paper amdal

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia d an perilakuknya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidaklah mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun wilayah administratif, akan tetapi jika lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya maka harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaan tersebut. Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari lingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan (technosystem) dan lingkungan alam (ecosystem) dimana ke tiga sub sistem ini saling berinteraksi (saling mempengaruhi). Ketahanan masing-masing subsistem ini akan meningkatkan kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi ini akan memberikan jaminan suatu yang berkelanjutan yang tentunya akan memberikan peningkatan kualitas hidup setiap makhluk hidup di dalamnya. 1

Upload: ari-utari

Post on 23-Jun-2015

415 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Amdal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia d an perilakuknya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam

pengertian ekologi tidaklah mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun

wilayah administratif, akan tetapi jika lingkungan hidup dikaitkan dengan

pengelolaannya maka harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaan tersebut.

Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari

lingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan (technosystem) dan

lingkungan alam (ecosystem) dimana ke tiga sub sistem ini saling berinteraksi

(saling mempengaruhi). Ketahanan masing-masing subsistem ini akan

meningkatkan kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana

kondisi ini akan memberikan jaminan suatu yang berkelanjutan yang tentunya

akan memberikan peningkatan kualitas hidup setiap makhluk hidup di dalamnya.

Pembangunan yang semakin berkembang suatu daerah, tidak luput dari

kerusakan lingkungan yang akan terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis

untuk menentukan dampak yang akan diperoleh dari suatu proyek

perkembangan tersebut dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Salah

satu poin yang dilakukan adalah mengalisis rona lingkungan awal di daerah yang

akan dibangun. Penyusunan diskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian

dasar yang sangat penting dalam proses Amdal seperti juga halnya dengan

penyusunan deskripsi proyek. Dalam proses pendugaan dampak lingkungan,

dasar dari pendugaan adalah informasi yang terdapat di dalam deskripsi proyek

dan rona lingkungan. Sehingga dibutuhkan data yang tepat agar dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan.

1

Page 2: Paper Amdal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AMDAL

AMDAL diperkenalkan pertama kali th 1969 oleh National Environmental

Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis mengenai dampak

lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting

suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

dan/atau kegiatan.

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan

hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan

keputusan. Hal -hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi,

sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap

studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai

dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk

melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan

syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau

kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak

besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun

dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat

dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan

mengembangkan dampak positif. Untuk mengukur atau menentukan dampak

besar dan penting tersebut di antaranya digunakan kriteria mengenai :

a. besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan;

b. luas wilayah penyebaran dampak;

c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

2

Page 3: Paper Amdal

d. banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terkena dampak;

e. sifat kumulatif dampak;

f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Menurut PP No. 27/1999 pasal 3 ayat 1 Usaha dan/atau kegiatan yang

kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

lingkungan hidup meliputi :

a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak

terbaharu

c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber

daya alam dalam pemanfaatannya;

d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,

lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian

kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya;

f. introduksi jenis tumbuh -tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik;

Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas

lingkungan serta menekan pencemar an sehingga dampak negatifnya

menjadi serendah mungkin. Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang

mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup (hendartomo,---).

Sedangkan Prosedur AMDAL sendiri terdiri dari :

- Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

- Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat

- Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)

3

Page 4: Paper Amdal

- Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau

kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu

menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL

atau tidak.

Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang

diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan

pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah

salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib

mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/

kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang

penyelenggaraan /pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

B. Rona Lingkungan Awal

Rona lingkungan awal disebut juga sebagai Enviromental Setting atau

Enviromental Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek

dibangun. Rona lingkungan merupakan gambaran penting keadaan lingkungan di

tempat proyek yang akan dibangun dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan

dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua keguanaan utama yaitu

untuk pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek

dan keadaan di masa yang akan datang dengan proyek. Untuk dapat melakukan

pendugaan ini diperlukan pemahaman mengenai sifat dan dinamika dari

lingkungan tersebut. Untuk memahami sifat dan dinamika ini diperlukan

pemahaman mengenai komponen-komponen lingkungan dan hubungan timbale-

balik antara komponen tersebut (Suratmo.2004)

Rona awal lingkungan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Gambaran kondisi rona awal lingkungan di sekitar lokasi rencana kegiatan

yang akan digunakan sebagai acuan terhadap kondisi lingkungan

selanjutnya. Informasi kondisi awal tersebut meliputi:

Kondisi iklim, curah hujan dan kualitas udara

4

Page 5: Paper Amdal

Karakteristik fisik-kimia tanah dan sedimen

Karakteristik fisik-kimia air sungai dan sumur

Hidrologi sungai

Karakteristik vegetasi, satwa liar dan biota perairan

Kondisi sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat

2. Penentuan lokasi-lokasi sensitif di sekitar daerah rencana kegiatan yang

merupakan prioritas untuk dilindungi, baik dari segi lingkungan maupun

masyarakat, berdasarkan kajian lingkungan dan aktivitas sosial ekonomi.

3. Identifikasi sumber-sumber polusi yang sudah ada, berkaitan dengan

aktifitas industri/manusia, dari waktu yang lalu hingga saat dilakukan studi.

Menurut Pedoman Penyusunan AMDAL, berdasarkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No. 14/1994, Rona Lingkungan dari aspek sosial yang

perlu digambarkan meliputi :

1. Demografi :- Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata

pencarian, pendidikan dan agama.- Tingkat kepadatan dan sebaran penduduk - Angkatan kerja produktif - Tingkat kelahiran - Tingkat kematian kasar - Tingkat kematian bayi - Pola perkembangan penduduk

2. Ekonomi - Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha - Pola pemilikan dan penguasaan Sumber Daya Alam - Tingkat pendapatan penduduk - Prasarana dan sarana perekonomian (jalan, pasar, pelabuhan,

perbankan, pusat pertokoan)- Pola pemanfaatan Sumber Daya Alam.

3. Budaya - Pranata sosial - Adat istiadat dan pola kebiasaan - Proses sosial (kerjasama, akomodasi, konflik)

5

Page 6: Paper Amdal

- Akulturasi, Asimilasi, dan Integrasi dari berbagai kelompok masyarakat

- Pelapisan sosial - Perubahan sosial - Sikap dan presepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau

kegiatan 4. Kesehatan Masyarakat

- Insidensi dan Prevalensi penyakit yang terkait dengan rencana usaha atau kegiatan

- Sanitasi Lingkungan kaitannya dengan ketersediaan air bersih - Status gizi dan kecukupan pangan - Jenis dan Jumlah fasilitas kesehatan - Cakupan pelayanan tenaga dokter dan para medis.

C. Kependudukan

Kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan

meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah

penduduk berubah setiap waktu akibat, kelahiran, kematian, migrasi dan

penuaan.

Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.

Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk.

Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah dan perubahan tersebut disebabkan

karena proses demografi yaitu kelahian (fertilitas), kematian (mortalitas) dan

migrasi penduduk (Mantra, 2000).

D. Angkatan Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu wilayah Negara

yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga

kerja dan jika mreka mau berparsipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan

angkatan kerja sendiri adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

terlihat atay berusaha terlibat dalam kegiatan produksif, yaitu memproduksi

barang dan jasa. Selain itu ada pula masyarakat yang sering disebut sebagai

6

Page 7: Paper Amdal

pengangguran yaitu bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja

dan sedang aktif mencari pekerjaan (BPS. 2003).

E. Kelahiran (fertilitas)

Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda

kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut dan sebagainya.

Apabila ketika lahir tidak terdapat tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati (still

birth) yang dalam demografi tidak termasuk dalam peristiwa kelahiran,

kesimpulannya fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari wanita.

Disamping itu ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada

kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak

lahir hidup. Usia reproduksi tiap perempuan dikelompokkan dalam umur 15-49

tahun (Utomo, 1985). Ada beberapa factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

fertilitas, yaitu:

1. Factor demografi- Umur kawin pertama- Struktur perkawinan- Distrupsi perkawinan- Proporsi yang kawin

2. Factor non demografi- Keadaan ekonomi penduduk- Tingkat pendidikan- Perbaikan status perempuan- Urbanisasi dan industrialisasi

Perkembangan penduduk yang pesat antara lain disebabkan oleh

pengendalian kematian yang semakin berhasil, yang tidak diimbangi dengan

pengendalian kelahiran. Fertilitas suatu populasi dapat dilihat sebagai akibat dari

berbagai tindakan dan keputusan individu, yang dibuat dalam kerangka untuk

mengatasi tekanan biologis dan tekanan lingkungan yang dihadapi oleh individu.

7

Page 8: Paper Amdal

Dengan demikian, fertilitas merupakan pilihan yang diambil secara sadar oleh

individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dirinya dan lingkungannya.

