makalah fiqh

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran dalam islam itu banyak, sebagai yang pernah di jelaskan oleh nabi selama hidupnya dalam sebuah hadits, di katakan umat islam akan terpecah sampai 73 firqah, demikian katanya: "yahudi akan terpecah atas 71 aliran, nasrani akan terpecah atas 72 aliran, sedang umatku akan terbagi bagi dalam 73 aliran ". (Al hadits). apa yang di sabdakan nabi itu mungkin terjadi, sudah atau akan terjadi tetapi dalam sejarah islam dapat kita golongkan sekte yang banyak itu pada 4 aliran besar yang pokok, yang akan kita bicarakan di sini dengan menyebut dasar-dasar pendiriannya yang utama. Syiah adalah mazhab yang pertama lahir dalam Islam. Madzhab Syiah memiliki visi politiknya sendiri, sebagian dekat dan sebagian lain jauh dari agama. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada sejak timbulnya persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dalam persoalan ini Syi'ah berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah keluarga sedarah yang dekat dengan Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib dan harus dilanjutkan oleh anaknya, Hasan dan Husen, serta keturunan-keturunannya. Syi'ah muncul sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru dikenal sejak timbulnya

Upload: dony-ariyanto

Post on 30-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH FIQH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran dalam islam itu banyak, sebagai yang pernah di jelaskan oleh nabi

selama hidupnya dalam sebuah hadits, di katakan umat islam akan terpecah sampai

73 firqah, demikian katanya: "yahudi akan terpecah atas 71 aliran, nasrani akan

terpecah atas 72 aliran, sedang umatku akan terbagi bagi dalam 73 aliran ". (Al

hadits). apa yang di sabdakan nabi itu mungkin terjadi, sudah atau akan terjadi

tetapi dalam sejarah islam dapat kita golongkan sekte yang banyak itu pada 4 aliran

besar yang pokok, yang akan kita bicarakan di sini dengan menyebut dasar-dasar

pendiriannya yang utama.

Syiah adalah mazhab yang pertama lahir dalam Islam. Madzhab Syiah

memiliki visi politiknya sendiri, sebagian dekat dan sebagian lain jauh dari

agama. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada sejak timbulnya

persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dalam

persoalan ini Syi'ah berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal

Rasulullah adalah keluarga sedarah yang dekat dengan Nabi, yaitu Ali bin Abi

Thalib dan harus dilanjutkan oleh anaknya, Hasan dan Husen, serta keturunan-

keturunannya. Syi'ah muncul sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru

dikenal sejak timbulnya peristiwa tahkim (arbitrase). Sementara Syi'ah dikenal

sebagai sebuah aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba

mengkaitkan iman dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada

seorang Imam merupakan tolok ukur beriman tidaknya seseorang, di samping

paham mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta memiliki sifat

ketuhanan.

Syiah dalam hal ini menyimpang dari ajaran agama islam yang murni. Dan

hal ini terus berkembang hingga saat ini, padahal hal itu perlu dikoreksi karena

syiah sendiri memilki beberapa kelompok, yang tidak semua kelompok itu

menyimpang dari ajaran islam. Menurut al-Baghdadi penulis kitab al-Farqu baina

al-Firaq, mengatakan bahwa secara umum mereka terbagi menjadi empat

kelompok dan masing-masing dari keempat kelompok tersebut terbagi pula menjadi

Page 2: MAKALAH FIQH

2

beberapa kelompok kecil, yaitu Ghulat , Ismailiyah dan cabang-

cabangnya, Zaidiyah , dan Istna 'Asyariyah .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam

makalah ini adalah:

1. Apa pengertian aliran syiah?

2. Bagaimana sejarah munculnya aliran Syi'ah?

3. Bagaimana aliran-aliran Syi’ah?

4. Siapa tokoh-tokoh aliran Syiah?

5. Bagaimana munculnya Syi’ah di Indonesia?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah

untuk :

1. Mengetahui pengertian aliran syiah

2. Mengetahui sejarah munculnya aliran Syi'ah

3. Mengetahui aliran-aliran Syi’ah

4. Mengetahui tokoh-tokoh ajaran Syi’ah

5. Mengetahui aliran Syi'ah di Indonesia

Page 3: MAKALAH FIQH

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syi’ah

Kata Syi’ah (الشيعة) bentuk tunggalnya adalah Syi’iy (شيعى) yang berarti

kelompok atau golongan, dapat digunakan untuk seseorang, dua orang atau jamak

baik pria maupun wanita. Sedangkan menurut:

1. Ahmad al-Waili : syi’ah menurut bahasa adalah pengikut atau pembantu.

2. Abd al-Qadir Syaib al-Hamdi (seorang Guru Besar disalah satu Universitas

Islam di Madina): syi’ah dalam percakapan orang Arab berarti pengikut atau

pembantu.

Kata syi’ah juga disebutkan beberapa kali dalam al-Qur’an, seperti : Q.S Ash-

Shaffat [37 ]: 83, Al-Qashash [28]: 4 & 15, Al-An’am [6]: 159.

Dari ayat-ayat tersebut di atas, dapat diartikan bahwa kata syi’ah adalah

pengikut atau kelompok.

Semasa Nabi hidup kata syi’ah dalam pengertian pengikut atau kelompok

yang memihak kepada Ali bin Abi Thalib telah dikenal.

1. Al-Nubakhthi pengarang abad ke IV Hijriyyah mengatakan dalam bukunya Al-

Firaq Wa al-Maqalat, sebagai man dikutip oleh Abu Bakar Aceh:

“Syi’ah itu ialah golongan yang terdapat dalam Islam, baik dalam masa Nabi

maupun sesudah wafat Nabi, dikenal dengan keta’atannya dalam keputusan dan

keimanannya, seperti yang diperbuat oleh Miqdad Ibn Aswad, Salman Al-Farisi,

Abu Dzar Al-Ghifari, Jundub Ibnu Judadah al-Ghifari, Ammar Ibnu Yassar.

Orang-orang inilah yang simpati kepada Ali bin Abi Thalib. Orang-orang inilah

yang mula-mula menggunakan kata Syi’ah sebagaiman dimasa silam orang

mengatakan kata syi’ah itu bagi pengikut Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi-

Nabi yang lain.”

2. Ibnu Hazmi mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Kamil Musthafa Al-Siba’I :

“Barang siapa setuju denga syi’ah bahwa sanya Ali bin Abi Thalib

merupakan yang paling utama setelah Rasulullah, maka dia sudah

menjadi syi’ah, meskipun tidak setuju dalam perihal yang lainnya

Page 4: MAKALAH FIQH

4

sebagaimana yang dipertentangkan oleh umat Islam. Jikalau tidak sesuai

dengan ketentuan yang kami sebutkan tentang Ali bin Abi Thalib maka

ia bukan syi’ah.”

B. Sejarah Munculnya Syi’ah

Syi’ah sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib a.s. (imam pertama kaum

Syi’ah) sudah muncul sejak Rasulullah SAW masih hidup. Hal ini dapat dibuktikan

dengan realita-realita berikut ini:

Pertama, ketika Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk

mengajak keluarga terdekatnya masuk Islam, ia berkata kepada mereka: “Barang

siapa di antara kalian yang siap untuk mengikutiku, maka ia akan menjadi

pengganti dan washiku setelah aku meninggal dunia”. Tidak ada seorang pun di

antara mereka yang bersedia untuk mengikutinya kecuali Ali a.s. Sangat tidak

masuk akal jika seorang pemimpin  pergerakan di hari pertama ia memulai langkah-

langkahnya memperkenalkan penggantinya setelah ia wafat kepada orang lain dan

tidak memperkenalkanya kepada para pengikutnya yang setia. Atau ia mengangkat

seseorang untuk menjadi penggantinya, akan tetapi, di sepanjang masa aktifnya

pergerakan tersebut ia tidak memberikan tugas sedikit pun kepada penggantinya

dan memperlakukannya sebagaimana orang biasa. Keberatan-keberatan di atas

adalah bukti kuat bahwa Imam Ali a.s. setelah diperkenalkan sebagai pengganti

dan washi Rasulullah SAW di hari pertama dakwah, memiliki misi yang tidak

berbeda dengan missi Rasulullah SAW dan orang yang mengikutinya berarti ia juga

mengikuti Rasulullah SAW.

Kedua, berdasarkan riwayat-riwayat mutawatir yang dinukil oleh

Ahlussunnah dan Syi’ah, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Imam Ali a.s.

terjaga dari setiap dosa dan kesalahan, baik dalam ucapan maupun perilaku. Semua

tindakan dan perilakunya sesuai dengan agama Islam dan ia adalah orang yang

paling tahu tentang Islam.

Ketiga, Imam Ali a.s. adalah sosok figur yang telah berhasil menghidupkan

Islam dengan pengorbanan-pengorbanan yang telah lakukannya. Seperti, ia pernah

tidur di atas ranjang Rasulullah SAW di malam peristiwa lailatul mabit ketika

Rasulullah SAW hendak berhijrah ke Madinah dan kepahlawannya di medan

Page 5: MAKALAH FIQH

5

perang Badar, Uhud, Khandaq dan Khaibar. Seandainya pengorbanan-pengorbanan

tersebut tidak pernah dilakukannya, niscaya Islam akan sirna di telan gelombang

kebatilan.

Keempat, peristiwa Ghadir Khum adalah puncak keistimewaan yang

dimiliki oleh Imam Ali a.s. Sebuah peristiwa yang seandainya dapat direalisasikan

sesuai dengan kehendak Rasulullah SAW akan memberikan warna lain terhadap

Islam.

Semua keistimewaan dan keistimewaan-keistimewaan lain yang diakui oleh

Ahlussunnah bahwa semua itu hanya dimiliki oleh Imam Ali a.s. secara otomatis

akan menjadikan sebagian pengikut Rasulullah SAW yang memang mencintai

kesempurnaan dan hakikat, akan mencintai Imam Ali a.s. dan lebih dari itu, akan

menjadi pengikutnya. Dan tidak menutup kemungkinan bagi sebagian pengikutnya

yang memang memendam rasa dengki di hati kepada Imam Ali a.s., untuk

membencinya meskipun mereka melihat ia telah berjasa dalam mengembangkan

dan menjaga Islam dari kesirnaan.

C. Aliran Aliran Syiah

Dalam Syiah terpadapat berbagai macam sekte atau aliran. Seperti halnya

agama yang mempunyai dasar pokok dan sifat-sifat yang sekunder dan dipahami

serta ditafsir berbeda oleh pemeluknya meski tetap memelihara dasar-dasar agama.

Terdapat empat aliran dalam syiah yaiutu : Ghulat, Zaidiyah , Ismi’iliyah dan Itsa

‘Asyariyah. Namun sampai saat ini hanya tersisa tiga aliran saja Zaidiyah ,

Ismi’iliyah dan Itsa ‘Asyariyah.

1. Ghulat

Kerena faham yang terlalu ekstrim oleh kaum Syiah lainya seperti Syiah

Imamiyah Syiah Ismailiyah Syiah Itsna ‘Asyariah tidak diakui bahkan dianggap

kufur .

Kata Ghulat berasal dari kata ghala – yaghlu –ghuluww yang artinya

bertambah dan naik, Ghala bi al-din sendiri artinya memperkuat dan menjadi

ekstrim sehingga melampui batas. Jadi Syiah ghulat dapat diartikan sebagai

kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap yang berlebihan bahkan

cenderung ekstrim. Menurut Abu zahrah syiah ghulat adalah kelompok yang

Page 6: MAKALAH FIQH

6

menempatkan Ali pada derajat ketuhanan , ada pula yang mengatakan ali pada

derajat kenabian dan bahkan ada yang mengatakan jauh lebih tinggi lagi.

Syiah Ghulat dianggap sebagai pencetus adanya Syiah itu sendiri.

Menurut sejarah Abdullah bin Saba adalah orang yang mengembangkan Syiah

Ghulat . Dalam perkembangan selanjutnya Syiah Ghulat tumbuh subur di Irak

pada masa pemerintahan Mu’awiyah dan lahirlah doktrin – doktrin yang bersifat

ekstrim. Tetapi pada tahun 1500 M aliran ini nampaknya tidak berkembang lagi.

2. Syiah Zaidiyah

Syiah Zaidiyah kelompok yang mengatakan bahwa mengangkat imam

yang belum dewasa itu tidak syah. Mereka menunggu sampai menemukan

keturunan Husein (putra Ali bin Abi Tholib dari Siti Fatimah) yang memiliki

kualifikasi keimanan dan munculah nama Zaid bin Ali bin Husein . Kelompok

ini disebut Zaidiyah karena pengikut aliran ini mengakui Zaid bin Ali Ali Zainal

Abidin sebagai imam kelima hal ini berbeda dengan pandangan kelompok syiah

lainya yang mengakui Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin sebagai imam

kelima. Syiah Zaidiyah adalah merupakan Syiah yang paling dekat dengan

Sunni.

Syiah zaidiniyah berpendapat bhwa imam tidak ditentukan oleh

Nabi dan orang – orangnya tetapi melalui sifat- sifat yang dimiliki. Syiah ini

menolak pandangan yang mengatakan imam yang diwasiatkan Nabi telah

disebutkan nama dan orangnya , melaikan percaya bahwa Nabi menunjuk Ali

sebagai imam karena sifat yang dimiliki Ali:

3. Syiah Ismailiyah

Syiah ini merupakan aliran terbeasr kedua dan hanya mengakui tujuh

imam diantaranya 1. Ali bin Abi Tholib 2. Hasan bin Ali 3. Husein bin Ali 4. Ali

Zainal Abidin 5. Muhammad al-Baqir 6. Jafar al-Shadiq 7. Ismail bin Jafar .

Alasan golongan ini disebut Syiah Ismailiyah karena penisbtan Imam Ismail

sebagai Imam maka mereka dinamakan Ismailiyah .

Walaupun Ismail bin Jafar meninggal lebih dulu dari Ayahnya Jaf’ar al-

Shadiq para pengikut aliiran Syiah ini percaya jika Ismail yang notabenya adalah

Page 7: MAKALAH FIQH

7

anak pertama dari Jafar akan menduduki kursi imam. Karena alasan itulah

keturunan Ismailah yang berhak menjadi imam.

4. Syiah Itsna ‘Asyariah

Syiah Itsna ‘asyariah adalah aliran yang masyrur dalam Syiah dan

tersebar di berbagai Negara Islam , syiah ini juga menjadi mazhab resmi Negara

Republik Islam Iran . Syiah Itsna ‘Asyariah sepakat bahwa Ali menerima wasiat

Nabi Muhammad saw dan dilanjutkan oleh keturunanya dari garis Fatimah yaitu

Hasan bin Ali kemudian Husein bin Ali sampai Muhammad al-Mahdi sebagai

imam kedua belas sehingga mereka disebut Syiah dua belas atau Syiah Itsna

‘Asyariah.

Dalam Syiah ini immamah menjadi doktrin yang fundamental, tanpa

menyakini immamah seorang tidak bisa dikatakan sebagai penganut Syiah

Imamah adalah jabatan fungsional seorang imam . imam berfunsi sebagai

pemimpin reginal dan politik seluruh komunitas muslim yang dipercaya Tuhan

dalam amal ma’ruf nahi munkar untuk menjalankan perintah-perintahNya .

Page 8: MAKALAH FIQH

8

D. Tokoh-Tokoh Syi’ah

Tokoh-tokoh yang berperan aktik dalam penyebaran dan pengokohan

aliran syiah adalah :

1. Nashr bin Muzahim

2.   Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy'ari

3.   Ahmad bin Abi Abdillah Al-Barqi

4. Ibrahim bin Hilal Ats-Tsaqafi

5. Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash-Shaffar

6. Muhammad bin Mas’ud Al-‘Ayasyi As-Samarqandi

7. Ali bin Babawaeh Al-Qomi

8.   Syaikhul Masyayikh , Muhammad Al-Kulaini

9. Ibnu ‘Aqil Al-‘Ummani

10. Muhammad bin Hamam Al-Iskafi

11. Muhammad bin Umar Al-Kasyi

12. Ibn Qawlawaeh Al-Qomi

13. Abu Ghalib Az-Zurari

14. Ra`îsul Muhadditsîn, Syeikh Shaduq

15.   Ibnu Junaid Al-Iskafi

16.   Sayid Radhi

17. Syaikh Mufid

18. Sayid Murtadha Alamulhuda

19. Syeikh Abu Shalah Al-Halabi

20. Ahmad bin Ali An-Najasyi

21. Syaikh Abu Ja‘far Ath-Thusi, Pendiri Hauzah Najaf

22. Ibn Syadzan Al-Qomi

23. Hamzah Bin Abdul Aziz Ad-Dailami (Sallar Ad-Dailami)

24. Al-Qadhi Abdul Aziz Al-Halabi (Ibn Al-Barraj)

25. Hakim Al-Haskani

26. Muhammad Bin Hasan Al-Fattal An-Nisyaburi

27. Abdul Wahid bin Muhammad At-Tamimi Al-AMudi

28. Sayid Fadhlullah Ar-Rawandi

29. Abul Hasan Sa‘id bin Hibatullah (Quthbuddin Ar-Rawandi)

Page 9: MAKALAH FIQH

9

30.  Ibn Hamzah ‘Imaduddin Ath-Thusi

31. Sayid Abul Makarim Ibn Zuhrah

32. Ibn Syahr Asyub

E. Syi’ah Di Indonesia

Di Indonesia sendiri Syi’ah berebut kekuasaan dan pengaruh dengan Ahlus

Sunnah sejak islam pertama kali muncul di Indonesia. Saat kerajaan di Indonesia

pertama kali berdiri yaitu di Perlak, pada tahun 225H dinamakan juga Daulah

Syi’iyah atau Kerajaan Syi’ah. Namun, kemudian kerajaan itu diganti oleh Daulah

Ahlus Sunnah. Syi’ah merupakan partai politik yang menonjol ketika masih berdiri.

Setelah Syi’ah ditindas oleh Ahlus Sunnah ia pindah ke daerah Kerajaan Islam

Samudra Pasai dan berkembang menjadi satu kekuatan kebatinan.

Di Kerajaan Peureulak lah tiba para pedagang dari Gujarat dengan misi

mereka untuk mengislamkan Peureulak, dengan raja pertamanya Sultan Saiyid

maulana Abdul Azis Syah, yang menganut aliran politik Partai Syi’ah.Rombongan

yang dinahkodai Khalifah itupun semuanya orang-orang Syia’ah. Karena itu paham

Syi’ah menyelusupi dalam tubuh masyarakat islam di sekitar yang baru tumbuh.

Namun, karena kepandaian dari golongan Ahlus Sunnah akhirnya menguasai

Kerajaan Islam Peureulak dengan masih memberi hak hidup kepada golongan

Syi’ah.

Pada tahun 433 H, berdirilah kerajaan Samudra Pasai yang berhasil

diislamkan oleh golongan Ahlus Sunnah. Seperti keadaan yang berkebalikan, saat

Ahlus Sunnah menguasai daerah itu ternyata ada orang-orang dari aliran Syi’ah

yang diam-diam mengembangkan pahamnya.

Di Kerajaan Aceh Darussalam syi’ah tidak dapat menguasai/menduduki

tempat politik tertinggi namun tetap biasa menyebarkan ajaran-ajarannya secara

bebas. Karena Kerajaan Aceh sendiri menganut asas Demokrasi Islam. Meski tidak

mencapai sasaran pokoknya dalam kerajaan, ajaran-ajaran Syi’ah terkait aqidah,

tasawuf, thariqat, filsafat dan ibadat berkembang dalam kalangan rakyat.

Page 10: MAKALAH FIQH

10

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Secara bahasa, Syi'ah berarti pengikut, golongan, sahabat dan

penolong.Istilah Syi'ah, selanjutnya berkembang dengan arti khusus, yaitu nama

untuk sekelompok orang yang menjadi partisan atau pengikut Ali bin Abi Thalib

dan keturunan-keturunannya. Syi’ah sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib a.s.

(imam pertama kaum Syi’ah) sudah muncul sejak Rasulullah SAW masih hidup.

Dalam Syiah terpadapat berbagai macam sekte atau aliran. Seperti halnya agama

yang mempunyai dasar pokok dan sifat-sifat yang sekunder dan dipahami serta

ditafsir berbeda oleh pemeluknya meski tetap memelihara dasar-dasar agama.

Di Indonesia sendiri Syi’ah berebut kekuasaan dan pengaruh dengan Ahlus

Sunnah sejak islam pertama kali muncul di Indonesia. Saat kerajaan di Indonesia

pertama kali berdiri yaitu di Perlak, pada tahun 225H dinamakan juga Daulah

Syi’iyah atau Kerajaan Syi’ah. Namun, kemudian kerajaan itu diganti oleh Daulah

Ahlus Sunnah. Syi’ah merupakan partai politik yang menonjol ketika masih berdiri.

Setelah Syi’ah ditindas oleh Ahlus Sunnah ia pindah ke daerah Kerajaan Islam

Samudra Pasai dan berkembang menjadi satu kekuatan kebatinan.

Page 11: MAKALAH FIQH

11

DAFTAR PUSTAKA

Hasjmy, A.1983.Syiah dan Ahlussunnah: Saling Rebut Pengaruh dan Kekuasaan

Sejak AwalSejarah Islam di Kepulauan Nusantara:Surabaya.PT Bina Ilmu