, Yogyakarta 552812014

Abstrak

Dinamika penduduk terjadi di segala tingkat daerah administratif, mulai dari desa sampai negara, salah satunya adalah fenomena pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk berkembang dipengaruhi oleh berbagai proses dan gejala demografi, antara lain angka kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk di setiap wilayah berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial, ekonomi, budaya, maupun teknologi pada wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk ini mempengaruhi persebaran serta kepadatan penduduk yang ada dalam suatu wilayah. Jakarta adalah ibukota Negara Republik Indonesia, dan satu-satunya kota yang memiliki status setingkat provinsi. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan penduduk terpadat di Indonesia, karena daya tariknya sebagai ibukota yang memiliki banyak fungsi sehingga banyak penduduk desa yang melakukan urbanisasi ke Jakarta.Sebenarnya, urbanisasi tidak serta-merta menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk di Jakarta menjadi tinggi. Masih ada faktor-faktor lain yang juga menyebabkan tingginya kepadatan penduduk di Jakarta, antara lain angka fertilitas, kurang efektifnya program keluarga berencana, dan lain sebagainya. Namun, faktor urbanisasi memang tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatnya populasi penduduk di Provinsi DKI Jakarta.Penanganan dan antisipasi yang benar dapat membantu menyelesaikan masalah di DKI Jakarta, khususnya masalah kependudukan. Namun penanganan yang kurang tepat dapat menyebabkan masalah-masalah yang lebih serius ke depannya.

BAB IPendahuluan

Pertumbuhan pendudukadalah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah, yang pasti terjadi pada segala skala, baik itu negara, provinsi, kabupaten, bahkan desa. Pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu sumber utama berbagai masalah, antara lain minimnya kesempatan kerja yang berakibat pengangguran, tingginya angka kemiskinan, tingginya angka kriminalitas, dan lain sebagainya. Apabila pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak segera dikendalikan dengan baik, Indonesia akan menghadapi masalah yang serius beberapa masa ke depan.Ada 3 hal penting yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu wilayah, yaitu angka kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan imigrasi adalah faktor pertambahan penduduk, sedangkan kematian dan emigrasi adalah faktor berkurangnya penduduk.Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi ibukota Republik Indonesia. Sebagai provinsi ibukota, Provinsi DKI Jakarta memiliki penduduk yang terbilang sangat banyak, bahkan terlalu banyak dibandingkan dengan kapasitas dan luas wilayahnya. Banyaknya penduduk di Provinsi DKI Jakarta berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan hidup secara drastis, dan menurunnya tingkat livabilitas di Provinsi DKI Jakarta.

BAB IIPembahasan

DKI Jakarta adalah Provinsi yang berlokasi di sebelah utaraPulau Jawa, di muaraCiliwung,Teluk Jakarta. Provinsi DKI Jakarta terdiri dari 5 Kota Administratif, yaitu Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan, serta 1 Kabupaten yaitu Kepulauan Seribu.Gambar 1 : Peta Administrasi Provinsi DKI Jakarta

Pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi sementara jumlah penduduk DKI Jakarta adalah sebanyak 9.932.063 jiwa, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 jumlah penduduk DKI Jakarta adalah sebanyak 9.761.992 jiwa, telah terjadi peningkatan sebesar 170.071 jiwa atau naik sebesar 0,98 persen. Grafik di samping menunjukkan persebaran penduduk di Provinsi DKI Jakarta, di mana sejak tahun 2010 penduduk DKI Jakarta banyak terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, sedangkan yang penduduknya paling sedikit adalah Kabupaten Kepulauan Seribu.Gambar 2 : Grafik Distribusi Penduduk Provinsi DKI Jakarta

NoKab/KotaP e n d u d u kRumahtanggaRata rataPenduduk perRumah tanggaKepadatanPendudukper km2

Laki-LakiPerempuanJumlah%Sex RasioJumlah%

1.KEPULAUAN SERIBU10,71110,37121,0820.22103.284,8700.194.332,423.47

2.JAKARTA SELATAN1,043,671,018,552,062,23221.47102.47532,88721.243.8714,554.35

3.JAKARTA TIMUR1,372,301,321,592,693,89628.05103.84690,60827.533.9014,304.25

4.JAKARTA PUSAT453,591445,924899,5159.37101.72234,9809.373.8318,688.72

5.JAKARTA BARAT1,164,441,117,492,281,94523.76104.20608,34224.253.7517,663.17

6.JAKARTA UTARA824,480821,1791,645,65917.13100.40437,18217.433.7611,963.62

TOTAL PROVINSI DKI JAKARTA4,869,24,735,129,604,329100102.832,508,861003.8314,694.55

TOTAL PROVINSI DKI JAKARTA + DIPLOMAT4,870,934,736,849,607,787------

Tabel 1 : Tabel Data Persebaran Penduduk di Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan data-data statistik di atas, maka jelas kita dapat mengatakan bahwa penduduk di Provinsi DKI Jakarta sudah sangat banyak, dan bahkan terlalu banyak. Pertambahan penduduk tinggi, walaupun pertumbuhan penduduk menurun dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Kepadatan penduduk di Provinsi DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu sekitar 15 juta jiwa/km2. Bila dikonversi ke dalam satuan meter persegi, berarti ada 15 jiwa yang menempati tiap 1 m2 tanah Provinsi DKI Jakarta.Tingginya jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta memang dipengaruhi oleh angka kelahiran yang tinggi, namun satu faktor yang tidak akan pernah terlepas dari tingginya jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta adalah tingginya angka urbanisasi ke Jakarta. Sebagai ibukota yang memiliki banyak fungsi, Provinsi DKI Jakarta pastinya menarik bagi para penduduk desa yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Hal ini pun pada akhirnya berimplikasi pada banyaknya penduduk desa yang melakukan urbanisasi ke Jakarta, yang puncaknya terjadi setiap tahun setelah hari raya Idul Fitri. Sayangnya, tidak semua dari para pendatang yang berasal dari desa ini berhasil bersaing di dunia kerja, sehingga bukannya makin sejahtera, justru makin sengsara karena sulit mendapat pekerjaan dan harus membayar biaya hidup di Jakarta yang relatif tinggi di Indonesia. Para pendatang tersebut tidak begitu saja membayar biaya hidup yang mahal di Jakarta. Mereka mencari akal, memutar otak, agar tidak mati dimakan persaingan. Mereka mulai menempati daerah-daerah bantaran sungai/kali sebagai tempat bermukim, karena harga tanah di bantaran sungai relatif murah dibandingkan dengan harga tanah di daerah suburban di Jakarta dan sekitarnya. Padahal mendirikan bangunan di bantaran sungai/kali merupakan kegiatan ilegal serta berbahaya, mengingat kondisi Jakarta yang rawan banjir sehingga daerah-daerah di bantaran sungai dapat hanyut terbawa arus banjir kapan saja. Ditambah lagi, kebanyakan pemukiman di bantaran sungai-sungai di Jakarta mendapat pasokan listrik dengan cara yang ilegal pula, yaitu dengan melakukan pencurian listrik sehingga mereka tidak perlu membayar lebih untuk pasokan listrik. Kegiatan pencurian listrik ini juga merupakan kegiatan yang sama ilegalnya, dan sama berbahayanya dengan mendirikan bangunan di bantaran sungai, karena dapat menyebabkan arus pendek. Sementara, arus pendek adalah salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran di Provinsi DKI Jakarta.Salah satu penyebab yang cukup berpengaruh pada terus naiknya angka urbanisasi ke Jakarta adalah karena pelanggaran-pelanggaran di atas belum ditertibkan secara tegas, walaupun disebabkan beberapa alasan. Bila tingginya angka urbanisasi tidak diimbangi dengan penanganan dan antisipasi yang baik dari Pemprov DKI Jakarta, maka masalah kependudukan di Provinsi DKI Jakarta akan menjadi semakin serius dan akan menimbulkan masalah-masalah lain yang akan menghambat pertumbuhan Jakarta sendiri.Ada dua pilihan yang mungkin merupakan alternatif terbaik untuk menangani masalah kependudukan di Jakarta. Yang pertama adalah meningkatkan taraf hidup para pendatang yang berasal dari desa, dengan analisis, kebijakan, dan penanganan yang baik dari Pemprov DKI Jakarta. Apabila cara pertama dirasa sulit dilakukan, maka alternatif kedua adalah dengan menghambat laju pertumbuhan penduduk di Jakarta baik dari angka fertilitas maupun urbanisasi.

BAB IIIKesimpulanProvinsi DKI Jakarta merupakan wilayah yang cenderung menarik penduduk dari desa untuk melakukan urbanisasi, karena memiliki image kota yang menjanjikan lapangan pekerjaan serta kesejahteraan. Namun, para penduduk desa yang melakukan urbanisasi tidak selalu mendapat tempat yang layak di Jakarta, banyak dari mereka justru tinggal di bantaran sungai, menjadi gepeng (gelandangan dan pengemis), dan masih banyak yang lainnya. Hal ini mau tidak mau menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan di Jakarta, dan juga turunnya tingkat livabilitas Jakarta sebagai ibukota Indonesia.Dari dua alternatif cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di Jakarta, menghambat laju pertumbuhan penduduk dirasa menjadi langkah yang tepat. Namun, langkah tersebut juga harus diikuti dengan penanganan yang baik dari Pemprov DKI Jakarta, serta tak lupa harus ada kesadaran dari masyarakat secara menyeluruh.

Daftar Pustaka

1. http://www.jakarta.go.id/web/news/2008/01/Demografi-Jakarta2. http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta#Geografi3. http://jakarta.bps.go.id/4. http://images.google.com 5. SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012Catatan : Sumber-sumber tersebut diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 April 2014, pukul 20.00-23.00