makalah buah kacang 1
DESCRIPTION
pengolahan kacangTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupkan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya
terkandung senyawa-senyawa yang dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur
proses di dalam tubuh, perkembangbiakan, dan menghasilkan energu unuk kepentingan
hidupnya.Kualitas pangan sangat menentukan apakah pangan tersebut disukai atau tidak
disukai oleh konsumen. Pada umumnya pengolahan makanan selalu akan berusaha
menghasilkan produk yang berkualitas baik, karena lebih laku dan harga yang dapat
diperolehnya lebih tinggi.
Metode pengolahan pangan dirancang dengan tujuan mencegah terjadinya perubahan
pada karakteristik pangan yang tidak dikehendaki, baik perubahan mikrobiologis, fisik,
kimia, inderawi maupun nilai gizi.Perubahan-perubahan kimia umumnya terjadi karena
reaksi-reaksi oksidasi pada lemak, vitamin, dan zat aroma.Reaksi-reaksi ini dapat dipercepat
bila dikatalisis oleh enzim-enzim.Perubahan fisik dapat berupa diskolorasi karena rusaknya
pigmen-pigmen atau terbentuknya pigmen pencoklatan enzimatis maupun non enzimatis.
Perubahan pada sifat-sifat inderawi seringkali dipengaruhi oleh metode dan kondisi
pengolahan yang digunakan.
Buah dan biji-bijian pada umumnya bersifat sangat perishable sehingga memerlukan
penganganan pasca panen dan pengolahan menjadi berbagai produk olahan yang awet dan
disukai. Kehilangan pascapanen buah dapat mencapai 5% sampai 50 % ataupun lebih, hal ini
dapat disebabkan oleh hama yang memakan bahan pangan, pembusukan oleh aktivitas
mikroorganisme dan pembusukan oleh aktivitas enzim.
Pengolahan biji-bijian dan buah secara komersial memiliki keuntungan seperti
memperpanjang masa simpan, menambah keanekaragaman pangan yang dipasarkan,
meningkatkan harga jual, dan menambah kualitas organoleptik.Buah dapat diawetkan dengan
pengalengan, pembekuan, pengeringan, fermentasi, dan pengolahan menjadi jeli, jam, sirup,
manisan saos, dll. Sedangkan biji-bijian dapat diawetkan dengan cara fermentasi, pengolahan
suhu rendah, penepungan atau pengulitan, pembuatan selai. Produk-produk pangan tersebut
umumnya digemari karena rasa, warna, dan aromanya yang khas dan menarik.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengolahan biji-bijian dan buah-buahan?
b. Bagaimana prinsip pengolahan biji-bijian dan buah-buahan?
c. Apa saja jenis metode pengolahan biji-bijian dan buah-buahan?
d. Apa saja manfaat dari pengolahan biji-bijian dan buah-buahan?
e. Apa saja contoh-contoh produk olahan biji-bijian dan buah-buahan?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui prinsip pengolahan biji-bijian dan buah-buahan.
b. Mengetahui jenis metode pengolahan biji-bijian dan buah-buahan.
c. Mengetahui manfaat dari pengolahan biji-bijian dan buah-buahan.
d. Mengetahui contoh-contoh produk olahan biji-bijian dan buah-buahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biji-bijian
Serealia yaitu biji-bijian dari famil rumput-rumputan (gramine) yang kaya akan
karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak dan industri yang
mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian yang mengandung minyak
misalnya jagung yang merupakan bahan baku industri minyak nabati. Biji-bijian yang
tergolong dalam serealia antara lain padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum
(Triticum sp), cantel (Sorghum sp), dan yang jarang dijumpai di Indonesia adalah barley
(Horgeum vulgare), rye (Secale cereale), oat (Avena sative). Satu sama lain mempunyai sifat
dan struktur kimia yang sangat mirip.
Kacang-kacangan ada yang memasukkan dalam serealia. Kacang-kacangan termasuk
famili Leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu). Berbagai kacang-
kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedele (Glycine max), kacang tanah
(Arachis hypogea), kacang hijau (Phaseoulus radiates,) kacang gude (Cajanus cajan), dan
sebagainya.
Gambar 1. Beberapa jenis kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna
yang sangat luas. Kacang tanah dan kedele merupakan sumber utama minyak disamping
komoditi lainnya.
2.1.1 Kendala Pasca Panen Biji-Bijian
Perubahan-perubahan yang dapat terjadi setelah panen ditentukan mulai sejak
panen. Waktu panen mempengaruhi kualitas, kuantitas hasil, kerusakan selama pengeringan,
penyimpanan dan metoda proses yang dapat diterapkan. Kriteria panen meliputi kemasakan
yang dapat dilihat dari tanda-tanda fisik, umur tanaman atau kadar air. Pada umumnya
serealia setelah dipanen dikeringkan sampai kadar air tertentu sebelum disimpan atau
diproses lebih lanjut. Untuk jenis kacang selain dikeringkan harus dilakukan pemisahan biji
dengan kulit luar. Selama pengeringan perlu diperhatikan kecepatan pengeringan, karena
pada pengeringan padi yang terlalu cepat menyebabkan retaknya biji sehingga pada
penggilingan banyak beras pecah.
Pengeringan yang cepat pada awal pengeringan menyebabkan kelambatan pada
periode berikutnya dan mungkin menyebabkan biji bagian dalam tidak kering. Biji yang
telah kering tersebut siap untuk disimpan. Kerusakan biji serealia dan kacang-kacangan serta
produknya selama penyimpanan diakibatkan oleh bermacam-macam sebab. Walau demikian
perubahan-perubahan itu dapat diperlambat melalui pengendalian dua perubah utama yaitu
kadar air dan suhu, meskipun kondisi penyimpanan yang bebas oksigen juga berguna. Kadar
air biji-bijian dan produknya penting karena :
1. Berat biji berkurang
2. Harga ditentukan dari berat
3. Akibatnya pada sifat kekambaan dan pemindahan
4. Akibatnya pada sifat-sifat penyimpanan
5. Hidrolisa pati karena kegiatan enzim amilase
6. Kurangnya gula karena pernafasan
7. Terbentuknya bau asam dan bau apek dari karbohidrat karena kegiatan mikroorganisme
8. Reaksi pencoklatan bukan karena enzim
Hal terakhir ini penting sekali karena kadar air yang tinggi memudahkan perubahan
biokimia dan kimiawi dalam biji serta pertumbuhan mikroorganisme, serangga dan rayap
selama penyimpanan. Perubahan biokimia yang paling penting selama penyimpanan
adalah respirasi. Biji-bijian adalah organisme yang masih hidup, oleh karena itu masih
melakukan respirasi. Proses ini mengakibatkan metabolisme karbohidrat dan lemak
menghasilkan karbondioksida, air, dan panas. Suhu yang lebih tinggi (sampai batas suhu
hilangnya aktivitas enzim) cenderung menaikkan pemafasan, demikian pula yang terjadi
dengan kenaikan kadar air. Air dan panas yang ditimbulkan oleh pernafasan akan
menstimulir tumbuhnya mikroorganisme dan hama disamping menaikkan laju pernafasan.
2.1.2 Teknik Pengolahan Biji-Bijian
a. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi
alkohol. Zat yang berperan dalam proses ini adalah enzim yang
dihasilkan oleh mikroba. Proses fermentasi ini mampu memperpanjang
umur simpan dari suatu bahan makanan. Banyak keuntungan dari
bahan yang difermentasi baik sifat organoleptik, peningkatan nilai gizi
dan sanitasi.
b. Pembuatan Selai
Kacang merupakan hasil petanian yang mempunyai nilai gizi yang
sangat tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai produk makanan.
Sebagian besar kacang hanya dimanfaatkan sebagai kacang asin,
kacang rebus dan lainlain. Pengolahan kacang jadi selai sangat
menambah nilai guna dan nilai jual dari produk kacang. Selai kacang
merupakan jenis makanan berbentuk pasta yang digunakan sebagai
bahan pencampur roti tawar, dibuat dari kacang tanah. Jenis makanan
ini sudah banyak beredar di pasaran dan cukup digemari oleh
masyarakat Indonesia. Pembuatan selai kacang tidak begitu sulit dan
peralatan yang digunakan sangat sederhana. Proses pembuatannya
meliputi penyiapan bahan baku (kacang tanah jenis dan kualitasnya
baik), pengeringan dapat dilakukan dengan cara penyangraian atau
dioven, pemisahan kulit ari, penghancuran atau diblender, perebusan
dan penambahan gula, garam dan penstabil emulsi. Selai kacang
selanjutnya sudah dapat dimasukkan ke dalam wadah.
c. Penepungan
Penepungan (milling) adalah cara pengolahan biji-bijian atau
daging buah kering yang dihaluskan sehingga menjadi tepung atau
bubuk. Tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah
jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur
(dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih
cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
2.1.3 Hasil Olahan Biji-Bijian
1. Selai kacang tanah
Proses pembuatannya meliputi penyiapan bahan baku (kacang tanah jenis dan
kualitasnya baik), pengeringan dapat dilakukan dengan cara penyangraian atau
dioven, pemisahan kulit ari, penghancuran atau diblender, perebusan dan penambahan
gula, garam dan penstabil emulsi. Selai kacang selanjutnya sudah dapat dimasukkan
ke dalam wadah.
1. Bahan:
1. Kacang Tanah
2. TBM
3. Gula Pasir
2. Alat:
1. pengering
2. Dandang
3. Mesin Penggiling kacang
4. wadah selai
3. Cara Pembuatan
1. Proses Pendahuluan
a. Blanching. Kacang tanah dicelupkan ke
dalam air mendidih selama 1-3 menit
b. sambil diaduk-aduk. Setelah itu kacang
ditiriskan.
c. Pengeringan. Kacang yang telah di
blanching dikeringkan pada suhu 130-
150°C selama 3-4 jam sehingga kadar
air kurang dari 6%. Setelah itu kacang
didinginkan.
Kacang tanah Gula Pasir TBM
d. Pembuangan kulit ari. Kacang yang telah dikeringkan digosok-
gosok dengan
e. tangan sehingga kulit arinya terlepas. Setelah itu, kacang ditampi
sehingga kulit ari yang telah terlepas dapat dibuang dan diperoleh
biji kacang tanpa kulit ari.
2. Penggilingan
a. Kacang kering yang tidak berkulit ari di atas digiling bersama gula
dan TBM sampai diperoleh pasta yang halus dan rata. Pasta ini
disebut dengan mentega kacang tanah.
3. Pengemasan
a. Siapkan botol steril.
b. Mentega kacang tanah dikemas di dalam botol selai yang bermulut
lebar dan berpenutup ulir.
c. Lakukan pasterurisasi dengan cara merebus botol yang telah diisi
selai selama 20 menit pada suhu 70 - 80 derajat Celcius.
2. Bubuk Kedelai sebagai Minuman
Bubuk kedelai digunakan sebagai
minuman segar, karena mempunyai nilai gizi
yang sangat tinggi. Kada protein bubuk
kedelai lebih tinggi daripada whole milk
maupun skimmed milk. Apabila ditinjau dari
kadar protein saja, maka bubuk kedelai dapat
digunakan untuk mengganti susu (milk).Bubuk kedelaidibuat dengan cara
menggoreng kedelai tanpa minyak (sangrai), kemudian dihalus sampai menjadi
bubuk.
1. Bahan
Kedelai
2. Alat
Alat penumbuk
Tampah (nyiru)
Ember plastik
Ayakan halus
Kompor
Alat penggorengan (wajan tanah)
Stoples
3. Cara Pembuatan
Ada dua macam cara pembuatan yaitu :
A. Penggorengan sangrai langsung
B. Penggorengan sangrai dengan perendaman
A. Penggorengan Sangrai Langsung (tanpa minyak)
a. Bersihkan kedelai.
b. Panaskan wajan tanah selama 15 menit untuk mendapatkan panas yang
merata. Kemudian goreng kedelai tersebut di atas wajan tanah sambil
diaduk terus-menerus. Lakukan selama 15 menit (sampai pecah kulitnya).
c. Angkat dan dinginkan selama 5~10 menit lalu tampi untuk
menghilangkan abu dan kulit yang telah terpisah dari biji
d. Tumbuk kasar untuk memisahkan kulit dan biji, lalu tampi lagi sampai
tidak ada kulitnya.
e. Kemudian tumbuk sampai halus, lalu ayak
f. Simpan bubuk kedelai dalam stoples.
B. Penggorengan Sangrai dengan Perendaman
a. Bersihkan kedelai, rendam selama 4 jam sampai kulitnya pecah sehingga
getah yang terdapat antara kulit dan bijinya keluar;
b. Remas-remas dengan tangan untuk memisahkan kulitnya, kemudian cuci
kedelai yang telah terkupas dengan air, setelah itu tiriskan selama 15
menit;
c. Jemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai kering betul di atas
tampah;
d. Setelah kering goreng di atas wajan tanah yang telah dipanaskan dulu
selama 15 menit.
e. Angkat dan pindahkan ke dalam tampah untuk didinginkan dalam keadaan
terbuka selama 15 menit.
f. Kemudian tampi untuk memisahkan kulit yang masih ada. Pisahkan
lembaga-lembaga yang hangus, karena akan mempengaruhi warna dan
rasa bubuk kedelai yang dihasilkan.
g. Selanjutnya tumbuk sampai halus dalam lesung kayu dan ayak.
h. Simpan bubuk kedelai dalam stoples atau kaleng yang dapat ditutup rapat.
Tabel1. Komposisi Kimia Bubuk Kedelai dengan Susu Buubuk
(Warintek, 2010)
L = perlakuan digoreng sangrai langsung.
R = perlakuan direndam, dikeringkan, lalu digoreng sangrai
2.2Buah-Buahan
Secara ilmu botani, buah-buahan adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan
benang sari. Bagian tanaman ini adalah tempat biji. Buah adalah salah satu jenis makanan
yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk
dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan
suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-
toko, buah jauh lebih aman tanpa efek samping
yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh
lebih murah dibanding suplemen yang memiliki
fungsi yang sama.
Secara umum buah-buahan dikelompokkan
dalam bagian-bagian yang besar tergantung pada prinsip, struktur botani, komposisi kimia,
dan kebutuhan teradap iklim. Buah-buahan secara umum mempunyai sifat:
Mempunyai citarasa, warna, dan tekstur bervariasi
Kualitas dapat dipertahankan dalam penyimpanan dingin
Kandungan air tinggi sehingga dapat dimakan dalam keadaan segar
Mudah rusak
Produk awet dan olahan sangat banyak
Mengandung protein dan lemak sangat rendah
Mengandung karbohidrat, vitamin, dan mineral tinggi
Adapun jenis buah-buahan dan contohnya dapat dilihat pada tabel berikut:
No Jenis Contoh1. Buah Keras Apel,pir2. Buah Batu Plum, peach, apricot. Manggis, mangga3. Kelompok Jeruk Orange, lemon, jeruk nipis, jeruk bali4. Kelompok berries Strawberry, raspberry, blackberry5. Kelompok
currantsBlack atau red currants
6. Beragam Melon, pisang, nenas7. Buah Kering Sulatana, kurma, prune
2.2.2 Jenis dan metode pengolahan buah-buahana. Penanganan pasca panen
Buah-buahan memerlukan penanganan yang baik untuk tujuan penyimpanan,
transportasi, dan pemasaran.Langkah yang perlu dilakukan meliputi pemilihan,
pemisahan berdasarkan ukuran, pemilihan berdasarkan mutu, dan pengepakan.Untuk
beberapa jenis produkkadang-kadang memerlukan penanganan tambahan seperti pre-
cooling, pencucian, degreening, dan pelilinan.
b. Pengolahan buah-buahan
Pemilihan cara pengawetan mana yang akan dipakai ditentukan oleh dua hal, yaitu:
Umur simpan yang diinginkan
Konsumen yang menjadi target
Umur simpan buah-buahan yang diolah dapat berkisar dari beberapa hari sampai
beberapa tahun. Pada umumnya pengawetan buah-buahan berdasarkan prinsip-prinsip
beikut:
Pengeringan
Menurunkan kadar air bahan pangan hingga aktivitas air mimnimum agar
mikroorganisme tidak dapat tumbuh.
Penyimpanan dingin atau pembekuan
Pada suhu rendah, pertumbuhan mikroorganisme dan laju reaksi
kimiadihambat.
Pengalengan
Dengan cara sterilisasi (pemansan dengan uap panas pada 121o C
dalam autoklaf atau panci presto) semua penyebab pembusukan yang tumbuh
pada suhu ruang dan mikroorganisme penyebab penyakit dibunuh; dan
digunakan kemasan tertutup hermetis agar tidak terjadi rekontaminasi oleh
mikroorganisme.
Fermentasi
Pengawetan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme berguna dan
menekan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Pemanisan, pengasinan, dan pengasaman
Prinsip pengawetan ditimbulkan oleh kemampuan bahan untuk
menurunkan pH, menghambat metabolisme mikroorganisme atau merupakan
racun bagi mikroorganisme.
2.2.3 Contoh Produk Olahan Buah
Buah-buahan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan komersial. Pada umumnya buah-buahan diolah menjadi:
a. Buah kaleng, baik utuh, dipotong-potong atau dalam bentuk pure/bubur maupun
dalam bentuk saribuah.
b. Selai buah, jelly, marmalade, manisan basah dan kering, sirup buah, squash, dan
sebagainya.
c. Buahan beku, umumnya untuk mengisi roti dan kue bakery.
d. Buah kering seperti sale, kismis,kurma, kesemek kering, dan sebagainya.
2.2.4 Pengolahan Buah
1. Pebuatan Sari Buah Mangga
Sari buah adalah cairan ang diperoleh dari memeras buah, baik disaring maupun
tidak, yang tidak mengalami fermentasi dan dimaksudkan untuk minuman segar
yang langsung dapat diminum.
Bahan :
1. Buah mangga matang
2. Gula pasir 130 g/l sari buah
3. Natrium benzoat 0,5 g/l sari buah
4. CMC 5 g/l sari buah
Alat :
1. Timbangan
2. Blender
3. Panci stainless steel
4. Pengaduk kayu
5. Pisau stainless steel
6. Baskom plastik
7. Kain saring
8. Botol
Cara membuat :
1. Buah mangga dicuci, dikupas dan daging buah dipotong-potong sesuai selera.
2. Daging buah dihaluskan dengan blender.
3. Disiapkan air matang sebagai pengencer sebanyak 2 kali berat hancuran buah.
4. Ke dalam hancuran buah ditambahkan sedikit air pengencer, kemudian disaring dengan
kain saring. Proses ini dilakukan hingga air pengencer habis.
5. Ditambahkan Natrium benzoat dan gula pasir serta CMC kemudian diaduk rata.
6. Sari buah kemudian dipanaskan pada suhu 800 C selama 10 menit.
7. Selanjutnya sari buah dimasukkan kedalam botol yang sudah disterilkan, kemudian
diexhausting dan ditutup rapat.
8. Botol dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit.
9. Selanjutnya botol didinginkan dan siap disimpan.
2. Kripik Nenas
Bahan :
1. Buah nenas yang telah bersih 8 kg
2. Sorbitol 10 l
Alat :
1. Pisau
2. Talenan
3. Vacum frying
4. Sentrifuge
5. Sealer
6. Kemasan
Cara membuat :
1. Buah nenas dibersihkan dari mata dan hati nenas. Diiris melintang ukuran 1 x 2 cm
dengan ketebalan 3 mm.
2. Irisan nenas direndam dalam sorbitol dengan perbandingan 4 : 1 selama 10 menit lalu
ditiriskan.
3. Digoreng dalam vacum frying dengan suhu 95° C selama 45 menit.
4. Dimasukkan dalam sentrifuge selama 5 menit untuk meniriskan minyak.
5. Dikemas dalam plastik dan ditutup menggunakan sealer.
BAB III
KESIMPULAN
Salah satu alasan pengolahan bahan makanan adalah agar bahan makanan tersebut
dapat bertahan lama.Bahan pangan seperti biji-bijian dan buah-buahan dapat diolah menjadi
olahan baru yang berdaya guna lebih tinggi tanpa mengesampingkan kualitas gizi dari
bahan makanan tersebut. Biji- ijian dapat diolah dengan cara fermentasi, penepungan, dan
pembuatan selai sedangkan buah-buahan dapat diolah dengan cara penambahan gula,
pengeringan, pembekuan, pengalengan dan juga fermentasi. Produk olahan biji adapat
berupa kecap, tepung, minuman sereal, dll. Produk olahan buah dapat berupa selai, sari
buah, dodol, keripk, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ghaffar, Mufti . Purwa Gilang. (2011). Teknologi Pengolahan Buah: Bandung: Jurusan
Teknologi Agroindustri UPI.
Herudiyanto, Marleen .S.(2008). Pengatar Teknologi Pangan. Badndung: Widya Pajajaran.
Kairani, Caya dan Andi Dalapati. Petunjuk Teknis Pengolahan Buah-Buahan. Sulawesi
Tengah: Departemen Pertanian.
Kaulan, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Kacang-Kacangan . Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Supli, Efendi . (2009). Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung :
Alfabeta
Winarno, F.G. Srikandi Fardiaz, Dedi Fardiaz (1980). Pengantar Teknologi Pangan.
Jakarta: Gramedia.
TEKNIK PENGOLAHAN BIJI-BIJIAN DAN BUAH-BUAHAN
Makalah Teknologi Pangan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pangan dengan dosen pembimbing Dr. H. Hayat Solihin, M.Sc.
Oleh
Devita Putri H 1002296
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013