makalah katarak

29
1 MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM SENSORI PERSEPSI (KATARAK) Oleh : 1. AGUSTININGSIH (150012002) 2. AULIA TRIA AYU ASMARA (150012009) 3. FRANDY PRATAMA (150012015) PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2013-2014

Upload: auliaraafi

Post on 17-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Universitas NU Surabaya

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    1/29

    1

    MAKALAH

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM

    SENSORI PERSEPSI

    (KATARAK)

    Oleh :

    1. AGUSTININGSIH (150012002)2. AULIA TRIA AYU ASMARA (150012009)3. FRANDY PRATAMA (150012015)

    PRODI D3 KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

    2013-2014

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    2/29

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan

    makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Katarak sebagai salah satu

    tugas dari mata kuliah Sistem Sensori Persepsi D-3 Keperawatan Universitas

    Nahdlatul Ulama Surabaya.

    Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dariberbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam

    kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Chilyatiz Zahroh, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai fasilitator dari topicini

    2. Diah Windiasari, SKM, M.Kes sebagai dosen PJMK3. Ns. Siti Nurjanah, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan4. Dst.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas penyelesaian makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini memerlukan koreksi terutama dari dosen

    fasilitator, juga pihak lain agar makalah ini lebih baik lagi.

    Surabaya, 27 November 2013

    Penulis

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    3/29

    3

    DAFTAR ISI

    Cover .............................. i

    Kata Pengantar .............................. ii

    Daftar Isi ...................................................... iii

    BAB I PEMBAHASAN

    A. Definisi ........................................................................................................ 1B. Etiologi ............................................................................. 1C. Klasifikasi ................................................................................................... 2D. Manifestasi klinis ........................................................................................ 3E. Pemeriksaan diagnostik ................................................................................ 5F. Komplikasi ................................................................................................... 5G. Penatalaksanaan ........................................................................................... 6H. Asuhan Keperawatan .................................................................................. 9

    a. Pengkajian ............................................................................................ 9b. Diagnosa keperawatan .......................................................................... 13

    BAB II MASALAH KEPERAWATAN

    A. Pathway ........................................................................................................ 14BAB III RENCANA KEPERAWATAN

    A. Intervensi keperawatan ................................................................................ 15BAB IV IMPLEMENTASI, EVALUASI, DOKUMENTASI

    A. Implementasi ................................................................................................ 25B. Evaluasi ........................................................................................................ 25C. Dokumentasi ................................................................................................ 25DAFTAR PUSTAKA

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    4/29

    4

    BAB 1

    PEMBAHASAN

    A. DEFINISI

    Katarak berasal dari bahasa Yunani kataarrhakies yang berarti air

    terjun. Dalam bahasa Indonesia, katarak disebut bular, yaitu penglihatan seperti

    tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

    Katarak adalah gangguan penglihatan yang terjadi akibat mengeruhnya

    lensa mata atau kekeruhan lensa mata/kapsul lensa yang mengubah gambaran

    yang diproyeksikan pada retina.

    Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara

    bertahap (Springhouse Co). Derajad disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak

    dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman. Intervensi diindikasikan jika

    visus menurun sampai batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan

    atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya

    mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara independen

    kecuali, katarak traumatik biasanya unilateral dan katarak kongenital biasanya

    stasioner.

    B. ETIOLOGI

    Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :

    1. Fisik2. Kimia3. Penyakit predisposisi4. Genetik dan gangguan perkembangan5. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin6. Usia

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    5/29

    5

    C. KLASIFIKASI

    Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

    Berdasarkan usia pasien, katarak dapat dibagi dalam :1. Katarak Kongenital

    yaitu katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.

    2. Katarak Juvenil

    yaitu katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun.

    3. Katarak presenil

    yaitu katarak yang terjadi sesudah usia 30-40 tahun.

    4. Katarak senile

    yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun

    Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :1.Katarak Traumatika

    Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul

    maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu

    mata (katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena

    radiasi sinar X, radioaktif, dan benda asing.

    2.Katarak Toksika

    Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan

    kimia tertentu. Selain itu, katarak ini dapat juga terjadi karena

    penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.

    3. Katarak Komplikata

    Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus,

    hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti glaukoma dan

    miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya.

    Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :1.Katarak Insipien

    Merupakan stadium awal katarak, yaitu kekeruhan lensa masih

    berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Klien mengeluh

    gangguan penglihatan seperti melihat ganda pada penglihatan satu

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    6/29

    6

    mata. Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan

    sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman normal. Iris dalam

    posisi biasa disertai kekeruhan ringan pada lensa. Belum terjadi

    gangguan tajam penglihatan.

    2.Katatar Imatur

    Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,

    menyebabkan terjadinya miopi, dan iris terdorong ke depan serta bilik

    mata depan menjadi dangkal. Sudut bilik mata depan dapat tertutup

    sehingga mungkin timbul glaukoma sekunder.

    3.Katarak Matur

    Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi

    kekeruhan lensa . Tekanan cairan dalam lensa sudah dalam keadaan

    seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan normal

    kembali. Tajam penglihatan sudah menurun dan hanya tinggal proyeksi

    sinar positif.

    4.Katarak Hipermatur

    Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks

    lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam korteks

    lensa. Pada stadium ini, dapat juga terjadi degenerasi kapsul lensa

    sehingga bahan lensa maupun korteks lensa yang cair dapat masuk

    kedalam bilik mata depan. Bahan lensa dapat menutup jalan keluar

    cairan bilik mata depan sehinnga timbul glaukoma fakolitik.

    D. MANIFESTASI KLINIS

    Keluhan yang timbul adalah penurunan tajam penglihatan secara progresif

    dan penglihatan seperti berasap. Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui

    pupil yang telah berdilatasi dengan oftalmoskop, slit lamp atau shadow

    test. Setelah katarak bertambah matang maka retina menjadi semakin sulit

    dilihat sampai akhirnya reflex fundus tidak ada dan pupil berwarna putih.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    7/29

    7

    Kekeruhan lensa bersifat massif

    Cairan lensa berkurang Iris tremulans Bilik mata depan dalam Sudut bilik mata terbuka Shadow test preudopos

    (Menurut, Ilyas Sidarta,2002;213)

    Pada katarak senile dikenal 4 stadium, yaitu insipient, imatur, matur danhipermatur. Pada stadium insipient dapat terjadi perbaikan penglihatan dekat

    akibat peningkatan indeks refraksi lensa.

    Stadium pada katarak senile

    Insipien Imatur Matur Hipermatur

    Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

    Cairan lensa Normal Bertambah Noral Berkurang

    Iris Normal Terdorong Normal Tremulans(Hanya bila

    zonula putus)

    Bilik mata

    depan

    Normal Dangkal Normal Dalam

    Sudut Bilik

    mata

    Normal Sempit Normal Terbuka

    Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

    Penyulit - Glaukoma - Uveitis,

    Glaukoma

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    8/29

    8

    E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Kartu mata Snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dansentral penglihatan/visus).

    2. Lapang penglihatan: penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumorpada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.

    3. Pengukuran tonografi: mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25mmHg).4. Pengukuran gonioskopi: membantu membedakan sudut terbuka dari sudut

    tertutup glaukoma.

    5. Tes provokatif: digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaucoma bilaTIO normal atau hanya meningkat ringan.

    6. Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, mencatatatrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.

    Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu memastikan diagnose katarak.

    7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik/infeksi.8. Tes toleransi glukosa/FBS: menentukan adanya/kontrol diabetes.9. Pemeriksaan sinar celah (Slitlamp)

    F. KOMPLIKASI

    Komplikasi katarak yang terseringadalah glaukoma yang dapat terjadi

    karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik.

    1. Fakolitik

    Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensaakan

    keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian

    kapsul lensa. Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli

    anterior akan bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang

    berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut. Tumpukan akan menutup

    sudut kamera okuli anterior sehinggatimbul glaukoma.

    2. Fakotopik

    a. Berdasarkan posisi lensab. Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudutkamera

    okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    9/29

    9

    c. aqueaous tidak lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnyatekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaucoma

    3. Fakotoksik

    Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagimata

    sendiri (auto toksik). Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul

    uveitis, yangkemudian akan menjadi glaucoma.

    G. PENATALAKSANAAN

    Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun

    sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah

    menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

    Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular,

    dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa

    anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui

    robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak

    sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak

    sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan

    pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan

    pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih

    memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan

    fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang

    ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca

    operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

    Solusi untuk menyembuhkan penyakit katarak secara medis umumnya

    dengan jalan operasi. Lapisan di mata diangkat dan diganti lensa buatan

    (lensa intraokuler). Operasi ini cukup riskan dan tidak menjanjikan

    kesembuhan 100%. Baru-baru ini ditemukan teknologi canggih, yakni operasi

    dengan sinar laser.

    Tindakan operasi mengembalikan pandangan pada kurang lebih 95%

    klien (Springhouse Co). Tanpa pembedahan, katarak yang terjadi dapat

    menyebabkan kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    10/29

    10

    menurut perkembangan (katarak kongenital) dan menurut proses degenaratif

    (katarak primer dan katarak komplikata).

    Cara terbaik untuk mengobati katarak adalah dengan operasi, yaitu

    dengan mengeluarkan lensa mata yang keruh, kemudian menggantinya

    dengan lensa buatan.

    Operasi katarak mempunyai tingkat keberhasilan yang lumayan tinggi.

    Menurut laporan, 9 dari 10 orang yang menjalani operasi katarak, pulih

    penglihatannya seperti sedia kala. Walaupun, beberapa diantaranya masih

    memerlukan kacamata.

    Operasi katarak dilakukan di rumah sakit atau pada fasilitas kesehatan

    mata lainnya. Operasi berlangsung singkat, dan biasanya penderita tidak perlu

    menjalani rawat inap.

    Saat ini, setidaknya ada tiga macam teknik operasi katarak, yaitu:

    1. Fakoemulsifikasi.Teknik operasi ini paling banyak digunakan. Keuntungannya

    adalah lama operasi lebih singkat, yaitu kurang dari 30 menit. Selain itu,

    membutuhkan obat pemati rasa lebih sedikit dan tidak perlu penjahitan.

    Pada fakoemulsifikasi, dengan menggunakan mikroskop operasi,

    ahli bedah mata akan melakukan sayatan yang sangat kecil pada

    permukaan mata, dekat dengan kornea. Kemudian, melalui sayatan

    tersebut dimasukkan bilah ultrasonik. Bilah tersebut akan bergetar dan

    menghancurkan lensa mata yang telah mengeruh. Lensa yang telah hancur

    berkeping-keping kemudian diisap keluar, juga melalui bilah ultrasonik

    tersebut. Setelah semua sisa lensa dikeluarkan, dipasang sebuah lensa

    buatan pada posisi yang sama dengan posisi lensa mata sebelumnya.

    Kendala yang dihadapi teknik ini adalah harga mesinnya yang

    mahal dan membutuhkan mikroskop yang besar. Sehingga, teknik ini

    cocok bagi negara-negara kaya dan maju, atau rumah sakit modern. Selain

    itu, harga satu buah lensa phacoe setara dengan 5 lensa non-phaco.

    Sedangkan mikroskop besarnya memiliki berat sekitar 150 kg,

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    11/29

    11

    yang membuat mikroskop tersebut tidak praktis untuk dibawa kemana-

    mana dan hanya memungkinkan operasi dilakukan di rumah sakit.

    2. Pembedahan Ekstracapsular Cataract Extractie (ECCE).Cara ini umumnya dilakukan pada katarak yang sudah parah,

    dimana lensa mata sangat keruh sehingga sulit dihancurkan dengan teknik

    fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada tempat-tempat dimana

    teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia. Teknik ini membutuhkan

    sayatan yang lebih lebar, karena lensa harus dikeluarkan dalam keadaan

    utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa buatan dipasang untuk

    menggantikan lensa asli, tepat di posisi semula. Teknik ini membutuhkan

    penjahitan untuk menutup luka. Selain itu perlu penyuntikan obat pemati

    rasa di sekitar mata.

    3. Pembedahan Intracapsular Cataract Extractie (ICCE)Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih besar lagi

    dibandingkan dengan teknik ekstrakapsuler. Pada teknik ini, ahli bedah

    akan mengeluarkan lensa mata besarta selubungnya. Berbeda dengan

    kedua teknik sebelumnya, pemasangan lensa mata buatan pada teknik

    pembedahan intrakapsuler bukan pada tempat lensa mata sebelumnya, tapi

    ditempat lain yaitu di depan iris. Teknik ini sudah jarang digunakan.

    Walaupun demikian, masih dilakukan pada kasus trauma mata yang berat.

    Teknik ini digunakan untuk orang yang memiliki katarak yang sangat

    keras atau memiliki jaringan epitel kornea yang lemah.

    Pada pembedahan jenis lensa ini diangkat seluruhnya. Keuntungan

    dari prosedur ini adalah kemudahan prosedur untuk dilakukan.

    Sedangakan kerugiannya adalah mata beresiko tinggi mengalami retinal

    detachment dan mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa

    intraokuler. Salah satu teknik Intrakapsuler adalah menggunakan

    cryosurgery, lensa dibekukan dengan probe superdingin dan kemudian

    diangkat.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    12/29

    12

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A.PENGKAJIAN

    Pengumpulan Data

    Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :

    a. Identitas PasienPada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,

    alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai,

    status pendidikan dan pekerjaan pasien.b. Keluhan Utama

    Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dengan pasien katarak

    untuk meminta pertolongan kesehatan, misalnya yang sering terjadi pada

    pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan,penglihatan

    mata kabur/tidak jelas.

    c. Riwayat penyakit sekarangPada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di

    bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia

    < 40 tahun, pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40

    tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi pada usia > 40 tahun.

    d. Riwayat penyakit dahuluAdanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM,

    hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya

    memicu resiko katarak.

    e. Riwayat penyakit keluargaAda keluarga yang pernah punya katarak.

    f. Riwayat psikososial dan spiritualKemampuan aktivitas, gangguan membaca, risiko jatuh, berkendaraan

    Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan

    gangguan dalam beribadat karena klien lemah.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    13/29

    13

    Pola-pola fungsi kesehatan1. Pola nutrisi dan metabolism

    Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah.

    2. Pola eliminasiTerjadi peningkatan frekuensi BAB lebih dari 4x (bayi) / BAB lebih dari

    3x (anak) dapat cair, lendir, berdarah, dan BAK frekuensi menurun

    3. Pola aktifitas dan latihanAktivitas klien lemah.

    4. Pola tidur dan istirahatPola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan imobilisasi yang

    lama.

    5. Pola persepsi dan konsepsi diriBiasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan

    merupakan dampak psikologi klien.

    6. Pola hubungan dan peranHubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan klien dirawat

    di rumah sakit dan klien harus bedrest total.

    7. Pola penanggulangan stressBiasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya.

    8. Pola tata nilai dan kepercayaanDalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak

    boleh melakukan aktivitasi karena penyakitnya.

    Observasi dan Pemeriksaan FisikKeadaan Umum :

    Keadaan umum pasien kurang baik, tampak gelisah dan cemas.

    Body System

    a. Pernapasan (B1)o Hidung Pernafasan cuping hidung : tidak ada

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    14/29

    14

    Septum nasi : simetriso Bentuk dada : simetriso Irama nafas : teratur

    b. Cardiovaskuler (B2o Keluhan nyeri dada : tidak adao Irama jantung : teraturo CRT : < 3 detiko Konjungtiva pucat : tidako JVP : normal

    c. Persyarafan (B3)o Kesadaran : composmentiso GCS : 4 5 6o Keluhan pusing : tidako Pupil : ada warna keabuano Nyeri : tidak

    d. Perkemihan (B4)o Kandung kencing : tidak ada nyeri tekano Produksi urine : 900 cc/hario Intake cairan oral : 1000cc/hari

    e. Pencernaan (B5)o TB : 160cmo BB : 57kgo Mukosa mulut : lembabo Tenggorokan : tidak ada nyeri telano Abdomen :

    - Pembesaran hepar : tidak- Pembesaran lien : tidak- Ascites : tidak

    o Bising usus : 20x /menito BAB : 1-2 x/hari, konsistensi: lunak

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    15/29

    15

    f. Tulang-Otot-Integumen (B6)- Pergerakan sendi : bebas- Kelainan ekstermitas : tidak ada- Kelainan tl. Belakang : tidak ada- Fraktur : tidak- Traksi/spalk/gips : tidak- Kulit : normal- Akral : hangat- Turgor : baik

    Pengkajian khusus mataa. Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa

    (berkas putih) pada lensa.

    b. Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.c. Penurunan tajam penglihatan (miopia)d. Balik mata depan menyempit.e. Tanda glaukoma (akibat komplikasi)

    Analisa Data

    Setelah semua data dikumpulkan, kemudian dikelompokkan dan

    dianalisa sehingga dapat ditemukan adanya masalah yang muncul pada

    penderita Katarak. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan dalam

    diagnosa keperawatan.

    1. Data SubyektifYang termasuk dalam data subyektif pada klien dengan

    katarak adalah pasien mengatakan penglihatan mata kabur/tidak

    jelas.

    2. Data obyektifBiasanya pada klien dengan diare didapatkan Adanya

    kekeruhan pd lensa mata, Pupil tampak keabuan,visus 1/6.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    16/29

    16

    B.Diagnosa Keperawatan

    1. Penurunan persepsi sensori: Penglihatan yang berhubungan dengan

    penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan

    Diagnosis keperawatan preoperasi1. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

    kejadian operasi.

    Diagnosis keperawatan pascaoperasi1. Risiko cedera yang berhubungan dengan peningkatkan tekanan

    intraokular (TIO), pendarahan, kehilangan vitreus.

    2.Nyeri yang berhubungan dengan luka pascaoperasi.3. Gangguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan

    penglihatan, pembatasan aktivitas pascaoperasi.

    4. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yangberhubungan dengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    17/29

    17

    BAB 2

    MASALAH KEPERAWATAN

    Pathway

    Infeksi virusDM

    Kortikosteroid jangka panjangMiopi

    Trauma mata

    Obstruksi jaringan

    trabekuler

    Peningkatan tekanan

    vitreus

    TIO meningkat

    Pergerakan iris kedepan

    Gangguan saraf optik

    tidakan operasi

    GlaukomaNyeri

    Hambatan pengaliran

    cairan humor aqueous

    TIO meningkat

    Kebutaan

    Perubahan

    penglihatan perifer

    Gangguan

    perawatan diri

    Gangguan Persepsi

    Sensori penglihatan

    Kurang Pengetahuan

    Risiko cedera

    Ansietas

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    18/29

    18

    BAB 3

    RENCANA KEPERAWATAN

    A. Intervensi keperawatan

    1. Penurunan persepsi sensori: Penglihatan yang berhubungan denganpenurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.

    Subjektif:

    a. Mengeluhkan pandangan tidak jelas, pandangan berkabut, pandanganganda.

    b. Mengatakan harus ganti kacamata.c. Mengatakan aktivitas terbatas, sering jatuh.Objektif:

    a. Visus berkurang.b. Penurunan tajam penglihatan (miopia).c. Terdapat kekeruhan lensa pada pemeriksaan.Tujuan:

    Klien melaporkan/ memeragakan kemampuan yang lebih baik untuk

    proses rangsang penglihatan dan mengomunikasikan perubahan visual.

    Kriteria hasil:

    a. Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi fungsipenglihatan

    b. Klien mengidentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untukmeningkatkan penerimaan rangsang penglihatan.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    19/29

    19

    Intervensi Rasional

    1.Kaji ketajaman penglihatan kliean

    2. Identifikasi alternatif untukoptimalisasi sumber rangsangan.

    3. Sesuaikan lingkungan untukoptimalisasi penglihatan:

    - Orientasikan klien terhadapruang rawat.

    - Letakkan alat yang seringdigunakan di dekat klien atau

    pada sisi mata yang lebih sehat.

    - Berikan pencahayaan cukup- Letakkan alat ditempat yang

    tetap.

    - Hindari cahaya menyilaukan.- Anjurkan penggunaan alternatif

    rangsang lingkungan yang dapat

    diterima: auditorik, taktil.

    1.Mengidentifikasikan kemampuanvisual klien.

    2.Memberikan keakuratan penglihatandan perawatannya.

    3.Meningkatkan kemampuan persepsisensori.

    4.Meningkatkan kemampuan responsterhadap stimulus lingkungan.

    Diagnosis keperawatan preoperasi1. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian

    operasi.

    Subjektif:

    Mengatakan cemas, takut.

    Objektif:

    a.Nadi meningkatkan, tekanan darah meningkatkan.b. Tampak gelisah, wajah murung, sering melamun.Tujuan:

    Tidak terjadi kecemasan.

    Kriteria hasil:

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    20/29

    20

    a. Klien mengungkapkan kecemasan hilang atau minimalb. Klien berpartipasi dalam persiapan operasi.

    Intervensi Rasional

    1. Jelaskan gambaran kejadian pre-danpascaoperasi, manfaat operasi, dan

    sikap yang harus dilakukan klien

    selama masa operasi.

    2. Jawab pertanyaan khusus tentangpembedahan. Berikan waktu untuk

    mengekspresikan perasaan.

    Informasikan bahwa perbaikan

    penglihatan tidak terjadi secara

    langsung. Tetapi bertahap sesuai

    penurunan bengkak pada mata dan

    perbaikan kornea. Perbaikan

    penglihatan memerlukan waktu

    enam bulan atau lebih.

    1.Meningkatkan pemahaman tentanggambaran operasi untuk menurunkan

    ansietas.

    2.Meningkatkan kepercayaan dankerja sama. Berbagai perasaan

    membantu menurunkan ketegangan.

    Informasi tentang perbaikan

    penglihatan bertahap diperlukan

    untuk mengantisipasi depresi.atau

    kekecewaan setelah fase operasi dan

    memberikan harapan akan hasil

    operasi.

    Diagnosis keperawatan pascaoperasi1. Risiko cedera yang berhubungan dengan peningkatkan tekanan intraokular

    (TIO), pendarahan, kehilangan vitreus.

    Subjektif:

    Mengatakan nyeri, gatal, tegang mata.

    Objektif:

    a. Perilaku gelisahb. Menggosok daerah matac. Gerakan tubuh kurang terkontrolTujuan:

    Tidak terjadi cedera mata pascaoperasi.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    21/29

    21

    Kriteria hasil:

    a. Klien menyebutkan faktor menyebabkan cedera.b. Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko cedera.

    Intervensi Rasional

    1. Diskusikan tentang rasa sakit,pembatasan aktivitas dan

    pembalutan mata

    2. Tempatkan pada klien pada tempattidur yang lebih rendah dan

    anjurkan untuk membatasi

    pergerakan mendadak/ tiba-tiba

    serta menggerakkan kepala

    berlebih.

    3. Bantu aktifitas selama faseistirahat.

    4. Ajarkan klien untuk menghindaritindakan yang dapat menyebabkan

    cedera.

    5. Amati kondisi mata:Luka menonjol, bilik mata depan

    menonjol, nyeri mendadak setiap 6

    1. Meningkatkan kerja sama danpembatasan yang diperlukan.

    2. Istirahat mutlak diberikan hanyabeberapa menit hingga 1 atau 2 jam

    pascaoperasi atau 1 malam jika ada

    komplikasi.

    3. Mencegah/ menurunkan risikokomplikasi cedera.

    4. Tindakan yang dapat meningkatkanTIO dan menimbulkan kerusakan

    struktur mata pascaoperasi:

    - Mengejan (Valsalva maneuver)- Menggerakkan kepala mendadak- Membungkuk terlalu lama.- Batuk.

    5. Berbagai kondisi seperti lukamenonjol, bilik mata depan

    menonjol, nyeri mendadak,

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    22/29

    22

    jam pada awal operasi atau

    seperlunya.

    hiperemia, serta hipopion mungkin

    menunjukkan cedera matapascaoperasi. Apabila pandangan

    melihat benda mengapung (floater)

    atau tempat gelap mungkin

    menunjukkan ablasio retina.

    6.Nyeri yang berhubungan dengan luka pascaoperasi.

    Subjektif:

    Mengatakan nyeri pada luka/mata.

    Objektif:

    a. Ekspresi meringis/ menahan sakit.b. Berusaha memegang daerah mata.Tujuan:

    Nyeri berkurang, hilang dan terkontrol.

    Kriteria hasil:

    a. Klien mendemonstrasikan teknik penurunan nyeri.b. Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang.Intervensi Rasional

    1. Kaji derajat nyeri setiap hari

    2. Anjurkan untuk melaporkanperkembangan nyeri setiap hari

    atau segera saat terjadi peningkatan

    1.Normalnya nyeri terjadi dalamwaktu kurang dari lima hari setelah

    operasi dan berangsur menghilang.

    Nyeri dapat meningkatkan karena

    peningkatan TIO 2-3 hari

    pascaoperasi. Nyeri mendadak

    menunjukkan peningkatan TIO

    masif.

    2.Meningkatkan kolaborasi,memberikan rasa aman untuk

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    23/29

    23

    nyeri mendadak.

    3. Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba-tiba yang

    dapat memprovokasi nyeri.

    4. Anjurkan teknik distraksi danrelaksasi.

    5. Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesik

    topikal/sistemik.

    peningkatan dukungan psikologis.

    3.Beberapa kegiatan klien dapatmeningkatkan nyeri seperti gerakan

    tba-tiba, membungkuk, mengucek

    mata, batuk mengejan.

    4.Menurunkan ketegangan,mengurangi nyeri.

    5.Mengurangi nyeri denganmeningkatkan ambang nyeri.

    6.Gangguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan penglihatan,

    pembatasan aktivitas pascaoperasi.

    Subjektif:

    a. Menyatakan tidak berani merawat diri (mandi, ke toilet, dll) b. Mengatakan tidak dapat melihat.Objektif:

    a. Kondisi tubuh kotorb. Tidak banyak bergerakc. Kedua mata ditiup kasa/balutan.Tujuan:

    Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.

    Kriteria hasil:

    a. Klien mendapatkan bantuan parsial dalam pemenuhan kebutuhan diri.b. Klien memeragakan perilaku perawatan diri secara bertahap

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    24/29

    24

    Intervensi Rasional

    1. Terangkan pentingnya perawatandiri dan pembatasan aktivitas

    selama fase pascaoperasi

    2. Bantu klien untuk memenuhikebutuhan perawatan diri

    3. Secara bertahap, libatkan kliendalam memenuhi kebutuhan diri

    1. Klien di anjurkan untuk istirahat ditempat tidur pada 2 3 jam

    pertama pascaoperasi atau 12 jam

    jika ada komplikasi. Selama fase

    ini, bantuan total diperlukan bagi

    klien.

    2. Memenuhi kebutuhan perawatandiri

    3. Upaya melibatkan klien dalamaktivitas perawatan dirinya

    dilakukan bertahap dengan

    berpedoman pada prinsip bahwa

    aktivitas tidak memicu

    peningkatan TIO dan

    menyebabkan cedera mata.

    Kontrol klinis dilakukan dengan

    menggunakan indikatir neri mata

    pada saat melakukan aktivitas.

    Umumnya 24 jam pascaoperasi,individu boleh melakukan

    aktivitas perawatan diri.

    4. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungandengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung.

    Subjektif:

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    25/29

    25

    a. Menyatakan tidak tahu bagaimana perawatan setelah pulang dari rumahsakit.

    b. Menyatakan tidak ada yang merawatc. Menyatakan tidak dapat memberikan obat sendiri.d. Keluarga mengatakan tidak bisa merawat klien.Objektif:

    Keluarga tidak dapat memeragakan cara membantu klien/ memenuhi

    kebutuhan perawatan diri dan penyakit.

    Tujuan:

    Perawatan rumah berjalan efektif.

    Kriteria hasil:

    a. Klien mampu mengidentifikasi kegiatan perawatan rumah (lanjutan) yangdiperlukan

    b. Keluarga menyatakan siap untuk mendampingi klien dalam melakukanperawatan.

    Intevensi Rasional

    1. Kaji tingkat pengetahuanklien tentang perawatan

    pascahospitalisasi

    2. Terangkan aktivitas yangdiperbolehkan dan

    dihindari (minimal untuk

    1 minggu) untuk

    mencegah komplikasi

    pascaoperasi.

    1. Sebagai modalitas dalam pemberianpendidikan kesehatan tentang perawatan

    dirumah.

    2. Aktivitas yang diperbolehkan:- Menonton televisi, membaca, tetapi jangan

    terlalu lama.

    - Mengerjakan aktivitas biasa (ringan dansedang)

    - Mandi waslap, selanjutnya dengan bak mandiatau pancuran (dengan bantuan)

    - Tidak boleh membungkuk pada wastafel ataubak mandi, condongkan kepala sedikit ke

    belakang saat mencuci rambut.

    - Tidak dengan perisai/pelindung mata logam

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    26/29

    26

    3. Terangkan berbagaikondisi yang perlu di

    konsultasikan.

    pada malam hari, mengenakan kacamata

    pada siang hari.- Aktivitas dengan duduk- Mengenakan kacamata hitam untuk

    kenyamanan

    - Berlutut atau jongkok saat mengambilsesuatu dari lantai.

    Aktivitas yang dihindari (min. 1 minggu)

    - Tidur pada sisi yang sakit- Menggosok mata, menekan kelopak mata- Mengejan saat defekasi- Memakai sabun mendekati mata- Mengangkat benda lebih dari 7 kg- Melakukan hubungan sex- Mengendarai kendaraan- Batuk, bersin, muntah- Menundukkan kepala sampai bawah

    pinggang.

    3. Kondisi yang harus segera dilaporkan:- Nyeri pada dan disekitar mata, sakit kepala

    menetap.- Setiap nyeri yang tidak berkuran dengan obat

    pengurang nyeri

    - Nyeri disertai mata merah, bengkak,ataukeluar cairan; inflamasi dan cairan dari mata

    - Nyeri dahi mendadak- Perubahan ketajaman penglihatan, kabur,

    pandangan ganda, selaput pada lapang

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    27/29

    27

    4. Terangkan carapenggunaan obat-obatan.

    5. Berikan kesempatanbertanya

    6. Tanyakan kesiapan klienuntuk perawatan

    pascahospitalisasi

    7. Identifikasi kesiapankeluarga dalam

    perawatan diri klien

    pascahospitalisasi

    penglihatan, kilatan cahaya, percikan atau

    bintik didepan mata, halo di sekitar sumbercahaya.

    4. Klien mungkin mendapatkan obat tetes atausalep (topikal)

    5. Meningkatkan rasa percaya, rasa aman, danmengeksplosi pemahaman serta hal-hal yang

    mungkin belum dipahami klien.

    6. Respons verbal untuk meyakinkan kesiapanklien dalam perawatan pascahospitalisasi

    Kesiapan keluarga meliputi orang yang

    bertanggung jawab dalam perawatan,

    pembagian peran dan tugas serta penghubung

    klien dan institusi pelayanan kesehatan

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    28/29

    28

    BAB 4

    IMPLEMENTASI, EVALUASI, DOKUMENTASI

    A.IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

    Pelaksanaan seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan selalu

    berorientasi pada rencana yang telah dibuat terlebih dahulu.

    Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang

    telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi / pelaksanaan

    perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi

    prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap

    intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan

    ( Doenges E Marilyn, dkk. 2000 ).

    B.EVALUASI

    Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria

    pencapaian tujuan sesuai rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan.

    Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana

    evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan

    melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.

    Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana

    keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian

    ulang (US. Midar H, dkk, 1989).

    C.DOKUMENTASI

    Dokumentasi adalah menjelaskan bahwa petugas kesehatan sudah

    melaksanakan tindakan keperawatan dengan mencantumkan tanggal

    pelaksanaan dan paraf untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja.

  • 5/27/2018 Makalah Katarak

    29/29

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Istiqomah, S.Kep, Indriana N, 2005, Asuhan Keperawatan KlienGangguan Mata, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Tamsuri, S.Kep, Anas, 2011, Klien Gangguan Mata & PenglihatanKeperawatan Medikal Bedah, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Youngson, Dr. Robert, 1990, Kesehtan Populer Penyakit Mata,Jakarta:Penerbit ARCAN

    Sumber Internet

    Paisal, 2008 Operasi Katarak Catatan dokter,www.catatandokter.com/2008/09/operasi-katarak.html ( diakses Tanggal

    26 Nov 2013 Pukul 19.21 WIB ).

    Nining, Asuhan Keperawatan Katarak http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-

    katarak.html Diposkan oleh Nining pada pukul 03:07. Diakses pada

    tanggal 28 November. Pukul 13.07 WIB.

    http://www.catatandokter.com/2008/09/operasi-katarak.htmlhttp://www.catatandokter.com/2008/09/operasi-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htmlhttp://www.catatandokter.com/2008/09/operasi-katarak.html