makalah s2 herbal khi (nurul qamariah 1206179965)

36
Makalah KHI Moringa oleifera sebagai Antihipertensi MAKALAH KHI Moringa oleifera sebagai Antihipertensi” Oleh : Nurul Qamariah 1206179965 FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 0

Upload: nurulqamariah

Post on 22-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

MAKALAH KHI

“Moringa oleifera sebagai Antihipertensi”

Oleh :Nurul Qamariah

1206179965

Program Magister HerbalFakultas Farmasi

Universitas Indonesia2013

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 0

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 HIPERTENSI

Tekanan darah arteri sistemik, dihasilkan oleh kontraksi ventrikel kiri dan

resistensi dari arteri dan arterial. Tekanan darah sistolik terjadi saat jantung

memompakan darah ke sirkulasi sistemik, sedangkan tekanan darah diastolik

terjadi saat pengisian darah ke jantung. Selisih antara tekanan darah sistolik (TDS)

dan tekanan darah diastolik (TDD), disebut tekanan nadi. Tekanan darah dikontrol

oleh cardiac output (CO), dan resistensi perifer total, serta bergantung kepada

jantung, pembuluh darah, volume cairan ekstraseluler, ginjal, sistem syaraf, dan

faktor humoral. CO ditentukan oleh stroke volume (isi sekuncup) dan frekuensi

denyut jantung (heart rate).[1]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 1

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

1.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu yang lama).

Pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka, angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi atau sistolik, angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi atau diastolik. Tekanan darah kurang dari

120/80 mmHg didefinisikan sebagai normal. Tekanan darah tinggi biasanya

terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada

tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, diukur dikedua lengan tiga kali dalam

jangka waktu beberapa minggu [1,2,3]

Hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau

lebih, tapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih

dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan

dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan

darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan

diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara

perlahan atau bahkan menurun drastis. Pada pasien dengan diabetes melitus atau

penyakit ginjal beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah diatas

130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan

perawatan. [1,2,3]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 2

Tabel 1.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 3

Gambar 2.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

1.1.2. Gejala dan Penyebab Hipertensi Sebagian besar pada penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala

umum yang terjadi pada penderita hipertensi adalah sakit kepala, kelelahan, mual,

muntah, sesak napas, gelisah, dan pandangan kabur. Hipertensi berdasarkan

penyebabnya dibagi menjadi dua jenis:

1. Hipertensi primer atau essensial hipertensi yang tidak atau belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi)

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari

adanya penyakit lain. Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab,

beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui maka disebut dengan

hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah

penyakit ginjal, sedangkan sekitar 1-2 % penyebabnya adalah kelainan hormonal

atau pemakaian obat tertentu (pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang

adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan

hormon epinephrine atau nor-epinephrine. Kegemukan (obesitas), gaya hidup

yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol, dan garam dalam makanan

bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki kepekaan yang

diturunkan (genetik). Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah

untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan

kembali normal [1,2,3]

1.1.3 Terapi Hipertensia. Terapi non farmakologis .

Langkah awal dalam mengobati hipertensi dapat dilakukan secara non

farmakologis. Pembatasan asupan natrium dapat merupakan pengobatan efektif

bagi banyak pasien dengan hipertensi ringan. Diet rata rata orang Amerika

mengandung sekitar 200 meq natrium setiap harinya. Diet yang dianjurkan untuk

pengobatan hipertensi adalah 70-100 meq natrium setiap harinya, dapat dicapai

dengan tidak memberi garam pada makanan selama atau sesudah memasak dan

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 4

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

menghindari makanan yang diawetkan dengan kandungan natrium besar.

Kepatuhan dalam pembatasan natrium dapat ditentukan dengan mengukur

ekskresi natrium urine setiap 24 jam, yang dapat memperkirakan masukan

natrium sebelum dan sesudah petunjuk untuk melakukan diet. Diet yang kaya

buah dan sayuran dengan sedikit produk rendah lemak efektif menurunkan

tekanan darah, diduga berkaitan dengan tinggi kalium dan kalsium pada diet

tersebut.Pengurangan berat badan, walaupun tanpa pembatasan natrium, telah

terbukti dapat menormalkan tekanan darah sampai dengan 75% pada pasien

kelebihan berat dengan hipertensi ringan hingga sedang. Olah raga teratur telah

terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi [1,2,3]

b. Terapi farmakologis.

