contoh makalah kependudukan
DESCRIPTION
makalah kependudukanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan yang
penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia maka semakin
mudah dan tepat rencana pembangunan dibuat. Ada berbagai macam dan bentuk data
demografi yang semuannya memiliki manfaat di bidang perencanaan. Sehingga
kemampuan untuk mengoleksi dan mengompilasi data dari berbagai sumber haruslah
cermat dan pandai. Oleh karena itu, data kependudukan merupakan bagian penting bagi
perencana dalam bentuk kuantitatif juga kualitatif.
Data – data demografi dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain melalui
sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk secara langsung (survey
primer). Sumber data ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang ada di wilayah
tertentu bahkan dalam ruang lingkup yang lebih besar seperti negara. Apabila dalam suatu
wilayah tidak dibatasi oleh wilayah administrative seperti kawasan pemukiman penduduk di
area bantaran sungai, kawasan pemukiman yang berada di tepi rel kereta api, dan juga
kawasan pemukiman penduduk kumuh di samping TPA. Untuk mendapatkan data
kependudukan harus menggunakan metode survey penduduk secara primer. Bahkan jika
ternyata pemukiman penduduk tersebut memiliki intensitas kepadatan penduduk yang
tinggi maka harus menggunakan metode sampling guna mempermudah mengolah data.
Setelah data kependudukan terkumpul dan dikompilasi, maka data tersebut akan di analisis
guna mendapatkan informasi kependudukan secara mudah seperti jumlah penduduk,
persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan
sebab – sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas,
gerak teritorial (migrasi), dan mobilitas sosial (Perubahan status).
Setelah dianalisa, maka data kependudukan tersebut memilki makna yang harus
dicermati berupa perubahan – perubahan yang terjadi pada penduduk, karena setiap
wilayah memilki permasalahan kependudukan yang bervariasi. Sehingga dari
permasalahan kependudukan itu akan timbul isu kependudukan. Timbulnya isu – isu
kependudukan ini lebih kepada permasalahan yang terjadi pada struktur penduduk lalu
berdampak pada kehidupan sosial bahkan dampak di bidang perencanaan wilayah dan
kota. Oleh karena itu, untuk menanggulangi permasalahan kependudukan yang terjadi
perlu adanya upaya – upaya penanggulangan berupa kebijakansanaan kependudukan.
Adanya perumusan kebijaksanaan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan kependudukan yang terjadi di wilayah tersebut.
Tujuan
Mampu mengkoleksi dan mengkompilasi data – data dari berbagai sumber data yang
tersedia untuk keperluan kasus studi.
Mampu melakukan analisis kependudukan dari data kependudukan yang telah
dikompilasi.
Mampu merumuskan isu kependudukan pada kasus studi
Mampu merumuskan kebikjasanaan kependudukan di kasus studi
Metode pengumpulan data serta analisis
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Survey primer : Survey yang dilakukan secara langsung berupa quisioner. Survey ini
dilakukan guna mendapatkan informasi komposisi penduduk dan data
kependudukan lainnya serta untuk mengetahui data kependudukan yang aktual.
Survey sekunder : Survey sekunder yaitu survey data pada Ketua RT. Survey ini
dilakukan untuk menganalisis Persebaran dan perkembangan penduduk dari
jumlah penduduk 5 tahun sebelumnya. Data tersebut di gunakan untuk
mengidentifikasi pertumbuhan penduduk yang telah terjadi sebelumnya sehingga
mampu memprediksi laju pertumbuhan penduduk untuk tahun – tahun selanjutnya.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan random sampling.
Random Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh
dan pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Dengan rumus sebagai berikut :
n = jumlah responden
N = jumlah populasi
e = besarnya toleransi yang digunakan
Sehingga sampel total respondennya (n) adalah sebagai berikut :
n = 199 / (1+199.0,12)
= 66,5 ≈ 70
Dari hasil penghitungan di atas maka sample pengumpulan data kependudukan sebesar
70 penduduk dan dilakukan secara acak ( random).
2. Metode Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada metode pengumpulan ini berupa analisis data kuantitatif
dan data kualitatitf. Analisis data meliputi analisis data dasar yaitu ukuran – ukuran
kependudukan, Piramida penduduk, dan estimasi proyeksi penduduk. Hasil dari
pengumpulan dan analisis ini nantinya digunakan untuk mengidentifikasi isu – isu
kependudukan yang terjadi di wilyah studi.
n = N / ( 1+N.e2 )
BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN
→ Deskripsi Lokasi :
Lokasi : Ngagel Baru I Surabaya.
Kriteria : Kawasan di pinggir rel kereta Api.
Kawasan Ngagel Baru I berada pada Kota Surabaya bagian selatan tepatnya terletak
di kawasan Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo. Kawasan ini berada di sepanjang
tepi rel kereta api yang menghubungkan stasiun Gubeng dan stasiun Wonokromo. Di
kawasan ini juga terdapat tempat peberhentian kereta api komuter sementara atau yang
biasa disebut shelter.
Suasana bangunan yang padat dan homogen membuat kawasan ini guyub oleh
para penduduknya. Intensitas penduduk yang tinggi membuat kawasan ini ramai. Hiruk
pikuk masyarakat yang menggunakan fasilitas jalan dan aktivitas kereta api saat melewati
kawasan tersebut seakan menambah kebisingan serta getaran yang ditimbulkannya
membuat kawasan ini jauh dari rasa nyaman dan kriteria pemukiman ideal.
Karakteristik penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pegawai
dan pedagang seakan menambah kekentalan sifat kota, Hal itu dapat terlihat dengan
minimnya lahan kosong dan ruang terbuka hijau guna melakukan kegiatan di bidang
pertanian. Kawasan ini banyak dihuni oleh masyarakat yang memilki ekonomi menengah
kebawah karena dapat terlihat dari Kondisi faktual bangunan yang sederhana.
→ Jumlah penduduk
Untuk mendapatkan jumlah penduduk kami menggunakan metode survey sekunder
Sehingga kami mendapatkan data Jumlah penduduk kawasan Ngagel baru I sebesar 199
penduduk dan jumlah penduduk tersebut terhitung hanya sampai bulan Mei tahun 2009.
Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah penduduk secara keseluruhan bukan jumlah
penduduk berdasarkan metode random sampling. Adapun Tabel Jumlah penduduk
sebagai berikut ;
→ Perkembangan penduduk
Pada perkembangan penduduk di kawasan Ngagel Baru I RT.02, data yang
menjadi acuan dasar adalah dengan melakukan survey sekunder. Tahun awal ditetapkan
pada tahun 2005, karena perkembangan penduduk merupakan informasi pertumbuhan
penduduk 5 tahunan (time series). Dengan demikian, tabel yang memuat perkembangan
penduduk sebagai berikut ;
Keterangan Data Demografi :
Tahun Fertilitas Mortalitas Migrasi
masuk
Migrasi
Keluar
Keterangan
2005 4 1 0 0 Pertumbuhan
penduduk sebesar 3
penduduk
2006 5 6 0 0 Pertumbuhan menurun
sebesar 1 penduduk
2007 2 1 0 0 Pertumbuhan
penduduk Naik
sebesar 1 penduduk.
2008 2 0 0 0 Pertumbuhan
penduduk naik sebesar
2 penduduk
2009
(april)
1 0 7 0 Pertumbuhan penduduk naik sebesar 8 penduduk akibat adanaya migrasi masuk.
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK
199 JIWA 60 KK
Dari tinjauan data demografi diatas maka dapat terlihat bahwa dari tahun 2005
hingga 2009 awal laju pertumbuhan penduduk meningkat, sehingga berpengaruh pada
perkembangan penduduk yang semakin tinggi.
Adapun Grafik perkembagan penduduk di Ngagel Baru I RT.02 RW 02 adalah
sebagai berikut ;
20052006
20072008
2009
170
175
180
185
190
195
200
→ Substansi
Dari grafik perkembangan penduduk tersebut dapat terlihat bahwa perkembangan
penduduk di Ngagel baru I RT.02 RW.02 cenderung meningkat. Meningkatnya jumlah
penduduk ini diakibatkan oleh tidak berimbangnya pertumbuhan penduduk berupa angka
kelahiran dan migrasi yang tinggi dengan mortalitas / angka kematian yang cenderung
rendah. Apabila ditinjau berdasarkan grafik, peningkatan jumlah penduduk terbesar terjadi
pada tahun 2008 menuju 2009. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk tersebut masih
memiliki peluang untuk berubah karena pada tahun 2009 data kependudukan hanya
sampai pada bulan mei, sehingga laju perubahan jumlah penduduk tersebut akan di
pengaruhi oleh faktor demogarfi berupa Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi penduduk yang
terjadi hingga akhir tahun 2009.
→ Komposisi penduduk :
Untuk menggambarakan susunan penduduk berdasarkan pengelompokan menurut
karakteristik – karakteristik yang sama, maka kami menggunakan data komposisi penduduk
yang di dapat dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang berisi pertanyaan –
pertanyaan mengenai variabel kependudukan. Adapun komposisi penduduk yang dibuat
pada kuisioner meliputi :
Jumlah dan Perkembangan Penduduk secara keseluruhan
Komposisi penduduk menurut umur
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut agama
Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Komposisi penduduk menurut status perkawinan
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Komposisi penduduk menurut status migrasi.
Hasil terlampir pada kuisioner.
→ Persebaran penduduk
Pengertian : Persebaran menjelaskan secara spasial dimana mereka tinggal / berada.
Persebaran dapat digolongkan menurut administratif ( kelurahan, kecamatan, kabupaten,
provinsi, dan Negara) dan geografi ( benua, pulau, Kawasan ). Sehingga, manfaat dari
persebaran penduduk tersebut adalah mengetahui konsentrasi penduduk dan kepadatan
penduduk.
Untuk mengetahui konsentrasi Penduduk dan kepadatan penduduk di Kawasan
Ngagel baru I maka kami menggolongkan informasi dengan tahapan sebagai berikut ;
1. Informasi persebaran penduduk secara spasial.
Informasi ini memberikan penjelasan dimana mereka tinggal yang digolongkan
berdasarkan administratif dan geografi.
Lokasi : Ngagel baru I RT.02 Surabaya
Jumlah penduduk suatu wilayah = 199 = Luas wilayah ( km² / Ha)
► Administratif
Kelurahan : Kelurahan Ngagel Surabaya
Kecamatan : kecamatan Wonokromo
Kabupaten : Surabaya
Provinsi : Jawa timur
Batas wilyah : Timur : rel kereta api Ngagel
Barat : Jl. Upajiwa
Utara : RT 03 RW 02 Ngagel baru I Surabaya
Selatan : Sungai Kalibokor
► Geografi
Pulau : Jawa
Kawasan : Kawasan pemukiman penduduk di tepi rel kereta api.
Kepadatan Penduduk (KP)
=
1. Kepadatan penduduk bersih
2. Kepadatan penduduk kotor
3. Migrasi in
Migrasi in adalah proses aktivitas penduduk untuk masuk dan menetap di wilayah
tujuan yaitu lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02. Proses migrasi ini terjadi pada wilayah
studi, sehingga migrasi berpengaruh pada kepadatan penduduk. Itu dapat terlihat pada
tahun 2009, dimana migrasi tersebut mempengaruhi pertumbuhan penduduk sebesar 8
penduduk yang berlatar belakang pernikahan dan perpindahan penduduk. Adapun
KP (bersih) = Jumlah penduduk = 199 = Wilayah terbangun
masuknya penduduk berdasarkan proses pernikahan sebesar 3 penduduk dan pada
proses perpindahan penduduk bertamabah sebesar 4 penduduk.
4. Migrasi out
Migrasi out adalah proses aktivitas penduduk untuk keluar dan tidak menetap kembali
di wilyah tertentu. Migrasi out pada lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02 tidak memilki
pengaruh terhadap persebaran penduduk karena sebagian besar penduduk adalah
penduduk yang menetap dan cenderung tidak berpindah.
5. Sirkulasi
Sirkulasi adalah gerakan berselang antara tempat tinggal dan tempat tujuan. Sirkulasi
di Lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02 ini terbilang rendah karena sebagian besar
penduduknya merupakan penduduk asli dan menetap secara konstan. Sehingga
pergerakan sirkular seperti kebutuhan pekerjaan dan lain – lain tidak terdapat di wilayah
tersebut.
P = AB + A
P = 37 = 0,53 33 + 37
BAB III
ANALISIS KEPENDUDUKAN
Analisis dasar Kependudukan.
Dalam Analisis Kependudukan ini, kelompok kami menggunakan teori Random
Sampling guna mempermudah melakukan analisa. Dari Jumlah keseluruhan penduduk
Ngagel Baru I sebesar 199 penduduk , dengan menggunakan Random Sampling maka
kami menggunakan sampel 70 penduduk . Dalam penduduk tersebut terdapat ? kepala
keluarga dan jumlah penduduk pria sebesar ? orang dan jumlah penduduk perempuan
sebesar ? orang.
► Analisa Ukuran Komponen Demografi
Pengukuran penduduk dengan bilangan relatif, pengukuran struktur demografi ini
datanya berasal dari survey sekunder berupa quisioner .
1. Proporsi :
Proporsi penduduk Ngagel Baru I berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.
Misal : A = Penduduk Laki – laki
B = Penduduk Perempuan
→ Proporsi Penduduk Laki – laki
P = B x 100 %B + P
Presentase ( A ) = B X 100 % = 0,53 x 100 % = 53 % B+A
Presentase ( B ) = A X 100 = 0,47 x 100 = 47% A+B
→ Proporsi Penduduk Perempuan
→ Substansi ;
Pada pengukuran analisa komponen demogarfi berupa proporsi penduduk dapat
terlihat bahwa di kawasan Ngagel Baru I RT.02 memilki proporsi penduduk yang besar
pada penduduk yang berjenis kelamin laki – laki. Sehingga dari 70 sampel mayoritas
penduduk di kawasan tersebut berjenis kelamin Laki – laki.
Presentase Penduduk
Presentase penduduk didapatkan dengan menggunakan rumus :
→ Presentase penduduk dengan jenis kelamin laki – laki
→ Presentase penduduk dengan jenis kelamin perempuan
P = B A + B
P = 33 = 0,47
33 + 37
Perbandingan Penduduk = Laki-Laki = 37 = 1.12 Perempuan 33
SR = A x K B
→ Substansi ;
Presentase penduduk di kawasan Ngagel Baru I memilki perbedaan 6 %. Dari data
tersebut dapat diasumsikan bahwa tingkat fertilitas dan factor migrasi penduduk selama
tahun 2005 hingga tahun 2009 banyak yang berjenis kelamin laki – laki dibanding
perempuan.
