makalah isolasi

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan. CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah. B. Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian Ruang Isolasi? 2. Apa saja Kategori Isolasi Yang Memerlukan Perhatian ? 3. Bagaimana Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi? C. Tujuan 1 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

Upload: husnazahraa

Post on 07-Feb-2016

322 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan isolasi sosial

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat

pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat

perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada

pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat

pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi

pasien dan petugas kesehatan. CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution

atau Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang

dirawat maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang

diderita penularanya melalui darah atau tidak.

Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi

tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor

Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat

mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui

darah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Ruang Isolasi?

2. Apa saja Kategori Isolasi Yang Memerlukan Perhatian ?

3. Bagaimana Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Ruang Isolasi

2. Untuk mengetahui Kategori Isolasi yang Memerlukan Perhatian

3. Untuk mengetahui Prosedur Perawatan Ruang Isolasi

1 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ruang Isolasi

Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi

menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi

selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi

terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang

rentan ( Garner,JS dan Samsons,DT. 1983 dalam Barbara C. Long 1996 )

B. Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian

1. Isolasi ketat

Isolasi ketat dilaksanakan guna mencegah infeksi yang sangat mudah menular

atau tingkat virulensinya sangat tinggi yang bisa menyebar melalui udara dan kontak.

Penyakit-penyakit yang perlu isolasi ketat adalah difteri faring, pes paru-paru, cacar,

varicella, zoster (pada pasien dengan daya tahan tubuh menurun) .Spesifikasi untuk

isolasi ketat sebagai berikut :

a. Menentukan ruang tersendiri ; pintu harus terus tertutup. Pada umumnya pasien

yang infeksi dengan organisme yang sama boleh disatukan

b. Semua orang yang masuk ke kamar harus memakai masker, celemek, dan sarung

tangan

c. Harus mencuci tangan setelah meraba pasien atau alat-alat yang angat tercemar

dsn sebelum menolong pasien lain.

d. Alat-alat yang terkena bahan infeksi harus dibuang atau dimasukkan ke dalam

sebuah kantong yng disertai etiket sebelum dikirim ke tempat dekontaminasi dan

sebelum dilakukan proses

2. Isolasi kontak

Isolasi kontak dilaksanakan guna mencegah infeksi-infeksi yang daya yang tidak

memungkinkan isolasi ketat. Semua penyakit dan kondisi yang termasuk kepada

kategori ini ditularkan terutama karena berdekatan atau kontak langsung. Jadi masker,

celemek, dan sarung tangan dianjurkan dipakai kepada siapa saja yang berhubungan

dekat atau kontak langsung dengan pasien yang menderita infeksi atau koloni yang

termasuk ke dalam kategori infeksi. Untuk penyakit atau kondisi tertentu,

2 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

sesungguhnya ketiga cara pencegahan tersebut tidak perlu dipakai. Contoh, masker

dan sarung tangan umumnya tidak dianjurkan pada bayi dan anak-anak dengan

infeksi virus dari respiratori, celemek tidak dianjurkan pada konjungtivitis gonorhoea

pada bayi yang baru lahir, dan masker tidak dianjurkan pada perawatan pasin dengan

infeksi campuran dari mikro organisme yang resisten, kecuali pneomoni. Penyakit

yang memerlukan isolasi kontak yaitu infeksi akut respiratori pada bayi dan balita,

termasuk parotitis, pilek, bronkhitis, bronkhitis yang disebabkan oleh virus syncytial

respiratori, virus adenoid, virus corona, virus influenza, virus paraininfluenza, virus

hidung. Spesifikasi isolasi kontak sebagai berikut :

a. Menentukan ruang tersendiri. Paa umumnya pasien dengan infeksi organisme

yang sama boleh disekamarkan. Pada waktu terjadi wabah sindroma respiratori

klinis yang sama boleh disatukamarkan.

b. Masker dianjurkan bagi mereka yang mendekati pasien

c. Celemek dipakai bila mungkin akan terkotori

d. Sarung tangan dipakai bila meraba barang-barang yang tercemar.

e. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensial

terkontaminasi sebelum merawat pasien yang lain

f. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan yang terinfeksi harus dibuang

atau dikantongi disertai etiket sebelum dikirim kebagian dekontaminasi dan

diproses kembali. ( Garner,JS dan Samsons,DT. 1983 dalam Barbara C. Long

1996 )

3. Isolasi respiratori

Isolasi respiratori ditunjukkan untuk mencegah penularan penyakit infeksi

terutama untuk jarak dekat mellui udara ( droplet infection) terjadi penularan

langsung atau tidak oleh infeksi-infeksi yang termasuk dalam kategori, tapi tidak

jarang terjadi. Penyakit-peyakit yang memerlukan isolasi respiratori yaitu epiglotis,

haemophilus,influenzae, erithema infectiosum, parotitis, meningitis, pneumonia

mengingicocal, campak, pertussis.

