makalah kegagalan dalam belajar

18

Click here to load reader

Upload: vathur

Post on 06-Aug-2015

772 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya di dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan yang akan

mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Faktor penyebab kesulitan belajar pada dasarnya ada

dua macam, yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri siswa) dan faktor ekstern (faktor

yang berasal dari luar diri siswa. Faktor intern meliputi keadaan fisik, keadaan emosi, gangguan

psikis, intelegensi bakat khusus dan perhatian. Faktor ekstern meliputi keadaan keluarga, sekolah

dan masyarakat.

Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan damba‘an setiap orang.

Berhasil berarti terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa percaya diri,

ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas atau aktivitas yang

berskala besar. Namun perlu disadari  bahwa pada dasarnya setiap tugas atau aktivitas selalu

berakhir pada dua kemungkinan : berhasil atau gagal.

Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan

dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua,

guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil

secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis,

biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.

Bila keberhasilan merupakan damba‘an setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi

pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu : memperoleh

nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus sekolah

(dropout), dan tidak lulus ujian akhir.

Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas berarti rugi waktu, tenaga, dan juga

biaya. Dan tidak kalah penting adalah dampak kegagalan belajar pada rasa percaya diri.

Kerugian tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan

lembaga pendidikan. Oleh karena itu upaya mencegah atau setidak tidaknya meminimalkan, dan

juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar siswa merupakan kegiatan

yang perlu dilaksanakan.

1

Page 2: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

Pada kenyataannya banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar

sebagaimana yang diharapakan oleh para pendidiknya. dalam proses belajar mengajar guru atau

pendidik sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran

dengan lancar, ada siswa yang memperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah

diusahakan untuk belajar dengan sebaik –baiknya, dan lain sebagainya. Dengan kata lain guru

atau pendidik sering menghadapi dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

belajar.

Manusia selalu dan senantiasa belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada oleh karna

itu perlu kita ketahui tentang faktor-faktor yang mendukung peroses belajar (purwanto

ngalim:1985:79)

1.2   Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis merumuskan masalah dalam bentuk beberapa pertanyaan yaitu:

a.       Apa yang dimaksud dengan Belajar?

b.      Apa saja jenis-jenis Belajar?

c.       Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar?

1.3   Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis belajar dan faktor-

faktor yang dapat  mempengaruhi proses belajar

1.4   Manfaat

             Dengan mengetahui tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam peroses belajar diharapkan para  pendidik maupun pelajar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat  meningkatkan kualitas belajarnya

2

Page 3: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar

Belajar?belajar????kata itu identik sekali dengan sekolah, lembaga pendidikan guru dan

semua hal yang berhubungan dengan pendidikan. Padahal sebenarnya belajar dapat kita lakukan

di mana saja dan kapan saja, secara sadar baik yang dapat diamati maupun tidak. Dalam

kehidupan sehari-hari kita belajar bagaimana bergaul? Bagaimana kita berinteraksi dengan

lingkungan? Dan masih banyak hal yang kita pelajari, namun bagi sebagian orang berpendapat

bahwa belajar hanya dilakukan ketika akan melaksanakan ujian. Lalu apa sih yang dimaksud

dengan belajar itu sendiri?

Belajar dapat terjadi ketika suatu pengalaman menyebabkan perubahan, baik pengetahuan

maupun perilaku yang relatif permanen. Misalnya, ketika anak kecil berusaha menendang bola

agar bergerak menuju sasaran. Untuk itu, kita juga perlu memahami bagaimana karakteristik

belajar. Perlu kita ketahui bahwa belajar merupakan perubahan positif yang disadari yang

merupakan hasil dari suatu pengalaman. Perubahan yang dialami tidak hanya menyangkut satu

aspek saja melainkan seluruh aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis. Belajar merupakan

suatu proses yang terjadi secara berkala sehingga apa yang telah dipelajari dapat kita ambil

ilmunya dan kita terapkan dalam kehidupan, jadi ketika seseorang menggap bahwa belajar

dilakukan pada saat menghadapi ujian saja itu merupakan proses membaca atau hafalan semata

bukan dalam konteks belajar yang sebenarnya.

