makalah euis-nurul
DESCRIPTION
bahari, farmakognosiTRANSCRIPT
MAKALAH FARMAKOGNOSI BAHARISENYAWA METABOLIT (BIOAKTIF) PRODUK BAHARI
Oleh :Euis Rohilah
Nurul Hikmah
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNGPROGRAM STUDI STRATA I FARMASI
BANDUNG2015
A. STEROID
1. Pengertian Steroid
Steroid merupakan kelompok senyawa organik turunan dari
tetrasiklik triterpen yang memiliki kerangka dasar sterana jenuh
dengan 4 cincin yang terdiri dari 3 cincin sikloheksana dan 1 cincin
siklopentana.
H R
H H
H H
H
Struktur siklopentana perhidrofenantrena
Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Perbedaan
jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus
fungsional yang diikat oleh keempat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-
tiap cincin.
Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, jenis-jenis
hidrokarbon induk dari steroid adalah
Estran Androstan Pregnan
Kolan Kolestan
Ergostan Stigmastan
Nama Jumlah atom C Jenis rantai samping(R)Estran 17 -Androstan 19 -HPregnan 21 -CH2CH3Kolan 24 -CH(CH3)(CH2)2CH3Kolestan 27 -CH(CH3)(CH2)3CH(CH3)2Ergostan 28 -CH(CH3)
(CH2)2CH(CH3)CH(CH3)2Stigmastan 29 -CH(CH3)(CH2)2CH(C2H5)CH(CH3)2
2. Steroid Dalam Produk Bahari
a) Ekstrak crustacean (Cragon vulgaris) aktif pada tes serangga
(Calliphora test).
b) Crustecdysone (1, R = OH) dari crayfish (Jasus lalandei) di
Australia
c) 2-deoxy-20-dydroxy telah diisolasi 0.016% from Zoanthus sp.
Memiliki aktivitas oksitoksik pada usus hewan percobaan.
d) Deoxycrustecdysone (1, R = H), hormon pada crustacean.
Gambar 1. Struktur 20-Hydroxyecdysone dan ecdysoneGambar 2. Struktur β-ecdysone
e) Ekstrak Callinectes sapidus : callinecdysone A (3), β-ecdysone,
callinecdysone B (4)
Gambar 3. callinecdysone A
Gambar 4. callinecdysone B
f) α-Ecdysone and β-ecdysone hasil dari biosintesa larva
Calliphora erythrocephala.
g) Banyak spesies ikan memiliki hormone steroid : testosterone,
progesterone, estradiol-17 β-esterone, estriol and
androstenedione. Pada plasma berbagai spesies ikan : cortisol,
cortisone, 11-ketotestosterone, 20 β-dihydro-17-α-hydroxy-
progesterone, testosterone, 16-ketoestradiol, estradiol
16 β-estriol, epiestriol, estradiol-17 β, and estrone.
h) Sterol : fucosterol (5), diisolasi dari produk bahari dan
dilaporkan tidak toksik dan memiliki kemampuan menurunkan
level kolesterol darah dan memiliki aktivitas antidiabetes.
Sterol juga memiliki kemampuan mengurangi deposisi lemak
di jantung dan hati.
Gambar 5. Fucosterol
i) Saponin dari ekstrak air kelenjar Cuvier Actinopyga agassizi, di
Kepulauan Bahama, ditemukan holothurian. Holothurian ini
merupakan saponin yang beracun.
j) Hidrolisis saponin menghasilkan satu mol sulphuric acid and
D-glucose, D-xylose, Dglucomethylose (quinovose) and 3-O-
methylglucose. Sapogenin dari holothurin A dinamakan
holothurinogenins. Dua produk yang sudah diisolasi dalam
bentuk murninya adalah oxidoholothurinogenin (6) dan 17-
deoxyholothurinogenin (7) dari dinding sel Halodeima grisea
and H. vagabunda.
Gambar 6. Struktur oxidoholothurinogenin
Gambar 7. Struktur 17-deoxyholothurinogenin
h) Mediterranean echinodermata memiliki kandungan holothurin
yang beragam, tergantung kondisi ekologi. Dilaporkan bersifat
toksik terhadap banyak spesies hewan termasuk mamalia,
namun tidak sebagai antibiotik. Memiliki aktivitas sebagai
hemolitik, neuromuscular dan sitotoksik secara in vivo dan in
vitro.
i) Stichopus japonicus memiliki aktivitas antifungi melawan
Trichophyton asteroids, Candida albicans dan spesies fungi
lain secara in vitro pada konsentrasi 2.78-16.7 mg/mL.
j) Holothurin dari Actinopyga agassizi ditemukan aktif melawan
Sarcoma-180. Juga aktif terhadap Kerbs-2-ascites tumour cells
secara in vitro dan menghambat pertumbuhan Sarcoma-180
dan adenocarcinoma pada tikus.
k) holothurin and holothurin A ditemukan sitotoksik terhadap
human epidermal oral carcinoma.