Obat –obat hipertensi dibagi menjadi beberapa golongan yaitu;

1. Diuretik.

Obat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui

kencing). Dengan demikian, volume cairan dalam tubuh berkurang sehingga

daya pompa jantung lebih ringan. Diuretik menurunkan tekanan darah dengan

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 5

Gambar 3.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

cara megurangi jumlah air dan garam di dalam tubuh serta melonggarkan

pembuluh darah. Sehingga tekanan darah secara perlahan-lahan mengalami

penurunan karena hanya ada fluida yang sedikit di dalam sirkulasi

dibandingkan dengan sebelum menggunakan diuretik. Selain itu, jumlah

garam di dinding pembuluh darah menurun sehingga menyebabkan pembuluh

darah membesar. Kondisi ini membantu tekanan darah menjadi normal

kembali. Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan

hipertensi adalah: spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide) yang

mempunyai efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan

tekanan darah dalam dosis yang rendah. [1,2,3]

2. Penghambat adrenergik (β-bloker)

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya

pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah

diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronchial. Pemberian

β-bloker tidak dianjurkan pada penderita gangguan pernapasan seperti asma

bronkial karena pada pemberian β-bloker dapat mengkambat reseptor beta 2

di jantung lebih banyak dibandingkan reseptor beta 2 di tempat lain.

Penghambatan beta 2 ini dapat membuka pembuluh darah dan saluran udara

(bronki) yang menuju ke paru-paru. Sehingga penghambatan beta 2 dari aksi

pembukaan ini dengan β-bloker dapat memperburuk penderita asma [1,2,3]

3. Vasodilator

Agen vasodilator bekeja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi

otot pembuluh darah. Contoh yang termasuk obat jenis vasodilator adalah

prasosin dan hidralasin. Kemungkinan yang akan terjadi akibat pemberian

obat ini adalah sakit kepala dan pusing. [2,3]

4. Penghambat enzim konversi angiotensin (penghambat ACE)

Obat ini bekerja melalui penghambatan aksi dari sistem renin-angiotensin.

Efek utama ACE inhibitor adalah menurunkan efek enzim pengubah

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 6

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

angiotensin (angiotensin-converting enzym). Kondisi ini akan menurunkan

perlawanan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. [2,3]

5. Antagonis Kalsium

Antagonis Kalsium adalah sekelompok obat yang berkerja mempengaruhi

jalan masuk kalsium ke sel-sel dan mengendurkan otot-otot di dalam dinding

pembuluh darah sehingga menurunkan perlawanan terhadap aliran darah dan

tekanan darah. Antagonis Kalsium bertindak sebagai vasodilator atau pelebar.

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat

kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :

Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul

adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah. [3]

Gambar 4.1 Mekanisme kerja obat antihipertensi

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 7

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

Gambar 4.2 Mekanisme kerja obat antihipertensi

c. Monoterapi

Berbagai guideline dan analisis meta, menyimpulkan bahwa besarnya

penurunan tekanan darah merupakan faktor utama dalam menurunkan risiko

kardiovaskuler pada pasien hipertensi, bukan jenis obat yang digunakan.

