makalah clear

26
Makalah PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN, PEMBELAJARAN PKN YANG DEMOKRATIS, DAN MODEL-MODEL PEMBELAJRAN PKN DI SD Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD Dosen Pengampu: Ahmad Agung, S. M.Pd. Oleh : Uthfi Mizanita (12144600053) Wahyu Ari Wibowo (12144600057) Siti Haryani (12144600069) Septi Kusuma Wardhani (121446000xx) Intan Puspitasari (121446000xx) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Upload: waqhyoe-arryee

Post on 22-Jun-2015

897 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah clear

Makalah

PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN, PEMBELAJARAN

PKN YANG DEMOKRATIS, DAN MODEL-MODEL

PEMBELAJRAN PKN DI SD

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD

Dosen Pengampu: Ahmad Agung, S. M.Pd.

Oleh :

Uthfi Mizanita (12144600053)

Wahyu Ari Wibowo (12144600057)

Siti Haryani (12144600069)

Septi Kusuma Wardhani (121446000xx)

Intan Puspitasari (121446000xx)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2013

Page 2: Makalah clear

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kaitannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang

demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dan penting,

yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku

keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi

yang baik.

Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat

mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan

interaktif. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas,

Pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya.

Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada bidang studi PKn,

karena PKn bukan sejarah maka hal yang sangat substansial yang harus

dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa sejak dini.

Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian

khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan

proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa

merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan atau usahanya.

Pada prakteknya, pembelajaran PKn masih menghadapi banyak

kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksud antara lain:

Pertama, guru pengampu mata Pelajaran PKn masih mengalami

kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses

penggalian dan penelaahan bahan pelajaran.

Kedua, jumlah siswa setiap kelas cukup besar (40-45 siswa). Terkait

dengan jumlah siswa yang cukup besar di setiap kelas ini, proses belajar

dihadapkan pada kenyataan keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran

Page 3: Makalah clear

yang kurang memadai, sehingga hal tersebut juga menyebabkan guru

kurang dapat mengenali sikap dan perilaku individual siswa atau murid

secara baik. Hal ini dapat berdampak pada kurangnya perhatian siswa

terhadap materi pembelajaran.

Ketiga, sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan

teoritis. Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran PKn merasa

cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang

diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan

secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas. 

Keempat, praktik kehidupan di masyarakat baik dalam bidang

politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, agama seringkali berbeda dengan

wacana yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Akibatnya siswa seringkali merasa apa yang dipelajari dalam proses

belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia.

 Kelima, letak sekolah yang ada di pinggir kota dan juga asal siswa

dari pinggir kota merupakan kendala dalam pembelajaran, karena

wawasan siswa menjadi sangat terbatas dan kurang, sehingga dalam proses

pembelajaran siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak bergairah untuk

bersama-sama proaktif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, yaitu:

1. Apa pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD?

2. Bagaimana pembelajaran PKn yang demokratis di SD?

3. Apa saja model-model pembelajaran PKn di SD?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD.

2. Untuk mengetahui pembelajaran PKn yang demokratis di SD.

3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran PKn di SD.

Page 4: Makalah clear

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran PKn di SD

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang

penting dan wajib untuk dipelajari. Bisa kita tinjau dari SD hingga Kuliah.

Setiap tingkatan sekolah pasti ada pelajaran ini. Apalagi kita berada di

negara republik Indonesia yang dikenal bersifat kewarganegaraan.

Disetiap tindakan kita harus memiliki pengertian terhadap sesama warga

negara. Pendidikan kewarganegaraan ini hampir sama disetiap jenjang

pendidikannya. 

Hanya saja setiap tingkat ada penambahan yang lebih dalam untuk

memahaminya. Akan tetapi untuk tingkat perkuliahan nama dari

pendidikan kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan pancasila. 

Pembahasannya tetap sama saja yaitu tentang masalah yang menyangkut

sistem bernegara dan tata kehidupan yang selaras dengan norma pancasila

dan kehidupan bangsa Indonesia.

Pendidikan kewarganegaraan berdasarkan undang-undang

merupakan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelajar.

Pemerintah menginginkan seluruh warga negara Indonesia agar

menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta

tanah air terhadap kebudayaan bangsa, cendekiawan, ikut melakukan hal

untuk negara dan peduli akan kesulitan bangsa. Itu merupakan tujuan

utama dari pemerintah memberikan undang-undang untuk kewajiban

dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan.

Akan tetapi meskipun pelajaran ini sudah dianggap wajib, masih

juga banyak pelajar yang malas untuk mempelajarinya. Karena pelajaran

ini anggapan mereka sangat membosankan untuk dipelajari. Padahal

pelajaran ini untuk kepentingan semua warga negara menurut anggapan

pemerintah. Pendidikan ini untuk tingkat perkuliahan hanya dianggap

Page 5: Makalah clear

sebagai pelengkap saja. Bisa dilihat dari jumlah efektif belajarnya yang

sefikit dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Tetapi untuk tingkat SD

pendidikan ini salah satu materi pendidikan untuk menentukan kelulusan

siswa. Mulai bertolak belakang jika sudah semakin tinggi tingkat

sekolahnya. Sebenarnya pelajaran ini sangat penting, karena jika kita tidak

mengenal dan mengetahui tentang kewarganegaraan kita sendiri maka kita

akan malu bila berhadapan dengan warga-warga negara lainnya. Mereka

semua bahkan dengan serius mempelajari pendidikan kewarganegaraan

karena kecintaan mereka terhadap negara sendiri. Sampai-sampai mereka

pun berani ikut dalam melakukan pertahanan politik dan keamanan.

Sangat berbeda jauh dengan di negara Indonesia. Di sini kebanyakan

orang acuh tak acuh. Jika dibandingkan dengan negara lain yang hubungan

antara negara dan warganya yang saling bekerja sama dengan baik dan

benar.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran dasar

untuk penyatuan antara warga masyarakat dan pemerintah. Sebagaimana

kita warga negara indonesia, kita harus memiliki sikap nasionalis untuk

menjadi warga negara yang baik, jujur yang harus diteladani oleh teman-

teman, masyarakat bahkan anak cucu kita nanti.Jika pendidikan

kewarganegaraan kita sudah benar dan baik maka penyatuan dan kesatuan

warga republik Indonesia dengan pemerintah akan menjadi harmonis dan

saling bergantungan. Layaknya simbiosis mutualisme, semua sisi

mendapatkan keuntungan. Tidak ada yang dirugikan satu sama lainnya.

Hal-hal yang penting dalam PKn:

1. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mampu

memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun,

jujur, dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam

kehidupannya selaku warganegara Republik Indonesia yang

bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam

pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat

penting dalam proses ini.

Page 6: Makalah clear

2. Dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga

negara untuk ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap

politik kita bangsa Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal

terpenting dalam menjaring hubungan yang baik antara warga dan

pemerintah.

3. Memberikan pengajaran kepada siswa untuk saling memahami sesama

warga neraga. Saling tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati

satu sama lainnya.

4. Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai

sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik

yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka

kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah air. Karena kita

hidup disini dan secara bersama.

B. Pembelajaran PKn yang Demokratis di SD

Pembelajaran yang demokrtis secara umum adalah pembelajaran

yang didalamnya ada atau terdapat interaksi dua arah antara siswa dan

guru. Guru memberikan bahan pembelajaran dengan selalu memberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif, memberikan reaksi, siswa bisa

bertanya maupun memberi tanggapan kritis tanpa ada perasaan takut.

Bahkan kalau perlu siswa diperbolehkan menyanggah informasi atau

pendapat guru jika memang dia mempunyai informasi atau pendapat yang

berbeda. Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil reaksi antara bahan

pelajaran, pendapat guru, dan pengalaman siswa sendiri. Dalam

pembelajaran siswa betul-betul sebagai subjek belajar. Bahkan sebagai

botol kosong yang pasrah untuk diisi dengan berbagai ilmu oleh guru. Saat

sekarang rasanya pembelajaran yang demokratis cukup mendesak untuk di

implementasikan dikelas setidaknya berdasarkan tiga alasan.

1. Kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam

era globalisasi informasi seperti saat ini, tidak bisa di pungkiri akses

Page 7: Makalah clear

terhadap berbagai sumber informasi menjadi begitu luas: televisi,

radio, buku,koran,majalah dan internet. Saat berada dikelas siswa

telah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan dan informasi.

Semua ini bisa sesuai ataupun bertentangan. Pembelajaran yang

demokratis memungkinkan terjadinya proses diolog yang berujung

pada pencapaian instruksional yang ditetapkan, Tanpa demokrasi di

kelas, guru akan menjadi penguasa tunggalyang tidak dapat diganggu

gugat, siswa terkekang dan akhirnya potensi kreativitasnya terbunuh.

2. Kompleksnya kehidupan yang akan dihadapi siswa setelah lulus.

Masa depan menuntut mereka mampu menyesuaikan diri. Prinsip

belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar atau learning

how to learn, artinya dikelas target belajar juga bagaimana belajar

secara mandiri untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam

kegiatan pembelajaran siswa telah dibiasakan berfikir mandiri,berani

berpendapat dan berani bereksperimen.

3. Dalam konteks pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari

masyarakat siswa hendaknya sejak dini telah dibiasakan bersikap

demokratis, bebas berpendapat tetapi dalam rule of game. Ini bisa

dimulai dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang menentukan

adanya demokrasi.

Ketiga alasan di atas cukup signifikan untuk memberikan

rekomendasi tentang perlunya penerapan pembelajaran yang demokratis

dikelas. Hanya saja harus diakui ada beberapa kendala yang perlu diatasi.

Dari pihak guru, kendala lebih bersifat psikologis. Bagaimanappun selama

ini guru telah tercitrakan sebagai orang yang serba tahu dan serba mampu.

Bahkan ada ungkapan bahwa guru itu digugu dan di tiru. Guru memang

harus berwibawa baik secara akademik maupun moral tapi bukan berarti

harus otoriter atau diktator. Harus ada perubahan paradigma guru sekarang

tidak harus serba tahu dan serba mampu karena hal itu mustahil. Yang

paling penting guru harus bisa menjadi motivator dan fasilitator sehingga

Page 8: Makalah clear

siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk bisa

mengubah paradigma ini guru harus menyadari bahwa wibawa tidak akan

lengkap tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan kreativitasnya. Bukankah justru wibawa guru akan

terangkat bila ia mampu menampilkan performa sebagai guru yang

egaliter, bisa diajak diskusi, terbuka dan demokratis. Sementara dari pihak

siswa, kendalanya adalah belum adanya keberanian untuk berpendapat.

Selama ini mereka terkondisikan untuk pasif, menerima apapun informasi

dari guru tanpa kritik. Kondisi ini harus diubah dengan cara mendorong

mereka untuk menyampaikan gagasan dan menghargainya. Apapun

pendapat siswa, guru harus bisa memberikan apresiasi secara positif.

Melalui apresiasi tersebut siswa diharapkan berangsur-angsur dapat aktif

dan berani mengemukakan pendapatnya.

Jika dikaitkan dengan pembelajaran Pkn di SD tentu pembelajaran

yang demokratis sangat penting dalam proses belajar. Negara kita adalah

negara yang demokratis hal itu di atur dalam butir-butir Undang-undang

tentu saja sebagai guru kita tidak hanya mengajarkan kepada siswa tentang

teori demokrasi tetapi lebih kepada praktiknya.

C. Model-model Pembelajaran PKn di SD

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi

pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode

pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih

luas daripada suatu strategi,  metode, dan teknik. Sedangkan istilah

“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait

dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut

meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi

bidang ekonomi, sosial, pendidikan.

Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang

menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

Page 9: Makalah clear

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau

perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203),

pengertian strategi  (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa

untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 

Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah

suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah

keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk

dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan

pembelajaran. Lebih lanjut  Ismail (2003) menyatakan  istilah Model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh

strategi atau metode tertentu yaitu : 

1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan secara berhasil dan

4. Lingkungan belajar  yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai.

Berbedanya  pengertian antara model, strategi, pendekatan dan

metode serta teknik  diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan

khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta

kompetensi dasar dalam standar isi. 