Untuk mengendalikan pertambahan penduduk di Indonesia, pemerintah

telah mengusahakan program Keluarga Berencana (KB) untuk mewujudkan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Promosi Keluarga Berencana merupakan

tanggapan praktis utama dalam menghadapi masalah kependudukan. Terdapat

minat dan usaha yang luar biasa dalam program Keluarga Berencana ini,

walaupun seperti yang kita ketahui bahwa masalah ini seharusnya adalah sebuah

privacy kini cepat sekali berubah menjadi masalah umum. Dan tentu saja hal ini

tak terlepas dari masalah perkawinan, dimana fertilitas menunjukkan jumlah

anak lahir hidup, sebuah ikatan hubungan yang mengawali. Baik ikatan

perkawinan atau ikatan seksual. Usia pada waktu kawin umumnya relatif rendah

di negara-negara yang sedang berkembang, yang berarti proporsi yang besar dari

atau seluruh usia subur (usia reproduksi) dilewatkan dalam perkawinan (P,

ani,dkk. 2006).

Menurut WHO, program KB dapat membantu PUS atau individu untuk:

- Mendapatkan kelahiran yang diinginkan

- Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

- Mengatur jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak

Program ini dilaksanakan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai,

dengan syarat, aman, sederhana, murah, diterima, jangka panjang dan dapat

diandalkan.

F. Kesehatan

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk

memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan

meningkatnya pelayanan kesehatan, Pemerintah berupaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

meyediakan fasilitas kesehatan, terutama Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan

8

Page 9: Paper Amdal

Puskesmas keliling karena ketiganya mampu menjangkau segala lapisan

masyarakat hingga daerah terpencil (----.2006).

Indicator yang biasa digunakan untuk mengukur status kesehatan adalah

angka kematian dan angka kesakitan dalam suatu periode.

1. Mortalitas (angka kematian)

Definisi kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda

kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran

hidup. Salah satu penyebab kematian adalah adanya penyakit, yang bisa

diukur dengan rumus :

Case Fatality Rate

Jumlahkematian oleh penyakit tertentuJumlahkasus penyakit tersebut

x k

2. Morbiditas (kesakitan)

Yaitu penyimpangan dari keadaan normal, biasanya dibatasi keadaan fisik

dan mental. Angka kesakitan dapat dihitung melalui jumlah kasus yang ada,

yaitu incidence rate dan prevalence rate.

Prevalence Rate

Jumlahkasus(lama+baru)JumlahPenduduk

x k

G. Pendidikan

Pendidikan formal merupakan suatu proses pendidikan yang berjenjang dari

tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Untuk menunjang

keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, pendidikan formal yang

umumnya diselenggarakan sekolah-sekolah tidak hanya yang dibawahi oleh

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) saja, tetapi ada juga yang

dibawahi oleh Instansi/Departemen selain Depdiknas, seperti Departemen

Agama, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Pertanian dan

lainnya (----.2006).

9

Page 10: Paper Amdal

BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil Kabupaten Bulungan

Kabupaten Bulungan sebagai salah satu kabupaten di bagian utara Propinsi

Kalimantan Timur, yang beribukota di Tanjung Selor. Kabupaten ini terletak

antara 116o20’45” sampai 118o00’00” bujur timur dan 2o06’05” sampai dengan

3o45’10” lintang utara. Batas-batas Kabupaten Bulungan :

Utara : Kabupaten Nunukan

Selatan : Kabupaten Berau

Barat : Kabupaten Malinau

Timur : Selat Makassar

Daerah ini mempunyai luas wilayah 18.010,05 km2 dengan jumlah penduduk

pada tahun 2007 adalah 116998 jiwa.

Kabupaten Bulungan dibentuk dengan Undang-undang nomor 27 tahun

1959, dan pembentukan kabupaten ini bersamaan dengan pembentukan

Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Saat ini

Kabupaten Bulungan memiliki 13 kecamatan dan 83 desa/kelurahan. Setiap

tanggal 12 Oktober kabupaten ini memperingati hari ulang tahunnya.

Dari aspek ekonomi, kabupaten ini memiliki potensi yang cukup besar

terutama dari hasil hutan, pertambangan dan bahan mineral seperti minyak

bumi, gas alam, batubara, emas dan bahan galian lainnya serta objek wisata

dengan keaslian, keindahan dan tantangan alamnya. Komoditi andalan adalah

sector kehutanan, pertambangan, industry dan pertanian. Masyarakat Bulungan

mengharapakan daerahnya aman dan damai di bawah motto ‘IBADAH’ (Indah,

Bersih, Aman, Damai, Asri dan Harmonis).

10

Page 11: Paper Amdal

B. Kependudukan

Untuk melihat perkembangan penduduk Kabupaten Bulungan, diambil

data statistik pada tahun 2006 dan tahun 2007 yang merupakan data terakhir

dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan. Di bawah ini merupakan diagram

mengenai perkembangan penduduk Kabupaten Bulungan dari tahun 2006 hingga

tahun 2007. Jumlah penduduk kabupaten Bulungan berdasarkan hasil registrasi

pada tahun 2007 tercatat sebesar 166988 jiwa atau menglami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2006 yang berjumlah

109.219 jiwa.

Pertambahan penduduk disebabkan oleh banyak factor yang saling

berhubungan. Oleh karena itu menganalisis suatu data tidak bisa hanya dilihat

dari satu aspek saja. Factor-faktor tersebut meliputi adanya migrasi, fertilitas,

kualitas sector kesehatan, sector pendidikan dan ekonomi.

PERKEMBANGAN PENDUDUK KABUPATEN BULUNGANTAHUN 2006 – 2007 ( JIWA )

2006 20070

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

Laki-lakiPerempuanJumlah

11

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 12: Paper Amdal

Sex Ratio

Rumus sex ratio= Jumlah Laki−lakiJumlah perempuan

x100%

2006=5823850981

x100%=114,23%

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan

bahwa penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan dengan perempuan,

ini terlihat dari rasio jenis kelamin. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten

Bulungan adalah 114,23, ini berarti bahwa setiap 100 orang perempuan

berbanding sekitar 114 laki-laki. Begitu juga pada tahun 2007, komposisi

penduduk menurut jenis kelamin masih tetap menunjukan bahwa penduduk laki-

laki lebih banyak dibanding dengan perempuan dengan rasio jenis kelamin

115,01.

12

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Jenis KelaminTahun

2006 2007

Laki laki 58238 62584

Perempuan 50981 54414

Jumlah 109219 116998

Page 13: Paper Amdal

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, KEPADATAN PENDUDUK,DAN RATA- RATA PENDUDUK PER KELUARGA

MENURUT KECAMATANTAHUN 2007

No Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Kepadatan

Penduduk(jiwa/km2)

Rata rata penduduk

/Keluarga

Km² % Desa

Keluarga Penduduk

1 Peso 3142,79 17,45 10 1203 4419 1,41 3,672 Peso Hilir 1639,71 9,10 6 918 3589 2,19 3,913 Tanjung Pala 1744,74 9,75 9 3312 13585 7,74 4,10

4 Tanjung Palas Barat

1064,51 5,91 5 1671 6788 6,38 4,06

5 Tanjung Palas Utara

806,34 4,48 6 2369 9088 11,17 3,80

6 Tanjung Palas Timur

677,77 3,76 8 2077 8534 12,59 4,11

7 Tanjung Selor 1277,81 7,09 9 7729 33878 26,51 4,38

8 Tanjung Palas Tengah

624,95 3,47 3 1648 6905 11,05 4,19

9 Sekatak 1993,98 11,07 22 1895 7706 3,86 4,0710 Sesayap 1752,54 9,73 12 1372 5815 3,32 4,2411 Sesayap Hilir 877,86 4,87 8 882 3787 4,31 4,2912 Bunyu 198,32 1,10 3 2533 9949 50,17 3,9313 Tana Lia 2198,18 12,20 3 578 3035 1,38 5,25

Jumlah 2007 18010,18

100,00

104 28187 116998 6,50 4,15

2006 18010,18

100,00

104 25599 109219 6,06 4,27

Kepadatan Penduduk

13

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 14: Paper Amdal

RumusKepadatan Penduduk= JumlahPendudukLuasWilayah

2006= 10921918010,18

=6,06 2007=11699818010,18

=6,5

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Bulungan yang

memiliki luas wilayah sebesar 18010,18 Km2, mengalami peningkatan kepadatan

penduduk dari tahun 2006 sebesar 6,06 menjadi 6,5 pada tahun 2007. Ini terjadi

dikarenakan pertambahan penduduk yang juga semakin meningkat.

Di samping data jumlah penduduk pada tahun 2006 dan 2007, dapat

diperoleh data prediksi jumlah penduduk pada tahun 2010 dengan

menggunakan r = 4,22% yang berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000.

Dari table proyeksi penduduk tahun 2010, dapat diamati bagaimana angka beban

tanggungan yang mungkin dapat terjadi, yaitu sebesar 56,06%.

PROYEKSI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN BULUNGAN

TAHUN 2010*)Kelompok Penduduk

Umur L P Jumlah Ratio0 – 4 7394 7165 14559 103,196095 – 9 7284 6714 13998 108,48972

10 – 14 7097 6794 13891 104,4598215 – 19 7198 6646 13844 108,3057520 – 24 5869 5807 11676 101,0676825 – 29 6067 5807 11874 104,4773530 – 34 5567 4997 10564 111,4068435 – 39 4939 4498 9437 109,8043640 – 44 4505 3446 7951 130,7312845 – 49 3458 2390 5848 144,6861950 – 54 2588 1832 4420 141,2663855 – 59 1584 1191 2775 132,9974860 – 64 1208 847 2055 142,6210265 – 69 629 528 1157 119,1287970 – 74 472 355 827 132,95775

14

Page 15: Paper Amdal

75+ 395 269 664 146,84015J u m l a h 66254 59286 125540 111,7532

*) Berdasarkan hasil SP2000 dengan r = 4,22%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) tahun 2010

¿ 4509680444

x100=56,06%

C. Angkatan Kerja

Seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, maka jumlah

penduduk yang mencari pekerjaan juga semakin bertambah. Dapat dilihat pada

tabel di bawah, perbandingan jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2007

mengalami peningkatan dibanding tahun 2006.

JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA MENURUT KEGIATAN UTAMATAHUN 2006-2007

KEGIATAN UTAMA 2006 2007Angkatan Kerja 50128 49999Bekerja 47636 46247Mencari Pekerjaan 2492 3752Bukan Angkatan Kerja 36096 25533Sekolah 17190 6246Mengurus Rumah Tangga

16394 15238

Lainnya 2512 4049Jumlah 86224 15106

4

PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN ANGKATAN KERJA TAHUN 2006-2007

UraianTahun

2006 2007Tingkat Bekerja Penuh 90,05% 84,99%Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 78,90% 64,55%

15

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 16: Paper Amdal

Tingkat Pengangguran 4,97% 7,50%

Apabila kita berbicara masalah pendudukan usia kerja menurut UU No.

20 tahun 1999, berarti kita berbicara tentang penduduk usia 15 tahun keatas

yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk

angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja 15 tahun keatas yang bekerja,

mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan orang tidak bekerja

yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah

penduduk dalam usia kerja 15 tahun keatas yang tidak bekerja dan mencari

pekerjaan seperti bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (tidak mampu

bekerja atau pensiun).

Pengembangan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan

ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja

yang berkualitas, produktif, efisien dan berjiwa wiraswasta sehingga mampu

mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja yang gilirannya akan

mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.

Hasil data yang didapatkan tahun 2006, penduduk usia 15 tahun keatas

tercacat ditahun 2006 berjumlah 50128 sedangkan tahun 2007 berjumlah

49999, yang terdiri dari angkatan kerja (bekerja) ditahun 2006 berjumlah 47636

dan yang mencari pekerjaan berjumlah 2492. Sedangkan angkatan kerja

(bekerja) di tahun 2007 berjumlah 46247 dan yang mencari pekerjaan berjumlah

3752. Bila dilihat, pada angkatan kerja ditahun 2006 dan tahun 2007 terjadi

tingkatan penurunan pada tingkatan partisipasi angkatan kerja. Hal ini

disebabkan karena lowongan untuk mencari pekerjaan ditahun 2006 dan 2007

tetap. Selain itu, tingkat kelulusan anak sekolah yang rata-rata hampir tiap tahun

99% lulus dan sebagian besar dari mereka ada yang tidak melanjuti pendidikan,

dan juga memungkinkan migrasi yang ada belum bisa mendapatkan pekerjaan.

Sedangkan hasil data yang didapatkan tahun 2006, penduduk usia 15

tahun keatas yang bukan angkatan kerja tercacat ditahun 2006 berjumlah 36096

16

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 17: Paper Amdal

sedangkan tahun 2007 berjumlah 25533, yang terdiri sekolah ditahun 2006

berjumlah 17190 dan tahun 2007 berjumlah 6246, mengurus rumah tangga

tahun 2006 berjulmah 16394 dan tahun 2007 berjumlah 15238 dan lain-lain

ditahun 2006 berjumlah 2512 dan tahun 2007 berjumlah 4049. Pada tahun 2006

tingkat bukan angkatan kerja pada sekolah mengalami penurunan, hal ini

sebabkan mereka berahli menjadi pencari kerja, sedangkan pada bukan angkatan

kerja untuk mengurus rumah tangga dari tahun 2006 mengalami penurunan. Hal

ini disebab masyarakat di tahun 2007 menyadari bahwa pendidikan lebih

dipentingkan. Dan pada bukan angkatan kerja lainnya, mengalami penimgkatan

ditahun 2006 ke 2007. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat yang

telah pensiun ataupun mengalami kecacatan sehingga tidak bisa melakukan

pekerjaan.

D. Fertilitas

Melalui data fertilitas suatu daerah dapat diketahui bagaimana

perkembangan penduduk daerah tersebut di masa yang akan datang. Jika angka

fertilitas semakin tinggi menandakan semakin tinggi angka kelahiran di daerah

tersebut. Sehingga jumlah penduduk semakin banyak dan ini dapat

menyebabkan bertambahnya angka pencari kerja di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, untuk mengendalikan pertambahan penduduk pemerintah

mengusahakan program Keluarga Berencana (KB), melalui penggunaan alat

kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur.

BANYAKNYA SARANA KELUARGA BERENCANAMENURUT KECAMATAN

TAHUN 2006-2007

No Kecamatan

2006 2007

Klinik KB PKBRS PPKBD

Kelompok Penimbang

Balita

Klinik KB PKBRS PPKBD

Kelompok Penimbang

Balita1 Peso 1 - 10 1 1 − 10 132 Peso Hilir 2 - 4 - 2 − 6 6

17

Page 18: Paper Amdal

3 Tg. Palas 1 - 7 - 1 − 9 174 Tg. Palas Barat 1 - 4 - 2 − 5 95 Tg. Palas Utara 1 - 6 - 1 − 6 236 Tg. Palas Timur 1 - 5 - 1 − 8 137 Tg. Selor 4 1 7 - 3 1 3 208 Tg. Palas Tengah 1 - 3 - 1 − 9 99 Sekatak 1 - 21 - 1 − 22 14

10 Sesayap 1 - 9 - 1 − 12 1311 Sesayap Hilir 1 - 5 - 1 − 8 712 Bunyu 1 1 3 2 1 1 3 2513 Tana Lia 1 - 3 - 1 − 3 5

Jumlah 17 2 87 3 19 2 104 174Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Bulungan

18

Page 19: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

Jumlah sarana keluarga berencana yang ada di Kabupaten Bulungan pada

tahun 2007 sebanyak 296 sarana, jumlah ini meningkat dari tahun 2006 yang

hanya berjumlah 109 sarana. Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya sarana

keluarga berencana di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan. Di

lihat dari peningkatan sarana kelurga berencananya, sarana yang meningkat

drastis adalah kelompok penimbang balita yang ditahun 2006 hanya 3 kelompok

menjadi 174 kelompok pada tahun 2007, hal ini dimungkinkan karena

meningkatnya jumlah fasilitas kesehatan poyandu yang membawahi langsung

kelompok penimbang balita ini.

PERSENTASE AKSEPTOR KB AKTIFTERHADAP PASANGANUSIA SUBUR MENURUT KECAMATAN

TAHUN 2006

No KecamatanPasangan

Usia Akseptor % Akseptor Aktif

Subur Aktif terhadap PUS

1 Peso 874 669 76,54

2 Peso Hilir 882 717 81,29

3 Tanjung Pala 2094 1203 57,45

4 Tanjung Palas Barat 1348 976 72,40

5 Tanjung Palas Utara 1884 670 35,56

6 Tanjung Palas Timur 1020 775 75,98

7 Tanjung Selor 5603 5435 97,00

8 Tanjung Palas Tengah 1161 670 57,71

9 Sekatak 1550 678 43,74

10 Sesayap 1117 757 67,77

11 Sesayap Hilir 764 667 87,30

12 Bunyu 2324 1499 64,50

13 Tana Lia 557 271 48,65

Jumlah 2007 21178 14987 70,77Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Bulungan

PERSENTASE AKSEPTOR KB AKTIF TERHADAP PASANGAN USIA SUBUR

19 | P a g e

Page 20: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

MENURUT KECAMATAN TAHUN 2007

No KecamatanPasangan

UsiaAkseptor % Akseptor Aktif

Subur Aktif terhadap PUS

1 Peso 999 632 63.262 Peso Hilir 970 616 63.513 Tanjung Pala 2386 1319 55.284 Tanjung Palas Barat 1486 1060 71.335 Tanjung Palas Utara 1681 1063 63.246 Tanjung Palas Timur 1537 793 51.597 Tanjung Selor 5808 4365 75.158 Tanjung Palas Tengah 1166 786 67.419 Sekatak 1649 976 59.19

10 Sesayap 1298 731 56.3211 Sesayap Hilir 912 598 65.5712 Bunyu 2189 1588 72.5413 Tana Lia 839 303 36.11

Jumlah 2007 22920 14830 64.7

Banyaknya peserta KB aktif tahun 2007, yaitu sebesar 64,70 persen

terhadap Pasangan Usia Subur merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan

program KB di Kabupaten Bulungan. Namun bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya untuk jumlah akseptor KB Aktif yaitu dari 14.987 akseptor pada

tahun 2006 menjadi 14.830 akseptor pada tahun 2007.

E. Kesehatan

Dari data sekunder kependudukan Kabupaten Bulungan yang kami amati

diperoleh data sebagai berikut :

BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

20 | P a g e

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan

Page 21: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

TAHUN 2006-2007

No Jenis Fasilitas Kesehatan 2006 20071 Rumah Sakit 1 12 Puskesmas 14 153 Puskesmas Pembantu 40 424 Puskesmas Keliling 16 235 Posyandu 177 1826 Balai Pengobatan Swasta 2 37 Tempat Tidur Rumah Sakit 95 1068 Tempat Tidur Puskesmas 23 309 Rumah Bersalin 1 1

10 Tempat Tidur Rumah Bersalin 6 611 Apotek 6 712 Gudang Obat 14 1513 Lab Kesehatan Rumah Sakit 1 114 Lab kesehatan Puskesmas 11 1415 Gudang Famasi Kabupaten 1 116 Toko Obat 14 13

BANYAKNYA PENDERITA DAN KEMATIAN MENURUT JENIS PENYAKITKABUPATEN BULUNGAN

TAHUN 2007

21 | P a g e

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

No Jenis Penyakit

Penderita

Kematian

1 Malaria 712 4

2

Diare dan GastroenteritisOleh penyebab infeksi tertentu

469 7

3 Perdarahan Intrakronial 26 194 Septisemia 8 25 TB Paru BTA (+) 49 26 Diabetes Mellitus 59 37 Pneumonia 48 48 Sirosis Hati 7 39 Gagal Ginjal 22 7

10Penyakit Jantung Lainnya 42 3

Jumlah 1442 54Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 22: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

PERBANDINGAN PERHITUNGAN PREVALENCE RATE & CASE FATALITY RATE

TAHUN 2006-2007

Nama 2006 2007Penyakit PR ( % ) CFR ( % ) PR ( % ) CFR ( % )

DBD 0,08 15 0,43 1,5Muntaber 4.67 - - -Malaria 2,52 - 0,65 0,56Perdarahan Intrakronial - - 0,02 73,1Septisemia - 0,007 25TB Paru BTA (+) - - 0,04 4,1Diabetes Mellitus - - 0,05 5,1Pneumonia - - 0,04 8,3Sirosis Hati - - 0,006 42,8Gagal Ginjal - - 0,002 31.8Penyakit Jantung - - 0,04 7,14

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk

memberikan dan menciptakan manusia yang sehat, mandiri, cerdas dan

produktif serta terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin. Upaya yang dilakukan

oleh pemerintah daerah melalui pemerataan fasilitas dan peningkatakan

pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah serta dapat terjangkau

oleh masyarakat luas. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, Pemerintah

berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk menciptakan

sumber daya manusia yang produktif serta memiliki kesejahteraan secara lahir

dan batin.

22 | P a g e

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 23: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

F. Pendidikan

JUMLAH ANAK USIA SEKOLAH MENURUT KELOMPOKTAHUN 2006-2007

URAIANUSIA7-12 13-15 16 – 18

Tahun 2006 Tidak/belum Sekolah 22 78 78 Masih Sekolah 13760 7064 3154 Tidak Bersekolah Lagi - 958 3564Jumlah 13782 8100 6796Tahun 2007 Tidak/belum Sekolah 55 - - Masih Sekolah 7229 6232 4113 Tidak Bersekolah Lagi - 165 2557Jumlah 7284 6397 6670

ANGKA PARTISIPASI KASAR DAN ANGKA PARTISIPASI MURNIMENURUT JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN

TAHUN 2006-2007

JENIS KELAMIN/TINGKAT PENDIDIKAN APK APM2006 2007 2006 2007

1. Laki-laki + Perempuan

SD121,80 81,99 97,10 75,81

SLTP 84,47 101,08 70,59 67,00 SLTA 45,73 78,23 32,81 51,26 2. Laki-laki

SD125,21 86,04 97,90 78,69

SLTP 83,51 106,41 67,02 71,37 SLTA 35,07 64,09 26,05 70,36 3. Perempuan

SD117,82 77,48 96,17 72,62

SLTP 85,37 97,57 73,94 63,30 SLTA 57,53 97,52 40,30 57,49

23 | P a g e

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan

Page 24: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

Pendidikan nasional merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan

kemampuan dan kecerdasan bangsa, memperbaiki mutu kehidupan serta

pengembangan diri sebagai suatu bangsa yang berkualitas dan besar. Dengan

berbekal pendidikan yang cukup memadai seseorang dapat berkerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Pada sekala yang besar pendidikan

masyarakat merupakan objek untuk melihat tingkat kemampuan mesyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menyadari sangat pentingnya proses

pendidikan, maka pemerintah sejak pelita I ( 1969 ) telah melaksanakan berbagai

kebijakan dalam rangka memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai

amanat tersebut peningkatan yang di usahakan oleh pemerintah melalui

program wajib belajar 9 tahun yang didukung oleh peningkatan kualitas

pendidikan melalui penyetaraan dan penjenjengan pendidikan guru. Hal ini tentu

sangat diharapkan dukungan berbagai pihak agar tujuan dari pendidikan dapat

tercapai, karena pendiikan bukan merupakan tanggung jawab dari satu pihak

saja melainkan tanggung jawab bersama antara masyarakat, pemerintah dan

orang tua.

Partisipasi sekolah merupakan indicator untuk melihat keberhasilan

pemerintah dibidang pendidikan. Semakin banyak anak usia sekolah yang masih

aktif sekolah maka program pemerintah di sector pendidikan dapat dikatakan

berhasil, namun sebaliknya jika persentase anak usia sekolah yang masih sekolah

cenderung menurun maka program pemerintah dapat dinilai gagal.

Dari keseluruhan penjelasan beberapa sektor di atas hanyalah pembahasan

keadaan lingkungan Kabupaten Bulungan secara umum pada tahun 2006 dan

2007, beserta perkembangan yang terjadi selama tahn tersebut. Untuk membuat

rona lingkungan yang lebih spesifik dan lebih tepat sasaran harus disesuaikan

dengan jenis proyek yang akan dibangun, serta lokasi proyek tersebut akan

dilaksanaka, sehingga pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

menjadi lebih valid. Dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan

24 | P a g e

Page 25: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

keputusan. Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut

dilaksanakan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

- AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap

lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk

pengambilan keputusan.

- Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-

ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap

studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

- Rona lingkungan awal disebut juga sebagai Enviromental Setting atau

Enviromental Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum

proyek dibangun. Rona lingkungan merupakan gambaran penting

keadaan lingkungan di tempat proyek yang akan dibangun dan di daerah

sekitarnya.

B. Saran

Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang

diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan

pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah

salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib

mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin

usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang

penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

25 | P a g e

Page 26: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

DAFTAR PUSTAKA

----. 2006. Pendidikan di Kabupaten Bulungan. (http://www.pemda-

bulungan.go.id, 2 April 2009)

----. 2009. Pendugaan Dampak Lingkungan (0n line).

(http://gigins.blogspot.com/2009/02/pendugaan-dampak-lingkungan.html,

20 Maret 2010)

BPS. 2003. Keadaan Angkatan Kerja Kalimantan Timur 2003. --- : Badan Pusat

Statistik.

BPS. 2007. Bulungan dalam Angka 2007. Bulungan : Badan Pusat Statistik

BPS. 2008. Bulungan dalam Angka 2008. Bulungan : Badan Pusat Statistik

Hendartomo, Tomi. ---. Permasalahan dan Kendala Penerapan Amdal Dalam

Pengelolaan Lingkungan (on line). (http : www.masalah_amdal.pdf, 21

Maret 2010)

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

26 | P a g e

Page 27: Paper Amdal

AMDAL & ADKL – Rona Lingkungan

Awal

Suratmo, Gunawan. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Institut

Pertanian Bogor Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

27 | P a g e