makalah fartoks 2 antiparkinson.docx
TRANSCRIPT
PENYAKIT PARKINSON
DAN
OBAT ANTI PARKINSON (gol. Antikolinergik)
DISUSUN OLEH
NAMA : DENNY
NIM : 11.01.034
KLMPK : III (TIGA)
Diajukan Sebagai Tugas Porto Folio
Dalam Rangkaian Matakuliah
FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2
Semester Akhir 2012/2013
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya dapat menyelasaikan makalah
tentang Imunologi ini. Adapun makalah ini membahas tentang “ PENYAKIT
PARKINSON DAN OBAT ANTIPARKINSON”.
Makalah ini dibuat untuk dengan tujuan mengembangkan pengetahuan dan
wawasan kita serta untuk mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan akibat
penyakit Parkinson dan mengetahui obat-obat yang bekerja pada penyakit tersebut
serta mengetahui bagaimana obat tersebut bekerja serta pembagian golongan obat
antiparkinson, selain itu banyak hal yang kita ketahui dari Materi ini.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini maupun penyusunan
makalah ini hingga selesai. Sangat disadari bahwa makalah ini tak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi perbaikan makalah ini
untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….
Makassar, 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
A. PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1. PENGERTIAN / URAIAN UMUM TENTANG PARKINSON ............. 4
2. PENYEBAB PARKINSON ............................................................................. 5
3. GEJALA PENYAKIT PARKINSON ............................................................. 7
B. PRINSIP PENGOBATAN / FARMAKOLOGIS ANTIPARKINSON .............. 11
1. PRINSIP PENGOBATAN ANTIPARKINSON ......................................... 11
2. OBAT ANTIPARKINSON GOLONGAN ANTIKOLINERGIK.............. 11
C. KESIMPULAN ............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
3
A. PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN / URAIAN UMUM TENTANG PARKINSON
Penyakit Parkinson (PD) pertama kali dideskripsikan secara lengkap gejalanya
oleh seorang dokter dan geologis dari Inggris yaitu James Parkinson sekitar 2 abad
yang lalu (1817) melalui monografnya An Essay on the Shaking Palsy. Atas jasa dari
Arvid Carlsson sebagai pemenang Nobel Prize, saat ini kita mengetahui lebih dalam
lagi mengenai prinsip kelainan penyakit Parkinson yaitu hilangnya fungsi dopamine
(DA) dan pengobatan menggunakan levodopa sebagai metoda pengobatan yang
dipakai, setidaknya saat ini kita telah mencapai suatu tahap pengertian dimana
kelainan yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya.
Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegenerative progresif yang
disebabkan karena proses degenerasi spesifik neuron-neuron dopaminergik ganglia
basalis terutama di substansia nigra pars kompakta yang disertai inklusi sitoplasmik
eosinofilik (badan lewy). Penyakit Parkinson adalah tipe tersering dari suatu
keadaan Parkinsonism, lebih kurang 80% dari seluruh kasus. Selain itu penyakit
Parkinson juga merupakan penyakit neurodegenerative tersering kedua setelah
demensia Alzheimer.
Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit Parkinson tidak diketahui.
Pada umumnya PD muncul pada usia 40-70 tahun, rata-rata diatas usia 55 tahun,
lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 3:2.
Suatu kepustakaan menyebutkan prevalensi tertinggi penyakit Parkinson terjadi
pada ras Kaukasian di Amerika Utara dan ras Eropa (0,98 % hingga 1,94%);
menengah terdapat pada ras Asia (0,018 %) dan prevalensi terendah terdapat pada
4
ras kulit hitam di Afrika (0,01 %).
PD terdapat 4 manifestasi gejala utama motorik : tremor saat istirahat,
rigiditas, bradikinesia (berkurang atau lambatnya suatu gerakan), dan instabilitas
postural. Selain itu pada PD juga terdapat gejala non motorik yang termasuk
didalamnya adalah gangguan sensoris dan otonom serta gangguan neurobehavioral
(neuropsikiatri) seperti depresi, ansietas, dan psikosis.
Kebanyakan orang yang menderita Parkinson Disease (PD) tidak diketahui
penyebab pastinya (idiopatik). Namun ada juga hal lainnya yang diperkirakan
menyebabkan PD seperti genetic, toksin, trauma kepala, anoksia serebral, dan
Parkinson yang disebabkan oleh obat-obatan.
2. PENYEBAB PARKINSON
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak
memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di
dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan
mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan
mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah
diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter
sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf.
Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami
kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel
saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan
berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung
diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.
5
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif
lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di
dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia
berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara
perlahan.
