makalah katarak

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Lensa mata yang normal adalah jernih. Bila terjadi proses katarak, lensa menjadi buram seperti kaca susu. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas. Lensa mata penderita menjadi keruh dan tak tembus cahaya sehingga cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Sebagian besar katarak terjadi akibat adanya perubahan komposisi kimia lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh. Penyebabnya dapat faktor usia, paparan sinar ultra violet dan faktor gizi. Gejala gangguan penglihatan penderita katarak tergantung dari letak kekeruhan lensa mata. Bila katarak terdapat di bagian pinggir lensa, maka penderita akan merasa adanya gangguan penglihatan. Bila kekeruhan terdapat pada bagian tengah lensa, maka tajam penglihatan akan terganggu. Gejala awal biasanya ditandai adanya penglihatan ganda, peka atau silau terhadap cahaya sehingga mata hanya merasa nyaman bila melihat pada malam hari. Dan biasanya mata mengalami perubahan tajam penglihatan sehingga sering mengganti ukuran kaca mata. Penelitian-penelitian potong-lintang mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10 % orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50 % untuk mereka yang UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 1

Upload: nesya-cindyana-musthofa

Post on 21-Jan-2016

507 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah katarak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya menjadi

keruh. Lensa mata yang normal adalah jernih. Bila terjadi proses katarak, lensa menjadi

buram seperti kaca susu. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas.

Lensa mata penderita menjadi keruh dan tak tembus cahaya sehingga cahaya sulit mencapai

retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.

Sebagian besar katarak terjadi akibat adanya perubahan komposisi kimia lensa mata

yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh. Penyebabnya dapat faktor usia, paparan sinar

ultra violet dan faktor gizi.

Gejala gangguan penglihatan penderita katarak tergantung dari letak kekeruhan lensa

mata. Bila katarak terdapat di bagian pinggir lensa, maka penderita akan merasa adanya

gangguan penglihatan. Bila kekeruhan terdapat pada bagian tengah lensa, maka tajam

penglihatan akan terganggu. Gejala awal biasanya ditandai adanya penglihatan ganda, peka

atau silau terhadap cahaya sehingga mata hanya merasa nyaman bila melihat pada malam

hari. Dan biasanya mata mengalami perubahan tajam penglihatan sehingga sering mengganti

ukuran kaca mata.

Penelitian-penelitian potong-lintang mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10

% orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50 % untuk mereka

yang berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70 % untuk mereka yang berusia

lebih dari 75 tahun. Untuk katarak kongenital sendiri, dari hasil penelitian yang dilakukan di

Inggris pada tahun 1995-1996, didapatkan hasil bahwa insidensi dari katarak kongenital dan

infantil tertinggi pada tahun pertama kehidupan, yaitu 2,49 per 10.000 anak.Insidensi

kumulatif selama 5 tahun adalah 3,18 per 10.000 , meningkat menjadi 3,46 per 10.000 dalam

waktu 15 tahun. Insidensi katarak bilateral lebih tinggi jika dibandingkan yang unilateral,

akan tetapi juga didapatkan bahwa insidensi ini tidak diperbedakan oleh jenis kelamin dan

tempat. ¹

Katarak harus diangkat sesegera mungkin agar fungsi penglihatan bisa berkembang

secara normal.katarak dibuang melalui pembedahan, yang diikuti dengan pemasangan lensa

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 1

Page 2: makalah katarak

intraokuler. Jika penyebabnya diketahui, maka dilakukan pengobatan terhadap penyebab

terjadinya katarak kongenital.

1.2 Batasan masalah

Refrat ini membahas definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis dan

penatalaksanaan pada katarak.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan refrat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai definisi,

etiologi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan pada katarak.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dipakai adalah tinjauan kepustakaan dengan merujuk kepada beberapa

literatur berupa buku teks, jurnal dan makalah ilmiah.¹

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 2

Page 3: makalah katarak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Lensa

a. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan transparan. Tebal

sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula ( zonula

Zinnii) yang menghubungkan dengan korpus siliare. Disebelah anterior lensa terdapat humos

aquos dan disebelah posterior terdapat viterus.Kapsul lensa adalah suatu membran

semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel

subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya

usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi

kurang elastic. Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali

mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa dari

pada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk

teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa. ²

Gambar 1. Anatomi Lensa ³

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 3

Page 4: makalah katarak

Anatomi Lensa ³

b. Fisiologi Lensa

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat

zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya

refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula

berkurang.Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis

diiringi oleh peningkatan daya biasnya. ³

Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk

memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan

usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. Selain itu juga terdapat fungsi

refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik

kuning, lensa menyumbang +18.0- Dioptri. ³

c. Metabolisme Lensa Normal

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 4

Page 5: makalah katarak

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan

kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian

anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior

lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion

Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar

melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam

oleh Ca-ATPase. 4

Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP

shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas

glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang merubah

glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol

dehidrogenase. 

d. Embriologi Lensa

Mata berasal dari tonjolan otak (optic vesicle). Lensanya berasal dari ektoderm

permukaan pada tempat lensplate, yang kemudian mengalami invaginasi dan melepaskan diri

dari ektoderm permukaan membentuk vesikel lensa dan bebas terletak di dalam batas-batas

dari optic cup. Segera setelah vesikel lensa terlepas dari ektoderm permukaan, maka sel-sel

bagian posterior memanjang dan menutupi bagian yang kososng. Pada stadium ini, kapsul

hialin dikeluarkan oleh sel-sel lensa. Serat-serat sekunder memanjangkan diri, dari daerah

ekuator dan tumbuh ke depan di bawah epitel subkapsuler, yang hanya selapis dan ke

belakang di bawah kapsula lentis. Serat-serat ini saling bertemu dan membentuk sutura lentis,

yang berbentuk huruf Y yang tegak di anterior dan Y yang terbalik di posterior. 

Pembentukan lensa selesai pada usia 7 bulan penghidupan foetal. Inilah yang membentuk

substansi lensa, yang terdiri dari korteks dan nukleus. Pertumbuhan dan proliferasi dari serat-

serat sekunder berlangsung terus selama hidup tetapi lebih lambat, karenanya lensa menjadi

bertambah besar lambat-lambat. Kemudian terjadi kompresi dari serat-serat tersebut dengan

disusul oleh proses sklerosis. 4

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 5

Page 6: makalah katarak

 

2.2. Definisi Katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract dan Latin cataracta

yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti

tertutup air tejun. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-

duanya.Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak

mengalami perubahan dalam waktu yang lama. 4

2. 3 Klasifikasi

Katarak diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter, seperti usia, saat munculan

dan tempat terjadinya. Klasifikasi tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Klasifikasi katarak berdasarkan usia:

1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun.

2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.

3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun.

Klasifikasi katarak berdasarkan saat munculan :

1. Katarak yang didapat (99% dari keseluruhan kasus katarak), terbagi lagi menjadi :

a. Katarak Senilis ( > 90 % katarak), berkaitan dengan penyakit sistemik, yakni

diabetes mellitus, galaktosemia, insufisiensi ginjal, mannosidosis, penyakit Fabry,

sindrom Lowe, penyakit Wilson, distrofi miotonik, tetani, dan penyakit kulit.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 6

Page 7: makalah katarak

b. Katarak sekunder dan komplikata, yakni katarak dengan heterokromia, iridosiklitis

kronik, vaskulitis retinal, dan retinitis pigmentosa.

c. Katarak post-operatif, paling sering terjadi pada kasus vitrektomi dan tamponade

silikon retina, dan operasi filter

d. Katarak traumatik, karena kontusi atau perforasi, radiasi infra merah, sengatan

listrik, radiasi ion.

e. Katarak toksik, yakni katarak diinduksi kortikosteroid (paling sering), dank arena

obat lain seperti klorpromazin, agen miotik, atau busulfan. 3,4

2. Katarak Kongenital (kurang dari 1 % kasus katarak), terdiri dari :

a. Katarak herediter, dapat autosomal dominan, autosomal resesif, sporadik, atau terikat

kromosom X

b. Katarak yang disebabkan oleh kerusakan saat masa embrionik dini (via

transplasental), karena infeksi rubella (40-60%), mumps (10-22%), hepatitis (16%),

dan toksoplasmosis (5%). 3

Katarak berdasarkan lokasinya terdiri dari:

1. Katarak nuklear, insidennya 30 % dari keseluruhan kasus katarak senilis

Gambar Katarak nuclear

2. Katarak subkapsular, lokasinya di anterior dan posterior, dengan insidennya 50 % dari

keseluruhan kasus katarak senilis.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 7

Page 8: makalah katarak

Gambar Katarak subkapsular anterior dan posterior

Gambar Katarak subkapsular posterior yang disebabkan oleh pemakaian prednison

3. Kortikal dengan insidennya 20 % dari keseluruhan kasus katarak senilis

Gambar Katarak Kortikal

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 8

Page 9: makalah katarak

2 .4 KATARAK SENILIS

2.4.1 Definisi

Katarak yang terjadi akibat proses penuaan dan bertambahnya umur disebut katarak

senilis. Katarak senilis adalah kekeruhan lensa baik di korteks, nuklearis tanpa diketahui

penyebabnya dengan jelas, dan muncul mulai usia 40 tahun.

Katarak senelis

2.4.2 Epidemiologi

Katarak senilis terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Insidensi katarak di

dunia mencapai 5-10 juta kasus baru tiap tahunnya. Di Afrika katarak senile merupakan

penyebab utama kebutaan. Katarak senilis sangat sering ditemukan pada manusia, bahkan

dapat dikatakan sebagai suatu hal yang dapat dipastikan timbulnya dengan bertambahnya usia

penderita. Horlacher mendapatkan bahwa 65% dari seluruh individu antara usia 51-60 tahun

menderita katarak, sedangkan Barth menemukan bahwa 96% dari individu di atas usia 60

tahun mempunyai kekeruhan lensa yang dapat terlihat jelas pada pemeriksaan slitlamp. Di

negara berkembang katarak merupakan 50-70% dari seluruh penyebab kebutaan, selain

kasusnya banyak dan munculnya lebih awal. Di Indonesia tahun 1991 didapatkan prevalensi

kebutaan 1,2% dengan kebutaan katarak sebesar 0,67%, dan tahun 1996 angka kebutaan

meningkat 1,47%. 4,5

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 9

Page 10: makalah katarak

2.4.3 Etiologi dan Patofisiologi

Sejalan dengan usia, lensa bertambah berat, padat dan daya akomodasinya menurun.

Dengan terbentuknya lapisan baru dari serat kortikal nucleus lensa menjadi terkompresi dan

memadat (nuclear sklerosis). Modifikasi kimia dan proteolisis dari kristalin(protein lensa)

menghasilkan formasi agregat protein berat molekul besar. Agregat ini cukup besar untuk

menyebabkan terjadinya fluktuasi mendadak dalam indeks refraktif lokal lensa sehingga

menghamburkan cahaya dan menurunkan transparansi.

Modifikasi kimia dari protein nuclear lensa juga meningkatkan pigmentasi, seperti

lensa menjadi kuning atau kecoklatan sejalan dengan pertambahan usia. Hubungan dengan

usia lainnya adalah menurunnya konsentrasi dari glutation dan kalium dan meningkatnya

konsentrasi natrium dan kalsium dalam sitoplasma sel lensa. Penyebab paling sering

gangguan penglihatan pada orang tua adalah katarak senilis, patogenesisnya multifaktorial

dan belum sepenuhnya dimengerti. 6

Faktor resiko terjadinya katarak senilis adalah :

1. Herediter

Herediter memiliki peran yang perlu dipertimbangkan, usia mulai timbulnya katarak

berbeda pada keluarga yang berbeda.

2. Paparan Ultraviolet

Berdasarkan studi epidemiologi, paparan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan

timbulnya katarak pada usia yang lebih awal dan maturasi yang lebih cepat pada katarak

senilis.

3. Faktor diet

Defisiensi zat makanan berupa protein tertentu, asam amino, vitamin (riboflavin, vit E,

Vit C) dan elemen-elemen esensial berperan dalam terjadinya dan matangnya katarak

pada usia yang lebih awal.

4. Krisis dehidrasi

Ditemukan juga hubungan cepatnya usia kemunculan dan kematangan katarak dengan

krisis dehirasi yang terjadi pada seorang individu (seperti: diare, kolera, dan lain-lain)

5. Merokok

Merokok telah dilaporkan memeiliki beberapa efek terhadap usia munculnya katarak.

Rokok menyebabkan akumulasi dari pigmen molekul -3 hydroxykynurinine dan

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 10

Page 11: makalah katarak

chompores yang menyebabkan kekuningan. Sianat pada rokok meyebabkan

carbamylation dan denaturasi protein. 5,6

Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2005) sebagai berikut:

Teori putaran biologik (“A biologic clock”).

- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.

- Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang

mengakibatkan kerusakan sel.

- Teori mutasi spontan.

- Teori ”A free radical”

Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.

Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.

Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E

- Teori “A Cross-link”.

Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein

sehingga mengganggu fungsi. 6

Perubahan lensa pada usia lanjut :

1. Kapsul

- Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)

- Mulai presbiopia

- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur

- Terlihat bahan granular

2. Epitel → makin tipis

- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

- Bengkak dan fakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa:

- Lebih iregular

- Pada korteks jelas kerusakan serat sel

- Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus

(histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna coklet protein

lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 11

Page 12: makalah katarak

- Korteks tidak berwarna karena:

· Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi.

· Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.

Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya mulai terjadi

pada usia lebih dari 60 tahun. 6

2.4.4 Klasifikasi Katarak Senilis

Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak senilis, yaitu : katarak nuklear,

kortikal dan subkapsularis posterior.

1. Katarak Nuklear

Beberapa tingkat sklerosis nuclear dan kekuningan pada lensa adalah normal pada pasien

dewasa yang telah melewati usia pertengahan. Secara umum, kondisi ini hanya

mempengaruhi fungsi visual secara minimal. Penghamburan cahaya dan kekuningan

yang parah disebut sebagai katarak nuklear, yang menyebabkan opasiti sentral. Nukleus

cenderung menjadi gelap dan keras (sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning

sampai coklat. Biasanya mulai timbul sekitar usia 60-70 tahun dan progresivitasnya

lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Meskipun biasanya

bilateral, namun biasanya asimetris. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada

pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik

yang disebut juga sebagai second sight., sulit menyetir pada malam hari. Perubahan

kekuningan dan kecoklatan yang progresif pada lensa menyebabkan diskriminasi warna

yang buruk, khususnya terhadap spectrum warna biru sehingga penderita mengalami

kesulitan membedakan warna, terutama warna biru dan ungu.

Katarak Nuklear

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 12

Page 13: makalah katarak

2. Katarak Kortikal

Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai

timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat. Katarak kortikal biasanya

bilateral tetapi sering asimetris. Terdapat wedge-shape opacities/cortical spokes atau

gambaran seperti ruji. Banyak pada penderita DM.Keluhan yang biasa terjadi yaitu

penglihatan jauh dan dekat terganggu, penglihatan merasa silau.

3. Katarak Subkapsular Posterior atau Kupuliformis

Bentuk ini terletak pada bagian belakang dari kapsul lensa. Katarak subkapsularis

posterior lebih sering pada kelompok usia lebih muda daripada katarak kortikal dan

katarak nuklear. Biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya

cepat. Pada keadaan awal, katarak subkapsular posterior adalah salah satu dari tipe utama

katarak yang berhubungan dengan penuaan. Bagaimanapun, ini bisa juga terjadi sebagai

akibat dari trauma, penggunaan kortikosteroid jangka panjang (sistemik, topical, atau

intraokuler), inflamasi, paparan radiasi ion, dan alkholisme. Katarak ini menyebabkan

kesulitan membaca, silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang. 7

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 13

Page 14: makalah katarak

Katarak senilis secara klinik dikenal dalam empat stadium yaitu insipien, imatur,

matur dan hipermatur :

1. Katarak Insipien

Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju

korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Pada

katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah

terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada

katarak insipien.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak

sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

Pada stadium ini kekeruhan lensa tidak teratur,tampak seperti bercak-bercak yang

membentuk geligi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan ini pada

awal nya hanya tampak jika pupil dilebarkan.

2. Katarak Imatur

Pada katarak senilis stadium imatur sebagian lensa keruh atau katarak yang belum

mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Jika mengambil air lensa akan

menjadi intumesen. Pada katarak intumesen terjadi kekeruhan lensa disertai pembengkakan

lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar

yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan

normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak

intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 14

Page 15: makalah katarak

lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan

daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp

terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

Katarak imatur

3. Katarak Matur

Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa.

Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada

ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan

mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal

kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris

negatif.

KATARAK MATUR

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 15

Page 16: makalah katarak

4. Katarak Hipermatur

Pada katarak stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras

atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga

lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata

dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga

hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai

dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka

korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang

terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak

Morgagni. 6,7

Katarak Hipermatur

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 16

Page 17: makalah katarak

Tabel Perbedaan Stadium Katarak

2.4.5 Manifestasi Klinis

Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan

atau tahun merupakan gejala utama dari katarak. Beberapa orang hanya merasakan

penglihatan redup pada satu mata. Dapat saja keluhan ini seakan-akan melihat melalui film

(tabir) yang menutupi mata, keluhan berupa silau ditempat terang, atau penglihatan kurang

bila mengendarai kendaraan menghadapi sinar yang datang dimalam hari. Mata tidak

merasakan sakit, gatal, atau merah sedikitpun.

Secara umum dapat digambarkan gejala katarak adalah sebagai berikut :

a. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.

b. Perubahan daya lihat warna.

c. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata.

d. Lampu dan matahari sangat mengganggu.

e. Sering minta ganti resep kaca mata.

f. Melihat ganda

g. Bias melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetrop). 7

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 17

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata

depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudopsitif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

Page 18: makalah katarak

2.4.6 Tanda dan gejala

Katarak didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

yang lengkap. Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:

1. Pandangan kabur

Kekeruhan lensa mengakibatkan penurunan penglihatan yang progresif atau berangsur-

angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajun dengan pin hole.

2. Penglihatan silau

Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana tingkat

kesilauan berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun dengan latar

belakang yang terang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasa silau

terhadap lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber cahaya lain yang mirip pada

malam hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak kortikal.

3. Sensitifitas terhadap kontras

Sensitifits terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui

perbedaan perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna, penerangan dan

tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai optic dan uji ini diketahui

lebih bagus dari pada menggunakan bagan snellen untuk mengetahui kepastian fungsi

penglihatan, namun uji ini bukanlah indicator spesifik hilangnya penglihatan yang

disebabkan oleh adanya katarak.

4. Miopisasi

Perkembangan katarak ada awalnya dapa meningkatkan kekuatan dioprtri lensa, biasanya

menyebabkan derajat myopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan pasien

presbiopia pada kaca mata bacanya akan berkurang karena pasien ini mengalami

penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan memburuknya

kualitas lensa rasa nyaman ini berlangsung menghilang dan diikuti dengan terjadinya

katarak sklerotik nuclear. Perkembangan miopisasi yang asimetris pada kedua mata akan

menyebabkan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi dan cendrung diatasi dengan

ektraksi katarak.

5. Variasi diurnal penglihatan

Pada katarak sentral kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatan menurun ada

siang hari atau pada keadaan terang dan membaik pada senja hari, sebaliknya penderita

katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan penglihatan lebih baik pada sinar

terang dibanding pada sinar redup.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 18

Page 19: makalah katarak

6. Distorsi

Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi tampak tumpul atau

bergelombang.

7. Halo

Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihat disekeliling

sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita glukoma.

8. Diplopia monokuler

Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lensa yang

keruh, menimbulkan diplopia monokuler, yang dibedakan dengan diplopia binokuler

dengan cover test dan pin hole.

9. Perubahan persepsi warna

Perubahan inti nucleus menjadi kekuningan menyebabkan perubahan persepsi warna

yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau kecoklatan dibanding warna

sebenarnya.

10. Bintik hitam

Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak pada

lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreus yang

sering bergerak-gerak. 7,8

2.4.7 Pemeriksaan fisik

1. Penurunan ketajaman penglihatan

Katarak seringkali berkaitan dengan terjadinya penurunan ketajaman penglihatan,

baik untuk melihat jauh maupun dekat. Ketajaman penglihatan dekat lebih sering menurun

jika dibandingkan dengan ketajaman penglihatan jauh, hal ini mungkin disebabkan adanya

daya kontriksi pupil yang kuat. Penglihatan menurun tergantung pada derajat katarak.

Katarak imatur dari sekitar 6/9 sampai 1/60, pada katarak matur hanya 1/300 sampai 1/~.

2. Miopisasi

Perkembangan katarak pada awalnya di dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa,

biasanya menyebabkan derajat myopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan pasien

presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini mengalami penglihatan

kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan memburuknya kualitas lensa, rasa

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 19

Page 20: makalah katarak

nyaman ini berangsur menghilang dan diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuclear.

Perkembangan miopisasi yang asimetris pada kedua mata akan menyebabkan anisometropia

yang tidak dapat dikoreksi lagi, dan cendrung diatasi dengan ekstraksi katarak. 7

2.4.8 Diagnosis

Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium diminta sebagai bagian dari proses screening pra operasi untuk

mendeteksi penyakit yang menyertai, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit

jantung. Penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif.

Dengan demikian deteksi dini harus dilakukan sebelum operasi.

Pemeriksaan pencitraan pada mata seperti USG, CT SCAN, dan MRI diperlukan jika

dicurigai terdapat kelainan pada bagian posterior dan penglihatan yang kabur akibat katarak.

Hal ini bermanfaat dalam pengelolaan pembedahan dan untuk memberikan prognosis

pemulihan penglihatan pasien pasca operasi.

Stadium katarak senilis ditentukan berdasarkan ketajaman penglihatan pasien. Pasien

yang visusnya kurang dari 20/200 dikatakan menderita katarak matur. Jika lebih dari 20/200,

kataraknya dikatakan imatur. Katarak insipien ditemukan pada pasien masih bisa membaca

pada 20/20 , akan tetapi kejernihan dari lensa dapat diperiksa dengan slit lamp.

Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva, kornea,

iris, pupil, dan COA dalam keadaan normal. Pada lensa pasien katarak, didapatkan lensa

keruh. Selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada

penyakit katarak senilis. 7

2.4.9 Diagnosis Banding

1. Katarak traumatik : Harus setelah mengalami trauma. Kontusi pada bola mata tanpa

perforasi dapat menyebabkan katarak dan timbul beberapa hari/minggu satelah kontusio

2. Uveitis Kronik : Merupakan radang uvea yang mengenai hanya bagian depan jaringan

uvea atau selaput pelangi dengan gejala mata merah nyeri tekan disertai spasme iris,

fotofobia dan lakrimas bila terkena sinar kuat, visus menurun, kornea edem,dalam BMD

terdapat penimbunaan protein, fibrin, dan sel radang yang memberikan gambaran flare,

iris edem, pupil,miosis dan reflek pupil lemah.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 20

Page 21: makalah katarak

2.4.10 Manajemen dan Penatalaksanaan Katarak Senilis

Manajemen katarak

Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok.

1. Indikasi optik

Merupakan indikasi terbanyak dari pembedahan katarak. Jika penurunan tajam

penglihatan pasien telah menurun hingga menggangu kegiatan sehari-hari maka operasi

katarak bisa dilakukan

2. Indikasi medis

Pada beberapa keadaan dibawah ini, katarak perlu dioperasi segera bahkan jika prognosis

kembalinya penglihatan kurang baik:

katarak hipermatur

Glaukoma sekunder

Uveitis sekunder

dislokasi lensa

Benda asing intra – lentikuler

Retinopati diabetic

ablasio retina.

3. Indikasi Kosmetik

Jika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus opticus, namun

kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima, misalnya pada pasien muda,

maka operasi katarak dapat dilakukan hanya untuk membuan puil tampak hitam

meskipun penglihatan tidak akan kembali. 6,7

Penatalaksanaan Teknik Pembedahaan

Katarak senilis hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala

katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan

mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang

keruh.

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari

bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno

hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 21

Page 22: makalah katarak

digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada

integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi

(ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara

umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu

ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi. 8

1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh

lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata

melalui insisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya

pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak

sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.ICCE tidak

boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih

mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini

astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.

2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan kortek

lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak

muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior,

perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah

glukoma, mata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata

sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,

mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada

saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat

timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 22

Page 23: makalah katarak

ICCE ECCE

Pengangkatan lensa Lensa diangkat in toto Neukleus Lensa diangkat dari kapsul

Kapsula posterior dan zonula zinii

Diangkat Utuh

Insisi Lebih Besar ( 10 Mm ) Lebih kecil

Iridektomi perifer Dilakukan Tidak dilakukan

Waktu operasi Lebih Lama Lebih Cepat

Lokasi IOL Anterior Chamber Posterior Chamber

Keahlian Teknih lebih mudah Teknik lebih sulit

Komplikas yang muncul

Prolaps Vitreus, chystoid macular edema, endhopthalmitis, aphalic glukoma

Katarak Sekunder

Biaya Lebih Murah Lebih Mahal

Kompilkasi yang dapat di hilangkan

Katarak sekunder Komplikasi pada ICCE

Indikasi Dislokasi lensa, subluksasi lensa, Chronic lens induced uveitis,Intra-lenticular, foreign bodies.

Dapat untuk semua jenis katarak kecuali dengan kontraindikasi

Kontra indikasi Pasien muda ( < 35 tahun ) yang vitreus dan lensa nya masih memiliki penempelan yang kuat

Dislokasi lensa, subluksasi lensa

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.

Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran

ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO

akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra

Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil

maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan

pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini

bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik

ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil

agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering

digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti

itu. 8

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 23

Page 24: makalah katarak

4. SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat

sembuh dan murah.

5. YAG Laser

Melubangi kapsul posterior sehingga terdapat lubang. Prosedur ini kerjanya cepat dan

tidak sakit. Indikasi: Opasifikasi kapsul posterior pada katarak sekunder, Perifer

Iridotomy pada penderita glaukoma sudut tertutup akut, pan retinal photocoagulation

pada penderita diabetic retinopathy. 8

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 24

Page 25: makalah katarak

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan

lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:

a. Kacamata afakia yang tebal lensanya

b. Lensa kontak

c. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat

pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.

Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi dihitung

sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.

Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh.

Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode

phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan

kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh.

Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi

sedang dalam tahap pengembangan. 8

Perawatan pasca bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih

pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak

dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar

satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 25

Page 26: makalah katarak

beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari

pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung

seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya

pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata

permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

1. Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka

diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul beberapa jam setelah

hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.

2. Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu

diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak

sempurna.

3. Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk mengurangi

reaksi radang akibat tindakan bedah.

4. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah. 7,8

Hal yang boleh dilakukan antara lain :

1. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan

2. Melakukan pekerjaan yang tidak berat

3. Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas.

Hal yang tidak boleh dilakukan antara lain :

1. Jangan menggosok mata

2. Jangan menggendong yang berat

3. Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya

4. Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar

5. Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

Komplikasi Pembedahan

1. Komplikasi Intra Operatif

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi

suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka

serta retinal light toxicity.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 26

Page 27: makalah katarak

2. Komplikasi dini pasca operatif

a. COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang

keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma

dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan

daerah sentral yang bersih paling sering)

b. Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus

c. Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat

yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak

sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

d. Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi.

3. Komplikasi lambat pasca operatif

a. Ablasio retina

b. Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang

terperangkap dalam kantong kapsuler

c. Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi lensa

intraokuler, jarang terjadi. 8

Rehabilitasi Visual Pasca Operasi Katarak

Pengangkatan lensa pada operasi katarak menimbulkan afakia, yang menyebabkan :

1. Hipermetropia tinggi

2. Astigmatisma

3. Hilangnya daya akomodasi

4. Berkurang nya persepsi warna

Karena itu diperlukan rehabilitasi visual pasca operasi, dengan menggunakan beberapa alat

bantu, yaitu :

1. IOL

Merupakan metode terbaik untuk mengatasi afakia. IOL yang tersedia saat ini aman,

tidak mahal dan memiliki kualitas optik yang baik. ImplantasiIOL dapat dilakukan setelah

pengangkatan lensa pada saat operasi. Meskipun memiliki banyak keuntungan, IOL tidak

dapat mengatasi masalah hilangnya daya akomodasi yang terjadi pasca operasi, dan pasien

tetap harus menggunakan alat bantu saat melihat dekat /membaca.

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 27

Page 28: makalah katarak

  2. Kacamata

Koreksi refraksi dengan menggunakan kacamata digunakan kekuatansebesar +10D .

Tingginya kekuatan lensa merupakan suatu masalah bagi fisik dan optik. Dan masalahnya

akan semakin berat bila mata yang afakia unilateral (mata yang lain normal). Masalah yang

biasa timbul akibat pemakaian kacamata antara lain :

Masalah fisik Kacamata yang berat dan tebal akan terasa tidak nyaman saat dipakai. IOL

tidak menimbulkan masalah ini

Diplopia

Roving Sign Scotoma

Jack in the box phenomenon. Keadaan ini membuat lapang pandang perifer terganggu

Pin Cushion Effect Objek terlihat tertarik ke sudut, pada tepi objek yang dilihat terlihat

lebih besar.

Aberasi Spheris Objek yang dilihat akan tampak tidak fokus.

Aberasi kromatisDifraksi saat melihat cahaya, dan saat melihat objek warna putih akan

terlihat warna pelangi.

Masalah ini dapat diatasi dengan membuat beberapa modifikasi pada lensa seperti:

Aspherical lenses

High index lenses

Lenticular lenses

3. Lensa kontak 

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 28

Page 29: makalah katarak

Kekuatan yang dimiliki lensa kontak adalah +12 D. Dapat mengatasi masalah afakia

unilateral (yang tidak menggunakan IOL). Tetapi untuk  pasien berusia lanjut kurang efektif. 7

2.4.11 Komplikasi katarak senilis

Yang tersering adalah glaucoma yang terjadi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik.

1. Fakolitik

Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka subtansi lensa akan keluar yang akan

menumpuk disudut kamera okuli anterior terutuma bagian kapsul lensa.

Dengan keluarnya subtansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpu

pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi mereabsorbsi subtansi lensa

tersebut.

tumpukan akan menutu sudut kamera okuli anterior sehingga timbul glukoma.

2. Fakotopik

Berdasarkan posisi lensa

Oleh karena proses intumesensi, iris terdorong kedepan sudut kamera okuli anterior

menjadi sempit sehingga aliran humor aquos tidak lancar sedangkan produksi berjalan

terus, akibatnya tekanan intra okuler akan meningkat dan timbul glukoma.

3. Fakotoksik

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata sendiri

(autotoksik)

Terjadi reaksi antigen antibody sehingga timbul uveitis, yang kemudian akan menjadi

glaucoma. 8

2.4.12 Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak senilis dilakukan penanganan yang tepat

sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat

yang tepat maka prognosis pada katarak umumnya baik.

2.4.13 Pencegahan

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 29

Page 30: makalah katarak

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah

oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang

memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap

sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya. Pemberian intake

antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat. 8

BAB III

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 30

Page 31: makalah katarak

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak

mengalami perubahan dalam waktu yang lama.2

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat

kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Berbagai macam penyakit

mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa.

Katarak juga dapat berhubungan dengan penyakit vascular lanilla.

Berdasarkan usia dapat diklasifikasikan dalam : Katarak kongenital , Katarak yang

sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia

1 tahun, dan Katarak senilis katarak setelah usia 50 tahun

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,yaitu

usia diatas 50 tahun. Penyebab terjadinya katarak senilis ialah karena proses degeneratif.

Selain itu katarak senilis juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya penyakit

metabolisme, trauma serta paparan sinar ultraviolet. Katarak senilis secara klinis dikenal

dalam empat stadium, yaitu stadium insipien, imatur, matur dan hipermatur.

Gejala umum gangguan katarak meliputi penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut

menghalangi objek, peka terhadap sinar atau cahaya, dapat terjadi penglihatan ganda pada

satu mata memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca, lensa mata berubah

menjadi buram seperti kaca susu. Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk

menentukan kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Tajam

penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita. Apabila dibiarkan katarak akan

menimbulkan gangguan penglihatan dan komplikasi seperti glaukoma, uveitis dan kerusakan

retina. Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah

disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang

memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhatap

sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan sebagainya.

Gambaran umum gejala katarak yang lain, seperti: Berkabut, berasap, penglihatan

tertutup film, perubahan daya lihat warna, gangguan mengendarai kendaraan malam hari,

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 31

Page 32: makalah katarak

lampu besar sangat menyilaukan mata, lampu dan matahari sangat mengganggu, sering

meminta ganti resep kaca mata, melihat ganda, baik melihat dekat pada pasien rabun dekat

(hipermetropia), gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata ini.

Pada pemeriksaan klinis, ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui senter

tangan, kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya saat pupil berdilatasi. Dengan

penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan

mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow).

Pemberian intake antioksidan (seperti asam vitamin A, C dan E) secara teori

bermanfaat. Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat

sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat

yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

Penatalaksanaan pada katarak adalah tindakan pembedahan. Pengobatan yang

diberikan biasanya hanya memperlambat proses, tetapi tidak menghentikan proses degenerasi

lensa. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk menghambat proses katarak adalah

vitamin dosis tinggi, kalsium sistein, iodium tetes.

Prognosis penglihatan pasien katarak anak – anak yang memerlukan pembedahan

tidak sebaik prognosis pasien katarak terkait usia.

DAFTAR PUSTAKA

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 32

Page 33: makalah katarak

1. American Academy of Ophtalmology. 2008-2009. Lens and Cataract. San

Fransisco:AAO

2. Liesegang TJ, Deutsch TA, Grand MG. 2001. “Surgery of Cataract” in Lens and

Cataract. Section 11. USA. The Foundation of The American Academy of

Ophthalmology.96-99.

3. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika,

2000.

4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2005.

5. http://www.medicastore.com/ :  Katarak kongenital.

6. Wijana,  Nana S.D,  Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, Penerbit Abadi Tegal,

Jakarta, 1993 : 190-196.

7. Bashour M. Cataract Congenital. Diakses dari

www.emedicine.Com/oph/TopicCataractCongenital . 2006.

8. American Academy of Opthalmology . Pediatric and Strabismus, Basic and Clinical

Science Course, Section 6. The Foundation of The AAO . San Francisco. 2004 : 21-

32, 96-37, 153-154 , 282

UPT.Kesehatan Indera Mata Masyarakat (BKIM) Prov SUMUT Page 33