Meskipun demikian terdapat beberapa keadaan atau kondisi klinis yang

mempengaruhi pemilihan obat-obat tertentu seperti terlihat pada tabel dibawah

ini. [1]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 8

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

Pada pasien-pasien hipertensi dimana tidak ada kondisi tertentu untuk

pemilihan obat yang spesifik, maka obat yang dapat dipakai sebagai monoterapi

adalah diuretik tiazid dosis rendah, antagonis kalsium dihidropiridin kerja-

panjang, dan ACE-I atau ARB (penghambat reseptor angiotensin II). Pasien yang

lebih muda mempunyai respon yang lebih baik terhadap ACE-I atau ARB, dan

penghambat beta (penghambat beta biasanya tidak dipilih atau tidak digunakan

sebagai monoterapi inisial bila tidal terdapat indikasi spesifik karena

kemungkinan meningkatnya kejadian kardiovaskuler, terutama pada pasien usia

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 9

Tabel 2.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

lanjut). Pasien usia lanjut mempunyai respon yang lebih baik terhadap diuretik

tiazid atau antagonis kalsium dihidropiridin kerja panjang. [1]

Perbedaan respon ini kemungkinan berhubungan dengan kadar renin

plasma yang lebih rendah pada pasien usia lanjut. Pada pasien usia lanjut ini

indikasi spesifik pemakaian ACE-I atau ARB adalah gagal jantung, kejadian

infark miokard sebelumnya, DM, dan adanya penyakit ginjal kronik dengan

proteinuria.

d. Terapi Kombinasi

Pemberian obat-obatan anti hipertensi dalam bentuk kombinasi

direkomendasikan oleh beberapa guidelines seperti JNC VII (2003), British

Hypertension Society (2004), dan European Societies of Hypertension and

Cardiology (2010). Pemberian dua macam obat sebagai terapi inisial disarankan

bila didapatkan tekanan darah lebih dari 20/10 mmHg diatas target tekanan darah

yang ditentukan. Misalnya bila target tekanan darah adalah <140/90 mmHg, maka

terapi kombinasi dapat mulai diberikan bila pada pasien tersebut dida-patkan

tekanan darah ≥ 160/100 mmHg. Saat ini dipasaran sudah tersedia berbagai obat

kombinasi dalambentuk fixed-dose. Keuntungan obat-obat fixed-dose ini adalah

dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat dan bila obat fixed-dose

ini tersedia dalam dosis yang rendah maka dapat menurunkan risiko efek samping.

Umumnya obat yang dipakai dalam terapi kombinasi adalah ACE-I atau ARB,

dengan diuretik tiazid atau antagonis kalsium dihidropiridin kerja-panjang. [1]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 10

Tabel 3.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

1.1.4 Terapi Herbal pada Hipertensi

Pokok- pokok pengobatan hipertensi dengan tanaman obat, yaitu:

a. Memilih tanaman obat yang bersifat diuretik, dengan maksud untuk

mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara dibuang sebagai urin

b. Memilih tanaman obat yang memiliki efek farmakologi Anti-andrenegik, yaitu

menurunkan produksi, sekresi dan efektifitas hormon adrenal

c. Memilih tanaman obat yang memiliki efdek fermakologi Vasodilator,

melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan volume pembuluh

darah dengan organ-organ yang disi darah

d. Memilih jenis tanaman obat yang memiliki efek farmakologi hipotensif

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 11

Tabel 4.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

Terapi herbal untuk mengatasi hipertensi yang akan dibahas pada makalah

ini adalah terapi menggunakan tanaman obat Kelor (Moringa oleifera).

1.2 Kelor (Moringa oleifera L)

1.2.1 Nama umumIndonesia: Kelor, limaran (Jawa)Inggris: Moringa, ben-oil tree, clarifier tree,

drumstick treeMelayu: kalor, merunggai, sajinaVietnam: Chùm ngâyThailand: ma-rumPilipina: Malunggay [8]

1.2.2 Klasifikasi [9]

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Dilleniidae

                         Ordo: Capparales

                             Famili: Moringaceae

                                 Genus: Moringa

                                     Spesies: Moringa oleifera Lam

1.2.3 Deskripsi

Kelor (Moringa oleifera L) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang

(perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna

putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang

tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk,

bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal

(imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa

hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 12

A

Gambar 5.(A)Tanaman Kelor ; (B) Bunga kelor; (C) Pods and seeds (Courtesy of Forest &Kim Starr)

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan

menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak

daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar

aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah

muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna

coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang,

berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji)

maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi

sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar

di halaman rumah atau ladang. [9]

1.2.4 Kandungan Nutrisi [9]

Tabel 5. Analisa terhadap nutrisi daun kelor kering yang dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang

Parameter Unit Test I Test II1.Beta Carotene mg/100 12,988 12,9322. Choline mg/100 95,715 96,9893. Vitamin B1, Thiamine mg/100 0,575 0,5724. Vitamin B2, Riboflavin mg/100 0,794 0,8075. Vitamin B3, Niacin mg/100 3,684 3,6706. Vitamin C, Ascorbic Acid mg/100 57,964 59,7327. Protein g/100 29,722 29,4878. Fat g/100 2,180 2,1869. Carbohydrate g/100 47,461 47,377

10. Energi calori 328,359 327,12611. Fiber g/100 16,857 16,88312. Calsium (Ca) mg/100 2683,312 2663,20513. Magnesium (Mg) mg/100 1076,115 1077,08314. Phosphor (P) mg/100 352,417 354,78715. Potassium (K) mg/100 2401,160 2402,36016. Copper (Cu) mg/100 0,751 0,72517. Iron (Fe) mg/100 41,890 42,07518. Isoleucine µg/100 21310,75 21030,8719. Leucine µg/100 36189,89 36890,8220. Lysine µg/100 25618,09 25544,1721. Methionine µg/100 5405,58 5431,86

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 13

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

22. Phenylalanine µg/100 21639,97 21739,2423. Threonine µg/100 18186,58 18594,3624. Valine µg/100 27269,38 27384,3225. Tryptophan µg/100 5984,33 6166,47

1.2.5. Khasiat

Moringa oleifera memiliki aktivitas yang luas seperti galactagogue,

rubefacient, diuretik anti-scorbutic, stimulan, pencahar, antibiotik, antijamur,

antimicrobial, antibakteri, antiinflamasi, antitumor, antioksidan, anti-penuaan,

estrogenik, antiprogestational, hipoglikemik, antihyperthyroidism anti-ulkus,

hipokolesterolemik, antispasmodic, tekanan darah menurun, sakit kepala dan

mengurangi igraines dll [4,5,6,7]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 14

Gambar 6.

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

1.2.6 Fitokimia konstituen Moringa oleifera L. dari bagian tanaman yang berbeda: [4,5,6,7]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 15

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

BAB II

ISI

2.1 Kelor (Moringa oleifera L.) sebagai Antihipertensi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab I, tanaman kelor

(Moringa oleifera L.) memiliki aktifitas sebagai anti hipertensi. Nitrile, glikosida

minyak mustard dan glikosida thiocarbamate telah diisolasi dari daun dan polong

tanaman kelor, yang ditemukan bertanggung jawab atas efek menurunkan tekanan

darah.

Berikut merupakan review dari jurnal-jurnal penelitian yang mendasari

pernyataan di atas :

2.1.1 Jurnal : Screening for antispasmodic, antiinflammatory and diuretic

activity. (1992) [10]

Akar, daun, bunga, gum and the aqueous infusion of seeds telah ditemukan

memiliki aktivitas diuretic, dan komponen diuretik tersebut kemungkinan

akan memainkan peran pelengkap dalam efek menurunkan tekanan darah

keseluruhan dari tanaman kelor. (Caceres et al., 1992)

2.1.2. Jurnal : Isolation and structure elucidation of novel hypotensive

agents, niazinin A, niazinin B, niazimicin and niaziminin A plus B

from Moringa oleifera: Thefirst naturally occurring thiocarbamates.

(1992) [11]

Niaziminin [gbr 9+10] merupakan glikosida minyak mustard awalnya terisolasi

(bersama dengan glikosida lainnya seperti niazinin [gbr1] dan niazimicin [gbr4])

dari ekstrak etanol daun M. oleifera, berdasarkan sifat hipotensi mereka pada

tikus Wistar. Pada 1 mg dan 3 mg / kg bb-, senyawa ini menyebabkan 16-22 dan

40-65% penurunan tekanan darah rata-rata arteri (MABP), masing-masing (Faizi

et al., 1992).

