tugas makalah briket batubara kelompok 8
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki
riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Penyediaan BBM mulai kritis karena
cadangannya terbatas sedangkan sumber kayu bakar juga kritis karena luas
kawasan hutan (terutama jawa) sudah berkurang dari persyaratan ideal. Jadi
salah satu sumber energi alternatif adalah batubara. Akhir-akhir ini harga bahan
bakar minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga
jual bahan bakar minyak termasuk Minyak Tanah di Indonesia.
Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban
yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat
pesat menjadi lebih dari 49 triliun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih
kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut
maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi
subsidi langsung kepada masyarakat miskin.
Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak
Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat. Briket
batubara merupakan salah satu bahan bakar padat alternatif yang terbuat dari
batubara, bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif pengganti
minyak tanah yang mempunyai kelayakan teknis untuk digunakan sebagai bahan
1
bakar rumah tangga, industri kecil ataupun menengah. Hal yang mendorong
pemanfaatan briket batubara untuk masyarakat dan Industri kecil di Indonesia
antara lain :
- Potensi batubara Indonesia yang sangat besar.
- Batubara Indonesia mudah pecah dan bernilai kalori tinggi.
- Adanya endapan batubara dengan cadangan terbatas (10 juta ton) yang dapat
dimanfaatkan secara skala kecil untuk daerah sekitar.
- Briket Batubara juga mempunyai keuntungan ekonomis karena dapat
diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi, dan
ketersediaan batubara cukup banyak di Indonesia sehingga dapat bersaing
dengan bahan bakar lain.
1.2.Maksud dan Tujuan
Teknologi pembuatan briket batubara dari batubara bubuk bertujuan
untuk mengatasi kesulitan pada pengangkutan batubara bubuk. Briket Batubara
juga mempunyai keuntungan ekonomis karena dapat diproduksi secara
sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi, dan ketersediaan batubara cukup
banyak di Indonesia sehingga dapat bersaing dengan bahan bakar lain.
2
1.3.Batasan Masalah
Dalam makalah ini, tim penyusun hanya membahas menyangkut
mengenai batubara, yaitu : genesa batubara dan briket batubara.
1.4.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
a. Studi Literatur
Merupakan cara analisis dengan mencari data-data yang diperlukan dari
buku-buku referensi ataupun suatu website untuk menambah wawasan teori
yang lebih mendalam dan luas.
b. Metode Bimbingan
Dalam makalah ini memerlukan bimbingan dan pengarahan dari dosen
pembimbing sebagai koreksi terhadap penyusunan makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Genesa Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan.Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis unsur
memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.
Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan
waktu yang lama (ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia ataupun
nkeadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan faktor-faktor yang
akan mempengaruhinya, serta bentuk lapisan batubara. Karena berasal dari
material organik yaitu selulosa,batubara tergolong mineral organik. Reaksi
pembentukan batubara adalah sebagaiberikut:
5¿¿) —>C20 H 22O 4+ 3CH 4 + 8H 2O + 6C H 2+ CO
4
5¿¿) adalah zat pembentuk batubara, dapat berjenis lignit, sub-bituminus,
bituminus, atau antrasit, tergantung dari tingkat pembatubaraan yang dialami.
Konsentrasi unsur C akan semakin tinggi seiring dengan tingkat
pembatubaraan yang semakin berlanjut.Sedangkan gas-gas yang terbentuk yaitu
metan, karbon dioksida serta karbonmonoksida, dan gas-gas lain yang
menyertainya akan masuk dan terperangkap dicelah-celah batuan yang ada di
sekitar lapisan batubara.
Gambar 2.1. Contoh Batubara
2.1.1. Tempat Terbentuknya Batubara
Untuk menjelaskan tempat terbentuknya batubara dikenal 2 macam
teori, yaitu :
a. Teori Insitu
Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan
batubara, terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu
berada. Dengan demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum
mengalami proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan
5
mengalami proses Coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan
cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik
karena kadar abunya relatif kecil. Batubara yang terbentuk seperti ini di
Indonesia didapatkan di lapangan batubara Muara Enim (Sumatera
Selatan).
b. Teori Drift
Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan
batubara terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan
semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah
mati diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup
oleh batuan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara
yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas, tetapi
dijumpai di beberapa tempat, kualitas kurang baik karena banyak
mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses
pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi. Batubara
yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan dilapangan batubara
delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.
6
2.1.2.Komponen-Komponen dalam Batubara
Komponen-komponen yang terdapat dalam batubara, yaitu :
A.Air
Air dalam batubara dibagi menjadi dua bagian yaitu air bebas (free
moisture),air yang terikat secara mekanik dengan batubara dan
mempunyai tekanan uap normaldimana kadarnya dipengaruhi oleh
pengeringan dan pembasahan selamapenambangan, transportasi,
penyimpanan, dan lain-lain. Air lembab (moisture in airdried) yaitu air
yang terikat secara fisika dalam batubara dan mempunyai tekananuap di
bawah normal.
B. Karbon, Hidrogen, dan Oksigen
Karbon, hidrogen, dan oksigen merupakan unsur pertama pembentuk
batubara. Dari ketiga unsur ini dapat memberikan gambaran mengenai
umur, jenis, dan sifat-sifat batubara.
C. Nitrogen
Kandungan nitrogen dalam batubara umumnya tidak lebih dari 2%.
Nitrogen dalam batubara terdapat sebagai senyawa organik yang terikat
pada ikatan karbon.
7
D. Sulfur
Sulfur dalam batubara terdiri dari sulfur besi dan sering disebut pirit
sulfur,sulfur sulfat dalam bentuk kalsium sulfat dan besi sulfat, serta sulfur
organik.
E. Abu
Abu yang terbentuk pada pembakaran batubara berasal dari mineral-
mineralyang terikat kuat pada batubara seperti silika, titan, dan oksida
alkali. Mineral mineral ini tidak menyublim pada pembakaran di bawah
925ºC. Abu yang terbentukini diharapkan akan keluar sebagai sisa
pembakaran batubara tersebut.
F. Kalor
Pada umumnya logam-logam alkali seperti natrium, kalium, dan litium
terikat sebagai garam klorida, sedangkan kadarnya antara 0,3-0,4%.
2.1.3. Jenis Batubara
Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan
terdapat dialam dalam tingkat (grade) yang berbeda mulai dari lignite, sub-
bituminous, bituminous, dan anthrasite.
8
a. Sifat batubara jenis antrasit
Berwarna hitam sangat mengkilat, kompak, nilai kalor sangat tinggi,
kandungankarbon sangat tinggi, dan kandungan sulfur sangat tinggi.
b. Sifat batubara jenis semi antrasit
Berwarna hitam mengkilat, kompak, nilai kalor tinggi, kandungan karbon
tinggi, dan kandungan sulfur tinggi.
c. Sifat batubara jenis bituminus
Berwarna hitam mengkilat, kurang kompak, nilai kalor tinggi, kandungan
karbon relatif tinggi, kandungan air sedikit, kandungan abu sedikit, dan
kandungan sulfur sedikit.
d. Sifat batubara jenis lignit
Berwarna hitam, sangat rapuh, nilai kalor rendah, kandungan karbon
sedikit,kandungan air tinggi, kandungan abu tinggi, dan kandungan sulfur
juga tinggi.
9
Tabel 2.1 Jenis Batubara
2.2.Briket Batubara
2.2.1.Briket Batubara
Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran batubara dengan sedikit campuran seperti
jerami, ampas tebu, dan molases yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani
dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. Briket Batubara
mampu menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak tanah seperti untuk
pengolahan makanan, pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Bahan baku
utama briket batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di
Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun.
10
Penggunaan Nyala (menit) Nilai kalori (kal/gr)
1 Antrasit 5-10 7.222-7.778
2 Semi antrasit 9-10 5.100-7.237
3 Bituminous 10-15 4.444-6.111
4 Sub-bituminus 10-20 4.444-8.333
5 Lignit 15-20 3.056-4.611
Teknologi pembuatan briket tidaklah terlalu rumit dan dapat
dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalamwaktu singkat.
Briket batubara dipilih oleh masyarakat sebagaibahan bakar alternatifkarena
dilihat dari segi keunggulannya. Adapun keunggulan briket batubara adalah:
a. lebih murah;
b. nilai kalor yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama;
c. tidak beresiko meledak/terbakar;
d. tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga;
e. sumber batubara melimpah.
Ada 4 dasar pemikiran mengapa briket perlu mendapat perhatian
yang serius dalam pengembangan diversifikasi energi di Indonesia yaitu :
• Makin menipisnya cadangan minyak bumi;
• Potensi dan kualitas batubaranya cukup tersedia dan dapat menghasilkan
briket yang mempunyai persyaratan;
• Tersedianya teknologi sederhana yang memungkinkan batubara dapat
dibentuk menjadi briket;
• Dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang sangat meningkat
konsumsinya dan berpotensi merusak ekologi hutan.
11
Adapun manfaat briket batubara adalah :
1. Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk
Rumah Tangga dan Industri Kecil.
2. Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam Jangka Panjang.
3. Pengganti BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga.
4. Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di
pabrik briketnya, distributor, industri tungku, dan mesin briket.
5. Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada
daerah-daerah terpencil.
6. Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket
seperti batubara, tanah liat, kapur, serbuk biomas.
7. Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja
Indonesia baik langsung maupun tidak langsung.
8. Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan
terus meningkat setiap tahunnya
Beberapa parameter dalam pembuatan briket batubara antara lain :
1. Ukuran butir batubara.
2. Tekanan mesin pada waktu pembriketan.
3. Kadar air yang bterkandung dalm batubara.
12
Briket batubara memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal
memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak
tanah sebagaipenyalaan awal, briket batubara hanya efisien jika digunakan
untuk jangka waktu diatas 2 jam.
Tabel 2.2.Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket
No Penggunaan Minyak Tanah Briket penghematan
1 Rumah Tangga 3
Ltr/hari
Rp 9000/hari Rp.5400/hari Rp 3600
2 WarungMakan 10
Ltr/hari
Rp.30.000 Rp.18.000 Rp.3600
3 Industri Kecil 25
Ltr/hari
Rp.75.000 Rp.45.000 Rp.3.600
4 Industry Menengah
1000 Ltr/hari
Rp.2.000.000 Rp.1.502.450 Rp.3.600
13
Tabel 2.3.Perbandingan antara Minyak Tanah dan Briket
No Parameter Minyak Tanah Briket
1 Nilai Kalori 9000 kkal/ltr 5.400 kkal/ltr
2 Ekivalen 1 ltr 1,60 kg
3 Biaya Rp.2.800 Rp.1300
2.2.2.Teknik Pembriketan Batubara
a Sifat Briket yang Baik
Sifat briket yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran.
- Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu
diangkat dan dipindah-pindah.
- Mempunyai suhu pembakaran yang tetap (∓ 3500C) dalam jangka waktu
yang cukup panjang (8-10 jam).
- Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga
mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku masak.
- Gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang
tinggi.
14
b.Proses Pembuatan Briket Batubara
Terdapat tiga cara pembuatan briket batubara yaitu: Teknologi dengan karbonisasi,
Teknologi tanpa karbonisasi dan Teknologi biobatubara (biocoal).
Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar air 10 %, ditambahkan biomasa (berupa
bagas, serbuk gergaji) kemudian dicetak pada tekanan pembriketan 2-3 ton/cm2.
1. Karbonisasi (super)
Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum
menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang
terkandung dalam briket batubara tersebut diturunkan serendah
mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun
biaya produksi menjadi meningkat karena pada batubaratersebut terjadi
rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan
untukkeperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
Pembuatan briket batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut ini.
15
Gambar 2.2. Flow chart pembuatan briket batubara
secara berkarbonisasi (super)
2. Non Karbonisasi (biasa)
Jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses
menjadi briketdan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya
masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya
lebih baik menggunakan tungku (bukankompor) sehingga akan
menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruhzat terbang
yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan
tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil. Pembuatan
briket batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini
16
Gambar 2.3. Flow chart pembuatan briket batubara non karbonisasi
3.Teknologi biobatubara (biocoal)
Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar air 10 %, ditambahkan
biomasa (berupa bagas, serbuk gergaji) kemudian dicetak pada tekanan
pembriketan 2-3 ton/cm2.
Produsen terbesar briket batubara di Indonesia saat ini adalah PT.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3
pabrik yaitu di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan
Gresik Jawa Timur dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun.
Disamping PT.BA terdapat beberapa perusahaan swasta lain yang
meproduksi Briket Batubara namun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding
PT. BA dan belum berproduksi secara kontinyu.
17
Kenaikan BBM khususnya minyak tanah dan solar, tentunya
penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri
kecil/menengah akan lebihekonomis dan menguntungkan, namun
demikian kemampuan produksi dari PT. BA masih sangat kecil, untuk
mengatasi kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan
pihak swasta untuk memproduksi dan mensosialisasikan penggunaanbriket
batubara disetiap daerah.
Batubara dipanaskan pada temperatur 700 0C selama 3 - 4 jam,
didinginkan, digerus sampai -3 mm. Selanjutnya dilakukan pekerjaan
seperti no. 1 di atas.
c. Bentuk Briket Batubara
Terdapat 3 (tiga) bentuk briket batubara :
Bentuk Telur
Gambar 2.4. Briket Super (Terkarbonisasi, bentuk Telor)
18
Gambar 2.5. Briket Non Karbonisasi (bentuk telor)
Bentuk kubus berlubang
Gambar 2.6. Briket Non Karbonisasi (bentuk kubus dan silinder )
Bentuk kenari (briket bio batubara)
Gambar 2.7. Briket Biobarubara (non karbonisasi, bentuk kenari)
19
Gambar 2.8. Diagram Penggunaan Briket Batubara Di Indonesia
20
Gambar 2.9. Diagram Persentase Penggunaan Batubara di Indonesia
2.2.3.Komposisi Briket Batubara
Proses pembriketan batubara dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengolahan batubara, dimana briket yang dihasilkan mempunyai
bentuk, ukuran fisik, sifat kimia tertentu dengan menggunakan teknik yang
tepat, komposisi briket batubara diantaranya:
A.Batubara
Briket batubara dapat dibuat dari bermacam-macam rank batubara,
tergantungpada jenis batubara yang ada, misalnya: lignite, sub-bituminous,
bituminous, semiantrasit dan anthrasite. Kualitas briket batubara dapat
dipengaruhi oleh kualitas batubara yang digunakan. Batubara yang
mengandung zat terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap
21
hitam dan berbau tidak sedap. Batubara yang digunakan pada penelitian ini
adalah batubara jenis semi antrasit.
B.Jerami
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai
potensi yang cukup besar sebagai sumber bahan bakar. Ketersediaan
limbah ini biasanya padasaat musim kering dimana persediaan hijauan
telah berkurang baik kualitas maupunkuantitasnya.
C.Ampas Tebu
Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik gula yang banyak ditemukan
di berbagai daerah seperti Medan, Jakarta, dan kota-kota lainnya dan
sangat mengganggu apabila tidak dimanfaatkan. Saat ini belum banyak
peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan pakan ternak, hal
ini mungkin karena ampas tebu memiliki serat kasar dengan kandungan
lignin sangat tinggi ( 19.7%) dengan kadar protein kasar rendah (28%).
Namun limbah ini sangat potensi sebagai bahan tambahan yang digunakan
dalam proses pembuatn briket.
D.Tetes (Molasses)
Molases diperoleh dari proses kristalisasi larutan tebu yang tidak
dapat menghasilkan gula lagi. Molases merupakan larutan kental berwarna
22
coklat kehitaman yang dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk
batubara dan bahancampurannya.
Pemilihan perekat berdasarkan pada:
a. perekat harus memiliki daya adhesi yang baik bila dicampur dengan
semikokas.
b. perekat harus mudah didapat dalam jumlah banyak dan harganya
murah.
c. perekat tidak boleh beracun dan berbahaya.
2.2.4.Dampak Lingkungan Pembakar Briket
Nilai strategis dan ekonomis pemanfaatan batubara sebagai bahan
bakar sering terkendala oleh dampak lingkungan yang berasal dari emisi dan
sisa pembakaran,yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh kepada
kesehatan manusia.Selain itu, pembakaran batubara dengan jumlah yang
sangat banyak akan mempengaruhi kondisi lingkungan, antara lain berupa gas
rumah kaca seperti CO2 dan lain-lain.