Secara umum Rath dan Kirchenbaum (1972) dalam Dirjen

Mandikdasmen (2006:31) mengidentifikasi beberapa model

pengembangan sikap demokratis yang bertanggung jawab yang cukup

relevan dengan pendidikan kewarganegaran antara lain :

1. Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting)

2. Cambuk Bersiklus (Circle Whip)

3. Waktu Untuk Penghargaan (Appreciation Time)

Page 10: Makalah clear

4. Waktu untuk yang Terhormat (Compliment Time)

5. Pertemuan (Goal Setting Meeting)

6. Pertemuan Legislasi (Rule Setting Meeting)

7. Pertemuan Evaluasi Aturan (Rule Evaluating Meeting)

8. Pertemuan Perumusan Langhkah Kegiatan (Stage Setting Meeting)

9. Pertemuan Evaluasi dan Baikan (Feedback Evaluation)

10. Pertemuan Refleksi Belajar (Selation on Learnings)

11. Forumsiwa (Student Presentation)

12. Pertemuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Meeting)

13. Pertemuan Isu Akademis (Academic Issues)

14. PertemuanPerbaikan Kelas (Classroom Improvement Meeting)

15. Pertemuan Tindak Lanjut (Follow Up Meeting)

16. Pertemuan Perencanaan (Planning Meeting)

17. Pertemuan Pengembangan Konsep (Concept Meeting)

18. Pembahasan Situasi Pelik (Stiky Situation)

19. Kotak Saran (Suggestion Box/Class Box)

20. Pertemuan dalam Pertemuan (and Meeting and Meeting)

Disamping strategi pembelajaran model diatas berikut ini

diperkenalkan model pembelajaran yang lain yaitu :

1. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik JIGSAW (model Tim Ahli)

Dikemukakan oleh Aronson, Blanney, dan Stephen, Sikes dan

Snapp, tahun 1987. Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah

suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran

setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang

berbeda. Langkah-Langkah pembelajaran :

a. Siswa dibagi dalam kelompok kecil @3-5 orang siswa

b. Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda

c. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang

diperolehnya

Page 11: Makalah clear

d. Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama

berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

untuk mendiskusikan tugas tersebut

e. Setiap siswa kelompok-kelompok baru mencatat hasil

diskusinya unuk dilaporkan pada kelompok semua

(kelompok lama)

f. Selesai diskusi sebagai tim ahli, masing-masing kembali ke

kelompok asal (semula) untuk menyampaikan hasil diskusi

ke anggota kelompok asal dan secara bergilir atau bergantian

dari tim ahli yang berbeda tugasnya

g. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru

menunjukkan salah satu kelompok untuk menyampaikan

hasilnya, dan siswa lain diberi kesempatan untuk

menanggapinya

h. Guru dapat mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan

2. Model Numbered Head Together (Kepala Bernomor)

Spencer Kaga, tahun 1992 mengembangkan pembelajaran

koopeatif teknik Numbered Head Together (NHT) atau kepala

bernomor. Artinya setiap siswa dalam kelompok diberi kartu nomor.

Langkah-langkah pembelajaran:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor kepala

b. Guru memberi tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat

tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

c. Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok

mencatat hasil diskusi

d. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan

kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya

Page 12: Makalah clear

e. Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk

melaporkan hasil diskusinya di depan kelas

f. Kemudian kelompok yang lain dapat memberi

masukan/meresponsi dari hasil diskusinya (menyempurnakan)

g. Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok

yang berbeda

h. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik

kesimpulan

3. Model Pembelajaran Think Paire and Share

Frank Lyman, tahun 1985 talah mengembangkan

pembelajaran kooperatif ini yang berarti berpikir berpasang-

pasangan dan curah pendapat.

Langkah-langkah pembelajaran :

a. Guru menyampaikan pokok materi dan kompetensi yang ingin

dicapai

b. Siswa diminta membentuk kelompok kecil @4 orang (usahakan

genap,karena akan dipasang-pasangkan)

c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan

yang disampaikan guru terkait dengan pokok materi

d. Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan

hasil pemikirannya terhadap permasalahan yang diberikan oleh

guru

e. Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap

anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk

mengemukakan hasil diskusinya.

f. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi

kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya

g. Berasal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan

pokok permasalahan dan guru dapat menambah yang belum

diungkap para siswa

Page 13: Makalah clear

h. Guru memberi kesimpulan

4. Model Pembelajaran Students Teams Achivement Division

Model pembelajaran ini dikembangkann oleh Slavin 1994.