2.2. Jenis Jenis Belajar

Jenis-Jenis Belajar

1). Jenis Belajar Bagian (part learning, fractioned learning)

Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar

yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris

seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecahkan seluruh materi pelajaran menjadi

bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah

cara belajar keseluruhan atau belajar global.

3

Page 4: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

2). Jenis Belajar Dengan Wawasan (learning by insight)

Konsep belajar wawasan diperkenalkan oleh W.Kohler, salah seorang tokoh psikologi

Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan

pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Menurut G Stalt teori

wawasan merupakan proses mereorganisasikan  pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk

menjadi suatu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan.

3). Jenis Belajar dengan diskriminatif (discriminative learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi

dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini

maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus

yang berlainan.

4). Jenis belajar global atau keseluruhan (Global Whole learning)

Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar

menguasainya, lawan dari belajar bagian adalah belajar bagian. Metode belajar keseluruhan

sering juga disebut metode Gestalt.

5). Jenis belajar insidental (incidental learning)

Konsep belajar insidental ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu

berarah – tujuan . Sebab dalam belajar incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak

untuk belajar. Atas dasar ini maka untukkepentingan penelitian disusun perumusan operasional

sebagai berikut: belajar disebut incidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang  diberikan

pada individu mengenai materi belajar yanang akan diujikan. Dalam kehidupan sehari-hari,

belajar incidental ini merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu diantara para ahli

belajar incidental ini merupakan bahan pembicaraan yang menarik.

6). Jenis belajar dengan instrumental (instrumental learning)

Pada Jenis belajar instrumental, reaksi-reaksi seorang siswa yang diperlihatkan diikuti

oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman,

berhasil atau gagal. Olehkarena itu, cepat atau lambatnya seorang belajar dapat diatur dengan

4

Page 5: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

jalan memberikan penguat atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan. Dala hal ini maka salah satu

bentuk belajar instrumental yang khusus adalah pembentukan tingkah laku.

7). Jenis belajar intensional (intentional learning)

8). Jenis belajar Laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku tdiak terjadi secara segera dan

oleh karena itu disebut laten.

9). Jenis belajar Mental (mental Learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku  yang terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan

hanya berupa proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini

sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional

juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara

melakukan observasi.

10). Jenis Belajar Verbal (Verbal Learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal degan melalui ingatan da latihan.

Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari ebinghaus.

2.3. Faktor-Faktor Penunjang Kegagalan Dalam Belajar

Ada berbagai macam faktor penunjang kegagalan belajar pada siswa, diantaranya adalah:

1. Bertambahnya usia

Seiring dengan bertambahnya usia, siswa mempunyai pola pikir yang berkembang, pola pikir

yang labil dan stabil, beruntung bagi mereka yang mempunyai pola pikir stabil, mereka masih

bisa mengontrol keadaan mereka, tetapi bagi siswa yang mempunyai pola piker labil, mereka

tidak bisa mengontrol pola pikir mereka yang masih berkembang, sehingga mereka tidak bisa

membekadakan antara yang salah dengan yang benar.

2. Tumbuhnya rasa suka dan cinta

Seiring dengan bertambahnya usia, maka timbul secara perlahan rasa suka dan tertarik kepada

lawan jenis, diawali dengan rsa ingin melihatnya, mendekatinya, dan lama-lama ingin bersama

dengannya. Apabila rasa ini berkembang tanpa bimbingan yang jelas dari orang tua, maka siswa

5

Page 6: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

bisa saja terganggu ketika sedang mengikuti pelajaran, karena siswa selalu teringat kepada lawan

jenisnya itu, pikiran itu mengganggu konsentrasi belajar siswa, mereka tidak focus akan

pelajaran yang disampaikan oleh guru mereka, karena pikiran mereka telah terbagi antara

pelajaran dengan perhatian terhadap lawan jenisnya.

3. Coba-coba

Faktor ini yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian lebih dari pada orang tua, karena faktor

ini dapat bersifat positif ataupun negatif. Positifnya adalah apabila siswa mencoba sesuatu hal

yang baru dengan cara yang baik, misalnya: mencoba belajar bermain musik secara otodidak,

belajar bersama teman-teman secara berkelompok, dan masih banyak yang lainnya. Tetapi

negatifnya adalah apabila siswa mencoba melakukan hal baru tanpa didampingi dengan ilmu

yang pasti, misalnya: mengikuti teman-teman yang bolos sekolah dengan alasan ingin dianggap

gaul, berkelahi karena ingin dianggap hebat dan kuat, dan masih banyak lainnya.

4. Lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh kepada sukses atau tidaknya siswa dalam belajar.

Lingkungan keluarga adalah ingkungan terdekat dari siswa, apabila siswa mempunyai motivasi

belajar yang tinggi, tapi keluarga tidak mendukungnya, maka efeknya kepada siswa adalah

menjadi berkurangnya semangat belajar, yang bisa saja mengakibatkan malas untuk belajar

kembali.

Lingkungan sekitar adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa. Apabila siswa telah mendapat

motivasi dari keluarga untuk belajar, tapi lingkungan sekitar tidak mendukung, maka kegiatan

belajar siswa akan sedikit terhambat, misalnya: siswa yang telah diajarkan tata krama oleh

keluarga, tetapi di lingkungan sekitarnya tidak mendukung tata karma yang telah diterpkan oleh

keluarga , seperti berbicara kasar, tidak menghargai sesame tetangga, selalu mengajak siswa

bermain saat siswa akan memulai belajar, sehingga, konsentrasi siswa terganggu saat terjun ke

lingkungan sekitarnya.

Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang di dalamnya berisi beragam karakter setiap orang

yang berkumpul menjadi satu. Ada karakter yang mendukung dalam proses belajar mengajar,

dan ada juga yang malah menghambat proses belajar mengajar siswa, misalnya: guru menyuruh

siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas selama guru itu rapat, tetapi siswa yang lain malah

mengajak siswa itu untuk jajan ke kantin, belanja ke supermarket, menjahili teman-teman yang

lain, sehingga proses pembelajaran siswa terhambat.

6

Page 7: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

5. Faktor diri pribadi

Sukses atau tidaknya siswa dalam belajar amat sangat tergantung dari diri pribadi siswa tersebut,

karena apabila lingkungan telah mendukung, keluarga, tetangga, teman bahkan pacar kalau ada,

tetapi siswa itu sendiri maah bermalas-malasan dalam menuntut ilmu, maka masukan dari sudut

manapun tidak akan berdampak besar terhadap sukses atau tidaknya siswa, seperti

mengharapkan ayam gemuk dan disuruh makan, tetapi ayam tetap tidak mau makan sekalipun

telah diberi makanan bernutrisi tinggi, yang bisa membuat ayam gemuk dan sehat, tetapi

percuma saja, mau makanan semahal dan sesehat apapun tidak akan berdampak apabila tidak

dimakan oleh ayam, jadi, maka daripada itu, potensi dari diri pribadi adalah faktor yang sangat

penting dalam penentuan sukses atau tidaknya siswa dalam meraih prestasi belajar.

Maka daripada itu, kita sebagai siswa yang nantinya akan menjadi orang tua, harus bisa

memanfaatkan potensi, dukungan dan lingkungan yang kita punya, agar kita dapat meraih

prestasi yang setinggi-tingginya dan memuaskan, sehingga kita tidak akan menyesal nantinya.

2.4 Upaya Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar

Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1

mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya

pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu

membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya

peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena

muara dari berbagai program pendidikan adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang

berkualitas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa

adanya peningkatan kualitas pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya optimalisasi proses dan hasil belajar

secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas

implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sbelumnya. Upaya optimalisasi

proses dan hasil belajar memerlukan informasi hasil asesmen terhadap kualitas proses dan hasil

belajar sebelumnya.

