ipl makalah buah dan sayuran

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah dan sayur merupakan jenis pangan yang mudah rusak karena kandungan airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di dalamnya dan hal ini bisa menurunkan mutu pangan. Penurunan mutu tersebut disebabkan karena sayur dan buah setelah dipetik masih melakukan proses metabolisme dan aktivitas respirasi. Jaringan pada buah dan sayur yang telah dipetik aktif melakukan respirasi yang bertujuan untuk mempertahankan hidupnya dengan cara merombak pati menjadi gula . Pada proses tersebut, dihasilkan air secara terus menerus sehingga mengakibatkan kelayuan saat penyimpanan karena praktis tidak ada suplai air lagi. Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan buah dan sayur adalah dengan penyimpanan pada suhu rendah agar aktivitas mikroba, enzim, maupun respirasi dapat dihambat (Zulkarnaen 2009). 1

Upload: marisha-shelilya

Post on 01-Dec-2015

2.573 views

Category:

Documents


107 download

DESCRIPTION

Buah dan Sayur

TRANSCRIPT

Page 1: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buah dan sayur merupakan jenis pangan yang mudah rusak karena kandungan

airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di

dalamnya dan hal ini bisa menurunkan mutu pangan. Penurunan mutu tersebut

disebabkan karena sayur dan buah setelah dipetik masih melakukan proses metabolisme

dan aktivitas respirasi. Jaringan pada buah dan sayur yang telah dipetik aktif melakukan

respirasi yang bertujuan untuk mempertahankan hidupnya dengan cara merombak pati

menjadi gula . Pada proses tersebut, dihasilkan air secara terus menerus sehingga

mengakibatkan kelayuan saat penyimpanan karena praktis tidak ada suplai air lagi. Salah

satu cara untuk memperpanjang masa simpan buah dan sayur adalah dengan

penyimpanan pada suhu rendah agar aktivitas mikroba, enzim, maupun respirasi dapat

dihambat (Zulkarnaen 2009).

Pematangan buah yaitu mengacu pada perubahan yang terjadi setelah

pendewasaan penuh, yang dicirikan oleh melunaknya daging buah, terbentuknya

karakteristik aroma, dan peningkatan kandungan cairan buah (Zulkarnaen 2009). Dalam

sekala rumahan buah dipetik pada saat sudah masak, pada sekala besar buah dipetik

dalam keadaan belum matang agar buah-buahan tidak cepat busuk. Proses pematangan

buah diatur oleh hormone pengatur penuaan atau pematangan buah. Contohnya adalah

etilen, calcium carbide, penambahan daun-daunan dan asap dari materi yang menyala

(Isbandi 1983).

1

Page 2: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Berdasarkan laju respirasinya buah dibedakan menjadi dua yaitu buah klimaterik (laju

respirasi meningkat dengan tajam selama periode pematangan dan pada awal senesen)

dan nonklimaterik (tidak ada perubahan laju respirasi pada akhir pematangan buah)

(Zulkarnaen 2009). Contoh buah klimaterik adalah avokad, papaya, apel, pisang dan lain-

lain sedangkan contoh buah nonklimaterik adalah jeruk, nanas, durian, dan lain-lain

(Ayimada 2008).

Pada jagung manis, sukrosa merupakan komponen penting yang kadarnya akan

cepat berkurang apabila jagung tersebut disimpan pada suhu kamar. Hal tersebut bisa

menyebabkan perubahan fisiologis dan biokimia seperti perubahan kadar air, kadar

karbohidrat, asam organic, dan pH. Perubahan tersebut bisa dihambat apabila jagung

manis disimpan pada suhu sekitar . Penyimpanan pada suhu rendah akan lebih efektif bila

dikombinasikan dengan penggunaan pembungkus yang sesuai agar dapat menghambat

perubahan fisik dan kimia seperti kontaminasi mikroba, penurunan kadar air yang drastis

dan perubahan warna, tekstur, aroma dan rasa (Kasmarani 1986).

Penyimpanan Buah dan Sayur

Buah memiliki masa simpan yang relatif rendah sehingga buah dikenal sebagai

bahan pangan yang cepat rusak dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas masa

simpan buah. Mutu simpan buah sangat erat kaitannya dengan proses respirasi dan

transpirasi selama penanganan dan penyimpanan di mana akan menyebabkan susut pasca

panen seperti susut fisik yang diukur dengan berat; susut kualitas karena perubahan

wujud (kenampakan), cita rasa, warna atau tekstur yang menyebabkan bahan pangan

kurang disukai konsumen; susut nilai gizi yang berpengaruh terhadap kualitas buah. Mutu

simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat

2

Page 3: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan suhu udara. Pada

umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek mempunyai laju respirasi

tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono 1990).

Pertumbuhan organisme perusak dapat diperlambat pada suhu penyimpanan

rendah, namun komoditas segar berangsur-angsur kehilangan resistensi alaminya

terhadap pertumbuhan organism perusak. Oleh karena itu lamanya umur simpan

ditentukan oleh interaksi oleh senensensi alami (kehilangan kualitas), pertumbuhan

organisme perubahan dan kepekaan terhadap cacat suhu dingin (Tranggono 1990).

Penyimpanan buah pada suhu rendah yang stabil dapat mempertahankan tekstur

alami karena pendinginan atau penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat atau

mengurangi laju respirasi dan transpirasi atau kehilangan air.  Penyimpanan pada suhu

dingin, namun sesekali difluktuasikan atau diekspose pada suhu ruang menyebabkan

penurunan mutu fisik/organoleptik dan nilai gizi yang lebih cepat dibandingkan suhu

stabil. Penyimpanan pada suhu ruang (dibiarkan sesuai dengan suhu lingkungan)

menyebabkan penurunan mutu fisik-organoleptik dan mutu nilai gizi sangat cepat yang

diikuti dengan proses pembusukan (Isbandi 1983).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Pengertian dan Prisip Buah dan Sayuran ?

2. Bagaimanakah Tujuan Penyimpanan Buah dan Sayuran ?

3. Bagaimanakah Faktor Mepengaruhi Mutu pada Penyimpanan Buah dan Sayuran ?

4. Cara Penyimpanan Buah dan Sayuran

3

Page 4: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut didapatkan tujuan penulisannya sebagai berikut.

Buah dan sayur II bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu penyimpanan terhadap

masa simpan buah dan sayur, mempelajari pengaruh penambahan zat pengatur

pematangan dan kondisi penyimpanan terhadap proses pematangan pada buah klimaterik

dan nonklimaterik serta mengamati perubahan warna, tekstur, aroma, dan rasa jagung

manis selama penyimpanan pada suhu, waktu, dan pembungkus tertentu.

4

Page 5: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Buah dan Sayuran

Buah dan sayuran merupakan komoditi pertanian yang sangat mudah mengalami

kerusakan (perishable commodities), setelah proses panen dilakukan. Hal ini disebakan

karena komoditi tersebut masih melakukan proses kehidupan sebagaimana lazimnya

makhluk hidup lainnya, meskipun telah dipisahkan dari pohon induknya. Buah dan

sayuran tersebut masih melakukan aktivitas pernapasan (respirasi) untuk kelangsungan

kehidupannya dengan mengandalkan sumber energi yang tersedia didalam produk itu

sendiri, dengan tidak ada lagi suplai dari luar seperti saat masih pada pohon induknya.

Lambat laun sumber energi yang tersedia akan habis, selanjutnya buah dan sayuran

tersebut pun akan sangat cepat mengalami penuaan, rusak dan tidak dapat dikonsumsi

lagi. Laju kerusakan yang terjadi berbanding lurus dengan kecepatan respirasi yang

dimiliki oleh buah dan sayuran segar bersangkutan. Semakin cepat laju respirasinya,

maka semakin cepat pula terjadinya kerusakan pada buah dan sayuran tersebut.

Oleh karena itu, buah dan sayuran segar sangat memerlukan teknologi

penanganan pasca panen yang sempurna setelah dilakukannya proses pemanenan.

Sedapat mungkin buah dan sayuran terhindar dari kerusakan fisik, baik saat panen

maupun dalam proses penanganan pasca panen termasuk dalam proses pengangkutannya.

Terjadinya kerusakan fisik dapat memicu terjadinya peningkatan laju penuaan pada buah

dan sayuran segar, disamping penampakan fisik buah dan sayuran bersangkutan menjadi

jelek sehingga daya jualnya pun akan menurun. Dalam proses penanganan pasca panen,

5

Page 6: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

berbagai teknologi telah tersedia termasuk teknologi pra-pendinginan yang bertujuan

untuk mengurangi suhu lapang pada buah sesaat setelah panen, sehingga proses

metabolisma pada buah dan sayuran dapat diperlambat sebelum dilakukannya aplikasi

teknologi penyimpanan lainnya. Teknologi-teknologi pasca panen lainnya seperti aplikasi

atmosfir termodifikasi, pelilinan, penyimpanan sistem hipobarik, penyimpanan suhu

rendah serta banyak lagi teknologi penyimpanan lainnya dalam proses penanganan pasca

panen pada buah dan sayuran segar.

Namun demikian, aplikasi penyimpanan suhu rendah merupakan teknologi paling

umum dipraktekkan sehari-hari dalam upaya meningkatkan masa simpan buah dan

sayuran segar yang akan dikonsumsi. Salah satu teknologi penyimpanan dingin yang

sering diaplikasikan oleh masyarakat umum adalah penyimpanan dengan menggunakan

kulkas. Dalam praktek kehidupan sehari-hari hampir semua jenis buah dan sayuran segar

yang dibeli oleh masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga, disimpan di dalam kulkas

sebelum dikonsumsi dengan tujuan untuk memperpanjang masa kesegarannya. Hal ini

sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan tanpa memperhatikan kesesuaian suhu simpan

untuk masing-masing jenis buah dan sayuran. Biasanya beberapa jenis buah maupun

sayuran disimpan tercampur dalam satu kulkas dengan kondisi suhu yang sama. Padahal

masing-masing buah dan sayuran mempunyai kisaran suhu simpan yang berbeda-beda.

Pada umumnya suhu di dalam kulkas kira-kira tidak melebihi 10oC bahkan kurang dari

kisaran suhu tersebut. Dilain pihak, beberapa jenis buah dan sayuran segar memerlukan

suhu penyimpanan melebihi 10oC untuk mempertahankan tingkat kesegarannya dalam

waktu masa simpan tertentu.

6

Page 7: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Sehingga apabila buah dan sayuran yang berbeda-beda jenisnya disimpan di

dalam satu kulkas, maka beberapa jenis buah dan sayuran yang tidak cocok dengan suhu

kulkas akan mengalami kerusakan dingin. Contohnya; buah pisang akan mengalami

kerusakan dingin signifikan jika disimpan di dalam kulkas. Hal ini disebabkan karena

buah pisang mempunyai suhu optimal penyimpanan diatas 10 oC, tergantung varietas dan

faktor-faktor lainnya seperti tingkat kematangan buah, dsb. Kerusakan biasanya ditandai

dengan terjadinya pencoklatan (browning) pada kulit buah , disamping terjadinya

kehilangan cita rasanya.

Terdapat banyak lagi buah dan sayuran segar selain buah pisang yang akan

mengalami kerusakan dingin jika disimpan di kulkas, diantaranya tomat hijau, beberapa

jenis jeruk, mangga, pepaya, nenas, mentimun, dan melon. Persentase dan gejala

kerusakan dingin untuk masing-masing buah berbeda-beda, tergantung kepada jenis dan

lama penyimpanan di dalam kulkas. Sedangkan buah dan sayuran segar yang bisa tahan

lama disimpan dalam kulkas seperti; apel, anggur, pear, strawberry, alpukat, orange,

asparagus, brokoli, kol, jagung, bawang hijau, kentang dan bayam.

Kerusakan dingin adalah merupakan kerusakan fisiologis yang terjadi pada

kebanyakan tanaman tropis dan subtropis jika di tempatkan pada suhu terlalu rendah

tetapi masih diatas suhu beku. Penyebab utama terjadinya kerusakan dingin adalah

rusaknya struktur selaput sel di dalam buah dan sayuran akibat suhu yang terlalu rendah.

Kerusakan selaput sel terjadi karena terjadinya perubahan fluiditas pada selaput jika

disimpan pada suhu yang terlalu rendah, dibawah ambang suhu minimum untuk masing-

masing jenis buah dan sayuran. Disinyalir bahwa suhu yang sangat rendah ini menjadikan

selaput sel mengalami transisi fase fisik, yaitu dari bentuk cairan kristal di dalam selaput

7

Page 8: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

menjadi struktur gel yang padat. Mekanisme terjadinya kerusakan dingin dapat dijelaskan

bahwa ketika suhu penyimpanan direndahkan, maka komponen lemak pada selaput sel

pada suhu kritis akan memadat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kontraksi yang

akhirnya mengakibatkan keretakan pada selaput sel. Keretakan ini kemudian memicu

meningkatnya permeabilitas sel, yang merupakan salah satu ciri utama terjadinya

kerusakan dingin.

Disamping itu, perubahan yang terjadi di dalam selaput sel akibat suhu yang

terlalu rendah, dapat menyebabkan meningkatnya aktivasi energi pada sistem enzim di

dalam selaput yang pada akhirnya memicu terjadinya ketidakseimbangan dengan sistem

enzim diluar selaput, serta dapat mengurangi kecepatan reaksi di dalam selaput sel.

Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan meningkatnya akumulasi zat-zat metabolit

seperti piruvat, asetaldehida dan etanol diantara sistem glikolisis dan mitokondria.

Kejadian-kejadian ini akan memunculkan gejala-gejala kerusakan dingin yang dapat

dilihat, dan gejalanya akan berbeda-beda pada masing-masing buah dan sayuran.

Hal ini tergantung kepada tingkat suhu yang digunakan serta lama penyimpanan,

kultivar dan tingkat kematangan buah dan sayuran. Namun demikian, gejala yang paling

umum dijumpai adalah dapat berupa bercak-bercak pada permukaan buah dan sayuran,

terjadinya perubahan warna pada kulit (misalnya pencoklatan pada kulit buah pisang),

terjadinya perubahan cita rasa, serta lebih mudah terinfeksi oleh jamur pasca panen

selama fase penyimpanan. Berbagai metoda dapat digunakan untuk mengurangi gejala

kerusakan dingin yang timbul akibat penyimpanan buah dan sayuran pada suhu kritis.

Metoda-metoda tersebut meliputi perlakuan kimia maupun fisik; seperti penggunaan

etanolamina, etoksikuin, sodium benzoat, perlakuan panas, atmosfir termodifikasi,

8

Page 9: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

penyimpanan dengan kondisi hipobarik, pemanasan berkala, dsb. Namun demikian

metoda-metoda ini umumnya diaplikasikan pada skala komersial maupun percobaan

laboratorium. Sedangkan untuk skala rumah tangga metoda-metoda ini dianggap tidak

efisien dan efektif. Sehingga metoda yang paling aman digunakan terutama pada skala

rumah tangga adalah selektiftivitas terhadap buah dan sayuran yang akan disimpan ke

dalam kulkas.

Dianjurkan untuk sebaiknya tidak menyimpan buah dan sayuran peka suhu dingin

ke dalam kulkas, karena hal bukannya memperpanjang masa simpannya tetapi sebaliknya

buah dan sayuran akan menjadi rusak dan tidak layak dikonsumsi lagi. Oleh karena itu,

perlu kehati-hatian dalam melakukan penyimpanan buah dan sayuran segar ke dalam

kulkas sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan pada buah dan sayuran

tersebut.

Tulisan ini merupakan bahan informasi khususnya mengenai teknologi

penyimpanan dingin, terutama pengaruh penyimpanan suhu kritis terhadap kualitas buah

dan sayuran segar. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bermanfaat dalam

melakukan proses penyimpanan dingin buah dan sayuran segar ke dalam kulkas, terutama

pada skala rumah tangga.

B. Tujuan Penyimpanan

a Memelihara dan mempertahankan kondisi dan mutu bahan makanan yang

disimpan.

b Melindungi bahan makanan yang disimpan dari kerusakan, kebusukan dan

gangguan lingkungan lainnya.

9

Page 10: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

c Melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan mutu dan

waktu yang tepat.

d Menyediakkan persediaan bahan makanan dalam macam jumlah dan mutu

yang memadai.

C. Faktor yang Mempengaruhi Mutu pada Penyimpanan Buah dan Sayuran

1. Mutu bahan yang disimpan

Kondisi Bahan :

Tidak boleh :

lecet, memar, busuk, ada kerusakan lain

Karena akan :

- kurang menarik

- Akan memberi kesempatan mikroorganisme masuk ke dalam bahan

- Mempercepat proses pembusukan, dan akan menular ke bahan lain yang tidak

rusak

- Mempercepat kehilangan air

2. Suhu penyimpanan

Suhu Optimum Penyimpanan

Suhu penyimpanan tiap jenis buah-buahan dan sayuran berbeda-beda, tetapi pada

umumnya suhu penyimpanan optimum adalah pada suhu rendah/suhu dingin.

Contoh suhu optimum untuk penyimpanan beberapa buah-buahan :

Apel : 30 – 40º F (-1,1 – 4,4ºC)

10

Page 11: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Pisang : 56 – 58º F (13,3 – 14,4º C)

Alpukat : 40 – 55º F (4,4 – 12,8º C)

Anggur : 30 – 31º F (-1,1 – -0,66º C)

Kondisi Suhu

• Tidak boleh berfluktuasi karena akan menyebabkan kondensasi air, sehingga akan

mengundang pertumbuhan kapang

• Harus merata (uniform) di seluruh bagian penyimpanan. Jika ada bagian yang

lebih hangat akan menyebabkan proses pematangan

3. Perlakukan pra-pendinginan

Prinsip pra-pendinginan :

Adalah memindahkan kalor dari bahan ke media pendingin : air, es, udara

Laju pendinginan bergantung pada :

• Jumlah bahan

• Perbedaan suhu bahan dengan suhu media pendingin

• Kecepatan aliran media

• Jenis media

4. Kelembaban relatif (rh)

RH sangat berpengaruh pada mutu bahan

Bila RH rendah menyebabkan pelayuan/pengeringan

Bila RH tinggi menyebabkan kondensasi air, sehingga akan mengundang

pertumbuhan kapang dan pembusukan

11

Page 12: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Bila RH ruangan tinggi, kapang juga akan tumbuh pada dinding, langit-langit ruang

penyimpanan atau peti kemas.

RH yang baik : 85 – 90 % untuk menghindari pelayuan

RH yang diterapkan juga berbeda untuk tiap jenis komoditi

5. Sirkulasi udara dan cara penumpukan

Sirkulasi udara perlu untuk meratakan suhu dalam ruang penyimpanan

Ruang yang berisi komoditi memerlukan sirkulasi/jam 7,5 kali lebih besar dibandingkan

dengan ruangan kosong

Wadah di dalam ruang harus seragam

Lorong jangan terlalu lebar pendinginan tidak efisien

Tidak boleh ada lorong buntu

6. Laju respirasi

Respirasi :

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 673 kkal

• Kalor yang dihasilkan respirasi merupakan beban pendinginan

• Kalor yang dihasilkan tiap komoditi berbeda-beda

• Kalor yang dihasilkan pada berbagai tingkat suhu juga berbeda-beda

7. Sanitasi dan purifikasi udara

• Sanitasi ruang penyimpanan

Sanitasi ruang penyimpanan sangat penting kemungkinan serangan

kapang, terutama pada RH tinggi

Perlu pembersihan secara periodik, dan perlu sirkulasi udara yang baik

• Sanitasi komoditi

12

Page 13: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

dilakukan dengan memisahkan bahan yang rusak

8. Perlakuan tambahan

Perlakuan tambahan diberikan untuk :

- mencegah pembusukan

- menghambat respirasi

- mengatasi gangguan fisiologis

- menghambat kehilangan air

Perlakukan tambahan tidak berarti menggantikan refrigerasi

Yang perlu Anda perhatikan adalah, usahakan pilih sayuran hijau kualitas bagus.

Saat ingin disimpan, jangan cuci sayuran, bungkus sayuran dengan kertas. Jangan

cuci sayuran sebelum dipakai agar ketahanannya lebih lama.

Untuk sayuran yang telah dipotong atau dicuci, jangan sampai lupa untuk

meniriskannya. Setelah kering simpan dalam kotak atau wadah plastik dan tutup

rapat.

Bahan bumbu, seperti cabai, bawang dan bumbu dapur lainnya simpan dengan

dibungkus dengan kertas. Cara ini akan lebih tahan lama bahkan bisa bertahan

sampai berminggu-minggu dibanding disimpan dalam kantong plastik. Anda bisa

juga menyimpannya dalam freezer.

Untuk sayuran lain seperti kecambah, buncis, tauge bisa disimpan dengan

dibungkus kertas juga. Cara penyimpanan ini bisa bertahan sampai dua hari. Jika

disimpan di dalam plastik hanya bisa bertahan sampai satu hari saja.

13

Page 14: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Yang harus diingat adalah, usahakan sayuran tetap kering selama proses

penyimpanan. Karena kalau basah sayuran akan cepat busuk. Dan kertas membantu

sayuran tetap kering.

D. Penyimpanan Sayuran pada Suhu Rendah

Komoditi pertanian seperti sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan produk

yang mudah mengalami pembusukan. Hal ini disebabkan mikroba dan kondisi diluar

terutama dalam masa pemanenan hingga penyimpanan. Menggunakan suhu rendah dalam

penyimpanan sayuran dan buah adalah salah satu cara yang cukup efektif mengurangi

laju kerusakan/pembusukan pada sayuran maupun buah-buahan tersebut. Pengkondisan

suhu rendah pada setiap hasil panen tersebut tidaklah sama.Misalnya untuk buah tomat

yang sudah matang memerlukan suhu rendah 4,4 derajat celcius dengan kelembaban

relatif 85 – 90% memiliki daya simpan hingga 7 – 10 hari dibandingkan dengan kondisi

normal yang hanya 1 – 5 hari saja sudah mulai rusak.

`Oleh sebab itu diperlukan mengetahui dengan baik perlakuan yang paling

maksimal untuk setiap buah dan sayuran.  Adapun cara penyimpanan yang baik adalah :

pertama sayuran maupun buah-buahan agar tidak ditumpuk begitu banyak dalam wadah

penyimpanan. Hal ini agar pendinginan lebih baik dan merata untuk setiap bahan yang

disimpan, kedua jangan mencampurkan dua bahan yang berbeda dalam satu wadah.

Untuk setiap jenis berikan wadah tersendiri. Hal ini untuk mengurangi efek terjadinya

percampuran bau maupun rasa anata satu bahan dengan bahan yang lain.

14

Page 15: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

Ketiga Usahakan untuk satu lemari penyimpanan agar bahan sayur atau buah tidak terlalu

banyak. Karena hal ini dapat meyebabkan keadaan di dalam lemari pendingin tidak

memberikan suhu yang diinginkan sebelumnya. Biasakan memisahkan buah-sayuran

yang siap dimakan dan yang harus diolah lebih dahulu.

Akan lebih baik lagi memiliki lebih dari satu lemari pendingin. Agar hasil yang

diharapkan dari pendinginan tersebut lebih maksimal. Karena dalam proses pendinginan

lemari pendingin tidak boleh dibuka terlalu sering. Untuk konsumsi rumah tangga

pemisahan bahan ditentukan berdasarkan kebutuhan sehari-hari dan yang untuk disimpan

demi kebutuhn 3 – 5 hari kedepan.

15

Page 16: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

1. Buah dan sayuran merupakan komoditi pertanian yang sangat mudah mengalami

kerusakan (perishable commodities), setelah proses panen dilakukan

2. Suhu penyimpanan tiap jenis buah-buahan dan sayuran berbeda-beda, tetapi pada

umumnya suhu penyimpanan optimum adalah pada suhu rendah/suhu dingin.

3. Bahan bumbu, seperti cabai, bawang dan bumbu dapur lainnya simpan dengan

dibungkus dengan kertas. Cara ini akan lebih tahan lama bahkan bisa bertahan sampai

berminggu-minggu dibanding disimpan dalam kantong plastik. Anda bisa juga

menyimpannya dalam freezer.

16

Page 17: IPL Makalah Buah Dan Sayuran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Penyimpanan Sayur segar, http://www.warintek.ristek.go.id /pangan_kesehatan/pangan/ipb/Pengawetan%20buah%20segar.pdf [20 Maret 2011]

Anonim. 2011. Karbit. http://id.wikipedia.org/wiki/Karbit [20 Maret 2011[]

Ayimada. 2008. Penyimpanan Sayur. http://ayimada006084.files.wordpress.com /2008/11/pemasakan-buah3.doc [21 Maret 2011]

Destian R. 2010. Pemantangan pada Sayur. http://redydestian .wordpress.com/2010/08/11/pematangan-pada-buah-buahan/ [17 Maret 2011]

Fantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Kamarani. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kusumo S. 1990. Zat Pengatur Tumbuhan Tanaman. Jakarta : Yasaguna.

Tranggono. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

17