1. Perbandingan penduduk berdasarkan Jenis kelamin
Perbandingan penduduk berdasarkan jenis kelamin ini menempatkan penduduk yang
berjenis kelamin laki – laki lebih besar 1,12 dibandingkan penduduk yang berjenis kelamin
perempuan. Perbandingan penduduk ini tidak besar karena dari 70 sampling perbedaan
jumlah penduduknya hanya sebesar 4 orang penduduk.
2. Rasio
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan
tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio ( ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran
rasio ini sangat sering dipergunakan. Dibawah ini beberapa pengukuran rasio yang ada
pada daerah Ngangel baru I RT.02 RW.02 ;
- Rasio jenis kelamin ( sex ratio = SR ).
Keterangan Simbol : A merupakan penduduk dengan jenis kelamin Laki – laki.
B merupakan penduduk dengan jenis kelamin perempuan
Rumus :
SR = A x K = 37 x 100 = 112 B 33
Dimana :
A = Jumlah penduduk laki – laki
B = Jumlah penduduk perempuan
K = Konstanta (100)
Maka,
→ Substansi :
SR sebesar 112 memliiki arti bahwa setiap 112 penduduk laki – laki sebanding
dengan 100 penduduk perempuan. Jika, rasio tersebut berada di bawah angka 100 maka
dapat dinyatakan bahwa daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 memilki permasalahan pada
kekurangan tenaga laki – laki untuk melaksanakan pembangunan. Dan permasalahan yang
lainnya. Namun juga sebaliknya, Apabila rasio tersebut jauh diatas 100 maka dapat
menimbulkan masalah seperti perkawinan karena tidak berimbangnya komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin. Akan tetapi, sample yang di ambil sebesar 70 penduduk, hasil
rasio yang di dapat tidak terpaut jauh sehingga penduduk berdasarkan jenis kelamin ini
dapat dikatakan berimbang, hal ini terjadi karena pengaruh komposisi demografi yang
berimbang berdasarkan jenis kelamin penduduknya .
- Rasio Jenis Kelamin Menurut umur
Golongan
Umur
Penduduk laki –
laki
Penduduk Perempuan Rasio jenis
Kelamin (SR)
0 – 4 3 0 0
5 – 9 3 2 150
10 – 14 5 3 166,667
15 – 19 1 5 20
20 – 24 1 4 25
25 – 29 4 1 400
30 – 34 1 6 16,667
35 – 39 5 3 166,667
40 – 44 5 0 0
45 – 49 0 1 0
50 – 54 2 2 100
55 – 59 4 2 200
60 – 64 2 3 66,667
65 + 1 1 100
JUMLAH 37 33 1411,668
→ Substansi ;
Berdasarkan hasil rasio jenis kelamin penduduk menurut umur, dapat dilihat bahwa
banyak rasio jenis kelamin diatas 100. Hal ini disebabkan banyaknya penduduk di Ngagel
Baru I RT.02 RW.02 yang berumur tua seperti umur 55 – 59. Juga sebagian penduduk
yang belum produktif. Jumlah kelahiran bayi yang lebih banyak berjenis laki – laki juga
menyebabakan rasio pada umur 0 – 4 memiliki rasio 0.
Untuk memperjelas rasio jenis kelamin menurut umur di daerah Ngagel baru I Rt.02
RW.02 maka kami menggunakan diagram sebagai berikut ;
SRB = BM x K BF
SRB = BM x K = 1 x 100 = 0 BF 0
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
- Rasio Jenis Kelamin Kelahiran ( sex ratio at birth = SRB )
Rumus :
Keterangan ; SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
BM = Jumlah Kelahiran bayi laki – laki
BF = Jumlah Kelahiran bayi perempuan
K = Konstanta
Rasio jenis kelamin kelahiran pada daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 sebesar 0
karena tidak adanya fertilitas yang terjadi pada tahun ini dengan jenis kelamin perempuan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat fertilitas di daerah tersebut.
CWR = P (0-4) x K Pf (15 – 49)
CWR = 1 x 100 = 2,70 37
- Rasio Anak perempuan (Child woman ratio = CWR).
Pengertian ; Rasio Anak perempuan adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah
penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur ( usia
melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai 49 tahun. Adapun data
sample sebesar 70 penduduk ini akan digunakan untuk melihat tinggi – rendahnya tingkat
kelahiran di wilayah studi.
Adapun rumusnya sebagai berikut ;
Keterangan ; CWR = rasio anak wanita
P(0-4) = Jumlah penduduk usia dibawah 5 tahun
Pf(15 – 49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15 – 49 tahun
K = angka konstanta (100)
Maka,
→ Substansi
Rasio anak perempuan ini dapat dikatakan kecil. Dapat dilihat walaupun jumlah
penduduk produktif yang berjenis kelamin perempuan banyak akan tetapi tingkat fertilitas
penduduknya rendah, yaitu pada tahun 2009 (mei), kelahiran bayi hanya terjadi satu kali.
- Rasio Beban tanggungan ( Dependency Ratio = DR )
Rasio beban tanggungan ini digunakan untuk melihat mayoritas kelompok umur
produktif, belum produktif, dan tidak produktif di Ngagel Baru I RT.02.Dengan penghitungan
rasio ini dapat juga digunakan untuk melihat beban tanggungan kelompok umur yang
produktif sebagai mayoritas kepada kelompok umur tidak produktif sehingga akan terjadi
beban tanggungan di dalamnya. Untuk melihat DR di Ngangel maka akan dihitung dengan
Rasio beban tanggungan (DR) = Penduduk umur (0-14) + penduduk umur 65 tahun x kPenduduk umur (15 – 64 th)
DR =16 + 2 . 100 = 34,61 52
Rumus ;
Maka,
→ Substansi ;
DR (dependency ratio) sebesar 34,61 memilki makna bahwa setiap 52 penduduk
berumur produktif di Kawasana Ngagel baru I memilki beban tanggungan sebesar 34,61
terhadap penduduk yang tidak produktif. Angka DR ini tinggi karena perbandingan umur
produktif dengan tidak produktif terpaut jauh. Sehingga, tingginya angka rasio beban
tanggungan ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi penduduk Kawasan
Ngagel Baru I karena sebagian besar pendapatan umur produktif digunakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif.
3. Piramida Penduduk.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara
visual pada sebuah grafik yang disebut piramida. Dengan adanya piramida penduduk ini
maka informasi terhadap karakteristik penduduk di Kawasan Ngagel Baru I akan tersaji
dengan kemudahan dalam pemahaman informasi tersebut. Piramida ini juga dapat
menyajikan informasi mayoritas penduduk berdasarkan kelompok umur, sehingga informasi
tersebut dapat diolah guna mengetahui masalah – masalah kependudukan berupa tinggi
dan rendahnya tingkat fertilitas / mortalitas yang ada di Kawasan Ngangel Baru I.
Kelompok
Umur
(Tahun)
Laki – laki % Perempuan %
0 – 4 3 8 0 0
5 – 9 3 8 2 6
10 – 14 5 13 3 9
15 – 19 1 3 5 16
20 – 24 1 3 4 12
25 – 29 4 11 1 3
30 – 34 1 3 6 18
35 – 39 5 13 3 9
40 – 44 5 13 0 0
45 – 49 0 0 1 3
50 – 54 2 5 2 6
55 – 59 4 12 2 6
60 – 64 2 5 3 9
65 + 1 3 1 3
JUMLAH 37 100 % 33 100%
7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 7
PerempuanLaki-laki
0-4
0-4
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-59
50-54
55-59
60-64
65 +
0-4
0-4
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-59
50-54
55-59
60-64
65 +
PIRAMIDA PENDUDUK LOKASI NGAGEL BARU I RT.02 RW.02 SURABAYA
→ Substansi ;
Apabila dilihat dari hasil piramida penduduk di atas, Piramida ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduknya adalah penduduk yang berumur produktif. Juga dapat
dilihat bahwa fertilitas dan mortalitas juga relatif rendah, sehingga penduduk yang memilki
jumlah banyak hanya pada kelompok umur tertentu.Oleh karena itu, berdasarkan
komposisi penduduk menurut umur dan jens kelamin, arah karakteristik piramida penduduk
daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 lebih bersifat stasioner.
4.UMUR MEDIAN
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yang sama. Bagian pertama lebih muda daripada “median age”. Umur
median ini ditentukan berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan
umur bagian penduduk yang muda. Kegunaan umur median adalah untuk mengukur
tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu.
Md = 1MD + N/2 – fX . i
fMD
Keterangan :
1MD : batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah N/2
N : jumlah penduduk
fX : jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang
mengandung N/2
fMD : jumlah penduduk dengan kelompok umur dimana terdapat nilai N/2
i : ‘class interval’ umur
No Umur Jumlah Kumulatif
1 0-4 3 3
2 5-9 5 8
3 10-14 8 16
4 15-19 6 22
5 20-24 5 27
6 25-29 5 32
7 30-34 7 39
8 35-39 8 47
9 40-44 5 52
10 45-49 1 53
11 50-54 4 57
12 55-59 6 63
13 60-64 5 68
14 65 + 2 70
Total 70 70
Rumus ;
Md = 1MD + N/2 – fX . i
fMD
Pm = Po + (n + m) . (Pn – Po)n
= 30 + 35 – 32 . 5
7
= 31,27
→ Substansi
Dilihat dari hasil umur median di daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 menunjukkan
umur 31 tahun. Dengan demikian rata – rata umur tebesar di daerah tersebut adalah
penduduk yang berumur 31 tahun.