Untuk dapat melakukan pembaharuan dalam pembelajaran, kegiatan asesmen terhadap

kualitas pembelajaran yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan

7

Page 8: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

baik. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang lebih baik, hasil asesmen program

sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai guru, hendaknya senantiasa berupaya agar siswa mencapai keberhasilan belajar

sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses belajar selalu dikaitkan

dengan hasil belajar. Artinya, proses dapat dikatakan optimal manakala hasil yang diperoleh

(sebagai akibat dari proses) sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana mengetahui apakah

proses belajar siswa sudah optimal dan bagaimana caranya agar proses belajar siswa dapat

berlangsung secara optimal adalah dua pertanyaan yang tidak mudah untuk menjawabnya.

Dengan melakukan evaluasi secara cermat, akan diketahui apakah proses belajar siswa sudah

optimal atau belum. Dari evaluasi diri tersebut, akan dapat kita identifikasi faktor penyebab

kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya-upaya optimalisasi yang dapat dilakukan

mendasarkan diri pada hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan

yang ditemukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung

keberhasilan akan ditindak lanjuti dengan upaya-upaya mengoptimalkan proses dan hasil belajar

siswa.

2.5 Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar

Optimalisasi proses dan hasil belajar mengacu pada berbagai upaya agar proses belajar dapat

berlangsung dengan baik sehingga para siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang

diharapkan. Dengan kata lain, optimalisasi proses dan hasil belajar adalah upaya memperbaiki

proses pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.

Para siswa dapat belajar dengan penuh semangat, aktif dalam belajar, berani mengemukakan

pendapatnya, mampu dan antusias dalam mengikuti pelajaran, terlibat secara aktif dalam

pemecahan masalah adalah beberapa indikasi dari proses belajar yang berlangsung secara

optimal. Demikian pula, bila siswa tuntas dalam belajarnya, terampil melakukan suatu tugas, dan

memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran tertentu; maka siswa yang demikian telah

mencapai hasil belajar yang optimal.

Pencapaian hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari proses belajar yang optimal

pula. Tentu saja, proses maupun hasil belajar yang baik akan diperoleh bilamana proses

pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Oleh karena itu, agar proses dan hasil belajar

8

Page 9: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

siswa optimal, maka mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan sampai pada

tahap penilaian haruslah dipersiapkan dan dilaksanakan secara baik pula.

Dalam praktek, betapapun baik kualitas pembelajaran yang dilakukan, selalu saja ada aspek-

aspek yang masih belum sesuai harapan. Biasanya, masih ada siswa yang proses belajarnya

masih belum optimal atau ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih belum tuntas. Oleh

karena itulah, optimalisasi proses dan hasil belajar diarahkan agar seluruh siswa dapat mencapai

keberhasilan, baik proses maupun hasil belajarnya.

Dengan kata lain, optimalisasi proses dan hasil belajar bertujuan untuk meminimalkan atau

meniadakan siswa yang tidak berhasil, baik proses maupun hasil belajarnya.

2.6 Mengidentifikasi Upaya Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar

Setelah faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan kita identifikasi, maka

kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi upaya-upaya apa saja yang dapat mengoptimalkan

proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan merancang dan

mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan dan

pendukung keberhasilan.

Semua alternatif solusi yang diajukan haruslah mengarah pada upaya menghilangkan penyebab

kegagalan dan menguatkan pendukung keberhasilan belajar siswa. Upaya menghilangkan

kegagalan dapat berupa perbaikan (remidi) atas kegagalan yang telah kita lakukan. Upaya

menguatkan pendukung keberhasilan dapat berupa pemantapan atas keberhasilan yang telah kita

capai.

Dari berbagai alternatif solusi yang telah diajukan, selanjutnya memilih alternatif mana yang

paling optimal. Alternatif solusi yang diajukan merupakan daftar upaya yang diajukan untuk

menjawab atau memperbaiki penyebab kegagalan itu. Sebagai contoh, misalkan telah

disimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab kegagalan belajar siswa adalah soal-soal pada

lembar kerja siswa (LKS) yang sulit dimengerti siswa. Atas dasar faktor itu, maka kemudian

mengajukan beberapa upaya perbaikan berupa:

a. Memperbaiki soal-soal yang sulit dipahami siswa (misalnya kalimat, salah cetak, dsb), atau

b. Menyederhanakan soal.

9

Page 10: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

Penyebab kegagalan mungkin berasal dari strategi pembelajaran yang digunakan,

perangkat pembelajaran, media, struktur tugas, atau dalam menentukan pengetahuan prasyarat.

Guru perlu memiliki beberapa alasan dan argumen bahwa alternatif yang diajukan secara logis

dapat memperbaiki kegagalan itu. Tentu guru juga memiliki alasan dan argumen bahwa alternatif

upaya optmalisasi yang diajukan mempunyai cukup peluang untuk mengkondisikan siswa lebih

aktif dalam belajar dalam kelas, sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.

Dari pilihan-pilihan tersebut di atas, selanjutnya perlu mempertimbangkan mana dari alternatif

yang ada paling memungkinkan untuk dilaksanakan. Sederet pertanyaan perlu dijawab untuk

memberikan jaminan bahwa pilihan tersebut (mungkin strategi, metode, struktur tugas, perangkat

yang diperlukan) dapat memperbaiki kegagalan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

Penyusunan tabel atau matriks faktor penyebab kegagalan, alternatif yang diajukan, dan

kemudian alternatif terpilih, beserta pertimbangan yang kita berikan nampaknya akan membantu

dalam mengidentifikasi upaya optimalisasi proses pembelajaran.

Sebagai contoh, misalkan beberapa faktor penyebab kegagalan proses dan hasil belajar

yang berhasil kita identifikasi adalah : (a) kualitas LKS rendah (tingkat keterbacaan rendah), (b)

media pembelajaran yang digunakan tidak memadai, dan (c) pengelolaan kelas kurang baik.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut kemudian mencoba memberikan

berbagai alternatif untuk memecahkan masalah (mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa).

10

Page 11: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dengan mengajukan berbagai alternatif upaya optimalisasi proses dan hasil belajar

melalui masing-masing faktor penyebab kegagalan akan membantu kita dalam memilih alternatif

mana yang kita pilih. Kesiapan siswa, kesiapan guru, kondisi lingkungan, ketersediaan media

adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan pilihan. Pilihan itulah

yang dianggap optimal untuk saat itu. Sementara itu, kehadiran guru lain sebagai teman diskusi

akan sangat membantu dalam mengotimalkan proses dan hasil belajar siswa.

Peningaktan kualitas pembelajaran membutuhkan adanya peningkatan kualitas program

pembelajaran secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Untuk meningkatkan kualitas

program pembelajaran membutuhkan informasi tentang implementasi program pembelajaran

sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan asesmen terhadap program pembelajaran

secara periodik.

B. SARAN

Untuk lebih mengoptimalkan hasil evaluasi program pembelajaran maka peran guru perlu

lebih ditingkatkan. Kalau selama ini guru hanya sebagai perancang dan pelaksana program, maka

ke depan perlu dilibatkan sebagai evaluator terhadap program pembelajaran. Dalam kegiatan

evaluasi pembelajaran guru tidak cukup hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi perlu

mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya.

11

Page 12: MAKALAH KEGAGALAN DALAM BELAJAR

DAFTAR PUSTAKA

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/jenis-jenis-belajar/

http://momoydandelion.blogspot.com/2010/12/asesmen-pembelajaran.html

http://fififakholiq.wordpress.com/2010/06/25/faktor-faktor-penunjang-kegagalan-dalam-belajar/

http://buletin-narhasem.blogspot.com/2012/03/artikel-menyikapi-kegagalan-dalam.html

12