B. TERPENOID
1. Pengertian Terpenoid
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak
dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan
vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan
modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan
terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan
beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena
merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk
hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan
skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena"
(terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang
dihasilkan oleh tumbuhan. Kandungan minyak atsiri memengaruhi
penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai bumbu, sebagai
wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta
upacara-upacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini
seringkali diambil dari nama minyak atsiri yang mengandungnya. Lebih
jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari nama (nama latin)
tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali
diidentifikasi. Sebagai misal adalah citral, diambil dari minyak yang
diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol, diambil dari
minyak yang dihasilkan oleh cengkeh (Eugenia aromatica).Terpenoid
disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka
penyusun terpena dan terpenoid adalah isoprena (C5H8).
Sebagian besar dan berbagai klas senyawa organik bahan alam
yang terdapat dalam sekunder metabolisme tanaman mempakan
terpena yang mencakup mono, sesqui, di-, tri dan senyawa poli-
terpenoid. Nama terpen. diberikan terhadap senyawa yang
mempunyai pemmusan molekul C10H18 yang secara etimologi berasal
dari pohon terebinth, Pistacia terebinthus. Tanaman conifer, ecalyptus
dan buah jeruk kaya terpen volatil dengan berat molekul rendah.
Volatilitas mereka yang mudah dikenal dalam tanaman yang berbau
harum dan disamping itu terpen mudah sekali diisolasi dengan cara
distilasi dari daun, batang dan bunga, yang kemudian dikenal dengan
nama minyak "essential" atau disebut juga minyak atsiri. Banyak minyak
atsiri yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti sebagai
pengharum makanan, parfum, obat-obatan dan sebagainya. Meskipun
banyak minyak atsiri merupakan senyawa terpenoid, namun demikian
pengertian tersebut tidak berlaku umum karena terdapat senyawa non-
terpenoid filiage dan bunga juga volatil dan berbau harum.
Terpen mendapatkan tempat tersediri dalam kimia organik-
Cepatnya asetibilitas mereka, kelimpahan, mudahnya mereka diisolasi.
relatif sederhana komposisi mereka dan mudahnya dikenal serta
transformasi yang sangat menarik menyebabkan senyawa terpen
merupakan objek yang sangat disukai oleh pakar kimia organik. Pada
akhir abad 1800 muncul banyak pakar terkenal dalam bidang organik
senyawa terpenoid seperti: Wallach, Perkin, Tiemann, Baeyer, Bredt,"
Meerwein, Triebs, Ruzicha, Barfon, Jones dan masih banyak lagi.
pada awal tahun 1900-an penelitian difokuskan pada pengungkapan
struktur senyawa terpen yang umum, berikut penemuan-penemuan baru,
kemudian mempelajari secara mendalam stereokimia, reaksi, tata ulang
dan biosintesis dari senyawa-senyawa yang sangat menarik. Senyawa
terpenoid yang meliputi kimia steroid dan karotenoid sekarang
merupakan bagian utama dalam bidang kimia organik dan kimia organik
bahan alam.
Kebanyakan senyawa terpenoid terdapat bebas dalam jaringan
tanaman, tidak terikat dengan senyawa-senyawa lain, tetapi banyak
diantara mereka yang terdapat sebagai glikosida, ester dari asam organik
dan dalam beberapa hal terikat dengan protein. Anggota yang rendah
(senyawa C10 dan C15) sering dapat diperoleh dengan cara-
distilasi uap dari tanaman yang segar atau kering, sedangkan anggota
yang lebih tinggi (C20 atau lebih) biasanya diisolasi dengan cara
ekstraksi dengan pelarut kemudian dipisahkan dan dimumikan dengan
cara kristalisasi, distilasi dan kromatografi.
Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan
penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid,
berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa
tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini
menyusun banyak minyak atsiri.
Hemiterpena, n=1, hanya isoprena.
Hemiterpenoid, contohnya preno l , a s am i s ova l era t .
Monoterpena, n=2, contohnya mi rce n , lim one n , dan oc im e n .
Monoterpenoid, contohnya geran i o l .
Seskuiterpena, n=3, contohnya farne s en .
Seskuiterpenoid, contohnya farne s o l , kurku m en , b i s abo l o l .
Diterpena, n=4, contohnya ce m bre n .
Diterpenoid, contohnya kafe s t o l .
Triterpena, n=6, contohnya s kua l en a .