5. Estimasi dan Proyeksi penduduk.
► Estimasi penduduk :
Untuk mendapatkan data Estimasi penduduk ini maka dibutuhkan data tahun awal
berupa data perkembangan penduduk. Kami memakai tahun 2005 sebagai tahun awal.
Adapun Tabel guna mencari estimasi penduduk lokasi Ngagel Baru I RT.02 RW.02 sebaga
berikut
TAHUN JUMLAH PENDUDUK2005 1822006 1902007 1892008 190
2009 ( Mei) 199
Dari tabel diatas dapat dijadikan acuan guna melihat estimasi penduduk 5 tahun yang akan datang (time series). Adapun penghitungan secara ilmiah sebagai berikut ;
Pm = Po + (n + m) . (Pn – Po) n
Pm = 182 + ( 4 + 6 ) ( 199 – 182 ) 4= 182 + 10 / 4 . 17= 182 + 42,5= 224, 5
Rumus ;
Dimana : Po = Jumlah penduduk tahun awal.
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
n = Periode tahun ( Pn – Po )
m = Periode waktu dalam tahun ( Pm – Po )
Diketahui : Po = 182
Pn = 199
n = 4 m = 6
n m
Po Pn Pm
2005 2009 (April) 2015
Sehingga,
→ Substansi ;
Dari jumlah perhitungan Estimasi penduduk. Didapatkan prediksi secara ilmiah
bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk Ngagel Baru I akan meningkat menjadi 224
penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat bertambah jika terjadi fertilitas dan migrasi
Pn = Po (1+ r n) 199 = 190 (1 + r ) 199 = 190 + 190 r 9 = 190 r 190 = r 9 r = 0,04 = 4%
naik sampai akhir penghujung tahun 2009. Sehingga yang menjadi permasalahan adalah
kepadatan penduduk yang semakin tinggi ini akan berdampak pada penggunaan lahan
yang semakin meningkat, padahal jika ditilik langsung pada wilayah studi, Ngagel baru I
merupakan pemukiman penduduk yang memilki intensitas bangunan yang padat. Tidak
hanya itu penggunaan lahan yang dibangun guna memenuhi kebutuhan peningkatan
penduduk akan berdampak juga pada arah pengembagan wilayah yang terpacu pada
peningkatan kebutuhan pemukiman saja.
► Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah penghitungan matematis yang di dasarkan pada
prediksi pertumbuhan penduduk yang akan datang. Proyeksi penduduk memilki manfaat di
bidang perencanaan, karena dengan adanya penghitungan ilmiah ini maka akan dengan
mudah merencanakan tata ruang berdasarkan aspek kependudukan.
Pertumbuhan penduduk yang terdapat di Ngagel baru I akan dapat digunakan
untuk melakukan Proyeksi penduduk. Adapun rumus yang digunakan adalah ;
Dimana ; Po = Pertumbuhan penduduk awal
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode dalam tahun
maka,
Penduduk tahun 2008 = 199 penduduk
Penduduk tahun 2009 = 190 penduduk
Dengan prediksi pertumbuhan penduduk sebesar 4 % setiap tahunnya maka dapat
dilakukan proyeksi penduduk pada tahun 2010 hingga 2015. Adapun hasil proyeksinya
adalah sebagai berikut ;
Pn = Po ( 1+ r n )
→ Substansi
Hasil proyeksi penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 menunjukkan bahwa
pertumbuhan penduduk akan meningkat sebesar 4 % di setiap tahunnya. Pertumbuhan
penduduk ini dapat digolongkan rendah karena setiap tahunnya ± 9 penduduk bertambah
di wilayah tersebut. Akan tetapi data proyeksi ini masih akan dipengaruhi oleh pengaruh
demografi dan prediksi ini hanya mengacu pada perkembangan penduduk dan tidak secara
akurat terhadap kondisi demografi penduduknya.
2010 = 199 ( 1 + 0,04.1) 2013 = 223,84 (1+0,04)
= 206,96 = 232,80
2011 = 206,96 ( 1+ 0,04) 2014 = 232,80 (1+0,04)
= 215,23 = 242.112
2012 = 215,23 ( 1 + 0,04) 2015 = 242,112 (1+0,04)
= 223,84 = 251,79
BAB IV
ISU KEPENDUDUKAN
1. Kemiskinan
Kemisikinan merupakan permasalahan kependudukan yang banyak terjadi saat ini.
Apabila dilihat dari hasil analisa yang ada, problem kemiskinan memliki potensi besar
terjadi di Ngagel baru I RT.02 RW.02. Peluang kemiskinan yang terjadi di wilayah tersebut,
memliki alasan dan acuan terhadap rasio beban tanggungan (DR), hasil survey primer
yang banyak menempatkan penduduk ngagel baru I RT.02 RW.03 yang tidak memilki
pekerjaan, laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat, pendidikan penduduk yang
relatif minim, dan kondisi wilayah yang kurang mendukung guna melakukan aktivitas
ekonomi.
Hasil analisa kependudukan berupa rasio beban tanggungan (DR) menunjukkan
bahwa penduduk usia produktif harus memenuhi kebutuhan usia tidak produktif. Besar
beban rasio tanggungan yang mencapai 34,61 dapat diasumiskan bahwa 100 orang
penduduk produktif harus menanggung kebutuhan penduduk sebesar ± 35 penduduk usia
tidak produktif. Akan tetapi kenyataan pada data lapangan berupa kuisioner, banyak
penduduk yang memliki tingkatan umur produktif akan tetapi tidak memilki pekerjaan / tuna
karya. Juga dapat dilihat dari komposisi penduduk yang ada di keluarga, banyak penduduk
yang rata – rata memiliki anak dan anggota keluarga dengan usia lanjut. Hal ini
menyebabkan angka beban tanggungan semakin tinggi dan terdapat sebuah kenyataan
yang ada bahwa dalam satu keluarga hanya terdapat satu anggota keluarga yang memiliki
pekerjaan. Oleh karena itu, hasil analisa terhadap DR penduduk ini dapat dijadikan alasan
nyata bahwa kawasan ini memilki potensi / isu kependudukan terhadap permasalahan
kemiskinan.
Analisa komposisi penduduk berupa tingkat pendidikan juga menjadi indikator kuat
guna mengangkat isu kependudukan berupa kemiskinan. Karena dampak dari rendahnya
kualitas pendidikan penduduk menyebabkan terjadinya pengangguran. Permasalahan ini
tak ubahnya alur yang saling bergantungan. Kualitas pendidikan penduduk ngagel yang
mayoritas memilki tingkatan hanya pada SD dan SLTP menjadikan penduduk sulit untuk
melakukan kegiatan ekonomi.
Laju pertumbuhan penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 yang cenderung meningkat
mengakibatkan dampak pada pertumbuhan ekonomi penduduk, karena kebutuhan dasar
hidup akan semakin tinggi. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk ini juga bernilai
negatif pada kualitas kehidupan bahkan angka harapan hidup. Sehingga menimbulkan
sebuah anggapan, bahwa permasalahan ini mengakibatkan wilayah ini akan mengalami
kesenjangan ekonomi yang juga berdampak pada kualitas hidup penduduk berupa
kesehatan, pendidikan, gizi yang buruk, dan tidak terciptanya kualitas hidup yang
berimbang.
Adapun hubungan permasalahan kemiskinan terhadap perencanaan wilayah kota
yaitu permasalahan tersebut menghambat konsep kota berkelanjutan. Karena menurut
prof.Johan Silas, kota berkelanjutan memiliki ciri – ciri ; membangun ekonomi kota yang
kuat dan merata untuk menjamin kehidupan warga yang semakin sejahtera dengan meniitik
beratkan pada peningkatan intelektualitas warga pada umumnya, menjamin mutu
lingkungan hidup yang baik dengan membuat kota hijau, bersih dan nyaman. Dari ciri – ciri
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi kependudukan di Ngagel Baru I Rt.02 RW.02
merupakan faktor penghambat guna menciptakan kota yang berkelanjutan. Faktor – faktor
penghambat tersebut adalah kualitas intelektual penduduk yang minim karena tingkat
pendidikan yang mayoritas rendah, lalu perekonomian penduduk yang belum kuat atau
penduduk yang masih berada pada kalangan menengah kebawah, dan juga kondisi faktual
wilayah yang kurang nyaman (karena pemukiman penduduk yang berada di tepi rel),
kurang bersih, dan kepadatan bangunan yang mengakibatkan pada kurangnya suasana
hijau di wilayah tersebut. Sehingga Isu kemiskinan tersebut memiliki hubungan yang kuat
berupa dampak pada kualitas perencanaan dan arah pengembangan penduduk
selanjutnya.
BAB V
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
Kebijakan merupakan sebuah solusi untuk meyelesaikan permasalahan yang ada,
sehingga kebijakan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan atau meminimalisir
permasalahan yang ada. Kebijakan terhadap permasalahan kependudukan yang terjadi di
daerah Ngagel Baru I RT.02 RW.02 adalah ;
► Peningkatan Taraf Pendidikan
Ditinjau dari analisa data komposisi penduduk terhadap tingkat pendidikan.
Didapatkan permasalahan pada kualitas pendidikan penduduk. Permasalahan tersebut
berdampak pada kemiskinan, karena sebagian besar penduduk yang memiliki tingkat
pendidikan rendah banyak yang tidak memilki pekerjaan. Oleh karena itu solusi atau
kebijakan terhadap permaslahan ini adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan pada
penduduk terutama usia pelajar. Sehingga, perkembangan penduduk akan menjadi lebih
baik di tahun – tahun selanjutnya. Tingginya taraf pendidikan adalah indikator kuat guna
mengentaskan permasalahan yang terjadi di daerah tersebut karena pendidikan itu dapat
dijadikan modal baik untuk menciptakan dan mendapatkan pekerjaan baru. Bukan hanya
itu saja, meningkatnya taraf pendidikan penduduk akan berdampak juga pada semakin
tingginya kualitas SDM yang ada di daerah tersebut. Sehingga, terjadi proses simbiosis
yang saling menguntungkan yaitu Masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan
akan terbantu dengan semakin lebarnya lowongan pekerjaan yang dibuat oleh penduduk
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
► Peningkatan Etos Kerja
Peningkatan etos kerja ini juga merupakan solusi terhadap permasalahan
kemiskinan. Dengan meningkatakan mental masyarakat untuk berinovasi dalam
menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini juga dapat berdampak positif untuk penduduk
untuk tidak berfikir secara konsevatif dan apatis terhadap hal baru. Oleh karena itu,
peningkatan etos kerja ini akan membantu penduduk Ngagel Baru I meningkatkan
kreativitas dalam bidang pemenuhan kebutuhan dasar manusia berupa pendapatan di
bidang ekonomi.
► Peningkatkan Lapangan Pekerjaan
Peningkatan Lapangan pekerjaan merupakan solusi terpenting guna memberantas
pengangguran yang berdampak pada kemiskinan. Peningkatan lapangan pekerjaan ini,
akan membantu penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 untuk mendapatkan pekerjaan
sehingga pemerataan pendapatan akan meningkat dengan baik. Tidak hanya itu, jika
penduduk memilki lapangan pekerjaan maka akan membantu mengurangi beban
tanggungan hidup berupa pemenuhan kebutuhan dasar untuk anggota keluarga yang tdak
berusia produktif.
► Peningkatan Fasilitas
Peningkatan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain –lain merupakan bagian
penting guna mengurangi kemiskinan yang terjadi. Apabila fasilitas tersebut terpenuhi
maka penduduk akan semakin terbantu oleh permasalahan kesehatan dan rendahnya
tingkat pendidikan. Usaha peningkatan fasilitas ini merupakan bagian penting dalam
melakukan perencanaan tata ruang di wilayah studi. Oleh karena itu, arah pembangunan
fasilitas harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi penduduk dan peningkatan fasilitas ini
merupakan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk Ngagel baru I.
→ Kebijakan Pemerintah terhadap permasalahan ini adalah ;
- Kebijakan jaringan pengaman social jangka pendek berupa Bantuan Langsung
Tunai (BLT) yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari
– hari.
- Kebijakan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin, seperti
Jamkesmas. Dengan Pelayanan kesehatan gratis tersebut maka penduduk miskin akan
semakin terjaga kualitas hidupnya dan mampu menanggulangi gangguan kesehatan yang
di deritanya bahkan meningkatkan kesejahteraan masyrakat miskin.
- Kebijakan Sekolah Gratis yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan
dengan meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan.
- Kebijakan penyisihan dana keuntungan BUMN sebesar 1% - 5% untuk pembinaan
usaha kecil dan koperasi (SK Menkeu). Sehingga masyarakat mampu secara mandiri
mebuka lapangan usaha guna memberantas tingkat pengangguran yang semakin
meningkat.
- Penyaluran dana KUR (kredit Usaha Rakyat), dimana memiliki tujuan untuk
pemberian modal usaha bagi masyrakat menengah kebawah untuk membuka lapangan
usaha secara mikro.
- Program PNPM Mandiri (Program nasional pemberdayaan masyarakat) yang mulai
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2007 dan di sepakati oleh Presiden, Menko Kesra, dan
Menko Perekonomian. Program ini sebagai instrumen dalam percepatan penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.
- Pembentukan Tim Koordinasi penangulangan kemiskinan yaitu pada peraturan
presiden RI no.54 tahun 2005,yang melibatkan seluruh menteri sehingga terlihat upaya
yang dilakukan pemerintahan dalam menanggulangi kemiskinan.
- Penanganan kemiskinan dengan menggunakan konsep P2KP yaitu program
penanggulangan kemiskinan di era multi krisis yang di introdusir pemerintah melalui
fasilitas bank dunia dengan mengacu pada strategi penyelenggaraan tribina (bina social,
bina ekonomi, dan bina lingkungan), pemberian dana hibah untuk pembangunan prasarana
dasar lingkungan, serta pinjaman dana bergulir untuk modalkerja kegiatan produktif,
penyelenggaraan pelatihan ketrampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan SDM untuk
dapat membuka peluang usaha baru, peningkatan pasrtisipasi aktif masyrakat agar inisiatif
mereka dapat ditumbuhkan dan diwujudkan, dan pendampingan pada KSM.
DAFTAR PUSTAKA
Buku ;
Mantra, Prof. Ida bagus, Demografi umum edisi kedua, Yogyakarta: Pustaka pelajar,
2007.
Internet ;
www.google.com/ kebijakan kemiskinan
www.google.com/ isu kemiskinan