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 16

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

2.1.3 Jurnal : Novel hypotensive agents, niazimin A, niazimin B, niazicin A

and niazicin B from Moringa oleifera: Isolation of first naturally

occurring carbamates. (1994) [12]

Niaziminin A, niaziminin B and 4-[(4’-0-acetyl-a-1-rhamnosyloxyl)

benzyl] isothiocyanate dari ekstrak etanol daun M. oleifera menunjukkan

aktivitas hipotensi (Faizi et al., 1994). Kemudian dilanjutkan oleh peneliti

yang sama, dengan judul jurnal : Isolation and structure elucidation of

new nitrile and mustard oil glycosides from Moringa oleifera and their

effect on blood pressure yang mengemukakan bahwa Nitrile, glikosida

minyak mustard dan glikosida thiocarbamate telah diisolasi dari daun dan

polong tanaman kelor, yang ditemukan bertanggung jawab atas efek

menurunkan tekanan darah.

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 17

4-[(4’-0-acetyl-a-1-rhamnosyloxyl) benzyl] isothiocyanate

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

2.1.4 Jurnal : Fully acetylated carbamate and hypotensive thiocarbamate

glycosides from Moringa oleifera. (1995) [13]

Penelitian ini menetapkan bahwa fraksi thiocarbamate dan

isothiocyanate dari ekstrak ethanol polong M. oleifera yang bertanggung

jawab atas aktivitas antihipertensi. (Faizi et al., 1995).

Hal yang sama juga disimpulkan pada jurnal : Fully Acetylated Carbamate

and Hypotensive Hiocarbamate Glycosides From Moringa oleifera L

(1994) [14]

2.1.5 Jurnal : Hypotensive constituents from the pods of Moringa oleifera

(1998 ) [15]

Pada tikus yang dibius, ekstrak kasar polong M. oleifera menyebabkan

penurunan sistolik, diastolik, dan rerata BP secara dosis-tergantung. Efek

antihipertensi ini singkat, kembali normal dalam waktu dua menit. HR

tidak terpengaruh secara signifikan, kecuali pada dosis tinggi (3 dan 10 mg

/ kg), yang menghasilkan tingkat kecil bradycardia. Phydroxybenzoate

Methyl dan β-sitosterol diselidiki dalam polong M. oleifera juga telah

menunjukkan menjanjikan aktivitas hypotensive (Faizi et al., 1998).

2.1.6 Jurnal : Pharmacological studies on hypotensive and spasmodic

activities of pure compounds from Moringa oleifera.(1994) [16]

Bioassay fraksinasi dipandu dari ekstrak etanol daun kelor aktif

menyebabkan isolasi empat senyawa murni, niazinin A, B niazinin,

niazimicin dan niazinin A B yang menunjukkan efek menurunkan tekanan

darah pada tikus dimediasi mungkin melalui efek antagonis kalsium

(penyumbatan saluran kalsium). (Gilani et al., 1994)

Antagonis Kalsium adalah sekelompok obat yang berkerja

mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel-sel dan mengendurkan otot-

otot di dalam dinding pembuluh darah sehingga menurunkan perlawanan

terhadap aliran darah dan tekanan darah. Antagonis Kalsium bertindak

sebagai vasodilator atau pelebar. Golongan obat ini menurunkan daya

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 18

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung

(kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin,

Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :

sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

2.1.7 Jurnal : Hypocholesterolemic effects of crude extract of leaf of

Moringa oleifera Lam in high-fat diet fed Wistar rats (2000) [17]

Ekstrak kasar daun kelor memiliki aktifitas signifikan menurunkan

kolesterol dalam serum tinggi tikus yang diberi diet lemak yang mungkin

disebabkan oleh adanya phytoconstituent bioaktif, yaitu β-sitosterol (Ghasi

et al., 2000)

2.1.8 Jurnal : Effect of fruits of Moringa oleifera on the lipid profile of

normal and hypercholesterolaemic rabbits (2003) [18]