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor
(gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan
digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau
kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan,
akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan
mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada
penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya
penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi
kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang
lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit
otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa
menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami
gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan
mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan
6
tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika
penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau
berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari
kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit
mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke
belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk
membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini
disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson
yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka
dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena
kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan.
Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap
karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar
penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.
3. GEJALA PENYAKIT PARKINSON
Gejala utama dari penyakit pd adalah ("trap"):
" Tremor: Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala
yang paling jelas, sering terdapat pada awal penyakit dan mudah diidentifikasi
oleh penderita maupun keluarganya sendiri. Rest tremor ini bersifat kasar (kurang
lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau
seperti menghitung uang logam. Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas saja
pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh anggota tubuh
(lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara. Tremor dapat
7
menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan
volunter. Faktor fisik dan emosi dapat mencetuskan timbulnya tremor ini. Ada
jenis tremor yang lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. Tidak seperti yang 4
siklus/menit, tremor ini dapat tetap ada pada gerakan volunter dan tidak
berhubungan dengan posisi diam dari anggota gerak (bukan rest tremor) dan lebih
mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi. Pasien bisa menampakkan gejala
kedua tremor ini atau hanya salah satunya.
" Rigiditas: kekakuan; peningkatan tonus otot. Dikombinasikan dengan rest
tremor, kekakuan ini menghasilkan fenomena 'cog-wheel' saat ekstremitas
digerakkan secara pasif. Hal ini juga sangat jelas dapat dirasakan dengan cara
mempalpasi otot pasien bahkan pada keadaan rileks
" Bradykinesia/Akinesia: pengurangan atau tidak adanya gerakan sama
sekali. Gerakan cepat, berulang-ulang menghasilkan sebuah gerakan disritmik dan
pengurangan kekuatan gerakan.
" Postural instability (ketidakstabilan postural): tidak adanya refleks postural
sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dan rasa ingin jatuh
Gejala Motorik
Penyakit Parkinson ditegakkan diagnosis secara pasti melalui ditemukannya
: degenerasi dan hilangnya sel saraf berpigmen di substansia nigra (pars
compacta) dan badan inklusi (Badan Lewi) intraneuronal di substansia nigra.
Penyakit ini dapat ditegakkan secara klinis yang timbul berupa trias motorik : 1)
tremor saat istirahat, 2) rigiditas, dan 3) bradikinesia/akinesia ( berkurang atau
lambatnya suatu gerakan). Penegakkan diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan
8
kombinasi gejala spesifik yang timbul, namun terdapat heterogenitas pada setiap
individu dan tidak ada yang spesifik. Salah satu klasifikasi yang dipakai untuk
penegakkan diagnosis PD secara klinis yaitu melalui kriteria dari Hughes:
Possible
Terdapat salah satu dari gejala utama : resting tremor, rigiditas, bradikinesia,
kegagalan refleks postural
Probable
Kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks postural) atau satu
dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain
yang tidak simetris (tiga tanda kardinal) dan responsif terhadap pengobatan
levodopa.
Lebih jauh lagi gejala klinis tidak terjadi pada awal penyakit Parkinson dan
dapat terjadi kesalahan diagnosis dengan menganggapnya sebagai suatu fenomena
depresi. Sebagai salah satu contoh kasus seorang pasien di poliklinik, teman-
temannya menyatakan kepada dokter bahwa sekitar 10 tahun sebelum diagnosis
PD ditegakkan, pasien ini dikatakan tidak pernah tersenyum setiap di foto.
Pada suatu seri penelitian klinis paling akhir menunjukkan bahwa gejala
klasik tremor pada pasien PD terjadi sekitar 70 % pada awal penyakit, dan sekitar
5 % nya datang dengan depresi atau nervousness. Pada penelitian yang sama,
terdapat subgroup penelitian mengalami gejala somatik yang bervariasi, yaitu
9
terdapatnya muka topeng atau kelelahan, yang dapat disalah persepsikan sebagai
gejala primer depresi dibanding sebagai PD.
Gejala-gejala yang terjadi pada pasien berhubungan dengan trias motorik
pada PD, beberapa diantaranya bertumpang tindih dengan terjadinya suatu
gangguan mood. PD dapat dianggap sebagai suatu kelainan primer depresi, dan
terjadinya depresi menjadi tidak dikenali pada pasien PD. Dan setelah dua
keadaan klinis tersebut terdeteksi akan timbul kesulitan dalam menentukan
manakah yang menjadi fenomena klinis motor primer atau patologi primer
psikiatrik. (lihat table 1). Sebagai contoh, bradikinesia juga dikenal sebagai
komponen didalam depresi, dan biasa dideskripsikan sebagai retardasi
psikomotor.
Gejala tremor yang terjadi pada sekitar 80 % pasien dengan penyakit
Parkinson, dapat menjadi suatu komponen yang signifikan pada gejala ansietas.
Beberapa pasien juga melaporkan adanya tremor anggota dalam tubuh yang juga
dapat berhubungan dengan ansietas. Tremor yang timbul pada awal dari PD
menjadi sulit dikenali sebagai suatu gejala PD bila tidak disertai gejala motorik
lainnya. Rigiditas ditandai adanya peningkatan tonus saat pergerakan pasif, dapat
juga bermanifestasi dalam bentuk seperti keram otot ataupun nyeri. Adanya
rigiditas meimbulkan suatu kelainan dalam berjalan dan mengganggu postur
tubuh, refleks posisi tubuh yang menghilang, gangguan keseimbangan bahkan
kejadian jatuh pada pasien PD sering terjadi seiring dengan progresivitas
penyakit. Gejala lainnya seperti disartri, gangguan visual dan genitourinarius,
10
gangguan tidur, kulit berkeringat dan berminyak, edema, konstipasi, parestesia,
kelelahan dan penurunan rasa penciuman juga dapat terjadi pada keadaan PD
tingkat lanjut. Fenomena-fenomena tersebut dapat terjadi sebagai gangguan mood
dan terapi antidepresan.
B. PRINSIP UTAMA PENGOBATAN / FARMAKOLOGIS ANTIPARKINSON
1. PRINSIP PENGOBATAN ANTIPARKINSON
Berbagai obat Parkinson yg dikenal: antikolinergik, levodopa kombinasi,
COMT-inhibitor, MAO-B inhibitor, dopamine agonis, NMDA antagonis.
Prinsip obat Parkinson's disease, kira-kira agar dopamin dapat kembali ke
kadar normal; khususnya di substansia nigra otak. Sehubungan dengan dopamin,
ada zat penghantar saraf lainnya yang ikut terlibat; yaitu asetilkolin. Jika dopamin
turun, maka asetilkolin secara relatif akan naik.
2. OBAT ANTIPARKINSON GOLONGAN ANTIKOLINERGIK
Dengan prinsip tersebut diatas, obat pertama untuk Parkinson's disease
dalam sejarah yaitu antikolinergik, dibuat. Antikolinergik menghambat asetilkolin
berikatan dengan reseptornya; sehingga dapat mengimbangi defisit dopamin
substansia nigra. Contoh antikolinergik adalah triheksifenidil, yang diapprove FDA
sejak 1949 untuk pengobatan Parkinson's disease.
Di tahun 1949-1950-an itu, nama penyakit ini masih parkinsonism atau
paralysis agitans. Antikolinergik cukup efektif dan jadi unggulan selama kira-kira
15-20 tahun, sampai akhirnya ditemukan levodopa.
Saat ini, triheksifenidil masih dipakai untuk terapi penyakit Parkinson.
Levodopa ditemukan pada akhir dekade 1960-an. Obat ini masih menjadi obat
standar pengobatan PD. Kelemahan utama levodopa adalah, levodopa itu sendiri
11
mudah dikonversi di jaringan perifer menjadi dopamin; sebelum levodopa mencapai
otak.
Enzim yg mengkonversi: dopa dekarboksilase. Maka itu levodopa harus
diberikan bersama dekarboksilase inhibitor: carbidopa atau benserazide. Menurut
The Lancet 1976; 308: 381-384 ~ carbidopa ataupun benserazide tidak berbeda
bermakna; alias sama saja. Dosis levodopa dan dopa dekarboksilase inhibitor
biasanya tersedia dalam rasio tetap yaitu 4 berbanding 1.
Masih ada masalah lain. Kendala utama terapi levodopa adalah kadar
levodopa plasma yang tidak stabil dan rentan fluktuasi. Hal ini mengakibatkan
pengaruh pada gerakan motorik (diskinesia) si penderita.
Selain itu levodopa kurang praktis, harus diberikan 3 kali sehari. Di akhir
masa aktif obat, sering muncul fenomena on-off. Periode ON adalah masa di mana
levodopa bekerja, sedangkan OFF adalah masa di mana levodopa tidak bekerja
(gejala timbul). Kalau periode off sudah makin panjang, biasanya itu tanda perlu
ditambahkan COMT inhibitor atau MAO inhibitor.
Penyebab kadar levodopa instabil; di antaranya peran enzim COMT (catechol-
O-methyltransferase) & MAO (monoamine-oxidase). Penghambatan enzim COMT
dapat meningkatkan ketersediaan levodopa di jaringan otak. Contoh COMT
inhibitor: entacapone dan tolcapone. Biasanya entacapone dan tolcapone ini tidak
diberikan sendirian, melainkan bersama levodopa-benserazide. Karena,
penghambatan COMT baru berguna jika kadar levodopa di otak dalam keadaan
cukup terlebih dahulu.
Sekarang sudah tersedia campuran tetap antara levodopa-dopa
dekarboksilase inhibitor 4:1 dan entacapone 200 mg. Dengan kombinasi demikian,
diharapkan efek samping akibat fluktuasi kadar dopamin lebih ringan.
12
Saat ini di Indonesia sudah tersedia kombinasi levodopa-carbidopa-
entacapone. Selain COMT, ada enzim lain yang namanya MAO, alias mono-
aminooksidase. Penghambatan MAO-B meningkatkan ketersediaan levodopa dan
memberi efek neuroprotektif. Contoh MAO-B inhibitor: selegiline dan rasagiline.
Sebenarnya beberapa review sempat meragukan tentang efektivitas selegiline,
terutama di pertengahan 1990-an
Oleh karena itu, selegiline dan rasagiline pun, teoritis tidak dapat berdiri
sendiri; sama seperti entacapone dan tolcapone. Baik COMT inhibitor maupun MAO-
B antagonist harus diberikan setelah ada levodopa-benserazide. Rival utama
levodopa adalah dopamine agonist, yaitu golongan obat yang dapat merangsang
produksi dopamin langsung di corpus striatum.
Dopamine agonists antara lain tda: pramipexole, bromokriptin, rotigotine,
ropinirole, dan cabergoline. Efek samping fluktuasi dopamin lebih lemah pada
pemberian dopamine agonists. Tapi ada "konsekuensi lain" yang juga berat.
Kelemahan dopamine agonist adalah dapat menimbulkan serangan tidur mendadak
(acute sleep attack), bahkan di saat si penderita beraktivitas.
Selain itu efek sampingnya mual muntah. Ingat lawannya yaitu dopamine
antagonist (domperidone, metoclopramide) adalah obat antimuntah. Dopamine
agonist yang efek samping serangan tidurnya lumayan berat adalah ropinirole. Yang
sedang pramipexole. Yang ringan cabergoline. Dopamine dikombinasikan dengan
levodopa, Karena keduanya sama-sama dapat dipakai sebagai monoterapi untuk
Parkinson's disease tahap awal.
Salah satu obat yang bekerja sebagai antikolinergik yang bekerja sentral
adalah Triheksifenidil.
Triheksifenidil
13
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaiki tremor, tetapi
kurang efektif terhadap akinesia dan kekakuan. Keluarnya liur yang berlebihan juga
dipengaruhi secara baik olehnya. Dapat terjadi toleransi, kombinasi dengan
levodopa sangat berguna .
Biperiden
Derivat yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif
tehadap tremor. Efek samping kurang-lebih sama
Indikasi: Parkinson, gangguan ekstrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi: Retensi urine, glaukoma, tersumbatnya saluran cerna.
Efek samping: Gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan
efek-efek sentral (gelisah, sulit tidur, halusinasi).
Sediaan: Trihexiphenidil (generik) tabl 2mg, 5mg
14
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan pada makalah yang telah disebutkan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegenerative progresif
yang disebabkan karena proses degenerasi spesifik neuron-neuron
dopaminergik ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta
yang disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik (badan lewy).
2. Penyebabnya sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel
saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel
saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini
cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang
peran utama.
3. Prinsip pengobatan Parkinson's disease, kira-kira agar dopamin dapat
kembali ke kadar normal; khususnya di substansia nigra otak. Sehubungan
dengan dopamin, ada zat penghantar saraf lainnya yang ikut terlibat; yaitu
asetilkolin. Jika dopamin turun, maka asetilkolin secara relatif akan naik.
4. Salah satu golongan obatnya adalah Antikolinergik. Antikolinergik
menghambat asetilkolin berikatan dengan reseptornya; sehingga dapat
mengimbangi defisit dopamin substansia nigra. Contoh antikolinergik
adalah triheksifenidil, yang diapprove FDA sejak 1949 untuk pengobatan
Parkinson's disease.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Katzung & Trevor’s. Pharmacology Examination & Board Review 9th
Edition
2. Katzung, Bertram. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 8. Salemba Medika:Jakarta.
3. Ganiswarna. S. A. 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.332
4. Goodman & Gilman. The Pharmacological Basisi of Therapeutics 12th
Edition
5. Richard A. Harvey. Lippincott’s Illustrated Reviews Pharmacology 5th
Edition
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Parkinson
7. http://www.psychologymania.com/2012/12/obat-anti-parkinson.html
8. http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=document_detail&xid=208&ts=1368881182&qs=health
16