makalah batubara (amdal)

28
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis “SUMBER ENERGI : BATUBARA (COAL)” Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan, asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada, Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara- saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun spiritual. Dosen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan saran. Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif mengatasi kemacetan yang terjadi di Indonesia.

Upload: irafalkiya

Post on 20-Oct-2015

383 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah batubara (amdal)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis “SUMBER ENERGI :

BATUBARA (COAL)”

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan,

asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada,

Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah

memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun

spiritual.

Dosen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selaku pembimbing yang

telah banyak memberi pengarahan dan saran.

Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

penelitian ini.

Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan

penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif mengatasi kemacetan

yang terjadi di Indonesia.

Malang, 10 Oktober 2012

Penyusun

Page 2: makalah batubara (amdal)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng kerak

bumi, yakni  lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan lempeng

Samudra Pasifik melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki kekayaan  potensi

pertambangan yang telah diakui di dunia terutama pertambangan batubara. Namun, potensi

yang sangat tinggi ini masih belum tergali secara  optimal. Disamping itu, tingkat  investasi

di sektor ini relatif rendah dan menunjukkan kecenderungan menurun akibat terhentinya 

kegiatan eksplorasi di berbagai kegiatan pertambangan. Menurut studi yang dilakukan

Fraser Institute  dalam Annual Survey of Mining Companies (December 2002), iklim

investasi sektor pertambangan di  Indonesia tidak cukup menggairahkan. Banyak  kalangan

menghawatirkan bahwa dengan kondisi  seperti ini maka masa depan industri ekstraktif

khususnya pertambangan di Indonesia akan segera  berakhir dalam waktu 5 sampai 10

tahun jika tidak dijaga dan dilestarikan.

Sejak krisis minyak pada tahun 1970-an perubahan dari minyak menjadi batubara

sebagai alternatif pemakaian bahan bakar telah berkembang dengan cepat dalam industri –

industri yang mengkonsumsi energi relatif tinggi. Batubara dianggap sebagai bahan bakar

termurah di dunia. Namun, batubara juga merupakan bahan bakar terkotor dan yang paling

menyebabkan polusi. Walau demikian, banyak negara tetap menambangnya dan

membangun pembangkit listrik dari hasil membakar batubara.

Batubara yang semakin lama persediaannya semakin menipis karena digunakan

terus menerus, ditambah lagi dengan adanya para penambang liar mulai marak di daerah-

daerah yang mempunyai potensi untuk dijadikan lahan penambangan secara berlebihan.

Tanpa disadari penambangan tersebut dapat merusak lingkungan guna memenuhi

kebutuhan manusia dalam segala bidang.

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pemanfaatan batubara?

Bagaimana dampak dari penambangan dan penggunaan batubara terhadap

lingkungan, udara, air, tanah dan manusia?

Bagaimanakah keuntungan dan kerugian dari batubara?

Page 3: makalah batubara (amdal)

Jika terdapat kerugian, bagaimana cara meminimalisir kerugian tersebut? adakah

bahan bakar altenatif pengganti batu bara?

I.3 Tujuan

Menjelaskan pemanfaatan batubara

Menjelaskan dampak - dampak yang dihasilkan dari penambangan dan penggunaan

batubara terhadap lingkungan, udara, air, tanah maupun manusia.

Mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari batubara.

Mengetahui bagaimana cara meminimalisir kerugian batu bara

Page 4: makalah batubara (amdal)

BAB II

PEMBAHASAN

Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah

sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya

terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang

memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai

bentuk.

2.1 Batubara Sebagai Energi

Istilah batubara merupakan hasil terjemahan dari “coal”. Disebut batubara mungkin

karena dapat terbakar seperti halnya arang kayu. Batubara adalah batuan sedimen yang

secara kimia dan fisika adalah heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen

dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat

lain, yaitu senyawa organik pembentuk “ash” tersebar sebagai partikel zat mineral dan

terpisah-pisah di seluruh senyawa batubara. Beberapa jenis batu meleleh dan menjadi

plastis apabila dipanaskan, tetapi meninggalkan residu yang disebut kokas. Batubara dapat

dibakar untuk membangkitkan uap atau dikarbonisasikan untuk membuat bahan bakar cair

atau dihidrogenisasikan untuk membuat metan. Gas sintetis atau bahan bakar berupa gas

dapat diproduksi sebagai produk utama dengan jalan gasifikasi sempurna dari batubara

dengan oksigen dan uap atau udara dan uap. (Muchjidin (2005)).

Dari defenisi yang lengkap ini salah satunya adalah selain batubara dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit uap di PLTU, industri semen, beberapa

jenis batubara juga dapat diubah menjadi bahan bakar minyak melalui cara pencairan

batubara atau tersebut liquifaksi (coal liquiefaction).

Pemakaian batubara sebagai energi telah dilakukan pada abad 19 yaitu untuk

menggerakkan lokomotif dan mesin uap. Perkembangan selanjutnya tahun 1949 di

Pengaron sebuah dusun di sepanjang Sungai Mahakam (Kaliman Timur) oleh perusahaan

Belanda “Oost Borneo Ma’atsc Happij” dioperasikan tambang batubara.

Page 5: makalah batubara (amdal)

2.2 Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan

waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus,

lignit dan gambut.

Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)

metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang

dari 8%.

Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari

beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.

Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya

menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.

Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung

air 35-75% dari beratnya.

Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling

rendah.

2.3 Pembentukan Batubara

Pembentukan batubara terjadi dalam beberapa fase geologi yang berbeda-beda, yaitu:

Proses sedimentasi, kompaksi, maupun transportasi yang dialami oleh material dasar

pembentuk sedimen sehingga menjadi batuan sedimen berjalan selama jutaan tahun.

Ketiga konsep tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan batubara yang

mencakup beberpa proses, yaitu :

1. Pembusukan, yakni proses dimana tumbuhan mengalami tahap pembusukan

(decay) akibat adanya aktifitas dari bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam

suasana tanpa oksigen dan menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan

seperti selulosa, protoplasma, dan pati.

2. Pengendapan, yakni proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi

dan mengendap membentuk lapisan gambut. Proses ini biasanya terjadi pada

lingkungan berair, misalnya rawa-rawa.

3. Dekomposisi, yaitu proses dimana lapisan gambut tersebut di atas akan mengalami

perubahan berdasarkan proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H20) clan

Page 6: makalah batubara (amdal)

sebagian akan menghilang dalam bentuk karbondioksida (C02), karbonmonoksida

(CO), clan metana (CH4).

4. Geotektonik, dimana lapisan gambut yang ada akan terkompaksi oleh gaya tektonik

dan kemudian pada fase selanjutnya akan mengalami perlipatan dan patahan. Selain

itu gaya tektonik aktif dapat menimbulkan adanya intrusi/terobosan magma, yang

akan mengubah batubara low grade menjadi high grade. Dengan adanya tektonik

setting tertentu, maka zona batubara yang terbentuk dapat berubah dari lingkungan

berair ke lingkungan darat.

5. Erosi, dimana lapisan batubara yang telah mengalami gaya tektonik berupa

pengangkatan kemudian di erosi sehingga permukaan batubara yang ada menjadi

terkupas pada permukaannnya. Perlapisan batubara inilah yang dieksploitasi pada

saat ini.

2.4 Penyebaran Batubara

Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat erat

hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur tersier yang terdapat

secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di Indonesia dapat

dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya.

Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara yang terbentuk pada cekungan

intramontain terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara, Sulawesi Selatan, dan

sebagainya.

Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada cekungan

forelandterdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan.

Ketiga, batubara delta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan Timur

(Anggayana 1999).

Menurut Amri (2000) formasi batubara tersebar di wilayah seluas 298 juta ha di

Indonesia, meliputi 40 cekungan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa.

Dari jumlah cekungan tersebut baru 13 cekungan dengan luas sekitar 74 juta ha (sekitar

25%) yang sudah diselidiki. Sementara cekungan yang telah dilakukan penyelidikan

terbatas sampai pada tahap penyelidikan umum, eksplorasi  maupun eksploitasi baru 3%

atau seluas 2,22 juta ha.

Oleh karena itu perlu ditingkatkan penyelidikan tentang keberadaan batubara

tersebut. Salah satu metoda gofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan

Page 7: makalah batubara (amdal)

keberadaan batubara adalah metoda geolistrik tahanan jenis. Metoda ini merupakan salah

satu metoda geofisika yang dapat memberikan gambaran susunan dan kedalaman lapisan

batuan, dengan mengukur sifat kelistrikan batuan (Priyanto 1989 dalam Kalmiawan et al,

2000).

Selanjutnya Loke (1999a) mengungkapkan bahwa survey geolistrik metoda

resistivitas mapping dan sounding menghasilkan informasi perubahan variasi harga

resistivitas baik arah lateral maupun arah vertikal. Dalam penelitian ini dilakukan

pemodelan berskala laboratorium untuk mengukur tahanan jenis beberapa sampel batubara

dari Tambang Air Laya dengan peringkat yang berbeda (Heriawan 2000).

2.5 Pemanfaatan Batubara

Dewasa ini penggunaan batubara di dalam negeri adalah sebagai sumber energi panas

dan bahan bakar, terutama dalam pembangkit tenaga listrik dan industri semen serta dalam

jumlah yang terbatas pada industri kecil, seperti pembakaran batu gamping, genteng ,

sebagai reduktor dan industri pelabuhan timah dan nikel. Selain itu batubara Indonesia

digunakan untuk ekspor ke berbagai negara antara lain Afrika, Eropa , Amerika dan Asia

(Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea) dan lain-lain. Pemakaian batubara terbesar sesuai

urutannya adalah PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara, disusul oleh industri

semen yang secara keseluruhan telah beralih ke batubara, kemudian industri kimia, kertas,

metalurgi, briket batubara dan penggunaan industri kecil lainya. Penggunaan batubara

untuk PLTU pada tahun 1999 sebesar 26,9 juta ton, tahun 2004 sebesar 61,5 juta ton dan

sampai tahun 2008 perkiraan pemakaian batubara mencapai 71,8 juta ton. Sedangkan

produksi batubara Indonesia sampai tahun 2006 sebesar 160,4 juta ton, ekspor 120,8 juta

ton dan pemakaian dalam negeri 35,95 juta ton dengan total produksi 156,75 juta ton.

2.6 Dampak dari penambangan dan penggunaan batubara terhadap lingkungan,

udara, air, tanah dan manusia

2.6.1 Dampak Penggunaan Batubara Terhadap Udara dan Manusia

Batubara bisa saja tampak sebagai bahan bakar yang paling praktis karena

ketersediannya yang sangat besar. Namun pembakaran batubara menyebabkan

dampak yang sangat buruk pada kesehatan masyarakat yang hidup dekat tambang dan

proyek pembangkit listrik.

Page 8: makalah batubara (amdal)

Gas campuran-terutama hidrogen, metana, dan karbon monoksida terbentuk dari

penyulingan destruktif (yaitu, pemanas di tanpa udara) dari batubara bitumen dan

digunakan sebagai bahan bakar. Kadang-kadang uap ditambahkan untuk bereaksi dengan

kokas panas, sehingga meningkatkan hasil gas. Batubara tar dan kokas diperoleh sebagai

produk sampingan.

Batubara mayoritas tersusun dari karbon (C), dan komponen kecil lainnya seperti

belerang (S),oksigen (O) dan hidrogen (H). Reaksi antara batubara dan udara akan menghasilkan

karbondioksida (merupakan komponen utama gas rumah kaca) dan air pada kondisi pembakaransempurna,

bersama dengan belerang, terutama belerang dioksida SO2 dan berbagai macam nitrogen oksida

lainnya (NOx). Karena hidrogen dan nitrogen merupakan komponen penyusun udara,

hidrida dan nitrida dari karbon dan belerang juga diproduksi selama pembakaran batubara.

Ini juga termasuk hidrogen sianida (HCN), belerang nitrat (SNO3) and berbagai senyawa

beracun lainnya.

Lebih jauh lagi, hujan asam dapat terjadi ketika belerang dioksida yang diproduksi

dari pembakaran batubara, bereaksi dengan oksigen membentuk belerang trioksida (SO3).

Senyawa ini kemudian bereaksi dengan molekul air (H2O) di atmosfer menjadi asam sulfat

(H2SO4). Asam sulfat dikembalikan lagi ke tanah dalam bentuk hujan asam. Bentuk lain

dari hujan asam jugaterjadi akibat emisi karbon dioksida dari pembakaran batubara adalah

asam karbonat (H2CO3). Ketika di atmosfer, molekul karbon dioksida bereaksi dengan

molekul air untuk menghasilkanasam karbonat. Senyawa ini jatuh kembali ke tanah

sebagai senyawa yang korosif.

Salah satu permasalahan lain dari pembakaran batubara adalah sulitnya dicapai

pembakaran sempurna. Pada pembakaran sempurna dapat diproduksi gas karbon

monoksida (CO) yangsangat membahayakan kesehatan. Senyawa ini memiliki afinitas

penyerapan dipara-paru lebih tinggi dibandingkan oksigen (O2) sehingga mengganggu

pernafasan. Keracunan karbonmonoksida diindikasikan oleh sakit kepala, vertigo, flu, dan

pada tingkat yang lebih tinggi dapat meracuni sistem saraf pusat dan hati, bahkan

menyebabkan kematian. Karbon monoksida juga sangat membahayakan janin jika dihirup

oleh ibu hamil. Pada tingkat rendah sampai kronis bias menyebabkan depresi, pusing dan

kehilangan ingatan. Karbon monoksida mengakibatkan dampak lebih lanjut ketika

berikatan dengan hemoglobin dalam darah dalam bentuk karbohemoglobin (HbCO).

Senyawa ini mencegah pengikatan oksigen ke dalam darah, sehingga mengurangi kapasitas

transport oksigen darah, yang selanjutnya menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen)

Page 9: makalah batubara (amdal)

yang mengganggu proses pencernaan dan penyerapan makanan di dalamtubuh.

Karbohemoglobin bisa dihilangkan dari hemoglobin, namun memerlukan proses yang

psulit dan lama karena komplek-HbCO cukup stabil.

2.6.2 Dampak Penggunaan Batubara Terhadap Lingkungan dan Tanah

Penambangan batubara berdampak negatif bagi lingkungan. Sepanjang proses

penambangan, batubara meninggalkan jejak kerusakan tak dapat diperbaiki pada

lingkungan. Pada pola operasi yang paling merusak, pertambangan batubara merubah

puncak gunung menjadi lubang raksasa dengan cara meledakkannya. Ini adalah cara

termurah yang dipraktekkan oleh banyak perusahaan pertambangan batubara di Indonesia.

Peledakkan puncak gunung ini bertujuan untuk mencapai lapisan tipis batubara yang

terkubur dibawahnya. Praktek ini mengubah banyak puncak-puncak gunung menjadi

danau-danau raksasa yang penuh dengan zat beracun dan sangat berbahaya bagi manusia.

Di Indonesia, penambangan batubara juga bertanggung jawab pada terjadi

pembukaan hutan. Hampir seluruh perusahaan pertambangan batubara besar di Indonesia,

beroperasi dengan metode pertambangan terbuka (open pit mining). Dengan

metode penambangan terbuka, tak pelak lagi pertambangan batubara menjadi salah satu

penyebab utama meluasnya deforestasi di negeri ini. Deforestasi ini menyebabkan

terjadinya bencana banjir.

Kerusakan yang diakibatkan oleh batubara tidak berhenti saat pembakarannya. Di

akhir rantai ini ada pertambangan yang ditinggalkan, limbah pembakaran batubara,

masyarakat yang dirugikan dan hamparan alam yang rusak. Bekas lubang galian batubara

yang telah dikeruk habis berubah menjadi Drainase Tambang Asam (Acid Mine Drainage)

yang sering berbentuk danau dan kolam raksasa. Lubang galian yang ditinggalkan juga

menyebabkan penurunan tanah, kerusakan pada struktur rumah, gedung, prasarana seperti

jalan dan jembatan. Usaha-usaha untuk memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan setelah

tambang ditutup tidak ada yang mencukupi. Bahkan jika lubang tambang “direklamasi”

kembali tidak akan sepenuhnya pulih; masyarakat yang teracuniakan tetap terkontaminasi.

2.6.3 Dampak Penggunaan Batubara Terhadap Air dan Manusia

Pembakaran batubara, seperti bahan bakar fosil lainnya, terjadi akibat reaksi

eksotermik antara komponen batubara dan oksigen yang terdapat di udara. Batubara

mayoritas tersusun dari karbon (C), dan komponen kecil lainnya seperti belerang (S),

oksigen (O) dan hidrogen (H). Reaksi antara batubara dan udara akan menghasilkan

Page 10: makalah batubara (amdal)

karbon dioksida (merupakan komponen utama gas rumah kaca) dan air pada kondisi

pembakaran sempurna, bersama dengan belerang, terutama belerang dioksida SO2 dan

berbagai macam nitrogen oksida lainnya (NOx). Karena hidrogen dan nitrogen merupakan

komponen penyusun udara, hidrida dan nitrida dari karbon dan belerang juga diproduksi

selama pembakaran batubara. Ini juga termasuk hidrogen sianida (HCN), belerang nitrat

(SNO3) and berbagai senyawa beracun lainnya.

Lebih jauh lagi, hujan asam dapat terjadi ketika belerang dioksida yang diproduksi

dari pembakaran batubara, bereaksi dengan oksigen membentuk belerang trioksida (SO3).

Senyawa ini kemudian bereaksi dengan molekul air (H2O) di atmosfer menjadi asam sulfat

(H2SO4). Asam sulfat dikembalikan lagi ke tanah dalam bentuk hujan asam. Bentuk lain

dari hujan asam juga terjadi akibat emisi karbon dioksida dari pembakaran batubara adalah

asam karbonat (H2CO3). Ketika di atmosfer, molekul karbon dioksida bereaksi dengan

molekul air untuk menghasilkan asam karbonat. Senyawa ini jatuh kembali ke tanah

sebagai senyawa yang korosif.

Batubara dan produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa

pembakaran, mengandung berbagai logam berat; seperti arsenik, timbal, merkuri, nikel,

vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga, molibdenum, seng, selenium,

dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan. Batubara juga

mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop radioaktif yang

terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif.

Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah, namun akan

memberi dampak signifikan jika dibung ke lingkungan dalam jumlah yang besar.  Emisi

merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena terus menerus berpindah melalui rantai

makann dan dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan

membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang

terkontaminasi merkuri.

2.7 Keuntungan dan Kerugian Batubara

Banyak kontroversi dalam penambangan dan penggunaan batubara terkait dengan

dampak-dampak yang terjadi pada lingkungan, udara, tanah dan manusia. Tetapi selain

dampak-dampak tersebut, batubara juga mempunyai keuntungan-keuntungan.

Page 11: makalah batubara (amdal)

2.7.1 Keuntungan Batubara

Dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, batubara mempunyai beberapa keunggulan, di

antaranya:

1. Batubara yang siap diekploitasi secara ekonomis terdapat dalam jumlah banyak.

Saat ini, konsumsi energi dunia, terutama dari bahan bakar fosil (minyak bumi,

gas alam, dan batubara), meningkat secara besar-besaran dan tak terhindarkan.

Teknologi pemanfaatan dan eksplorasi bahan bakar fosil yang sudah mapan

menyebabkan energi dapat dihasilkan dengan proses yang terjamin dengan

harga yang relatif murah. Hal inilah yang menyebabkan bahan bakar fosil

banyak disukai. Bahan bakar fosil tetap dipercaya sebagai sumber energi dunia

setidaknya untuk 50 tahun ke depan. Untuk itu, peningkatan efisiensi utilisasi

bahan bakar fosil harus terus dilakukan dengan terus memperhatikan faktor

lingkungan.

2. Batubara terdistribusi secara merata di seluruh dunia.

Negara- Negara penghasil batu bara anatara lain Indonesia, Australia, amerika

serikat, kanada, amerika latin, afrika selatan, dan india. Namun batu bara hasil

Indonesia memiliki keunggulan dari pada Negara lainnya yaitu yaitu kandungan

belerang dari batu bara dibawah 1%.

3. Jumlah yang melimpah membuat batubara menjadi bahan bakar fosil yang paling

lama dapat menyokong kebutuhan energi dunia.

Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaanya

melimpah di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Geologi,

Kementerian ESDM tahun 2009, total sumber daya batubara yang dimiliki

Indonesia mencapai 104.940 Milyar Ton dengan total cadangan sebesar 21.13

Milyar Ton. Dewasa ini pemanfaatan sumber energi batubara juga semakin

meningkat seiring menurunnya produksi minyak bumi. Pemanfaatan terbesar

batubara saat ini adalah sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Dari total

konsumsi domestik sebesar 56 Juta ton/tahun, dialokasikan untuk kebutuhan

pembangkit listrik adalah sebanyak 21 Juta ton/tahun.

2.7.2 Kerugian Batubara

Page 12: makalah batubara (amdal)

batubara juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Identik sebagai bahan bakar yang kotor dan tidak ramah lingkungan karena

komposisinya yang terdiri dari C, H, O, N, S, dan abu.

2. Kandungan C per mol batubara jauh lebih besar dibandingkan bahan bakar fosil

lainnya sehingga pengeluaran CO2 dari batubara jauh lebih banyak. Selain itu,

kandungan S dan N batubara bisa terlepas sebagai SOx dan NOx dan menyebabkan

terjadinya hujan asam.

3. Penambangan batu bara juga brdampang pada lingkungan, misalnya deforestasi

yang mengakibatkan sering terjadinya banjir seperti yang telah dijelaskan pada

subbab sebelumnya (dampak yang dihasilkan batu bara).

2.8 Cara meminimalisir dampak buruk batu bara.

Dari subbab sebelumnya telah dijelaskan bahwa bahan bakar batu bara meiliki

dampak yang cukup burk baik itu dampaknya terhadap alam maupun terhadap manusia.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode baru dalam pemanfaatan batubara agar dapat

meredam isu-isu lingkungan yang mungkin terjadi.

Salah satu metode yang dapat menjadi alternatif ialah pembakaran batubara

menggunakan campuran O2/CO2. Keunggulan utama dari metode ini yaitu adanya daur

ulang aliran gas keluaran sehingga kandungan CO2 pada aliran tersebut sangat tinggi,

mencapai 95%. Dengan kandungan CO2 yang tinggi, proses pemisahan karbondioksida

menjadi lebih mudah dan ekonomis dibandingkan pada pembakaran batubara konvensional

(menggunakan udara) yang hanya menghasilkan CO2 sekitar 13% pada gas keluaran. Gas

keluaran dengan kandungan CO2 sampai 95% bahkan dapat langsung digunakan untuk

proses oil enhanced recovery (EOR) [2]. Hasil penelitian Liu (2005) menunjukkan bahwa

pembakaran batubara menggunakan media O2/CO2 menghasilkan efisiensi pembakaran

karbon yang lebih tinggi dibandingkan pembakaran batubara konvensional. Hal itu

dibuktikan dari kandungan karbon baik pada fly ash maupun bottom ash yang jauh lebih

sedikit.

Pembakaran batubara menggunakan campuran O2/CO2 ditampilkan pada gambar di

bawah ini.

Page 13: makalah batubara (amdal)

Gambar 1. Diagram alir proses pembakaran batubara dengan menggunakan campuran gas O2/CO2

Selain itu juga terdapat cara lain untuk mengurangi polusi batu

bara yang berdampak buruk bagi lingkungan yaitu teknologi batu bara bersih

(clean coal technology) yang diyakini mampu mengurangi dampak buruk terhadap

lingkungan telah dikembangkan. Clean coal technology adalah teknologi pemanfaatan

batubara untuk mengurangi polusi dari batubara. Secara umum clean coal technology

terdiri dari empat kategori, yaitu :

1. Pencucian batubara (coal washing)

Pencucian batubara bertujuan untuk mengurangi pengotor pada batubara seperti sulfur,

abu dan mineral-mineral bawaan.

2. Pengontrolan polutan pada pembangkit listrik

Polutan yang berupa partikel dapat dikurangi dengan menggunakan

Electrostatic Precipitators (ESPs) dan fabric filters. ESPs adalah teknologi

yang paling banyak digunakan. Pada corong asap dipasang piringan yang

menangkap partikel buangan hasil pembakaran batubara. Partikel-partikel

tersebut kemudian ditarik menggunakan tenaga eletrik.

Gas NOx dapat dikurangi dengan Low-NOx Burners (LNB). Alat ini digunakan

untuk mengurangi pembentukan NOx dengan cara mengatur temperatur nyala

Page 14: makalah batubara (amdal)

api dan kondisi kimia pada tempat pembakaran batubara. Teknologi yang

digunakan selain LNB yaitu Selective Catalytic or Non-Catalytic Reduction

(SCR/SNCR). Namun teknologi ini lebih mahal dan jarang digunakan.

Gas SO2 dapat dikurangi dengan Flue Gas Desulpurisation (FGD). FGD basah

sering digunakan untuk menyerap SO2 menggunakan bahan kimia yang

menyerap sulphur (sorbent).

3. Peningkatan efisiensi pembakaran

Upercritical Pulverised Coal Combustion (PCC) :

Teknologi ini menggunakan tekanan dan suhu yang tinggi. PCC dapat

meningkatkan efisiensi panasa yang dihasilkan sebesar 35%-45%.

Fluidised Bed Coal Combustion (FBC) :

Teknologi ini menggunakan suhu yang lebih rendah untuk pembakaran

batubara dan dapat mengurangi pembentukan gas NOx dan SOx.

Coal Gasification:

Batubara direaksikan dengan uap air dan udara atau oksigen denga suhu yang

tinggi untuk membentuk synthetic gas (carbon monoxide dan hydrogen).

Synthetic gas dapat dibakar untuk menghasilkan listrik atau diproses lebih

lanjut menjadi bahan bakar seperti diesel oil. Teknologi coal gasification yang

berkembang antara lain :

Integrated Coal Gasification Combined Cycle (IGCC)

Integrated Gasification Fuel Cells (IGFC)

Keunggulan Teknologi Gasifikasi Batubara

Dapat menghemat biaya pemakaian bahan bakar (dibanding solar)

sekitar 70-80%

Pengembalian investasi sangat singkat (pemakaian 16 jam/hari)

sekitar 3-4 bulan.

Mudah dalam pengoperasian dan tidak menimbulkan resiko/bahaya

Tidak berbau dan ramah lingkungan

Beberapa Aplikasi Gas Sintetis Batubara

BOILER :untuk menghasilkan air panas/uap dalam industri

perhotelan, pembangkit listrik, tekstil, kimia,

makanan dll

OVEN :untuk proses pengeringan dalam industri makanan,

Page 15: makalah batubara (amdal)

plastik, kimia dll

FURNACE :untuk proses pembakaran dalam industri keramik,

heat tratment, incinerator

SMELTER :untuk proses pembakaran dalam industri aspal,

timah, pengecoran logam dll

DRYER :untuk proses pengeringan produk2 makanan,

kimia, tambang, dll

KILN :untuk proses pembakaran dalam industri semen dll

GENSET :sebagai penggerak engine untuk memutar

generator

4. Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Page 16: makalah batubara (amdal)

BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan

purba yang mengendap, selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang

berlangsung selama jutaan tahun. Batubara merupakan salah satu sumber energi primer

yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang.Jumalhanya tersebar merata di

beberpa Negara, yaitu Indonesia, Australia, India, amerika serikat, kanada, amerika latin,

dan afrika selatan

Batubara sebagai bahan bakar yang bermanfaat untuk berbagai kebutuhan, ternyata

menimbulkan sisa pembakaran berupa: partikulat, emisi dan logam berat yang melampaui

ambang batas, sehingga sangat berdampak kepada “pencemaran lingkungan”. Baik itu

pencemaran terhadap tanah, air, maupun manusia.

Berangkat dari situasi ini, dilakukanlah berbagai langkah penyelesaian untuk mendapatkan

batu bara dengan kualitas baik namun tsangat mini merusak lingkungan dengan limah yang

dihasilkan. Bebrapa caranya dengan metode pembakaran batu bara dengan campuran gas

O2/CO2 yang dihasilkan batu bara itu sendiri dan melalui metode “Clean Coal

Technology”.

5.2 Saran

Dilihat dari keunggulna batu bara yang sangat mudah dan ekonomis pengolhannya

yaitu Sumber daya batubara cukup melimpah,batubara dapat digunakan langsung dalam

bentuk padat, atau dikonversi menjadi gas (gasifikasi) dan cair (pencairan) dan dari segi

harga batubara kompetitif dibandingkan energi lain, sangatlah benar jika batu bara

merupakan sumber energy yang paling dominan di pergunakan di berbagai belahan dunia.

Namun juga perlu disadari jika lambat laun sumber energy ini akan habis, jiak kita tidak

menggunakan dengan bijak. Walaupun berbagai macam usaha telah dilakukan, namun efek

krisis energi ini masih sangat besar. Ketergantungan kita terhadap energi dari bahan bakar

fosil akan menjadi ancaman bagi kita sendiri. Antara lain, semakin menipisnya sumber-

sumber energy batu bara jika tidak ditemukan sumber energy lainnya yang baru,

meningkatnya polusi (CO2) yang dihasilkan dari penggunaan energi dari bahan bakar fosil

tersebut sehingga akan memicu efek rumah kaca.

Page 17: makalah batubara (amdal)

Sangat diharapakan jika pengguaan energy alternatife yang mudah diperbaharui

dan ramah lingkungan lebih di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,

bioetanol sebagai pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi,

mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan untuk

membangkitkan listrik. Bioetanol sebagai pengganti bensin, dapat diproduksi dari tumbuh-

tumbuhan seperti tebu, singkong, ubi, dan jagung yang dapat dengan mudah dikembangkan

di negara kita. Salah satu keunggulan dari bioetanol ini adalah tingkat polusi yang lebih

rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Jadi diperlukan peran aktif pemerintah

dengan didukung oleh masyarakat untuk bia menrealisasikan penggunaan sumber energy

alternative ini, sehingga tidak berhenti hanya pad ide, gagasan, dan wacana saja.

Page 18: makalah batubara (amdal)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tfl.gov.uk/tickets/14415.aspx

http://asepsetia.multiply.com/journal/item/68/Tube_London

http://www.dephub.go.id/

http://rachmadony.blogspot.com/2011/07/monorail-sebagai-salah-satu-upaya.html

http://id.m.wikipedia.org

http://www.artech.co.id/detail.php?id=5&lang=en

http://endah121.blogspot.com/2010/10/pemanfaatan-batubara-yang-ramah.html

http://majarimagazine.com/2008/06/pembakaran-batubara-dengan-o2co2/

\

Page 19: makalah batubara (amdal)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN SIPIL

TUGAS

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

SEMESTER : LIMA (GANJIL)

DISUSUN OLEH :

Vemmy Kurniawan (105060100111021)I Putu Wawan S. (105060100111023)

Ira Falkiya (105060100111009)

TAHUN AJARAN 2012