Secara umum polutan yang timbul akibat pembakaran batubara antara
lain partikel halus, belerang, NOx, dan trace element (seperti flourin,
selenium, dan arsen) serta bahan-bahan organik yang tidak terbakar secara
sempurna. Unsur-unsur ini terbentuk pada saat pembentukan sebagai proses
alam. Dengan demikian sederhana untuk mendapatkan kondisi pembakaran
23
yang bersih, semua zat pengotor tersebut harus ditiadakan paling tidak
dicegah agar tidak merebak menjadi polutan yang teremisikan.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi lingkungan akibat dari
pembakaran briket batubara :
A.Jenis bahan baku (batubara)
Jenis bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan harus
menggunakan bahan yang bersih dari polutan. Semakin baik bahan yang
digunakan, semakin sedikit emisi yang ditimbulkan. Emisi berbahaya,
seperti gas SOx dan NOx pada dasarnya ditimbulkan dari batubara yang
memiliki kadar pengotor yang tinggi. Bahan pengikat yang berasal dari
lempung yang tidak mengandung zat-zat yang berbahaya.
B.Tungku
Tungku yang digunakan hendaknya mampu memfasilitasi
pembakaran yang sempurna, artinya dapat menyeimbangkan aliran udara
(oksigen) dengan baik.Tungku dengan penutup pengurang emisi yang
dikembangkan oleh tekMIRA ternyata sangat membantu mengurangi emisi
secara signifikan.
C.Ruangan (dapur) tempat memasak
Ruangan tempat memasak hendaknya memiliki ventilasi yang baik,
artinya udara segar dapat bersirkulasi dengan cepat. Kondisi ini akan
24
sangat membantumenghindari dampak langsung dari polusi kepada
kesehatan pemasak.Dengan memperhatikan ketiga faktor diatas, secara
teoritis dapat dihindari berbagai dampak negatif atas penggunaan briket
batubara dari pengukuran emisi (SOx, NOx, dan CO) yang dilakukan
tekMIRA, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan briket batubara secara
umum masih aman dengan kadar emisi masih jauh dibawah ambang batas
yang diperkenankan oleh kementrian lingkungan hidup.
Pembakaran briket batubara pada menit pertama diawali pembakaran
biasa yang memiliki kadar CO yang mencapai 1000 ppm, SOx 250 ppm
dan NOx mencapai 100 ppm. Selang 10 menit kemudian terutama jika
pembakaran sempurna emisi ini boleh dikatakan sudah tidak terdeteksi.
Kondisi yang terbaik jika menggunakan tungku dengan penutup pengurang
emisi (PPE) dan dapur mempunyai ventilasi yang baik.
25
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Batubara batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan.Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan
memerlukan waktu yang lama (ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika,
kimia ataupun keadaan geologi.
Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran batubara dengan sedikit campuran seperti
jerami, ampas tebu, dan molases yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan
menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya.
Adapun keunggulan briket batubara adalah lebih murah;nilai kalor yang
tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama;tidak
beresiko meledak/terbakar;tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga
dan sumber batubara melimpah.
Terdapat dua cara pembuatan briket batubara yaitu: jenis berkarbonisasi
dan jenis nonkarbonisasi.
26
Terdapat tiga bentuk briket batubara yaitu bentuk telur,bentuk kubus
berlubang dan bentuk kenari (briket bio batubara).
3.2.SARAN
Indonesia memiliki kekayaan alam batubara yang sangat banyak dan bisa
dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Terutama bagi masyarakat Indonesia
dengan kehidupan agraris. Batubara jika diolah dan menjadi briket dapat
digunakan untuk alternatif pengganti bahan bakar minyak.
Alangkah lebih baik jika kekayaan alam Indonesia dipergunakan oleh
rakyat Indonesia sendiri sehingga semua hasil sumber daya alamnya dapat benar-
benar mensejahterakan kehidupan rakyat, bahkan dalam pemanfaatan batubara
sumber terbesar alam Indonesia, untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia.
27
DAFTAR PUSTAKA
Maison, K.D.2006.Briket Batubara Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah.
Jakarta.
Sipayung, Maydin.2005.Industri Briket Batubara Nasional.Bandung.
Sobroto.2006.Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara, Ampas
Tebu, dan Jerami.Surakarta.
Sukandarrumidi.1995.Batubara dan Gambut.Yogyakarta.Gajah Mada University
Press.Halaman 11 -12, halaman 126-128.
http://achmadinblog.wordpress.com/2010/05/31/briket-batubara.
http://[email protected]
28