makalah ctl dan paikem

26
CTL dan PAIKEM M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Strategi Pembelajaran " Dosen Pengampu : Afiful Ikhwan, M.Pd.I Oleh : FIANA WULANNDARI (2013471923) YUNI MAULI DEVI (2013471960) PAI – Smt 5/ Sawo PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

Upload: khusnul-kotimah

Post on 14-Apr-2017

349 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Ctl dan paikem

CTL dan PAIKEMM A K A L A H

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

" Strategi Pembelajaran "

Dosen Pengampu :

Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :

FIANA WULANNDARI (2013471923)

YUNI MAULI DEVI (2013471960)

PAI – Smt 5/ Sawo

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

(STAIM) TULUNGAGUNG

Oktober 2015

Page 2: makalah Ctl dan paikem

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama

Islam.

Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini

banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala

hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)

Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag

2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan

makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I

3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam

penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a

dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi

amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak

kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,

sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir

amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh

pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(PENYUSUN)

ii

Page 3: makalah Ctl dan paikem

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………….…..…....... i

Kata Pengantar …………………………………………………..…........ ii

Daftar Isi …………………………….....……………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2

C. Tujuan Masalah …………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL dan PAIKEM

A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ...... ………...…....... 3

B. Penerapan Pembelajaran Kontekstual .................……........ 4

C. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual .......... ................. 6

D. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan CTL ...... .................. 7

E. Pengertian PAIKEM ............ ........... ........... ............. .......... 8

F. Karakteristik Pembelajaran PAIKEM ............ .........................8

G. Penerapan Pembelajaran PAIKEM ....... ........ .......... ......... . 9

H. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan PAIKEM .............. 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 14

iii

Page 4: makalah Ctl dan paikem

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi

manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi aka-

demik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru,

terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan

dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun

dituntut mampu menguasai dan memilih pendekatan, strategi dan metode

pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar

dalam suasana senang serta efektif.

Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi/

metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. Bila pengetahuan

pengawas sudah ketinggalan, apa lagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa

didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan mandapatkan respek dari para

guru yang dibinanya.

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita

sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari

masalah peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum,

fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang

banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya kualitas proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses pembelajaran di

dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal

informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta

didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi

mereka miskin aplikasi.

1

Page 5: makalah Ctl dan paikem

2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Kontekstual/CTL ?

2. Bagaimana cara penerapan pembelajaran Kontekstual ?

3. Apa saja karakteristik dari pembelajaran Kontekstual ?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran Kontekstua ?

5. Apa pengertian dari PAIKEM ?

6. Apa saja karakteristik dari pembelajaran PAIKEM ?

7. Bagaimana cara penerapan pembelajaran PAIKEM ?

8. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran PAIKEM ?

C. Tujuan Masalah

1. Agar semua guru mata pelajaran dapat menerapkan strategi yang kebuh baik

dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) di sekolah.

2. Agar dapat lebih meningkatkan kualitas maupun kuantitas penguasaan materi

mata pelajaran siswa di sekolah.

3. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagaimana

tujuan dan fungsi pendidikan nasional.

4. Untuk memberikan motivasi pada siswa agar siswa lebih aktif, kreatif, dan

dapat memberdayakan kemampuan dirinya dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Page 6: makalah Ctl dan paikem

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual/CTL

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti

“hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks)”.Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah :

Sanjaya, suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk

menerapkannya dalam kehidupan mereka.1

Sukmadinata, suatu sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat

holistik, terdiri dari komponen yang saling terkait, apabila dilaksanakan masing-

masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya.

Menurut Depdiknas, konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan

mereka sehari-hari.”2

Secara umum, Contextual mengandung arti yang berkenan, relevan, ada

hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks, yang membawa maksud, makna,

dan kepentingan. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan

situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan

lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam

bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru

ke siswa.

1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Media Prenada, 2005)

2Depdiknas, Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta: 2009), hal. 5.

3

Page 7: makalah Ctl dan paikem

4

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.

Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja ber-sama untuk

menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang

dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang

dikelola dengan pendekatan kontekstual.3

B. Penerapan Pembelajaran CTL

Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran

kontekstual dikelas. Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and

Learning) antara lain :

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut pengembang filsafat

konstruktivisme Mark Baldawin dan diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa

pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari

kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.

2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah

fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dalam

model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah sistematis, yaitu :

a) Merumuskan masalah.

b) Mengajukan hipotesis.

c) Mengumpulkan data.

d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan.

e) Membuat kesimpulan.

3Abdul latif ega, makalah kontekstual dan paikem, dalam http://abdullatifdega.blogspot.co.id/2011/12/makalah-contextual-teaching-and.html, diunggah pada Sabtu, 26 September 2015 pukul 08:59

Page 8: makalah Ctl dan paikem

5

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya

dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan setiap individu. Sedangkan

menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi

pelajaran.

b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

d. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diinginkan.

e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri.

f. Menggali pemahaman siswa.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan

dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam

lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil

sharing dengan orang lain, antar teman atau antar kelompok, yang sudah tahu

memberi tahu kepada yang belum tahu atau yang pernah memiliki pengalaman

membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari masyarakat belajar

yaitu masyarakat yang saling membagi.

5. Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses

modeling tidak sebatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa

yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting

dalam pembelajaran CTL sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari

pembelajaran yang teoristis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

Page 9: makalah Ctl dan paikem

6

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke

belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon

terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima. Melalui proses

refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang

pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah

pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan

baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara

terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan

kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.4

C. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar

yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan

(applying), bekerja sama (cooperating) dan mentransfer (transferring).

1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti

konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika mengkaitkan konsep

baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,

mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti

menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan

sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi

peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

4Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogyakarta: Prisma Sophie, 2004), hal. 20.

