makalah echinomolusca ciripedia dan chordata
DESCRIPTION
paperTRANSCRIPT
MAKALAH PLANKTONOLOGI
(Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Planktonologi
Disusun oleh :
Kelompok 4
Helga Rachel 230210140014
Ria Natasia 230210140017
Fauzi Nugraha 230210140024
Donna Siti R 230210140032
Sandra Moerti 230210140042
Ali Akbar 230210140049
Alif Fathurrahman 230210140052
Maharani D S 230210140054
PRODI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata ini
dengan tepat waktu.
Terimakasih pula kami haturkan pada dosen yang berkaitan dalam memberikan pengajaran
tentang Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jatinangor, 14 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton hidupnya
mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari pergerakan arus atau
pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton
tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani) (Arinardi et. al., 1994).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil
yang hidupnya terombangambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan.
Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka
adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian
hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok ini disebut
meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu
biota yang sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984;
Arinardi et al.,1994, 1996).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata?
2. Bagaimana ciriciri dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata?
3. Bagaimana reproduksi dar Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordatai?
4. Bagaimana klasifikasi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata?
5. Dimana habitat dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata?
6. Apa peranan, manfaat, serta kerugian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan
Chordata?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata.
2. Mengetahui ciriciri dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata.
3. Mengetahui reproduksi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata.
4. Mengetahui klasifikasi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata.
5. Mengetahui habitat dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata.
6. Mengetahui peranan, manfaat, serta kerugian dari Echinodermata, Mollusca,
Cirripedia, dan Chordata.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Mollusca
Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan
triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak
dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerangkerangan, serta
cumicumi dan kerabatnya. Mollusca telah berkembang di laut selama lebih dari 600 juta
tahun dan ada lebih dari 100000 spesies mollusca. Filum mollusca termasuk siput kecil,
cumicumi, gurita, kerang, tiram, dan cumicumi. Mereka dianggap sebagai yang paling
cerdas dari spesies invertabrata. Studi tentang mollusca disebut Malakologi. Ada empat kelas
utama dalam filum mollusca yaitu, gastropoda, bivalvia, Cephalopoda dan Polyplacophora.
2.2 Ciriciri Mollusca
Moluska laut yang sering kita kenal sebagai jenis karang, keong, cumi cumi umumya
menjalani hidupnya sebagai plankton hanya pada awal kehidupan saja ,yakni ketika sebagai
larva (sebagai meroplankton) setelah dewasa meraka hidup di dasar laut sebagai bentos
contohnya kerang. Mereka juga berenang aktif bebas sebagai nekton misalnya cumicumi,
tetapi ada juga moluska yang seluruh hidupnya di jalani sebagai plankton (holoplankton)
jumlah jenis memang relatif tidak banyak tetapi mereka merupakan komponen ekosistem
yang mempunyai kontribusi di ekosistem laut. Moluska yang hidup sebagai holoplankton ini
disebut dengan moluska plankton atau moluska pelagis. Moluska yang paling banyak di
kenal adalah kelompok keong pteropodnama pteropod berasal dari bahasa yunani kuno
“ptero” yang artinya “sayap” dan “poda” adalah kaki. Ada pula moluska plankton lain yang
bentuknya aneh misalnya glaucus hewan ini bentuknya bagaikan daun pipih dengan tonjolan
yang bercabang cabang.
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak, tubuh mollusca tidak beruasruas merupakan
binatang triploblastik selomata. Apabila di potong dua bagian, bersifat simetri bilateral.
Pada waktu berjalan Mollusca mengeluarkan lendir, yang berfungsi memudahkan saat
berjalan. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan mengebor
substrat atau melakukan pergerakan. Tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
kaki, massa viseral, dan mantel dapat berupa cangkang. Angota hewan ini mempunyai
cangkang luar mengandung kapur (kalsium karbonat) yang dapat melindungi tubuhnya.
Tetapi ada beberapa jenis yang tidak memiliki cangkang. Cangkang tersebut merupakan
mantel, yaitu lapisan jaringan organorgan viseral membentuk rongga. Mantel terletak pada
insang atau paruparu dan lubang saluran pencernaan. Sistem saraf Mollusca terdiri atas
cincin syaraf yang melebar.Sistem pencernaan Mollusca lengkap terdiri darimulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus.
Ukuran tubuh Mollusca bervariasi, ada yang berukuran beberapa milimeter hingga
panjang 18 m. Bentuk tubuh Mollusca bervariasi, simetri bilateral, tertutup mantel yang
menghasilkan cangkang atau tidak, ada pula yang berbentuk hampir bulat, atau silindris
seperti cacing.
Ciriciri lain Mollusca :
Meskipun terdapat perbedaan ciri tubuh, pada umumnya Mollusca memiliki tiga bagian
utama yang sama, berupa kaki, massa visera, dan mantel. Kaki Mollusca berotot dan di
bagian telapak kaki mengandung banyak lendir dan silia yang digunakan untuk
pergerakan. Massa visera mengandung organorgan internal, seperti organ pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi. Mantel merupakan lipatan jaringan yang menutupi massa visera
dan berfungsi menyekresikan cangkang.
Sistem pencernaan makanan Mollusca lengkap, terdiri atas mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus. Kecuali pada Pelecypoda, di dalam rongga mulut Mollusca terdapat
radula (lidah parut). Radula terdiri atas tulang muda (odontophore) yang di atasnya
terdapat beberapa baris gigi kitin yang ujungnya mengarah ke dalam. Radula berfungsi
untuk mengerok lumut, merumut, mengebor, dan menangkap mangsa. Anus terletak di
tepi dorsal rongga mantel, di bagian posterior. Sisa pencernaan berupa pelet yang padat,
sehingga tidak mencemari rongga mantel.
Mollusca memiliki jantung yang terdiri atas dua serambi (aurikel) dan satu bilik
(ventrikel). Mollusca memiliki peredaran darah terbuka, karena darah tidak beredar di
dalam pembuluh darah tetapi di dalam sinus darah (rongga di antara selsel organ).
Pigmen darah hemosianin yang larut dalam plasma darah mengandung Cu, bukan Fe;
berwarna biru pucat bila mengandung oksigen dan tidak berwarna bila kekurangan
oksigen. Alat pernapasan berupa sepasang insang atau lebih, yang disebut ktenidium,
paruparu, atau keduanya. Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium.
Sistem saraf berbentuk cincin saraf yang melingkari esofagus dengan beberapa pasang
ganglion dan dua pasang benang saraf yang berhuhungan dengan kaki, mantel, dan
organorgan dalam. Alat indra berupa osfradium, mata, dan statosista. Osfradium
berfungsi sebagai kemoreseptor.
Kecuali untuk aplacophorans, kebanyakan moluska telah memiliki perkembangan kaki
berotot dengan baik. Biasanya dilakukan dengan banyak cara, misalnya: gerak,
menempel pada permukaan, menggali, penahan sedimen, berenang, dan menggenggam
(dimodifikasi menjaditentakel pada gurita sehingga dapat memegang). Keragaman besar
adaptasi kaki mencontohkan keragaman morfologi besar dari bentuk moluska.
Sebuah lapisan jaringan epidermis yang disebut mantel mengelilingi tubuh moluska.
Kelenjar khusus dalam mantel bertanggung jawab atas ekskresi ekstraseluler yang
membentuk struktur cangkang. Dalam semua kelompok molluscan cangkang diproduksi
dalam lapisan (biasanya) kalsium karbonat,baik dalam kalsit atau bentuk aragonit.
2.3 Reproduksi Mollusca
Kedua bentuk reproduksi seksual sederhana dan sangat kompleks. Hewan ini bersifat
diesius. Masingmasing jenis kelamin memiliki sepasang gonad. Telur terjadi pembuahan
eksternal (kecuali sebagian milik kelas Cephalopoda), kadangkadang dalam pemijahan (telur
dalam jumlah besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama). Mollusca adalah Protostomia,
mereka mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin terpisah untuk reproduksi.
Beberapa dapat hermafrodit, misalnya siput karena gerakan lambat, mereka memiliki
kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel telur dibuahi, ia menjadi larva, yang
motil (dapat bergerak aktif). Ini disebut larva trokofor. Kemudian ini memanjang dalam tahap
perkembangan berikutnya disebut larva veliger.
Larva mollusca paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan memakan makanan
partikel mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia sekitar “ekuator” untuk menyapu
makanan ke dalam mulut, yang menggunakan lebih silia untuk memasukkan mereka ke dalam
perut, dengan menggunakan silia lebih lanjut untuk membuang sisasisa yang tidak tercerna
melalui anus. Jaringan baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di bagian dalam, sehingga
seberkas apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang itu tumbuh. Akhirnya, larva
tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa.
2.4 Klasifikasi Mollusca
Terdapat sekitar 100.000 spesies Mollusca yang teridentifikasi. Berdasarkan bentuk tubuh,
tipe kaki dan cangkangnya, filum Mollusca dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain
Polyplacophora, Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalvia), Gastropoda, Scaphopoda, dan
Cephalopoda.
a. Polyplacophora
Polyplacophora dikenal dengan nama chiton. Tubuh berukuran panjang 3 mm – 40
cm, berbentuk lonjong, pipih dorsoventral, berwarna gelap, memiliki 8 keping cangkang
pipih yang tersusun seperti genting. Polyplacophora tidak memiliki mata dan tentakel,
namun memiliki radula yang besar, kaki lebar, dan datar, serta 6 – 88 pasang insang. Alat
ekskresi berupa sepasang nefridium yang besar. Alat indra berupa organ
subradulaaesthetes yang dapat dijulurkan untuk mendeteksi adanya makanan. Alat
reproduksi bersifat gonokoris dan pembuahan terjadi di dalam tubuh atau di luar tubuh
induk. Telur disimpan di dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva trokofor yang
berenang bebas, kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi anak
chiton.
Terdapat sekitar 800 spesies chiton yang teridentifikasi, antara lain Chiton sp.,
Chaetopleura, dan Lepidopleurus.
Klasifikasi Chiton magnificus :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Amphineura
Ordo : Cryptochiton
Family : Chitonidae
Genus : Chiton
Species : Chiton magnificus
b. Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalvia)
Pelecypoda dikenal sebagai kerang, remis, tiram, kijing, atauscallop. Pelecypoda disebut
juga Lamellibranchiata (Latin, lamella = lembaran,branchia = insang). Pelecypoda hidup
bebas, komensalisme, atau parasit di laut pada daerah pasang surut dan di perairan air tawar.
Pelecypoda tidak memiliki kepala. Tubuh Pelecypoda berbentuk pipih secara lateral dan
ditutupi oleh sepasang cangkang. Puncak cangkang disebut umbo. Garisgaris melingkar di
sekitar umbo menunjukan garis pertumbuhan cangkang. Tubuh Pelecypoda ada yang
berukuran kecil 2 mm, ada pula yang berukuran besar hingga lebih dari 1 m, misalnya
Tridacna (kerang raksasa).
Struktur anatomi Pelecypoda:
a. Mulut & esofagus
b. Lambung
c. Kelenjar pencernaan
d. Usus
e. Anus
f. Ginjal
g. Jantung
h. Aorta/arteri
i. Insang berlapislapis (Lamellibrachiata)
j. Ganglia serebral
k. Kaki pipih (anterior)
l. Mantel
m. Otot aduktor, sebagai otot pengatur sistem
bukatutup engsel yang dimiliki Pelecypoda.
n. Sifon inkuren (ventral)
o. Sifon ekskuren (dorsal)
p. Umbo dan ligamen sendi
Ciri Pelecypoda :
Cangkang Pelecypoda tersusun dari tiga lapisan, yaitu periostrakum (paling luar),
prismatik (lapisan kapur di bagian tengah), dan nakreas (lapisan mutiara). Di bawah
cangkang terdapat mantel berbentuk jaringan tipis dan lebar yang menutup seluruh
tubuhnya. Di antara epitel mantel dan permukaan cangkang bagian dalam (nakreas)
terdapat rongga berisi cairan ekstrapalial. Bila benda asing masuk ke rongga berisi cairan
ekstrapalial, benda tersebut akan dilingkupi oleh cairan yang lamakelamaan mengendap
menjadi lapisanlapisan mutiara.
Makanan bersama air masuk melalui sifon air masuk (sifon inhalan). Air yang telah
disaring oleh lembaran insang akan keluar melalui sifon air keluar (sifon ekshalan). Sisa
makanan dibawa ke usus, ke rektum, kemudian dikeluarkan melalui sifon ekshalan.
Pelecypoda memiliki peredaran darah terbuka. Alat indra terdapat di tepi mantel berupa
tentakel pada sifon inhalan dan ekshalan, sepasangstatosista pada kakinya, oseli di
sepanjang tepi mantel untuk mendeteksi cahaya, dan osfradium di dalam sifon ekshalan.
Pelecypoda bereproduksi secara seksual, dengan gonokoris atau hermafrodit. Gamet
dikeluarkan melalui sifon ekshalan. Pembuahan terjadi secara eksternal (di air)
menghasilkan larva trokofor yang kemudian bermetamorfosis menjadi kerang muda.
Terdapat sekitar 20.000 spesies Pelecypoda, antara lain kerang mutiara (Pinctada
margaritzfera), kerang air tawar (Anodonta), pengebor kayu, dikenal sebagai cacing kapal
(Teredo), dan pengebor batu karang laut (Lithophaga).
Klasifikasi Tridacna maxima :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Pelecypoda
Ordo : Veneroida
Family : Tridacnidae
Genus : Tridacna
Spesies : Tridacna maxima
c. Gastropoda
Gastropoda (Latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah Mollusca yang berjalan dengan
menggunakan perutnya, dan dikenal sebagai siput ataukeong. Gastropoda hidup bebas di
berbagai habitat (darat, perairan tawar dan laut) sebagai karnivor atau herbivor. Gastropoda
herbivor memakan ganggang, rumput laut, tumbuhan air yang lunak atau yang membusuk.
Gastropoda karnivor memakan cacing, ikan, atau kerang. Ada pula Gastropoda yang hidup
endoparasit, misalnya Entoconcha yang hidup di dalam tubuh timun laut dan Stilifer yang
hidup pada dinding tubuh bintang laut. Gastropoda yang hidup sebagai ektoparasit, misalnya
Brachystoma yang mengisap darah kerang atau cacing Polychaeta.
Pada umumnya Gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut atau tabung yang
melingkar seperti konde (gelung). Cangkang terdiri atas empat lapisan, yaitu periostrakum
(lapisan terluar, berpigmen, mengandung zat tanduk conchiolin), prismatik (lapisan kalsium
karbonat terluar, mengandung kalsit), lamela (lapisan kalsium karbonat tengah, mengandung
aragonit), dan nakre (lapisan kalsium karbonat terdalam, berupa lembaran aragonit).
Struktur Anatomi :
Kaki Gastropoda memiliki telapak yang datar dengan silia dan berbagai sel kelenjar yang
menghasilkan lendir Gastropoda bernapas dengan insang sejati, insang sekunder, permukaan
tubuh, atau paruparu. Sistem pencernaan makanan lengkap. Pada radula terdapat gigigigi.
Sistem peredaran darah terbuka dan jantung terdapat di dalam perikardium. Gastropoda memiliki
sepasang ganglion otak dan benang saraf. Alat indra berupa mata (untuk mendeteksi cahaya)
yang terdapat di pangkal tentakel, sepasang atau dua pasang tentakel (sebagai alat peraba),
osfradiumsebagai kemoreseptor pada rongga mantel, dan statosista pada kaki. Alat ekskresi
berupa sepasang protonefridium.
Gastropoda bereproduksi secara seksual. Pada umumnya gonokoris atau diesis, artinya alat
kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berheda. Pembuahan terjadi secara
eksternal atau internal. Telur dilindungi oleh semacam agar dan dikeluarkan secara berkelompok.
Telur ada pula yang dilindungi albumin dan cangkang, serta dilekatkan pada substrat.
Terdapat sekitar 60.000 spesies Gastropoda, antara lain bekicot (Achatina), siput laut
tanpa cangkang (Vaginula dan Chromodoris), dan siput air tawar (Lymnaea).
Klasifikasi Hypselodoris bullockii :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Nudibranchia
Family : Chromodorididae
Genus : Hypselodoris
Species : Hypselodoris bullockii
d. Scaphopoda
Scaphopoda disebut juga siput taring karena memiliki bentuk cangkang yang mirip
gading gajah atau taring, berwarna putih atau kekuningan. Cangkang terbuka pada kedua
ujungnya. Siput taring hidup membenamkan diri pada pasir atau lumpur di laut. Ukuran tubuh
biasanya 3 – 6 cm. Ada pula Scaphopoda yang berukuran sekitar 4 mm, misalnya Cadulus
mayori.
Pada kepala terdapat mulut dan kaptakula yang berbentuk filamen untuk menangkap
makanan. Scaphopoda memiliki rahang dan radula pada rongga mulutnya, namun tidak
memiliki mata maupun tentakel. Sistem saraf ganglion tidak berpusat. Scaphopoda tidak
memiliki insang, oleh karena itu pertukaran udara terjadi pada permukaan mantel, Sistem
peredaran darah berupa sistem sinus darah karena Scaphopoda tidak memiliki jantung. Alat
ekskresi, berupa sepasang nefridium.
Reproduksi Scaphopoda terjadi secara seksual dan gonokoris. Pembuahan terjadi secara
eksternal, menghasilkan larva trokofor yang berenang bebas, yang kemudian menjadi larva
veliger dan bermetamorfosis hingga menjadi anak Scaphopoda. Terdapat sekitar 350 spesies
Scaphopoda, antara lain Dentalium dan Cadulus mayori.
Klasifikasi Dentalium elephantinum :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Scaphopoda
Ordo : Capotalium
Family : Dentoidae
Genus : Dentalium
Species : Dentalium elephantinum
e. Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani, kephale = kepala, podos = kaki) adalah Mollusca yang kakinya
berada di kepala, dan dikenal sebagai cumicumi dan gurita. Semua Cephalopoda hidup di
laut. Ukuran tubuh bervariasi, dan beberapa sentimeter hingga cumicumi raksasa berukuran
panjang 20 m dan diameter 4 m. Cephalopoda tidak memiliki cangkang luar, kecualiNautilus.
Cangkang dalam tersusun dari zat tanduk, bersifat ringan dan transparan, yang disebut pen.
Struktur anatomi Cephalopoda:
a. Tentakel pendek, untuk bergerak.
b. Tentakel panjang, untuk menangkap
mangsa.
c. Sucker
d. Mata
e. Rahang
f. Mulut radula
g. Faring & esofagus
h. Lambung
i. Usus
j. Pen, sebagai penyokong tubuh.
k. Mantel
l. Jantung insang
m. Insang
n. Rongga mantel
o. Kantung tinta, merupakan tempat tinta
yang tintanya digunakan ketika diserang
musuh untuk mengelabuinya dengan
menyemprotkan tinta menuju sifon.
p. Sifon
q. Gonad
Pada umumnya Cephalopoda bergerak mundur, pergerakan mundur lebih cepat daripada
pergerakan maju. Pergerakan terjadi dengan cara menarik (mengisap) air ke dalam rongga
mantelnya, kemudian menyemburkan airnya keluar melalui corong (sifon atau funnel).
Cephalopoda memiliki penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa. Jumlah tangan maupun
tentakel bervariasi. Nautilus memiliki 90 buah tentakel, cumicumi 10 buah (empat pasang
tentakel dan satu pasang tangan), dan Octopus memiliki 8 tangan yang sama panjangnya.
Sistem pencernaan Cephalopoda lengkap, mulai dan mulut, esofagus, lambung, sekum (usus
buntu), usus, dan anus yang bermuara di rongga mantel. Cephalopoda memiliki dua macam
kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pankreas. Mulut dilengkapi oleh rahang dan radula.
Cephalopoda bernapas dengan insang atau dengan seluruh tubuhnya. Sistem peredaran
darah tertutup atau darah mengalir di dalam pembuluh. Cephalopoda memiliki jantung dan darah
yang mengandung hemosianin. Alat ekskresi berupa nefridium. Sistem saraf berupa beberapa
pasang ganglia yang memusat membentuk otak yang dilindungi oleh kapsul tulang rawan dan
mengelilingi esofagus. Mat indra berupa mata yang berkembang baik dan statosista sebagai alat
keseimbangan.
Semua Cephalopoda, kecuali Nautilus, memiliki kantong tinta dengan saluran yang
bermuara pada rektum dekat anus. Cairan tinta mengandung pigmen melanin, berwarna cokelat
atau hitam. Dalam keadaan bahaya, tinta dikeluarkan melalui anus dan keluar tubuh melalui
corong (sifon), sehingga air di sekitarnya menjadi gelap. Kulit Cephalopoda mengandung
kromatofor berwarna kuning, jingga, merah, biru, dan hitam.Sepia officinalis mampu mengubah
warna tubuh menyesuaikan dengan warna lingkungan, seperti pada bunglon. Loligo vulgaris
dalam keadaan tenang berwarna pucat, tetapi bila terganggu berubah menjadi gelap.
Cephalopoda bereproduksi secara seksual dan gonokoris. Sperma terbungkus oleh kapsul
yang disebut spermatofor. Telur mengandung banyak kuning telur berukuran 20 mm dengan
jumlah yang bervariasi, antara 100 – 1.500 butir. Terdapat sekitar 650 spesies Cephalopoda,
antara lain Nautilus pompilius, sotong (Sepia officinalis), cumicumi (Loligo), dan Octopus.
Klasifikasi Loligo pealii :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Sub classis : Dibranchia
Ordo : Teuthoidea
Familia : Loliginidae
Genus : Loligo
Species : Loligo pealii
2.5 Habitat Mollusca
Mollusca memiliki sifat kosmopolit, dimana hewanhewan ini memiliki daerah persebaran
yang sangat luas. Mollusca telah beradaptasi dengan habitat darat, laut dan air tawar di
seluruh dunia, meskipun kebanyakan moluska adalah hewan laut.
2.6 Peranan dan Manfaat Mollusca
Karena bivalvia adalah penyaring makanan, mereka cenderung menumpuk polutan dan di
banyak tempat mereka dikumpulkan dan dianalisis sebagai sarana untuk memantau
pencemaran air sekaligus menjaga air tetap bersih. Selain itu peranan yang terpenting adalah
penyeimbang dari ekosistem laut. Moluska juga menyediakan nutrisi dan tempat berlindung
bagi hewan lain. Moluska mungkin berguna sebagai indikator kebutuhan konservasi. Sebagai
contoh, dalam sebuah studi yang dilakukan di Australia, serangga dan moluska yang
ditemukan menjadi prediktor kuat dari prioritas konservasi untuk vertebrata pada suatu
daerah.
Peranan dalam kelautan :
Banyak cangkang keong pteropod yang berkapur akhirnya tenggelam dan mengendap
didasar laut menjadi sedimen yang dapat membentuk lumpur dinamakan selut pteropod.
Selut ini sering di jadikan objek kajian geologi dan lingkungan laut karena sebaranya banyak
terkait dengan pergerakan arus maka beberapa jenis pteropod dapat dijadikan indikator arus
janthina dapat menjadi indikator arus hangat, clionr dapat sebgai indikator air dingin dari
laut utara.
2.7 Pengertian Echinodermata
Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang
permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Kata Echinodermata berasal dari
bahasa Latin, yaitu echinus (duri) dan derma (kulit).
Phylum Echinodermata hanya larvalarva dari beberapa ordo yang termasuk
meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan
bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genusgenus Echinodermata yang
larvalarvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang
ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthalfauna (Sachlan,
1982).
Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi
hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau
sudah bagus (Newell dan Newell, 1977). Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain:
Echinopluteus, Ophiopluteus, dan Auricularia (Hutabarat dan Evans, 1986).
2.8 Ciriciri Echinodermata
1. Tubuh Echinoderamta terdiri dari 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau disebut
triploblastik selomata.
2. Bentuk tubuh simetri bilateral pada saat masih menjadi larva, dan pada saat dewasa bentuk
tubuhnya simetri radial.
3. Kulit tubuh terdiri dari zat kitin.
4. Mempunyai ambulakral
5. Memiliki sistem penceranaan yang sempurna kecuali bintang laut yang tidak memiliki
anus.
6. Tidak memiliki sistem ekskresi.
7. Perkembangbiakan terjadi secara seksual
2.9 Reproduksi Echinodermata
Phylum Echinodermata hanya larvalarva dari beberapa ordo yang termasuk
meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan
bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genusgenus Echinodermata yang
larvalarvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang
ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthalfauna (Sachlan,
1982).
Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi
hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau
sudah bagus (Newell dan Newell, 1977).
Reproduksi seksual melibatkan pembuahan eksternal telur oleh spermatozoa. Telur yang
sudah dibuahi berkembang menjadi larva planktonik. Pada fase larva lah Echinodermata
adalah meroplankton. Larva biasanya melalui dua tahap, yang disebut bipinnaria dan
brachiolaria. Mereka bilateral simetris dan memiliki gabungan dari silia digunakan dalam
berenang dan makan. Sebagai larva secara bertahap bermetamorfosis menjadi dewasa,
reorganisasi kompleks dan degenerasi organ internal terjadi. Sisi kiri dari larva menjadi
permukaan lisan orang dewasa, yang menghadap ke bawah, dan sisi kanan menjadi
permukaan aboral, yang menghadap ke atas. Larva menetap ke dasar laut dan mengadopsi
khas dewasa simetri radial mereka.
2.10 Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata diklasifikasikan menjadi beberapa kelas,
yaitu sebagai berikut.
1. Kelas Asteroidea
Kelas Asteroidea disebut juga dengan bintang laut, memiliki bentuk seperti bintang dengan
5 lengan, duriduri pendek dan tumpul, memiliki mulut dan anus, daya regenerasi sangat
besar, dan alat gerak berupa kaki ambulakral. Nama larva pertamanya adalahBiphinnaria.
Contohnya, Astrias vulgaris (bintang laut besar) dan Ctenodiscus (bintang laut lumpur).
Klasifikasi Pisaster ochraceous :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Order : Forcipulatida
Family : Asteriidae
Genus : Pisaster
Species : Pisaster ochraceous
Bintang laut, atau asteroid, berkembang melalui beberapa tahap larva, termasuk
brachiolaria ini larva dari seastar oker, Pisaster ochraceous. Reproduksi seksual terjadi
pada akhir musim semi atau awal musim panas. Bila sudah siap untuk bereproduksi, gonad
matang dapat mencapai hingga 40 persen dari berat badan hewan. Pemijahan terjadi di
Puget Sound sekitar bulan Mei sampai Juli. Pembuahan terjadi di laut dan hasilnya berupa
larva plankton.
2. Kelas Ophiuroidea
Kelas Ophiuroidea. Tubuhnya berbentuk cakram segi lima dengan lengan panjang yang
berjumlah 5 buah. Alat gerak kaki ambulakral, memiliki mulut, tetapi tidak memiliki anus,
contohnya, Ophiothix fragillis (bintang ular laut). Nama larvanya adalah Ophiopluteus.
Klasifikasi O. fragilis :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Subphylum : Asterozoa
Class : Ophiuroidea
Order : Ophiurida
Family : Ophiothricidae
Genus : Ophiothrix
Species : O. fragilis
3. Kelas Echinoidea
Kelas Echinoidea disebut juga dengan kelas landak laut, tubuh berbentuk bulatan, tidak
berlengan, memiliki duriduri (dari zat kapur) yang dapat digerakkan, sistem gerak dengan
kaki ambulakral, beberapa spesies memiliki kelenjar racun pada duridurinya, dan memiliki
saluran pencernaan yang komplet, yaitu mulut–anus, contohnya, Echinocardium cordatum
(landak laut). Nama larvanya adalah Echinopluteus.
Klasifikasi Echinocardium cordatum :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Subphylum : Echinozoa
Class : Echinoidea
Order : Spatangoida
Family : Loveniidae
Genus : Echinocardium
Species : Echinocardium cordatum
4. Kelas Holothuroidea
Kelas Holothuroidea. Tubuh berbentuk bulat panjang, memiliki osikula yang halus, hidup
sesilis, memiliki mulut dan anus, dan di sekitar mulut terdapat tentakel yang dapat digerakkan
(ditarik dan dijulurkan). Alat gerak kaki ambulakral, contohnya, Cucumari planci (teripang).
Nama larvanya adalah Auricolaria.
Klasifikasi Parastichopus californicus :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Order : Aspidochirotida
Family : Stichopodidae
Genus : Parastichopus
Species : Parastichopus californicus
Teripang, seperti larva Parastichopus californicus, memulai hidup sebagai larva planktonik di
awal musim panas. Mereka berenang dengan gerakan meluncur, menggunakan silia, mirip
dengan larva echinodermata lainnya.
5. Kelas Crinodea
Kelas Crinodea, tubuh berbentuk seperti bunga bakung,
melekat di dasar laut, hidup di laut dalam dan memiliki
daya regenerasi yang tinggi, contohnya, Antodon tanella.
Nama larvanya Vitellaria atau juga Doliolaria.
2.11 Habitat Echinodermata
Habitat Echinodermata adalah Daerah beriklim tropis atau air asin kutub laut. Kecuali
beberapa spesies yang menghuni perairan payau, semua echinodermata adalah organisme
bentik yang ditemukan di lingkungan laut. Echinodermata menghuni kedalaman mulai dari
perairan dangkal di garis pasang ke laut dalam. (Barnes, 1987; Brusca dan Brusca, 2003;
University of Alabama Pusat Komunikasi dan Teknologi Pendidikan, 2000; Waggoner,
1999)
2.12 Peranan dan Manfaat Echinodermata
Dalam ekosistem laut hewanhewan Echinodermata sangat membantu dalam proses
biodegradasi sampah organik. Potongan bangkai makhluk hidup dalam laut (detritus) sangat
disukai mentimun laut sebagai sumber makanan. Dengan demikian Echinodermata
merupakan “pasukan pembersih” di ekosistem laut.
Bintang laut adalah bagian penting dari ekosistem pantai. Dalam satu percobaan, bintang
laut (Pisaster ochraceous) telah dipindahkan dari suatu daerah. Bintang laut ini adalah
predator dari banyak spesies kerang atau remis di lokasi itu. Dengan hilangnya bintang laut,
diperkirakan bahwa kerang akan mencapai keragaman yang lebih besar. Sebaliknya, dengan
predator puncak hilang, salah satu spesies tertentu dari kerang mendominasi dan ramai
spesies lain mulai bepergian. Dalam hal ini, bintang laut ini dikenal sebagai "kunci" spesies,
yang merupakan binatang yang penting untuk menjaga keanekaragaman hayati suatu
masyarakat. Seorang kerabat bintang laut, landak laut, merupakan bagian penting dari
ekosistem rumput laut di mana berangberang laut hidup. Fosilnya berperan dalam bidang
biostratigrafi kelautan.
2.13 Pengertian Cirripedia
Cirripedia berasal dari bahasa Latin yang berarti ”kaki bergulung” merupakan
satusatunya hewan kelompok Crustacea yang hidup sesil (selain Crustacea parasit)
sehingga membentuk suatu kelompok yang sangat menyimpang dari kelompokkelompok
Crustacea lainnya. Selain itu, sebagian besar anggotanya bercangkang mirip Pelecypoda,
sehingga pernah dianggap sebagai anggota filum Mollusca. Baru dalam tahun 1830, ketika
stadiumstadium larvanya ditemukan, dapat diketahui hubungan antara teritip dengan
hewan Crustacea lainnya, sehingga teritip kemudian dikeluarkan dari filum Mollusca.
Hewanhewan teritip semua hidup di laut, dua pertiga dari 900 jenis yang dikenal hidup
bebas, melekatkan diri pada bebatuan, cangkang moluska, karang, kayu terapung, dan
bendabenda lain. Beberapa jenis hidup komensal pada ikan paus, penyu, ikan dan hewan
lain, sedangkan sejumlah besar lainnya parasitik.
2.14 Ciriciri Cirripedia
Biasanya berwarna hitam, putih, kuning atau krem.
Seluruh cirripedia merupakan makhluk laut.
Beberapa spesies cirripedia berupa parasit.
Berbeda dengan spesies yang hidup bebas, yang parasit memiliki tubuh yang tidak
bersegmen, tanpa karapas atau kaki. Mereka bersifat sessile yaitu mereka menempel ke
permukaan permukaan yang mereka jadikan itu sebagai pasangan pertama mereka
sebagai antena.
Tubuh dengan kepala dan dada yang ditutupi karapaks berebentuk cakram dan hidup di
laut melekat pada batu atau benda lain.
Cangkang cirripedia biasanya terdiri dari 6 kepingan.
Kaki cirripedia dilengkapi bulubulu untuk membantunya memasukkan air ke
cangkangnya sehingga mereka dapat makan.
Barnacle atau cirripedia adalah filter feeder (suspension feeder). Ketika bayi cirripedia
telah melekat pada suatu permukaan yang keras, maka lapisan tipis daging danouter shell
tumbuh pada permukaan tubuh cirripedia.
Cangkang luar tersebut melindungi cirripedia dari predator.
Sekali cirripedia melekat pada sesuatu biasanya dia akan berada di sana sepanjang
hidupnya.
2.15 Reproduksi Cirripedia
Cirripedia non parasit umumnya hermafrodit, biasanya terjadi silang karena pada
substrat yang cocok biasanya dihuni sejumlah besar jenis yang sama dan berdekatan. Telur
dierami pada kantung telur dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva nauplius.
Seekor tritip dapat menghasilkan lebih dari 13000 larva nauplius. Stadia nauplius sebanyak
6 instar, tidak makan, kemudian menjadi larva cypris yang mirip ostracoda.
Tubuh larva cypris dibungkus 2 keping karapas, mempunyai sepasang mata majemuk,
sessile dan 6 pasang apendik thorax. Pada tempat yang cocok, larva cypris akan menempel
dengan menggunakan kelenjar perekat pada antena pertama, kemudian mengalami
metamoforsa dengan memanjangnya cirri, melengkungkan tubuh dan mulai tumbuh rangka
luar baru (keping cangkang) dibawah karapas larva cypris yang lama.
Kutikula atau rangka luar yang melapisi bagian dalam rongga mantel dan menutupi
apendik secara periodik mengalami molting sebagaimana halnya pada crustacea lain.
Keping kapur atau cangkang dihasilkan oleh mantel, dan tidak diganti pada waktu molting,
namun terus tumbuh menjadi besar dan tebal dengan adanya penambahan bahanbahan
(material) pada bagian tepinya. Zat perekat dihasilkan selama hidup, dan juga diadakan
perbaikan pada bagianbagian yang rusak. Zat perekat ini melekat dengan erat pada
substrat. Molting pada tritip berlangsung seumur hidup.
Teritip merupakan hewan hermaprodit. Tetapi mereka tidak membuahi dirinya sendiri.
Mereka juga tidak melepaskan telur dan sperma ke dalam air pada saat bersamaan. Setelah
terjadi pembuahan silang, telur akan dierami pada kantung telur yang terdapat dalam
rongga mantel. Telur akan menetas menjadi larva naupilus. Larva ini berenang bebas.
Ukurannya sekitar 500 mikron hingga 2mm. Pada sudutsudut depan larva terdapat duri
seperti tanduk. Larva naupilus tidak makan. Ia memiliki antena dan satu buah mata.
Tubuhnya berbentuk perisai. Juga mengalami molting (pergantian kulit) beberapa kali.
Pada tahap ini, sistem sarafnya mulai berkembang, yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan mangsa.
Fase Nauplius:
Kemudian larva naupilus berkembang menjadi larva cyprid. Pada tahap ini, larva
mulai mencari dan menempel pada substrat yang cocok. Ketika menemukan substrat yang
cocok, ia akan mengeluarkan lem dari kelenjar khusus di antenanya untuk menempelkan
dirinya sebelum bermetamorfosis ke tahap dewasa. Setelah itu, ia akan membentuk struktur
yang keras seperti cangkang mollusca. Bersifat fototropik negatif atau menjauhi cahaya.
Larva ini menjelajahi permukaan substrat dengan merayap. Otak larva cyprid cukup
kompleks. Ia memiliki sistem sensori ganda yang digunakan untuk mendeteksi tempat
hidup yang sesuai.
Fase cyprid:
Setelah dewasa, tubuhnya bisa mencapai 7 cm. Untuk mencapai tahap dewasa, larva
teritip membutuhkan waktu lebih dari enam bulan. Karapaks sudah menyatu dengan
tubuhnya, sehingga hanya ada celah untuk jalan keluar masuk tentakel agar tetap bisa
makan serta celah untuk penis.
Fase dewasa:
Predator teritip sangat banyak, seperti: cacing, siput, bintang laut, dan ikan. Selain itu,
teririp tidak mampu bertahan hidup apabila ada limbah minyak. Mereka juga saling
bersaing mendapatkan habitat yang layak bagi dirinya.
Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan sumber makanan
bagi ikanikan. Fosilnya juga dapat dijadikan sebagai tempat hidup hewanhewan kecil.
2.16 Klasifikasi Cirripedia
Cirripedia terdiri dari 3 superordo :
Ordo 1. Thoracica
Ordo ini terdiri dari teritip (barnacle) dan hidup di laut. Tubuhnya ditutupi oleh
cangkang kapur. Ada enam pasang embelan dada bercabang dua. Teritip adalah
hermafrodit, mereka tidak membuahi teiurnya sendiri tetapi menyampaikan spermanya
kepada teritip lain terdekat melalui penisnya yang dapat dijulurkan sampai beberapa inci.
Telur yang dibuahi menetas menjadi nauplius planktonik, setelah ganti kulit beberapa kali
menjadi sipris (cypris) yang bercangkang dan mempunyai tetesan minyak dalam
cangkang sehingga masih dapat mengapung di plankton.
Ada dua bentuk umum, (a) cangkangnya dibangun langsung menempel pada
substrat yang dinamakan teritip baran (acorn barnacle), contoh Balanuslty menempel
dengan tangkai seperti kulit yang menempel pada substrat yang dinamakan teritip angsa
atau teritip bertangkai (goose barnacle).
Mereka pemakan menyaring (filter feeder). Cara makan dengan membuka
cangkangnya dan mendepakkan kakinya untuk menangkap makanan. Mereka makan.
plankton. Kelompok hewan ini banyak hidup di perairan pantai pada bendabenda
melekat di bawah atau di atas permukaan laut atau pada bendabenda terapung.
Ordo 2. Acrothoracica
Hewan parasit, tidak mempunyai cangkang kapur dan tubuhnya ditutupi oleh
mantel besar. Contoh Alcippe lampas, jantan kecil, tak berkaki dan melekat pada betina,
melubang ke dalam cangkang Natica yang berisi kelomang.
Ordo 3. Rhizocephala
Hewan parasit, tidak ada embelan tubuh, saluran pencernaan, atau pun peruasan
pada hewan dewasa; melekat dengan tangkai, dengan akarakarnya menembus ke
jaringan inangnya. Contohnya Sacculina (carcini), parasit pada Crustacea Decapoda yang
mendegenerasi menjadi sebuah kantung melekat pada permukaan ventral antara dada dan
abdomen.
2.17 Habitat Cirripedia
Cirripedia hidup sebagai parasit dan terdapat di air laut yang menempel pada batuan,
gundukan tanah, kulit kerangkerangan atau hampir semua permukaan benda padat yang
dapat untuk berpegangan dengan erat. Kebiasaan hidup berbedabeda mulai dari kehidupan
betulbetul bebas, komensalisme, secara kebetulan sampai kepada parasitisme patogenik
ekstrim.
2.18 Peranan, Manfaat, dan Kerugian Cirripedia
Tritip non parasit dewasa merupakan pengganggu bagi manusia karena mengganggu
lunas kapal, pelampung dan tiangtiang dilaut. Larva cypris mulai menempel pada waktu
kapal berada diperairan pantai. Populasi tritip yang padat pada lunas kapal dapat
mengurangi kecepatan kapal sampai 30 %, yang berarti pemborosan bahan bakar dan
waktu..
Berbeda dengan yang dewasa, melimpahnya larva nauplius dan cypris yang berenang
bebas sebagai meroplankton merupakan sumber makanan bagi hewan pemakan plankton.
Parasit jenis Rhizocephala dapat merugikan peternakan (usaha budidaya) udang dan
kepiting.
2.19 Pengertian Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh
syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang
kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah
manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun,
lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.
Sifat yang ada pada hewanhewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah:
1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis
terjadi dari entoderm primer.
2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubanglubang pada keadaan
larva atau seumur hidup. Lubanglubang ini ialah celahcelah insang.
3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva.
Rongga ini disebut neuroceia
2.20 Ciriciri Chordata
Adapun karakteristik atau ciri–ciri umum filum Chordata secara terperinci adalah:
1. Adanya sefalisasi
2. Tubuh simetris bilateral
3. Tubuh bersegmensegmen
4. Kondisi triploblastic, selom berkembang biak
5. Segmentasi yang bersifat metameri
6. Adanya notochord (corda dorsalis) yaitu struktur penyokong pertama tubuh Chordata
7. Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord
8. Adanya celahcelah insang faringeal
9. Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan. Berupa penis
dan alat kelamin betina berupa vagina.
10. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, esofagus, faring, lambung, usus halus,
usus besar, rectum dan anus.
11. Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paruparu bagi yang
hidup di darat dan Sistem peredaran tertutup
Chordata memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan filum yang lain. Ciriciri
tersebut antara lain :
Memiliki Notokord/Korda Dorsalis, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi
lentur. Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang
sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
Memiliki tali saraf tunggal, dimana terdapat ujung anterior yang membesar berupa otak
Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus
Memiliki celah faring
Pada suatu tingkat perkembangannya, memiliki pasangan celah insang. Insang
merupakan deviat (diturunkan) dari faring. Dengan adanya celah insang, maka air yang
masuk melalui mulut dapat dikeluarkan melalui insang.
Bentuk tubuh simetri bilateral
Mempunyai coelom
Mesoderm yang merupakan dinding selom berasal dari entoderm primer, sehingga
Chordata termasuk enterodermata
Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil (vertebra) yang
memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor. Rangkaian vertebra yang disebut
tulang punggung ini membentuk sumbu kerangka menggantikan notokord. Tulang
punggung berfungsi sebagai penyokong tubuh serta melindungi tali saraf.
2.21 Reproduksi Chordata
Chordata Memiliki Kelamin yang terpisah (gonokris), tetapi ada pula yang bersifat
hermaprodit. Reproduksi secara seksual dan aseksual. Chordata melakukan reproduksi
seksual dengan membentuk sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Fertilisasi dapat
berlangsung secara internal atau eksternal. Reproduksi aseksual dengan tunas (budding).
2.22 Klasifikasi Chordata
Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu:
1. Subfilum Hemichordata
Subfilum Hemichordata (Hemi = setengah): notokorda pendek, di sebelah
anterior. Jaringan saraf dalam epidermis. Celah insang banyak (Enteropneusta).
Celah insang 2 atau tak ada (Pterobranchia). Hidup dalam koloni, dengan kulit
berkitin. Contoh: Graptozoa sp dan Balanoglossus sp
Organisme yang termasuk Hemichordata hidup didasar laut yang berpasir atau
berlumpur. Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk
dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang
mempunyai bentuk seperti cacing, oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates
diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata.
Subfilum Hemichordata memiliki beberapa ciriciri atau karakteristik umum yaitu:
1) Memiliki tubuh yang berukuran kecil
2) Hewan bertubuh lunak
3) Habitatnya hidup di dasar laut yang berpasir atau berlumpur
4) Memiliki celah insang yang berpasangan
5) Organ reproduksi diosius
6) Jaringan saraf dorsal serta ventral
7) Hidup berkoloni
8) Memiliki notokorda pendek di sebelah anterior
Badannya lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi
epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat
dibedakan:
a. Proboscis, yang berbentuk seperti conus
b. Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis
proboscis.
c. Truncus, yang panjang agak pipih
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Hemichordata
Class : Enteropneusta
Family : Ptychoderidae
Genus : Balanoglossus
Species : Balanoglossus carnosus
2. Subfilum Urochordata (Tunicata)
Subfilum Urochordata (Oura = ekor): larvanya kecil seperti berudu, notochord dan
nervecord terdapat di daerah ekor, hewan dewasa transparan, tanpa notochord
berbentuk tubular, globular, atau tidak beraturan, tubuh diselubungi testa, tanpa rongga
tubuh, organ reproduksi umumnya berumah dua dan ada yang hermafrodit. Contoh:
Appendicularis sp dan Ascidia intestinalis.
Subfilum Urochordata memiliki beberapa ciriciri atau karakteristik umum yaitu:
1. Habitatnya hidup di daerah tropis, terutama daerah perairan pantai yang dangkal,
seperti: di laut
2. Reproduksi secara seksual, dan beberapa secara aseksual dengan tunas
3. Hidup berkoloni
4. Memiliki celah insang
5. Urochordata bertubuh pendek
6. Urochordata dewasa tidak memiliki notochord ataupun cekungan nervechord
Subfilum Urochordata dibagi menjadi 3 kelas, yakni :
1. Kelas Ascidiacea
CiriCiri :
Ada berbagai bentuk
Tiap hewan memiliki tunica sendiri atau beberapa hewan mempunyai bersama
satu tunica.
Biasanya melekat setelah metamorphosis retrogressif.
Banyak stigmata.
Atrium bermuara di sebelah dorsal.
Tunica tetap.
Tidak ada stolon, atau stolon sederhana.
Contoh : Botryllus violaceus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Ascidiacea
Order : Stolidobranchia
Family : Styelidae
Subfamily : Botryllinae
Genus : Botryllus
Species : B. Violaceus
Cara Bereproduksi:
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk blastula. Bentuk
blastula ialah pipih dengan selsel, yang membentuk ectoderm yang agak cembung di atas dan
selsel yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Selsel ectoderm
memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil. Bentuk gastrula terjadi
kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini selsel ectoderm terus
memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin lama makin cekung dan ectoderm
meluas menutupi entoderm. Blastocela menghilang dengan mendalamnya cekung terjadilah
bentuk gastrula dengan archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan
terletak pada ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah
atau lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung.
Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta
chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bangunanbangunan yang
dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera menghilang, bagian cranial medulla
spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonades serta saluran mereka terjadi antara
ventriculus dan intestenum dari mesoderm.
Bagian tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh
memutar mencapai 1800 dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas.
Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh tunica.
2. Kelas Thaliacea
Contoh spesies : Dolioletta miribilis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Thaliacea
Order : Doliolida
Family : Doliolidae
Genus : Dolioletta
Species : Dolioletta miribilis
Anatomi :
Cara Bereproduksi :
Thaliaceans memiliki siklus hidup yang kompleks . Telur Doliolid menetas menjadi larva
kecebong , yang merupakan tahap larva umum untuk urochordates lainnya . Pada fase larva
kecebong inilah Thaliaceans merupakan meroplankton di laut. Kecebong ini kemudian
berkembang menjadi sebuah oozoid , yang mereproduksi secara aseksual dengan tunas untuk
menghasilkan sejumlah blastozoids , yang membentuk rantai panjang dan dilepaskan pada
usia 222 hari. Pada awalnya blastozoid ini semuanya hanya memiliki alat reproduksi wanita
namun semakin lama semuanya mulai mengembangkan alat reproduksi pria, hanya saja
proses ini berhenti ketika terjadi ketika mereka dibuahi, hal ini untuk mencegah pembuahan
sendiri. Individu dari blastozoids maka bereproduksi secara seksual untuk menghasilkan telur
dan generasi berikutnya oozoids .
Berikut gambar larva dari Thaliacea:
3. Kelas Larvacea (Appendicularia)
Contoh : Oikopleura (Vexillaria) dioica
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Appendicularia
Order : Copelata
Family : Oikopleuridae
Genus : Oikopleura (Vexillaria)
Species : Oikopleura (Vexillaria) dioica
Cara Bereproduksi :
Reproduksi seksual pada Oikopleura terjadi dengan pelepasan sperma melalui saluran
kecil dan pecahnya dinding tubuh untuk melepaskan telur. Setelah telur menetas,
Oikopleura ini menjadi larva kecebong, pada tahap inilah dirinya sebagai
meroplankton. Kemudian larva ini berkembang jadi dewasa. Semua larvaceans adalah
hermaprodit, tetapi pembuahan diri tidak terjadi. Oikopleura segera mati setelah
bereproduksi.
3. Subfilum Chepalochordata
Subfilum Cephalochordata (Chepale = kepala): tubuh tidak bersegmen, pipih seperti
ikan, tanpa testa, epidermis hanya satu lapis, tanpa sisik, notochord dan nervecord
terdapat di sepanjang tubuh dan tetap sampai stadium dewasa, organ reproduksi
diosius, gonad berjumlah 26 pasang atau tidak berpasangan, memiliki endostil, hidup
tersebar di perairan pantai dan celah insang banyak (Leptocardii). Contoh:
Amphioxus lanceolatus dan Amphioxides sp.
Subfilum Cephalochordata memiliki beberapa ciriciri atau karakteristik umum
yaitu:
1.) Bentuk tubuh mirip bentuk ikan
2.) Tidak memiliki sirip atau kepala yang jelas
3.) Kelamin terpisah
4.) Fertilisasi eksternal
5.) Memiliki celah insang faringeal
6.) Tubuh ramping bersegmen
7.) Notokorda dan korda saraf memanjang sepanjang tubuh
8.) Habitat hidup di perairan dangkal ,tubuh tidak bersegmen, pipih seperti ikan
Contoh Spesies : Amphioxides sp
Class: Cephalochordata
Ordo : Amphioxidia
Famili : Amphioxididiae
Genus : Amphioxides
Spesies : Amphioxides sp.
Anatomi :
Cara bereproduksi :
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir
equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula.
Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula
terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula
berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus
mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang
akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan
menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada selsel ectoderm terdapat cilia.
Kemudian terbentuklah larva tunicate, larva ini mirip dengan bentuk dewasanya
hanya saja ada perbedaan yang khas yaitu bentuknya yang tidak simetris (celah
insang di satu sisi tumbuh terlebih dahulu), ukurannya lebih kecil, struktur tubuh
yang lebih sederhana dan tidak memiliki atrium. Pada tahap larva ini,
Cephalochordata merupakan meroplankton, dimana sebagaian besar dari fase ini
digunakan untuk makan di perairan terbuka namun larva ini terkadang dapat
ditemukan di dasar laut. Kemudian larva ini berkembang menjadi dewasa, dimana
seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan
gastropopus, menjadi lamina medullaris.
Berikut adalah gambar larva tunicate Cephalochordata yang merupakan
meroplankton beserta strukturnya:
4. Subfilum Vertebrata
Filum Chordata merupakan salah satu dari tiga filum hewan yang terbanyak anggota
jenis hewannya saat ini. Keadaan ini disebabkan oleh adanya filum vertebrata.
Kebanyakan hewan yang kita kenal termasuk di dalam subfilum ini, misalnya : ikan,
katak, ular, burung, dan mamalia
Ciri khas vertebrata yaitu :
1. Pada tingkat dewasa, korda dorsalisnya diganti oleh tulang punggung (kolumna
vertebralis) yang tersusun dari tulang biasa. Di sebelah dorsal tulang punggung terdapat
tulang sumsung punggung.
2. Otak terdapat pada bagian anterior sumsum punggung. Otak dilindungi oleh tulang
tengkorak.
Subfilum ini dibagi atas dua superkelas (induk kelas), yaitu kelas Pisces dan kelas Tetrapoda.
Superkelas Pisces
1. Kelas Agnatha
Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta tidak
memiliki rahang. Contoh di kelas ini adalah Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas
Mycini (hagfish). Lamprey hidup diperairan tawar dan laut. Hewan ini mengambil
makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan dan
menghisap darahnya. Larvanya memakan partikel di air. Larva lamprey hidup di perairan
tawar. Hagfish hanya hidup di air laut. Hewan ini tidak memiliki tahapan larva. Mulut
hagfish tidak bergigi, namun memiliki tentakel peraba. Makanannya adalah ikan mati
yang kemudian di hisap darahnya dan cacing laut. Kelas ini memiliki 2 subkelas yaitu
Cyclostomata dan Ostracodermi. Contoh:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Cephalaspidomorphi
Order : Petromizontiformes
Family : Petromizontidae
Genus : Lethenteron
Species :Lethenteron sp. (Lamprey)
Larva dari lamprey disebut ammocoetes, larva ini memiliki toleransi yang rendah
terhadap suhu yang tinggi, hal ini menjelaskan bahwa spesies lamprey tidak dapat
ditemukan di perairan tropis.
2. Kelas Osteichthyes
Kerangka tubuh tersusun atas tulang keras (Osteon) sisik tipeganoiddansikloid, namun
ada beberapa spesies yang tidak bersisik. Tubuh berbentuk torpedo atau gelondong. Hal
ini memudahkannya bergerak dalam air. Mulut terdapat pada ujung muka moncong.
Memiliki lubang hidung di Moncong atas. Mata terletak di lateral tanpa kelopak. Ekor
bertipe homocercal , artinya ekor memiliki bagian yang sama ( Simetris ) antara bagian
atas dan bawah. Osteichthyes memiliki insang yang tertutup oleh Operculum.Beberapa
jenis Osteichthyes memiliki insang yang berbentuk seperti paruparu misalnya pada
Diphnoi
Ciriciri lainnya :
Memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras.
Permukaan tubuh ditutupi sisik sikloid (garisgaris konsentris) dan stenoid (seperti
gerigi).
Memiliki kelenjar pada kulit untuk mensekresikan mukus sehingga kulit licin (adaptasi
untuk mengurangi gesekan saat berenang).
Memiliki gelembung renang, kantong udara yang membantu ikan untuk mengambang.
Bernafas dengan insang, yaitu dengan melewatkan air melalui insangnya yang tertutupi
operkulum. Air masuk ke dalam mulut – faring – dan keluar diantara celah insang.
Merupakan hewan ovipar dengan pembuahan secara eksternal.
Contoh : Sebastes melanops (rockfish),Hippocampus sp (kuda laut),Scomber scombrus
(ikan tuna), dan sebagainya.
Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas yaitu Actinopterygii (ray finned fishes) dan Sarcopterygii
(fleshy finned fishes). Contoh:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Scorpaeniformes
Family : Sebastidae
Genus : Sebastes
Species : Sebastes melanops (Black Rockfish)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Saccopharyngiformes
Family : Eupharyngidae
Genus : Eupharynx
Species :Eupharynx pelecanoides
(Pelican Eeel)
3. Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
Kelas Chondrichthyes memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas Kartilago ( Tulang rawan )
sehingga lebih di kenal dengan ikan bertulang rawan ( chondrichthyes ), sisik bertipeplakoid,
sebagian besar hidup di perairan laut sebagai pemangsa / predator. Pencernaan makanan
sempurna terdiri atas mulut ( terdapat gigi yang sebenarnya sisik plakoid ), usus, dan anus.
Hewan ini memiliki rahang atas dan bawah.
Ciri khas lainnya pada Chonrichthyes adalah :
1. Mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah tubuh
2. Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang berjumlah tiga, enam, atau tujuh celah
insang
3. Kulit ulet dan kasar bergigi karena adanya sisik gelakoid
4. Adanya sepasang pendekep (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma ke kloaka betina
5. Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan lebih lama
6. Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan
7. Fertilisasi terjadi secara internal
8. Bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar yaitu membawa
telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama perkembangannya hingga menetas
Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas yaitu: Elasmobranchii (hiu dan pari) dan Holochepali.
Contoh:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Subclass : Elasmobranchii
Order : Lamniformes
Family : Lamnidae
Genus : Carcharodon
Species : Carcharodon carcharias (White
Shark)
Cara Reproduksi Superkelas Pisces:
Ichtioplankton diambil dari bahasa Yunani (ikhtio =
ikan dan planktos = yang melayang), mereka
merupakan telur dan larva dari ikan. Biasanya mereka
dapat ditemukan di kolom air yang terkena sinar
matahari atau berada pada kedalaman kurang dari 200
meter. Ichtioplankton adalah planktonik, dimana
mereka tidak dapat berenang sesuai kehendaknya
namun melayang terbawa oleh arus. Telur ikan tidak
dapat berenang sama sekali dan jelas planktonik.
Kemudian telur menetas dan menjadi larva. Larva ini
juga adalah plankton namun pada lava stadium awal
larva dapat berenang walaupun dengan kemampuan
yang buruk, pada larva tahap selanjutnya kemampuan
renang larva ini membaik. Pada tahap telur dan larva lah ikan merupakan meroplankton. Hanya
saja larva ikan adalah zooplankton dimana ia memakan plankton yang lebih kecil sedangkan
telur ikan memiliki persediaan makanannya sendiri, namun persamaannya adalah mereka
dimakan oleh hewan yang lebih besar. Selanjutnya mereka berkembang menjadi ikan kecil dan
dilanjutkan hingga menjadi ikan dewasa.
Kelas Tetrapoda (Tidak termasuk dalam kajian)
1. Kelas Amphibia, contohnya adalah salamander dan katak.
2. Kelas Reptilia, contohnya adalah ular dan buaya.
3. Kelas Aves, contohnya adalah burung.
4. Kelas Mamalia, contohnya adalah lumbalumba dan gorilla.
2.23 Habitat Chordata
Anggota Chordata dapat hidup di lingkungan perairan jika mereka adalah ikan invertebrata atau
di lingkungan tanah jika mereka vertebrata. Mereka termasuk hewan laut, amfibi, burung, reptil
dan mamalia.
2.24 Peranan dan Manfaat Chordata
Urochordata dan Cephalochordata berperan dalam menjaga air tetap bersih, dimana
makanan utama tunicates adalah plankton dan detritus. Air laut masuk ke dalam tubuhnya
melalui siphon masuk (incurrent siphon). Bahan tersuspensi dalam air ini disarin dengan jaring
lendir (celah faring) dan dilewatkan ke dalam usus dengan bantuan dari gerakan silia. Anus
dikosongkan melalui siphon excurrent dan menyisakan limbah dan air.
Superkelas Pisces memegang peranan penting dalam keseimbangan ekosistem laut.
Contohnya hiu. Hiu menjaga keseimbangan rantai makanan, ketika hiu punah maka ikan
karnivor akan bertambah sehingga ikan herbivor akan berkurang jumalahnya dan pertumbuhan
alga tidak terkontrol sehingga mengganggu kesehatan karang. Hiu menjaga populasi buruannya
tetap sehat, karena hiu memangsa yang sakit dan lemah dari populasi mangsanya sehingga
mencegah terjadinya persebaran penyakit dan mencegah terjangkitnya populasi lain sehingga
ekosistempun hancur. Memangsa yang terlemah juga memperkuat gen terbaik populasi
mangsanya, karena ikan yang terbesar, tersehat, dan terkuat umumnya akan mengasilkan
keturunan yang serupa. Hiu juga menjaga kesehatan lamun dan habitat vital lain, contohnya pada
penelitian di Hawaii membuktikan keberadaan Hiu Macan berpengaruh pada kesehatan dari
pertumbuhan lamun, hal ini dikarenakan penyu yang merupakan mangsa Hiu Macan
mengonsumsi lamun, dengan tidak adanya Hiu Macan maka penyu ini akan menghabiskan
waktunya untuk mengonsumsi lamun yang kaya nutrisi yang lama kelamaan akan habis dan
menghancurkan ekosistem, namun hal lain terjadi ketika ada Hiu Macan berada di sekitar habitat
lamun tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Moluska ialah hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak Moluska laut yang
sering kita kenal sebagai jenis karang, keong, cumi cumi umumya menjalani hidupnya
sebagai plankton hanya pada awal kehidupan saja, yakni ketika sebagai larva (sebagai
meroplankton) setelah dewasa meraka hidup di dasar laut sebagai bentos. Ada empat
kelas utama dalam filum mollusca yaitu, gastropoda, bivalvia, Cephalopoda dan
Polyplacophora.
2. Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang
permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Beberapa ordo memiliki larva
yang termasuk meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga
ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Berdasarkan bentuk
tubuhnya, Echinodermata diklasifikasikan menjadi beberapa kelas yaitu Kelas
Asteroidea, Kelas Ophiuroidea, Kelas Holothuroidea, Kelas Crinodea, dan Kelas
Echinoidea
3. Seluruh cirripedia merupakan makhluk laut, sebagian besar spesies cirripedia berupa
parasit. Berbeda dengan spesies yang hidup bebas, yang parasit memiliki tubuh yang
tidak bersegmen, tanpa karapas atau kaki.
4. Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh
syaraf belakang dengan rangka. Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu,
Subfilum Hemichordata, Subfilum Urochordata (Tunicata), Subfilum Chepalochordata,
dan Subfilum Vertebrata.
DAFTAR PUSTAKA
Loeb, VJ & Santora, JA 2012, ‘Population dynamics of Salpa thompsoni near the
Antarctic Peninsula: Growth rates and interannual variations in reproductive activity
(19932009)’, Progress in Oceanography, vol. 96, no. 1, pp. 93107.
Angga, Sopiana. 2015. Pengertian Mollusca.
http://www.sridianti.com/pengertianmollusca.html diakses pada tanggal 14 mei 2015
pukul 23.40 WIB
Anonim. Barnacle.http://azanimals.com/animals/barnacle/diakses pada tanggal 16 Mei
2015 pukul 10.09 WIB
Anonim. 2004. Biostratigraphy. Harvard College.
http://www.mcz.harvard.edu/Departments/InvertPaleo/Trenton/Intro/GeologyPage/Sedim
entary%20Geology/biostrat.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 10.45 WIB
Anonim. Echinoderms.
http://www.biologycorner.com/worksheets/articles/echinoderms.html diakses pada
tanggal 15 Mei 2015 pukul 10.35 WIB
Anonim. 2013. Blue Dorid Nudibranchs, Hypselodoris bullockii. MarineBio
Conservation Society. Web. http://marinebio.org/species.asp?id=30 diakses pada tanggal
16 Mei 2015 pukul 9.24 WIB
Aulia, Citra. 2014. Klasifikasi Mollusca.
http://www.sridianti.com/klasifikasimollusca.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015
pukul 9.47 WIB
Luoni, Ottavio. 2012. I Crinoidi. Italia. http://www.biologiamarina.eu/Crinoidi.html
diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 12.00 WIB
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2015.
Sebastes melanops. University of Michigaan:The Animal Diversity Web (online).
http://animaldiversity.org/accounts/Sebastes_melanops/classification/ diakses pada
tanggal 18 Mei 2015 9.48
McFadden, Melissa. 2002. Pisaster ochareceus (Barndt, 1835).
http://www.wallawalla.edu/academics/departments/biology/rosario/inverts/Echinodermat
a/Class%20Asteroidea/Pisaster_ochraceus.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul
12.05 WIB
Mulcrone, R. 2005. "Echinodermata" (Online), Animal Diversity Web.
http://animaldiversity.org/accounts/Echinodermata/ diakses pada tanggal 15 Mei 2015
pukul 12.29 WIB
Parent, Christine E. 2008. The Global Decline of Mollusks. American Institute of
Biological Sciences. http://www.actionbioscience.org/biodiversity/parent.html diakses
pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 10.06 WIB
Shark Savers. Wild Aid.
http://www.sharksavers.org/en/education/thevalueofsharks/sharksroleintheocean/
diakses pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 10.17 WIB
Sridianti. 2014. Struktur Tubuh Mollusca.
http://www.sridianti.com/strukturtubuhmolluscadanfungsinya.html diakses pada
tanggal 15 Mei 2015 pukul 9.49 WIB
T. Ghiselin, Michael. Chepalochordate. Ensyclopedia Britanica.Inc .
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/103023/cephalochordate diakses pada
tanggal 18 Mei 2015 pukul 7.05 WIB
Team Plankton of Summer 2000 Marine Invertebrate Zoology. 2000.Invertebrates in the
Plankton: Echinodermata.
https://depts.washington.edu/fhl/zoo432/plankton/plechinodermata/plEchinoderms.html
diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 12.13 WIB
Rukmana. 2014. Ciri Dan Pengertian Hewan Echinodermata.
http://hewan.co/ciridanpengertianhewanechinodermata.html diakses pada tanggal 14
mei 2015 pukul 23.53 WIB
Telnes, Kåre. 2014. Barnacles Cirripedia.
http://www.seawater.no/fauna/arthropoda/Cirripedia.html diakses pada tanggal 15 Mei
2015 pukul 13.52 WIB