Spesifikasi isolasi respiratori sebagai berikut :

a. Ruang terpisah, tapi pada umumnya yang yang infeksi organisme yang sama

boleh disatukamarkan

b. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien

c. Celemek dan sarung tangan tidak dianjurkan

3 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

d. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi

terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain

e. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau

dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat

dekontaminasi atau diproses kembal.

4. Isolasi tuberculosis (AFB)

Isolasi tuberculosis adalah kategori isolasi pasien-pasien tuberculosis pulmonari

yang pemeriksaan dahak positif atau x-ray thoraknya menduga tuberculosis.

Tuberculosis laring juga termasuk dalam kategori ini. Pada umumnya bayi dan balita

yang menderita tuberculosis tidak memerlukan isolasi karena ereka jarang berbatuk

dan sekresi bronkhialnya sedikit mengandung AFB bila dibandingkan dengan

tuberculosis paru-paru dari orang dewasa. Spesifikasi isolasi tuberculosis :

a. Ruang tersendiri dengan ventilasi khusus, pintu harus selalu tertutup. Pada

umumnya orang yang menderita infeksi yang sama bisa di satukamarkan

b. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien dan untuk pasien itu sendiri.

c. Celemek hanya dianjurkan bila pasien bila mungkin terjadi pencemaran kepada

pasien.

d. Sarung tangan tidak dianjurkan

e. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi

terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain

f. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau

dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat

dekontaminasi atau diproses kembali

5. Kewaspadaan enterik

a. Tujuan : mencegah infeksi yang ditularkan oleh kontak langsung atau tidak

langsung dengan feses.

b. Kondisi penyakit : kolera, hepatitis, gastroenteritis akibat organisme infeksius.

c. Ruangan : ruangan terpisah bila higiene pasien buruk, pasien dengan infeksi oleh

organisme yang sama dapat brada dalam satu ruangan yang sama.

d. Peralatan pelindung :

1) Jubah : diindikasikan bila akan ada pengotoran.

2) Sarung tangn : diindikasikan ketika akan menyentuh bahan infeksius.

3) Masker diperlukan ila pasien batuk-batuk dan tidak menutup mulut

4 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

e. Kewaspadaan : peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh

atau dibuang

6. Kewaspadaan drainase dan sekret

a. Tujuan : mencegah tranmisi organisme lewat kontak dengan bahan nanah atau

drainase dari bagian tubuh yang mengalami infeksi

b. Kondisi penyakit : abses, infeksi luka bakar, luka yang terinfeksi

c. Ruangan : tidak ada indikasi pemisahan ruangan

d. Peralatan pelindung :

1) jubah diperlukan bila akan ada pengotoran dari bahan yang terimfeksi

2) sarung tangan diidikasikan bila akan menyentuh bahan yang terinfeksi

3) masker tidak diindikasikan

4) pelindung mata bila ada resiko tinggi terpapar cipratan

e. kewaspadaan : peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh

dan dibuang

7. Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan tubuh

a. tujuan : mencegah kontak dengan darah atau cairan tubuh yang mengandung

darah.

b. Kondisi penyakit : HIV, hepatitis B, sifilis.

c. Ruangan : ruangan terpisah bila higine pasien buruk.

d. Peralatan pelindung

1) Jubah diindikasikan selama prosedur yang kemungkinan akan

menghasilkan cipratan darah atau cairan tubuh

2) Sarung tangan diindikasikan ketika menyetuh darah atau cairan tubuh yang

mengandung darah, membran mukosa atau kulit semua pasien yang tidak

utuh

3) Masker diindikasikan selama prosedur yang kemungkinan akan

menghasilkan percikan darah.

4) Pelindung mata diindikasikan jika diperkirakan akan ada cipratan atau

semburan.

e. Kewaspadaan

1) Buang atau bungkus dan beri label peralatan yang terkontaminasi dengan

darah atau cairan tubuh.

2) Desifeksi dan sterilisasi peralatan.

5 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

3) Hindari tusukan jarum.

4) Buang jarum yang sudah digunakan ke dalam wadah yahan tusukan.

5) Bersihan tumpahan darah segera dengan larutan sedimen hipoklarit atau

pemutih.

8. Perawatan pasien yang mengalami imunosupresi berat

a. Tujuan : melindungi pasien dengan imunitas dan kekebalan yang rendah agar

jangan sampai terjangkit organisme infeksius

b. Kondisi penyakit : leukimia, linfoma, anemia, anemia aplastik

c. Ruangan : ruangan terpisah

d. Peralatan pelindung

1) Jubah diperlukan

2) Sarung tangan diperlukan

3) Masker diperlukan untuk semua personil yang akan melakukan kontak

dengan asien

e. Kewaspadaan : gunakan sarung tangan steril untuk luka terbuka atau luka bakar.

C. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi

1. Tujuan

a. Menghindari penyebaran dan penularan penyakit

b. Memudahkan perawatan

c. Memberikan ketenangan dan rasa aman bagi klien

2. Dilakukan pada

a. Klien yang mengidap penyakit menular

b. Klien yang dicurigai mengidap penyakit menular

c. Klien yang gelisah atau mengganggu pasien lain

d. Klien yang memerlukan perawatan khusus

e. Klien yang sedang sakratul maut

3. Persiapan alat

Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada klien

(misalnya, alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, lat-alat untuk

mengganti sprai tempat tidur)

4. Prosedur pelaksanaan

a) Perhatikan insturuksi dokter untuk memastikan jenis isolasi yang dibeikan sesuai

dengan penyakit klien.

6 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

R/ jenis toleransi akan mengelompokan jenis pakaian pelindung yang digunakan

dan kewaspadaan yang harus ditakuti

b) Perhatikan kebijakan dan menual prosedur atau kebijakan pengawasan infeksi

institusi sebagai kewaspdaan yang harus diikuti.

R/ setiap institusi memerlukan pedoman yang bervariasi

c) Telaah hasil pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis mikroorganisme

yang menyebabkan klien diisolasi.

R/ Memungkinkan anda untuk mengetahui mikroorganisme apa yang menginfeksi

klien dalam media apa mikroorganisme tersebut diidentifikasi(misalnya sputum,

darah, luka). Informasi ini memudahakan anda untuk melakukan tindakan

kewaspadaan yang tepat ketika mengalam i eksudat terinfeksi atau drainase

d) Pertahankan jenis tindakan perawatan atau prosedur yang akan dilakukan

diruangan klien.

R/ Membantu anda mengantisipasi kebutuhan terhadap ala-alat, waktu yang anda

sesuaikan ketika diruangan, dan mengoordinasikan aktivitas anda

e) Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan

R/ Mencegah tuntutan untuk bolak balik keruangan beberapa kali yang

meningkatkan resiko infeksi

f) Cuci tangan

R/ Mengurangi transmisi mikroorganisme

g) Kenakan skort, masker dan sarung tangan dengan tepat

1) Kenakan skort, pastikan skort ini menutup semua bagian luar pakaian. Tarik

lengan sampai kepergelangan tangan, ikat dengan aman pada leher dan

pinggul

Pakaian pelindung masker dan sarung tangan mencegah teransmisi organisme

perawat dan melindungi perawat dari kontak dengan patogen infeksi

2) Kenakan sarung tangan sekali pakai. Jika digunakan dengan skort masukan

tepi skort kedalam lipatan sarung tangan

3) Gunakan masker bedah sekitar mulut da hidung, ikat dengan kuat.

h) Masuki ruangan klien. Atur bahan dan peralatan. Jika peralatan tidak akan

dibuang dari ruangan untuk penggunaan ulang bungkus dengan handuk bersih

R/ Mencegah kontaminasi alat

i) Kaji tanda-tanda vital

7 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

1) Letakan kertas disamping tempat tidur. Letakan sehelai kertas tambahan

diatasnya

Membantu menghindari kontak badan bersih pada lingkungan terkontaminasi

diruangan iaolasi

2) Letakan jam diatas handuk agar mudah dilihat

3) Jika peralatan masih sidalam ruangan, lanjutkan pengkajian tanda-tanda vital

dengan prosedur rutin. Hindari kontak stetoskop atau menset tekanan darah

dari bahan terinfeksi

4) Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada selembar kertas

5) Jika stetoskop akan digunakan ulan, bersihkan diafragma atau bell dengan

alkohol. Simpan ditempat yang bersih.

j) Berikan obat.

