makalah forensik peran dokter

13
Peran Dokter dalam Tempat Kejadian Perkara Latar belakang Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Institusi Pendidikan (Profesi Dokter) adalah institusi yang melaksanakan pendidikan profesi dokter baik dalam bentuk fakultas, jurusan atau program studi yang merupakan pendidikan universitas (academic entity) (Amri, 2007). Dokter ahli forensik memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam anatomi dan histopatologi, lebih mendalam lagi mereka mendapatkan pendidikan dalam forensik klinik dan patologi forensik. Peran dokter sangat dibutuhkan oleh para penegak hukum dan polisi dalam investigasi pembunuhan dan kasus kriminal. Idealnya, dokter yang dimintai bantuan untuk menangani sebuah investigasi kasus haruslah seorang dokter (ahli patologi) yang sudah dilatih dalam ilmu anatomi, pengetahuan umum tentang keterampilan khusus investigasi, mendeteksi dan memberikan testimoni mengenai sebuah kasus, dan mengidentifikasi jenazah, dan keadaan di sekitar jenazah yang bisa dijadikan sebagai barang bukti kejahatan (Lee, 2004). Sejarah peran dokter forensik dalam investigas TKP Peran dokter dalam hal investigasi TKP dimulai sejak ratusan tahun lalu. Dua ratus tahun terakhir disebutkan bahwa ada kuliah mengenai forensik dalam bahasa inggris. Investigasi pertama yang melibatkan dokter dalam investigasi Kasus

Upload: dzaky-ahmada

Post on 30-Apr-2017

239 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Forensik Peran Dokter

Peran Dokter dalam Tempat Kejadian Perkara

Latar belakang

Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar

negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Institusi Pendidikan (Profesi Dokter) adalah institusi yang melaksanakan

pendidikan profesi dokter baik dalam bentuk fakultas, jurusan atau program studi yang

merupakan pendidikan universitas (academic entity) (Amri, 2007).

Dokter ahli forensik memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam

anatomi dan histopatologi, lebih mendalam lagi mereka mendapatkan pendidikan dalam

forensik klinik dan patologi forensik. Peran dokter sangat dibutuhkan oleh para penegak

hukum dan polisi dalam investigasi pembunuhan dan kasus kriminal. Idealnya, dokter yang

dimintai bantuan untuk menangani sebuah investigasi kasus haruslah seorang dokter (ahli

patologi) yang sudah dilatih dalam ilmu anatomi, pengetahuan umum tentang keterampilan

khusus investigasi, mendeteksi dan memberikan testimoni mengenai sebuah kasus, dan

mengidentifikasi jenazah, dan keadaan di sekitar jenazah yang bisa dijadikan sebagai barang

bukti kejahatan (Lee, 2004).

Sejarah peran dokter forensik dalam investigas TKP

Peran dokter dalam hal investigasi TKP dimulai sejak ratusan tahun lalu. Dua ratus

tahun terakhir disebutkan bahwa ada kuliah mengenai forensik dalam bahasa inggris.

Investigasi pertama yang melibatkan dokter dalam investigasi Kasus pembunuhan

pertamakali dilaporkan di Amerika pada tahun 1859. Dalam kasus tersebut, dengan metode

autopsi dan memotong tenggorakan, dokter bisa mengetahui bahwa mayat yang sebelumnya

diduga melakukan bunuh diri ternyata merupakan korban pembunuhan. dari kejadian

tersebut, ditemukan hubungan yang erat antara kejelasan deskripsi kejadian perkara dengan

autopsi. Dr. Edouard Piotrowski pada tahun 1895 dalam bukunya menyatakan bahwa:

deskripsi Kasus yang paling jelas sekalipun memliki peran yang sangat kecil jika

dibandingkan dengan autopsi

“The clearest description of the scene of the crime plays no smaller a role than the autopsy.

Each supplements the role of the other”, Dr. Edouard Piotrowsky (Lee, 2004).

Page 2: Makalah Forensik Peran Dokter

Dasar Hukum Peran Dokter di TKP

Polisi negara RI sebagai penyidik berwenang untuk:

- Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannnya dengan

pemeriksaan perkara (KUHAP pasal 7 ayat 1 sub h)

Pasal ini perlu dikaitkan dengan KUHAP pasal 120 ayat 1

- Dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau

orang yang memiliki keahlian khusus.

Bila dokter menolak maka ia dikenakan hukuman berdasarkan pada Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 224. Bantuan yang diminta dapat berupa pemeriksaan

TKP atau di rumah sakit, pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya, hasil

pemeriksaan di TKP disebut dengan visum et repertum TKP (Solichin, 2007).

Fungsi Dokter Forensik dalam TKP

Pemeriksaan TKP oleh seorang dokter memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Lee,

2004):

Memberikan keterangan mengenai fakta kematian

Mengumpulkan bukti dan jejak awal

Memberikan saran serta memimpin investigasi

Ikut serta dalam pemeriksaan kompleks on-situs

Memeriksa dan menginterpretasi percikan darah

Membuat laporan TKP yang spesifik kepada penyebab, dan cara kematian, dan

Memberikan bukti kejadian (visum et repertum) dalam bidang hukum yang

berhubungan dengan penyebab dan cara kematian.

Untuk menjalankan fungsi dokter seperti diatas, dibuthkan pendekatan berbasis multi-

disipliner (kerja sama berbagai displin ilmu) dalam melakukan investiagsi TKP. Dokter

forensik bertugas untuk menjadi petugas pertama dalam investigasi TKP, karena investigasi

TKP menjadi ilmu tersendiri dalam forensik. Penyelidik bertugas menjadi seorang yang ahli

dalam mengetahui investigasi TKP (Forensic Scientist). Kesemuanya itu bekerja bersama-

sama dalam merekam TKP, pemulihan bukti, dan intrepretasinya. Ketika semuanya bekerja

bersama-sama, maka hal yang harus dihindari dalam pekerjaan multidisipliner adalah adanya

duplikasi barang bukti dan intrepretasi yang berbeda yang tidak penting dalam pembuatan

barang bukti untuk pengadilan (Lee, 2004).

Page 3: Makalah Forensik Peran Dokter

Dokter memiliki peran yang lebih dalam hal menentukan kematian korban. Informasi

awal yang didapat dari penyidik harus diteruskan kepada dokter forensik, sehingga dokter

forensik bisa memulai melakukan investigasi terhadap temuan patologi yang berhubungan

dengan sebab kematian korban dalam TKP. Setelah dokter forensik memeriksa TKP, meliputi

pemeriksaan luar jenazah, TKP umum, bercak darah, dan kondisi umum TKP, dokter

forensik harus memberikan keternagan awal mengenai waktu, cara, dan sebab kematian

sebelum dlakukan otopsi. Dokter forensik melakukan otopsi setelah semua data umum

mengenai pemeriksaan luar jenazah didapatkan, kemudian menyerahkannya kepada ahli

histopatologi dan toksikologi untuk dilakukan pemeriksaan lanjut (Lee, 2004).

Konsep-konsep Pemeriksaan

Para dokter forensik (khususnya dokter umum) begitu tiba di lokasi TKP, tidak serta

merta langsung bisa turun tangan melakukan pemeriksaan. dokter tidak boleh mendekati

tubuh korban hingga ada polisi atau penyidik atau dokter forensik senior yang memintanya

memulai peeriksaan. penyidik bisa langsung memeriksa apabila memang dia merupakan

orang pertama yang datang ke TKP untuk melakukan investigasi, hal ini mungkin terjadi di

daerah terpencil yang tidak memiliki tenaga dokter forensik. setelah mendapatkan

persetujuan untuk melakukan pemeriksaan, dokter mulai menjalankan aspek-aspek

pemeriksaan. dokter biasanya melakukan tugasnya untuk mengamati dan

mendokumenstasikan tubuh, dan sedikit melakukan reka adegan. yang berutgas melakuka

reka adegan adalah penyidik atau polisi (Lee, 2004).

Bidang-bidang dalam kedokteran Forensik

Patologi forensik adalah pengetahuan tentang pemeriksaan kelainan pada jaringan

tubuh oleh karena kekerasan atau mati tiba-tiba untuk kepentingan pengadilan. Psikiatri

Forensik tentang pembuktian adanya kelainan jiwa pada tersangka. Toksikologi Forensik

adalah peristiwa keracunan yang berhubungan dengan peristiwa pidana. Radiologi Forensik

yang sudah lama berperan adalah cabang ilmu kedokteran yang sudah banyak membantu

dalam pemeriksaan korban dan jaringan tubuh menggunakan pengetahuan dan teknologi

radiologi. Odontologi forensik penggunaan pengetahuan ilmu kedokteran gigi untuk

kepentingan hukum dan peradilan terutama dalam identifikasi (Mulyo, 2004; Aji, 2006)

Page 4: Makalah Forensik Peran Dokter

Peranan Dokter Dalam Pemeriksaan di TKP

Bantuan dokter dapat berupa:

1. Persiapan : permintaan tertulis atau tidak, catat tanggal permintaan, siapa peminta,

lokasi dimana, dan alat pemeriksa TKP.

2. Biaya : ditanggung yang meminta.

3. Jika korban masih hidup :

a. Identifikasi secara visual : pakaian, perhiasan, dokumen dan kartu pengenal

lainnya.

b. Identifikasi medik : dari ujung rambut sampai kaki, termasuk gigi dan sidik

jari.

4. Jika korban mati: buat sketsa foto, situasi ruangan, lihat TKP porak-poranda atau

tenang

a. Identifikasi

i. Suhu mayat, penurunan suhu, lebam mayat, kaku mayat, pembusukan.

ii. Luka : lokasi luka, garis tengah luka, banyak luka, ukuran luka,

sifatluka.

iii. Darah: warna merah atau tidak, tetesan, genangan atau garis, melihat

bentuk dan sifat darah dapat diperkirakan sumber darah,

distribusidarah dan sumber perdarahan

5. Identifikasi lanjutan

a. Ada sperma atau tidak

b. Pengambilan darah : jika di dinding kering,dikerok, jika pada

pakaian,digunting

c. Darah basah/segar, masukkan ke termos es, kirim ke la kriminologi.

d. Rambut

e. Air ludah, bekas gigitan

6. Membuat kesimpulan di TKP

a. Mati wajar atau tidak

b. Bunuh diri : genangan darah, TKP tenang tidak morat-marit, ada luka

percobaan, luka mudah dicapai oleh korban, tidak ada luka tangkisan, pakaian

masih baik.

c. Pembunuhan: TKP morat-marit, luka multipel, ada luka yang mudahdicapai,

ada yang tidak, luka disembarang tempat, pakaian robek adaluka tangkisan.

Page 5: Makalah Forensik Peran Dokter

d. Kecelakaan

e. Mati wajar karena penyakit

Dokter bila menerima permintaan harus mencatat :

1. Tanggal dan jam dokter menerima permintaan bantuan

2. Cara permintaan bantuan tersebut (telpon atau lisan)

3. Nama penyidik yang meminta bantuan

4. Jam saat dokter tiba di TKP

5. Alamat TKP dan macam tempatnya (misalnya sawah, gudang, rumah, dsb)

6. Hasil pemeriksaan

Lingkup Pelayanan

Pelayanan di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dalam beberapa

kasus masih diperlukan disiplin ilmu lain. Di bidang kesehatan bantuan tersebut dapat

mencakup Patologi Forensik, Psikiatri Forensik, Toksikologi Forensik, Antopologi Forensik,

Odontologi Forensik dan Radiologi Forensik.

Tugas pokok seorang dokter dalam bidang forensik adalah membantu pembuktian

melalui pembuktian ilmiah termasuk dokumentasi informasi/prosedur, dokumentasi fakta,

dokumentasi temuan, analisis dan kesimpulan, presentasi (sertifikasi).

Dinilai menurut waktu penyelidikan hingga persidangan dokter mempunyai peran

sebagai berikut (Aji, 2006):

1. Masa Penyelidikan

Pemeriksaan di TKP dan analisis data yang ditemukan

2. Masa Penyidikan

Pembuatan visum et repertum dan BAP saksi ahli

3. Masa Persidangan

Dokter berperan dalam memberikan keterangan ahli, sebagai saksi ahli pemeriksa,

menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan VeR dengan temuan

ilmiah alat bukti sah lainnya. Dokter juga berperan menjelaskan segala sesuatu

yang belum jelas dari sisi ilmiah.

Saat di Lokasi TKP

Biasanya, yang petama-tama datang ke TKP adalah polisi. Setelah sampai di TKP,

maka yang harus dilakukan adalah (Solichin, 2007):

Page 6: Makalah Forensik Peran Dokter

1. Pertama-tama menentukan apakah korban masih hidup atau sudah mati. Kalau masih

hidup nyawa si korban harus ditolong terlebih dahulu dan jika perlu dikirim ke rumah

sakit. Sebaikya jika sudah jelas meninggal dan letaknya tidak mengganggu kelancaran

lalu-lintas, maka sekali-kali jangan memindahkan jenazah sebelum seluruh pemeriksaan

TKP selesai.

2. Supaya dokter dapat memeriksa dengan tenang, maka petugas penyidik wajib menutup

area sekitar TKP dan hanya orang-orang yang berkepentingan dengan pemeriksaan sajalah

yang booleh beradadi tempat itu.

3. Orang-orang yang sebelumnya sudah berada di lokasi TKP harus dicatat identitasnya,

karena sangat berguna di kemudian hari. Hal inilah yang biasanya kurang mendapat

perhatian.

4. Pemeriksaan TKP penting sekali dan harus dkerjakan dengan cermat, sebab pemeriksaan

TKP ini yang menentukan cara kematian.

Sebelum Masuk TKP

Briefing sebelum melakukan olah TKP sangat dibutuhkan. diskusi mengenai fakta

TKP, responden pertama, dan saksi mata (jika ada) harus diambil. dan informasi yang

diambil meliputi (Robinson, 2013):

1. Apa yang terjadi (what)

2. Siapa yang terlibat (who)

3. Di mana terjadi (where)

4. Kapan terjadi (when)

5. Bagaimana terjadinya (how)

6. Dengan apa melakukannya (with what)

7. Kenapa terjadi peristiwa tersebut (why)

Kedatangan

Setelah datang di TKP, dokter akan diijinkan mengakses area dari jenazah, baik

mengikuti petunjuk dari investigator TKP, ataupun dengan mengikuti akses rute TKP yg

terekam. Untuk memeriksa jenazah dilakukan langsung kepada jenazah dan akses menuju

jenazah juga harus diperiksa, tergantung pada bentuk TKP, dokter forensik diberikan

kewenangan penuh untuk memeriksa (Lee, 2004).

Pada TKP kebanyakan, Dokter pertama-tama memeriksa tubuh dan sekitarnya dalam

beberpaa menit, namun untuk TKP yg kompleks dibutuhkan waktu yang lebih untuk

Page 7: Makalah Forensik Peran Dokter

melakukan pemeriksaan, contohnya pada kasus TKP yang menutup akses menuju jenazah,

atau ada gangguan lain yang dapat merusak barang bukti. Rencana kerja disini harus

ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan olah TKP untuk mencegah kerusakan barang

bukti terjadi, dan dibutuhkan peran tim yang solid dan relevan dalam melakukan olah TKP

(Lee, 2004).

Poin Yang dilihat

Struktur tanah penting untuk dilihat seorang dokter forensik dalam melaksanakan

tugasnya, semakin tinggi struktur tanah semakin memudahkan dalam melihat jenazah dan

TKP-nya. TKP indoor (dalam ruangan) mungkin dibutuhkan sebuah tangga, namun jika

outdoor (di luar ruangan) dibutuhkan atap kendaraan polisi untuk melihat jenazah dan TKP-

nya (Lee, 2004).

Yang dikerjakan dokter di TKP (Amri, 2004):

1. Pemeriksaan dokter harus berkoordinasi dengan penyidik

2. Menentukan korban masih hidup atau sudah mati, bila hidup diselamatkan dulu, bila

meninggal dibiarkan asal tidak mengganggu lalulintas

3. Jangan memindahkan jenzah sebelum seluruh pemeriksaan TKP selesai

4. TKP diamankan oleh penyidik agar dokter dapat memriksa dengan tenang.

5. Yang tidak berkepentingan dikeluarkan dari TKP

6. Dicatat identitas orang tersebut

7. Dokter memeriksa mayat dan sekitarnya dan mencatat: lebam mayat, kaku

mayat, suhu tubuh korban, luka-luka, membuat sketsa atau foto. Mencari dan

mengumpulkan barang bukti:

8. Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik terutama bila ada team labfor

9. Dokter membantu mencari barang bukti

10. Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik

11. Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut

12. Selesai pemeriksaan TKP ditutup missal selam 3x24 jam

13. Korban dibawa ke rumah sakit dengan disertai permohonan visum et repertum

Kesalahan umum selama pemeriksaan TKP (Amri, 2004):

a. Persiapan yang baik untuk persiapan

b. Mengabaikan sebuah benda

c. Mengejar pengakuan tersangka

Page 8: Makalah Forensik Peran Dokter

d. Menambah hal-hal yang sebenarnya tidak ada

e. Mengganti/ memalsu

f. Melompat-lompat atau tidak sistematis

Hal-hal yang diperhatikan sebelum meninggalkan TKP (Amri, 2004):

a. Cukup/ belum pemeriksaan

b. Barang bukti sudah terkumpul/ belum

c. Jumlah barang bukti

d. Cara pembungkusan

Page 9: Makalah Forensik Peran Dokter

Daftar Pustaka

1. Aji, Jati Pulung. 2008. Peranan Dokter Forensik dalam Praktek Peradilan

Perkara Pidana. Purworejo.

2. Amir, Amri. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Medan: Bagian Ilmu

Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.

3. Idries. A. Mun’im. (2011). Penerapan Ilmu Forensik Dalam Proses

Penyelidikan. Jakarta: Sagung Seto.

4. Knox, Michael. 2012. A Philosophy of Crime Scene Reconstruction

didapatkan dari http://www.crimescenejournal.com/content.php?id=0007

diakses pada 9 Mei 2014

5. Lee, Kevin. 2007. Role of the pathologist at the crime scene dalam buku The

practice of Crime scene Investigation. USA: CRC Press

6. Mulyo, R Cahyono Adi. 2006. Perananan Dokter dalam Proses Penegakan

Hukum Kesehatan.Universitas Negeri Semarang

7. Robinson R.M. (2013), Forensic Scene Investigation, MedScape e Medicine

Journal Update: June 19th 2013, Diunduh dari :

http://emedicine.medscape.com/article/1680358-overview#aw2aab6b5

Diakses pada tanggal 12 Mei 2014

8. Solichin, Sujari. 2007. Tempat Kejadian Perkara dalam buku Ilmu

Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilu kedokteran

Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga