makalah gharib qur'an 2

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur‘an adalah kitab suci yang mengandung keistimewaan yang tidak akan  pernah ada habisnya, betapa banyak orang yang secara terus-menerus dan  berkelanjutan mencoba untuk mengkaji, menyingkap, dan menafsirkan al- Qur‘an, akan tetapi ada saja hal-hal dan ilmu baru yang didapat dari al-Qur‘an sebagai  pembuktian bahwa kitab suci al-Qur‘an adalah suatu mukjizat yang memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa. Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan kitab yang serupa dengan al-Qur‘an, meskipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk melakukan hal itu, pernyataan tersebut dapat kita lihat dalam surah al-Isra‘ ayat 88. Sangatlah banyak al-Qur‘an menjelaskan tentang keistimewaannya di dalam ayat - ayat yang lainnya, yaitu dalam surah Huud ayat 13 dan juga surah Yunus ayat 38, dua ayat tersebut menerangkan bahwa tidak akan ada yang mampu menyusun yang semisal dengannya, meskipun satu surah saja atau satu surah yang hanya mencakup satu baris saja. Demikianlah kemukjizatan yang dimiliki oleh al- Qur‘an.  Namun, dalam konteks kitab samawi, al-Qur‘an bukanlah satu-satunya kitab samawi yang diturunkan oleh Allah, ada beberapa kitab samawi yang lainnya yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Dalam makalah ini, penulis akan mencoba memaparkannya dengan mengungkapkan beberapa komparasi dari kitab-kitab samawi tersebut sebagai suatu mukjizat dengan makalah yang berjudul Kemukjizatan Al -Qur‘an Dibandingkan Dengan Kitab Samawi yang Lainnya. Semoga dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat untuk kita bersama. Amin.

Upload: abrar-eel-zoldycks

Post on 10-Oct-2015

369 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Gharib Qur'an

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab suci yang mengandung keistimewaan yang tidak akan pernah ada habisnya, betapa banyak orang yang secara terus-menerus dan berkelanjutan mencoba untuk mengkaji, menyingkap, dan menafsirkan al-Quran, akan tetapi ada saja hal-hal dan ilmu baru yang didapat dari al-Quran sebagai pembuktian bahwa kitab suci al-Quran adalah suatu mukjizat yang memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa.Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan kitab yang serupa dengan al-Quran, meskipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk melakukan hal itu, pernyataan tersebut dapat kita lihat dalam surah al-Isra ayat 88. Sangatlah banyak al-Quran menjelaskan tentang keistimewaannya di dalam ayat-ayat yang lainnya, yaitu dalam surah Huud ayat 13 dan juga surah Yunus ayat 38, dua ayat tersebut menerangkan bahwa tidak akan ada yang mampu menyusun yang semisal dengannya, meskipun satu surah saja atau satu surah yang hanya mencakup satu baris saja. Demikianlah kemukjizatan yang dimiliki oleh al-Quran.Namun, dalam konteks kitab samawi, al-Quran bukanlah satu-satunya kitab samawi yang diturunkan oleh Allah, ada beberapa kitab samawi yang lainnya yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Dalam makalah ini, penulis akan mencoba memaparkannya dengan mengungkapkan beberapa komparasi dari kitab-kitab samawi tersebut sebagai suatu mukjizat dengan makalah yang berjudul Kemukjizatan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Samawi yang Lainnya. Semoga dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat untuk kita bersama. Amin.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian MukjizatMenurut bahasa, mukjizat berasal dari kata : . : .[footnoteRef:1] [1: Louis Maluf al- Yassui dan Bernand Toffel al- Yassui, al- Munjid al- Wasith fi al- Arabiyyah al- Muashirah, (Beirut: Dar al- Masyriq, 2003) h. 488]

Ajaza yujizu- ijaazan (wazan fiil). Ajazahu adalah menjadikannya atau mendapatinya lemah. Sedangkan pengertian dari kata mukjizat adalah : : .[footnoteRef:2] [2: Louis Maluf al- Yassui dan Bernand Toffel al- Yassui, al- Munjid al- Wasith...,h. 488]

Mukjizat adalah sebuah perkara yang di luar kebiasaan yang dapat melemahkan manusia untuk mendatangkan yang serupa dengannya.Adapun menurut istilah, seperti yang dikemukakan oleh Imam Jalaluddin as- Suyuthi (849 H 911 H) dalam kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Quran jilid 2 hal. 118, Mukjizat dalam pemahaman syara adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.[footnoteRef:3] [3: Jalaluddin as- Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Quran II, (Kairo: Dar al- Hijaz, t.th), h. 118]

Kemudian, mengutip pernyataan Ibnu Khaldun dalam buku Mukjizat Ilmiah Dalam Al-quran karya Muhammad Kamil Abdushshamad, Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin bin Khaldun atau yang lebih dikenal dengan nama populernya Ibnu Khaldun (732 H 808 H), bahwa menurut beliau dalam kitab Muqaddimah hal. 90 berpendapat, Mukijizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh manusia. Maka, ia dinamakan mujizat, tidak masuk ke dalam kategori yang mampu dilakukan oleh hamba, dan berada di luar standar kemampuan mereka.[footnoteRef:4] [4: Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Quran, Terj. Alimin Ghaneim Ihsan, (Jakarta: AKBAR Media Eka Sarana, Cet. II, 2003), h. 1]

Jadi, dapatlah kita ambil sebuah pemahaman bahwa pengertian mukjizat itu adalah suatu kejadian yang menyalahi adat atau kebiasaan manusia sehari-hari, dan hal tersebut tidak akan mampu dilakukan oleh seorang hamba (makhluk), dapat dikatakan secara singkat adalah hal mustahil yang tidak dapat diperbuat oleh makhluk-makhluk Allah.

B. Kemukjizatan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Samawi yang Lainnya1. Al-Quran al-Karim adalah Kitab Samawi TerakhirFirman Allah SWT dalam surah al-Imran ayat 2-4 : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.[footnoteRef:5] Dia menurunkan Al-Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.[footnoteRef:6] Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa). [5: Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.] [6: Al Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.]

Adapun al-Quran itu membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya, yakni kitab-kitab sebelum al-Quran yang diturunkan dari langit untuk hamba-hamba Allah dan para Nabi. Kitab-kitab tersebut membenarkan al-Quran melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disiarkannya sejak zaman dahulu kala. Begitu pula sebaliknya, al-Quran membenarkan kitab-kitab tersebut, karena al-Quran sesuai dengan apa yang diberitakan oleh kitab-kitab tersebut yang isinya antara lain membawa berita gembira yang sangat besar, yaitu janji Allah yang akan mengutus Nabi Muhammad Saw, dan menurunkan al-Quran yang agung kepadanya.[footnoteRef:7] Jadi, kedudukan al-Quran sebagai kitab samawi yang terakhir diturunkan, memiliki fungsionalitas untuk membenarkan dan sekaligus menjadi pelengkap serta penyempurna kitab-kitab samawi yang diturunkan sebelumnya. [7: Abul Fida Ismail Ibnu Katsir ad- Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir Juz III, Terj. M. Abdul Ghoffar E. M, (Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafii, 2006), h. 250]

2. Keistimewaan-keistimewaan Al-Quran Al-KarimSebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya al-Quran itu memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, dan di antaranya adalah:a. Al-Quran adalah akhir kitab samawi yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad Saw, dan al-Quran juga tetap terjaga hingga datangnya hari kiamat, dijaga secara langsung oleh Allah SWT dari segala kemungkinan perubahan, penggantian, penambahan, ataupun pengurangan.[footnoteRef:8] [8: Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Al-Aqidah al-Islamiyah wa Ususuha, Terj. A.M. Basalamah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 439]

b. Al-Quran itu memuat ringkasan dari ajaran-ajaran Ketuhanan yang pernah dimuat oleh kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil, dan lain-lain lagi.[footnoteRef:9] Seperti yang telah kita ketahui bahwa al-Quran dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu telah menetapkan hal-hal yang benar, tetapi juga menjelaskan mana-mana hal yang merupakan pengubahan, dan pergantian mengenai suatu hukum dan hal lainnya. [9: Sayyid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), (Bandung: Diponegoro, 2006), h. 263]

c. Nilai keotentikan yang sangat tinggi yang dimiliki oleh al-Quran, terdapat suatu aspek kekekalan di dalamnya, artinya bahwa tidak mungkin pada suatu hari nanti kemajuan ilmu pengetahuan akan mencapai suatu titik hakikat yang akan bertentangan dengan al-Quran.Dalam beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah baik yang namanya kita kenal ataupun tidak, dan baik yang kita ketahui rasul penerimanya ataupun tidakhendaklah kita beriman kepada kitab-kitab samawi tersebut. Inilah makna beriman kepada kitab-kitab samawi secara keseluruhan.[footnoteRef:10] [10: Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Al-Aqidah al-Islamiyah wa Ususuha..,h. 440]

Jadi, kita sepatutnyalah beriman kepada kitab-kitab samawi yang lainnya tersebut dikarenakan kita juga beriman dan membenarkan apa yang diberitakan Allah SWT dalam al-Quran yang secara akurat dinisbatkan kepada Allah.Al-Quran dengan berbagai keistimewaan sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas, maka jelaslah bahwa al-Quran itu tidak ada tara dan bandingannya dalam banyak hal, terutama dalam memberikan hidayah (petunjuk) kepada ummat. Oleh karena itu dapatlah diyakinkan bahwa al-Quran memang benar-benar sebaik kitab secara mutlak.C. Pengubahan Kitab TauratBeriman kepada kitab suci Taurat yang diturunkan kepada Nabiullah Musa a.s adalah merupakan salah satu rukun dari Rukun-rukun Iman. Allah Taala juga telah memberitahukan bahwa di dalam Kitab Taurat tersebut terdapat cahaya penerang serta petunjuk, dan Allah memuji Kitab Taurat dalam firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa[footnoteRef:11]. (QS. al- Anbiyaa : 48). [11: Disebutkan secara khusus orang-orang yang bertakwa, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat daripadanya, baik sebagai ilmu maupun amal. Pada ayat selanjutnya diterangkan tentang siapakah orang-orang yang bertakwa.]

Adapun Kitab Taurat yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa a.s ini, sekarang sudah tidak otentik lagi. Banyak terdapat perubahan di dalamnya, maka yang beredar sekarang ini adalah karangan yang ditulis oleh lebih dari seorang penyusun dan ditulis pula dalam waktu yang berlainan.Ustadz al-Kabir Farid Wajdi (1878 M 1954 M ), beliau berkata,Salah satu bukti bahwa Kitab Taurat itu sudah berubah dari kemurniannya ialah bahwa Taurat yang beredar di tangan kaum Nasrani adalah berbeda jauh dengan Taurat yang beredar di tangan kaum Yahudi.[footnoteRef:12] [12: Sayyid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid)..., h. 269]

Sebagaimana yang telah kita ketahui juga bahwa al-Quran sendiri telah menetapkan adanya perubahan ini dan sangat mencela kaum Yahudi yang memasukkan perubahan dan pengubahan pada kitab suci tersebut. Allah SWT menjelaskan telah menjelaskan hal tersebut dalam firman-Nya: Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.[footnoteRef:13] [13: Nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu mereka ubah, di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat itu.]

Jadi telah jelaslah bahwa kaum Yahudi tersebut telah durhaka karena berani mengubah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala. Adapun tujuan pengubahan itu ialah untuk menutupi perkara yang haq dan benar, dan mereka melalaikan perkara penting lainnya yang disebutkan oleh Allah Taala dalam Kitab Taurat itu. Maka dari itu, Taurat yang kini ada di tangan mereka tidaklah seluruhnya benar, tetapi hanya sebahagian saja. Allah Taala berfirman : .... Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah Perkataan dari tempat-tempatnya....[footnoteRef:14] [14: Maksudnya: mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.]