1) Berikan obat oral dalam pembungkusa atau mangkuk

Bahan-bahan ditangani dengan baik dan dibuang uantuk meminimilkan

pemindahan mikroorganisme

2) Buang pembungkus atau mangkuk kedalam wadah plastik

3) Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan

4) Buang sput kedalam wadah khusus

k) Dorong higiene

1) Hindari jangan sampai skort menjadi basah

2) Bantu klien melepaskan skort, buang dalam kantong linen khusus

3) Lepaskan linen dari tempat tidur, jka terlalu kotor hindari kontak dengan gaun

anda. Buang dalam kantonh linen khusus

4) Pasang kembali linen tempat tidur yang bersih

5) Ganti sarung tangan jika terlalu kotor dan diperlukan perawatan khusus

l) Kumpulkan spesimen

1) Letakan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang baik dengan

penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran selama pengiriman

2) Letakan wadah spesimen pada kertas dikamar mandi klien

3) Kumpulkan spesimen yang diperlukan dengan teknik yamn tepat. Pindahkan

spesimen kewadah dengan meminimalkan kontak pada tangan menggunakan

sarung tangan dengan permukaan luar wadah

4) Perikssa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan permukaan

bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah kekantong plastik bersih

8 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

5) Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kirim kelaboratorium

m) Buang kantong linen dan sampah jika sudah penuh

1) Gunakan kantong khusus untuk menampung alat kotor jika alat tersebut tahan

dan kuat terhadap kelembaban

2) Ikat kan tong dengan kuat pada bagian atas

n) Sediakan kembali peralatan yang dibutuhkan diruangan dengan meminta orang

lain memindahkan peralatan tersebut dari pintu

o) Tinggalkan ruangan isolasi

1) Lepaskan ikatan skort padapergelangan. Lepaskan sarung tangan dengan

menggengam ujung salah satu sarung tangan dan tarik, balikan sarung tangan

bagian luar. Lalu dengan tangan yang tidak bersarung tangan, sususpkan

tangan kebagian pergelangan tangan yang masih bersarung tangan, tarik

bagian dalam keluar

2) Lepaskan ikatan atau tarik masker dari telinga anda dan buang dalam wadah

3) Lepaskan ikatan skort pada leher, dan biarkan skort jatuh dari bahu. Lepaskan

tangan dari lengan skort. Pegang skort bagian dalam pada bahu dan lipat dari

dalam keluar, taruh pada kantong cucian

4) Cuci tangan anda

5) Keluarkan kembali jam tangan dan stetoskop, hati-hati untuk tidak

menyentuhnya. Catat tanda-tanda vital.

6) Beri tahu klien kapan anda datang kembali keruangan. Tanyakan apakah anda

memerlukan alat perawatan pribadi

7) Tinggalkan ruangan tutup pintu dengan baik

p) Catat tanda-tanda vital dan prosedur lain sesuai pedoman untuk setiap

keterampilan pada catatan perawat

9 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

BAB III

PENUTUP

A. Keseimpulan

Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi

menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang

terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau

mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang

atau binatang yang rentan. Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian :Isolasi ketat,

Isolasi kontak, Isolasi respiratori, Kewaspadaan enterik, Isolasi tuberculosis (AFB),

Kewaspadaan drainase dan sekret, Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan

tubuh, Perawatan pasien yang mengalami imunosupresi berat.

10 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long.1996. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Annamma Jacob,dkk.2014.Crinical Nursing Procedures. Jakarta : EGC

Ester,Monica,dkk. 2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta : EGC,

Anne Griffin Perry,dkk. 2005.Keterampilan dan Prosedur Dasar ed-5.Jakarta : EGC,

Ns.Eni Kusyati,S.Kep,dkk. 2006.Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.Jakarta : EGC,

11 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

LAMPIRAN

CHECKLIST MENCUCI TANGAN

NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI

0 1 2

Definisi :

Mencuci tangan adalah prosedur awal dan penutup yang dilakukan perawat

dalam memberikan tindakan keperawatan.

Tujuan :

1) Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan.

2) Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit/tangan.

Persiapan alat dan bahan :

1) Air mengalir

2) Handuk

3) Sabun

4) Sikat

5) Larutan desinfektan (lisol atau savlon)

Tahap pre interaksi

Cuci tangan

Tahap orientasi

1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi

2. Memperkenalkan nama perawat

3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga

4. Menjelaskan tentang kerahasiaan

Tahap Kerja

1) Mencuci tangan biasa

Prosedur kerja

a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan).

b) Basahi jari tangan, lengan bawah hingga siku dengan air, kemudian

lakukan penyabunan dan di sikat bila perlu.

c) Setelah disabun bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan

12 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

dengan handuk atau lap kering yang bersih.

2) Tekhnik mencuci tangan dengan desinfektan

Prosedur kerja

a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan).

b) Basahi jari tangan, lengaan bawah hingga siku dengan aair, kemudian

dengan larutan desinfektan (lisol atau savlon) disikat bila perlu.

c) Setelah diberi larutan bilas dengan air bersih yang mengalir dan

keringkan dengan handuk atau lap kering.

3) Tekhnik mencuci tangan steril

a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan)

b) Basahi jari tangan, lengan hingga siku dengan air, kemudian alirkan

sabun (2-5 ml) ke tangab dan gosokkan tangan serta lengan sampai 5

cm di atas siku kemudian sikat ujung jari, tangan, lengan, dan kuku

tangan sebanyak kurang lebih 15 kali gosokan, telapak tangan 10 kali

gosokan hingga siku.

c) Bilas dengan air bersih yang mengalir.

d) Setelah selesai tangan, dibilas dan tetap diarahkan keatas.

e) Gunakan sarung tangan steril.

Tahap terminasi

Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

Tahap Evaluasi

Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan

kegiatan .

Tahap dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

13 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

CHECKLIST MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN

NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI

0 1 2

Definisi :

Menggunakan sarung tangan adalah salah satu car untuk mengurangi

resiko transmisi pathogen yang dapat ditularkan melalu darah.

Tujuan :

Mencegah terjadinya penularan kuman.

wPersiapan alat dan bahan :

1) Sarung tangan steril bila digunakan untuk prosedur steril.

2) Sarung tangan tidak steril bila digunakan untuk tindakan tidak steril.

3) Bedak untuk ditaburkan ke tangan.

Tahap pre interaksi

1) Cuci tangan

2) Siapkan alat-alat

Tahap orientasi

5. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi

6. Memperkenalkan nama perawat

7. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga

8. Menjelaskan tentang kverahasiaan

Tahap Kerja

1) Cuci tangan secara menyeluruh.

2) Taburkan bedak ke tangan sebelum memasang sarung tangan.

3) Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari tangan yang sesuai,

pastikan ibu jari dan jari-jari lain tepat pada posisinya.

4) Ulangi lagi pada tangan kiri.

5) Setelah terpasang kedua tangan cakupkan

Tahap terminasi

Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

Tahap Evaluasi

14 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan

kegiatan .

Tahap dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

15 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

CHECKLIST MENGGUNAKAN MASKER

NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI

0 1 2

Definisi :

Penggunaan masker menggunakan tindakan pengamanan dengan

menutup hidung, mulut dengan menggunakan alat masker.

Tujuan :

Mencegah atau mengurangi transmisi droplet udara mikroorganisme

saat merawat klien.

Persiapan alat dan bahan :

Masker

Tahap pre interaksi

3) Cuci tangan

4) Siapkan alat-alat

Tahap orientasi

9. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi

10. Memperkenalkan nama perawat

11. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga

12. Menjelaskan tentang kerahasiaan

Tahap Kerja

a. Prosedur kerja

1) Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker.

2) Pegang kedua tali masker.

3) Ikat kedua tali pada kepala dan bagian bawah ikat pada bawah

dagu.

Tahap terminasi

Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

Tahap Evaluasi

Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan

kegiatan .

Tahap dokumentasi

16 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

17 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI