peran kedokteran forensik dan aspek medikolegal pada kasus child abuse
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
1/25
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBeberapa tahun terakhir ini kita dikejutkan oleh pemberitaan media cetak
serta elektronik tentang kasus-kasus kekerasan terhadap anak, dan beberapa di
antaranya harus mengembuskan napasnya yang terakhir. Child abuse (kekerasan
terhadap anak) adalah perlakuan dari orang dewasa yang usianya lebih tua
dengan menggunakan kekuasaan dan otoritasnya terhadap anak yang tidak
berdaya yang seharusnya berada di bawah tanggung jawab dan atau
pengasuhannya, yang dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan bahkan
cacat.1,2 Menurut data pelanggaran hak anak yang dikumpulkan oleh omisi
!asional "erlindungan #nak dari data induk lembaga perlindungan anak yang
ada di $% pro&insi di 'ndonesia, pada tahun 2%% jumlah kasus pelanggaran hak
anak yang terpantau sebanyak 1$.*.+21 kasus dan pada tahun 2%%* jumlahnya
meningkat menjadi %.$+.2 kasus. elain itu, omnas #nak juga melaporkan
bahwa selama periode /anuari-/uni 2%% sebanyak 12.*2 anak menjadi korban
kekerasan seksual dari orang terdekat mereka seperti orang tua kandung0angkat,
guru, paman, kakek, dan tetangga.
Menurut sur&ei empat pro&insi pada tahun 2%%+ sebagian besar responden
remaja di #ceh, "apua, /awa engah, dan !usa enggara imur melaporkan
pengalaman kekerasan, termasuk kekerasan seksual. !usa enggara imur
mempunyai angka pelaporan yang paling tinggi di antara tiga pro&insi lainnya
dalam hal kekerasan seksual dan jenis kekerasan lainnya. akta lainnya yang
terjadi adalah berdasarkan data sur&ei pekerja anak di 'ndonesia pada tahun 2%%+,
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
2/25
2
'ndonesia memiliki sekitar empat juta anak yang terlibat sebagai pekerja anak,
termasuk dua juta yang bekerja dalam kondisi berbahaya.$
3ata statistik tersebut, ditambah dengan data tentang jumlah kasus
penculikan anak, perdagangan anak, anak yang terpapar asap rokok, anak yang
menjadi korban peredaran narkoba, anak yang tidak dapat mengakses penidikan,
anak yang belum tersentuh layanan kesehatan dan anak yang tidak punya akta
kelahiran, memperjelas gambaran muram tentang pemenuhan hak-hak anak
'ndonesia.
enakalan anak adalah hal yang paling sering menjadi penyebab
kemarahan orang tua, sehingga anak menerima hukuman dan bila disertai emosi
maka orangtua tidak segan untuk memukul atau melakukan kekerasan 4isik
terhadap anaknya. Bila hal ini sering dialami oleh anak maka akan menimbulkan
luka yang mendalam pada 4isik dan batinnya. ehingga akan menimbulkan
kebencian pada orangtuanya dan trauma pada anak. #kibat lain dari kekerasan
anak akan merasa rendah harga dirinya karena merasa pantas mendapat hukuman
sehingga menurunkan prestasi anak di sekolah atau hubungan sosial dan
pergaulan dengan teman-temannya menjadi terganggu, hal ini akan
mempengaruhi rasa percaya diri anak yang seharusnya terbangun sejak kecil. #pa
yang dialaminya akan membuat anak meniru kekerasan dan bertingkah laku
agresi4 dengan cara memukul atau membentak bila timbul rasa kesal di dalam
dirinya. #kibat lain anak akan selalu cemas, mengalami mimpi buruk, depresi,
atau masalah-masalah di sekolah.
3eri&asi kekerasan bukan lagi dominasi jalanan, atau negara penuh
kon4lik dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Beberapa wilayah 'ndonesia,
keluarga juga terkadang menjadi pemicu obsesi4 akan tingkah laku kekerasan
pada anak. eluarga sebagai tempat teraman semestinya menyediakan perasaan
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
3/25
3
aman yang paling dasar bagi anak, berubah menjadi tempat dengan ingkaran
kekerasan yang menakutkan. Berdasarkan data omisi !asional "erlindungan
#nak (2%%), kekerasan 4isik terhadap anak yang dilakukan oleh ibu kandung
mencapai +,2*5 atau 1+ kasus dari 2% kasus yang ada. edangkan kekerasan
terhadap anak yang dilakukan oleh ayah kandung adalah ,5 atau sebanyak 12
kasus. 'bu tiri (2 kasus atau %,+5), ayah tiri (2 kasus atau %,+5) bahkan
berdasarkan riset dari omisi !asional #nti ekerasan erhadap "erempuan
menyebutkan, perempuan ternyata lebih banyak melakukan kekerasan terhadap
anak dengan persentase sebesar %5 dibandingkan laki-laki. ondisi ini
menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi kelangsungan generasi penerus bangsa,
sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi kekerasan terhadap
anak.
edokteran 4orensik dan medikolegal berguna unttuk membantu
mengidenti4ikasi tindak kekerasan terhadap anak. #danya peran yang maksimal
dari kedokteran 4orensik dan medikolegal dalam kasus kekerasan terhadap anak
akan membantu dalam penanggulangan kasus kekerasan terhadap anak. 6ntuk itu
penulis merasa perlu untuk menyajikan makalah yang membahas peran
kedokteran 4orensik dan aspek medikolegal pada kasus child abuse.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran kedokteran 4orensik dan aspek medikolegal pada kasus
child abuse7
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui peran kedokteran 4orensik dan aspek medikolegal pada kasus
Child Abuse.
1.3.2 Tujuan husus
a. Mengetahui de4inisi child abuse.
b. Mengetahui klasi4ikasi child abuse.
c. Mengetahui identi4ikasi kasus child abuse.
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
4/25
4
d. Mengetahui penanggulangan kasus child abuse.
e. Mengetahui aspek medikolegal child abuse.
4. Mengetahui peran kedokteran 4orensik pada kasus child abuse.
1.! Met"#e Penulisan
"enulisan makalah ini dibuat dengan metode penulisan tinjauan kepustakaan
yang merujuk pada berbagai literatur.
BAB 2
T$N%AUAN PU&TAA
2.1 De'inisi Child Abuse
#nak adalah bukan orang dewasa kecil. Batasan umur pada child abusedi
sini adalah berusia sampai 1 tahun. ekerasan pada anak (child abuse) adalah
perlakuan dari orang dewasa yang usianya lebih tua dengan menggunakan
kekuasaan dan otoritasnya, terhadap anak yang tidak berdaya yang seharusnya
berada di bawah tanggung jawab dan atau pengasuhannya, yang dapat
menimbulkan penderitaan, kesengsaraan bahkan cacat.1,
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
5/25
5
!amun, sebenarnya terdapat banyak pengertian dari child abuse
(kekerasan pada anak) dilihat dari sudut pandang berbeda. Berikut pengertian
child abusemenurut beberapa ahli82
- 3a&id 9ill, 1+*$, child abuse adalah tindakan yang mempengaruhi
perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi.
- ynder, 1+$, child abuseadalah perlakuan salah terhadap 4isik dan emosi
anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya, juga penyalahgunaan
seksual.
- :el4er, 1+*, child abuseadalah interaksi atau kurangnya interaksi antara
anggota keluarga yang mengakibatkan perlukaan yang disengaja terhadap
kondisi 4isik dan emosi anak.
2.2 lasi'ikasi Child Abuse
Child abusediklasi4ikasikan menjadi82
1. ekerasan 4isik, non accidental injurymulai ringan ;bruiser-laserasii kurang atau gi>i buruk ebersihan personal yang jelek
'ndikator perilaku
3iam-diam mencuri makanan seperti orang yang tidak
diberikan makanan
/arang datang ke sekolah
idak menuruti apa yang disarankan atau disuruh
tidak bisa berkonsentrasi di sekoah
#4ek yang sedih atau datar
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
13/25
13
akut atau malas pulang ke rumah, lebih suka ditinggal sendiri
di rumah
erlibat dalam penyalahgunaan alkohol, mencuri, dan lain-lain
idak respon dengan perilaku atau stimulasi orang lain
d. 'ndikator kemungkinan gagal tumbuh
'ndikator 4isik
ampak pucat, pipi tirus, penurunan berat badan drastis
emak tubuh yang sangat tipis
ulit yang kering, turgor kulit buruk
"erkembangan yang terlambat (tidak sesuai usia)
'ndikator perilaku
erlihat lemas dan tidak bersemangat
Menunjukkan gerakan yang ambat dan malas
idak peka terhadap lingkungan
ecara umum indikator telah terjadinya child abuseadalah sebagai berikut8*
a. 'ndikator isik
eluhan-keluhan psikosomatik
9agal tumbuh tanpa dasar organik yang jelas
b. 'ndikator "erilaku
#nak mengatakan bahwa dirinya telah dianiaya
Membalik atau menyangkal cerita yang telah diungkapkan
sebelumnya
etakutan yang berlebihan terhadap orangtua atau orang dewasa
lainnya
idak lari ke orangtua untuk meminta dukungan dan perlindungan
Memperlihatkan tingkah laku yang agresi4 dan penarikan diri yang
ekstrem
esulitan berhubungan dengan orang lain
"enurut dan pasi4
9angguan tidur
Menghindari kontak mata
Memperlihatkan perilaku terlalu dewasa atau terlalu kanak-kanak
"erilaku mencederai diri sendiri
ari dari rumah
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
14/25
14
ering mau bunuh diri
2.- Penanganan asus Child Abuse ,
ecara umum, penanganan kasus child abuse akan melibatkan
serangkaian proses yang berawal dari suatu tindakan identi4ikasi kasus yang
dicurigai sebagai kasus child abusedan diakhiri dengan penutupan kasus.
ecara skematik, kegiatan penanganan kasus child abuse dapat
digambarkan seperti pada gambar di bawah ini8
am*ar 2.1 "roses penanganan kasus dalam istem "erlindungan #nak
"roses penanganan kasus dalam istem "erlindungan #nak terdiri dari
beberapa tahap yaitu8
1. 'denti4ikasi
angkah awal sistem respons perlindungan anak adalah adanya proses
identi4ikasi kemungkinan terjadinya kasus child abuse. "roses ini dapat dilakukan
oleh kalangan pro4esional medis, pengajar dan pendidik, pengasuh anak,
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
15/25
15
pro4esional di bidang kesehatan mental, pro4esional penegak hukum, agamawan,
dan pro4esional lainnya yang dalam posisi dapat melakukan pengamatan terhadap
anak atau keluarga tertentu.
uasnya spektrum proses identi4ikasi ini mengharuskan para pro4esional
kesehatan untuk dapat mengenali indikator-indikator child abuse, 4aktor-4aktor
risiko terjadinya child abuse serta dampak child abusebagi anak, keluaga dan
bagi masyarakat.
2. "elaporan
"ada tahap ini, unsur hukum dalam arti keberadaan peraturan perundang-
undangan beserta petunjuk pelaksanaannya, sangat bermakna peranannya. ajian
hukum di bidang child abuse, baik skala lokal, regional, nasional maupun
internasional mutlak dikuasai dan dikaji lebih dalam. 3i negara maju, tindakan
pelaporan yang berdasarkan hukum sudah begitu memasyarakat, baik dalam hal
prosedur pelaporan, substansi pelaporan, kepada siapa melaporkan, perlindungan
hukum bagi orang yang melaporkan atas itikad baik, maupun adanya sanksi
hukum bagi orang yang tidak melaporkannya.
$. Masukan0Intake
Masukan0 intakemerupakan tahapan di mana sebuah laporan kecurigaan
kasus child abusediterima oleh suatu lembaga penyedia =" (Child Protection
Service) yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah setempat berdasarkan
undang-undang. 3i 'ndonesia, lembaga tersebut mungkin adalah "#' atau "#,
baik di tingkat pusat ataupun di daerah.
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
16/25
16
"ada tahap masukan ini harus dibuat dua keputusan primer, yaitu8
1) #pakah laporan atau in4ormasi tersebut memenuhi kriteria sebagaimana dalam
pedoman7 eputusan ini harus diambil setelah melalui $ langkah penting, yaitu
pengumpulan in4ormasi dari pelapor, e&aluasi in4ormasi untuk menetukan
apakah memenuhi peraturan perundang-undangan dan pedoman lembaga
penyedia =", dan penilaian atas kredibilitas pelapor.
2) eberapa darurat (urgent) untuk memperoleh rujukan7 :al ini ditentukan oleh
keparahan cedera dan0atau tingkat risiko mengakibatkan cedera bagi anak.
#pabila kasus dinyatakan berisiko tinggi maka lembaga =" harus
melaksanakan respons segera.
3i beberapa negara maju, time respons tindakan intake ini untuk kasus
yang tergolong risiko tinggi umumnya tidak lebih dari 2 jam setelah adanay
pelaporan.
. "enilaian awal dan "enyelidikan (Initial Assessment0Investigation)
Initial assessmentdari sebuah kasus child abusejuga secara umum dapat
dikatakan sebagai proses in&estigasi. "ro4esional penegak hukum dan petugas
lembaga =" akan mengawali tindakan ini, yang secara simultan akan didukung
oleh pro4esional lain yang bekerja sesuai disiplin bidangnya masing-masing.
etiap kasus akan bersi4at sangat indi&idual meskipun berasal dari suatu
komunitas yang sama dengan kasus lainnya.
'su penting yang harus dinilai pada tahap ini adalah antara lain8
a. #pakah anak mengalami child abuseyang memenuhi 66 2$ tahun 2%%27
b. #pakah telah terjadi tindak pidana7
c. #pakah orang tua atau wali bertanggungjawab7
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
17/25
17
d. iapakah tersangka pelakunya7
e. #pakah saksi-saksi yang mendukung ditemukan7
4. #pakah barang bukti yang mendukung diperoleh dan disimpan7
g. #pakah terdapat korban lain7
h. #pakah abuseatau penelantaran masih akan terjadi di kemudian hari7
i. #pakah terdapat bukti yang cukup untuk menahan tersangka7
j. #pakah anak dalam keadaan aman sekarang7 Bila tidak, perlukah dilakukan
tindakan perlindungan7
k. #dakah kebutuhan darurat keluarga7
l. #pakah diperlukan layanan khusus terhadap anak dan keluarga untuk
memastikan tidak terjadinya kejadian serupa atau lanjutan7
. "enilaian keluarga (Family Assessment)
#pabila adanya unsur child abusesudah dapat dipastikan, maka proses
selanjutnya adalah memasuki tahapan tindakan pengamanan korban dan tindakan
suporti4 untuk keluarga maupun komunitas di sekelilingnya. ujuan dari tahapan
ini adalah mengetahui sebisa mungkin secara lengkap dan jelas proses kejadian
child abuse, dampak dan 4aktor-4aktor yang memberikan kontribusi terhadap
terjadinya child abuse. 3engan demikian tindakan treatment atau inter&ensi
nantinya menjadi lebih tepat.
eputusan dan pertimbangan yang diharapkan pada tahap ini adalah8
a. #pakah si4at, besaran dan penyebab 4aktor kontribusi dari risiko terjadinya
child abuse7
b. #pakah dampak child abusedan apakah penanganan diperlukan bagi semua
anggota keluarga7
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
18/25
18
c. #pakah kekuatan indi&idu dan keluarga yang dapat diman4aatkan dalam
proses inter&ensi keluarga7
d. ondisi atau perilaku apakah yang harus diubah untuk menurunkan risiko
child abuse7
e. Bagaimanakah prognosis bagi perubahan tersebut7
'n4ormasi diperoleh melalui wawancara dan pengamatan atas seluruh
anggota keluarga, menggunakan alat e&aluasi lain, dan melihat catatan lembaga
lain (=" atau sekolah).
. Case Planning("erencanaan kasus)
'ni adalah tahapan perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan secara
bersama dan simultan setelah mengetahui 4aktor-4aktor yang meringankan dan
memperberat terhadap inter&ensi atau treatmentyang akan dilakukan. "ro4esional
di bidang kesehatan mental dan atau hukum seringkali menjadi ujung tombak
tahapan ini.
'su yang harus dipertimbangkan adalah8
a. #pakah tujuan yang harus dicapai untuk mengurangi risiko child abusedan
yang sesuai dengan kebutuhan penanganan7
b. #pakah prioritas di antara sekian tujuan yang ingin dicapai7
c. 'nter&ensi atau pelayanan apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan7
d. angkah-langkah apa yang harus dilalui7 #pa tanggung jawab lembaga
="7 #pa tanggung jawab anggota keluarga7 #pa tanggung jawab pemberi
layanan lainnya7
e. Bagaimana penjadwalannya7
4. Bagaimana dan kapan kasus ini die&aluasi7
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
19/25
19
*. "enanganan (reatment)
ahapan ini merupakan tahapan yang paling kompleks di mana semua
disiplin ilmu dapat mengambil peran. ejak dahulu penanganan medis terhadap
para korban kekerasan 4isik dan atau seksual telah dilakukan oleh para
pro4esional kesehatan, namun jarang dilakukan penanganan terhadap dampak
psikologisnya. orban child abuse umumnya merasa marah, curiga, terisolasi,
dan ketakutan. =ampuran emosi tersebut akan mengubah perilaku korban.
ekuatan kerja multidisiplin sangat tergantung adanya komunikasi
terbuka antara korban, keluarga, komunitas dan =" itu sendiri yang terdiri dari
berbagai pro4esional disiplin ilmu.
. @&aluasi kemajuan keluarga (!valuation o" Family Progress)
ahapan ini berlangsung kontinyu selama tahapan treatmentberlangsung.
indakan e&aluasi ini bertujuan untuk melakukan pengukuran parameter
mengenai keamanan dan keselamatan anak, pencapaian tujuan dan tugas,
penurunan risiko pengulangan kasus dalam keluarga atau komunitas di
sekelilingnya, dan mengembalikan korban dalam kehidupan yang wajar0 normal
dalam lingkungannya sendiri.
+. "enutupan kasus (Case Closure)
uatu kasus child abusedianggap dapat ditutup apabila dapat dipastikan
bahwa risiko child abusetelah menurun secara bermakna atau dapat dihilangkan,
sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak dalam proses tumbuh
kembang dan melindungi anak dari child abusetanpa inter&ensi masyarakat.
2./ P"la Perlukaan Pa#a Pengania)aan Terha#a+ Anak
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
20/25
20
#kibat suatu kekerasan 4isik adalah luka-luka mulai dari derajat yang
ringan sampai dengan berat bahkan kematian.
2.*.1 "erlukaan pada kulit
"erlukaan pada kulit adalah bentuk yang paling sering ditemukan
pada penganiayaan anak. Beberapa bentuk perlukaan yang sering
dikaitkan adalah 8
1. Memar
Memar terdapat pada +%5 kasus kekerasan pada anak. Memar muncul
ketika darah keluar dari ruang intra&askuler ke kulit dan jaringan
subkutis. Memar tidak hilang dengan penekanan dan meiliki
karakteristik warna tertentu dapat mirip dengan cat atau tinta, pewarna
baju, tanda lahir.
Bentuk dan warna dapat menyatakan perkiraan usia memar, Caktu
yang diperlukan memar untuk terlihat tergantung pada kedalaman
luka, warna kekuningan akan tampak dalam $ hari pada memar
super4isial, sementara pada memar yang lebih dalam warna kuning
mungkin memerlukan waktu *, D 1% hari untuk muncul. alah satu
penelitian menyatakan bahwa memar kekunigan berusia E1 jam dan
warna lain seperti merah, biru, ungu atau hitam dapat terjadi seja 1
jam sebelumnya sampai proses penyembuhan.
Memar pada anak-anak korban kekerasan sering ditemukan pada 8
- Bokong, punggung, paha luar, sering berkaitan dengan hukuman
- "aha dalam dan daerah genitalia, memberi kesan kekerasan
seksual atau adanya hukuman karena tidak melakukan kebiasaan
toilet dengan baik
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
21/25
21
- "enis mungkin tetarik dan kadang-kadang diikat dengan karet
- epala dan leher, akibat bekas tamparan atau pukulan
2. 9igitan
Manusia adalah omni&ore, dan giginya serupa dalam ukuran, bentuk
dan tonjolan tulang. Memar yang dihasilkan berbentuk bulan sabit dan
bekas gigi dapat diidenti4ikasi pemiliknya jika luka masih baru.
Bagaimanapun juga, bekas gigitan mungkin mengalami distorsi akibat
kontur area gigitan antara orang dewasa dengan anak F tahun harus
diingat bahawa jarak antara kedua gigi taring kiri dan kanan pada
orang dewasa E$cm, sedangkan pada anak-anak usia tahun berjarak
F$ cm.
$. uka Bakar
uka bakar sering terjadi pada masa anak-anak baik karena
kecelakaan maupun karena kesengajaan. ecelakaan sering terjadi
pada usia 1 bulan sampai tahun. uka bakar pada anak harus
dipikirkan karena adanya kelainan atau kesengajaan untuk menyakiti
anak, ipe, luas, dalam, dan pola luka bakar dapat menjadi petunjuk
penyebabnya. uka bakar akibat disundut rokok dicurigai sebagai
bentuk kekerasan jika ditemukan luka bakar multiple pada daerah
yang tidak mudah dijangkau. uka bakar pada tangan, kaki atau
bokong akibat kontak dengan benda panas, menimbulkan bentuk luka
yang khas sesuai dengan bentuk benda panas yang dipakai.
:al yang sering dilakukan adalah memasukkan bagian tubuh anak
kedalam air panas, tindakan ini dilakukan dengan memegang paha
atau perut anak dan mencelupkan pantat dan daerah selangkangan
kedalam air panas. uka bakar akibat merendam tangan dan kaki anak
kedalam air panas data pula ditemukan.
2.*.2 "erlukaan "ada 3aerah Cajah+
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
22/25
22
a. Mata
Mata adalah organ yang sensiti4, bila anak mendapat pukulan didaerah
rongga mata maka harus dicari kemungkinan perdarahan dalam
rongga bola mata, dislokasi lensa, perdarahan retina atau perdarahan
selaput kelopak mata.
b. :idung
:idung yang mengalami pukulan langsung akan menimbulkan
pergeseran sekat hidung atau patahnya tulang rawan. anda yang
mudah dilihat adalah pengeluaran darah dari rongga hidung.
c. Mulut
Mulut yang mendapatkan pukulan langsung dapat menimbulkan
lepasnya gigi bahkan patah tulang rahang bawah. "emberian makanan
yang dipaksakan akan menimbulkan memar pada bibir bahkan
robekan pada dasar lidah.
d. elinga
elinga sering mendapatkan jeweran yang berlebihan dapat
menimbulkan emar. "ukulan yang keras pada telinga dapat
menimbulkan robekan gendang telinga dan perdarahan. #danya
perdarahan dibelakang gendang telinga atau bercak perdarahan pada
tulang mastoid dapat menunjukkan adanya patah pada dasar
tengkorak.
2.*.$ "erlukaan pada epala dan istem ara4 "usat
raumatik alopecia diakibatkan oleh jambakan atau cakaran pada kulit
kepala. Aambut menjadi spiral dan terdapat ptekie di akar rambut diikuti
kulit kepala yang nyeri. Berbeda dengan alopecia areata yang terjadi pada
anak anak kurang gi>i, dengan tidak atau hanya sedikit rambut di peri4er,
in4lamasi atau kerak pada kulit kepala. arikan kuat pada kepala seperti
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
23/25
23
mengangkat anak melalui rambutnya dapat menyebabkan bengkak atau
hematom.
9uncangan pada bayi menimbulkan cidera ekselerasi pada otak,
menyebabkan regangan dan pecahnya pembuluh darah. :al ini dapat
menimbulkan cedera berat pada system sara4 pusat.2
2.*. "erlukaan pada ?rgan 3alam
=edera pada organ dalam telah banyak ditemukan pada kasus kekerasan
pada anak. "aling sering ditemukan adalah cedera abdominal yang
mengakibatkan kematian karena haemoperitoneum. ejadian yang sering
ditimbulkan antara lain 8,+
- aserasi mesentrium pada usus kecil yang disebabkan oleh pukulan
langsung pada dinding anterior abdomen. /ika kerusakan &askuler
tidak komplit, end arteri pada sisi cedera mengalami kerusakan
sehingga menyebabkan iskemi pada iusus dengan per4orasi lambat
atau timbulnya striktur.
- engkung usus kecil meregang karena pukulan dengan per4orasi akut
atau lambat dan kebocoran isi usus ke dalam rongga intraperitoneal
- erusakan duodenum dan pancreas
- Auptur hati pada cedera tipe shaking tekanan langsung dapat
menyebabkan robekan
- Auptur gaster, akibat tekanan pada sisi kiri atau abdomen
2.*. "erlukaan #kibat indakan eksual
#danya robekan, lecet, dan memar pada daerah kelamin atau genital yang
tidak disebabkan oleh kecelakaan mendorong kecurigaan kea rah
pelanggaran seksual. 9ejaal yang dapat dilihat adalah peradangan pada
&agina, saluran kencing, atau perlukaan pada penis dan kantong >akar
akibat diputar (twisting injuries). elain itu anus juga diperiksa terutama
tonus otot s4ingter yang menunjukan tindakan seksual berulang-ulang.1%,11
2.*. "erlukaan pada ulang
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
24/25
24
9ejala yang tampak pada kekerasan ini adalah kelainan bentuk tulang,
rasa sakit dan bengkak, kelumpuhan serta kesulitan bergerak. :al ini
dapat terjadi akibat kecelakaan atau kesengajaan. "atah tulang yang patut
dicurigai sebagai suatu bentuk kekerasan antara lain 8
- #namnesis yang diceritakan orang tua atau pengasuh tidak sesuai
dengan pemeriksaaan 4isik yang ditemukan
- emua patah tulang yang timbul sebelum usia 1 bulan atau sebelum
1 tahun atau sebelum anak dapat berjalan
- "atah tulang dengan luka-luka yang jauh dari lokasi patah tulang
- =idera berulang pada tempat yang sama
- Bila didapati patah tulang melingkar atau spiral 4raktur pada tungkai
bawah bayi.
- Bila anggota gerak ( lengan atau tungkai) anak dengan paksa ditarik
atau ditekan mengakibatkan lepasnya sendi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 esim+ulan
1. Child abuse adalah perlakuan dari orang dewasa yang usianya lebih tua
dengan menggunakan kekuasaan dan otoritasnya, terhadap anak yang tidak
berdaya yang seharusnya berada di bawah tanggung jawab dan atau
pengasuhannya, yang dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan bahkan
cacat.
2. Child abuse dapat muncul dalam bentuk kekerasan 4isik, penelantaran,
kekerasan emosional ataupun kekerasan seksual.
-
7/25/2019 Peran Kedokteran Forensik dan Aspek Medikolegal pada Kasus Child Abuse
25/25
3. "enanganan kasuschild abuse mengikuti alur sebagai berikut 8 1) identi4ikasi
meliputi pengungkapan dan pengklasi4ikasian kasus, 2) pelaporan, masukan,
$) penilaian awal dan penyidikan, ) penilaian keluarga, ) perencanaan
kasus, ) penanganan, *) e&aluasi dan ) penutupan kasus.!. 3i 'ndonesia tanggung jawab pelaku pencederaan pada anak tertera dalam
kitab 66 :ukum "idana (6:") yang pasal-pasalnya berkaitan dengan
jenis dan akibat pencederaan anak.
,. "eran kedokteran 4orensik dan aspek medikolegal dalam kasus kekerasan
terhadap anak adalah menemukan kasus kekerasan terhadap anak dan
menolong anak tersebut beserta keluarganya dalam menempuh proses
pemulihan.
3.2 &aran
3engan disahkannya 66 perlindungan terhadap anak, diharapkan peran
masyarakat, medis, keluarga dan seluruh pihak yang terkait untuk meningkatkan
pengawasan terhadap berbagai kekerasan pada anak.