Buah kelor telah diteliti mampu menurunkan kolesterol serum, fosfolipid,

trigliserida, low density lipoprotein [LDL], lipoprotein densitas sangat

rendah [VLDL] kolesterol rasio fosfolipid, lipid indeks aterogenik dan

mengurangi profil lipid hati, jantung dan aorta di hypercholesteremic

kelinci dan meningkatkan ekskresi fecal cholesterol (Mehta, et al 2003)

2.1.9 Jurnal : Attenuation of the Extract from Moringa oleifera on

Monocrotaline-Induced Pulmonary Hypertension in Rats (2012) [19]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak

dari Moringa oleifera (MO) pada pengembangan monocrotaline hipertensi

(MCT)-induced paru (PH) pada tikus Wistar. Sebuah ekstraksi etanol

dilakukan pada daun MO

kering, dan analisis HPLC

diidentifikasi niaziridin dan

niazirin dalam ekstrak. PH

diinduksi dengan injeksi

subkutan tunggal MCT (60

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 19

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

mg / kg) yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah arteri paru (PPA)

dan penebalan lapisan medial arteri paru pada tikus. Tiga minggu setelah

induksi, administrasi akut ekstrak MO ke tikus menurun Ppa secara dosis-

tergantung yang mencapai signifikansi statistik dengan dosis 4,5 mg beku-

kering ekstrak per kg berat badan.

Penurunan PPA menyarankan bahwa ekstrak langsung merelaxkan

arteri paru. Untuk uji efek administrasi kronis ekstrak MO pada PH,

kontrol, MCT dan MCT MO kelompok yang ditunjuk. Tikus pada

kelompok kontrol menerima suntikan saline, MCT dan MCT MO

kelompok menerima MCT untuk menginduksi PH. Selama minggu ketiga

setelah perawatan MCT, MO MCT kelompok menerima setiap hari i.p.

suntikan ekstrak MO (4,5 mg beku-kering ekstrak / kg berat badan).

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok MCT memiliki lapisan

medial tinggi PPA dan tebal di arteri paru. Perawatan kronis dengan

ekstrak MO membalik perubahan MCT-induced. Selain itu, kelompok

MCT memiliki ketinggian signifikan dalam aktivitas superoksida

dismutase ketika dinormalisasi oleh perawatan ekstrak MO.

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 20

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

Jadwal tes perawatan akut dan fungsional digambarkan pada fig. 1a.

Sedangkan jadwal evaluasi perawatan hewan kronis dan fungsional

digambarkan pada fig 1B.

Pada table tampak bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik berat

badan atau tekanan darah sistemik antar kelompok. Terutama, ekstrak MO

meningkatkan denyut jantung dari tikus. Selain itu denyut jantung

signifikan dipercepat oleh ekstrak MO dibandingkan dengan kelompok

MCT

Sebagai kesimpulan, ekstrak MO berhasil melemahkan

pengembangan PH melalui direct vasodilatasi dan peningkatan potensi

aktivitas antioksidan.

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 21

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

2.1.10Jurnal :Review : Medicinal properties of Moringa oleifera: An

overview of promising healer. (2012) [6]

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 22

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kandungan nitrile, glikosida minyak mustard dan glikosida thiocarbamate yang

terkandung pada daun dan polong tanaman kelor (Moringa oleifera L) memiliki

aktifitas hypotensive melalui efek antagonis kalsium (penyumbatan saluran

kalsium). Selain itu, aktivitas diuretic M. oleifera telah dileliti terkandung pada

akar, daun, bunga, gum, dan the aqueous infusion of seeds. Daun M. oleifera juga

mengandung phytoconstituent bioaktif (yaitu -sitosterol) yang mampu

menurunkan kadar kolesterol pada hewan uji coba.

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 23

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application. Hypertension. Vol 25, No 1 (Edition April 2012)

[2] Khosh F, Mehdi Khosh, (2001). Natural Approach to Hypertension. Alternative Medicine Review, Volume 6, Number 6, p 590-600.

[3] The Sixth Report of the JOINT NATIONAL COMMITTEE on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, National Institute of Health Natinal Heart, Lung,and blood Institute.

[4] Farooq Anwar, Sajid Latif, Muhammad Ashraf and Anwarul Hassan Gilani. REVIEW ARTICLE Moringa oleifera: A Food Plant with Multiple Medicinal Uses. Phytotherapy Research. 21, 17–25 (2007)

[5] Jed W. Fahey, Sc.D. 2005. Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part 1. Trees for Life Journal 2005, 1:5

[6] Fozia Farooq, Meenu Rai, Avinash Tiwari, Abdul Arif Khan and Shaila Farooq. 2012. Review : Medicinal properties of Moringa oleifera: An overview of promising healer. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 6(27), pp. 4368-4374, 18 July, 2012

[7] Bhoomika R Goyal, Babita B Agrawal, Ramesh K Goyal and Anita A Mehta. 2007. Phyto-pharmacology of Moringa oleifera Lam.6 An Overview . Natural Product Radiance. Vol 6(4). 2007. Pp347-353.

[8] Plantamor database http://www.plantamor.com/index.php?plant=866

[9] USDA plant database http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=MOOL

[10] Caceres,A., Saravia,A., Rizzo, S., Zabala, L.,De Leon, E.,Nave, F., 1992. Pharmacologic properties of Moringa oleifera. 2: Screening for antispasmodic, antiinflammatory and diuretic activity. Journal of Ethnopharmacology 36, 233–237.

[11] Faizi S, BS Siddiqui, et al. (1992) Isolation and structure elucidation of novel hypotensive agents, niazinin A, niazinin B, niazimicin and niaziminin A plus B from Moringa oleifera: The first naturally occurring thiocarbamates. Journal of the Chemical Society Perkin Transactions I(23): 3237-3241.

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 24

Makalah KHI “Moringa oleifera sebagai Antihipertensi

[12] Faizi S, et al. (1994) Novel hypotensive agents, niazimin A, niazimin B, niazicin A and niazicin B from Moringa oleifera: Isolation of first naturally occurring carbamates. Journal of the Chemical Society Perkin Transactions I: 3035-3040

[13] Faizi S, BS Siddiqui, R Saleem, S Siddiqui, K Aftab, and AH Gilani (1994) Isolation and structure elucidation of new nitrile and mustard oil glycosides from Moringa oleifera and their effect on blood pressure . Journal of Natural Products 57: 1256-1261.

[14] Faizi S, BS Siddiqui, R Saleem, S Siddiqui, K Aftab, AH Gilani (1995) Fully acetylated carbamate and hypotensive thiocarbamate glycosides from Moringa oleifera. Phytochemistry 38: 957-963.

[15] Faizi S, BS Siddiqui, R Saleem, K Aftab, F Shaheen, AH Gilani (1998) Hypotensive constituents from the pods of Moringa oleifera. Planta Medica 64: 225-228.

[16] Gilani AH, Khalid A, Amin S, Sidduqui S and Salem R, Pharmacological studies and Hypotensive and Spasmolytic Activities of Pure Compounds from Moringa oleifera. Phytother Res, 1994, 8(2), 87-91

[17] Ghasi S, Nwobodo E, Ofili JO. 2000. Hypocholesterolemic effects of crude extract of leaf of Moringa oleifera Lam in high-fat diet fed Wistar rats. J Ethnopharmacol 69: 21–25.

[18] Mehta LK, Balaraman R, Amin AH, Bafna PA, Gulati OD. 2003. Effect of fruits of Moringa oleifera on the lipid profile of normal and hypercholesterolaemic rabbits. J Ethnopharmacol 86: 191–195.

[19] Kang-Hua Chen, Yi-Jui Chen, Chao-Hsun Yang, Kuo-Wei Liu, Junn-Liang Chang, Shwu-Fen Pan, Tzer-Bin Lin, and Mei-Jung Chen. (2012) Attenuation of the Extract from Moringa Oleifera on Monocrotaline-Induced Pulmonary Hypertension in Rats. Chinese Journal of Physiology 55(1): xxx-xxx, 2012

FARMASI S2 HERBAL MEDIK Page 25