Triterpenoid, contohnya l ano s t ero l , bahan dasar bagi senyawa-
senyawa s t ero i d .
Tetraterpena, n=8, contohnya adalah li kope n , karo t en
Politerpena, n besar, contohnya adalah karet dan getah perca.
Keterangan dalam gambar :
Isoprena Prenol Asam isovalerat
β-Mircena Limonena
Ocimena
Geraniol
Farnesena Farnesol
β-Kurkumenaα-(-)-Bisabolol
Cembren
KafestolSkualena
2. Terpenoid Dalam Produk Bahari
a) Diterpene, eunicin (8) m.p. 155°C; memiliki aktivitas antibiotik,
diisolasi dari Eunicea mammosa Lomouroux.
b) crassin acetate (9) dalam Horny corals, Pseudoplexaura porosa dan P.
wagenaari toksik terhadap Entamoeba histolytica pada konsentrasi 20
g/mL in vitro.
c) crassin acetate (9) and eunicin (8) juga menghambat pertumbuhan
Clostridium feseri dan Staphylococcus sp.
Gambar 8. Eunicin
Gambar 9. crassin acetate
C. KUINON
1. Pengertian Kuinon
Kuinon adalah segolongan senyawa karbonil. Strukturnya siklik
dan merupakan diketon yang berkonjugasi. Contoh yang paling
sederhana adalah 1,4-benzokinon. 1,4 kuinon sering muncul dalam alam
sebagai produk akhir dari suatu proses oksidasi senyawa dengan inti
aromatik mono dan polisiklin mono dan polisiklin.
Senyawa-senyawa kuinon adalah zat warna yang tersebar luas di
alam. Alizarin ialah kuinon yang berwarna jingga merah yang digunakan
untuk mewarnai mantel seragam merah. Walaupun tersebar luas dan
strukturnya sangat beragam, sumbangannya terhadap warna tumbuhan
pada tumbuhan tinggi nisbi kecil. Banyak zat pewarna buatan dan alami
(pewarna dan pigmen) adalah turunan kuinon. Pigmen ini sering terdapat
dalam kulit, galih atau akar, serta dalam daun, tetapi pada jaringan
tersebut warnanya tertutupi oleh pigmen lain. Sebaliknya pada bacteria,
fungus, dan lumut, kuinon berperan sedikit dalam mewarnai makhluk
tersebut; misalnya, badan buah kebanyakan Basidiomycete diwarnai oleh
kuinon.
Kuinon berfungsi dalam metabolisme sebagai agen pentransfer
satu elektron untuk membentuk radikal semiquinon yang kurang stabil
pada reduksi yang dapat balik. Semua kuinon berwarna. Kebayakan
kuinon terdapat pada pigmen tanaman, dan sering mempunyai aktivitas
biologis yang khusus.
Salah satu sifat khas senyawa kuinon yang membedakan dengan
senyawa bahan alam lainnya adalah sifat redoks. Senyawa kuinon
pada reduksi dengan reduktor lemah menghasilkan senyawa yang
tidak berwarna atau berwarna pucat yang dapat dikembalikan kepada
warna semula pada oksidasi. Prinsip dari reaksi ini dapat di digunakan
sebagai uji diagnostik untuk menetapkan senyawa kuinon. Reduksi
dapat dilakukan dengan menggunakan natriumborohidrida, NaBH4
sedangkan oksidasi dapat terjadi kembali dengan pengaliran udara.
Sifat kimia dari kuinon adalah kecenderungannya untuk
menambahakan nukleofil. Kuinon yang terbentuk dalam jumlah besar
oleh mikroorganisme tanah dan/atau oleh otooksidasi turunan
pirogalol, dengan mudah akan menambahkan fenol, amina, asam
amino, dan lain-lain. Olehproses-proses oksidasi lebih lanjut, akan
terbentuk senyawa dengan berat molekul tunggal dan berwarna coklat
(asam humat). Senyawa seperti itu merupakan bagian utama dari
substansi organik pada humus.
Sifat yang terpenting dari kinon adalah reduksi bolak baliknya
menjadi hidrokuinon. Hampir semua kinon mengalami reaksi ini.
Reduksi melibatkan adisi elektron secara bertahap, mula-mula
menghasilkan anion radikal, kemudian dianion. Sifat kinon seperti ini
memainkan peranan penting dalam oksidasi reduksi biokimia yang
bolak-balik (transport elektron).
2. Kuinon dalam Produk Bahari
Gambar 10. naphthazarin (10, R=OH)) dan juglone (11,
R=H)
2,5-dihydroxy-3-ethylbenzoquinone (12) and
anthraquinones, rhodocomatulin (13) analog.