makalah bp

4
PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT Belajar adalah proses yang berlangsung terus menerus dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini berdasar pada asumsi bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalh atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam rangka mengatasi masalah dan upaya untuk mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan . setelah berhasil melalui suatu rintangan, manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan dihadapkan pada rintangan baru pula. Seseorang dikatakan berhsil atau sukses hanya jika ia dapat mengatasi segala masalah dan rintangan yang dihadapinya dan dikatakan manusia gagal jika tidak dapat melewati rintangan. Atas dasar itulah sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar (learn how to learn). Prinsip belajar sepanjang hayat seperti yang telah dikemukakan di atas, sejalan dengan 4 pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan Unesco (geremeck, 1986), yaitu belajar untuk mengetahui (learn to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar menjadi (learning to be) dan belajar dengan bekerjasama (learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik. learn to know mengandung makna bahwa belajar tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar. Dalam proses belajar, peserta didik bukan hanya menyadari apa yang harus dipelajari tetapi juga diharapkan menyadari bagaimana cara mempelajari apa yang seharusnya dipelajari. Kesadaran tersebut, memungkinkan proses belajar tidak terbatas di sekolah saja akan tetapi, memungkinkan peserta didik belajar secara berkesinambungan. Apabila hal ini di miliki peserta didik maka masyarakat belajar sebagai salah satu tuntutan global saat ini akan dapat terbentu. Oleh sebab itu belajar untuk mengetahui juga dapat bermakna belajar berpikir karena setiap individu akan terus

Upload: nova-fitriani-wahdah

Post on 28-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bp

PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

Belajar adalah proses yang berlangsung terus menerus dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini berdasar pada asumsi bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalh atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam rangka mengatasi masalah dan upaya untuk mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan . setelah berhasil melalui suatu rintangan, manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan dihadapkan pada rintangan baru pula. Seseorang dikatakan berhsil atau sukses hanya jika ia dapat mengatasi segala masalah dan rintangan yang dihadapinya dan dikatakan manusia gagal jika tidak dapat melewati rintangan. Atas dasar itulah sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar (learn how to learn).

Prinsip belajar sepanjang hayat seperti yang telah dikemukakan di atas, sejalan dengan 4 pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan Unesco (geremeck, 1986), yaitu belajar untuk mengetahui (learn to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar menjadi (learning to be) dan belajar dengan bekerjasama (learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik.

learn to know mengandung makna bahwa belajar tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar. Dalam proses belajar, peserta didik bukan hanya menyadari apa yang harus dipelajari tetapi juga diharapkan menyadari bagaimana cara mempelajari apa yang seharusnya dipelajari. Kesadaran tersebut, memungkinkan proses belajar tidak terbatas di sekolah saja akan tetapi, memungkinkan peserta didik belajar secara berkesinambungan. Apabila hal ini di miliki peserta didik maka masyarakat belajar sebagai salah satu tuntutan global saat ini akan dapat terbentu. Oleh sebab itu belajar untuk mengetahui juga dapat bermakna belajar berpikir karena setiap individu akan terus beajar sehingga dalam dirinya akan tumbuh kemauan dan kemampuan untuk berpikir.

Learning to do mengandung makna bahwa belajar bukanlah sekedar mendengar dan melihat untuk mengakumulasi pengetahuan, akan tetapi belajar dengan dan untuk melakukan suatu aktivitas dengan tujuan akhir untuk menguasai kompetensi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Learning to do juga berarti proses pembelajaran berorientasi pada pengalaman langsung (learning by experience).

Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah proses untuk membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Oleh karena itu, pendidik harus berusaha memfasilitasi peserta didik agar belajar mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Dalam pengertian ini tekandung makna bahwa kesadaran diri sebagai Tuhan Yang Maha Esa

Page 2: Makalah Bp

yakni mahluk hidup yang memiliki tanggung jawab sebagai khalifah serta menyadari akan segala kekurangan dan kelemahannya.

Learning to live together, adalah belajar untuk bekerjasama melalui proses bekerjasama. Hal ini sangat diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global dimana manusia baik secara individual maupun secara kelompok tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mengasingkan diri dari masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini termasuk juga pembentukan masyarakat demokratis yang memahami dan menyadari akan adanya perbedaan pandangan antar individu.

Prinsip pembelajaran terkait dengan pilar-pilar pendidikan sebagaimana di uraikan di atas, pada dasarnya merupakan implementasi dari teori belajar konstruktivisme. Dalam hal ini (horsley, 1990) menyatakan bahwa paham konstruktivisme meliputi 4 tahap : (1) tahap persepsi (mengungkap konsepsi awal dan membangkaitkan motivasi belajar peserta didik), (2) tahap eksplorasi, (3) tahap diskusi dan penjelasan konsep (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Sejalan denganpandangan tersebut tobin dan timon(dalam Lalik, 1997) mengatakan bahwa pembelajaran dengan teori belajar konstruktivisme meliputi 4 kegiatan : (1) berkaitan denagn pengethuan awal peserta didik, (2) mengandung kegiatan pengalaman nyata, (3) terjadi interaksi social (4) terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan.

Petunjuk tentang proses pembelajaran dengan teori belajar konstruktivisme juga dikemukakan oleh dahar (1989), yaitu : siapkan benda-benda nyata untuk digunakan peserta didik, (2) pilihlah pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) perkenalkan kegistan yang layak dan menarik serta beri kebebasan peserta didik untuk menolak saran guru, (4) tekan kan penciptaan pertanyaan sdan masalah serta pemecahannya, (5) anjurkan para pserta didik untuk saling berinteraksi, (6) hindari istilah teknis dan tekankan proses berpikir, (7) amjukrkan mereka berpikir dengan cara sindiri dan (8) perkenalakan kembali materi dan kegiatan yang sama setelah beberapa tahun lamanya.

Uraian-uraian di atas dapat member pandangan kepada guru agar dalam menerapkan prinsip belajar konstruktivisme, gurur benar-benar memperhatikan kondisi lingkungan belajar peserta didik. Di samping itu pengertian tentang kesiapan peserta didik untuk belajar, juga tidak boleh diabaikan. Dengan kata lain factor lingkungan sebagai suatu sarana interaksi bagi peserta didik, bukanlah satu-satunya hal yang perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh bagi guru.

Yager (1991) mengemukakan pentahapan yang lebih lengkap dalam pembelajaran dengan teori konstruktivisme. Dalam tahap pertama, peserta didiki didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan di bahas. Bila perlu guru memancing dengan pertanyaan tentang fenomena yang sering dijumpai oleh peserta didik dan mengaitkannya

Page 3: Makalah Bp

dengan konsep baru yang akakn dibahas. Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pegalamannya tentang konsp tersebut. Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukian konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan pada tahsp ini akan tepenuhi rasa kengintahuan peserta didik tenteng fenomena dalam lingkungannya. Tahap ketiga, peserta didik memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi peserta didik, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya peserta didik membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Tahap keempat, guru harus berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya.