gis jakarta

Upload: marianus-milo

Post on 30-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

  • ANALISA DATA SPASIAL WILAYAH BANJIR DKI JAKARTA

    BERDASARKAN CURAH HUJAN BERBASIS WEB MULTIMEDIA

    Cheche Manullang (50407214)

    Jurusan Teknik Informatika, Teknologi Industri

    Universitas Gunadarma

    Jl. Margonda Raya,100, Pondok Cina, Depok

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini meningkat dengan sangat drastis.

    Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan

    perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat

    keruangan (spasial). Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data

    yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data

    spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.

    Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan

    hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari

    informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi,

    dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Sistem informasi atau data

    yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen yang paling penting,

    karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam

    aplikasi. Oleh karena Ini berkaitan dengan pemenuhan lingkup territorial dari perencanaan.

    Sebagai sebuah metode, Analisis Spasial berusaha untuk membantu perencana dalam

    menganalisis kondisi permasalahan berdasarkan data dari wilayah yang menjadi sasaran.

    Kata Kunci : GIS, Spasial, Banjir, Jakarta

  • I. PENDAHULUAN SIG bertujuan untuk

    mengembangkan dan menciptakan suatu

    sistem database terpadu, yang mampu

    menyimpan, mengelola, menganalisis, dan

    menyajikan informasi geografis wilayah

    DKI Jakarta. Selama ini pemanfaatannya

    hanya ditujukan bagi perencanaan yang

    bersifat fisik, seperti jalan, jaringan

    telepon, air bersih, dan lain sebagainya.

    Tetapi sebenarnya SIG juga dapat

    dimanfaatkan untuk menghasilkan

    database tentang informasi kondisi sosial

    wilayah DKI Jakarta.

    Data tersebut dapat diolah

    berdasarkan permasalahan sosial yang

    akan dianalisa. Semakin banyak data yang

    dimuat akan semakin lengkap gambaran

    yang dapat disajikan, dan akhirnya

    semakin banyak pula permasalahan sosial

    yang dapat dianalisa untuk dicari

    pemecahannya.

    Proses membangun SIG terdiri dari

    Pengumpulan data, pemeriksaan data,

    penyimpanan data, pemrosesan data, dan

    penyajian data (Soendjojo, 1995).

    Sehingga sebagai alat bantu, SIG pada

    dasarnya dibuat untuk mengumpulkan,

    menyimpan, mengelola, menganalisis, dan

    menyajikan semua bentuk informasi

    geografis suatu wilayah/kota. Dengan

    adanya SIG ini informasi geografis dapat

    ditangani dan disajikan secara terpadu

    dengan cepat, tepat, dan efisien, baik

    dalam bentuk peta, statistik, maupun tabel.

    Selain itu dengan adanya SIG ini

    data-data tersebut mudah untuk

    diperbaharui Selain itu dengan kelebihan-

    kelebihan yang dimiliki oleh SIG kiranya

    system ini mampu juga dalam hal

    menentukan wilayah yang menjadi sasaran

    kegiatan. SIG membantu menayangkan

    wilayah mana yang memiliki karakteristik

    yang sesuai dengan kelompok sasaran,

    sehingga suatu program akan menjadi

    lebih efektif dan efisien karena dikenakan

    kepada kelompok sasaran yang tepat.

    Penentuan karakteristik kelompok

    merupakan hasil dari analisis terhadap

    data-data yang berkaitan dengan

    permasalahan. Setelah data disajikan

    dalam bentuk spasial, maka analisis dapat

    dilakukan secara spasial pula.

    Ini berkaitan dengan pemenuhan

    lingkup territorial dari perencanaan.

    Sebagai sebuah metode, Analisis Spasial

    berusaha untuk membantu perencana

    dalam menganalisis kondisi permasalahan

    berdasarkan data dari wilayah yang

    menjadi sasaran.

    II. LANDASAN TEORI

    2.1 Geographic Information System

    Informasi geografis, dalam bentuk

    yang paling sederhana, adalah informasi

    yang berkaitan dengan lokasi tertentu.

    Dalam arti luas, Geographic information

  • system(GIS) merupakan alat bantu dalam

    memproses data spatial menjadi sebuah

    informasi. GIS bukan sekedar penggunaan

    komputer untuk membuat peta, tapi lebih

    dari itu GIS seharusnya dapat membantu

    dalam analisis.

    2.1.1 Komponen Geographical

    Information System

    Gambar 2.1: Komponen GIS

    1. Hardware. GIS membutuhkan komputer

    untuk penyimpanan dan pemproresan data.

    Ukuran dari sistem komputerisasi

    bergantung pada tipe GIS itu sendiri.

    2. Software. Dalam pembuatan GIS

    diperlukan software yang menyediakan

    fungsi tool yang mampu melakukan

    penyimpanan data, analisis dan

    menampilkan informasi geografis.

    3. Data. SIG merupakan perangkat

    pengelolaan basis data (DBMS = Data

    Base Management System) dimana

    interaksi dengan pemakai dilakukan

    dengan suatu sistem antar muka dan sistem

    query dan basis data dibangun untuk

    aplikasi multiuser.

    2.2 Data Spasial

    Proses pemasukan data bisa

    melibatkan banyak hal, baik hardware

    maupun software, begitu juga dengan

    proses manajemen data serta output

    datanya. Ada dua jenis data masukkan

    yang digunakan dalam SIG, yaitu data

    spasial dan data non-spasial atau atribut.

    Data spasial mempunyai pengertian

    sebagai suatu data yang mengacu pada

    posisi, obyek, dan hubungan diantaranya

    dalam ruang bumi. Data spasial

    merupakan salah satu item dari informasi,

    dimana didalamnya terdapat informasi

    mengenai bumi termasuk permukaan

    bumi, dibawah permukaan bumi, perairan,

    kelautan dan bawah atmosfir [5]. Data

    spasial dan informasi turunannya

    digunakan untuk menentukan posisi dari

    identifikasi suatu elemen di permukaan

    bumi [6]

    Gambar 2.2: Klasifikasi Model Data

    Spasial

    2.2.1 Model Data Raster

    Model raster memberikan informasi

    spasial terhadap permukaan di bumi dalam

  • bentuk gambaran yang di generalisasi.

    Representasi dunia nyata disajikan sebagai

    elemen matriks atau piksel yang

    membentuk grid yang homogen.

    2.2.2 Model Data Vektor

    Model data vektor merupakan model

    data yang paling banyak digunakan, model

    ini berbasiskan pada titik (points) dengan

    nilai koordinat (x,y) untuk membangun

    obyek spasialnya. Obyek yang dibangun

    terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu

    berupa titik (point), garis (line), dan area

    (polygon).

    2.3 Banjir

    Definisi banjir menurut

    Multilingual Technical Dictionary on

    Irrigation and Drainage, ICID adalah "a

    relatively high _ow or stage in a river,

    markedly higher than the usual; also the

    inundation of low land that may result

    therefrom. A body of water, rising,

    swelling and over_owing the land not

    usually thus covered." [3] Banjir yang

    melanda Jakarta umumnya disebabkan

    oleh banjir kiriman dari Bogor atau hujan

    lokal yang sangat deras dengan waktu

    lama antara 1-3 hari. Ada pun banjir

    karena pasang laut hanya melanda

    kawasan tertentu saja di pesisir Jakarta

    Utara seperti Rawa Buaya jika ada tanggul

    yang jebol.

    2.4 DKI Jakarta

    Kota Jakarta telah berdiri sejak

    awal abad XVII yaitu tahun 1527. Dimulai

    dengan nama "Gemeente dan

    Stadgemeente Batavia" atau singkatnya

    Batavia. Pada masa pendudukan Jepang

    namanya berubah menjadi Jakarta Toku-

    betsushi". Kemudian pada masa

    perjuangan hingga Indonesia merdeka

    hingga sekarang lebih dikenal dengan

    nama Kota Metropolitan Jakarta. Sejarah

    kota Jakarta terkait erat dengan perjuangan

    bangsa yang telah ada sejak tanggal 22

    Juni 1527, yaitu ketika Fatahillah

    mengalahkan armada asing, dan kemudian

    menggati nama Sunda Kelapa menjadi

    Jayakarta.

    2.4.1 Jakarta Timur

    Secara administratif wilayah Jakarta

    Timur dibagi menjadi 10 Kecamatan, 65

    Kelurahan, 673 Rukun Warga dan 7.513

    Rukun Tetangga serta dihuni oleh

    Penduduk sebanyak lebih kurang

    1.959.022 jiwa terdiri dari 1.044.847 jiwa

    laki-laki dan 914.175 jiwa Perempuan.

    Atau sekitar 10 penduduk DKI Jakarta

    dengan kepadatan mencapai 10.445 jiwa

    per Km2. Pertumbuhan penduduk 2,4

    persen per tahun dengan pendapatan per

    Kapita sebesar Rp. 5.057.040,00.

    2.4.2 Jakarta Barat

    Wilayah kotamadya Jakarta Barat

    merupakan salah satu bagian yang

  • memiliki kedudukan setingkat dengan

    Kotamadya Tingkat II. Walikotamadya

    yang bertanggungjawab langsung kepada

    Gubernur KDKI Jakarta Berdasarkan

    Penetapan Presiden RI No.2 Tahun 1961

    tentang Pemerintahan DKI Jakarta dan

    Penjelasan Undang-undangan No. 5 Tahun

    1974 tentang pokok-pokok pemerintah di

    daerah, bahwa tugas, wewenang dan

    kewajiban Walikotamadya adalah

    menjalankan Pemerintahan pembangunan

    dan pembinaan kemasyarakatan dalam

    wilayah.

    2.4.3 Jakarta Utara

    Wilayah Jakarta Utara merupakan

    bagian dari pemerintah daerah Khusus

    Ibukota Jakarta yang pada abad ke 5

    merupakan pusat pertumbuhan pemerintah

    kota Jakarta yang terletak dimuara sungai

    Ciliwung di daerah Angke. Saat itu muara

    Ciliwung merupakan Bandar Pelabuhan

    Kerajaan Tarumanegara dibawah pimpinan

    Raja Purnawarman.

    2.4.4 Jakarta Selatan

    Wilayah Jakarta Selatan terletak

    pada 106'22'42 - 106'58'18 Bujur Timur

    dan 5'19'12 Lintang Selatan. Luas wilayah

    Jakarta Selatan sesuai dengan keputusan

    Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989

    adalah 145,37 km2 atau 22,41dan 65

    kelurahan yang berada di belahan selatan

    banjir kanal dengan jumlah penduduk

    1.893.705 jiwa. Jumlah penduduk terpadat

    berada di Kecamatan Tebet dan yang

    terjarang adalah Kecamatan Cilandak.

    2.4.5 Jakarta Pusat

    Wilayah administratif Jakarta Pusat

    mempunyai luas 48,17 km2 dengan

    kondisi topografi relatif datar dan dibagi

    menjadi 8 Kecamatan, 44 Kelurahan, 394

    RW dan 4662 RT.

    2.5 Hypertext Prepocessor ( PHP )

    PHP diciptakan oleh programmer

    unix dan Perl yang bernama Rasmus

    Lerdoft pada bulan Agustus-September

    1994. Pada awalnya, Rasmus mencoba

    menciptakan sebuah script dalam wesite

    pribadinya dengan tujuan untuk

    memonitor siapa saja yang pernah

    mengunjungi website-nya.

    Script PHP adalah bahasa program

    yang berjalan pada sebuah webserver, atau

    sering disebut server-side. Oleh karena itu,

    PHP dapat melakukan apa saja yang bisa

    dilakukan program CGI lain, yaitu

    mengolah data dengan tipe apapun,

    menciptakan halaman web yang dinamis,

    serta menerima dan menciptakan cookies,

    dan bahkan PHP bisa melakukan lebih dari

    itu.

    PHP dapat berjalan pada semua

    jenis system operasi, antara lain pada

    Linux dan varian Unix (HP-UX, Solaris

    dan OpenBSD), pada Ms Windows, Mac

  • dan masih banyak lagi, selain itu PHP juga

    dapat berjalan pada beberapa jenis

    webserver antara lain Apache, Microsoft

    IIS, personal webserver, Netscape dan

    Iplanet Server, Caudium, Xitami,

    Omnihttpd dan masih banyak lagi.

    Output yang dihasilkan PHP bukan

    hanya HTML, namun juga dalam bentuk

    gambar, file PDF, serta gambar animasi

    menggunakan Libswf dan Ming. Output

    yang lain denganjenis teks dapat berupa

    file XHTML dan XML. System kerja dari

    PHP diawali dengan permintaan yang

    beasal dari halaman website oleh browser.

    Gambar 2.3: Cara Kerja PHP

    [7]

    Ada empat macam cara penulisan kode

    PHP, antara lain :

    echo ("tulis pake

    ini jika html editor Anda tidak mengenali

    PHP");

    Penulisan yang paling sering digunakan

    adalah cara pertama dan kedua. Pada

    penulssian script php, tiap akhir baris harus

    selalu diberi tanda titik koma (;). Untuk

    menambahkan baris komentar pada PHP

    caranya adalah dengan meletakkan komentar

    tersebut di sebelah kanan tanda // jika

    komentar satu baris dan di antara /* dan */

    jika komentarnya lebih dari satu baris.

    2.6 Javascript

    Javascript diperkenalkan pertama

    kali oleh Netscape pada tahun 1995. Pada

    awalnya bahasa ini dinamakan

    "LiveScript" yang berfungsi sebagai

    bahasa sederhana untuk browser Netscape

    Navigator 2. Pada masa itu bahasa ini

    banyak dikritik karena kurang aman,

    pengembangannya yang terkesan buru

    buru dan tidak ada pesan kesalahan yang

    di tampilkan setiap kali kita membuat

    kesalahan pada saat menyusun suatu

    program. Kemudian sejalan dengan sedang

    giatnya kerjasama antara Netscape dan

    Sun (pengembang bahasa pemrograman

    "Java" ) pada masa itu, maka Netscape

    memberikan nama "JavaScript" kepada

    bahasa tersebut pada tanggal 4 desember

    1995.

    Pada saat yang bersamaan

    Microsoft sendiri mencoba untuk

    mengadaptasikan teknologi ini yang

    mereka sebut sebagai "Jscript" di browser

    Internet Explorer 3. Javascript adalah

    bahasa yang berbentuk kumpulan skrip

  • yang pada fungsinya berjalan pada suatu

    dokumen HTML, sepanjang sejarah

    internet bahasa ini adalah bahasa skrip

    pertama untuk web. Bahasa ini adalah

    bahasa pemrograman untuk memberikan

    kemampuan tambahan terhadap bahasa

    HTML dengan mengijinkan

    pengeksekusian perintah perintah di sisi

    user, yang artinya di sisi browser bukan

    disisi server web. Javascript bergantung

    kepada browser (navigator) yang

    memanggil halaman web yang berisi skrip

    dari Javascript dan tentu saja terselip di

    dalam dokumen HTML.

    III. PERANCANGAN DAN ANALISIS

    Gambar 3.1: Tahapan Pembuatan webGIS

    3.1 Perencanaan Storyboard

    Untuk mendesain interface

    digunakan storyboard yang disusum secara

    berurutan, layar demi layar. Tiap layar

    diberi penjelasan spesifikasi tentang apa

    yang akan ditampilkan pada layar tersebut.

    3.2 Menentukan Wilayah

    Pada tahapan ini merupakan titik

    awal dari proses untuk mengembangkan

    suatu aplikasi GIS. Dimana pada suatu

    aplikasi GIS harus terdapat peta suatu

  • daerah tertentu dan informasi yang akan

    ditampilkan dan diperlihatkan.

    3.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non-

    Spasial

    Kemudian pada tahap ini penulis

    melakukan pengumpulan data-data yang

    terkait dalam pengembangan suatu aplikasi

    GIS. Pengumpulan data-data yang

    dilakukan terbagi menjadi dua, yang

    pertama mengumpulkan data spasial untuk

    wilayah DKI Jakarta ini. Dimana penulis

    mendapatkan data spasial sebanyak tujuh

    buah layer.

    Layer-layer tersebut antara lain,

    layer jaringan sungai, layer jaringan jalan,

    layer Jakarta Utara, layer Jakarta Barat,

    layer Jakarta Selatan, layer Jakarta Timur,

    dan layer Jakarta Pusat. Sedangkan yang

    kedua yaitu pengumpulan data non-spasial,

    penulis memperoleh data tersebut melalui

    sumber yang ada.

    3.4 Digitasi Peta

    Tahap digitasi peta merupakan

    teknik membuat peta melalui proses

    komputer. Proses ini sebenarnya seperti

    menirukan peta yang sudah ada tetapi

    masih berbentuk raster file untuk dijadikan

    vektor file. Umumnya untuk menirukan

    peta tersebut menggunakan raster file

    berformat .jpg meskipun banyak format

    lainnya yang bertipe file gambar.

    Sedangkan untuk vektor file dapat

    menghasilkan ekstensi .shp yang nantinya

    memiliki sebuah database file (.dbf) untuk

    ditampilkan sebagai informasi.

    IV. Hasil dan Pembahasan

    4.1 Kebutuhan Hardware dan Software

    4.1.1 Kebutuhan Hardware Perangkat keras yang digunakan dalam

    membangun aplikasi ini adalah komputer

    dengan spesifikasi :

    Intel Core 2 Duo processor 16500 (2,1

    GHz, 800 MHZ FSB)

    Memory 4 GB RAM

    Hard disk 322 GB

    4.1.2 Kebutuhan Software

    Quantum GIS biasa disingkat QGIS

    adalah sebuah Aplikasi GIS cross-

    platform Linux, Windows, Mac).

    Dimana QGIS ini mencakup pemetaan,

    analisis pasial, dan beberapa _tus

    desktop GIS lainnya.

    SVG View berfungsi untuk

    menampilkan peta pada halaman web.

    Dreamwaver merupakan software yg

    berfungsi sebagai penyunting halaman

    web. Software ini banyak digunakan

    oleh pengembang web karena fitur-

    fiturnya yang menarik dan kemudahan

    penggunaannya.

  • 4.2 Uji Coba Aplikasi Untuk melakukan pengujian program yang

    perlu dilakukan dalam adalah menginstal

    software-software yang diperlukan. Seperti

    Quantum GIS, SVG View, PHP, dan

    Javascript pada komputer yang akan

    menjalankan program ini. Setelah itu,

    aktifkan apacheserver dan mysql pada

    xampp control panel application seperti

    pada gambar 4.1

    Gambar 4.1: XAMPP Control Panel

    Apabila apache tersebut sudah

    diaktifkan, maka selanjutnya yang

    dilakukan adalah menuju ke browser.

    Yakin buka internet explorer pada

    komputer dan masukkan alamat

    http://localhost/prediksi banjir.

    Pada gambar 4.2 menunjukkan

    menu peta yang ada pada aplikasi ini.

    Dalam menu peta dapat dilihat hasil dari

    data spasial,dimana masing-masing

    wilayah diberikan warna yang berbeda.

    Dapat dilihat untuk wilayah kecamatan

    yang terkena banjir ditunjukkan dengan

    warna biru. Dan dapat dilihiat juga bagian

    jalan dan aliran sungai yang ditampilkan

    pada peta.

    Gambar 4.2: Tampilan Menu Peta

    Kemudian saat memilih bagian

    wilayah kecamatan yang terkena banjir,

    maka akan muncul informasi banjir dan

    curah hujan selama 6 tahun terakhir seperti

    yang terlihat pada gambar 4.3

    Gambar 4.3: Tampilan Informasi Banjir

    dan Curah Hujan

    Selain melihat informasi berupa

    tabel, dapat juga dilihat informasi banjir

    dan curah hujan secara gra_k seperti yang

    terlihat pada gambar 4.4 dan gambar 4.5.

  • Gambar 4.4: Tampilan Grafik Banjir

    Gambar 4.5: Tampilan Grafik Curah

    Hujan

    Dalam grafik apabila angka

    dibelakang koma berkisar di atas 5, akan

    dilakukan pembulatan ke atas. Namun jika

    angka dibelakang koma berkisar di bawah

    5, tidak dilakukan pembulatan.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Sistem informasi geogra_

    merupakan sebuah alat bantu manajemen

    berupa informasi berbantuan komputer

    yang berkaitanerat dengan sistem

    pemetaan dan analisis terhadap segala

    sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang

    terjadi di muka bumi. Berdasarkan analisa

    dan pembahasan yang bab sebelumnya,

    maka dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut. Adapun kesimpulan yang dapat

    diambil setelah melakukan tahapan

    implementasi dan pengujian, maka aplikasi

    ini dapat menerapkan teknologi web GIS.

    Dimana apilikasi ini dapat

    menyajikan bentuk data spasial yang dari

    wilayah yang terkena banjir di DKI

    Jakarta. Sehingga dapat menghasilkan

    informasi dari wilayah-wilayah yang

    disajikan pada peta web GIS tersebut.

    Dimana aplikasi berbasis web ini bisa

    mengurangi berbagai kekurangan yang

    dapat terjadi dalam penyimpanan dan

    pengolahan data,baik data spasial maupun

    data temporal. Mengingat fungsi dan

    keuntungan penggunaan GIS yakni yang

    menggabungkan antara analisis keruangan

    dan temporal diharapkan dapat

    mendapatkan lokasi wilayah banjir yang

    paling baik dari sisi potensi bencana alam

    dan memperkirakan potensi bencana itu di

    masa yang akan datang.

    5.2 Saran

    Data yang digunakan dalam

    aplikasi ini masih berupa data statis.

    Dimana hanya menampilkan data banjir

    dan curah hujan dalam tahun, serta

    wilayah yang ditampilkan masih terbatas

    dalam bagian kecamatan yang ada di DKI

    Jakarta. Selain itu, pada aplikasi ini tidak

    terdapat perintah untuk mengupdate.

    Karena perintah dalam pemrograman yang

    dipakai rumit dan membutuhkan banyak

  • tahapan, mulai dari data shp, Map Object,

    dan sebagainya.

    Oleh karena itu masih banyak

    kemungkinan pengembangan yang dapat

    dilakukan. Salah satunya adalah dengan

    menambahkan suatu daerah yang lebih

    detail serta penamabahan fitur admin

    untuk memproses data yang ingin diubah.

    Perangkat lunak yang digunakan

    sebaikanya framework seperti chameleon

    supaya wilayah yang terkena banjir dapat

    dilihat lebih detail.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] A. Alamsyah, _Pengantar javascript,_

    2003.

    [2] J. G. P-A. Davoine dan H. Martin, _A

    web-based multimedia framework for

    di_using spatio-temporal information:

    Application to natural hazards,_ Master's

    thesis, Geospatial Information Research:

    Bridging the Paci_c and Atlantic

    University of Gvle, Sweden, 2004.

    [3] A. J. Pratomo, _Analisis kerentanan

    banjir di daerah aliran sungai sengkarang

    kabupaten pekalongan provinsi jawa

    tengah dengan bantuan sistem informasi

    geografis,_ Ph.D. dissertation,

    FAKULTAS GEOGRAFI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    SURAKARTA, 2008.

    [4] E. Sekarwiri, _Hubungan antara

    kualitas hidup dengan sense of community

    warga

    dki jakarta daerah rawan banjir,_ Ph.D.

    dissertation, Universitas Indonesia,

    [5] Rajabidfard, Abbas, and I.P.

    Williamson. "Spatial Data Infrastructures :

    Concept, SDI Hierarchy and Future

    Directions." Melbourne, Victoria: Spatial

    Data Research Group, Department of

    Geomatics, The University of Melbourne,

    2000a.

    [6] . Spatial Data Infrastructures:An

    Initiative To Facilitate Spatial Data

    Sharing. Melbourne, Victoria: Spatial Data

    Research Group, Department of

    Geomatics, The University of Melbourne,

    2000b.

    [7] T. Yuliano, _Pengenalan php,_

    www.ilmukomputer.com, 2007.