Langkah-langkah pembelajaran :

a. Membentuk kelompok @3-5 orang siswa secara heterogen

(menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya)

b. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan

d. Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa

e. Guru member evaluasi

5. Group Investigation

Pembelajaran ini dikembangkan oleh Sharan tahun 1992.

Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membina sikap tanggung

jawab dan bekerjasama dalam kelompok, dan sikap saling

menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk

berani mengemukakan pendapat.

Langkah-langkah pembelajaran :

a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

heterogen

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran untuk mengambil

materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan

c. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil

materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan

d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya

e. Setelah selesai, lewat juru bicara (missal ketua kelompoknya)

menyampaikan hasil pembahasan di kelompoknya

f. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasan

Page 14: Makalah clear

g. Guru memberikan penjelasan singkat (klasifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan

h. Evaluasi

6. Cooperative Script

Densereau,dkk 1985 mengembangkan Model pembelajaarn

Cooperative Script: merupakan cara-cara belajar dimana siswa

bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan

mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari.

Langkah-langkah pembelajara:

a. Guru membagi siswa untuk berpasang-pasangan

b. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa pasangan

untuk dibaca dan membuat ringkasan

c. Gurudan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama

berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai

pendengar

d. Pembicara membacakan Ringkasannya. Sementara pendengar

memperhatikan.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara kemudian jadi

pendengar dan sebaliknya

f. Guru menyimpulkan pokok hasil pembahasan

g. Penutup

7. Make a match (mencari pasangan)

Lorna Curran 1994 mengembangkan model ini dalam rangka

membina keterampilan menemukan informasi dan kerjasama dengan

orang lain serta membina tanggung jawab.

Langkah-langkah pembelajaran:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi revew yang sebaliknya satu

bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

Page 15: Makalah clear

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

c. Tiap siswa mendapat satu buah kartu yang dipegang

d. Setiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang cocok

dengan kartu jawabannya

e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin hadiah.

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya

g. Demikian seterusnya

h. Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi

pembelajaran melalui kartu-kartu tersebut

i. Penutup

8. Model Pembelajaran Debate

Model ini perlu dibelajarkan dalam rangka mendorong siswa

untuk berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan

pendapatnya serta membina tanggung jawab kebersaman dalam

mempertahankan ide/gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran:

a. Guru membagi dua kelompok peserta debat yaitu kelompok pro

dan kontra

b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan

didebatkan oleh kedua kelompok debat

c. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu

anggota kelompok pro untuk berbicara dan kelompok kontra

menanggapinya

d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti

dari ide-ide dari setiappembicaraan di papan tulis, sampai

sejumlah ideyang diharapkan guru terpenuhi

e. Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta

mengklarifikasikannya

Page 16: Makalah clear

f. Dari ide yang tertulis di papan tulis,guru mengajar siswa untuk

membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu paa

topik/materi kompetensi yang ingin dicapai

9. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Merupakan model pembelajaran sebagi usaha yang dilakukan

guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan

mengeskpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran

a. Identifikasi masalah

b. Menentukan satu masalah kajian kelas

c. Mengumpulkan data dan informasi

d. Mengembangkan portofolio

e. Gelar Kasus (showcase)

f. Refleksi

10. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik adalah pembelajran yang

menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

(Singgih Tri Hastuti, 2008: 1)

Langkah-langkah pembelajaran:

a. Mempelajari dan memahami Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) pada kelas dan semester yang sama sari

setiap mata pelajaran

b. Memilih tema yang tepat dapat mempersatukan kompetensi-

kompetensi untuk setiap kelas dan semester

c. Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar Dengan

Tema”

d. Membuat Jaringan tema

e. Menyusun Silabus sesuai tema

Page 17: Makalah clear

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran