amdal mangkoe

95

Upload: victor-hotma-riolanda

Post on 07-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

shipyard, victor, susi, augus, fani, kunti, raha

TRANSCRIPT

Page 1: Amdal Mangkoe
Page 2: Amdal Mangkoe

KATA PENGANTAR

i

Page 3: Amdal Mangkoe

ii

Page 4: Amdal Mangkoe

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1

1.1.1 Justifikasi dilaksanakan rencana usaha atau kegiatan.......................................................1

1.1.2 Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan studi yang

digunakan.......................................................................................................................................... 1

1.1.3 Alasan mengapa rencana kegiatan dinilai..........................................................................2

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................................................2

1.2.1 Identifikasi Kebutuhan yang melatarbelakangi Rencana usaha.........................................2

1.2.2 Kebutuhan Khusus yang akan dipenuhi.............................................................................3

1.2.3 Sasaran dan Pemenuhan Kebutuhan................................................................................3

1.3 PELAKSANAAN STUDI...............................................................................................................3

1.3.1 Pemrakarsa........................................................................................................................ 3

1.3.2 Penyusun Studi AMDAL.....................................................................................................4

BAB 2 PELINGKUPAN......................................................................................................................... 5

2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI......................................................................5

2.1.1 Status Studi AMDAL..........................................................................................................5

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang...............................5

2.1.3 Rencana Kegiatan Penyebab Dampak..............................................................................6

2.1.3.1 Deskripsi Rencana Kegiatan..........................................................................................6

2.1.3.2 Uraian Rencana Kegiatan............................................................................................14

2.1.3.3 Uraian Kegiatan Sekitar.................................................................................................7

2.1.4 Alternatif-alternatif yang Dikaji dalam ANDAL....................................................................8

2.2 DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL..............................................................................8

2.2.1 Komponen Geo – Fisik – Kimia..........................................................................................8

2.2.2 Komponen Hidrooceanografi...........................................................................................10

2.2.3 Komponen Biologi............................................................................................................11

2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya........................................................................14

2.2.5 Komponen Kesehatan Masyarakat..................................................................................14

2.2.6 Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau

Kegiatan 15

2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKAT..............................................................................................16

2.4 PELINGKUPAN DAMPAK PENTING............................................................................................16

iii

Page 5: Amdal Mangkoe

2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial..........................................................................................16

2.4.2 Identifikasi Dampak Potensial..........................................................................................17

2.4.3 Evaluasi Dampak Potensial...............................................................................................1

iv

Page 6: Amdal Mangkoe

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.1.1 Justifikasi dilaksanakan rencana usaha atau kegiatan

Arah pembangunan di sektor kemaritiman diharapkan akan terus berkembang terkait

dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kota

Semarang merupakan salah satu kota yang berpotensi sebagai tempat pengembangan

pembangunan di sektor maritim Indonesia karena letak topografi kota Semarang yang berupa

pesisir. Selain itu pengembangan pembanguan sektor maritim di kota Semarang seperti

pengembangan pelabuhan, perusahaan galangan kapal, dan lain – lain di dukung oleh rencana

tata ruang wilayah kota Semarang yang menyediakan ruang atau kawasan untuk

pengembangan pelabuhan atau pengembangan pembangunan sektor maritim yang lain.

Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, terdapat kawasan khusus yaitu kawasan militer

dan kawasan pelabuhan dimana kawasan Pelabuhan berada di wilayah III yaitu di Kawasan

Pelabuhan Laut Tanjung Emas.

PT Daiva Dakara Samudera merencanakan pembangunan galangan kapal sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan perawatan kapal untuk menunjang

pengembangan sektor maritim. Galangan kapal “ Mangkoe” dibangun di Jl. Coaster

Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang utara Kota Semarang, wilayah ini dipilih

karena berdasarkan RTRW Kota Semarang kelurahan Tanjungmas merupakan wilayah III

yaitu wilayah pengembangan pelabuhan dan pembangunan sektor maritim lainnya. Secara

prinsip perencanaan pembangunan ini telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota

Semarang.

1.1.2 Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan

studi yang digunakan

Rencana kegiatan atau usaha yang wajib amdal berdasarkan Undang Undang

Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 adalah usaha yang berdampak penting terhadap

lingkungan hidup. Dampak tersebut meliputi besarnya jumlah penduduk yang terkena

dampak, luas wilayah penyebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak, banyaknya

komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak, berbalik atau

tidak berbaliknya dampak, serta kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

1

Victor Hotma Rioalnda, 28/09/15,
Tambahin tentang tol laut
Page 7: Amdal Mangkoe

Pembangunan perusahaan galangan kapal oleh PT. Daiva Dakara Samudera di Kota

Semarang ini diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan.

Pembangunan ini berpotensi berdampak terhadap perubahan bentuk lahan atau bentang

alam seperti pesisir ataupun lahan mangrove karena diperlukan lokasi yang luas dan dekat

dengan laut . selain itu, dampak yang ditimbulkan dari pembangunan ini meliputi potensi

menimbulkan pencemaran lingkungan dari hasil kegiatan produksi kapal ataupun perawatan

kapal, serta diperkirakan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber

daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad

renik.oleh karena itu usaha pembangunan galangan kapal ini harus memiliki analisis

mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang sesuai dengan Undang Undang No. 32 tahun

2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan, serta Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang jenis dan atau usahayang wajib memiliki

AMDAL.

Pendekatan studi AMDAL pada pembangunan galangan kapal adalah studi AMDAL

kegiatan tunggal. Hal ini dikarenakan penyusunan atau pembuatan studi AMDAL

diperuntukkan bagi satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya dibawah satu

instansi yang membidangi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut.

1.1.3 Alasan mengapa rencana kegiatan dinilai

Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL harus

dinilai oleh KPA (Komisi Penilai AMDAL ) agar dapat ditentukan kelayakan realisasi

pembangunan sebuah proyek tersebut. Sehingga untuk proyek galangan kapal ini

kewenangan pembinaan dan pengawasan Direktorat Perhubungan Laut Kota Semarang.

Sedangkan untuk penilaian kelayakan lingkungannya dilakukan oleh KPA Kota Semarang

karena lokasi pembangunan terletak di daerah administrasi Pemerintah Kota Semarang.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Identifikasi Kebutuhan yang melatarbelakangi Rencana usaha

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Indonesia sebagai Negara

poros maritim dunia adalah salah satunya dengan meningkatkan iklim usaha galangan

kapal. Dengan ini Indonesia tidak hanya mampu mengimpor kapal melainkan mampu

menambah produksi kapal yang bertaraf internasional. Maka selaras dengan kebijakan

pemerintah Indonesia, PT Daiva Dakara Samudera menjadi pemrakarsa salah satu

perusahaan galangan kapal yang diharapkan mampu bersaing dan mampu mendukung

strategi kemaritiman Indonesia.

2

Page 8: Amdal Mangkoe

1.2.2 Kebutuhan Khusus yang akan dipenuhi

Pembangunan galangan kapal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan produksi

maupun perawatan kapal nasional maupun untuk kepentingan ekspor.

1.2.3 Sasaran dan Pemenuhan Kebutuhan

Sasaran dari pembangunan Galangan kapal adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat

Menambah armada transportasi laut sehingga mempermudah kegiatan

penyebrangan antar pulau.

Menambah lapangan pekerjaan

b. Pemerintah

Menambah pendapatan Negara melalui penarikan pajak

Membantu mewujudkan percepatan pembangunan di sektor maritim

c. Pemrakarsa, investor, dan lainnya

Meningkatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar

Memudahkan proses bisnis dan usaha dalam berbagai bidang.

1.3 Pelaksanaan Studi

1.3.1 Pemrakarsa

Pemrakarsa proyek galangan kapal adalah sebagai berikut :

Nama : PT. Daiva Dakara Samudera

Alamat : Jl. Deli No.10, Kel. Tanjung emas, Kec. Semarang

Utara, Kota Semarang

Telepon dan Fax : 024 725 772

Email : [email protected]

Tempat Kegiatan : Jl. Deli

Kelurahan : Tanjung Emas

Kecamatan : Semarang Utara

Kota : Semarang

Penanggung jawab

Nama : Dr. Ir. Sonu Abu Suroso

Alamat Rumah : Jl.

Telepon : 085735534566

Email : [email protected]

3

Page 9: Amdal Mangkoe

1.3.2 Penyusun Studi AMDAL

Penyusunan dokumen AMDAL ini tidak dilakukan oleh pemrakarsa. Sehingga

penyusunan dokumen AMDAL dibantu oleh tim penyusun yang ditunjuk oleh pemrakarsa.

Dalam proyek pembangunan Galangan kapal Mangkoe melibatkan tenaga ahli pada

penyusunan dokumen AMDAL

Nama : PT. Daksa Aptana

Nomor registrasi :

Alamat :

Telepon dan Fax :

Email :

Tempat Kegiatan :

Penanggung jawab

Nama :

Jabatan :

Alamat Rumah :

Status Lokasi yang direncanakan :

4

Page 10: Amdal Mangkoe

BAB 2

PELINGKUPAN

2.1 Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Dikaji

2.1.1 Status Studi AMDAL

Status studi AMDAL pada proyek pembangunan Galangan Kapal Mangkoe,

Pelabuhan Tanjung Emas dilaksanakan setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis.

Sebab yang dimaksud dengan status studi AMDAL disini adalah waktu pelaksanaannya

terhadap studi kelayakan (Feasibility Study). Studi AMDAL ini dilakukan setelah studi

kelayakan karena data yang dikumpulkan pada studi AMDAL berasal dari studi kelayakan.

Sehingga memungkinkan data yang digunakan lebih akurat. Penyusunan studi AMDAL ini

dilakukan pada tahap perencanaan, sehingga kegiatan konstruksi belum dimulai yaitu pada

bulan Oktober 2015 hingga Maret 2016.

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang

rencana tata ruang wilayah kota Semarang tahun 2011-2031, merencanakan

pengembangan daerah pelayanan pelabuhan Tanjung Emas di Kecamatan Semarang Utara

sebagai penguatan kegiatan perdagangan berskala internasional. Hal tersebut dapat dilihat

pada peta tata ruang wilayah kota Semarang pada Gambar 2.1. Sehingga lokasi rencana

pembangunan Galangan Kapal Mangkoe sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota

Semarang. Selain itu, bertepatan dengan pelaksanakan Mega Proyek pengembangan

daerah pelabuhan sehingga rencana kegiatan sudah tepat direncanakan.

Galangan Kapal Mangkoe direncanakan akan dibangun di Pelabuhan Tanjung

Emas, Jalan Koaster, Kel. Tanjung Eas, Kec. Semarang Utara, Jawa Tengah. Secara

astronomis, lokasi pembangunan Galangan Kapal Mangkoe terletak pada 6° 56' 42,33’’ LS

dan 110° 23' 41,77’’ BT. Batas proyek dalam pembangunan Galangan Kapal Mangkoe

adalah sebagai berikut :

selatan : Laut Jawa

Timur : Shipyard PT. Bandar Abadi

Barat : Pelabuhan Tanjung Mas

Timur : Pelabuhan Tanjung Mas

Kondisi eksisting lahan yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan saat ini

merupakan lahan kosong yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Berdasarkan perencanaan,

lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Galangan Kapal Mangkoe seluas (1903x527).

5

Page 11: Amdal Mangkoe

2.1.3 Rencana Kegiatan Penyebab Dampak

2.1.3.1 Deskripsi Rencana Kegiatan

Pembangunan Mangkoe Shipyard merupakan pembangunan industri galangan kapal

yang merupakan galangan milik PT. Daiva Dakara Samudera. Galangan kapal ini

menggunakan sistem graving dock yang kegiatannya mencakup reparasi kapal. Selain itu

galangan kapal ini juga dilengkapi dengan sarana utama seperti graving dock dan slipway

serta sarana pendukung seperti bengkel dan kantor. Klasifikasi setiap sarana dapat dilihat

pada Error: Reference source not found

Tabel 2.1 Sarana yang Tersedia di Galangan Kapal

No Klasifikasi Sarana

1 Dock Graving Dock, Dry Dock, Wet Dock, Slipway

2Bengkel

Bengkel Mesin, Bengkel Listrik, Bengkel Pipa, Bengkel Kayu, Kolam

3Penunjang

Fabrikasi, assembly, gudang outfitting, kantor, lahan parkir, toilet umum, pos keamanan

4 Alat-alat Winch, mesin roll pelat, mesin las, mesin potong pelatSumber: Hasil Olah Data

Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan memiliki luas lahan 16,3 ha dengan

luas bangunan 10,3 ha, yang berlokasi di Jalan Coaster, Kelurahan Tanjung Mas,

Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Penentuan lokasi yang digunakan untuk

pembangunan galangan kapal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor

14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031.

Selain itu rencana pembangunan galangan kapal ini juga sesuai dengan rencana

pengembangan pelabuhan Tanjung Emas tahap 3. Dimana rencanaya industri galangan

kapal ini berlokasi di zona industri barat.

Rencana pengembangan pelabuhan dan peruntukan lahan Mangkoe Shipyard dapat

dilihat dalam gambar denah pada Lampiran x.

Pembagian kebutuhan lahan Mangkoe Shipyard serta kapasitas galangan kapal

dapat dilihat pada tabel xx

Gedung ini dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana seperti lahan parkir,

masjid, cafetaria dan juga IPAL. Setiap sarana dan prasana memerlukan sumber daya

utama seperti air bersih dan listrik. Selain itu proyek pembangunan Mangkoe Shipyard ini

menggunakan pekerja yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pembangunan

Mangkoe Shipyard juga menghasilkan limbah cair dan timbulan sampah yang perlu dihitung

kuantitasnya. Adapun perhitungan kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih, limbah cair yang

6

Page 12: Amdal Mangkoe

dihasilkan, dan timbulan sampah pada tahap pra-konstruksi sampai dengan operasi

Mangkoe Shipyard dapat dilihat di bawah ini.

A. Kebutuhan Pekerja dan Kualifikasinya

Pegawai diperlukan untuk mendukung kegiatan kantor dan kegiatan bengkel. Tenaga

kerja kantoran berjumlah 27 orang dan tenaga teknisi bengkel berjumlah 54 orang.

Selain tenaga kerja saat tahap operasi terdapat tenaga kerja pada tahap konstruksi.

Pegawai dan tenaga kerja mempunyai kualifikasi dan kualitas masing-masing untuk

mendukung kelancaran dalam tahap pembangunan dan dalam masa operasi.

Jumlah pegawai dan kualifikasinya dapat dilihat pada Error: Reference source not

found .

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Kualifikasi Mangkoe Shipyard

No Tahap Kualifikasi Tenaga Kerja Jumlah

1 Pra-KonstruksiSurveyor Topografi dan Hidro-Oceanografi

20Surveyor Geo Teknik 12

2 KonstruksiMandor 12Pekerja Kasar 132

3 Operasi

Manager Umum 1Manajer Produksi 1Manajer Administrasi / Keuangan 1Marketing Departemen 3Accounting Departemen 6Personalia Departemen 8Production Departemen 54Security 3Cleaning Service 4

B. Penyediaan Air Bersih

Penggunaan Pada Tahap Konstruksi

Kegiatan tahap konstruksi membutuhkan air bersih. Pada tahap konstruksi ini air

yang digunakan diperoleh dari hidran umum yang berada pada lokasi pelabuhan.

Penggunaan air pada tahap ini adalah untuk keperluan MCK tenaga kerja serta

kebutuhan air untuk membuat campuran semen, penyiraman jalan berdebu, serta

membersihkan peralatan proyek. Perhitungan kebutuhan air pada tahap konstruksi

adalah sebagai berikut:

-Estimasi jumlah pekerja = 144 orang

-Kebutuhan air/orang/hari = 50 liter/orang.hari (SNI 03-7065-2005)

-Total Kebutuhan air = 144 orang x 50 liter/orang.hari

= 7200 liter/hari

= 7,2 m3/hari

7

Page 13: Amdal Mangkoe

-Estimasi kebutuhan air untuk kebutuhan konstruksi = 2 m3/hari

-Total kebutuhan air = 7,2 m3/hari + 2 m3/hari = 9,2 m3/hari

Penggunaan pada Tahap Operasi

Perhitungan kebutuhan air pada tahap operasi berdasarkan pada jumlah karyawan

dan teknisi yang ada. Berdasarkan data yang ada total jumlah karyawan dan teknisi

adalah sebanyak 81 orang. Menurut SNI 03-7065-2005, kebutuhan air perkapita

perhari sekitar 50 liter/pegawai.hari.

Selain kebutuhan air untuk pegawai, dalam tahap operasi juga dibutuhkan air untuk

melakukan pencucian kapal. Besarnya air yang digunakan untuk pencucian kapal

bervariasi tergantung pada ukuran kapal. Estimasi kebutuhan air untuk pencucian

kapal adalah sebesar 500 m3/hari. Maka kebutuhan air bersih untuk galangan kapal

ini dapat dilihat di bawah ini:

Q1 = (Jumlah Pegawai x Pemakaian Air) + (Kebutuhan Air Pencucian Kapal)

= (81 pegawai x 50liter/pegawai.hari) + 500 m3/hari

= 4050 liter/hari + 500 m3/hari

= 4,05 m3/hari + 500 m3/hari

= 504 m3/hari

Untuk mengatasi kebocoran, kebakaran, dan lainnya maka dalam tahap operasi

direncanakan terdapat kebutuhan air tambahan sebesar 20% dari jumlah kebutuhan

air bersih. Sehingga kebutuhan air bersih total adalah sebesar:

Qtotal = Q1 + (20% x Q1)

= 504 m3/hari + (20% x 504 m3/hari)

= 604,8 m3/hari

= 605 m3/hari

Jadi kebutuhan air pada tahap operasi adalah sebesar 605 m3/hari. Sumber air pada

tahap operasi berasal dari PDAM Kota Semarang.

C. Penyediaan Energi Listrik

Tahap Konstruksi

Kebutuhan listrik saat konstruksi dibutuhkan untuk peralatan konstruksi seperti bor

listrik dan pemotong keramik listrik, serta dibutuhkan untuk keperluan penerangan

basecamp dan pompa air.

Sumber listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konstruksi bersumber dari

Generator. Perkiraan kebutuhan listrik pada tahap konstruksi dapat dilihat pada

Tabel 2.3 Kebutuhan Listrik Tahap Konstruksi

  Jumlah  Daya (watt) Total  Total (KW)

8

Page 14: Amdal Mangkoe

(buah) (watt)Bor Listrik 5 400 2000 2Pemotong Keramik 5 860 4300 4,3Penerangan Basecamp

30 20 600 0,6

Pompa Air 3 650 1950 1,95TOTAL 8850 8,85

Tahap Operasi

Kegiatan Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan menggunakan sumber

listrik dari PLN. Untuk listrik cadangan disediakan Generator Set apabila terjadi

pemadaman listrik. Kebutuhan energi listrik dapat dihitung sebagai berikut:

D. Limbah Cair yang Dihasilkan

Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi, limbah cair berasal dari kegiatan domestik para pekerja.

Perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan pada tahap konstruksi adalah

sebagai berikut:

Q limbah cair = Q air bersih x 80%

= 7,2 m3/hari x 80%

= 5,76 m3/hari

Tahap Operasi

Pada tahap operasi, air limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional gedung

perkantoran. Perhitungan debit air limbah pada tahap operasi adalah sebagai berikut:

Q limbah cair = Q air bersih x 80%

= 504 m3/hari x 80%

= 403,2 m3/hari

E. Jumlah Sampah yang Dihasilkan

Perhitungan Sampah Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi diperkirakan akan menghasilkan timbulan sampah konstruksi

atau sampah sisa material. Perhitungan jumlah timbulan sampah pada tahap

konstruksi dilakukan dengan prakiraan komposisi sampah (Tchobanoglous et al.,

1993). Adapun komposisi sampah yang terdapat dalam tahap konstruksi dapat dilihat

pada Error: Reference source not found.

Tabel 2.4 Komposisi Sampah Tahap Konstruksi

Jumlah (%) Komposisi

9

Page 15: Amdal Mangkoe

40-50 Rongsokan (beton, batu bata, balok, tanah/debu)

20-30Kayu dan produk lainnya (pasak, cabang, kayu pembentuk danpembingkai, dan lain-lain)

20-30Sampah lainnya (kaca, asbestos, besi, perekat dan sisa bahanelektrikal)

Sumber : Tchobanoglous et al., 1993

Sampah pada tahap kontruksi diangkut menggunakan dump truck dengan kapasitas

6 m3. Pengangkutan sampah dilakukan setiap 2 hari sekali karena belum tentu

dalam satu hari terdapat banyak sampah. Selain itu sampah pada tahap konstruksi

merupakan sampah kering sehingga walaupun diangkut setiap 2 hari sekali tidak

akan mengalami pembusukan yang dapat menyebabkan bau.

Perhitungan Sampah tahap Operasi

Dalam tahap operasi akan menimbulkan sampah dalam aktivitasnya. Jumlah

timbulan sampah yang dihasilkan dihitung menggunakan rumus:

Jumlah timbulan sampah = Timbulan/pekerja/hari x jumlah karyawan

Dalam perencanaan ini diasumsikan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan adalah

sebesar 0,3 kg/orang.hari.

- Estimasi jumlah pegawai : 81 orang

- Jumlah timbulan sampah : 81 orang x 0,3 kg/orang.hari

: 24,3 kg/hari

Diperkirakan jumlah timbulan sampah ini merupakan campuran dari:

- Sampah sisa makanan yang dihasilkan diasumsikan sebesar 50%

(Specific Weight = 490 lb/yd3 = 490 x 0,5933 = 290,717 kg/ m3). Sehingga,

perkiraan jumlah sampah sisa makanan adalah:

= (24,3 kg/hari x 50%) : 290,717 kg/m3

= 0,033 m3/hari

= 33 liter/hari

- Kertas-kertas diasumsikan sebesar 20%

(Specific Weight = 150 lb/yd3 = 150 x 0,5933 = 88,995 kg/ m3). Perkiraan jumlah

sampah kertas/hari adalah:

= (24,3 kg/hari x 20%) : 88,995 kg/ m3

= 0,054 m3/hari

= 54 liter/hari

- Plastik/kardus/karton diasumsikan sebesar 25%

(Specific Weight = 110 lb/yd3= 110 x 0,5933= 65,263 kg/m3). Sehingga,

perkiraan jumlah sampah plastik/hari yang ditimbulkan adalah:

= (24,3 kg kg/hari x 25%) : 65,263 kg/ m3

10

Page 16: Amdal Mangkoe

= 0,093 m3/hari

= 93 liter/hari

- Sampah Kebun diasumsikan sebesar 5%

(Specific Weight = 310 lb/yd3= 310 x 0,5933= 183,923 kg/ m3). Sehingga,

perkiraan jumlah sampah daun yang ditimbulkan adalah:

= (24,3 kg kg/hari x 25%) : 183,923 kg/ m3

= 0,006 m3/hari

= 6 liter/hari

Selain timbulan yang berasal dari kegiatan pegawai, timbulan juga terjadi dari

kegiatan reparasi di bengkel kapal. Diasumsikan timbulan sampah baja sebesar

200 kg/hari. (Specific Weight = 13.230 lb/yd3= 13.230 x 0,5933= 7836 kg/ m3).

Sehingga, perkiraan jumlah sampah plastik/hari yang ditimbulkan adalah:

= 200 kg/hari : 7836 kg/m3

= 0,025 m3/hari

= 25 liter/hari

Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampah domestik pada tahap

operasi diperkirakan sebesar 211 liter/hari dengan komposisi jumlah sampah

sebagai berikut:

- Sampah basah berasal dari sampah makanan dan sampah kebun yaitu

sebesar 39 liter/hari

- Sampah kering berasal dari kertas-kertas dan plastik yaitu sebesar 127

liter/hari

- Sampah bengkel berupa baja sebesar 25 liter/hari

Timbulan sampah diletakkan pada kontainer sampah berkapasitas 250 liter.

Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari agar tidak menimbulkan bau dan

penumpukan sampah.

F. Sistem Drainase

Sistem drainase direncanakan menggunakan saluran dengan sistem terbuka.

Saluran drainase yang berada di area gedung mengalir dari timur ke barat, lalu

saluran drainase nantinya akan mengalir dari selatan ke utara.

G. Alat Pemadam Kebakaran

Perencanaan pemadam kebakaran Mangkoe Shipyard menggunakan sistem fire

hydrant diluar gedung, dan di dalam gedung.

11

Page 17: Amdal Mangkoe

Perencanaan Sistem fire hydrant di Luar Gedung

Pada sistem fire hydrant di luar gedung, digunakan fire hydrant jenis post hydrant.

Post

hydrant biasanya diletakkan di luar area suatu bangungan dan letaknya harus dekat

dengan sumberair. Pengoperasian post hydrant digunakan selang khusus, karena

fasilitas ini biasanya digunakan ketika petugas pemadam kebakaran telah tiba di

lokasi kebakaran dan segera akan memadamkan api.

Sistem pemadam kebakaran direncanakan berdasarkan SNI 03-1735-2000 tentang

Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan

Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Terdapat beberapa spesifikasi yang

digunakan dalam menentukan post hydrant yang digunakan, yakni diantaranya:

Tipe post hydrant dengan diameter nozzle 2,5 inch (6,35 cm)

Jangkauan alat yang digunakan adalah 35 m

Pemakaian serentak pada saat terjadi kebakaran adalah 2 buah

Kecepatan aliran dalam pipa 2,5 m/detik

Debit yang dialirkan post hydrant adalah 58 L/detik

Penempatan post hydrant untuk Hidran kota atau halaman harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a) masing - masing hidran berkapasitas minimum 1000 (seribu) liter/ menit.

b) tekanan dimulut hidran minimum 2 (dua) kg/cm2.

c) maksimal jarak antara hidran 200 (dua ratus ) meter.

Untuk menentukan jumlah hidran yang diperlukan maka dapat menggunakan

asusmsi pada Tabel dibawah ini.

12

Page 18: Amdal Mangkoe

Tabel 2.5 Jumlah Pasokan Air Hidran Halaman

Sumber : SNI 03-1735-2000

Data diatas dapat dibuat sistem post hydrant. Terdapat 12 buah post hydrant pada

galangan ini, yang terletak di setiap sudut gedung, dengan asumsi 3 post hydrant

tersebut dapat dipakai secara serentak apabila terjadi kebakaran. Luas lantai gedung

sekitar 11000 m2 dan berdasarkan tabel 2.8 debit yang digunakan adalah 38 L/detik

+ 19 L/detik + 20 L/detik = 77 L/detik. Asumsi unit post hydrant digunakan selama 45

menit, karena jika terjadi kebakaran harus tersedia pasokan air selama 45 menit.

Volume untuk post hydrant dapat dihitung sebagai berikut :

Vpost hydrant = Qpost hydrant× waktu pasokan air simpanan

= 0,077 m3/detik x 60 x 45

= 207,9 m3

Perencanaan sistem fire hydrant di dalam gedung

Pada perencanaan fire hydrant di dalam gedung menggunakan alat fire hydrant yakni

fire hose reel. untuk fire hose reel diletakkan di setiap sudut bangunan untuk

menjangkau keseluruhan luasan tiap lantai. Untuk ruangan yang kecl cukup

menggunakan apar. Spesifikasi fire hose reel:

Tipe fire hose reel dengan diameter nozzle 2,5 inch (6,35 cm)

R =35 m (selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 m, ditambah sekitar

5 m jarak semprotan air)

Tinggi hose reel dari lantai = 1.5 m

Jumlah = bervariasi tiap gedung/ruangan

Jumlah total fire hose reel = 37 buah

Pemakaian serentak pada saat terjadi kebakaran = 1 buah

13

Page 19: Amdal Mangkoe

Kecepatan aliran dalam pipa = 2,5 m/detik

Asumsi 1 fire hose reel tersebut dipakai apabila terjadi kebakaran. Peletakan fire

hose

reel berada di dekat pintu masuk. Asumsi unit fire hose reel digunakan selama 45

menit, karena jika terjadi kebakaran harus tersedia pasokan air selama 45 menit.,

debit dan volume untuk fire hose reel dapat dihitung sebagai berikut:

a) Debit yang dialirkan tiap alat

Q = A x V

= ( 14

x π x (0,06352)) x 2,5

= 0,475 m3/menit

b) Kebutuhan air untuk Fire Hydrant jenis fire hose reel bila terjadi kebakaran:

VFHR = jumlah alat x 0,475 m3/menit x waktu kebakaran

= 1 x 0,475 m3/menit x 45 menit

= 21,375 m3

Berdasarkan perhitungan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk operasi unit fire

hose reel, dan unit post hydrant dapat ditentukan kapasitas ground reservoar yakni

sebagai berikut:

VTOTAL = Vpost hydrant + VFHR

= 207,9 m3 + 21,375 m3

= 229,275 m3

2.1.3.2 Uraian Rencana Kegiatan

Pembangunan Galangan Mangkoe Shipyard terdiri atas tahap pra konstruksi, tahap

konstruksi, dan tahap operasi.Setiap tahap dilaksanakan sesuai dengan jadwal proyek yang

telah ditetapkan. Jadwal pelaksanaan proyek dapat dilihat pada Tabel 2.6.

14

Page 20: Amdal Mangkoe

Tabel 2.6 Jadwal Kegiatan Proyek Mangkoe Shipyard

No

Komponen Kegiatan

Waktu Kegiatan

2015 2016 2017

910

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9dst

Tahap Pra-Konstruksi

1 Survey                                                    2 Perijinan                                                    3 Sosialisasi                                                    4 Pembebasan Lahan                                                    5 Pengukuran dan Pemasangan Patok                                                    

Tahap Konstruksi

6 Mobilitas Tenaga Kerja Proyek                                                    7 Mobilitas Peralatan dan Material                                                    8 Pembersihan dan Pengurugan Lahan Proyek                                                    9 Pembangunan dan PengoperasianBasecamp                                                    10 Pekerjaan Struktur Bag Bawah Galangan Kapal                                                    11 Pekerjaan Struktur Beton Fasilitas di Galangan Kapal                                                    12 Pemasangan Rel dan Penunjang di Slipway                                                    13 Pembangunan Perkantoran, Bengkel, dan Fasum                                                    14 Pekerjaan Perpipaan, Mechanical Electrical, dan Finishing                                                    

15Pembangunan Jaringan Jalan, Area Parkir, dan Saluran Drainase                                                    

16 Demobilisasi Peralatan dan Sisa Material                                                    17 Demobilisasi Tenaga Kerja                                                    

Tahap Operasi18 Mobilisasi Karyawan                                                    

19 Pengoperasian Jaringan Jalan, Area Parkir, dan Saluran Drainase                                                    

20 Pengoperasian Galangan Kapal                                                    Sumber: CV. Daksa Aptana

1

Page 21: Amdal Mangkoe

Setiap tahapan mempunyai beberapa komponen yang diperkirakan akan

menimbulkan dampak.Komponen kegiatan penyebab dampak dalam proyek Mangkoe

Shipyard dapat dilihat di bawah ini.

Kegiatan Tahap Pra-konstruksi

1. Survey

Kegiatan survey bertujuan untuk mengenal lebih dekat mengenai aspek

lingkungan yang berada di sekitar proyek. Melalui survei dapat diketahui dampak

yang terjadi pada komponen lingkungan akibat pro yek pembangunan Mangkoe

Shipyard. Data rona lingkungan awal diperoleh dengan melakukan survey awal

yang kemudian akan dibandingkan dengan rona atau kondisi setelah proyek

dilaksanakan.

2. Perizinan

Pembangunan Mangkoe Shipyard memerlukan perizinan lokasi proyek. Proses

perizinan lokasi proyek dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh legalisasi

dari pihak-pihak yang berwenang sehingga pelaksanaan proyek pembangunan

menyalahi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Perizinan yang dilakukan

adalah kelengkapan sertifikat tanah, izin lokasi, izin zooning, izin mendirikan

bangunan dan lain-lain. Dengan kelengkapan perizinan, pemrakarsa dapat

meminimalisir resiko masalah perizinan yang mungkin terjadi di kemudian hari.

3. Sosialisasi

Untuk mengetahui saran dan masukan masyarakat terhadap pembangunan

Mangkoe Shipyard maka dilakukan kegiatan sosialisasi. Tim Studi AMDAL

bersama pemrakarsa (PT. Daiva Dakara Samudera), BLH Kota Semarang, dan

pihak lain yang terkait dan berwenang melakukan sosialisasi kepada masyarakat

Kelurahan Tanjung Emas dan sekitarnya. Sosialisasi yang dilakukan pemrakarsa

yaitu berkoordinasi dengan pengurus wilayah setempat dan tokoh masyarakat

terkait sehingga dapat dihasilkan hubungan timbal balik yang baik dan dapat

dicapai pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama sesuai musyawarah

dan mufakat. Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2015

pukul 19.00-20.30 WIB. Sebelum dilakukan sosialisasi, telah dibuat

pengumuman kepada masyarakat mengenai pembangunan Galangan Mangkoe

Shipyard melalui media cetak berupa koran Kompas dan Suara Merdeka, papan

pengumuman, serta melalui media elektronik yaitu radio dan TV. Pengumuman

di Koran Kompas dimuat pada tanggal 5 September 2015 dan Suara Merdeka

pada tanggal 21 September 2015, sedangkan melalui media elektronik pada

tanggal 28 September – 4 Oktober 2015.

4. Pembebasan Lahan

1

Page 22: Amdal Mangkoe

Pembebasan lahan dilakukan untuk memastikan pembangunan berjalan lancar.

Dipastikan pembangunan berjalan lancar dan tidak ada hambatan.

5. Pengukuran dan Pemasangan Patok

Kegiatan pengukuran dan pemasangan patok bertujuan untuk menandai batas

area proyek agar tidak terjadi sengketa lahan dan terlihat jelas batas wilayah

proyek yang akan dilaksanakan. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran

sehingga dapat diketahui luasan area proyek, sementara pemasangan patok

menggunakan kayu. Area proyek berbatasan langsung dengan jalan, kawasan

pelabuhan, laut, dan lahan kosong.

Kegiatan Tahap Konstruksi

1. Mobilisasi Tenaga Kerja Proyek

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja proyek meliputi aktivitas dari tenaga kerja

selama

proyek berlangsung.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini berupa pengadaan alat berat dan

kendaraan yang diperlukan selama kegiatan konstruksi. Beberapa alat yang

akan

digunakan pada tahap konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Peralatan yang Dibutuhkan

No. Nama AlatJumlah

Kebutuhan

1 Excavator 62 Buldozer 33 Tandem roller 24 Grader 25 Pile driver 16 Generator set 47 Compactor 38 Concrete pump 39 Concrete mixer 310 Crawler crane 311 Truck crane 3

Sumber: CV. Daksa Aptana

Kegiatan mobilisasi material diperlukan selama kegiatan konstruksi untuk

pengadaan material, yang meliputi material alami dan material pabrikan. Material

konstruksi yang digunakan yaitu beton ready mix, batu bata, pasir pasang, besi,

baja, kayu, semen, keramik, dan lain-lain. Kegiatan mobilisasi material bahan

2

Page 23: Amdal Mangkoe

bangunan merupakan pengangkutan material untuk keperluan konstruksi dari

tempat pembelian atau dari gudang penyimpanan material menuju ke lokasi

pembangunan atau proyek. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kebutuhan material yang diperlukan di lokasi pembangunan atau proyek.

3. Pembersihan dan Pengurugan Lahan Proyek

Sebelum dilakukan pengerjaan pembangunan maka dilakukan pembersihan

lahan dari rerumputan liar, material, dan pepohonan. Untuk meratakan

ketinggian seluruh lahan proyek maka dilakukan pengurugan lahan proyek agar

lebih tinggi dari permukaan tanah lalu dilakukan pemadatan tanah agar struktur

tanah lebih kuat dan tidak amblas.

4. Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

Sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan primer dan memfasilitasi tenaga

kerja yang tidak memiliki tempat tinggal maka dilakukan kegiatan pembangunan

rumah sementara atau basecamp. Kegiatan ini meliputi penyediaan air bersih,

fasilitas penerangan, alat komunikasi, dan MCK.

5. Pekerjaan Struktur Bagian Bawah Galangan Kapal

Pekerjaan pondasi merupakan langkah awal dalam pengerjaan proyek.

Kedalaman dan jenis pondasi disesuaikan dengan hasil tes lapangan dan

kondisi tanah pada lokasi proyek. Pemasangan tiang pancang ini menggunakan

metode borpile.

6. Pekerjaan Struktur Beton Bagian Fasilitas Galangan Kapal

Pekerjaan pembangunan struktur bangunan meliputi pembangunan dinding.

Kegiatan pembangunan berupa pengecoran menggunakan concrete pump,

pemasangan batu bata, pemlesteran dan pekerjaan lain yang termasuk

pekerjaan struktur. Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan menggunakan

peralatan mekanik berupa alat-alat berat seperti crane dan peralatan yang

lainnya. Pekerjaan pembangunan struktur bangunan fasilitas umum meliputi

pembangunan area kantin, mushola, dan taman.

7. Pemasangan Rel dan Penunjang di Slipway

8. Pekerjaan perpipaan, rooftank, mechanical, electrical dan lantai

Pekerjaan perpipaan dalam gedung merupakan pemasangan instalasi perpipaan

dalam gedung baik penyaluran air bersih, air limbah, dan fire hydrant.Pekerjaan

mechanical dan electrical merupakan pemasangan instalasi listrik, mulai dari

sistem jaringan kabel hingga pemasangan aksesoris seperti lampu dan

sebagainya. Selain itu pekerjaan mechanical dan electrical juga mencakup ke

pemasangan alat-alat kelistrikan yang dibutuhkan oleh gedung seperti generator

3

Page 24: Amdal Mangkoe

set. Pekerjaan lantai meliputi menggunakan bantuan alat pemotong keramik dan

secara manual.

9. Finishing Bangunan Perkantoran, Dock, Bengkel, dan Fasilitas Umum

Pada pekerjaan ini dilakukan pengecekan dan penyempurnaan seluruh

komponen gedung. Pekerjaan ini meliputi pemasangan semua kusen dan pintu

di seluruh bagian gedung. Pada pekerjaan ini akan digunakan peralatan

pembantu untuk mempermudah proses finishing.

10. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau

Untuk menjaga ekosistem lingkungan yang berada di sekitar lokasi

pembangunan, maka diperlukan penyediaan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka

hijau juga bertujuan untuk menjaga daya dukung lingkungan, penyerap emisi

saat tahap operasi, dan menambah jumlah daerah resapan air tanah.

11. Pembangunan Jaringan Jalan, Area Parkir dan Saluran Drainase

Pekerjaan pembangunan jaringan jalan dan pembangunan area parkir dilakukan

dengan pengurugan yang dilanjutkan dengan pengaspalan. Selain itu diberikan

juga marka jalan. Pembangunan saluran drainase dilakukan disekeliling

bangunan.

12. Demobilisasi Peralatan dan Sisa Material

Demobilisasi peralatan dan sisa material merupakan pembersihan area proyek

dari seluruh peralatan proyek dan juga material yang masih tersisa.

13. Demobilisasi Tenaga Kerja

Demobilisasi tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang sebelumnya bermukim

sementara di area proyek mengosongkan lahan proyek karena tahap konstruksi

telah selesai.

Kegiatan Tahap Operasi

1. Rekruitmen Karyawan

Rekruitmen dilakukan untuk mendapatkan tenaga kerja yang ahli. Rekruitmen

mencakup karyawan kantor dan pekerja di bengkel.

2. Mobilisasi Karyawan

Pada tahap operasi, mobilisasi karyawan merupakan aktivitas dimana terjadinya

lalu lalang para karyawan dan tamu hotel. Jam puncak mobilisasi karyawan

terjadi pada saat jam masuk dan pulang kantor.

3. Pengoperasian Jaringan Jalan, Area Parkir dan Saluran Drainase

Pada saat kegiatan ini mulai beroperasi maka dilakukan pengecekan atas

fungsinya. Apabila terdapat kerusakan, maka akan segera dilakukan perbaikan.

4. Pengoperasian Bangunan Perkantoran, Hotel, dan Fasum

4

Page 25: Amdal Mangkoe

Pada tahap ini, bangunan perkantoran mulai dioperasikan dan semua aktivitas

dalam gedung mulai berjalan. Jika ada beberapa komponen gedung yang

mengalami kerusakan maka akan segera diperbaiki.

5. Pengoperasian Ground Reservoar, Septic tank, dan IPAL

Ground reservoir, septic tank, dan IPAL yang mendukung jalannya

pengoperasian

gedung mulai dioperasikan.

6. Pemeliharaan Jaringan Jalan, Ar ea Parkir dan Saluran Drainase

Pemeliharaan pada kegiatan ini mencakup pengecekan fungsi dan juga

perbaikan

apabila terdapat kerusakan. Pada pemeliharaan saluran drainase, diperiksa pula

apakah ada penyumbatan terhadap saluran tersebut. Pada pemeliharaan jalan

dan area parkir dilihat jika terdapat jalan yang berlubang atau terdapat marka

jalan yang sudah rusak maka akan segera diperbaiki.

7. Pemeliharaan Bangunan Perkantoran, Dock, Bengkel, dan Fasum

Pemeliharaan bangunan meliputi pemeliharaan secara fungsi maupun estetika

gedung. Pengecekan dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi

bangunan tetap dalam keadaan baik.

8. Pemeliharaan Ground Reservoir, Septic Tank dan IPAL

Pemeliharaan ground reservoir, septic tank dan IPAL dilakukan dengan bantuan

tenaga yang ahli dalam bidangnya. Untuk IPAL, dilakukan pula kontrol efluen

secara berkala agar tetap terjaga dan tidak mencemari lingkungan.

Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan

Kegiatan pembangunan Mangkoe Shipyard diperkirakan akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan. Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan maka direncanakan

sarana dan prasarana pencegah pencemaran sebagai berikut :

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Pada rencana kegiatan ini, direncanakan pembangunan IPAL untuk pengolahan air

limbah domestik yang dihasilkan oleh semua aktivitas pada rencana kegiatan kecuali

limbah yang berasal dari WC. IPAL pada tahap konstruksi berbeda dengan IPAL

pada tahap operasi. Pada tahap konstruksi, direncanakan digunakan toilet portable

yang dilengkapi septictank biofilm untuk mengolah air limbah domestik yang

dihasilkan dari aktivitas tenaga kerja konstruksi. IPAL untuk tahap konstruksi

direncanakan dapat mengolah air limbah domestik dengan debit 5,8 m3/hari yang

berdasarkan perhitungan limbah cair yang telah dipaparkan sebelumnya.

5

Page 26: Amdal Mangkoe

Pada tahap operasi, IPAL direncanakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan

dari kegiatan operasional galangan. Sesuai perhitungan sebelumnya, IPAL pada

tahap operasi direncanakan mampu untuk mengolah air limbah dengan debit 403,2

m3/hari. Pada rencana kegiatan ini, terdapat beberapa alternatif IPAL yang akan

digunakan pada tahap operasi.

Dalam pemilihan IPAL yang akan digunakan pada tahap operasi terdapat beberapa

hal yang harus diperhatikan, antara lain :

Karakteristik air limbah yang masuk dalam instalasi pengolahan (influent)

Karakteristik air limbah yang diinginkan (effluent)

Lahan yang tersedia

Biaya operasional IPAL

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terdapat beberapa alternatif IPAL yang akan

digunakan pada rencana kegiatan. IPAL yang direncanakan adalah IPAL

konvensional yang mengolah air limbah secara anaerobic process. Pertimbangan

pemilihan ini dikarenakan ketersediaan lahan yang tidak terlalu luas dan biaya

operasional IPAL yang relatif rendah. Pengolahan ini direncanakan dapat mengolah

air limbah domestik agar sesuai dengan standar baku mutu air limbah domestik

sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.

Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan akan mencakup pengelolaan

sampah dalam tahap konstruksi maupun tahap operasi. Berdasarkan perhitungan

timbulan sampah sebelumnya, maka pemrakarsa menyediakan TPS berupa

kontainer sampah dengan kapasitas 250 liter. Untuk sistem pengangkutan sampah

dari TPS ke TPA merupakan tanggung jawab dari Dinas Kebersihan Kota Semarang.

Pengelolaan Sampah Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi, dalam pengelolaan sampah akan bekerja sama dengan pihak

ketiga dalam mengelola sampah sisa material yang dihasilkan pada tahap konstruksi.

Pengelolaan Sampah Tahap Operasi

Perencanaan pengelolaan sampah pada tahap ini dimulai dari sumber sampah

dengan cara mewajibkan para karyawan Mangkoe Shipyard untuk menyediakan

tempat sampah yang terpisah antara sampah basah dan keringnya. Selanjutnya

seluruh timbulan sampah yang dihasilkan ditampung di Tempat Penampungan

Sementara (TPS) yang disediakan. Sampah yang dihasilkan selanjutnya akan

diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

6

Page 27: Amdal Mangkoe

2.1.3.3 Uraian Kegiatan Sekitar

Lokasi rencana kegiatan berada pada kawasan pelabuhan. Lokasi proyek sudah

tetap karena sudah dalam tahap Detail Engineering Design (DED) sehingga tidak terdapat

alternatif lokasi maupun alternatif bangunan. Adapun jenis kegiatan yang terdapat di sekitar

lokasi adalah sebagai berikut:

a) Transportasi Laut

Pelabuhan berada di sebelah selatan lokasi proyek. Pelabuhan ini melayani

transportasi laut menggunakan kapal maupun ferry. Kegiatan pada tahap konstruksi

dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan dermaga, keretakan bangunan

sekitar, peningkatan kebisingan, timbulnya getaran, dan timbulnya gelombang air.

b) Bongkar Muat Barang

Pelabuhan berada di sebelah selatan lokasi proyek. Pelabuhan ini melayani kegitan

ekspor dan impor dengan peti kemas. Kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi

dapat menimbulkan dampak kerusakan dermaga, keretakan bangunan sekitar,

peningkatan kebisingan, timbulnya getaran, dan penurunan kinerja lalu lintas.

c) Pemukiman

Pemukiman berada di sebelah selatan lokasi proyek Kegiatan pada tahap konstruksi

dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan bangunan sekitar, keretakan

bangunansekitar, peningkatan kebisingan, dan timbulnya getaran.

d) Perhotelan

Perhotelan berada di sebelah selatan lokasi proyek Kegiatan pada tahap konstruksi

dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan bangunan sekitar, keretakan

bangunansekitar, peningkatan kebisingan, dan timbulnya getaran.

2.1.4 Alternatif-alternatif yang Dikaji dalam ANDAL

Penyusunan dokumen dilakukan setelah Detail Engineering Design (DED) sehingga

tidak terdapat alternatif-alternatif yang dikaji dalam ANDAL. Alternatif dilakukan jika

penyusunan dokumen pada saat setelah studi kelayakan. Sehingga dalam dokumen ini tidak

dicantumkan alternatif-alternatif.

2.2 Deskripsi Rona Lingkungan hidup Awal

Rona lingkungan hidup awal berisi tentang penyajian data awal mengenai kondisi

lingkungan hidup saat ini berupa data primer maupun sekunder. Data awal diperoleh dari

hasil studi pustaka dan kunjungan lapangan oleh tim penyusun. Uraian yang disajikan

berupa komponen lingkungan terkena dampak dan kegiatan lain di sekitar lokasi rencana

kegiatan. Rona lingkungan awal di lokasi proyek pembangunan galangan kapal mencakup

7

Page 28: Amdal Mangkoe

beberapa komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak apabila proyek

dijalankan, yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Komponen Geo – Fisik – Kimia

a. Geologi

Berdasarkan struktur geologi Daerah patahan tanah bersifat erosif dan

mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak

teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Memiliki jenis tanah

berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanauyang dalam. Jenis Tanah meliputi

kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial

kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek

Regosol Kelabu Tua dan Grumosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25 %

wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan

kurang lebih 30 % lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua.

b. Iklim

iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun

timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut

(NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat

periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan

mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga

Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau,

karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,

kelembaban lebih rendah, dan jarang mendung. Suhu minimum rata-rata yang diukur di

Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C

pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C.

Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan

September ke maksimum 83% pada bulan Januari.

c. Kualitas udara dan Kebisingan

Untuk mengetahui kondisi rona awal kualitas udara dan kebisingan digunakan data

kualitas udara dan kebisingan pada lokasi yang mewakili kondisi awal di lokasi kegiatan atau

titik sampling. Kualitas udara selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 1 Parameter

Kualitas Udara Ambien yang Terukur Tabel 2. 1 Parameter Kualitas Udara Ambien

yang Terukur

8

Page 29: Amdal Mangkoe

Tabel 2. 1 Parameter Kualitas Udara Ambien yang Terukur

No. Parameter Satuan

Hasil

Titik 1 Titik 2 Titik 3

1 Sulfur Dioksida (SO2) ppm 0,0036 0,0048 0,0045

2 Karbon Monoksida (CO) ppm 0,0068 0,0087 0,0085

3 Oksida Nitrogen (NOx) ppm 0,0078 0,0064 0,0079

4 Oksigen (O2) mg/m3 0,0007 0,0003 0,0001

5 Debu mg/m3 0,156 0,154 0,27

6 Timah Hitam (Pb) mg/m3 0 0 0

7 Hidrogen sulfida (H2S) ppm 0,0033 0,0024 0,0001

8 Ammonia (NH3) ppm 0,0084 0,0055 0,004

Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014

Tabel 2. 2 Data Kebisingan

Parameter Hasil Analisis Baku Mutu (KepMen no. 48 tahun 1996)

Kebisingan 64 db (A) 55 db (A)

Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014

d. Hidrologi

Kompoen hidrologi meliputi kondisi air tanah dan air permukaan dimana air

permukaan di derah ini adalah air laut sehingga untuk air permukaan akan dibahas di

komponen hidrooceanografi.

Air tanah pada derah ini adalah air tanah bebas yaitu air tanah yang terdapat pada

lapisan pembawa air (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah

bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Air Tanah

Tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan pembawa air yang berada

diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir tetap debitnya disamping

kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih. Debit air ini sedikit sekali dipengaruhi

oleh musim dan keadaan di sekelilingnya. Menurut wawancara dengan masyarakat air

tanah dapat diperoleh melalui sumur pompa dengan kedalaman 4 – 12 meter. Kondisi air

tanah yang ada secara fisik adalah agak keruh dan sedikit asin sehingga dimanfaatkan

untuk kegiatan domestik seperti mandi cuci kakus. Sedangkan untuk minum dan untuk

kegiatan yang membutuhkan air dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah yang besar,

air yang dibutuhkan disuplai dari PDAM Kota Semarang.

9

Victor Hotma Rioalnda, 28/09/15,
Cek lagi siapa tau ada yang baru
Page 30: Amdal Mangkoe

2.2.2 Komponen Hidrooceanografi

a. pasang surut

jenis pasang surut dari data yang didapat adalah diurnal dengan lunggang air (tidal

range) saat neap tide adalah 0,9 m dan saat spring tide adalah 2,1 m. Kondisi pasang surut

dapat dilihat pada Gambar 2. 1 Kondisi Pasang Surut

b. arus

Terdapat dua arus yang dominan yaitu arah timur ke barat dan arah barat ke timur

dimana arah pergantian terjadi setiap 6 (enam) jam sekali dengan kecepatan maksimum 6

knots.

c. Gelombang

10

Gambar 2. 1 Kondisi Pasang Surut

Gambar 2. 2

Page 31: Amdal Mangkoe

Kondisi gelombang dipengaruhi oleh fetch (jarak hebusan angin). Fetch di daerah ini

pendek sehingga mengakibatkan tinggi gelombang yang rendah di perairan ini.

d. Morfologi Pantai

Di daerah ini tidak terdapat sungai yang merupakan sumber sedimentasi maka di

derah ini tidak terjadi sedimentasi maupun erosi. Selain itu tidak adanya sedimentasi juga

disebabkan oleh keadaan arus dan gelombang yang cukup tenang di perairan.

2.2.3 Komponen Biologi

a. Fauna

Data fauna diperoleh dari observasi lapangan, pada area proyek terdapat beberapa

macam ekosistem yang dijumpai. Sehingga fauna yang ada di lokasi proyek diuraikan

berdasarkan ekosistem fauna tersebut hidup.

Ekosistem terumbu karang

Ekosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih.

Organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang

(Coelenterata) dimana sudah sedikit jumlahnya dikarenakan banyak lalu lintas kapal

di pelabuhan tanjung Emas, selain itu hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang,

siput), bintang laut, ikan, dan ganggang.

11

Gambar 2. 3 Kondisi gelombang

Page 32: Amdal Mangkoe

Ekosistem pantai pasir

Hewan yang hidup di ekosistem ini, misalnya musang, burung, dan lain - lain.

b. Vegetasi

Data vegetasi yang disajikan diperoleh dari data sekunder dan hasil kegiatan

observasi lapangan tim penyusun. Vegetasi darat yang dijumpai pada lokasi tapak rencana

kegiatan merupakan vegetasi alami, Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang

menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam

pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Pada dasarnya, perkembangan

vegetasi yang ada di daerah pantai (litoral), dijumpai dua formasi vegetasi, yaitu

formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia sebagai berikut

Formasi pescaprae

Di daerah pasang surut, vegetasi didominasi oleh tumbuhan perintis yang menjalar

atau rumput-rumputan  tertentu dan dikenal sebagai “Formasi Pes-Caprae” Formasi

ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di

sepanjang pantai. Komposisi spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di lokasi

didominasi oleh Ipomoea pescaprae (katang-katang) salah satu spesies tumbuhan

menjalar, herba rendah yang akamya mampu mengikat pasir. Sebetulnya nama

fomlasipescaprae diambil dari nama spesies tumbuhan yang dominan itu. Akan

tetapi, ada spesies-spesies tumbuhan lainnya terdapat pada

formasi pescaprae antara lain Cyperus penduculatus, Cyperus stoloniferus, Thuarea

linvoluta, Spinifex littoralis, Vitex trifolia, Ishaemum muticum, Euphorbia atoto,

Launaca sarmontasa, Fimbristylis sericea, Canavalia abtusiofolia, Triumfetta repens,

Uigna marina, Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan  Ipomoea littoralis. Contoh

tumbuhan pada formasi ini dapat dilihat pada Gambar 2. 4 Ipomea Pescaprae di

bawah ini.

12

Page 33: Amdal Mangkoe

Gambar 2. 4 Ipomea Pescaprae 

Formasi   Barringtonia

Disebut formasi Barringtonia karena spesies tumbuhan yang dominan di daerah ini

adalah spesies pohon Barringtonia asiatica. Beberapa spesies pohon yang tumbuh

di pantai dan menyusun ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica,

Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa (Ketapang), Hibiscus tiliaceus (Waru),

Calophyllum inophyllum (Nyamplung), Hernandia peltata (Kampis Cina), Sterculia

foetida (Kepuh), Manilkara kauki, Cocos nucifera (Kelapa), Crinum asiaticum, Cycas

rumphii (Pakis Haji), Desmodium umbellatum, Dodonaea viscesa, Sophora

tomentosa, Erythrina variegata, Guettarda speciosa (Jati pasir), Pandanus bidur,

Pandanus tectorius, dan Nephrolepis biserrata. Contoh tumbuhan pada formasi ini

dapat dilihat pada Gambar 2. 5 Formasi Barringtonia di bawah ini.

.

13

Gambar 2. 5 Formasi Barringtonia 

Page 34: Amdal Mangkoe

2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

a. Sosial – Ekonomi

rencana pembangunan galangan kapal “Mangkoe” ini berlokasi di Kelurahan

Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Menurut Semarang dalam angka 2014 keadaan

demografi lokasi ini adalah sebagai berikut.

Jumlah penduduk Semarang Utara = 128002 jiwa

Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk Kecamatan Semarang Utara adalah

meliputi

Petani sendiri = 0 jiwa

Buruh tani = 0 jiwa

Nelayan = 1875 jiwa

Pengusaha = 12371 jiwa

Buruh industri = 8702 jiwa

Buruh bangunan = 1975 jiwa

Pedagang = 4513 jiwa

Angkutan = 1245 jiwa

PNS dan TNI /POLRI = 2275 jiwa

c. Budaya

Di Kelurahan Tanjung Emas dan Kecamatan Semarang utara mayoritas penduduk

adalah suku Jawa dan beragama islam. Selain itu, di sekitar lokasi tidak terdapat cagar

budaya atau tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar.

2.2.5 Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari sarana kesehatan

dan tenaga kerja kesehatan. Adapun saran kesehatan yang terdapat dilokasi studi yang

merupakan salah satu rona awal lingkungan yang disajikan pada Tabel 2. 3 Prasarana

Kesehatan di bawah ini.

Tabel 2. 3 Prasarana Kesehatan Kecamatan Semarang Utar

Prasarana kesehatan jumlah

Rumah sakit 0

Rumah bersalin 0

Puskesmas 1

Puskesmas pembantu 5

14

Page 35: Amdal Mangkoe

Balai pengobatan swasta 1

BKIA swasta / ABRI 1

Jumlah 8

Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014

Sedangkan tenaga kerja kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari dokter

praktek, bidan, mantri, dan apoteker yang membantu masyarakat di bidang kesehatan.

Tenaga kerja kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan di bawah ini.

Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan

No

.

Jenis tenaga kesehatan jumlah

1 Dokter umum 6

2 Dokter gigi 3

3 Dokter spesialis lainnya 1

4 Bidan 6

5 Perawat 6

6 Sarjana farmasi 1

7 Asisten apoteker 2

8 Ahli madya akeperawatan 3

9 Analis kesehatan 1

10 Sanitarian 1

11 Perawat gizi 1

12 Lainnya 1

jumlah 35

b. Sumber Daya Kesehatan

Semakin meningkatnya jumlah penduduk suatu kota maka akan semakin meningkat

timbulan sampah yang dihasilkan. Timbulan sampah yang dihasilkan.

2.2.6 Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau

Kegiatan

Proyek pembangunan Galangan Kapal Mangkoe ini berbatasan dengan…. Sehingga

Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan

dapat dilihat atau diuraikan pada masing – masing batas yang meliputi di bawah ini.

15

Page 36: Amdal Mangkoe

2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat

2.4 Pelingkupan Dampak Penting

2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial

Dampak Penting Hipotetik (DPH) merupakan dampak yang akan dikaji dalam

ANDAL. Proses penentuan DPH harus dilengkapi dengan informasi rencana kegiatan

(sumber dampak) dan rona lingkungan hidup (penerima dampak), serta hasil pelibatan

masyarakat. Dari ketiga informasi tersebut, dilakukan identifikasi dampak yang kemudian

perlu dikaji dalam ANDAL. Proses identifikasi DPH terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Identifikasi dampak potensial

Identifikasi dampak potensial bertujuan untuk memprediksi semua dampak yang

berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini

menghasilkan daftar dampak potensial.

2. Evaluasi dampak potensial

Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk memisahkan dampak-dampak potensial

yang perlu atau tidak perlu dikaji secara mendalam dalam ANDAL. Evaluasi dilakukan

dengan menjawab 4 (empat) pertanyaan penting yang mewakili, sehingga dapat

disimpulkan apakah dampak tersebut perlu dikaji atau tidak. Langkah ini menghasilkan

daftar dampak penting hipotetik.

3. Klasifikasi dan prioritas DPH

Klasifikasi dan prioritas DPH bertujuan untuk mengelompokkan dampak penting

hipotetik yang telah ditentukan sebelumnya agar mudah dipahami dan digunakan dalam

menentukan strategi kajian. Langkah ini menghasilkan klasifikasi dampak dan urutan

prioritas dampak penting hipotetik.

Bagan alir dari proses identifikasi DPH pada Gambar 2. 6 Bagan Alir Proses

Pelingkupan berikut ini :

16 Evaluasi

Dampak

Potensial

Identifikasi

Dampak

Potensial

Dampak

Penting

Hipotetik

Dampak

Potensial

Hasil

Pelibatan

Masyarakat

Deskripsi

Rona

Lingkungan

Deskripsi

Rencana

Kegiatan

Page 37: Amdal Mangkoe

2.4.2 Identifikasi Dampak Potensial

Dalam menentukan dampak potensial yang kemungkinan akan terjadi akibat

kegiatan proyek ini, maka perlu dilakukan identifikasi dampak primer dan sekunder. Dampak

primer merupakan interaksi antara sumber dampak (komponen kegiatan) dengan penerima

dampak primer (komponen lingkungan), sedangkan dampak sekunder merupakan interaksi

antara sumber dampak primer (komponen kegiatan) dengan penerima dampak sekunder

(komponen lingkungan). Dampak potensial merupakan gabungan dari dampak primer dan

dampak sekunder. Dampak potensial dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.

A. Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap pra konstruksi, terdapat beberapa komponen kegiatan yang memiliki

kemungkinan memberikan dampak pada komponen lingkungan, diantaranya:

1. Peninjauan (survei) awal lokasi proyek

Dampak primer:

- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena kekhawatiran

masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan dari proyek ini.

Dampak sekunder:

- Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

terdapat beberapa warga yang mengambil tindakan sendiri tanpa

mengetahui informasi yang jelas mengenai proyek.

2. Perizinan proyek

Dampak primer:

- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena adanya perbedaan

persepsi antar masyarakat mengenai proyek tersebut.

Dampak sekunder:

- Terjadinya pro kontra masyarakat terhadap pembangunan proyek,

disebabkan karena perbedaan persepsi antar masyarakat.

3. Sosialisasi proyek

Dampak primer:

- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena masih terdapat

perbedaan persepsi antar masyarakat mengenai proyek tersebut.

17

Page 38: Amdal Mangkoe

Dampak sekunder:

- Terjadinya pro kontra masyarakat terhadap pembangunan proyek,

disebabkan karena adanya masyarakat yang memberikan respon positif dan

negatif terhadap pembangunan proyek, sehingga pihak pemrakarsa dan

pemerintah terkait harus meluruskan sudut pandang masyarakat agar

pembangunan proyek ini dapat terlaksana.

4. Pengukuran, pemasangan patok, dan pemagaran area proyek

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena pemasangan patok

menggunakan kayu yang ditancapkan ke tanah dengan bantuan palu,

sedangkan pemagaran area proyek dilakukan mengelilingi area lokasi

proyek menggunakan material seng yang cenderung menimbulkan

kebisingan.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan dari kegiatan tersebut.

5. Pembebasan lahan

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini

menggunakan alat berat.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Perubahan fungsi lahan, disebabkan karena lahan yang awalnya merupakan

lahan yang berisi bangunan berubah menjadi lahan kosong.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena sisa

pembongkaran bangunan sebelumnya di lahan proyek.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan dari kegiatan tersebut.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara yang terjadi.

- Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan, disebabkan karena

adanya alih fungsi lahan dalam skala luas.

- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan

sisa material bekas pembongkaran bangunan sebelumnya.

B. Tahap Konstruksi

18

Page 39: Amdal Mangkoe

Pada tahap konstruksi, terdapat beberapa komponen kegiatan yang memiliki

kemungkinan memberikan dampak pada komponen lingkungan, diantaranya:

1. Mobilisasi tenaga kerja

Dampak primer:

- Peningkatan kesempatan kerja, disebabkan karena pelaksanaan proyek ini

membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak selama tahap konstruksi.

- Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek, disebabkan karena tuntutan

kebutuhan sehari-hari pekerja proyek, misalnya adanya warung makan

dadakan, dan lain-lain.

- Peningkatan timbulan sampah, disebabkan karena adanya sampah yang

dihasilkan oleh tenaga kerja selama kegiatan konstruksi berlangsung.

- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas

pekerja selama tahap konstruksi berlangsung.

- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja

selama tahap konstruksi berlangsung.

Dampak sekunder:

- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya

peningkatan kesempatan kerja yang secara tidak langsung akan

meningkatkan PAD dari pajak yang ada.

- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek, disebabkan karena

meningkatnya kegiatan ekonomi di sekitar proyek.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya

jumlah timbulan sampah akibat dari kegiatan ini.

2. Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan

transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan kerja dan bahan

material yang cenderung menimbulkan kebisingan.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses

pengangkutan peralatan kerja dan bahan material yang akan digunakan

untuk tahap konstruksi.

- Tercecernya bahan material, disebabkan karena kurangnya keamanan

wadah penyimpan bahan material.

- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena penggunaan

transportasi pengangkut peralatan kerja dan bahan material yang berukuran

besar dan kecepatannya cenderung rendah, sehingga volume kendaraan

meningkat.

19

Page 40: Amdal Mangkoe

- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena

penggunaan transportasi pengangkut peralatan kerja dan bahan material

yang berukuran besar dan pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali,

namun kondisi jalan yang dilalui kurang memadai.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena adanya debu

dan penurunan kualitas udara yang terjadi.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan katena adanya bahan

material yang tercecer akibat dari kegiatan ini.

- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena

adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan

jalan yang meningkat.

3. Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini

menggunakan alat berat.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Perubahan fungsi lahan, disebabkan karena lahan proyek yang semula telah

kosong akibat dari pembebasan lahan, akan segera dibangun kembali.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena sisa

material pembongkaran bangunan sebelumnya.

- Penurunan jumlah flora dan fauna darat, disebabkan karena lahan proyek

yang telah kosong sebelumnya dan telah ditumbuhi tumbuhan liar akan

dibersihkan, sehingga beberapa fauna darat yang menempati lahan tersebut

sebagai tempat tinggal baru juga akan berkurang jumlahnya.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara yang terjadi.

- Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan, disebabkan karena

adanya alih fungsi lahan dalam skala luas.

20

Page 41: Amdal Mangkoe

- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan

sisa material dari kegiatan ini.

4. Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan konstruksi

dari pembangunan basecamp dan gudang, hingga pengoperasiannya.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan sampah, disebabkan karena adanya sampah yang

dihasilkan dari kegiatan ini.

- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas

pekerja di basecamp selama tahap konstruksi berlangsung.

- Peningkatan volume limbah cair domestik, disebabkan karena adanya

aktivitas pekerja di basecamp selama tahap konstruksi berlangsung.

- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja di

basecamp dan gudang selama tahap konstruksi berlangsung.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara yang terjadi.

- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan

sampah dari kegiatan ini.

- Penurunan kualitas badan air, disebabkan karena meningkatnya volume

limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan pengoperasian basecamp

untuk pekerja proyek.

5. Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal

Dampak primer:

- Timbulnya getaran, disebabkan karena kegiatan pemasangan tiang pancang

menggunakan tiang pancang type pile with base enlargement..

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan

pemasangan pondasi untuk unit bangunan.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena

adanya sisa material dari kegiatan ini.

21

Page 42: Amdal Mangkoe

- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan

alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan

pribadi.

Dampak sekunder:

- Terjadi retakan pada bangunan sekitar, disebabkan karena adanya getaran

dari pekerjaan pondasi.

- Permohonan ganti rugi, disebabkan karena keretakan bangunan warga

sekitar akibat dari kegiatan ini.

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan akibat dari kegiatan ini.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya

timbulan sisa material dari kegiatan ini.

6. Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini

menggunakan alat berat.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena

adanya material sisa dari kegiatan ini.

- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan

alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan

pribadi.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan akibat dari kegiatan ini.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara akibat dari kegiatan ini.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya

timbulan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini.

7. Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway

Dampak primer:

22

Page 43: Amdal Mangkoe

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena mobilisasi

transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan yang cenderung

menimbulkan kebisingan.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses

pengangkutan peralatan.

- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena

penggunaan transportasi pengangkut peralatan yang berukuran besar dan

pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali, namun kondisi jalan yang dilalui

kurang memadai.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya ontensitas kebisingan.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara akibat kegiatan ini.

- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan

jalan yang meningkat.

8. Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos satpam

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena alat berat yang

digunakan dalam kegiatan kosntruksi dari fasilitas pendukung IPAM tersebut.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena

adanya material sisa akibat dari kegiatan ini.

- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan

alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan

pribadi.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya

timbulan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini.

23

Page 44: Amdal Mangkoe

9. Pekerjaan mechanical dan electrical, pengecatan fasilitas di galangan kapal dan

finishing

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena alat yang digunakan

cenderung menimbulkan kebisingan.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena

adanya sisa material akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan limbah B3, dari kegiatan pengecatan.

- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan

alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan

pribadi.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena adanya

peningkatan timbulan limbah padat (sisa material).

10. Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan alat

berat pada kegiatan ini.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa

material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena

adanya material sisa dari kegiatan ini.

- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan

alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan

pribadi.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya

timbulan limbah padat dari sisa material kegiatan.

24

Page 45: Amdal Mangkoe

11. Demobilisasi peralatan kerja

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan

transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan kerja yang

cenderung menimbulkan kebisingan.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses

pengangkutan peralatan kerja.

- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena penggunaan

transportasi pengangkut peralatan kerja yang berukuran besar dan

kecepatannya cenderung rendah, sehingga volume kendaraan meningkat.

- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena

penggunaan transportasi pengangkut peralatan kerja yang berukuran besar

dan pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali, namun kondisi jalan yang

dilalui kurang memadai.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya ontensitas kebisingan.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara akibat kegiatan ini.

- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena

adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.

- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan

jalan yang meningkat.

12. Demobilisasi tenaga kerja

Dampak primer:

- Berkurangnya kesempatan kerja, disebabkan karena kegiatan pada tahap

konstruksi telah selesai.

Dampak sekunder:

- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena

berkurangnya kesempatan kerja, sehingga pajak yang masuk sebagai

sumber PAD juga mengalami penurunan.

C. Tahap Operasional

1. Mobilisasi tenaga kerja

Dampak primer:

- Peningkatan kesempatan kerja, disebabkan karena membuka peluang

pekerjaan untuk masyarakat sekitar

25

Page 46: Amdal Mangkoe

Dampak sekunder:

- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya

peningkatan kesempatan kerja yang secara tidak langsung akan

meningkatkan PAD dari pajak yang ada.

- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena peningkatan jumlah

kendaraan yang lalu lalang dari dan menuju ke galangan kapal.

2. Pengoperasian galangan kapal

Dampak primer:

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena terdapat proses

penarikan di slipway yang cenderung menimbulkan kebisingan. Selain itu,

terdapat graving dock tempat memperbaiki kapal yang juga menimbulkan

kebisingan selama proses operasi berlangsung.

- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena adanya

proses dari kegiatan pengoperasian galangan kapal tersebut.

- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena adanya mobilitas

yang cukup tinggi.

- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya

pajak yang dihasilkan dari operasional galangan kapal.

- Peningkatan timbulan limbah padat, disebabkan karena kegiatan operasional

di kantor galangan kapal.

- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas dari

kegiatan pengoperasian galangan kapal.

Dampak sekunder:

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan.

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan

penurunan kualitas udara akibat kegiatan tersebut.

- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena

meningkatnya angka kemaceran akibat banyaknya volume kendaraan.

- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar, disebabkan karena

peningkatan PAD.

- Penurunan kualitas badan air, disebabkan karena meningkatnya volume

limbah cair yang berbanding lurus dengan menurunnya kualitas badan air.

- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena adanya

peningkatan timbulan limbah padat hasil dari kegiatan operasional galangan

kapal.

26

Page 47: Amdal Mangkoe

3. Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan kapal.

Dampak primer:

- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas

pekerja dalam rangka kegiatan pemeliharaan galangan kapal.

- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja

dalam rangka kegiatan pemeliharaan galangan kapal.

- Peningkatan timbulan sampah disebabkan karena sisa kegiatan di fasilitas

penunjang galangan kapal

- Peningkatan volume limbah cair, disebabkan karena sisa kegiatan di fasilitas

penunjang galangan kapal

4. Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase

Dampak primer:

- Penurunan kualitas udara, disebabkan karena peningkatan jumlah

kendaraan yang lalu lalang dari dan menuju lokasi.

- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena banyaknya jumlah

kendaraan yang masuk dan keluar.

- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kegiatan

pengoperasian jaringan jalan ini.

Dampak sekuder:

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena penurunan

kualitas udara akibat dari kegiatan ini.

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena

meningkatnya intensitas kebisingan.

Identifikasi dampak potensial disajikan dalam bentuk bagan alir, yang dapat dilihat

pada Gambar 2. 7 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Pra Konstruksi hingga Gambar 2. 14

Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 2). Sedangkan matriks dampak

potensial dapat dilihat pada Tabel 2. 5 Matriks Dampak Potensial

27

Page 48: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

  Peninjauan (survey) awal lokasi proyek

    Timbulnya keresahan masyarakat

    Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu

    Timbulnya keresahan masyarakat

  - Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu

 

   Perijinan proyek

    Timbulnya keresahan masyarakat

    Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek

    Timbulnya keresahan masyarakat

  - Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek

 

   Sosialisasi proyek

    Timbulnya keresahan masyarakat

    Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek

    Timbulnya keresahan masyarakat

  - Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek

Pra Konstruksi 

    Pengukuran, pemasangan patok, dan pemagaran area proyek

    Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

 

Pembebasan lahan

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

      Peningkatan intensitas kebisingan

      - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

        - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

    Perubahan fungsi lahan

   Perubahan fungsi lahan

    Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan

  - Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

    - Penurunan estetika lingkungan sekitar

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

 

Gambar 2. 7 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Pra Konstruksi

1

Page 49: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

     

Mobilisasi tenaga kerja

 Peningkatan kesempatan kerja

 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

 

   

     

   Peningkatan kegiatan ekonomi

di sekitar proyek

 Peningkatan taraf ekonomi

masyarakat di sekitar proyek

  Peningkatan kesempatan kerja

    - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Konstruksi        Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek

    Peningkatan timbulan sampah   Penurunan estetika lingkungan sekitar    - Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar

proyek

    Peningkatan timbulan sampah

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

   Peningkatan kebutuhan air

bersih

              Peningkatan kebutuhan air bersih

    Peningkatan kebutuhan listrik

 

   Peningkatan kebutuhan listrik

           

 

Gambar 2. 8 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 1)

2

Page 50: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

   

    Peningkatan intensitas kebisingan

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

     Tercecernya bahan material

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

    Tercecernya bahan material

      - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Peningkatan kemacetan lalu lintas

      Peningkatan kemacetan lalu lintas

    Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

  - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

      Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

      - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

      Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

    Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

 

 

Konstruksi   

 

Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

     

     

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Peningkatan intensitas kebisingan

      - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

     Perubahan fungsi lahan

    Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

      Perubahan fungsi lahan

      - Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

    Penurunan jumlah flora dan fauna darat

   

    Penurunan jumlah flora dan fauna darat

       

Gambar 2. 9 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 2)

3

Page 51: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

   

   

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Peningkatan intensitas kebisingan

    - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

   Peningkatan timbulan sampah

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

      Peningkatan timbulan sampah

        - Penurunan estetika lingkungan sekitar

     Peningkatan kebutuhan air bersih

        Peningkatan kebutuhan air bersih

      Peningkatan volume limbah cair domestik

      - Penurunan kualitas badan air

      Peningkatan volume limbah cair domestik

   Penurunan kualitas badan air

  Peningkatan kebutuhan listrik

     

     

     Peningkatan kebutuhan listrik

       

Konstruksi 

 

 

Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal

 

Timbulnya getaran

 Terjadi retakan pada bangunan sekitar

 

       

       

       Permohonan ganti rugi

  Timbulnya getaran

      - Terjadi retakan pada bangunan sekitar

      - Permohonan ganti rugi

      Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Peningkatan intensitas kebisingan

        - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

        Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

    - Penurunan estetika lingkungan sekitar

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Adanya risiko kecelakaan kerja

   

   

   Adanya risiko kecelakaan kerja

       

Gambar 2. 10 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 3)

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

4

Page 52: Amdal Mangkoe

Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

   

    Peningkatan intensitas kebisingan

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

        - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

      Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

      - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Adanya risiko kecelakaan kerja

     Adanya risiko kecelakaan kerja

       

 

 

 

Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

      Peningkatan intensitas kebisingan

      - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

Konstruksi        Timbulnya debu dan penurunan

kualitas udara   

Penurunan estetika lingkungan sekitar    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

      Peningkatan kerusakan jalan dan saran lain

   Peningkatan kerusakan jalan

        - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

     

     

    

    

 

 

 

 

 

Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos

satpam

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

  

   

    Peningkatan intensitas kebisingan

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

        - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

    - Penurunan estetika lingkungan sekitar

    Adanya risiko kecelakaan kerja

   Adanya risiko kecelakaan kerja

       

Gambar 2. 11 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 4)

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder

Pekerjaan mechanical dan electrical,   Peningkatan intensitas     Kenyamanan masyarakat sekitar  

5

Page 53: Amdal Mangkoe

pengecatan fasilitas di galangan kapal

dan finishing

kebisingan terganggu   

    Peningkatan intensitas kebisingan

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

        - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan)

      Adanya risiko kecelakaan kerja

     

     

     Adanya risiko kecelakaan kerja

       

 

 

 

Pembangunan jaringan jalan, area parker dan system drainase

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

     

      Peningkatan intensitas kebisingan

      Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

          - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

Konstruksi      Adanya risiko kecelakaan kerja

     Adanya risiko kecelakaan kerja

       

 

 

 

Demobilisasi peralatan kerja

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

      Peningkatan intensitas kebisingan

      - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

          Peningkatan kemacetan lalu lintas

      Peningkatan kemacetan lalu lintas

    Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

  - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

      Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

      - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

      Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

    Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

 

 

 

   Demobilisasi tenaga kerja

   Berkurangnya kesempatan kerja

    Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Berkurangnya kesempatan kerja

- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Gambar 2. 12 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 5)

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial

Mobilisasi tenaga kerja Peningkatan kesempatan kerja   Peningkatan Pendapatan Asli Daerah  

6

Page 54: Amdal Mangkoe

(PAD)    Peningkatan kesempatan kerja

            - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

     Peningkatan kemacetan lalu lintas

  - Peningkatan kemacetan lalu lintas

 

 

 

Pengoperasian galangan kapal

  Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

 

     

Operasional     

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Peningkatan intensitas kebisingan

      - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      Peningkatan kemacetan lalu lintas

    Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

      Peningkatan kemacetan lalu lintas

      - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

        Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar

    Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    - Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar

    Peningkatan timbulan limbah padat

 Peningkatan timbulan limbah

padat

 

Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Peningkatan kebutuhan listrik

   

   

   Peningkatan kebutuhan listrik

     

   

Gambar 2. 13 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 1)

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder

Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan kapal

 Peningkatan kebutuhan air bersih

       

   

7

Page 55: Amdal Mangkoe

    Peningkatan kebutuhan air bersih

    Peningkatan volume limbah cair domestik

   Penurunan kualitas badan air

  Peningkatan volume limbah cair domestik

    - Penurunan kualitas badan air

        Peningkatan timbulan sampah

     Peningkatan timbulan sampah

   Penurunan estetika lingkungan sekitar

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

      Peningkatan timbulan limbah B3

      Peningkatan kebutuhan listrik

          

     

Operasional     

     Peningkatan kebutuhan listrik

       

 

 

 

Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

 

      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

        Peningkatan intensitas kebisingan

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Peningkatan intensitas kebisingan

    - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

    Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

    Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

       

Gambar 2. 14 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 2)

8

Page 56: Amdal Mangkoe

Tabel 2. 5 Matriks Dampak Potensial

Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Komponen Lingkungan

Pen

inja

uan

(sur

vei)

aw

al lo

kasi

Per

ijin

an P

roye

k

Sos

iali

sasi

Pro

yek

Pen

guku

ran,

pem

asan

gan

pato

k, d

an p

emag

aran

are

a pr

oyek

Pem

beba

san

laha

n

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Mob

ilis

asi p

eral

atan

ker

ja d

an b

ahan

mat

eria

l

Pem

bers

ihan

, pen

guru

gan

laha

n da

n pe

nger

ukan

utn

uk d

ock

Pem

bang

unan

dan

pen

gope

rasi

an b

asec

amp

dan

guda

ng

Pek

erja

an s

truk

tur

bagi

an b

awah

gal

anga

n ka

pal

Pek

erja

an s

truk

tur

dan

peke

rjaa

n be

ton

fasi

lita

s ga

lang

an k

apal

Pem

asan

gan

rel d

an m

esin

pen

unja

ng d

i sli

pway

Pem

bang

unan

wor

ksho

p, k

anto

r, to

ilet

, gud

ang,

gen

set r

oom

, dan

pos

sa

tpam

Pek

erja

an m

echa

nica

l dan

ele

ctri

cal,

peng

ecat

an f

asil

itas

dan

fin

ishi

ng

Pem

bang

unan

jari

ngan

jala

n, a

rea

park

ir, d

an s

iste

m d

rain

ase

Dem

obil

isas

i per

alat

an k

erja

Dem

obil

isas

i ten

aga

kerj

a

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Pen

gope

rasi

an g

alan

gan

kapa

l

Pem

elih

araa

n fa

sili

tas

penu

njan

g di

gal

anga

n ka

pal

Pen

gope

rasi

an ja

ring

an ja

lan,

are

a pa

rkir

, dan

sis

tem

dra

inas

e

I Fisik – Kimia                                          

A Ruang, Tanah, dan Lahan                                          

1 Fungsi lahan         V     V                          

3 Timbulnya getaran                   V                      

4 Keretakan pada bangunan sekitar                   V                      

6 Keseimbangan daya dukung lingkungan         V     V                          

7 Tercecernya bahan material             V                            

8 Estetika lingkungan sekitar         V V V V V V V V V V V       V V  

B Kualitas Udara dan Kebisingan                                          

9 Intensitas kebisingan       V V   V V V V V V V V V V     V   V

10 Debu dan kualitas udara         V   V V V V V   V V   V     V   V

C Hidrologi                                          

11 Kualitas badan air                 V                   V V  

                                             

II Biologi                                          

A Flora dan Fauna                                          

13 Jumlah flora dan fauna darat               V                          

14 Jumlah biota air                                          

                                             III Sosial, Ekonomi, dan Budaya

                                         

9

Page 57: Amdal Mangkoe

Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Komponen Lingkungan

Pen

inja

uan

(sur

vei)

aw

al lo

kasi

Per

ijin

an P

roye

k

Sos

iali

sasi

Pro

yek

Pen

guku

ran,

pem

asan

gan

pato

k, d

an p

emag

aran

are

a pr

oyek

Pem

beba

san

laha

n

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Mob

ilis

asi p

eral

atan

ker

ja d

an b

ahan

mat

eria

l

Pem

bers

ihan

, pen

guru

gan

laha

n da

n pe

nger

ukan

utn

uk d

ock

Pem

bang

unan

dan

pen

gope

rasi

an b

asec

amp

dan

guda

ng

Pek

erja

an s

truk

tur

bagi

an b

awah

gal

anga

n ka

pal

Pek

erja

an s

truk

tur

dan

peke

rjaa

n be

ton

fasi

lita

s ga

lang

an k

apal

Pem

asan

gan

rel d

an m

esin

pen

unja

ng d

i sli

pway

Pem

bang

unan

wor

ksho

p, k

anto

r, to

ilet

, gud

ang,

gen

set r

oom

, dan

pos

sa

tpam

Pek

erja

an m

echa

nica

l dan

ele

ctri

cal,

peng

ecat

an f

asil

itas

dan

fin

ishi

ng

Pem

bang

unan

jari

ngan

jala

n, a

rea

park

ir, d

an s

iste

m d

rain

ase

Dem

obil

isas

i per

alat

an k

erja

Dem

obil

isas

i ten

aga

kerj

a

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Pen

gope

rasi

an g

alan

gan

kapa

l

Pem

elih

araa

n fa

sili

tas

penu

njan

g di

gal

anga

n ka

pal

Pen

gope

rasi

an ja

ring

an ja

lan,

are

a pa

rkir

, dan

sis

tem

dra

inas

e

A Sosial – Ekonomi                                          

15 Pendapatan Asli Daerah (PAD)           V                     V V V    

16 Kegiatan ekonomi di sekitar proyek           V                              

17 Kebutuhan air bersih           V     V                     V  

18 Kebutuhan listrik           V     V                   V V  

19 Kesempatan kerja           V                     V V      

20 Taraf ekonomi masyarakat sekitar           V                         V    

21 Kerusakan jalan dan sarana lain             V                 V          

22 Permohonan ganti rugi                   V                      

B Sosial – Budaya                                          

26 Keresahan masyarakat V V V                                    

27 Pro dan kontra masyarakat   V V                                    

28 Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar V                                        

29 Kenyamanan masyarakat sekitar       V V   V V V V V V V V V V     V   V

30 Kemacetan lalu lintas             V                 V   V V    

31 Kenyamanan dalam berlalu lintas             V                 V     V    

                                             

IV Kesehatan Masyarakat                                          

32 Kesehatan masyarakat sekitar         V V V V V V V   V V   V     V   V

33 Timbulan sampah           V   V                     V  

10

Page 58: Amdal Mangkoe

Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Komponen Lingkungan

Pen

inja

uan

(sur

vei)

aw

al lo

kasi

Per

ijin

an P

roye

k

Sos

iali

sasi

Pro

yek

Pen

guku

ran,

pem

asan

gan

pato

k, d

an p

emag

aran

are

a pr

oyek

Pem

beba

san

laha

n

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Mob

ilis

asi p

eral

atan

ker

ja d

an b

ahan

mat

eria

l

Pem

bers

ihan

, pen

guru

gan

laha

n da

n pe

nger

ukan

utn

uk d

ock

Pem

bang

unan

dan

pen

gope

rasi

an b

asec

amp

dan

guda

ng

Pek

erja

an s

truk

tur

bagi

an b

awah

gal

anga

n ka

pal

Pek

erja

an s

truk

tur

dan

peke

rjaa

n be

ton

fasi

lita

s ga

lang

an k

apal

Pem

asan

gan

rel d

an m

esin

pen

unja

ng d

i sli

pway

Pem

bang

unan

wor

ksho

p, k

anto

r, to

ilet

, gud

ang,

gen

set r

oom

, dan

pos

sa

tpam

Pek

erja

an m

echa

nica

l dan

ele

ctri

cal,

peng

ecat

an f

asil

itas

dan

fin

ishi

ng

Pem

bang

unan

jari

ngan

jala

n, a

rea

park

ir, d

an s

iste

m d

rain

ase

Dem

obil

isas

i per

alat

an k

erja

Dem

obil

isas

i ten

aga

kerj

a

Mob

ilis

asi t

enag

a ke

rja

Pen

gope

rasi

an g

alan

gan

kapa

l

Pem

elih

araa

n fa

sili

tas

penu

njan

g di

gal

anga

n ka

pal

Pen

gope

rasi

an ja

ring

an ja

lan,

are

a pa

rkir

, dan

sis

tem

dra

inas

e

34 Timbulan limbah padat (sisa material)         V     V   V V V V V V       V    

35 Timbulan limbah B3                         V             V  

36 Volume Limbah cair domestic           V     V                   V  

39 Angka kecelakaan lalu lintas             V                 V         V

40 Risiko kecelakaan kerja                   V V V V V V            

11

Page 59: Amdal Mangkoe

2.4.3 Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang akan dikaji dalam ANDAL ditentukan

berdasarkan dampak potensial yang telah dibahas sebelumnya. Penentuan DPH dilakukan

dengan melakukan evaluasi terhadap dampak potensial, sehingga diperoleh DPH yang

dirasa perlu dan relevan untuk dikaji secara mendalam dalam ANDAL. Dalam melakukan

evaluasi terhadap dampak potensial, digunakan 4 (empat) pertanyaan sebagai berikut:

6. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan

lapangan.

7. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat

dilihat dari data sekunder dan kunjungan lapangan.

8. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan

tersebut? Hal ini dapat dilihat dari hasil konsultasi masyarakat.

9. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh

kegiatan tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan

yang menetapkan baku mutu lingkungan, emisi, limbah, tata/ruang, dan lain

sebagainya.

Setiap dampak potensial yang telah ditentukan sebelumnya, diseleksi dengan

menggunakan 4 (empat) pertanyaan di atas dan hanya dijawab dengan ‘Ya’ atau ‘Tidak’.

Apabila terdapat minimal salah satu pertanyaan dengan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak tahu’,

maka dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang

kemudian harus dikaji dalam ANDAL. Hasil evaluasi dampak potensial tersebut dapat dilihat

pada Tabel 2. 6 Hasil Evaluasi Dampak Penting di bawah ini.

1

Page 60: Amdal Mangkoe

Tabel 2. 6 Hasil Evaluasi Dampak Penting

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

Tahap Pra Konstruksi

1Peninjauan (survei)

awal lokasiMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Karena direncanakan adanya kegiatan sosialisasi proyek kepada masyarakat

Masyarakat Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama

2 Perijinan ProyekMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang dampak positif proyek

Masyarakat Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Segera diadakan kegiatan sosialisasi proyek

3 Sosialisasi ProyekMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Kegiatan sosialisasi akan dilakukan beberapa kali sehingga diharapkan masyarakat memiliki pemikiran positif terhadap proyek

Masyarakat Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dapat diatasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat

4Pengukuran,

pemasangan patok, dan pemagaran area proyek

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Intensitas yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi dan tidak berlangsung lama

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama

5 Pembebasan lahan

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Debu yang dihasilkan dari kegiatan ini tidak terlalu banyak

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Lingkungan Perubahan fungsi lahan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPerubahan fungsi lahan yang terjadi tidak berlangsung lama, karena lahan akan segera dibangun kembali

Lingkungan Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Jumlah timbulan limbah padat (sisa material) tidak banyak

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Tahap Konstruksi

6 Mobilisasi tenaga kerja

Masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Ya Tidak Tidak Tidak YaPeningkatan kesempatan kerja perlu dikaji dalam ANDAL karena memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar lokasi

Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan PAD tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena jumlahnya tidak terlalu besar

Masyarakat Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek Ya Tidak Tidak Tidak YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar terpengaruh dalam kegiatan ini

Masyarakat Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Ya Tidak Ya YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena beban terhadap komponen lingkungan sudah tinggi

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

7Mobilisasi peralatan

kerja dan bahan Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya Ya

Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan bantuan truk besar sehingga cukup tinggi intensitas kebisingannya

1

Page 61: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

material

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Masyarakat Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaMobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan bantuan truk besar sehingga akan banyak debu yang dihasilkan

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Tercecernya bahan material Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTercecernya bahan material tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena dapat diminimisasi dengan pengepakan yang aman

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak kontinyu dan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak kontinyu dan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Masyarakat Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain Ya Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kerusakan jalan memiliki dampak yang besar di beberapa komponen lingkungan

Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakAngka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

8

Pembersihan, pengurugan lahan dan

pengerukan untuk dock

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Tidak YaIntensitas kebisingan cukup tinggi karena kegiatan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Tidak Tidak Ya Debu yang dihasilkan pada kegiatan ini diprediksi cukup banyak

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Perubahan fungsi lahan Tidak Tidak Tidak Tidak YaPerubahan fungsi lahan tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar, karena proyek ini juga direncanakan akan adanya taman sebagai wujud pemrakarsa untuk menjaga keseimbangan lingkungan

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Ya Tidak Tidak YaTimbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan terlalu besar, karena adanya kegiatan pengerukan lahan graving dock

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Lingkungan Penurunan jumlah flora dan fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak TidakLahan proyek yang digunakan merupakan lahan kosong yang sebelumnya hanya ditumbuhi rumput liar dan kemungkinan terdapat hewan darat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak

9Pembangunan dan

pengoperasian basecamp dan gudang

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Tidak YaIntensitas kebisingan diprediksi cukup tinggi karena selama proyek berlangsung, basecamp merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh pekerja selain lokasi proyek

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak Ya Debu yang dihasilkan pada kegiatan ini diprediksi cukup banyak

2

Page 62: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan ini tidak terlalu besar, karena pekerja tidak berada 24 jam di basecamp

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

Lingkungan Peningkatan volume limbah cair domestik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Volume limbah cair domestik akibat kegiatan ini bersifat tidak kontinyu

Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai sumber air baku IPAM, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini

Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

10Pekerjaan struktur

bagian bawah galangan kapal

Masyarakat Timbulnya getaran Ya Tidak Tidak Tidak YaGetaran yang diakibatkan oleh kegiatan ini cukup mengganggu kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi proyek

Masyarakat Terjadi retakan pada bangunan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa

Pemilik proyek

Permohonan ganti rugi Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya YaIntensitas kebisingan dari pekerjaan pondasi ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan limbah padat berupa bahan material sisa tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena jumlahnya tidak terlalu banyak

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

11Pekerjaan struktur dan

pekerjaan beton Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya Ya

Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

3

Page 63: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

fasilitas di galangal kapal

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

12Pemasangan rel dan mesin penunjang di

slipway

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan limbah padat berupa bahan material sisa dari kegiatan ini tidak terlalu banyak, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Lingkungan Peningkatan kerusakan jalan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan ditangani dengan pembenahan sarana

Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

13

Pembangunan workshop, kantor,

toilet, gudang, genset room, dan pos satpam

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

4

Page 64: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

14

Pekerjaan mechanical dan electrical,

pengecatan fasilitas di galangan kapal dan

finishing

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan) Ya Tidak Ya Ya Ya Limbah B3 perlu perlakuan tersendiri karena mengacu pada undang undang

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

15Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan

sistem drainase

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Intensitas kebisingan dalam kegiatan ini tidak terlalu besar

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Timbulan limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu besar

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek

Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi

16Demobilisasi peralatan

kerja

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Tidak YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat angkut yang berukuran besar sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)

Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

5

Page 65: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

Masyarakat Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain Tidak Tidak Tidak Tidak TidakKerusakan jalan dan sarana lain terjadi akibat seringnya truk besar yang melewati jalan menuju atau meninggalkan proyek. Hal ini dapat diatasi dengan mengefektifitaskan setiap mobilitas

Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakAngka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

17Demobilisasi tenaga

kerja

Masyarakat Berkurangnya kesempatan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama, karena kesempatan kerja akan meningkat lagi seiring dengan tahap operasional IPAM

Masyarakat Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Penurunan PAD tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Tahap Operasional

18 Mobilisasi tenaga kerja

Masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Ya Tidak Tidak Tidak YaKegiatan ini mempengaruhi sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar, sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL

Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan PAD dari kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)

19Pengoperasian galangan kapal

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi dan diperkirakan akan mempengaruhi sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDebu yang dihasilkan dari kegiatan ini tidak cukup banyak, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang dihasilkan tidak terlalu besar

Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)

Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang dihasilkan tidak terlalu besar

Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ya Tidak Tidak Tidak YaJumlah PAD mengalami peningkatan yang besar dari kegiatan ini, sehingga akan mempengaruhi aktifitas masyarakat sekitar, maka perlu dilakukan kajian ANDAL

Masyarakat Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Taraf ekonomi meningkat tidak terlalu besar

Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat air buangan dari dock, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini

Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Timbulan limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu besar

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

20Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan

kapal

Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

Lingkungan Peningkatan limbah cair domestic Tidak Tidak Tidak Tidak TidakLimbah cair domestik dari kegiatan ini tidak terlalu besar dan akan diolah dalam septictank

Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat buangan dari aktivitas bengkel dan perkantoran sehingga apabila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini

6

Page 66: Amdal Mangkoe

No Komponen KegiatanPenerima Dampak

Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL

(ya/tidak)Alasan

1 2 3 4

Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Ya Ya Ya YaDampak yang ditimbulkan perlu dikaji dalam ANDAL karena beban terhadap komponen lingkungan sudah tinggi

Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL

21Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan

sistem drainase

Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Ya Ya Ya YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena adanya kekhawatiran masyarakat yang tinggi terhadap komponen lingkungan

Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar

Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan intensitas kebisingan tidak terlalu besar dan hanya pada jam tertentu saja

Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu

Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan angka kecelakaan akibat kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL

Sumber: Daksa Aptana Consultant, 2015

Kemudian dari hasil evaluasi tersebut, dapat dibuat bagan alir mulai dari komponen kegiatan, dampak potensial, hingga dampak penting hipotetik, yang dapat dilihat pada Gambar 2. 15 Bagan Alir Dampak Penting

Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 1)Gambar 2. 21 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 2) hingga Error: Reference source not found berikut ini.

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

7

Page 67: Amdal Mangkoe

Mobilisasi tenaga kerja

Peningkatan kesempatan kerja

- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek - Peningkatan kesempatan kerja

- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek     - Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek

  Peningkatan timbulan sampah - Peningkatan timbulan sampah

- Penurunan kualitas sanitasi lingkungan

Konstruksi    - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

- Penurunan estetika lingkungan sekitar

Peningkatan kebutuhan air bersih

Peningkatan kebutuhan listrik

Gambar 2. 15 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 1)

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

8

Page 68: Amdal Mangkoe

Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material

Peningkatan intensitas kebisingan

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar     - Peningkatan intensitas kebisingan

    Tercecernya bahan material - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar - Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

  Peningkatan kemacetan lalu lintas

  - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

  Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

  - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

 

 

Konstruksi   

 

Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar     - Peningkatan intensitas kebisingan

  Perubahan fungsi lahan - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan - Peningkatan timbulan padat (sisa material)

Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

- Penurunan estetika lingkungan sekitar

Penurunan jumlah flora dan fauna darat

Gambar 2. 16 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 2)

9

Page 69: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang

Peningkatan intensitas kebisingan

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Peningkatan intensitas kebisingan

  Peningkatan timbulan sampah     - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    - Penurunan estetika lingkungan sekitar - Penurunan kualitas badan air

  Peningkatan kebutuhan air bersih

  Peningkatan volume limbah cair domestik

  - Penurunan kualitas badan air

  Peningkatan kebutuhan listrik

 

Konstruksi 

 

 

Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal

  Timbulnya getaran

  - Terjadi retakan pada bangunan sekitar

  - Permohonan ganti rugi - Timbulnya getaran

  Peningkatan intensitas kebisingan     - Peningkatan intensitas kebisingan

    - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

- Penurunan estetika lingkungan sekitar

Adanya risiko kecelakaan kerja

Gambar 2. 17 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 3)

10

Page 70: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal

Peningkatan intensitas kebisingan

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara     - Peningkatan intensitas kebisingan

    - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Adanya risiko kecelakaan kerja

 

 

 

 

Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu    - Peningkatan intensitas kebisingan

Konstruksi      Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Gangguan kesehatan masyarakat

  Peningkatan kerusakan jalan

  - Peningkatan angka kecelakaan

 

 

 

 

 

 

 

Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos

satpam

 

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara     - Peningkatan intensitas kebisingan

    - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

- Penurunan estetika lingkungan sekitar

Adanya risiko kecelakaan kerja

Gambar 2. 18 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 4)

11

Page 71: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

Pekerjaan mechanical dan electrical, pengecatan fasiltas dan finishing

Peningkatan intensitas kebisingan

- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan)     - Peningkatan intensitas kebisingan

  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) - Timbulnya limbah B3

  - Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Adanya risiko kecelakaan kerja

 

 

 

 

Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase

 

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)    - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

      - Penurunan estetika lingkungan sekitar

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

Konstruksi  Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

  - Penurunan estetika lingkungan

 

 

 

Demobilisasi peralatan kerja

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar     - Peningkatan intensitas kebisingan

      Peningkatan kemacetan lalu lintas - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas

  Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

  - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

 

 

   Demobilisasi tenaga kerja

  Berkurangnya kesempatan kerja

- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Gambar 2. 19 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 5)

12

Page 72: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

Mobilisasi tenaga kerjaPeningkatan kesempatan kerja    

- Peningkatan kesempatan kerja    - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  - Peningkatan kemacetan lalu lintas

 

Operasional 

Pengoperasian galangan kapal

  Peningkatan intensitas kebisingan

  - Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

  - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

  Peningkatan kemacetan lalu lintas - Peningkatan intensitas kebisingan

  - Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas     - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

      Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Penurunan kualitas badan air

- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar

- Penurunan kualitas badan air

Peningkatan timbulan limbah padat

- Penurunan estetika lingkungan sekitar

Peningkatan kebutuhan listrik

Gambar 2. 20 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 1)

13

Page 73: Amdal Mangkoe

Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

Gangguan kesehatan masyarakat sekitar

Operasional- Peningkatan intensitas kebisingan     - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

    Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu

  - Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas

 

 

 

 

 

 Gambar 2. 21 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 2)

14

Page 74: Amdal Mangkoe

Dari bagan alir tersebut dapat dibuat daftar kesimpulan dampak penting hipotetik.

Daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik di

bawah ini.

Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik

Tahap Dampak Penting Hipotetik (DPH)

Pra Konstruksi Tidak ada DPH yang dikaji

Konstruksi

Peningkatan kesempatan kerja

Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek

Peningkatan timbulan sampah

Penurunan kualitas badan air

Peningkatan intensitas kebisingan

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara

Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain

Timbulnya getaran

Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)

Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan)

Operasional

Peningkatan kesempatan kerja

Peningkatan intensitas kebisingan

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penurunan kualitas badan air

Peningkatan timbulan sampah

Timbulnya debu dan penurunan kualitas udaraSumber : Daksa Aptana Consultant, 2015

1