makalah gis

Upload: andre-casper

Post on 17-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRATIKUM PEMETAAN II (GIS) + PRAKTEKMATA KULIAH : PEMETAAN II (GIS) + PRAKTEKDOSEN PEMBIMBING: MANSYUR SJAWAL, MTJUDUL : PEMETAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH JAYAPURA CITY

Di Susun Oleh:RAKDA AUT

: (11 131 040)

PRODI TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA2013KATA PENGANTARPuji dan syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang mana atas Rahmat dan petunjuk-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Pemetaan II (GIS) + Praktek yang berjudul Pemetaan Tata Guna Lahan Wiayah Jayapura City dengan baik.Tugas ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Pemetaan II (GIS) + Praktek dengan nilai yang baik.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth:1. Bapak MANSYUR SJAWAL, MT selaku dosen pembimbing.2. Orang Tua yang telah membantu baik moril maupun materi.3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan ini. Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik kedepannya. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Jayapura, 10 Desmber 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI..BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang...1.2 Rumusan Masalah...1.3 Maksud dan Tujuan.1.3.1 Maksud..1.3.2 Tujuan1.4 Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.2.2 Peraturan Umum K3..2.3 Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.2.4 Kecelakaan Kerja2.4.1 Golongan Fisik.2.4.2 Golongan Kimia...2.4.3 Golongan Biologis.2.4.4 Golongan Fisiologis2.4.5 Golongan Psikologis2.5 Sebab-Sebab Kecelakaan..

BAB III PEMBAHASAN.3.1 Letak Wilayah PLTD Waena..3.1.1 Data Singkat Perusahaan3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan.3.1.3 Program K33.2 Komitmen dan Kepemimpinan.3.3 Perencanaan.. 3.3.1 Identifikasi Bahaya,Penilaian dan Pengendalian Resiko 3.3.2 Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya. 3.3.3 Tujuan dan Sasaran........3.4 Penerapan3.4.1 Sumber daya Manusia3.4.2 Kegiatan Pendukung..3.5 Pemantauan dan Pengukuran3.5.1 Inspeksi dan Pengujian.3.5.2 Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.3.5.3 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan3.6 Tinjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen.3.7 Prosedur-Prosedur Yang di Terapkan.

BAB IV PENUTUP...3.1 Kesimpulan

LAMPIRAN.DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAir bersih merupakan kebutuhan utama bagi makhluk hidup untuk mempertahankan kebutuhan hidupnya.Dimana air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia,baik untuk kebutuhan individu,rumah tangga,gedung-gedung,perkantoran dan lain sebagainya,sehingga tidak dapat di pisahkan.Dengan demikian,air sangat erat kaitannya dengan suatu system plumbing yang di gunakan.Plumbing adalah seni dan teknologi perpipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih ke tempat yang di kehendaki,baik dalam kualitas kuantitas dan kontinyuitas yang memenuhi syarat dan membuang air bekas (kotor) dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higeinis dan kenyamanan yang di inginkan.Sistem plumbing adalah system penyediaan air bersih dan system pembuangan air kotor,yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan.pedoman pelaksanaan standar tentang peralatan dan instalasinya.Sistem plumbing juga merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung,baik untuk perumahan,perkantoran,social,perhotelan,dan sebagainya.Dan kita ketahui bahwa perkembangan real eksatc di Indonesia meski dalam kondisi krisis moneter ini tetap menuntut adanya system plumbing yang baik,yang dapat memenuhi kebutuhan penyediaan air bersih dan pembuangan air kotor.Perencanaan dan perancangan system plumbing yang baik harus dapat memenuhi kebutuhan air,baik air bersih maupun air panas dengan tekanan dan temperatur yang sesuai ke tempat-tempat yang memerlukan dan mengalirkan air buangan ketempat pengolahan limbah tanpa mencemari lingkungan di sekitar.Sebagaimana fungsi dari peralatan plumbing itu sendiri yaitu untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang di kehendaki dengan tekanan yang cukup dan membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari fasilitas lainnya pada gedung bertingkat.

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Adapun maksud dari penulisan ini adalah sebagai berikut :1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi system plumbing di Hotel Relat Indah.2. Mengaplikasikan teori atau mata kulia plumbing yang di dapat dalam bangku perkuliahan dengan kondisi yang ada di lapangan.3. Meningkatkan pemahaman dan memperkenalkan mahasiswa dengan kondisi yang ada di lapangan.1.2.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :1. Mengetahui sumber air bersih di Hotel Relat Indah2. Mengetahui tentang system penyediaan air bersih di Hotel Relat Indah3. Mengetahui penyaluran air buangan yang ada di Hotel Relat Indah4. Mengetahui tentang system pengelolaan air buangan dan ven di Hotel Relat Indah

1.3. Ruang lingkup1.3.1 Lingkup Wilayah

Daerah atau tempat yang dijadikan untuk pengamatan mengenai system plumbing atau perpipaan yaitu di Hotel Relat Indah,Jayapura (Argapura Bawah).

1.3.2 Lingkup Materi

Adapun materi yang dibahas dalam laporan tugas besar ini adalah mengenai kajian system plumbing atau perpipaan di Hotel Relat Indah Jayapura.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih2.1.1 Prinsip Dasar System Penyediaan Air2.1.1.1 Kualitas AirTujuan terpenting dari system penyediaan air adalah menyediakan air bersih.Penyediaan air minum dengan kualitas yang tetap baik merupakan prioritas utama.Banyak Negara telah menetapkan standar kualitas air minum.Untuk gedung-gedung yang di bangun di daerah yang tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk minum,seperti di tempat terpencil di pegunungan atau di pulau,penyediaan air akan di ambil dari sungai,air tanah dangkal atau dalam,dan sebagainya.Dalam hal demikian,air baku tersebut harus di olah dalam gedung atau dalam instalasi pengolahan agar di capai standar kualitas air yang berlaku.2.1.1.2 Pencegahan Pencemaran AirSystem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan seperti tangki bawah tanah,tangki air di atas atap,pompa-pompa,perpipaan,dan sebagainya.Dalam peralatan-peralatan ini,air minum harus dapat di alirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran.Pencegahan pencemaran lebih di tekankan pada system penyediaan air dingin dan ini adalah factor terpenting ditinjau dari segi kesehatan.Walaupun demikian,pencemaran adalah suatu kejadian yang dapat dengan mudah terjadi di bagian manapun sebagai contoh di Amerika Serikat,Negara yang di anggap paling terkemuka di bidang plumbing,di laporkan bahwa pencemaran air minum telah membunuh lebih dari 100 orangdan menyebabkan sakitnya sekitar 1000 orang di kota Chicago antara tahun 1932 sampai 1933.Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain,masuknya kotoran,tikus,serangga ke dalam tangki,terjadinya karat,dan rusaknya bahan tangki dan pipa,terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya,aliran balik (back flow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum.

2.1.2 Sistem Penyediaan Air Bersih2.1.2.1 Sistem Penyediaan Air BersihPada waktu ini system penyediaan air bersihyang banyak di gunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. System Sambung LangsungDalam system ini pipa didistribusi dalam gedung di sambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya pipa utama di bawah jalan dari perusahaan air minum).Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan di batasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut,maka system ini terutama dapat di terapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah.Ukuran pipa cabang biasanya diatur atau ditetapkan oleh perusahaan air minum.Tinggi pemanas air biasanya tidak disambung lansung ke pipa distribusi dan di beberapa daerah tidak diizinkan memasang katup gelotor (flush valve).

2. Sistem Tangki AtapApabila system sambung langsung oleh berbagai alas an tidak dapat di terapkan,sebagai gantinya banyak sekali di gunakan system tangki atap.Dalam system ini air di tamping lebih dahulu dalam tangki bawah (di pasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanaha).Kemudian di pompa ke suatu tangki atas lantai tertinggi bangunan.Dari tangki ini air di distribusikan ke seluruh bangunan.Sistem tangki atap ini di terapkan seringkali karena alasan-alasan berikut :a. Selama airnya digunakan,perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing hamper tidak berarti.Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki atap.b. Sistem pompa yang menaikan air ke tangki atap bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan.Pompa biasanya di jalankan dan di matikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.c. Perawatan tangki atap sangat sederhana di bandingkan misalnya,tangki tekan.Pada setiap tangki bawah dan tangki atap harus di pasang alaram yang memberikan tanda suara untuk muka air rendah dan air penuh.Tanda suara (alaram) ini biasanya di pasang di ruang control atau ruang pengawas instalasi bangunan.Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar,sebaiknya di sediakan pompa cadangan untuk menaikan air ke tangki atap.Hal terpenting dalam system tangki atap ini adalah untuk menentukan letak tangki atap tersebut,apakah di pasang di dalam langit-langit atau di atas atap (misalnya untuk atap dari beton) atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus.Penentuan ini harus di dasarkan atas jenis alat plumbing yang di pasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tertinggi.3. Sistem Tangki TekanSeperti halnya system tangki atap,system tangki tekan di terapkan dalam keadaan dimana oleh karena sesuatu alasan tidak dapat di gunakan system sambung langsung.Prinsip kerja system ini adalah air yang telah di tampung dalamtangki bawah (seperti halnya pada system tangki atap),di pompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.Air dari tangki tersebut di alirkan ke dalam system distribusi bangunan.Pompa bekerja secara otomatis yang di atur oleh suatu detector tekanan yang menutup atau membuka saklar motor listrik penggerak pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang telah di tetapkan.Dalam system ini,udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam system distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang,karena larut dalam air atau ikut terbawa air keluar tangki.Sistem tangki tekan biasanya di rancang sedemikian agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Kelebihan-kelebihan system tangki tekan antara lain:1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok di banding dengan tangki atap.2. Mudah perawatannya karena gampang di pasang dalam rung mesin bersama pompa-pompa lainnya.3. Harga awal lebih rendah di bandingkan dengan tangki yang harus di pasang di atas menara.Kekurangan-kekurangan system tangki tekan antara lain:1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar di banding dengan system tangki atap yang hamper tidak ada fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plumbing dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperature yang berubah-ubah.2. Dengan berkurangnya udara dalamtangki tekan maka setiap beberapa hari sekali harus di tambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.3. System tangki tekan dapat di anggap sebagai suatu system pengaturan otomatis pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai penyimpan air sebagai tangki atap.4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relative sedikit.Maka pompa akan sering bekerja dan hal ini dapat menyebabkan keausan pada saklar yang lebih cepat.4. Tanpa Tangki (Booster System)Dalam system ini tidak di gunakan tangki apapun,baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap.Air di pompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap air langsung dari pipa utama (misalnya Pipa Utama Perusahaan Air Minum) Ada dua macam pelaksanaan system ini,yaitu:1. Sistem Kecepatan Putaran Konstan Pada prinsipnya system ini menerapkan sambungan parallel beberapa pompa identik yang bekerja pada kecepatan pitaran konstan.Satu buah pompa selalu dalam keadaan bekerja,sedangkan pompa-pompa lainnya akan ikut bekerja yang di atur secara otomatis,oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari pompa ini.

2. Sistem Kecepatan Putaran VariabelPada system ini laju aliran air di hasilkan oleh pompa dan di atur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatis,oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari pompa ini.Secara singkat dapat di simpulkan ciri-ciri system tanpa tangki sebagai berikut:1. Mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas.2. Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena koontak air dengan udara relative singkat.3. Kalau cara ini di terapkan pada bangunan pencakar langit akan megurangi beban struktur bangunan.4. Untuk kompleks perumahan dapat menggantikan menara air.5. Penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya.6. Pemakaian daya besar di bandingkan dengan system tangki atap.7. Harga awal tinggi karena harga system pengaturannya.

2.1.2.2 Laju Aliran Air

Pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan masyarekat tersebut,sehingga pemakaian air sering kali di pakai sebagai salah satu tolak ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.Dalam perencanaan system penyediaan air untuk suatu bangunan,kapasitas peralatan dan ukuran pipa di dasarkan pada jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya di peroleh dari penelitiaan keadaan sesungguhnya dan kemudian di buat angka-angka peramalan yang sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan di gunakan. Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran yang berlaku atau telah di setujui oleh seluruh bangsa di dunia. Walaupun demikian, beberapa ahli telah mencoba menyusun angka-angka yang dapat di pakai sebagai patokan.Sebagaimana tercantum dalam berbagai buku pegangan.Angka-angka tersebut tidak seragam dan sulit untuk menentukan yang mana yang paling tepat untuk di terapkan.

2.1.2.3 Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Tekanan pemakaian air yang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plumbing dan menambah kemungkinan timbulnya pukulan air.Secara umum dapat di katakana besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2 sedangkan untuk tekanan static sebaiknya di usahakan antara 4,0 sampai 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.Di samping itu ada beberapa macam peralatan plumbing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari suatu batas minimum.

2.1.3 Tangki-Tangki Air

Tangki-tangki air yang di gunakan untuk menyimpan air minum (tangki bawah tanah,tangki atas,tangki dan sebagainya).Haruslah di bersihkan secara teratur,agar kualitas air tetap di jaga.Di beberapa Negara hal ini bahkan di persyaratkan oleh Undang-Undang dengan batas ukuran tangki minimum yang tertentu.Untuk mencegah orang menghindari persyratan tersebut harus di tetapkan Undang-Undang yang memuat ketentuan-ketentuan untuk perancangan dan pemasangan tangki-tangki air (undang-undang standar bangunan).

2.1.3.1 Pemasangan Tangki dalam Bangunan

1. Pemasangan Tangki di Lantai BangunanDalam hal ini pemasangan tangki dalam bangunan biasanya atau paling banyak di pasang tangki air di lantai terbawah dan pondasi dari suatu bangunan.Tetapi seringkali di bawah lantai yang sama juga di pasang bak penampung air buangan ataupun air kotor.Dalam keadaan yang paling buruk bahkan tangki air minum tersebut hanya di batasi oleh suatu dinding dengan bak penampung air kotor.Keadaan ini memberikan kemungkinan timbulnya pencemaran air minum oleh kotoran tersebut,sehingga harus di buatkan jarak yang pas antara 10m sampai 15m.

2. Lubang Perawatan (manhole)

Setiap tangki air harus di lengkapi dengan satu lubang bertutup untuk memudahkan perawatan dengan ukuran yang cukup agar orang yang akan masuk ke dalam tangki tidak kesulitan.Ukuran lubang itu sekurang-kurangnya dengan diameter 45cm tetapi diameter 60cm lebih di anjurkan untuk memudahkan orang yang masuk bawah peralatan untuk membersihkan tangki.Lubang perawatan ini tidak perlu di sediakan jika seluruh tutup tangki dapat dengan mudah di bukaatau di angkat.

3. Pipa Peluap

Setiap tangki air harus di lengkapi dengan pipa peluap.Ujung dari pipa peluap ini tidak boleh di sambungkan langsung ke pipa buangan melainkan harus dengan cara tidak langsung.Harus ada celah udara yang cukup antara ujung pipa dengan bak buangan dan biasanya sekurang-kurangnya dua kali diameter tersebut.Ujung pipa peluap tersebut juga harus di lengkapi dengan saringan serangga.

4. Pipa Ven

Tujuan pipa ven adalah memasukkan atau mengeluarkan udara dari tangki pada waktu tertentu,volume air dalam tangki berkurang atau bertambah.Pipa ven ini biasanya di pergunakan pada tangki dengan volume air 2m3 atau lebih. Lubang udara masuk pipa ven harus di pasang saringan serangga.

2.1.3.2 Pemasangan Tangki Air di Luar Gedung

Apabila tangki air akan di pasang dengan jarak 5m dari pipa pembuangan,tangki septic dan peralatan lainnya yang menyimpan atau mengolah air buangan dan lain-lain,maka akan timbul pencemaran terhadap air dalam tangki tersebut.Oleh karena itu tidak di benarkan penampung tangki langsung dalam tanah,melainkan harus di lindungi dengan memasang tangki tersebut dalam satu rung bawah tanah. Cara lain ini dengan memasang tangki air tersebut di atas satu menara.Apabila jarak tersebut di atas dapat di buat lebih dari 5m maka tangki air dapat di tanam langsung dalam tanah,baik seluruhnya maupun sebagian.

2.1.4 Perancangan Sistem Pipa Air Dingin

2.1.4.1 Sistem Pipa

Pada dasarnya ada dua system pipa penyediaan air dalam gedung yaitu system pengairan ke atas dan system pengairan ke bawah.Dalam system pengairan ke atas pipa utama di pasang dari tangki atas ke bawah sampai langit-langit lantai teratas dari gedung,kemudian mendatar dan bercabang-cabang tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai di atasnya.Sedangkan,Dalam system pengairan ke bawah di perlukan ruang yang cukup dalam langit-langit lantai teratas untuk memasang pipa utama mendatar ruang yang cukup pula untuk melakukan pemeriksaan perawatan operasi dan penyetelan atau katup-katup pada pipa-pipa cabang tegak ke bawah.Pembuangan udara yang tertinggal dalam pipa relatif cukup mudah.

2.1.4.2 Pemasangan Katup

Dari pipa utama (tegak ataupun mendatar) biasanya di buat pipa-pipa cabang yang melayani tiap lantai pada gedung bertingkat.Pada pipa-pipa cabang ini,mungkin dengan pipa utamanya hendaklah di pasang katup-katup pemisah agar kalau perlu di lakukan perawatan atau perbaikan pada cabang tersebut,maka tidak perlu instalasi seluruh gedung di matikan.Katup tersebut biasanya di pasang pada ke dua ujungnya dengan flans pipa dan bukan dari jenis dengan sambungan ulir.

2.1.4.3 Penaksiran Laju Aliran Air

Ada beberapa metode yang di gunakan untuk menaksir besarnya laju aliran, yaitu:1. Penaksiran Berdasarkan Jumlah Pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni dan perkiraan jumlah penghuni.Dengan demikian,jumlah pemakaian air sehari dapat di perkirakan,walaupun jenis atau jumlah alat plumbing belum di tentukan.Metode ini praktis untuk tahap perencanaan dan perancangan.Apabila jumlah penghuni di ketahui atau di tetapkan untuk suatu gedung,maka angka tersebut di pakai untuk menghitung pemakaian air perorang per hari untuk sifat penggunaan gedung tersebut.Tetapi jika jumlah penghuni tidak dapat di ketahui biasanya di taksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan huni perluas lantai.dan menetapkan kepadatan huni per luas lantai. Luas lantai gedung yang di maksudkan adalah luas lantai efektif,berkisar antara (55-80)% dari luas seluruhnya.2. Penaksiran Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat PlumbingMetode ini di gunakan apabila kondisi pemakaian alat plumbing dapat di ketahui,misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya.Juga harus di ketahui jumlah dari setiap jenis alat plumbing dalam gedung tersebut.3. Penaksiran Berdasarkan Unit Beban Alat PlumbingDalam metode ini untuk setiap alat plumbing di tetapkan setiap unit beban. Untuk setiap bagian pipa di jumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plumbing yang di layaninya.Kemudian di cari besarnya laju aliran menggunakan kurva.Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plumbing dengan laju aliran air,dengan memasukkan factor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plumbing.

2.1.5 Peralatan Penyediaan Air

2.1.5.1 Jenis Peralatan

1. Tangki Air

a. Tangki Air Bawah Tanah Air dari jaringan air minum kota di alirkan melalui katup bola dan di tamping dalam tangki bawah tanah dan kemudian di pompa ke dalam jaringan pipa penyediaan air gedung.Ukuran atau kapasitas tangki harus cukup besar,tangki semacam ini dapat di buat dari baja,beton bertulang dan belakangan ini muncul dari bahan FRP atau di dalam istilah populer dinamakan fiberglass.

b. Tangki Atap Tangki ini mendapat air dari pompa yang menyedot dari tangki bawah tanah dan berfungsi untuk menyimpan air untuk kebutuhan singkat dan untuk menstabilkan tekanan air sehubungan dengan fluktuasi pemakaian air sehari-hari,biasanya di buat dari plat baja,kayu dan juga FRP.

c. Tangki Tekan Tangki semacam ini berfungsi untuk menyimpan air dengan tekanan tinggi,biasanya di buat dari baja.

2. Pompa Penyedot Air

Pompa penyedot air yaitu pompa yang menyedot air dari tangki bawahdan kemudian mengalirkannya ke tangki atas atautangki atap yang sering kali di namakan pompa angkat sedangkan pompa yang mengalirkan air ke tangki tekan sering di namakan pompa tekan.

2.1.5.2 Penentuan Kapasitas Alat

1. Diameter Pipa DinasPipa dinas yang menyalurkan air dari pipa air minum kota ke dalam gedung harus mempunyai ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan jam puncak.Apabila gedung tersebut di lengkapi dengan tangki air bawah untuk menampung air.Ukuran pipa dinas dapat di perkecil sampai mempunyai ukuran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jam rata-rata.

2. Kapasitas Tangki Air Bawah TanahUntuk tangki air bawah tanah yang hanya di gunakan untuk menampung air minum ukurannya adalah banyaknya jumlah kebutuhan air perhari di kurang rata-rata pemakaian perhari kapasitas pipa dinas.

3. Kapasitas Tangki Atap Tangki atap di maksudkan untuk menampung kebutuhan air pada jam puncak dan biasanya di sediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan jam puncak tersebut yakni sekitar 30 menit.Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak di mulai pada saat muka air terendah dalam tangki atas,sehingga perlu di perhitungkan jumlah air yang dapat di masukkan dalam waktu 10 sampai 15 menit oleh pompa angkat.

2.2 Air Buangan

2.2.1 Dasar-dasar Sistem Pembuangan

2.2.1.1 Jenis Air Buangan

Air buangan adalah semua cairan yang di buang,baik yang mengandung kotoran manusia,hewan,sisa tumbuh-tumbuhan,maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri.Air buangan dapat di bagi menjadi empat golongan:1. Air Kotor Air buangan yang berasal dari kloset dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya.2. Air Bekas Air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya,seperti bak mandi,bak cuci tangan,bak dapur dan sebagainya.3. Air HujanAir buangan yang berasal dari atap,halaman dan sebagainya.4. Air Buangan Khusus Air buangan yang mengandung gas,racun,atau bahan-bahan berbahaya.

2.2.1.2 Klasifikasi Sistem Pembuangan Air

1. Klasifikasi Menurut Jenis Air Buangan a. Sistem pembuangan air kotor b. Sistem pembuangan air bekas c. Sistem pembuangan air hujand. Sistem pembuangan air khususe. Sistem pembuangan air dari dapur

2. Klasifikasi Menurut Cara Pembuangan Aira. Sistem pembuangan air campuranb. Sistem pembuangan terpisahc. Sistem pembuangan tak langsung

3. Klasifikasi Menurut Cara Alirana. Sistem gravitasib. Sistem tekanan

4. Klasifikasi Menurut Letaknyaa. Sistem pembuangan gedungb. Sistem pembuangan di luar gedung atau roil gedung

2.2.1.3 Sistem Pembuangan Air

1. Sistem pembuangan air kotor dan air bekas a. Sistem campuranb. Sistem terpisah

2. Sistem pembuangan air hujanPada dasarnya air hujan harus di salurkan melalui system pembuangan yang terpisah dari system pembuangan air bekas dan air kotor.Kalau di campurkan maka apabila saluran tersebut tersumbat oleh sebab apapun,ada kemungkinan air hujan akan mengalir balik dan masuk ke dalam alat plumbing terendah dalam system tersebut.

3. Sistem gravitasi dan system bertekan Dalam ke dua system ini air buangan di kumpulkan dan kemudian di buang keluar dengan cara gravitasi dan pompa.

2.2.1.4 Bagian-bagian Sistem Pembuangan

1. Bagian-bagian Instalasi Pipa Pembuangan a. Pipa pembuangan alat plumbingb. Cabang mendatarc. Pipa tegak air buangand. Pipa tegak air kotore. Pipa atau saluran pembuangan gedung f. Riol gedung

2.2.1.5 Kemiringan Pipa dan Kecepatan Aliran

Sistem pemuangan harus mampu mengalirkan air dengan cepat,air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian padat.Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringanyang cukup,sesuai dengan banyak dan jenis air buangan yang harus di alirkan.

2.2.2 Pembuangan Tak Langsung,Pembuangan Khusus dan Sebagainya

1. Pembuangan Tak Langsung

Air buangan dari tempat-tempat di bawah ini harus di layani dengan system pembuangan tak langsung,yaitu:a. Perlengkapan rumah Tangga atau Untuk Bahan Makanan1. Perlengkapan pendingin2. Perlengkapan dapur3. Perlengkapan pencuci4. Perlengkapan atau mesin minumanb. Kolam renang atau kolam air mancurc. Pembuangan dari peralatan dan system pipa 1. Pembuangan air dari peluap tangki air2. Pembuangan air dari Pompa-pompa3. Pembuangan air dari Kotak penampung 4. Pembuangan air dari System pipa air dingin dan air panas5. Pembuangan air dari Katup pengaman6. Pembuangan air dari Selubung pendingin mesin 7. Pembuangan air dari Instalasi pengolahan air bersihd. Pembuangan dari sistem penyediaan uap dan air panas

2.Lubang Keluar Pipa Pembuangan Tak Langsunga. Air buangan tak langsung yang tak bersih b. Lubang keluar pipa pembuangan tak langsung tidak boleh di masukkan ke dalam bak cuci dapur,tangan dan lainnya.c. Hanya dalam keadaan terpaksa boleh di sambungkan ke pipa pembuangan gedungd. Lubang pembuangan tidak boleh di pasang pada lantai e. Lubang pembuangan di pasang di bawah lantaif. Perangkap harus di pasang pada lubang pembuangan

2.2.3 Ukuran Pipa Pembuangan

Persyaratan pipa sebagai berikut:1. Ukuran minimum pipa cabang mendatar harus mempunyai ukuran sekurang-kurangnya sama dengan diameter terbesar dari perangkap alat plumbing yang di layaninya.2. Ukuran minimum pipa tegak harus mempunyai ukuran sekurang-kurangnya dengan diameter terbesar cabang mendatar yang di sambungkan ke pipa tegak tersebut.3. Pengecilan ukuran pipa,pipa tegak maupun cabang mendatar tidak boleh di perkecil diameternya dalam arah aliran air buangan.4. Pipa di bawah tanah harus mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 50mm.5. Interval cabang adalah jarak pipa tegak antara dua titik dimana cabang mendatar di sambungkan pada pipa tegak tersebut sekurang-kurangnya 2,5m.

2.2.4 Dasar-dasar Sistem Ven

2.2.4.1 Tujuan Sistem Ven

Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut:1. Menjaga sekat perangkap dari efek tekanan2. Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan3. Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan

2.2.4.2 Hilangnya Sekat Air dan Perlunya Ven

Penyebab hilangnya sekat air yakni:1. Efek tekanan sendiri Timbul apabila seluruh perangkap dan pipa pengering alat plumbing terisi penuh dengan air buangan pada akhir proses pembuangan,sehingga air perangkap juga akan ikut mengalir ke dalam pipa pengering.2. Efek hisapanDapat terjadi pada air perangkap alat plumbing yang di pasang dekat dengan pipa tegakdan pada pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di bawahnya.3. Efek tiupan keluar Dapat terjadi pada air perangkap alat plumbing yang di pasang dekat dengan pipa tegak dan pada pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di atasnya.4. Efek kapilerDapat terjadi jika ada rambut atau benang yang tersangkut dalam perangkap air.5. Efek penguapanDapat terjadi jika alat plumbing tidak di gunakan untuk waktu yang cukup lama.6. Efek momentumBiasanya jarang terjadi tetapi efek ini biasanya timbul jika ada pembuangan air mendadak akan terjadi perubahan tekanan yang cepat dalam pipa pembuangan.

2.2.4.3 Jenis Sistem Vendan Pipa Ven1. Jenis Pipa Vena. Ven pipa tunggalPipa ini di pasang untuk melayani satu alat plumbing dan di sambungkan kepada system ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.b. Ven pipa iupPipa ini di pasang untuk melayani dua atau lebih alat plumbing dan di sambungkan pada pipa ven tegak.c. Ven pipa tegakSatu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plumbing yang di pasang bertolak belakang atau sejajar di pasang pada tempat ke dua pipa di pasang.d. Ven pipa basahPipa ven yang menerima air buangan yang berasal dari alat plumbing.e. Ven pipa pelepasPipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa buangan.f. Ven pipa balikPipa ven tunggal yang membelok ke bawah setelah bagian tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air alat plumbing kemudian di sambungkan ke pipa tegak ven setelah di pasang mendatar di bawah lantai.2.Sistem Vena. Sistem ven pipa tunggalSystem ven dimana pada setiap alat plumbing di pasang sebuah pipa ven.b. Sistem ven pipa iupDalam system ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plumbing dan di pasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan di sambungkan ke pipa ven tegak.c. Sistem ven pipa tegakPipa ini harus di pasang dalam hal dimana pipa tegak air kotor atau air bekas dan melayani dua interval cabang atau lebih.d. Sistem ven pipa basahPada system ini di harapkan agar beban air buangan hanya setengahnya di bandingkan dengan pipa pembuangan sejenis dari ukuran yang sama.e. Sistem ven pipa balikSystem ini di terapkan bila pipa ven tunggal tidak dapat di sambung ke pipa ven lainnya yang lebih tinggi atau langsung di buka ke udara luar,sehingga harus di belokkan ke bawah terlebih dahulu.f. Sistem ven pipa bersamaSystem yang di pasang untuk melayani dua alat plumbing yang di pasang bertolak belakang pada ke dua sisi dinding pemisah.

2.2.4.4 Persyaratan Untuk Pipa Ven

1. Kemiringan pipa venPipa ven harus di buat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk atau air yang terbawa masuk ke dalamnya dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan.2 Cabang pada pipa ven Dalam membuat cabang pipa ven harus di usahakan agar udara tidak terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun.3 Letak bagian mendatar pipa venDari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air buangan,pipa tersebut harus di buat tegak sampai sekurang-kurangnya 150mm di atas muka air alat plumbing tertinggi yang di layani ven tersebut,sebelum di belokkan mendatar atau di sambungkan ke cabang pipa ven.4. Ujung pipa venUjung pipa harus terbuka ke daerah luar,tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan

2.2.5 Penentuan Untuk Pipa Ven

Ukuran pipa-pipa ven adalah sebagai berikut:1. Ukuran pipa ven lup dan pipa ven sirkita. Ukuran pipa ven iup dan ven sirkit minimum 32mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang mendatar pipa buangan atau pipa tegak ven yang di sambungkannya.b. Ukuran pipa ven pelepas minimum 32mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang mendatar pipa pembuangan yang di layaninya.2. Ukuran ven pipa tegakUkuran ven pipa tegak tidak boleh kurang dari ukuran pipa tegak air buangan yang di layaninya dan selanjutnya tidak boleh di perkecil ukurannya sampai ke ujung terbuka.3. Ukuran pipa ven tunggal Ukuran pipa ven tunggal minimum 32mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter pipa pengering alat plumbing yang di layaninya.4. Ukuran pipa ven pelepas Ukuran pipa ven pelepas,pipa pembuangan harus sama dengan atau lebih besar dari pada diameter pipa tegak ven atau pipa tegak air buangan.5. Ukuran ven untuk bak penampung Ukuran pipa ven untuk bak penampung air buangan minimum harus 50mm dalam keadaan apapun.

