makalah kelompok 2a

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahasiswa, kita dihadapkan pada pemikiran dan penulisan ilmiah dan nonilmiah. Untuk itu perlu disadari bahwa dalam sebuah karya ilmiah atau nonilmiah yang baik tentu menggunakan diksi, istilah, dan makna yang dapat dipahami pembaca tanpa membuat interpetasi ganda. Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang berupa tulisan, mahasiswa juga dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik yakni pemilihan diksi dan istilah yang tepat. Agar apa yang ingin disampaikan dapat ditangkap maknanya oleh orang lain dengan baik. Dari latar belakang inilah, penulis mencoba untuk menjelaskan apa itu diksi, istilah dan makna. 1.2 Tujuan a. Umum : Untuk menjelaskan diksi, istilah, dan makna. b. Khusus : 1. Menjelaskan apa itu diksi. 2. Menjelaskan apa itu istilah. 3. Menjelaskan apa itu makna. 1.3 Metode Penulisan 1

Upload: ann-lie

Post on 28-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSebagai mahasiswa, kita dihadapkan pada pemikiran dan penulisan ilmiah dan nonilmiah. Untuk itu perlu disadari bahwa dalam sebuah karya ilmiah atau nonilmiah yang baik tentu menggunakan diksi, istilah, dan makna yang dapat dipahami pembaca tanpa membuat interpetasi ganda.Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang berupa tulisan, mahasiswa juga dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik yakni pemilihan diksi dan istilah yang tepat. Agar apa yang ingin disampaikan dapat ditangkap maknanya oleh orang lain dengan baik.Dari latar belakang inilah, penulis mencoba untuk menjelaskan apa itu diksi, istilah dan makna.

1.2 Tujuana. Umum : Untuk menjelaskan diksi, istilah, dan makna. b. Khusus :1. Menjelaskan apa itu diksi.2. Menjelaskan apa itu istilah.3. Menjelaskan apa itu makna.1.3 Metode Penulisan Metode yang digunakan adalah studi literatur. Dengan benggunaan berbagai literature yang dapat dipercaya dan menghindari plagiasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi DiksiMenurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diksi, pilihan kata yg tepat dan selaras (dl penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (spt yg diharapkan). Menurut Enre (1988) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Widyamartaya (1990) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut : a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.

2.2 Definisi Istilah Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) istilah, 1 kata atau gabungan kata yg dng cermat meng-ungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yg khas dl bidang tertentu; 2 sebutan; nama: janda muda disebut dng janda kembang; 3 kata atau ungkapan khusus; -- kekerabatan 1 Antr istilah untuk menyebut atau menyapa orang yg terikat kpd diri sendiri krn hubungan keturunan, darah, atau perkawinan; 2 Ling kata atau frasa yg meng-ungkapkan anggota suatu kelompok yg secara biologis berhubungan (berkerabat), msl kata ayah, abang, ipar, mertua-- khusus istilah yg pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pd bidang tertentu; -- umum istilah yg menjadi unsur bahasa yg digunakan secara umumIstilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu (Pedoman Umum Pembentukan Istilah).

2.3 Pengertian MaknaMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)makna, 1 arti: ia memperhatikan -- setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno itu; 2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 DiksiDiksi atau pilihan kata sangat menentukan dalam penyampaian makna suatu karya. Rangkaian kata, dan pasangan kata yang dipilih dengan saksama dapat menimbulkan suatu efek kepada pembaca yang dikehendaki pengarang. Misalnya, menonjolkan bagian tertentu suatu karya, menggugah simpati atau empati pembaca, atau pun menghilangkan monotoni. Diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.Pemilihan kata bukan saja menunjukan barang atau sikap seseorang, tetapi juga menunjukan tingkah social dari orang-orang yang menggunakannya. Misalnya pemilihan kata dalam menjawab sebuah pertanyaan, Tahukan Tuan dimana tempat tinggal Yanti?, ada kemungkinan jawaban, Saya tidak tahu, atau Saya tidak mengerti. Siapa saja yang mempelajari dan menguasai bahasa Indonesia tentu akan menggunakan bentuk yang pertama karena bentuk kalimat yang kedua menimbulkan konotasi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan setiap penulis atau pembicara, agar kata-kata yang digunakan tidak menimbulkan ambigu yaitu :1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam situasi yang formal.2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya menggunakan kata-kata populer. 3. Hindarilah jargon untuk pembaca umum.4. Penulis dan pembicara sebisa mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang.5. Dalam penulisan jangan menggunakan kata percakapan.6. Jauhkan kata-kata yang artifisial.

3.2 IstilahIstilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya (PUPI, 1990). Berdasarkan penggunaanya istilah terbagi menjadi istilah khusus dan istilah umum, sedangkan berdasarkan sumbernya istilah terbagi menjadi istilah dari kosakata bahasa Indonesia, dari bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing.Istilah khusus adalah istilah yang pemakaian dan atau maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu contohnya, diagnose dan pidana. Sedangkan istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum contohnya daya dan penilaian. Kata Bahasa Indonesia dapat dijadikan bahan istilah ialah kata umum, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat berikut :a. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadana atau sifat yang dimaksudkan.b. Kata yang lebih singkat daripada yang lain berujukan sama seperti gulma jika dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, dan suaka jika dibandingkan dengan perlindungan.c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar (eufonik), seperti pramuria jika diandingkan dengan hostes, tunakarya dibandingkan dengan penganggur.Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat untuk menggambarkan konsep, proses, keadaan dan sifat yang dimaksudkan maka istilah dicari dari bahasa serumpun.Penggunaan istilah dari kosakata bahasa asing digunakan jika tidak ditemukan istilah yang tepat pada kosakata bahasa Indonesia dan serumpun. Istilah dapat dibentuk dari kosakata bahasa asing dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan.a. Penerjemahan istilah asingIstilah baru dapat dibentuk dengan menerjemahkan istilah asing. Misalnya- balanced budget anggaran berimbang- brother in low ipar laki-laki- medication pengobatan- network jaringanb. Penyerapan istilah asingMemasukan istilah asing melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat terpenuhi.1. Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.2. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan bahasa Indonesianya.3. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya. Contoh :- anus, faces, urine anus, feses, urin.- amputation amputasi- oxygen oksigen- narcotic narkotik- cardiovascular jantung dan pembuluh darah.c. Penyerapan dan penerjemahan sekaligusIstilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menyerap dan menerjemahkan istiah asing sekaligus.Contohnya : - bound morpheme morfem terikat- subdivision subbagian

3.3 MaknaDiksi dan istilah yang tepat diguakan tentu akan membentuk makna yang mudah dipahami dan tersampaikannya konsep serta tujuan. Contohnya, jika seseorang bertanya apakah anda mengetahui di mana lokasi gedung rektorat UB? dan didapatkan jawaban saya tidak mengerti. Kita bisa menangkap maksud dari pemberi jawaban adalah saya tidak tahu. Tetapi susunan kata tersebut barmakna ganda sehingga akan membuat bingung. BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanDiksi atau pilihan kata yang digunakan menetukan keberhasilan tersampaikannya maksud dari suatu pembicaraan dan tulisan. Dalam membentuk sebuah diksi dan istilah kita harus mempertimbangkan beberapa aspek misalnya, forum yang digunakan itu formal atau nonformal, lawan bicara atau target pembaca jika itu merupakan karya tulis sehingga akan tersampaikan tujuan yang diinginkan karena makna dari pembicaraan dan tulisan yang mudah dimengerti.

4.2 Saran Setelah mempelajari tentang diksi, istilah dan makna saran kami adalah, agar kita membuat sebuah karya ilmiah atau nonilmiah dan berbicara dalam kehidupan sehari-hari menggunakan diksi, istilah yang tepat. Sehingga pembaca karya tulisan kita dan lawan bicara dapat menangkap makna yang ingin disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf,Gorys.2007.Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: GramediaWicaksono,Andrik.2014.Catatan Ringkas Stalistika.Jakarta: GarudhawacaWidjono.2007.Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.Jakarta: Grasindo

8