Page 10: makalah Ctl dan paikem

7

3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan

pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan

yang realistik dan relevan.

4. Kerja sama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu

kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok

sering dapat mengatasi masalah yang kompleks dengan sedikit bantuan.

Pengalaman kerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar,

tetapi konsisten dengan dunia nyata.

5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar

dengan fokus pada pemahaman bukan hafalan.5

D. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual/CTL

a. Kelebihan

a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk

dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan

saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga

tidak akan mudah dilupakan.

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep

kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran

konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan

pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa

diharapkan belajar melalui ”Mengalami” bukan ”Menghafal”.

b. Kelemahan

a) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru

tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola

kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang

sebagai individu yang sedang berkembang.

5Nana Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: Kesuma Karya, 2004), hal. 28.

Page 11: makalah Ctl dan paikem

8

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari

dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk

belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan

bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai

dengan apa yang diterapkan semula.6

E. Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam

PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran

berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian

kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah

meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,

pengetahuan, dan keterampilannya.7

F. Karakteristik PAIKEM

a. Karakteristik PAIKEM adalah:

a) Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik

b) Mendorong kreativitas peserta didik & guru

c) Pembelajarannya efektif

d) Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan

kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan.

Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung

jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian,

persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa

untuk belajar sepanjang hayat.

6Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 95.7C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 15.

Page 12: makalah Ctl dan paikem

9

b. Prinsip PAIKEM :

a) Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun

emosional.

b) Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi

antara guru dan peserta diidik.

c) Interaksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi

Arah. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik

memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.8

G. Penerapan Pembelajaran PAIKEM

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu

didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil

maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP, kegiatan pembelajaran terdiri

dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur. PAIKEM memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang

beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan

kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan

alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih

menarik, menyenangkan dan efektif.

1. Kegiatan Tatap Muka

Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik

ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah

interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan

kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian

pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang

menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi

ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi

diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi,

diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.

2. Kegiatan Tugas terstruktur

8Diyah Kartiko, CTL dan PAIKEM, dalam http://diyahkartiko836.blogspot.co.id/2014/12/ctl-dan-paikem.html, diunggah pada Senin, 28 September 2015 pukul 08:34

Page 13: makalah Ctl dan paikem

10

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak

dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus

maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran

dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti

penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang

mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator,

tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak

disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi

kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,

observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang

dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri

dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. PAIKEM dapat

diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan

konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual

(contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying,

cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi

secara maksimal.9

H. Kelebihan dan Kekurangan PAIKEM

a) Kelebihan :

a. Paikem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup.

b. Dalam paikem siswa belajar bekerja sama.

c. Paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif.

d. Paikem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses.

e. Paikem menghargai potensi semua siswa.

f. Program untuk meningkatkan paikem disekolah harus ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya.

9Pustaka Depdiknas, Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta: Ibrahim R, Syaodih S Nana, 2003), hal. 13.

Page 14: makalah Ctl dan paikem

11

b) Kekurangan :

a. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki /

perempuan, pintar/kurang pintar, social, ekonomi tinggi/rendah.

b. Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup.

c. Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk, kegiatan

yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang

benar.

d. Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang

sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup.10

10Nana Saudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 6.

Page 15: makalah Ctl dan paikem

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pembelajaran kontekstual/CTL adalah suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Penerapan pembelajaran CTL, menurut Johnson :

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant works).

c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated Learning).

d. Bekerjasama (collaborating).

e. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking).

3. Karakteristik pembelajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk

belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing),

menerapkan (applying), bekerja sama (cooperating) dan mentransfer (transferring).

4. Kelebihan pendekatan Kontekstual adalah pembelajaran lebih produktif dan

mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode

pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, seorang siswa dituntun untuk

menemukan pengetahuannya sendiri. Sedangkan kekurangannya adalah guru lebih

intensif dalam membimbing, karena dalam metode CTL guru tidak lagi berperan

sebagai pusat informasi.

5. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif,

Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

6. Karakteristik PAIKEM yaitu: pembelajarannya mengaktifkan peserta didik,

mendorong kreativitas peserta didik & guru, pembelajarannya efektif,

pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.

7. Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu

didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil

maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP, kegiatan pembelajaran terdiri

dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur

12

Page 16: makalah Ctl dan paikem

13

8. Kelebihan dari PAIKEM adalah paikem merupakan pembelajaran yang

mengembangkan kecakapan hidup, dalam paikem siswa belajar bekerja sama,

paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif. Sedangkan kekurangan dari

PAIKEM adalah pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup,

pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk, kegiatan yang

dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar.

Page 17: makalah Ctl dan paikem

DAFTAR PUSTAKA

Ega, Abdul latif. makalah kontekstual dan paikem, dalam

http://abdullatifdega.blogspot.co.id/2011/12/makalah-contextual-teaching-

and.html, diakses pada Sabtu, 26 September 2015 pukul 08:59

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kartiko, Diyah. CTL dan PAIKEM, dalam

http://diyahkartiko836.blogspot.co.id/2014/12/ctl-dan-paikem.html, diakses

pada Senin, 28 September 2015 pukul 08:34

Depdiknas. 2009. Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta:

Nurdin, Muhammad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogyakarta: Prisma

Sophie.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru.

Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma

Karya.

Saudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Math, Suadin. pembelajaran-berbasis-paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-

pembelajaran-tematik, dalam

https://suaidinmath.wordpress.com/2013/04/04/pembelajaran-berbasis-

paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-pembelajaran-tematik/, diakses pada Sabtu,

10 Oktober 2015 pukul 08:36

Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.

Martinis, Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung

Persada Press.

14