makalah amdal (teluk meksiko)

18
1 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan populasi manusia yang cepat dan besarnya pengembangan wilayah kota ke arah pesisir menyebabkan terjadinya pembukaan wilayah pantai untuk berbagai aktivitas industri dan pemukiman yang memicu terjadinya pencemaran laut akibat aktivitas anthropogenik (Ashley 2005). Pencemaran laut diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (PP No.19/1999). Pencemaran laut dapat memberikan pengaruh yang membahayakan terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan kenyamanan ekosistem laut, kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem laut (Clark 2003). Salah satu polutan yang berpotensi mencemari laut adalah minyak. Pencemaran minyak dapat membahayakan ekosistem laut karena ekosistem dan biota perairan sangat rentan terhadap minyak (Mukhtasor 2007). Hampir setiap kegiatan membutuhkan peran hukum sebagai salah satu aktivitas dalam rangka memastikan kegiatan tersebut. Demikian juga halnya dengan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, maka peran hukum lingkungan menjadi sangat penting untuk memperjelas dan memastikan kegiatan tersebut. Hukum lingkungan mencakup berbagai hal seperti asas-asas hukum lingkungan, perencanaan dan pembuatan peraturan perundang-undangan, evaluasi atas undang-undang yang dilaksanakan, penegakan hukum lingkungan, pertanggung jawaban hukum, perangkat pencegahan dan pengendalian, sanksi 1hukum, dan lain- lain.

Upload: rosyiana-muchlis

Post on 23-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Makalah mengenai analisa dampak lingkungan dengan study case tumpahan minyak di Gulf of Mexico di sebabkan wellhead blowout

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan populasi manusia yang cepat dan besarnya pengembangan

wilayah kota ke arah pesisir menyebabkan terjadinya pembukaan wilayah pantai

untuk berbagai aktivitas industri dan pemukiman yang memicu terjadinya

pencemaran laut akibat aktivitas anthropogenik (Ashley 2005). Pencemaran laut

diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi

dengan baku mutu dan/atau fungsinya (PP No.19/1999).

Pencemaran laut dapat memberikan pengaruh yang membahayakan terhadap

kehidupan biota, sumberdaya dan kenyamanan ekosistem laut, kesehatan manusia dan

nilai guna lainnya dari ekosistem laut (Clark 2003). Salah satu polutan yang

berpotensi mencemari laut adalah minyak. Pencemaran minyak dapat membahayakan

ekosistem laut karena ekosistem dan biota perairan sangat rentan terhadap minyak

(Mukhtasor 2007).

Hampir setiap kegiatan membutuhkan peran hukum sebagai salah satu

aktivitas dalam rangka memastikan kegiatan tersebut. Demikian juga halnya dengan

kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, maka peran hukum lingkungan

menjadi sangat penting untuk memperjelas dan memastikan kegiatan tersebut.

Hukum lingkungan mencakup berbagai hal seperti asas-asas hukum

lingkungan, perencanaan dan pembuatan peraturan perundang-undangan, evaluasi

atas undang-undang yang dilaksanakan, penegakan hukum lingkungan, pertanggung

jawaban hukum, perangkat pencegahan dan pengendalian, sanksi 1hukum, dan lain-

lain.

Page 2: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

2

Terkait dengan pelaksanaan dari 2hukum lingkungan melalui undang-undang,

maka saat ini berlaku Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan hidup.

Hingga memasuki 2milenium kedua, nampaknya masalah lingkungan hidup

tidak semakin membaik. Beberapa laporan dari Bank Dunia, UNDP bahkan United

Nations Environmental Programme (UNEP) sendiri menunjukan kecenderung bahwa

kondisi lingkungan hidup global semakin parah. Hal ini disebabkan karena semakin

kompleksnya persoalan yang dihadapi. Tidak hanya pencemaran, namun masalah-

masalah lain seperti perdagangan illegal limbah B3, penggunaan bioteknologi,

penipisan sumberdaya alam, meningkatnya kebutuhan 2energy, jumlah penduduk

serta distribusi yang tidak merata merupakan persoalan-persoalan yang tidak dapat

diselesaikan dalam jangka waktu yang cepat .

Page 3: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

3

BAB II

ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

2.1 Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain.

Kedudukan manusia terhadap lingkungan :

- Manusia bagian dari alam

- Mausia adalah segala-galanya sehingga dapt menggunakan Sumber Daya

Alam sesukanya.

Menurut Hardjasoemantri (1988), Pemanfaatan Sumber Daya Alam tanpa

memperhatikan konservasi dapat mengakibatkan pengurasan Sumber Daya Alam

yangg mengakibatkan pengurasan Sumber Daya Alam mengakibatkan

terganggunya keanekaragaman jenis flora dan fauna.

Permasalahan lingkungan dibagi menjadi 4 :

1. Ledakan penduduk

2. Limbah bahan berbahaya beracun cth : pestisida dan sampah radioaktif

3. Pergeseran lokasi sumber dan penyebaran penyemaran dari Negara industry

ke Negara berkembang.

4. Menyebarnya dampak local menjadi global.

Page 4: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

4

2.1.1 Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat energy dan komponen lain kedalam lingkungan dan berbahaya bagi

tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses - proses alam sehingga

kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu sehingga lingkungan tidak

berfungsi sesuai peruntukkannya.

Pencemaran Lingkungan meliputi :

Pencemaran oleh makhluk hidup yakni makhluk hidup itu sendiri menjadi

agen pencemar bagi lingkungannya, contohnya adalah enceng gondok.

Pencemaran oleh zat yakni Suatu unsure kimia yang terlarut didalam air,

cairan lain dalam bentuk ion-ion terutama ion logam, misalnya metal merkuri

dapat merusak system saraf manusia.

Pencemaran air dapat diketahui dari Perubahan ph konsentrasi ion hydrogen,

Kesadahan, Perubahan warna, bau dan rasa, adanya endapan atau koloid, serta

Oksigen terlarut. Komponen pencemaran air antara lain Limbah zat kimia,

Limbah padat, Limbah bahan makanan, Limbah organic, dan Limbah

anorganik.

Pengelolaan lingkungan yaitu seluruh aspek kegiatan yangg terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, pengendalian dan pemulihan

kualitas lingkungan.

2.1.2 Dampak Pencemaran Lingkungan

Ada beberapa tahapan untuk mengetahui dampak lingkungan yang terjadi, yaitu :

• Identifikasi ( Pengenalan )

Uraian Rona Lingkungan, menentukan komponen kegiatan dan komponen

lingkungan yang berubah akibat aktifitas.

Page 5: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

5

• Prediksi ( Pendugaan )

Menentukan komponen lingkungan, komponen terkena dampak, perkiraan

perubahan lingkungan dan dampak.

• Evaluasi ( Penilaian )

Determinasi dampak positif dan negatif, dampak besar dan kecil.

2.1.2.1 Metode Dan Teknik Prakiraan Dampak

Teknik memprediksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

Teknik sederhana

Pada cara ini dikenal berbagai teknik seperti intuitive, ad hock, analogi dan

delphi.

Teknik pemodelan

Pada cara ini dikenal berbagai teknik seperti matematis, statistik hubungan

regresi, statistik korelasi dan grafis.

Teknik eksperimental

Pada cara ini dikenal dengan teknik penelitian laboratoris.

Teknik pertimbangan keahlian profesi (Professional judgment)

Cara ini sebenarnya merupakan cara kombinasi antara ke 3 cara di atas yang

dilakukan oleh pakar bidang tertentu terhadap suatu komponen lingkungan

tertentu. Dengan pengalaman yang dimiliki dan pengetahuan yang dikuasai

oleh seorang pakar maka prakiraan dampak sesuatu komponen lingkungan

akan dapat ditentukan dengan tepat.

Dari berbagai model ini maka yang paling banyak dipergunakan adalah

model sederhana, sebab cara ini akan lebih mudah diketahui dan dipelajari. Untuk

seluruh komponen lingkungan dan seluruh aktivitas pembangunan yang diduga

menimbulkan dampak dapat dipergunakan metoda prediksi checklist, matrik

Page 6: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

6

interaksi, flowchart atau overlay. Namun banyak dipergunakan karena

pertimbangan mudah dilakukan adalah metoda matrik, interaksi dan checklist.

2.1.3 Baku Mutu

Untuk mengatakan atau menilai lingkungan telah rusak atau tercemar

dipakai Baku Mutu Lingkungan. Batas kadar makluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain yang ada atau harus ada (unsur pencemar) yang ditenggang

adanya dalam sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Ada dua macam baku mutu air dari sumber air, yaitu:

1. STREAM STANDART

Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, rawa, air tanah

yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber tersebut.

Kemungkinan mengencerkannya dan membersihkan diri terhadap beban

pencemaran dan faktor ekonomi

2. EFLUENT STANDART

Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan

tempat lain dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut dan

faktor ekonomi pengelolaan air buangan.

2.2 Sejarah Perundang-Undangan Lingkungan Hidup Di Indonesia

Titik tolak pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia sebagai

manifestasi konkrit dari upaya-upaya sadar, bijaksana dan berencana dimulai

pada tahun 1982 dengan dikeluarkannya UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sebelum lahirnya undang-

undang ini, berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan lingkungan

hidup masih bersifat parsial-sektoral dimana masing-masing materi ketentuannya

mengacu kepada pengaturan masalah tertentu secara khusus. Dengan demikian,

Page 7: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

7

beberapa ketentuan acapkali dirasakan tumpang tindih satu sama lain sehingga

membawa implikasi yang luas di bidang kelembagaan dan kewenangan

pengaturannya. (Soetaryono:2000:1)

2.2.1 Peraturan Perundang-Undangan

Salah satu fungsi negara hukum adalah membentuk berbagai peraturan

perundang-undangan. Menurut Attamimi (1987) wawasan negara yang

berdasarkan atas hukum menempatkan perundang-undangan dalam kedudukan

yang sentral. Sedangkan proses pembentukan perundang-undangan adalah produk

dari berbagai ahli baik hukum maupun non-hukum (ekonomi, sosial, fisika,

biologi dsb) melalui proses penyusunan rancangan perundang-undangan.

Sehingga dalam suatu konsep naskah akademis yang bahasanya masih sangat

teknis dan seringkali bersifat ilmiah, maka diperlukan rumusan ketentuan umum

yang menerjemahkan pengertian teknis dan ilmiah ini ke dalam bahasa hukum

baku atau bahasa hukum baru. Bahasa hukum baru ini tergantung pada materi

hukum yang diaturnya misalnya baku mutu emisi. (Silalahi:1995:2)

2.2.2 Perundang-Undangan Amdal

• AMDAL DALAM UU NO. 32 TAHUN 2009

Dalam UU No 32 Tahun 2009, AMDAL mendapat porsi yang cukup banyak

dibandingkan instrumen lingkungan lainnya, dari 127 pasal yang ada, 23 pasal

diantaranya mengatur tentang AMDAL. Tetapi pengertian AMDAL pada UU

No. 32 Tahun 2009 berbeda dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnya

“dampak besar”. Jika dalam UU No. 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa

“AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup ......”, pada UU No.

32 Tahun 2009 disebutkan bahwa “ AMDAL adalah kajian mengenai dampak

penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan .....”.

Page 8: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

8

Dari ke 23 pasal tersebut, ada pasal-pasal penting yang sebelumnya tidak

termuat dalam UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No.27 Tahun 1999 dan

memberikan implikasi yang besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk

pejabat pemberi ijin.

2.2.3 Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam

UU No. 32 Tahun 2009

• AMDAL dan UKL/UPL merupakan salah satu instrumen pencegahan

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

• Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun

dokumen AMDAL;

• Komisi penilai AMDAL Pusat, Propinsi, maupun kab/kota wajib memiliki

lisensi AMDAL;

• Amdal dan UKL/UPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin

lingkungan;

• Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai

kewenangannya.

Selain ke - 5 hal tersebut , ada pengaturan yang tegas yang diamanatkan dalam

UU No. 32 Tahu 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait

pelanggaran bidang AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi

tersebut, yaitu:

• Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin

lingkungan;

• Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki

sertifikat kompetensi;

Page 9: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

9

• Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan yang tanpa

dilengkapi dengan dokumen AMDAl atau UKL-UPL.

Kaitan UU No. 32 Tahun 209 dengan Peraturan Menteri LH No. 11 Tahun

2008:

Sebelum disahkannya UU No. 32 Tahun 2009, KLH sudah menerbitkan peraturan

menteri yang mengatur tentang Persyaratan Kompetensi Penyusun Dokumen

AMDAL (Permen. LH No. 11 Tahun 2008). Pada Pasal 4 Permen. LH No. 11

Tahun 2008 disebutkan bahwa persyaratan minimal untuk menyusun suatu

dokumen AMDAL adalah 3 (tiga) orang dengan kualifikasi 1 orang Ketua Tim

dan 2 orang Anggota Tim yang kesemuanya sudah memiliki sertifikat

kompetensi. Sementara amanat dalam UU No. 32 Tahun 2009 yang tertuang

dalam Pasal 28 adalah ”Penyusun dokumen sebagaimana ... wajib memiliki

sertifikat penyusun dokumen AMDAL". Jika yang dimaksud "penyusun

dokumen AMDAL" pada undang-undang lingkungan yang baru adalah seluruh

tim yang ada dalam suatu proses penyusunan dokumen AMDAL, maka dengan

demikian Permen. LH No. 11 Tahun 2008 Pasal 4 sudah tidak berlaku lagi.

Implikasinya selanjutnya adalah masa berlakunya persyaratan tersebut harus

mundur sampai ada peraturan menteri yang secara rinci mengatur tentang hal itu

sesuai amanat dalam Pasal 28 Ayat (4) yang memberikan kewenangan kepada

KLH untuk membuat peraturan yang mengatur lebih rinci hal tersebut.

Kaitan dengan Peraturan Menteri No. 06 Tahun 2008:

Sama seperti Permen. LH No. 11 Tahun 2008, ada perbedaan pengaturan yang

diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 dengan Permen. LH No. 06 Tahun

2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai AMDAL yang berlaku efektif

pada tanggal 16 Juli 2009. Dalam peraturan ini persyaratan lisensi komisi penilai

diberikan kepada komisi penilai AMDAL kabupaten atau kota dan yang

menerbitkan lisensi tersebut adalah instansi lingkungan hidup propinsi. Sementara

Page 10: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

10

dalam UU No. 32 Tahun 2009, komisi penilai AMDAL yang harus

dilisensi selain komisi penilai AMDAL kabupaten atau kota, tetapi juga terhadap

komisi penilai AMDAL pusat dan propinsi yang bukti lisensinya diberikan oleh

masing-masing pejabatnya (Menteri, gubernur, bupati dan walikota). Yang

menjadi pertanyaan adalah bagaimana bentuk pengawasan terhadap pemberian

lisensi tersebut jika masing-masing pejabat berhak mengeluarkan bukti lisensi

terhadap komisi penilainya. Maka dalam perubahan Permen No. 06 Tahun 2008,

KLH harus mengetatkan persyaratan penerbitan lisensi untuk komisi penilai

masing-masing daerah termasuk untuk komisi penilai penilai pusat.

Page 11: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

11

BAB III

STUDI KASUS

Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi

produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan,

pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah minyak

bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan

infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan

beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat

mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup

manusia dan mahluk hidup lainnya.

3.1 Pengeboran di laut

Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya

peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan

minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Contohnya,

ledakan anjungan minyak yang terjadi di teluk meksiko sekitar 80 kilometer dari

Pantai Louisiana pada 22 April 2010. Pencemaran laut yang diakibatkan oleh

pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola perusahaan minyak British

Petroleum (BP). Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000

galon minyak ke perairan di sekitarnya.

3.2 Tumpahan minyak

Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan kapal tanker.Contohnya

tumpahan minyak terbesar yang terjadi pada tahun 2006 di lepas pantai Libanon.

Selain itu, terjadi kecelakaan Prestige pada tahun 2002 di lepas pantai Spanyol.

Bencana alam seperti badai atau banjir juga dapat menyebabkan tumpahan

Page 12: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

12

minyak. Sebagai contoh pada tahun 2007, banjir di Kansas menyebabkan lebih

dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah ke perairan itu.

3.3 Efek yang ditimbulkan akibat pencemaran minyak bumi dilaut

Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:

Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna

gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan

hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan

hanyut dan terdampar di pantai.

Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal

yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel

ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian.

Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun

tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan

mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu

lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya.

Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa

beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk

dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi

ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut

dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein

yang tinggi.

Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick

(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung

laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan

menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari

makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam

Page 13: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

13

bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan

kedinginan yang pada akhirnya mati.

3.4 Penanganan di laut

3.4.1 Pemantauan

Tindakan pertama yang dilakukan dalam mengatasi tumpahan minyak

yaitu dengan melakukan pemantauan banyaknya minyak yang mencemari laut

dan kondisi tumpahan. Ada 2 jenis pemantauan yang dilakukan yaitu dengan

pengamatan secara visual dan penginderaan jauh (remote sensing).

3.4.1.1 Pengamatan secara visual

Pengamatan secara visual merupakan pengamatan yang menggunakan

pesawat. Teknik ini melibatkan banyak pengamat, sehingga laporan yang

diberikan sangat bervariasi. Pada umumnya, pemantauan dengan teknik ini

kurang dapat dipercaya. Sebagai contoh, pada tumpahan jenis minyak yang ringan

akan mengalami penyebaran (spreading), sehingga menjadi lapisan sangat tipis di

laut. Pada kondisi pencahayaan ideal akan terlihat warna terang. Namun,

penampakan lapisan ini sangat bervariasi tergantung jumlah cahaya matahari,

sudut pengamatan dan permukaan laut, sehingga laporannya tidak dapat

dipercaya.

3.4.1.2 Pengamatan penginderaan jauh

Metode penginderaan jarak jauh dilakukan dengan berbagai macam

teknik, seperti Side-looking Airborne Radar (SLAR). SLAR dapat dioperasikan

setiap waktu dan cuaca, sehingga menjangkau wilayah yang lebih luas dengan

hasil penginderaan lebih detail. Namun,teknik ini hanya bisa mendeteksi lapisan

minyak yang tebal. Teknik ini tidak bisa mendeteksi minyak yang berada dibawah

air dalam kondisi laut yang tenang. Selain SLAR digunakan juga teknik

Page 14: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

14

Micowave Radiometer, Infrared-ultraviolet Line Scanner, dan Landsat Satellite

System. Berbagai teknik ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat

dan akurat.

3.5 Penanggulangan

• Booms digunakan untuk menghambat perluasan limbah minyak di laut.

• Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ

burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent,

penggunaan bahan kimia dispersan, dan washing oil.

• In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga

mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan

dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini

membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau

barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam

jumlah besar sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu,

penyebaran api sering tidak terkontrol.

• Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri

pengurai spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang

terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan nutrisi

dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.

• Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui

mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan

absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi

mengubah fase minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan

dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik,

mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan

digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami,

Page 15: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

15

rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir)

dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).

• Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi

tetesan kecil (droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya

hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia

dengan zat aktif yang disebut surfaktan.

• Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.

Gambar 3.1

Penanggulangan Booms digunakan untuk menghambat perluasan limbah minyak di laut

3.5.1 Peralatan

• Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai.

• Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak

• Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.

• Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.

• Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.

Page 16: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

16

• Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau

permukaan laut.

• Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari

minyak di pantai.

Gambar 3.2

Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai

Page 17: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

17

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. AMDAL harus diletakkan sebagai bagian dari studi kelayakan karena untuk

keperluan pengambilan keputusan & mendatangkan manfaat yang lebih besar

kepada pemrakarsa.

2. Penilai AMDAL harus memahami konsekuensi dari AMDAL sebagai bagian dari

studi kelayakan.

3. Terkait dengan pelaksanaan dari 17hukum lingkungan melalui undang-undang,

maka saat ini berlaku Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.

Page 18: Makalah AMDAL (Teluk Meksiko)

18

DAFTAR PUSTAKA

• Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Elqodar. Diakses pada 15 Desember

2013.

• Ginting, Pedana, Ir., Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri

(2007) Jakarta. MS.CV YRAMA WIDYA. Hal 17-18.

• http://amdal-indonesia.blogspot.com/ Diakses pada 15 Desember 2013

• ^ a

b

c

d

e (Inggris) Pencemaran Laut Timor versus Meksiko,

www.sinarharapan.co.id. Diakses pada 15 Desember 2013.

• ^ a

b

c

d

e (Inggris) Oil Spilss, www.enviroliteracy.org. Diakses pada 15

Desember 2013.

• ^ a b

c

d (Inggris) Oil, Water and Chocolate Mousse.(1994). Ottawa, Ontario:

Environment Canada. Pages 22-24.

• Saktiyono. IPA BIOLOGI, Jilid 1. Jakarta, ESIS. ISBN 979-734-523-8,

9789797345235. Hal 159.