Dalam Kitab Taurat yang telah diubah sekarang ini, terdapat sifat-sifat Allah yang sama sekali tidak sesuai dengan kemuliaan serta keagungan-Nya. Masih banyak lagi kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam Kitab Taurat itu karena memang sudah diubah-ubah oleh tangan manusia yang sengaja ingin menyelewengkannya dan sama sekali tidak bertanggung jawab.Kini bukan lagi ummat Islam saja yang mengoreksi isi Kitab Taurat itu, bahkan di kalangan ummat Yahudi sendiri sudah muncul beberapa pengeritik yang memberikan kecaman pedas mengenai pengubahan Kitab Taurat yang tidak sewajarnya.[footnoteRef:15] [15: Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Al-Aqidah al-Islamiyah wa Ususuha..,h. 447]

Demikianlah sekelumit hal yang terkandung di dalam Kitab Taurat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sehubungan dengan itu, kita sepatutnya benar-benar beriman bahwa Kitab Taurat yang asli adalah kitab samawi yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Musa a.s. Sedangkan Taurat yang sekarang tidak dibenarkan mengimani dan mempercayainya, dikarenakan telah banyak terjadi pengubahan akan kandungan dan isinya, sehingga kitab tersebut tidak lagi murni dan tidak bisa lagi dikatakan sebagai kitab suci.

D. Pengubahan Kitab ZaburKitab Zabur merupakan kitab samawi (Rabbani) yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s., az-Zabur menurut bahasa bermakna kitab yang tertulis. Bentuk jamaknya adalah az-Zaburu, dengan demikian setiapkitab dinamakan Zabur.[footnoteRef:16] Firman Allah SWT : [16: Sayyid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid)..., h. 272]

Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan.[footnoteRef:17](QS. al-Qamar: 52). [17: Maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan Malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.]

Kemudian, secara umum kata itu digunakan sebagai nama kitab yang Allah turunkan kepada Daud a.s. Firman Allah dalam surah an-Nisa ayat 163: .... ....dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. an-Nisa: 163)Ayat tersebut dengan tegas menamakan Zabur sebagai kitab yang Allah turunkan kepada Nabi Daud a.s. Kemudian dalam firman-Nya yang lain dalam al-Quran surah al-Anbyaa ayat 105, disebutkan: Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur[footnoteRef:18] sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. [18: Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya, sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah kitab Taurat.]

Jadi, al-Quran membenarkan apa yang telah diturunkan Allah kepada Nabi Daud a.s..Namun kitab ini dirusak dan diubah oleh tangan-tangan jahil kaum Yahudi dengan jalan mengubah isinya.Tujuan pengubahannya itu juga tidak jauh berbeda dengan tujuan pengubahan Kitab Taurat. Sehubungan dengan itu, kita mengimani dengan sebenarnya bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada Nabi Daud a.s. yang bernama Zabur, yang di dalamnyadisebutkan bahwa Allah SWT mewariskan bumi-Nya dengan hamba-hamba-Nya yang saleh.E. Pengubahan Kitab InjilInjil adalah Kitab Rabbani yang Allah turunkan kepada Nabi Isa a.. Lafail Injil berasal dari bahasa Yunani yang berarti kabar gembira.[footnoteRef:19] Dalam firman-Nya, Allah membenarkan akan Injil, yaitu dalam surah al-Imran ayat 1-4 : [19: Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Al-Aqidah al-Islamiyah wa Ususuha..,h. 448]

Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa).Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabiullah Isa a.s. adalah sama halnya dengan Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Keduanya adalah firman Allah SWT yang juga merupakan petunjuk dan cahaya penerangan bagi manusia. Senada dengan pernyatan yang disebutkan oleh Sayyid Sabiq dalam bukunya Aqidah Islam, bahwa Injil itupun senasib dengan Taurat yakni sudah dihinggapi oleh berbagai perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan-tangan jahil manusia yang merusaknya dengan tujuan melegalkan kemaksiatan.[footnoteRef:20] [20: Sayyid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid)..., h. 274]

Adapun Kitab Injil yang dibenarkan oleh al-Quran adalah Injil yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa a.s. dengan kandungan dan pokok-pokoknya yang sahih. Dan Injil yang beredar di kalangan ahli kitab pada masa sekarang tidak dapat dikenal sanad/ sumbernya yang sahih yang bernisbat kepada Isa a.s. yang sebahagian besar tidak sahih penisbatannya atau dapat dikatakan penuh dengan kepalsuan dan rekayasa belaka.Allah SWT berfirman : Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil Perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.(QS. al-Maidah: 14-15).Dari esensi yang terdapat dalam ayat di atas, sudah cukup jelas untuk membuktikan kebenaran tuduhan tentang diubahnya Kitab Injil itu ialah kenyataan yang menunjukkan asal mulanya Kitab Injil yang beredar di kalangan kaum Nasrani sekarang ini. Asal mulanya jumlah kitab-kitab Injil itu sangat banyak yakni ada tujuh puluh buah naskah yang dibuat oleh ummat Kristen[footnoteRef:21], namun kemudian tanpa ada alasan apapun dipilih empat buah saja yang sekarang beredar di kalangan mereka, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yahya (Yohanna). [21: Sayyid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid)..., h. 276]

Dari dua buah sumber bacaan yang penulis dapatkan yang mebahas tentang kitab-kitab samawi ini, yaitu Aqidah Islam karya Sayyid Sabiq dan Al-Aqidah Al-Islamiyah wa Ususuha karya Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, keduanya mengupas kajian kitab samawi dengan perspektif yang berbeda. Sayyid Sabiq lebih banyak mengkritisi perihal tentang pengubaha-pengubahan yang terdapat dalam kitab samawi sekarang ini, sedangkan al-Maidani memfokuskan penjelasannya pada dukungan al-Quran terhadap kitab samawi yang turun sebelumnya.BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil sebagai suatu pemahaman dari makalah ini adalah bahwasanya al-Quran itu datang untuk mengokohkan haq dan kebenaran serat hukum-hukum yang telah Allah sebutkan juga dalam kitab-kitab samawi terdahulu. Namun, di samping mengokohkan hal-hal tersebut, al-Quran juga menunjukkan, menjelaskan, serta menyingkap semua kesalahan dan kekeliruan yang terdapat di dalam kitab-kitab samawi yang dahulu diturunkan yang tentunya disebabkan karena pengotoran tangan manusia yang membuat perubahan, penggantian, dan penyelewengan serta meletakkan tambahan yang tidak semestinya.Kita tentu beriman kepada semua kitab-kitab samawi yang murni, namun dalam menjalankannya di waktu sekarang ini, tentu tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna sesuai dengan hakikatnya, kecuali lebih dulu harus dibersihkan dan dimurnikan lagi dari pemalsuan dan pengotoran kitab suci tersebut.Jadi, dalam kaitannya mukjizat al-Quran dibandingkan dengan kitab-kitab samawi yang lainnya adalah merupakan hal sangat jelas keistimewaannya al-Quran. Dari dahulu samapai masa sekarang, al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang masih murni, terjaga keotentikannya, dan memilki originalitas yang terjamin sampai akhir masa. Al-Quran jua lah satu-satunya ajaran yang pasti dapat menjamin untuk dapat membentuk pribadi manusia yang luhur, masyarakat yang harmonis dan baik, alat kekuatan yang kokoh yang dapat menegakkan haq, keadilan, dan sebagainya.Bahkan lebih dari itu pula, yakni al-Quran cukup mampu untuk merealisasikan dan mewujudkan terciptanya kekhilafatan di atas permukaan bumi ini, sesuai dengan pernyataan Allah dalam firman-Nya bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Wa Allahu alamu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani. 1998. Al-Aqidah al-Islamiyah wa Ususuha. Terj. A.M. Basalamah. Jakarta: Gema Insani PressAbul Fida Ismail Ibnu Katsir ad- Dimasyqi. 2006. Tafsir Ibnu Katsir Juz III. Terj. M. Abdul Ghoffar E. M. Jakarta: Pustaka Imam asy-SyafiiLouis Maluf al- Yassui dan Bernand Toffel al- Yassui. 2003. Al- Munjid al- Wasith fi al- Arabiyyah al- Muashirah. Beirut: Dar al- MasyriqJalaluddin as- Suyuthi. t.th. Al-Itqan fi Ulum Al-Quran I. Kairo: Dar al- HijazMuhammad Kamil Abdushshamad. 2003. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Quran, Terj. Alimin Ghaneim Ihsan. Jakarta: AKBAR Media Eka Sarana Sayyid Sabiq. 2006. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Bandung: Diponegoro11