BAB IIIGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1 Letak Geografis Relat IndahSecara geografis Hotel Relat Indah berada di tempat yang sangat strategis karena berada dekat dengan laut, sehingga penghuni Hotel mendapatkan kenyamanan yang baik.Karena secara tidak langsung para penghuni tersebut dapat menghirup udara langsung dari laut dan dapat menikmati keindahan alamiah laut papua yang ada.

3.2 Denah Gedung dan Penggunaan Gedung

BAB IVIDENTIFIKASI SISTEM PLUMBING HOTEL RELAT INDAH

4.1 Penyediaan Air Bersih

4.1.1 Sumber Air Bersih

Sumber air bersih pada Hotel Relat Indah berasal dari dua saluran yaitu saluran air dari PDAM dan dari air tanah atau sumur bor.Sumber air yang berasal dari tanah ini di ambil dengan menggunakan mesin pompa (sanyo).Hal ini di lakukan karena air PDAM tidak begitu banyak sehingga untuk menghindari kekurangan air pada Hotel Relat di buatkan sumur bor untuk mendapatkan air tanah.Air dari PDAM dan air dari tanah di kumpul dan di saring dalam tempat yang sama,yang kemudian di salurkan ke tempat penampung air untuk di gunakan dalam keperluan hotel sebagaimana biasa.Gambar 4.1 Sumber Air PDAM dan Air Tanah4.1.2 Sistem Penyediaan Air Bersih

Air yang berasal dari PDAM dan air dari tanah akan di tampung dalam satu reservoir.Sebelumnya air-air ini akan di saring dalam sebuah tempat penampung yang telah di sediakan,selanjutnya akan di pompakan ke bak penampung yang ada di lantai dua kemudian akan di pompakan lagi ke tangki atap yang berada di lantai enam.Jadi di Hotel Relat Indah ini menggunakan dua bak penampung yaitu di lantai dua dan di lantai enam.Air yang telah di tampung di menara air di lantai atas kemudian akan di distribusikan ke lantai satu,dua,tiga,empat,lima dan enam yang berhubungan dengan system plumbing atau perpipaan yang ada baik untuk kebutuhan kamar mandi,dapur,laundry,dan sebagainya.

Gambar 4.2 Tangki Air di Lantai Dua4.1.3 Reservoir dan Tangki AirRelat Indah memiliki satu reservoir yang ada di lantai atap.Reservoir ini menampung dua macam sumber air yang berasal dari PDAM dan air tanah yang nantinya akan di distribusikan ke semua system plumbing di dalam Hotel Relat Indah.

Gamber 4.3 Reservoir

4.2 Pengelolaan Air Buangan 4.2.1 Sumber Air Buangan Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di Hotel Relat Indah yaitu di mana sumber air buangan di Hotel tersebut berasal dari kamar mandi,dapur,laundry dan juga berasal dari air limpasan hujan.

Gambar 4.4 Air Buangan Dari Kamar Mandi,wastafel,dll.4.2.2 Sistem Pengelolaan Air BuanganAir buangan yang berasal dari aktivitas hotel tersebut dari masing-masing unit system plumbing atau perpipaan di salurkan melalui unit-unit plumbing yang ada tanpa ada penanganan lebih lanjut,lalu di tampung dalam satu tempat yang telah di sediakan.Jadi semua air yang tidak dapat digunakan lagi atau semua air kotor dari dapur,kamar mandi,laundry dan sebagainya akan langsung di buang ke tempat penampung yang telah di sediakan dan kemudian di buang ke badan air.Bakk penampung air kotor ini di buat di sampingnya Hotel Relat Indah yang di bangun di bawah tanah dan tempat tersebut digunakan sebagai tempat parkiran motor.

Gambar 4.5 Bak Penampung Air BuanganBAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan plumbing sebelunnya,maka dapat kami simpulkan bahwa:1. System penyediaan air bersih hotel relat indah menggunakan system sambungan langsung.2. Sumber air bersih berasal dari PDAM dan air tanah (sumur bor).3. Sumber air buangan berasal dari kegiatan hotel serta limpasan air hujan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami sarankan agar Hotel Relat Indah,agar:1. Hendaknya pihak manajemen hotel melakukan perawatan rutin terhadap system unit plumbing hotel untuk menghindari pencemaran air.2. Perlu adanya peningkatan peralatan plumbing agar memenuhi standar yang berlaku agar memberikan kenyamanan pada penghuni hotel.3. Limbah atau air buangan perlu di lakukan pengelolaan agar tidak membahayakan lingkungan.