Download - Amdal Mangkoe
KATA PENGANTAR
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
1.1.1 Justifikasi dilaksanakan rencana usaha atau kegiatan.......................................................1
1.1.2 Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan studi yang
digunakan.......................................................................................................................................... 1
1.1.3 Alasan mengapa rencana kegiatan dinilai..........................................................................2
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................................................2
1.2.1 Identifikasi Kebutuhan yang melatarbelakangi Rencana usaha.........................................2
1.2.2 Kebutuhan Khusus yang akan dipenuhi.............................................................................3
1.2.3 Sasaran dan Pemenuhan Kebutuhan................................................................................3
1.3 PELAKSANAAN STUDI...............................................................................................................3
1.3.1 Pemrakarsa........................................................................................................................ 3
1.3.2 Penyusun Studi AMDAL.....................................................................................................4
BAB 2 PELINGKUPAN......................................................................................................................... 5
2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI......................................................................5
2.1.1 Status Studi AMDAL..........................................................................................................5
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang...............................5
2.1.3 Rencana Kegiatan Penyebab Dampak..............................................................................6
2.1.3.1 Deskripsi Rencana Kegiatan..........................................................................................6
2.1.3.2 Uraian Rencana Kegiatan............................................................................................14
2.1.3.3 Uraian Kegiatan Sekitar.................................................................................................7
2.1.4 Alternatif-alternatif yang Dikaji dalam ANDAL....................................................................8
2.2 DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL..............................................................................8
2.2.1 Komponen Geo – Fisik – Kimia..........................................................................................8
2.2.2 Komponen Hidrooceanografi...........................................................................................10
2.2.3 Komponen Biologi............................................................................................................11
2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya........................................................................14
2.2.5 Komponen Kesehatan Masyarakat..................................................................................14
2.2.6 Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan 15
2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKAT..............................................................................................16
2.4 PELINGKUPAN DAMPAK PENTING............................................................................................16
iii
2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial..........................................................................................16
2.4.2 Identifikasi Dampak Potensial..........................................................................................17
2.4.3 Evaluasi Dampak Potensial...............................................................................................1
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.1.1 Justifikasi dilaksanakan rencana usaha atau kegiatan
Arah pembangunan di sektor kemaritiman diharapkan akan terus berkembang terkait
dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kota
Semarang merupakan salah satu kota yang berpotensi sebagai tempat pengembangan
pembangunan di sektor maritim Indonesia karena letak topografi kota Semarang yang berupa
pesisir. Selain itu pengembangan pembanguan sektor maritim di kota Semarang seperti
pengembangan pelabuhan, perusahaan galangan kapal, dan lain – lain di dukung oleh rencana
tata ruang wilayah kota Semarang yang menyediakan ruang atau kawasan untuk
pengembangan pelabuhan atau pengembangan pembangunan sektor maritim yang lain.
Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, terdapat kawasan khusus yaitu kawasan militer
dan kawasan pelabuhan dimana kawasan Pelabuhan berada di wilayah III yaitu di Kawasan
Pelabuhan Laut Tanjung Emas.
PT Daiva Dakara Samudera merencanakan pembangunan galangan kapal sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan perawatan kapal untuk menunjang
pengembangan sektor maritim. Galangan kapal “ Mangkoe” dibangun di Jl. Coaster
Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang utara Kota Semarang, wilayah ini dipilih
karena berdasarkan RTRW Kota Semarang kelurahan Tanjungmas merupakan wilayah III
yaitu wilayah pengembangan pelabuhan dan pembangunan sektor maritim lainnya. Secara
prinsip perencanaan pembangunan ini telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota
Semarang.
1.1.2 Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan
studi yang digunakan
Rencana kegiatan atau usaha yang wajib amdal berdasarkan Undang Undang
Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 adalah usaha yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup. Dampak tersebut meliputi besarnya jumlah penduduk yang terkena
dampak, luas wilayah penyebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak, banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak, berbalik atau
tidak berbaliknya dampak, serta kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1
Pembangunan perusahaan galangan kapal oleh PT. Daiva Dakara Samudera di Kota
Semarang ini diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan.
Pembangunan ini berpotensi berdampak terhadap perubahan bentuk lahan atau bentang
alam seperti pesisir ataupun lahan mangrove karena diperlukan lokasi yang luas dan dekat
dengan laut . selain itu, dampak yang ditimbulkan dari pembangunan ini meliputi potensi
menimbulkan pencemaran lingkungan dari hasil kegiatan produksi kapal ataupun perawatan
kapal, serta diperkirakan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber
daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad
renik.oleh karena itu usaha pembangunan galangan kapal ini harus memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang sesuai dengan Undang Undang No. 32 tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan, serta Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang jenis dan atau usahayang wajib memiliki
AMDAL.
Pendekatan studi AMDAL pada pembangunan galangan kapal adalah studi AMDAL
kegiatan tunggal. Hal ini dikarenakan penyusunan atau pembuatan studi AMDAL
diperuntukkan bagi satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya dibawah satu
instansi yang membidangi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut.
1.1.3 Alasan mengapa rencana kegiatan dinilai
Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL harus
dinilai oleh KPA (Komisi Penilai AMDAL ) agar dapat ditentukan kelayakan realisasi
pembangunan sebuah proyek tersebut. Sehingga untuk proyek galangan kapal ini
kewenangan pembinaan dan pengawasan Direktorat Perhubungan Laut Kota Semarang.
Sedangkan untuk penilaian kelayakan lingkungannya dilakukan oleh KPA Kota Semarang
karena lokasi pembangunan terletak di daerah administrasi Pemerintah Kota Semarang.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Identifikasi Kebutuhan yang melatarbelakangi Rencana usaha
Kebijakan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Indonesia sebagai Negara
poros maritim dunia adalah salah satunya dengan meningkatkan iklim usaha galangan
kapal. Dengan ini Indonesia tidak hanya mampu mengimpor kapal melainkan mampu
menambah produksi kapal yang bertaraf internasional. Maka selaras dengan kebijakan
pemerintah Indonesia, PT Daiva Dakara Samudera menjadi pemrakarsa salah satu
perusahaan galangan kapal yang diharapkan mampu bersaing dan mampu mendukung
strategi kemaritiman Indonesia.
2
1.2.2 Kebutuhan Khusus yang akan dipenuhi
Pembangunan galangan kapal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan produksi
maupun perawatan kapal nasional maupun untuk kepentingan ekspor.
1.2.3 Sasaran dan Pemenuhan Kebutuhan
Sasaran dari pembangunan Galangan kapal adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat
Menambah armada transportasi laut sehingga mempermudah kegiatan
penyebrangan antar pulau.
Menambah lapangan pekerjaan
b. Pemerintah
Menambah pendapatan Negara melalui penarikan pajak
Membantu mewujudkan percepatan pembangunan di sektor maritim
c. Pemrakarsa, investor, dan lainnya
Meningkatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar
Memudahkan proses bisnis dan usaha dalam berbagai bidang.
1.3 Pelaksanaan Studi
1.3.1 Pemrakarsa
Pemrakarsa proyek galangan kapal adalah sebagai berikut :
Nama : PT. Daiva Dakara Samudera
Alamat : Jl. Deli No.10, Kel. Tanjung emas, Kec. Semarang
Utara, Kota Semarang
Telepon dan Fax : 024 725 772
Email : [email protected]
Tempat Kegiatan : Jl. Deli
Kelurahan : Tanjung Emas
Kecamatan : Semarang Utara
Kota : Semarang
Penanggung jawab
Nama : Dr. Ir. Sonu Abu Suroso
Alamat Rumah : Jl.
Telepon : 085735534566
Email : [email protected]
3
1.3.2 Penyusun Studi AMDAL
Penyusunan dokumen AMDAL ini tidak dilakukan oleh pemrakarsa. Sehingga
penyusunan dokumen AMDAL dibantu oleh tim penyusun yang ditunjuk oleh pemrakarsa.
Dalam proyek pembangunan Galangan kapal Mangkoe melibatkan tenaga ahli pada
penyusunan dokumen AMDAL
Nama : PT. Daksa Aptana
Nomor registrasi :
Alamat :
Telepon dan Fax :
Email :
Tempat Kegiatan :
Penanggung jawab
Nama :
Jabatan :
Alamat Rumah :
Status Lokasi yang direncanakan :
4
BAB 2
PELINGKUPAN
2.1 Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Dikaji
2.1.1 Status Studi AMDAL
Status studi AMDAL pada proyek pembangunan Galangan Kapal Mangkoe,
Pelabuhan Tanjung Emas dilaksanakan setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis.
Sebab yang dimaksud dengan status studi AMDAL disini adalah waktu pelaksanaannya
terhadap studi kelayakan (Feasibility Study). Studi AMDAL ini dilakukan setelah studi
kelayakan karena data yang dikumpulkan pada studi AMDAL berasal dari studi kelayakan.
Sehingga memungkinkan data yang digunakan lebih akurat. Penyusunan studi AMDAL ini
dilakukan pada tahap perencanaan, sehingga kegiatan konstruksi belum dimulai yaitu pada
bulan Oktober 2015 hingga Maret 2016.
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
rencana tata ruang wilayah kota Semarang tahun 2011-2031, merencanakan
pengembangan daerah pelayanan pelabuhan Tanjung Emas di Kecamatan Semarang Utara
sebagai penguatan kegiatan perdagangan berskala internasional. Hal tersebut dapat dilihat
pada peta tata ruang wilayah kota Semarang pada Gambar 2.1. Sehingga lokasi rencana
pembangunan Galangan Kapal Mangkoe sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota
Semarang. Selain itu, bertepatan dengan pelaksanakan Mega Proyek pengembangan
daerah pelabuhan sehingga rencana kegiatan sudah tepat direncanakan.
Galangan Kapal Mangkoe direncanakan akan dibangun di Pelabuhan Tanjung
Emas, Jalan Koaster, Kel. Tanjung Eas, Kec. Semarang Utara, Jawa Tengah. Secara
astronomis, lokasi pembangunan Galangan Kapal Mangkoe terletak pada 6° 56' 42,33’’ LS
dan 110° 23' 41,77’’ BT. Batas proyek dalam pembangunan Galangan Kapal Mangkoe
adalah sebagai berikut :
selatan : Laut Jawa
Timur : Shipyard PT. Bandar Abadi
Barat : Pelabuhan Tanjung Mas
Timur : Pelabuhan Tanjung Mas
Kondisi eksisting lahan yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan saat ini
merupakan lahan kosong yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Berdasarkan perencanaan,
lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Galangan Kapal Mangkoe seluas (1903x527).
5
2.1.3 Rencana Kegiatan Penyebab Dampak
2.1.3.1 Deskripsi Rencana Kegiatan
Pembangunan Mangkoe Shipyard merupakan pembangunan industri galangan kapal
yang merupakan galangan milik PT. Daiva Dakara Samudera. Galangan kapal ini
menggunakan sistem graving dock yang kegiatannya mencakup reparasi kapal. Selain itu
galangan kapal ini juga dilengkapi dengan sarana utama seperti graving dock dan slipway
serta sarana pendukung seperti bengkel dan kantor. Klasifikasi setiap sarana dapat dilihat
pada Error: Reference source not found
Tabel 2.1 Sarana yang Tersedia di Galangan Kapal
No Klasifikasi Sarana
1 Dock Graving Dock, Dry Dock, Wet Dock, Slipway
2Bengkel
Bengkel Mesin, Bengkel Listrik, Bengkel Pipa, Bengkel Kayu, Kolam
3Penunjang
Fabrikasi, assembly, gudang outfitting, kantor, lahan parkir, toilet umum, pos keamanan
4 Alat-alat Winch, mesin roll pelat, mesin las, mesin potong pelatSumber: Hasil Olah Data
Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan memiliki luas lahan 16,3 ha dengan
luas bangunan 10,3 ha, yang berlokasi di Jalan Coaster, Kelurahan Tanjung Mas,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Penentuan lokasi yang digunakan untuk
pembangunan galangan kapal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031.
Selain itu rencana pembangunan galangan kapal ini juga sesuai dengan rencana
pengembangan pelabuhan Tanjung Emas tahap 3. Dimana rencanaya industri galangan
kapal ini berlokasi di zona industri barat.
Rencana pengembangan pelabuhan dan peruntukan lahan Mangkoe Shipyard dapat
dilihat dalam gambar denah pada Lampiran x.
Pembagian kebutuhan lahan Mangkoe Shipyard serta kapasitas galangan kapal
dapat dilihat pada tabel xx
Gedung ini dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana seperti lahan parkir,
masjid, cafetaria dan juga IPAL. Setiap sarana dan prasana memerlukan sumber daya
utama seperti air bersih dan listrik. Selain itu proyek pembangunan Mangkoe Shipyard ini
menggunakan pekerja yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pembangunan
Mangkoe Shipyard juga menghasilkan limbah cair dan timbulan sampah yang perlu dihitung
kuantitasnya. Adapun perhitungan kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih, limbah cair yang
6
dihasilkan, dan timbulan sampah pada tahap pra-konstruksi sampai dengan operasi
Mangkoe Shipyard dapat dilihat di bawah ini.
A. Kebutuhan Pekerja dan Kualifikasinya
Pegawai diperlukan untuk mendukung kegiatan kantor dan kegiatan bengkel. Tenaga
kerja kantoran berjumlah 27 orang dan tenaga teknisi bengkel berjumlah 54 orang.
Selain tenaga kerja saat tahap operasi terdapat tenaga kerja pada tahap konstruksi.
Pegawai dan tenaga kerja mempunyai kualifikasi dan kualitas masing-masing untuk
mendukung kelancaran dalam tahap pembangunan dan dalam masa operasi.
Jumlah pegawai dan kualifikasinya dapat dilihat pada Error: Reference source not
found .
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Kualifikasi Mangkoe Shipyard
No Tahap Kualifikasi Tenaga Kerja Jumlah
1 Pra-KonstruksiSurveyor Topografi dan Hidro-Oceanografi
20Surveyor Geo Teknik 12
2 KonstruksiMandor 12Pekerja Kasar 132
3 Operasi
Manager Umum 1Manajer Produksi 1Manajer Administrasi / Keuangan 1Marketing Departemen 3Accounting Departemen 6Personalia Departemen 8Production Departemen 54Security 3Cleaning Service 4
B. Penyediaan Air Bersih
Penggunaan Pada Tahap Konstruksi
Kegiatan tahap konstruksi membutuhkan air bersih. Pada tahap konstruksi ini air
yang digunakan diperoleh dari hidran umum yang berada pada lokasi pelabuhan.
Penggunaan air pada tahap ini adalah untuk keperluan MCK tenaga kerja serta
kebutuhan air untuk membuat campuran semen, penyiraman jalan berdebu, serta
membersihkan peralatan proyek. Perhitungan kebutuhan air pada tahap konstruksi
adalah sebagai berikut:
-Estimasi jumlah pekerja = 144 orang
-Kebutuhan air/orang/hari = 50 liter/orang.hari (SNI 03-7065-2005)
-Total Kebutuhan air = 144 orang x 50 liter/orang.hari
= 7200 liter/hari
= 7,2 m3/hari
7
-Estimasi kebutuhan air untuk kebutuhan konstruksi = 2 m3/hari
-Total kebutuhan air = 7,2 m3/hari + 2 m3/hari = 9,2 m3/hari
Penggunaan pada Tahap Operasi
Perhitungan kebutuhan air pada tahap operasi berdasarkan pada jumlah karyawan
dan teknisi yang ada. Berdasarkan data yang ada total jumlah karyawan dan teknisi
adalah sebanyak 81 orang. Menurut SNI 03-7065-2005, kebutuhan air perkapita
perhari sekitar 50 liter/pegawai.hari.
Selain kebutuhan air untuk pegawai, dalam tahap operasi juga dibutuhkan air untuk
melakukan pencucian kapal. Besarnya air yang digunakan untuk pencucian kapal
bervariasi tergantung pada ukuran kapal. Estimasi kebutuhan air untuk pencucian
kapal adalah sebesar 500 m3/hari. Maka kebutuhan air bersih untuk galangan kapal
ini dapat dilihat di bawah ini:
Q1 = (Jumlah Pegawai x Pemakaian Air) + (Kebutuhan Air Pencucian Kapal)
= (81 pegawai x 50liter/pegawai.hari) + 500 m3/hari
= 4050 liter/hari + 500 m3/hari
= 4,05 m3/hari + 500 m3/hari
= 504 m3/hari
Untuk mengatasi kebocoran, kebakaran, dan lainnya maka dalam tahap operasi
direncanakan terdapat kebutuhan air tambahan sebesar 20% dari jumlah kebutuhan
air bersih. Sehingga kebutuhan air bersih total adalah sebesar:
Qtotal = Q1 + (20% x Q1)
= 504 m3/hari + (20% x 504 m3/hari)
= 604,8 m3/hari
= 605 m3/hari
Jadi kebutuhan air pada tahap operasi adalah sebesar 605 m3/hari. Sumber air pada
tahap operasi berasal dari PDAM Kota Semarang.
C. Penyediaan Energi Listrik
Tahap Konstruksi
Kebutuhan listrik saat konstruksi dibutuhkan untuk peralatan konstruksi seperti bor
listrik dan pemotong keramik listrik, serta dibutuhkan untuk keperluan penerangan
basecamp dan pompa air.
Sumber listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konstruksi bersumber dari
Generator. Perkiraan kebutuhan listrik pada tahap konstruksi dapat dilihat pada
Tabel 2.3 Kebutuhan Listrik Tahap Konstruksi
Jumlah Daya (watt) Total Total (KW)
8
(buah) (watt)Bor Listrik 5 400 2000 2Pemotong Keramik 5 860 4300 4,3Penerangan Basecamp
30 20 600 0,6
Pompa Air 3 650 1950 1,95TOTAL 8850 8,85
Tahap Operasi
Kegiatan Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan menggunakan sumber
listrik dari PLN. Untuk listrik cadangan disediakan Generator Set apabila terjadi
pemadaman listrik. Kebutuhan energi listrik dapat dihitung sebagai berikut:
D. Limbah Cair yang Dihasilkan
Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, limbah cair berasal dari kegiatan domestik para pekerja.
Perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut:
Q limbah cair = Q air bersih x 80%
= 7,2 m3/hari x 80%
= 5,76 m3/hari
Tahap Operasi
Pada tahap operasi, air limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional gedung
perkantoran. Perhitungan debit air limbah pada tahap operasi adalah sebagai berikut:
Q limbah cair = Q air bersih x 80%
= 504 m3/hari x 80%
= 403,2 m3/hari
E. Jumlah Sampah yang Dihasilkan
Perhitungan Sampah Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi diperkirakan akan menghasilkan timbulan sampah konstruksi
atau sampah sisa material. Perhitungan jumlah timbulan sampah pada tahap
konstruksi dilakukan dengan prakiraan komposisi sampah (Tchobanoglous et al.,
1993). Adapun komposisi sampah yang terdapat dalam tahap konstruksi dapat dilihat
pada Error: Reference source not found.
Tabel 2.4 Komposisi Sampah Tahap Konstruksi
Jumlah (%) Komposisi
9
40-50 Rongsokan (beton, batu bata, balok, tanah/debu)
20-30Kayu dan produk lainnya (pasak, cabang, kayu pembentuk danpembingkai, dan lain-lain)
20-30Sampah lainnya (kaca, asbestos, besi, perekat dan sisa bahanelektrikal)
Sumber : Tchobanoglous et al., 1993
Sampah pada tahap kontruksi diangkut menggunakan dump truck dengan kapasitas
6 m3. Pengangkutan sampah dilakukan setiap 2 hari sekali karena belum tentu
dalam satu hari terdapat banyak sampah. Selain itu sampah pada tahap konstruksi
merupakan sampah kering sehingga walaupun diangkut setiap 2 hari sekali tidak
akan mengalami pembusukan yang dapat menyebabkan bau.
Perhitungan Sampah tahap Operasi
Dalam tahap operasi akan menimbulkan sampah dalam aktivitasnya. Jumlah
timbulan sampah yang dihasilkan dihitung menggunakan rumus:
Jumlah timbulan sampah = Timbulan/pekerja/hari x jumlah karyawan
Dalam perencanaan ini diasumsikan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan adalah
sebesar 0,3 kg/orang.hari.
- Estimasi jumlah pegawai : 81 orang
- Jumlah timbulan sampah : 81 orang x 0,3 kg/orang.hari
: 24,3 kg/hari
Diperkirakan jumlah timbulan sampah ini merupakan campuran dari:
- Sampah sisa makanan yang dihasilkan diasumsikan sebesar 50%
(Specific Weight = 490 lb/yd3 = 490 x 0,5933 = 290,717 kg/ m3). Sehingga,
perkiraan jumlah sampah sisa makanan adalah:
= (24,3 kg/hari x 50%) : 290,717 kg/m3
= 0,033 m3/hari
= 33 liter/hari
- Kertas-kertas diasumsikan sebesar 20%
(Specific Weight = 150 lb/yd3 = 150 x 0,5933 = 88,995 kg/ m3). Perkiraan jumlah
sampah kertas/hari adalah:
= (24,3 kg/hari x 20%) : 88,995 kg/ m3
= 0,054 m3/hari
= 54 liter/hari
- Plastik/kardus/karton diasumsikan sebesar 25%
(Specific Weight = 110 lb/yd3= 110 x 0,5933= 65,263 kg/m3). Sehingga,
perkiraan jumlah sampah plastik/hari yang ditimbulkan adalah:
= (24,3 kg kg/hari x 25%) : 65,263 kg/ m3
10
= 0,093 m3/hari
= 93 liter/hari
- Sampah Kebun diasumsikan sebesar 5%
(Specific Weight = 310 lb/yd3= 310 x 0,5933= 183,923 kg/ m3). Sehingga,
perkiraan jumlah sampah daun yang ditimbulkan adalah:
= (24,3 kg kg/hari x 25%) : 183,923 kg/ m3
= 0,006 m3/hari
= 6 liter/hari
Selain timbulan yang berasal dari kegiatan pegawai, timbulan juga terjadi dari
kegiatan reparasi di bengkel kapal. Diasumsikan timbulan sampah baja sebesar
200 kg/hari. (Specific Weight = 13.230 lb/yd3= 13.230 x 0,5933= 7836 kg/ m3).
Sehingga, perkiraan jumlah sampah plastik/hari yang ditimbulkan adalah:
= 200 kg/hari : 7836 kg/m3
= 0,025 m3/hari
= 25 liter/hari
Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampah domestik pada tahap
operasi diperkirakan sebesar 211 liter/hari dengan komposisi jumlah sampah
sebagai berikut:
- Sampah basah berasal dari sampah makanan dan sampah kebun yaitu
sebesar 39 liter/hari
- Sampah kering berasal dari kertas-kertas dan plastik yaitu sebesar 127
liter/hari
- Sampah bengkel berupa baja sebesar 25 liter/hari
Timbulan sampah diletakkan pada kontainer sampah berkapasitas 250 liter.
Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari agar tidak menimbulkan bau dan
penumpukan sampah.
F. Sistem Drainase
Sistem drainase direncanakan menggunakan saluran dengan sistem terbuka.
Saluran drainase yang berada di area gedung mengalir dari timur ke barat, lalu
saluran drainase nantinya akan mengalir dari selatan ke utara.
G. Alat Pemadam Kebakaran
Perencanaan pemadam kebakaran Mangkoe Shipyard menggunakan sistem fire
hydrant diluar gedung, dan di dalam gedung.
11
Perencanaan Sistem fire hydrant di Luar Gedung
Pada sistem fire hydrant di luar gedung, digunakan fire hydrant jenis post hydrant.
Post
hydrant biasanya diletakkan di luar area suatu bangungan dan letaknya harus dekat
dengan sumberair. Pengoperasian post hydrant digunakan selang khusus, karena
fasilitas ini biasanya digunakan ketika petugas pemadam kebakaran telah tiba di
lokasi kebakaran dan segera akan memadamkan api.
Sistem pemadam kebakaran direncanakan berdasarkan SNI 03-1735-2000 tentang
Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Terdapat beberapa spesifikasi yang
digunakan dalam menentukan post hydrant yang digunakan, yakni diantaranya:
Tipe post hydrant dengan diameter nozzle 2,5 inch (6,35 cm)
Jangkauan alat yang digunakan adalah 35 m
Pemakaian serentak pada saat terjadi kebakaran adalah 2 buah
Kecepatan aliran dalam pipa 2,5 m/detik
Debit yang dialirkan post hydrant adalah 58 L/detik
Penempatan post hydrant untuk Hidran kota atau halaman harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) masing - masing hidran berkapasitas minimum 1000 (seribu) liter/ menit.
b) tekanan dimulut hidran minimum 2 (dua) kg/cm2.
c) maksimal jarak antara hidran 200 (dua ratus ) meter.
Untuk menentukan jumlah hidran yang diperlukan maka dapat menggunakan
asusmsi pada Tabel dibawah ini.
12
Tabel 2.5 Jumlah Pasokan Air Hidran Halaman
Sumber : SNI 03-1735-2000
Data diatas dapat dibuat sistem post hydrant. Terdapat 12 buah post hydrant pada
galangan ini, yang terletak di setiap sudut gedung, dengan asumsi 3 post hydrant
tersebut dapat dipakai secara serentak apabila terjadi kebakaran. Luas lantai gedung
sekitar 11000 m2 dan berdasarkan tabel 2.8 debit yang digunakan adalah 38 L/detik
+ 19 L/detik + 20 L/detik = 77 L/detik. Asumsi unit post hydrant digunakan selama 45
menit, karena jika terjadi kebakaran harus tersedia pasokan air selama 45 menit.
Volume untuk post hydrant dapat dihitung sebagai berikut :
Vpost hydrant = Qpost hydrant× waktu pasokan air simpanan
= 0,077 m3/detik x 60 x 45
= 207,9 m3
Perencanaan sistem fire hydrant di dalam gedung
Pada perencanaan fire hydrant di dalam gedung menggunakan alat fire hydrant yakni
fire hose reel. untuk fire hose reel diletakkan di setiap sudut bangunan untuk
menjangkau keseluruhan luasan tiap lantai. Untuk ruangan yang kecl cukup
menggunakan apar. Spesifikasi fire hose reel:
Tipe fire hose reel dengan diameter nozzle 2,5 inch (6,35 cm)
R =35 m (selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 m, ditambah sekitar
5 m jarak semprotan air)
Tinggi hose reel dari lantai = 1.5 m
Jumlah = bervariasi tiap gedung/ruangan
Jumlah total fire hose reel = 37 buah
Pemakaian serentak pada saat terjadi kebakaran = 1 buah
13
Kecepatan aliran dalam pipa = 2,5 m/detik
Asumsi 1 fire hose reel tersebut dipakai apabila terjadi kebakaran. Peletakan fire
hose
reel berada di dekat pintu masuk. Asumsi unit fire hose reel digunakan selama 45
menit, karena jika terjadi kebakaran harus tersedia pasokan air selama 45 menit.,
debit dan volume untuk fire hose reel dapat dihitung sebagai berikut:
a) Debit yang dialirkan tiap alat
Q = A x V
= ( 14
x π x (0,06352)) x 2,5
= 0,475 m3/menit
b) Kebutuhan air untuk Fire Hydrant jenis fire hose reel bila terjadi kebakaran:
VFHR = jumlah alat x 0,475 m3/menit x waktu kebakaran
= 1 x 0,475 m3/menit x 45 menit
= 21,375 m3
Berdasarkan perhitungan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk operasi unit fire
hose reel, dan unit post hydrant dapat ditentukan kapasitas ground reservoar yakni
sebagai berikut:
VTOTAL = Vpost hydrant + VFHR
= 207,9 m3 + 21,375 m3
= 229,275 m3
2.1.3.2 Uraian Rencana Kegiatan
Pembangunan Galangan Mangkoe Shipyard terdiri atas tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi, dan tahap operasi.Setiap tahap dilaksanakan sesuai dengan jadwal proyek yang
telah ditetapkan. Jadwal pelaksanaan proyek dapat dilihat pada Tabel 2.6.
14
Tabel 2.6 Jadwal Kegiatan Proyek Mangkoe Shipyard
No
Komponen Kegiatan
Waktu Kegiatan
2015 2016 2017
910
11
12
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9dst
Tahap Pra-Konstruksi
1 Survey 2 Perijinan 3 Sosialisasi 4 Pembebasan Lahan 5 Pengukuran dan Pemasangan Patok
Tahap Konstruksi
6 Mobilitas Tenaga Kerja Proyek 7 Mobilitas Peralatan dan Material 8 Pembersihan dan Pengurugan Lahan Proyek 9 Pembangunan dan PengoperasianBasecamp 10 Pekerjaan Struktur Bag Bawah Galangan Kapal 11 Pekerjaan Struktur Beton Fasilitas di Galangan Kapal 12 Pemasangan Rel dan Penunjang di Slipway 13 Pembangunan Perkantoran, Bengkel, dan Fasum 14 Pekerjaan Perpipaan, Mechanical Electrical, dan Finishing
15Pembangunan Jaringan Jalan, Area Parkir, dan Saluran Drainase
16 Demobilisasi Peralatan dan Sisa Material 17 Demobilisasi Tenaga Kerja
Tahap Operasi18 Mobilisasi Karyawan
19 Pengoperasian Jaringan Jalan, Area Parkir, dan Saluran Drainase
20 Pengoperasian Galangan Kapal Sumber: CV. Daksa Aptana
1
Setiap tahapan mempunyai beberapa komponen yang diperkirakan akan
menimbulkan dampak.Komponen kegiatan penyebab dampak dalam proyek Mangkoe
Shipyard dapat dilihat di bawah ini.
Kegiatan Tahap Pra-konstruksi
1. Survey
Kegiatan survey bertujuan untuk mengenal lebih dekat mengenai aspek
lingkungan yang berada di sekitar proyek. Melalui survei dapat diketahui dampak
yang terjadi pada komponen lingkungan akibat pro yek pembangunan Mangkoe
Shipyard. Data rona lingkungan awal diperoleh dengan melakukan survey awal
yang kemudian akan dibandingkan dengan rona atau kondisi setelah proyek
dilaksanakan.
2. Perizinan
Pembangunan Mangkoe Shipyard memerlukan perizinan lokasi proyek. Proses
perizinan lokasi proyek dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh legalisasi
dari pihak-pihak yang berwenang sehingga pelaksanaan proyek pembangunan
menyalahi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Perizinan yang dilakukan
adalah kelengkapan sertifikat tanah, izin lokasi, izin zooning, izin mendirikan
bangunan dan lain-lain. Dengan kelengkapan perizinan, pemrakarsa dapat
meminimalisir resiko masalah perizinan yang mungkin terjadi di kemudian hari.
3. Sosialisasi
Untuk mengetahui saran dan masukan masyarakat terhadap pembangunan
Mangkoe Shipyard maka dilakukan kegiatan sosialisasi. Tim Studi AMDAL
bersama pemrakarsa (PT. Daiva Dakara Samudera), BLH Kota Semarang, dan
pihak lain yang terkait dan berwenang melakukan sosialisasi kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Emas dan sekitarnya. Sosialisasi yang dilakukan pemrakarsa
yaitu berkoordinasi dengan pengurus wilayah setempat dan tokoh masyarakat
terkait sehingga dapat dihasilkan hubungan timbal balik yang baik dan dapat
dicapai pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama sesuai musyawarah
dan mufakat. Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2015
pukul 19.00-20.30 WIB. Sebelum dilakukan sosialisasi, telah dibuat
pengumuman kepada masyarakat mengenai pembangunan Galangan Mangkoe
Shipyard melalui media cetak berupa koran Kompas dan Suara Merdeka, papan
pengumuman, serta melalui media elektronik yaitu radio dan TV. Pengumuman
di Koran Kompas dimuat pada tanggal 5 September 2015 dan Suara Merdeka
pada tanggal 21 September 2015, sedangkan melalui media elektronik pada
tanggal 28 September – 4 Oktober 2015.
4. Pembebasan Lahan
1
Pembebasan lahan dilakukan untuk memastikan pembangunan berjalan lancar.
Dipastikan pembangunan berjalan lancar dan tidak ada hambatan.
5. Pengukuran dan Pemasangan Patok
Kegiatan pengukuran dan pemasangan patok bertujuan untuk menandai batas
area proyek agar tidak terjadi sengketa lahan dan terlihat jelas batas wilayah
proyek yang akan dilaksanakan. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran
sehingga dapat diketahui luasan area proyek, sementara pemasangan patok
menggunakan kayu. Area proyek berbatasan langsung dengan jalan, kawasan
pelabuhan, laut, dan lahan kosong.
Kegiatan Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja Proyek
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja proyek meliputi aktivitas dari tenaga kerja
selama
proyek berlangsung.
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini berupa pengadaan alat berat dan
kendaraan yang diperlukan selama kegiatan konstruksi. Beberapa alat yang
akan
digunakan pada tahap konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Peralatan yang Dibutuhkan
No. Nama AlatJumlah
Kebutuhan
1 Excavator 62 Buldozer 33 Tandem roller 24 Grader 25 Pile driver 16 Generator set 47 Compactor 38 Concrete pump 39 Concrete mixer 310 Crawler crane 311 Truck crane 3
Sumber: CV. Daksa Aptana
Kegiatan mobilisasi material diperlukan selama kegiatan konstruksi untuk
pengadaan material, yang meliputi material alami dan material pabrikan. Material
konstruksi yang digunakan yaitu beton ready mix, batu bata, pasir pasang, besi,
baja, kayu, semen, keramik, dan lain-lain. Kegiatan mobilisasi material bahan
2
bangunan merupakan pengangkutan material untuk keperluan konstruksi dari
tempat pembelian atau dari gudang penyimpanan material menuju ke lokasi
pembangunan atau proyek. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan material yang diperlukan di lokasi pembangunan atau proyek.
3. Pembersihan dan Pengurugan Lahan Proyek
Sebelum dilakukan pengerjaan pembangunan maka dilakukan pembersihan
lahan dari rerumputan liar, material, dan pepohonan. Untuk meratakan
ketinggian seluruh lahan proyek maka dilakukan pengurugan lahan proyek agar
lebih tinggi dari permukaan tanah lalu dilakukan pemadatan tanah agar struktur
tanah lebih kuat dan tidak amblas.
4. Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp
Sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan primer dan memfasilitasi tenaga
kerja yang tidak memiliki tempat tinggal maka dilakukan kegiatan pembangunan
rumah sementara atau basecamp. Kegiatan ini meliputi penyediaan air bersih,
fasilitas penerangan, alat komunikasi, dan MCK.
5. Pekerjaan Struktur Bagian Bawah Galangan Kapal
Pekerjaan pondasi merupakan langkah awal dalam pengerjaan proyek.
Kedalaman dan jenis pondasi disesuaikan dengan hasil tes lapangan dan
kondisi tanah pada lokasi proyek. Pemasangan tiang pancang ini menggunakan
metode borpile.
6. Pekerjaan Struktur Beton Bagian Fasilitas Galangan Kapal
Pekerjaan pembangunan struktur bangunan meliputi pembangunan dinding.
Kegiatan pembangunan berupa pengecoran menggunakan concrete pump,
pemasangan batu bata, pemlesteran dan pekerjaan lain yang termasuk
pekerjaan struktur. Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan menggunakan
peralatan mekanik berupa alat-alat berat seperti crane dan peralatan yang
lainnya. Pekerjaan pembangunan struktur bangunan fasilitas umum meliputi
pembangunan area kantin, mushola, dan taman.
7. Pemasangan Rel dan Penunjang di Slipway
8. Pekerjaan perpipaan, rooftank, mechanical, electrical dan lantai
Pekerjaan perpipaan dalam gedung merupakan pemasangan instalasi perpipaan
dalam gedung baik penyaluran air bersih, air limbah, dan fire hydrant.Pekerjaan
mechanical dan electrical merupakan pemasangan instalasi listrik, mulai dari
sistem jaringan kabel hingga pemasangan aksesoris seperti lampu dan
sebagainya. Selain itu pekerjaan mechanical dan electrical juga mencakup ke
pemasangan alat-alat kelistrikan yang dibutuhkan oleh gedung seperti generator
3
set. Pekerjaan lantai meliputi menggunakan bantuan alat pemotong keramik dan
secara manual.
9. Finishing Bangunan Perkantoran, Dock, Bengkel, dan Fasilitas Umum
Pada pekerjaan ini dilakukan pengecekan dan penyempurnaan seluruh
komponen gedung. Pekerjaan ini meliputi pemasangan semua kusen dan pintu
di seluruh bagian gedung. Pada pekerjaan ini akan digunakan peralatan
pembantu untuk mempermudah proses finishing.
10. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Untuk menjaga ekosistem lingkungan yang berada di sekitar lokasi
pembangunan, maka diperlukan penyediaan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka
hijau juga bertujuan untuk menjaga daya dukung lingkungan, penyerap emisi
saat tahap operasi, dan menambah jumlah daerah resapan air tanah.
11. Pembangunan Jaringan Jalan, Area Parkir dan Saluran Drainase
Pekerjaan pembangunan jaringan jalan dan pembangunan area parkir dilakukan
dengan pengurugan yang dilanjutkan dengan pengaspalan. Selain itu diberikan
juga marka jalan. Pembangunan saluran drainase dilakukan disekeliling
bangunan.
12. Demobilisasi Peralatan dan Sisa Material
Demobilisasi peralatan dan sisa material merupakan pembersihan area proyek
dari seluruh peralatan proyek dan juga material yang masih tersisa.
13. Demobilisasi Tenaga Kerja
Demobilisasi tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang sebelumnya bermukim
sementara di area proyek mengosongkan lahan proyek karena tahap konstruksi
telah selesai.
Kegiatan Tahap Operasi
1. Rekruitmen Karyawan
Rekruitmen dilakukan untuk mendapatkan tenaga kerja yang ahli. Rekruitmen
mencakup karyawan kantor dan pekerja di bengkel.
2. Mobilisasi Karyawan
Pada tahap operasi, mobilisasi karyawan merupakan aktivitas dimana terjadinya
lalu lalang para karyawan dan tamu hotel. Jam puncak mobilisasi karyawan
terjadi pada saat jam masuk dan pulang kantor.
3. Pengoperasian Jaringan Jalan, Area Parkir dan Saluran Drainase
Pada saat kegiatan ini mulai beroperasi maka dilakukan pengecekan atas
fungsinya. Apabila terdapat kerusakan, maka akan segera dilakukan perbaikan.
4. Pengoperasian Bangunan Perkantoran, Hotel, dan Fasum
4
Pada tahap ini, bangunan perkantoran mulai dioperasikan dan semua aktivitas
dalam gedung mulai berjalan. Jika ada beberapa komponen gedung yang
mengalami kerusakan maka akan segera diperbaiki.
5. Pengoperasian Ground Reservoar, Septic tank, dan IPAL
Ground reservoir, septic tank, dan IPAL yang mendukung jalannya
pengoperasian
gedung mulai dioperasikan.
6. Pemeliharaan Jaringan Jalan, Ar ea Parkir dan Saluran Drainase
Pemeliharaan pada kegiatan ini mencakup pengecekan fungsi dan juga
perbaikan
apabila terdapat kerusakan. Pada pemeliharaan saluran drainase, diperiksa pula
apakah ada penyumbatan terhadap saluran tersebut. Pada pemeliharaan jalan
dan area parkir dilihat jika terdapat jalan yang berlubang atau terdapat marka
jalan yang sudah rusak maka akan segera diperbaiki.
7. Pemeliharaan Bangunan Perkantoran, Dock, Bengkel, dan Fasum
Pemeliharaan bangunan meliputi pemeliharaan secara fungsi maupun estetika
gedung. Pengecekan dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi
bangunan tetap dalam keadaan baik.
8. Pemeliharaan Ground Reservoir, Septic Tank dan IPAL
Pemeliharaan ground reservoir, septic tank dan IPAL dilakukan dengan bantuan
tenaga yang ahli dalam bidangnya. Untuk IPAL, dilakukan pula kontrol efluen
secara berkala agar tetap terjaga dan tidak mencemari lingkungan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan
Kegiatan pembangunan Mangkoe Shipyard diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan maka direncanakan
sarana dan prasarana pencegah pencemaran sebagai berikut :
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pada rencana kegiatan ini, direncanakan pembangunan IPAL untuk pengolahan air
limbah domestik yang dihasilkan oleh semua aktivitas pada rencana kegiatan kecuali
limbah yang berasal dari WC. IPAL pada tahap konstruksi berbeda dengan IPAL
pada tahap operasi. Pada tahap konstruksi, direncanakan digunakan toilet portable
yang dilengkapi septictank biofilm untuk mengolah air limbah domestik yang
dihasilkan dari aktivitas tenaga kerja konstruksi. IPAL untuk tahap konstruksi
direncanakan dapat mengolah air limbah domestik dengan debit 5,8 m3/hari yang
berdasarkan perhitungan limbah cair yang telah dipaparkan sebelumnya.
5
Pada tahap operasi, IPAL direncanakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan
dari kegiatan operasional galangan. Sesuai perhitungan sebelumnya, IPAL pada
tahap operasi direncanakan mampu untuk mengolah air limbah dengan debit 403,2
m3/hari. Pada rencana kegiatan ini, terdapat beberapa alternatif IPAL yang akan
digunakan pada tahap operasi.
Dalam pemilihan IPAL yang akan digunakan pada tahap operasi terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan, antara lain :
Karakteristik air limbah yang masuk dalam instalasi pengolahan (influent)
Karakteristik air limbah yang diinginkan (effluent)
Lahan yang tersedia
Biaya operasional IPAL
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terdapat beberapa alternatif IPAL yang akan
digunakan pada rencana kegiatan. IPAL yang direncanakan adalah IPAL
konvensional yang mengolah air limbah secara anaerobic process. Pertimbangan
pemilihan ini dikarenakan ketersediaan lahan yang tidak terlalu luas dan biaya
operasional IPAL yang relatif rendah. Pengolahan ini direncanakan dapat mengolah
air limbah domestik agar sesuai dengan standar baku mutu air limbah domestik
sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan akan mencakup pengelolaan
sampah dalam tahap konstruksi maupun tahap operasi. Berdasarkan perhitungan
timbulan sampah sebelumnya, maka pemrakarsa menyediakan TPS berupa
kontainer sampah dengan kapasitas 250 liter. Untuk sistem pengangkutan sampah
dari TPS ke TPA merupakan tanggung jawab dari Dinas Kebersihan Kota Semarang.
Pengelolaan Sampah Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, dalam pengelolaan sampah akan bekerja sama dengan pihak
ketiga dalam mengelola sampah sisa material yang dihasilkan pada tahap konstruksi.
Pengelolaan Sampah Tahap Operasi
Perencanaan pengelolaan sampah pada tahap ini dimulai dari sumber sampah
dengan cara mewajibkan para karyawan Mangkoe Shipyard untuk menyediakan
tempat sampah yang terpisah antara sampah basah dan keringnya. Selanjutnya
seluruh timbulan sampah yang dihasilkan ditampung di Tempat Penampungan
Sementara (TPS) yang disediakan. Sampah yang dihasilkan selanjutnya akan
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
6
2.1.3.3 Uraian Kegiatan Sekitar
Lokasi rencana kegiatan berada pada kawasan pelabuhan. Lokasi proyek sudah
tetap karena sudah dalam tahap Detail Engineering Design (DED) sehingga tidak terdapat
alternatif lokasi maupun alternatif bangunan. Adapun jenis kegiatan yang terdapat di sekitar
lokasi adalah sebagai berikut:
a) Transportasi Laut
Pelabuhan berada di sebelah selatan lokasi proyek. Pelabuhan ini melayani
transportasi laut menggunakan kapal maupun ferry. Kegiatan pada tahap konstruksi
dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan dermaga, keretakan bangunan
sekitar, peningkatan kebisingan, timbulnya getaran, dan timbulnya gelombang air.
b) Bongkar Muat Barang
Pelabuhan berada di sebelah selatan lokasi proyek. Pelabuhan ini melayani kegitan
ekspor dan impor dengan peti kemas. Kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi
dapat menimbulkan dampak kerusakan dermaga, keretakan bangunan sekitar,
peningkatan kebisingan, timbulnya getaran, dan penurunan kinerja lalu lintas.
c) Pemukiman
Pemukiman berada di sebelah selatan lokasi proyek Kegiatan pada tahap konstruksi
dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan bangunan sekitar, keretakan
bangunansekitar, peningkatan kebisingan, dan timbulnya getaran.
d) Perhotelan
Perhotelan berada di sebelah selatan lokasi proyek Kegiatan pada tahap konstruksi
dan operasi dapat menimbulkan dampak kerusakan bangunan sekitar, keretakan
bangunansekitar, peningkatan kebisingan, dan timbulnya getaran.
2.1.4 Alternatif-alternatif yang Dikaji dalam ANDAL
Penyusunan dokumen dilakukan setelah Detail Engineering Design (DED) sehingga
tidak terdapat alternatif-alternatif yang dikaji dalam ANDAL. Alternatif dilakukan jika
penyusunan dokumen pada saat setelah studi kelayakan. Sehingga dalam dokumen ini tidak
dicantumkan alternatif-alternatif.
2.2 Deskripsi Rona Lingkungan hidup Awal
Rona lingkungan hidup awal berisi tentang penyajian data awal mengenai kondisi
lingkungan hidup saat ini berupa data primer maupun sekunder. Data awal diperoleh dari
hasil studi pustaka dan kunjungan lapangan oleh tim penyusun. Uraian yang disajikan
berupa komponen lingkungan terkena dampak dan kegiatan lain di sekitar lokasi rencana
kegiatan. Rona lingkungan awal di lokasi proyek pembangunan galangan kapal mencakup
7
beberapa komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak apabila proyek
dijalankan, yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Komponen Geo – Fisik – Kimia
a. Geologi
Berdasarkan struktur geologi Daerah patahan tanah bersifat erosif dan
mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak
teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Memiliki jenis tanah
berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanauyang dalam. Jenis Tanah meliputi
kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial
kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek
Regosol Kelabu Tua dan Grumosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25 %
wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan
kurang lebih 30 % lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua.
b. Iklim
iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun
timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut
(NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat
periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan
mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga
Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau,
karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,
kelembaban lebih rendah, dan jarang mendung. Suhu minimum rata-rata yang diukur di
Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C
pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C.
Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan
September ke maksimum 83% pada bulan Januari.
c. Kualitas udara dan Kebisingan
Untuk mengetahui kondisi rona awal kualitas udara dan kebisingan digunakan data
kualitas udara dan kebisingan pada lokasi yang mewakili kondisi awal di lokasi kegiatan atau
titik sampling. Kualitas udara selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 1 Parameter
Kualitas Udara Ambien yang Terukur Tabel 2. 1 Parameter Kualitas Udara Ambien
yang Terukur
8
Tabel 2. 1 Parameter Kualitas Udara Ambien yang Terukur
No. Parameter Satuan
Hasil
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Sulfur Dioksida (SO2) ppm 0,0036 0,0048 0,0045
2 Karbon Monoksida (CO) ppm 0,0068 0,0087 0,0085
3 Oksida Nitrogen (NOx) ppm 0,0078 0,0064 0,0079
4 Oksigen (O2) mg/m3 0,0007 0,0003 0,0001
5 Debu mg/m3 0,156 0,154 0,27
6 Timah Hitam (Pb) mg/m3 0 0 0
7 Hidrogen sulfida (H2S) ppm 0,0033 0,0024 0,0001
8 Ammonia (NH3) ppm 0,0084 0,0055 0,004
Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014
Tabel 2. 2 Data Kebisingan
Parameter Hasil Analisis Baku Mutu (KepMen no. 48 tahun 1996)
Kebisingan 64 db (A) 55 db (A)
Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014
d. Hidrologi
Kompoen hidrologi meliputi kondisi air tanah dan air permukaan dimana air
permukaan di derah ini adalah air laut sehingga untuk air permukaan akan dibahas di
komponen hidrooceanografi.
Air tanah pada derah ini adalah air tanah bebas yaitu air tanah yang terdapat pada
lapisan pembawa air (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah
bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Air Tanah
Tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan pembawa air yang berada
diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir tetap debitnya disamping
kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih. Debit air ini sedikit sekali dipengaruhi
oleh musim dan keadaan di sekelilingnya. Menurut wawancara dengan masyarakat air
tanah dapat diperoleh melalui sumur pompa dengan kedalaman 4 – 12 meter. Kondisi air
tanah yang ada secara fisik adalah agak keruh dan sedikit asin sehingga dimanfaatkan
untuk kegiatan domestik seperti mandi cuci kakus. Sedangkan untuk minum dan untuk
kegiatan yang membutuhkan air dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah yang besar,
air yang dibutuhkan disuplai dari PDAM Kota Semarang.
9
2.2.2 Komponen Hidrooceanografi
a. pasang surut
jenis pasang surut dari data yang didapat adalah diurnal dengan lunggang air (tidal
range) saat neap tide adalah 0,9 m dan saat spring tide adalah 2,1 m. Kondisi pasang surut
dapat dilihat pada Gambar 2. 1 Kondisi Pasang Surut
b. arus
Terdapat dua arus yang dominan yaitu arah timur ke barat dan arah barat ke timur
dimana arah pergantian terjadi setiap 6 (enam) jam sekali dengan kecepatan maksimum 6
knots.
c. Gelombang
10
Gambar 2. 1 Kondisi Pasang Surut
Gambar 2. 2
Kondisi gelombang dipengaruhi oleh fetch (jarak hebusan angin). Fetch di daerah ini
pendek sehingga mengakibatkan tinggi gelombang yang rendah di perairan ini.
d. Morfologi Pantai
Di daerah ini tidak terdapat sungai yang merupakan sumber sedimentasi maka di
derah ini tidak terjadi sedimentasi maupun erosi. Selain itu tidak adanya sedimentasi juga
disebabkan oleh keadaan arus dan gelombang yang cukup tenang di perairan.
2.2.3 Komponen Biologi
a. Fauna
Data fauna diperoleh dari observasi lapangan, pada area proyek terdapat beberapa
macam ekosistem yang dijumpai. Sehingga fauna yang ada di lokasi proyek diuraikan
berdasarkan ekosistem fauna tersebut hidup.
Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih.
Organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang
(Coelenterata) dimana sudah sedikit jumlahnya dikarenakan banyak lalu lintas kapal
di pelabuhan tanjung Emas, selain itu hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang,
siput), bintang laut, ikan, dan ganggang.
11
Gambar 2. 3 Kondisi gelombang
Ekosistem pantai pasir
Hewan yang hidup di ekosistem ini, misalnya musang, burung, dan lain - lain.
b. Vegetasi
Data vegetasi yang disajikan diperoleh dari data sekunder dan hasil kegiatan
observasi lapangan tim penyusun. Vegetasi darat yang dijumpai pada lokasi tapak rencana
kegiatan merupakan vegetasi alami, Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang
menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam
pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Pada dasarnya, perkembangan
vegetasi yang ada di daerah pantai (litoral), dijumpai dua formasi vegetasi, yaitu
formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia sebagai berikut
Formasi pescaprae
Di daerah pasang surut, vegetasi didominasi oleh tumbuhan perintis yang menjalar
atau rumput-rumputan tertentu dan dikenal sebagai “Formasi Pes-Caprae” Formasi
ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di
sepanjang pantai. Komposisi spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di lokasi
didominasi oleh Ipomoea pescaprae (katang-katang) salah satu spesies tumbuhan
menjalar, herba rendah yang akamya mampu mengikat pasir. Sebetulnya nama
fomlasipescaprae diambil dari nama spesies tumbuhan yang dominan itu. Akan
tetapi, ada spesies-spesies tumbuhan lainnya terdapat pada
formasi pescaprae antara lain Cyperus penduculatus, Cyperus stoloniferus, Thuarea
linvoluta, Spinifex littoralis, Vitex trifolia, Ishaemum muticum, Euphorbia atoto,
Launaca sarmontasa, Fimbristylis sericea, Canavalia abtusiofolia, Triumfetta repens,
Uigna marina, Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan Ipomoea littoralis. Contoh
tumbuhan pada formasi ini dapat dilihat pada Gambar 2. 4 Ipomea Pescaprae di
bawah ini.
12
Gambar 2. 4 Ipomea Pescaprae
Formasi Barringtonia
Disebut formasi Barringtonia karena spesies tumbuhan yang dominan di daerah ini
adalah spesies pohon Barringtonia asiatica. Beberapa spesies pohon yang tumbuh
di pantai dan menyusun ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica,
Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa (Ketapang), Hibiscus tiliaceus (Waru),
Calophyllum inophyllum (Nyamplung), Hernandia peltata (Kampis Cina), Sterculia
foetida (Kepuh), Manilkara kauki, Cocos nucifera (Kelapa), Crinum asiaticum, Cycas
rumphii (Pakis Haji), Desmodium umbellatum, Dodonaea viscesa, Sophora
tomentosa, Erythrina variegata, Guettarda speciosa (Jati pasir), Pandanus bidur,
Pandanus tectorius, dan Nephrolepis biserrata. Contoh tumbuhan pada formasi ini
dapat dilihat pada Gambar 2. 5 Formasi Barringtonia di bawah ini.
.
13
Gambar 2. 5 Formasi Barringtonia
2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya
a. Sosial – Ekonomi
rencana pembangunan galangan kapal “Mangkoe” ini berlokasi di Kelurahan
Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Menurut Semarang dalam angka 2014 keadaan
demografi lokasi ini adalah sebagai berikut.
Jumlah penduduk Semarang Utara = 128002 jiwa
Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk Kecamatan Semarang Utara adalah
meliputi
Petani sendiri = 0 jiwa
Buruh tani = 0 jiwa
Nelayan = 1875 jiwa
Pengusaha = 12371 jiwa
Buruh industri = 8702 jiwa
Buruh bangunan = 1975 jiwa
Pedagang = 4513 jiwa
Angkutan = 1245 jiwa
PNS dan TNI /POLRI = 2275 jiwa
c. Budaya
Di Kelurahan Tanjung Emas dan Kecamatan Semarang utara mayoritas penduduk
adalah suku Jawa dan beragama islam. Selain itu, di sekitar lokasi tidak terdapat cagar
budaya atau tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar.
2.2.5 Komponen Kesehatan Masyarakat
a. Sumber Daya Kesehatan
Sumber daya kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari sarana kesehatan
dan tenaga kerja kesehatan. Adapun saran kesehatan yang terdapat dilokasi studi yang
merupakan salah satu rona awal lingkungan yang disajikan pada Tabel 2. 3 Prasarana
Kesehatan di bawah ini.
Tabel 2. 3 Prasarana Kesehatan Kecamatan Semarang Utar
Prasarana kesehatan jumlah
Rumah sakit 0
Rumah bersalin 0
Puskesmas 1
Puskesmas pembantu 5
14
Balai pengobatan swasta 1
BKIA swasta / ABRI 1
Jumlah 8
Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014
Sedangkan tenaga kerja kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari dokter
praktek, bidan, mantri, dan apoteker yang membantu masyarakat di bidang kesehatan.
Tenaga kerja kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan di bawah ini.
Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan
No
.
Jenis tenaga kesehatan jumlah
1 Dokter umum 6
2 Dokter gigi 3
3 Dokter spesialis lainnya 1
4 Bidan 6
5 Perawat 6
6 Sarjana farmasi 1
7 Asisten apoteker 2
8 Ahli madya akeperawatan 3
9 Analis kesehatan 1
10 Sanitarian 1
11 Perawat gizi 1
12 Lainnya 1
jumlah 35
b. Sumber Daya Kesehatan
Semakin meningkatnya jumlah penduduk suatu kota maka akan semakin meningkat
timbulan sampah yang dihasilkan. Timbulan sampah yang dihasilkan.
2.2.6 Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan
Proyek pembangunan Galangan Kapal Mangkoe ini berbatasan dengan…. Sehingga
Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan
dapat dilihat atau diuraikan pada masing – masing batas yang meliputi di bawah ini.
15
2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat
2.4 Pelingkupan Dampak Penting
2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial
Dampak Penting Hipotetik (DPH) merupakan dampak yang akan dikaji dalam
ANDAL. Proses penentuan DPH harus dilengkapi dengan informasi rencana kegiatan
(sumber dampak) dan rona lingkungan hidup (penerima dampak), serta hasil pelibatan
masyarakat. Dari ketiga informasi tersebut, dilakukan identifikasi dampak yang kemudian
perlu dikaji dalam ANDAL. Proses identifikasi DPH terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1. Identifikasi dampak potensial
Identifikasi dampak potensial bertujuan untuk memprediksi semua dampak yang
berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini
menghasilkan daftar dampak potensial.
2. Evaluasi dampak potensial
Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk memisahkan dampak-dampak potensial
yang perlu atau tidak perlu dikaji secara mendalam dalam ANDAL. Evaluasi dilakukan
dengan menjawab 4 (empat) pertanyaan penting yang mewakili, sehingga dapat
disimpulkan apakah dampak tersebut perlu dikaji atau tidak. Langkah ini menghasilkan
daftar dampak penting hipotetik.
3. Klasifikasi dan prioritas DPH
Klasifikasi dan prioritas DPH bertujuan untuk mengelompokkan dampak penting
hipotetik yang telah ditentukan sebelumnya agar mudah dipahami dan digunakan dalam
menentukan strategi kajian. Langkah ini menghasilkan klasifikasi dampak dan urutan
prioritas dampak penting hipotetik.
Bagan alir dari proses identifikasi DPH pada Gambar 2. 6 Bagan Alir Proses
Pelingkupan berikut ini :
16 Evaluasi
Dampak
Potensial
Identifikasi
Dampak
Potensial
Dampak
Penting
Hipotetik
Dampak
Potensial
Hasil
Pelibatan
Masyarakat
Deskripsi
Rona
Lingkungan
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
2.4.2 Identifikasi Dampak Potensial
Dalam menentukan dampak potensial yang kemungkinan akan terjadi akibat
kegiatan proyek ini, maka perlu dilakukan identifikasi dampak primer dan sekunder. Dampak
primer merupakan interaksi antara sumber dampak (komponen kegiatan) dengan penerima
dampak primer (komponen lingkungan), sedangkan dampak sekunder merupakan interaksi
antara sumber dampak primer (komponen kegiatan) dengan penerima dampak sekunder
(komponen lingkungan). Dampak potensial merupakan gabungan dari dampak primer dan
dampak sekunder. Dampak potensial dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
A. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi, terdapat beberapa komponen kegiatan yang memiliki
kemungkinan memberikan dampak pada komponen lingkungan, diantaranya:
1. Peninjauan (survei) awal lokasi proyek
Dampak primer:
- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena kekhawatiran
masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan dari proyek ini.
Dampak sekunder:
- Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
terdapat beberapa warga yang mengambil tindakan sendiri tanpa
mengetahui informasi yang jelas mengenai proyek.
2. Perizinan proyek
Dampak primer:
- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena adanya perbedaan
persepsi antar masyarakat mengenai proyek tersebut.
Dampak sekunder:
- Terjadinya pro kontra masyarakat terhadap pembangunan proyek,
disebabkan karena perbedaan persepsi antar masyarakat.
3. Sosialisasi proyek
Dampak primer:
- Timbulnya keresahan masyarakat, disebabkan karena masih terdapat
perbedaan persepsi antar masyarakat mengenai proyek tersebut.
17
Dampak sekunder:
- Terjadinya pro kontra masyarakat terhadap pembangunan proyek,
disebabkan karena adanya masyarakat yang memberikan respon positif dan
negatif terhadap pembangunan proyek, sehingga pihak pemrakarsa dan
pemerintah terkait harus meluruskan sudut pandang masyarakat agar
pembangunan proyek ini dapat terlaksana.
4. Pengukuran, pemasangan patok, dan pemagaran area proyek
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena pemasangan patok
menggunakan kayu yang ditancapkan ke tanah dengan bantuan palu,
sedangkan pemagaran area proyek dilakukan mengelilingi area lokasi
proyek menggunakan material seng yang cenderung menimbulkan
kebisingan.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan dari kegiatan tersebut.
5. Pembebasan lahan
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini
menggunakan alat berat.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Perubahan fungsi lahan, disebabkan karena lahan yang awalnya merupakan
lahan yang berisi bangunan berubah menjadi lahan kosong.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena sisa
pembongkaran bangunan sebelumnya di lahan proyek.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan dari kegiatan tersebut.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara yang terjadi.
- Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan, disebabkan karena
adanya alih fungsi lahan dalam skala luas.
- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan
sisa material bekas pembongkaran bangunan sebelumnya.
B. Tahap Konstruksi
18
Pada tahap konstruksi, terdapat beberapa komponen kegiatan yang memiliki
kemungkinan memberikan dampak pada komponen lingkungan, diantaranya:
1. Mobilisasi tenaga kerja
Dampak primer:
- Peningkatan kesempatan kerja, disebabkan karena pelaksanaan proyek ini
membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak selama tahap konstruksi.
- Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek, disebabkan karena tuntutan
kebutuhan sehari-hari pekerja proyek, misalnya adanya warung makan
dadakan, dan lain-lain.
- Peningkatan timbulan sampah, disebabkan karena adanya sampah yang
dihasilkan oleh tenaga kerja selama kegiatan konstruksi berlangsung.
- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas
pekerja selama tahap konstruksi berlangsung.
- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja
selama tahap konstruksi berlangsung.
Dampak sekunder:
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya
peningkatan kesempatan kerja yang secara tidak langsung akan
meningkatkan PAD dari pajak yang ada.
- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek, disebabkan karena
meningkatnya kegiatan ekonomi di sekitar proyek.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya
jumlah timbulan sampah akibat dari kegiatan ini.
2. Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan
transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan kerja dan bahan
material yang cenderung menimbulkan kebisingan.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses
pengangkutan peralatan kerja dan bahan material yang akan digunakan
untuk tahap konstruksi.
- Tercecernya bahan material, disebabkan karena kurangnya keamanan
wadah penyimpan bahan material.
- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena penggunaan
transportasi pengangkut peralatan kerja dan bahan material yang berukuran
besar dan kecepatannya cenderung rendah, sehingga volume kendaraan
meningkat.
19
- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena
penggunaan transportasi pengangkut peralatan kerja dan bahan material
yang berukuran besar dan pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali,
namun kondisi jalan yang dilalui kurang memadai.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena adanya debu
dan penurunan kualitas udara yang terjadi.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan katena adanya bahan
material yang tercecer akibat dari kegiatan ini.
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena
adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan
jalan yang meningkat.
3. Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini
menggunakan alat berat.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Perubahan fungsi lahan, disebabkan karena lahan proyek yang semula telah
kosong akibat dari pembebasan lahan, akan segera dibangun kembali.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena sisa
material pembongkaran bangunan sebelumnya.
- Penurunan jumlah flora dan fauna darat, disebabkan karena lahan proyek
yang telah kosong sebelumnya dan telah ditumbuhi tumbuhan liar akan
dibersihkan, sehingga beberapa fauna darat yang menempati lahan tersebut
sebagai tempat tinggal baru juga akan berkurang jumlahnya.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara yang terjadi.
- Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan, disebabkan karena
adanya alih fungsi lahan dalam skala luas.
20
- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan
sisa material dari kegiatan ini.
4. Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan konstruksi
dari pembangunan basecamp dan gudang, hingga pengoperasiannya.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan sampah, disebabkan karena adanya sampah yang
dihasilkan dari kegiatan ini.
- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas
pekerja di basecamp selama tahap konstruksi berlangsung.
- Peningkatan volume limbah cair domestik, disebabkan karena adanya
aktivitas pekerja di basecamp selama tahap konstruksi berlangsung.
- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja di
basecamp dan gudang selama tahap konstruksi berlangsung.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan akibat adanya kegiatan tersebut.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara yang terjadi.
- Penurunan estetika lingkungan, disebabkan karena meningkatnya timbulan
sampah dari kegiatan ini.
- Penurunan kualitas badan air, disebabkan karena meningkatnya volume
limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan pengoperasian basecamp
untuk pekerja proyek.
5. Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal
Dampak primer:
- Timbulnya getaran, disebabkan karena kegiatan pemasangan tiang pancang
menggunakan tiang pancang type pile with base enlargement..
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan
pemasangan pondasi untuk unit bangunan.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena
adanya sisa material dari kegiatan ini.
21
- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan
alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan
pribadi.
Dampak sekunder:
- Terjadi retakan pada bangunan sekitar, disebabkan karena adanya getaran
dari pekerjaan pondasi.
- Permohonan ganti rugi, disebabkan karena keretakan bangunan warga
sekitar akibat dari kegiatan ini.
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan akibat dari kegiatan ini.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya
timbulan sisa material dari kegiatan ini.
6. Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena kegiatan ini
menggunakan alat berat.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena
adanya material sisa dari kegiatan ini.
- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan
alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan akibat dari kegiatan ini.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara akibat dari kegiatan ini.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya
timbulan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini.
7. Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway
Dampak primer:
22
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena mobilisasi
transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan yang cenderung
menimbulkan kebisingan.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses
pengangkutan peralatan.
- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena
penggunaan transportasi pengangkut peralatan yang berukuran besar dan
pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali, namun kondisi jalan yang dilalui
kurang memadai.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya ontensitas kebisingan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara akibat kegiatan ini.
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan
jalan yang meningkat.
8. Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos satpam
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena alat berat yang
digunakan dalam kegiatan kosntruksi dari fasilitas pendukung IPAM tersebut.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena
adanya material sisa akibat dari kegiatan ini.
- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan
alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya
timbulan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini.
23
9. Pekerjaan mechanical dan electrical, pengecatan fasilitas di galangan kapal dan
finishing
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena alat yang digunakan
cenderung menimbulkan kebisingan.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena
adanya sisa material akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan limbah B3, dari kegiatan pengecatan.
- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan
alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena adanya
peningkatan timbulan limbah padat (sisa material).
10. Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan alat
berat pada kegiatan ini.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena sisa
material kecil yang beterbangan akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material), disebabkan karena
adanya material sisa dari kegiatan ini.
- Adanya risiko kecelakaan kerja, disebabkan karena kurangnya keamanan
alat-alat yang digunakan dan kepedulian pekerja terhadap keselamatan
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena meningkatnya
timbulan limbah padat dari sisa material kegiatan.
24
11. Demobilisasi peralatan kerja
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan
transportasi berukuran besar untuk mengangkut peralatan kerja yang
cenderung menimbulkan kebisingan.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses
pengangkutan peralatan kerja.
- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena penggunaan
transportasi pengangkut peralatan kerja yang berukuran besar dan
kecepatannya cenderung rendah, sehingga volume kendaraan meningkat.
- Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain, disebabkan karena
penggunaan transportasi pengangkut peralatan kerja yang berukuran besar
dan pengangkutan dilakukan lebih dari satu kali, namun kondisi jalan yang
dilalui kurang memadai.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya ontensitas kebisingan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara akibat kegiatan ini.
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena
adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan
jalan yang meningkat.
12. Demobilisasi tenaga kerja
Dampak primer:
- Berkurangnya kesempatan kerja, disebabkan karena kegiatan pada tahap
konstruksi telah selesai.
Dampak sekunder:
- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena
berkurangnya kesempatan kerja, sehingga pajak yang masuk sebagai
sumber PAD juga mengalami penurunan.
C. Tahap Operasional
1. Mobilisasi tenaga kerja
Dampak primer:
- Peningkatan kesempatan kerja, disebabkan karena membuka peluang
pekerjaan untuk masyarakat sekitar
25
Dampak sekunder:
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya
peningkatan kesempatan kerja yang secara tidak langsung akan
meningkatkan PAD dari pajak yang ada.
- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena peningkatan jumlah
kendaraan yang lalu lalang dari dan menuju ke galangan kapal.
2. Pengoperasian galangan kapal
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena terdapat proses
penarikan di slipway yang cenderung menimbulkan kebisingan. Selain itu,
terdapat graving dock tempat memperbaiki kapal yang juga menimbulkan
kebisingan selama proses operasi berlangsung.
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena adanya
proses dari kegiatan pengoperasian galangan kapal tersebut.
- Peningkatan kemacetan lalu lintas, disebabkan karena adanya mobilitas
yang cukup tinggi.
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), disebabkan karena adanya
pajak yang dihasilkan dari operasional galangan kapal.
- Peningkatan timbulan limbah padat, disebabkan karena kegiatan operasional
di kantor galangan kapal.
- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas dari
kegiatan pengoperasian galangan kapal.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena debu dan
penurunan kualitas udara akibat kegiatan tersebut.
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas, disebabkan karena
meningkatnya angka kemaceran akibat banyaknya volume kendaraan.
- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar, disebabkan karena
peningkatan PAD.
- Penurunan kualitas badan air, disebabkan karena meningkatnya volume
limbah cair yang berbanding lurus dengan menurunnya kualitas badan air.
- Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena adanya
peningkatan timbulan limbah padat hasil dari kegiatan operasional galangan
kapal.
26
3. Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan kapal.
Dampak primer:
- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas
pekerja dalam rangka kegiatan pemeliharaan galangan kapal.
- Peningkatan kebutuhan listrik, disebabkan karena adanya aktivitas pekerja
dalam rangka kegiatan pemeliharaan galangan kapal.
- Peningkatan timbulan sampah disebabkan karena sisa kegiatan di fasilitas
penunjang galangan kapal
- Peningkatan volume limbah cair, disebabkan karena sisa kegiatan di fasilitas
penunjang galangan kapal
4. Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase
Dampak primer:
- Penurunan kualitas udara, disebabkan karena peningkatan jumlah
kendaraan yang lalu lalang dari dan menuju lokasi.
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena banyaknya jumlah
kendaraan yang masuk dan keluar.
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kegiatan
pengoperasian jaringan jalan ini.
Dampak sekuder:
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar, disebabkan karena penurunan
kualitas udara akibat dari kegiatan ini.
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu, disebabkan karena
meningkatnya intensitas kebisingan.
Identifikasi dampak potensial disajikan dalam bentuk bagan alir, yang dapat dilihat
pada Gambar 2. 7 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Pra Konstruksi hingga Gambar 2. 14
Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 2). Sedangkan matriks dampak
potensial dapat dilihat pada Tabel 2. 5 Matriks Dampak Potensial
27
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
Peninjauan (survey) awal lokasi proyek
Timbulnya keresahan masyarakat
Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya keresahan masyarakat
- Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu
Perijinan proyek
Timbulnya keresahan masyarakat
Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek
Timbulnya keresahan masyarakat
- Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek
Sosialisasi proyek
Timbulnya keresahan masyarakat
Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek
Timbulnya keresahan masyarakat
- Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek
Pra Konstruksi
Pengukuran, pemasangan patok, dan pemagaran area proyek
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Pembebasan lahan
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Perubahan fungsi lahan
Perubahan fungsi lahan
Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan
- Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
Gambar 2. 7 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Pra Konstruksi
1
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
Mobilisasi tenaga kerja
Peningkatan kesempatan kerja
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Peningkatan kegiatan ekonomi
di sekitar proyek
Peningkatan taraf ekonomi
masyarakat di sekitar proyek
Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Konstruksi Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek
Peningkatan timbulan sampah Penurunan estetika lingkungan sekitar - Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar
proyek
Peningkatan timbulan sampah
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kebutuhan air
bersih
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan kebutuhan listrik
Peningkatan kebutuhan listrik
Gambar 2. 8 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 1)
2
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Tercecernya bahan material
Penurunan estetika lingkungan sekitar
Tercecernya bahan material
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Konstruksi
Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Perubahan fungsi lahan
Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Perubahan fungsi lahan
- Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Penurunan jumlah flora dan fauna darat
Penurunan jumlah flora dan fauna darat
Gambar 2. 9 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 2)
3
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Peningkatan timbulan sampah
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan sampah
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Penurunan kualitas badan air
Peningkatan volume limbah cair domestik
Penurunan kualitas badan air
Peningkatan kebutuhan listrik
Peningkatan kebutuhan listrik
Konstruksi
Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal
Timbulnya getaran
Terjadi retakan pada bangunan sekitar
Permohonan ganti rugi
Timbulnya getaran
- Terjadi retakan pada bangunan sekitar
- Permohonan ganti rugi
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Adanya risiko kecelakaan kerja
Gambar 2. 10 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 3)
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
4
Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Adanya risiko kecelakaan kerja
Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Konstruksi Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Penurunan estetika lingkungan sekitar Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan kerusakan jalan dan saran lain
Peningkatan kerusakan jalan
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos
satpam
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Adanya risiko kecelakaan kerja
Gambar 2. 11 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 4)
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder
Pekerjaan mechanical dan electrical, Peningkatan intensitas Kenyamanan masyarakat sekitar
5
pengecatan fasilitas di galangan kapal
dan finishing
kebisingan terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan)
Adanya risiko kecelakaan kerja
Adanya risiko kecelakaan kerja
Pembangunan jaringan jalan, area parker dan system drainase
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Konstruksi Adanya risiko kecelakaan kerja
Adanya risiko kecelakaan kerja
Demobilisasi peralatan kerja
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Demobilisasi tenaga kerja
Berkurangnya kesempatan kerja
Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berkurangnya kesempatan kerja
- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Gambar 2. 12 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Konstruksi (Bagian 5)
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder Dampak Potensial
Mobilisasi tenaga kerja Peningkatan kesempatan kerja Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
6
(PAD) Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peningkatan kemacetan lalu lintas
- Peningkatan kemacetan lalu lintas
Pengoperasian galangan kapal
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Operasional
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan kemacetan lalu lintas
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat
Peningkatan timbulan limbah
padat
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kebutuhan listrik
Peningkatan kebutuhan listrik
Gambar 2. 13 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 1)
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Primer Dampak Sekunder
Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan kapal
Peningkatan kebutuhan air bersih
7
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan volume limbah cair domestik
Penurunan kualitas badan air
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Penurunan kualitas badan air
Peningkatan timbulan sampah
Peningkatan timbulan sampah
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan timbulan limbah B3
Peningkatan kebutuhan listrik
Operasional
Peningkatan kebutuhan listrik
Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan intensitas kebisingan
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Gambar 2. 14 Bagan Alir Dampak Potensial Tahap Operasional (Bagian 2)
8
Tabel 2. 5 Matriks Dampak Potensial
Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Komponen Lingkungan
Pen
inja
uan
(sur
vei)
aw
al lo
kasi
Per
ijin
an P
roye
k
Sos
iali
sasi
Pro
yek
Pen
guku
ran,
pem
asan
gan
pato
k, d
an p
emag
aran
are
a pr
oyek
Pem
beba
san
laha
n
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Mob
ilis
asi p
eral
atan
ker
ja d
an b
ahan
mat
eria
l
Pem
bers
ihan
, pen
guru
gan
laha
n da
n pe
nger
ukan
utn
uk d
ock
Pem
bang
unan
dan
pen
gope
rasi
an b
asec
amp
dan
guda
ng
Pek
erja
an s
truk
tur
bagi
an b
awah
gal
anga
n ka
pal
Pek
erja
an s
truk
tur
dan
peke
rjaa
n be
ton
fasi
lita
s ga
lang
an k
apal
Pem
asan
gan
rel d
an m
esin
pen
unja
ng d
i sli
pway
Pem
bang
unan
wor
ksho
p, k
anto
r, to
ilet
, gud
ang,
gen
set r
oom
, dan
pos
sa
tpam
Pek
erja
an m
echa
nica
l dan
ele
ctri
cal,
peng
ecat
an f
asil
itas
dan
fin
ishi
ng
Pem
bang
unan
jari
ngan
jala
n, a
rea
park
ir, d
an s
iste
m d
rain
ase
Dem
obil
isas
i per
alat
an k
erja
Dem
obil
isas
i ten
aga
kerj
a
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Pen
gope
rasi
an g
alan
gan
kapa
l
Pem
elih
araa
n fa
sili
tas
penu
njan
g di
gal
anga
n ka
pal
Pen
gope
rasi
an ja
ring
an ja
lan,
are
a pa
rkir
, dan
sis
tem
dra
inas
e
I Fisik – Kimia
A Ruang, Tanah, dan Lahan
1 Fungsi lahan V V
3 Timbulnya getaran V
4 Keretakan pada bangunan sekitar V
6 Keseimbangan daya dukung lingkungan V V
7 Tercecernya bahan material V
8 Estetika lingkungan sekitar V V V V V V V V V V V V V
B Kualitas Udara dan Kebisingan
9 Intensitas kebisingan V V V V V V V V V V V V V V
10 Debu dan kualitas udara V V V V V V V V V V V
C Hidrologi
11 Kualitas badan air V V V
II Biologi
A Flora dan Fauna
13 Jumlah flora dan fauna darat V
14 Jumlah biota air
III Sosial, Ekonomi, dan Budaya
9
Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Komponen Lingkungan
Pen
inja
uan
(sur
vei)
aw
al lo
kasi
Per
ijin
an P
roye
k
Sos
iali
sasi
Pro
yek
Pen
guku
ran,
pem
asan
gan
pato
k, d
an p
emag
aran
are
a pr
oyek
Pem
beba
san
laha
n
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Mob
ilis
asi p
eral
atan
ker
ja d
an b
ahan
mat
eria
l
Pem
bers
ihan
, pen
guru
gan
laha
n da
n pe
nger
ukan
utn
uk d
ock
Pem
bang
unan
dan
pen
gope
rasi
an b
asec
amp
dan
guda
ng
Pek
erja
an s
truk
tur
bagi
an b
awah
gal
anga
n ka
pal
Pek
erja
an s
truk
tur
dan
peke
rjaa
n be
ton
fasi
lita
s ga
lang
an k
apal
Pem
asan
gan
rel d
an m
esin
pen
unja
ng d
i sli
pway
Pem
bang
unan
wor
ksho
p, k
anto
r, to
ilet
, gud
ang,
gen
set r
oom
, dan
pos
sa
tpam
Pek
erja
an m
echa
nica
l dan
ele
ctri
cal,
peng
ecat
an f
asil
itas
dan
fin
ishi
ng
Pem
bang
unan
jari
ngan
jala
n, a
rea
park
ir, d
an s
iste
m d
rain
ase
Dem
obil
isas
i per
alat
an k
erja
Dem
obil
isas
i ten
aga
kerj
a
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Pen
gope
rasi
an g
alan
gan
kapa
l
Pem
elih
araa
n fa
sili
tas
penu
njan
g di
gal
anga
n ka
pal
Pen
gope
rasi
an ja
ring
an ja
lan,
are
a pa
rkir
, dan
sis
tem
dra
inas
e
A Sosial – Ekonomi
15 Pendapatan Asli Daerah (PAD) V V V V
16 Kegiatan ekonomi di sekitar proyek V
17 Kebutuhan air bersih V V V
18 Kebutuhan listrik V V V V
19 Kesempatan kerja V V V
20 Taraf ekonomi masyarakat sekitar V V
21 Kerusakan jalan dan sarana lain V V
22 Permohonan ganti rugi V
B Sosial – Budaya
26 Keresahan masyarakat V V V
27 Pro dan kontra masyarakat V V
28 Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar V
29 Kenyamanan masyarakat sekitar V V V V V V V V V V V V V V
30 Kemacetan lalu lintas V V V V
31 Kenyamanan dalam berlalu lintas V V V
IV Kesehatan Masyarakat
32 Kesehatan masyarakat sekitar V V V V V V V V V V V V
33 Timbulan sampah V V V
10
Komponen KegiatanTahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Komponen Lingkungan
Pen
inja
uan
(sur
vei)
aw
al lo
kasi
Per
ijin
an P
roye
k
Sos
iali
sasi
Pro
yek
Pen
guku
ran,
pem
asan
gan
pato
k, d
an p
emag
aran
are
a pr
oyek
Pem
beba
san
laha
n
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Mob
ilis
asi p
eral
atan
ker
ja d
an b
ahan
mat
eria
l
Pem
bers
ihan
, pen
guru
gan
laha
n da
n pe
nger
ukan
utn
uk d
ock
Pem
bang
unan
dan
pen
gope
rasi
an b
asec
amp
dan
guda
ng
Pek
erja
an s
truk
tur
bagi
an b
awah
gal
anga
n ka
pal
Pek
erja
an s
truk
tur
dan
peke
rjaa
n be
ton
fasi
lita
s ga
lang
an k
apal
Pem
asan
gan
rel d
an m
esin
pen
unja
ng d
i sli
pway
Pem
bang
unan
wor
ksho
p, k
anto
r, to
ilet
, gud
ang,
gen
set r
oom
, dan
pos
sa
tpam
Pek
erja
an m
echa
nica
l dan
ele
ctri
cal,
peng
ecat
an f
asil
itas
dan
fin
ishi
ng
Pem
bang
unan
jari
ngan
jala
n, a
rea
park
ir, d
an s
iste
m d
rain
ase
Dem
obil
isas
i per
alat
an k
erja
Dem
obil
isas
i ten
aga
kerj
a
Mob
ilis
asi t
enag
a ke
rja
Pen
gope
rasi
an g
alan
gan
kapa
l
Pem
elih
araa
n fa
sili
tas
penu
njan
g di
gal
anga
n ka
pal
Pen
gope
rasi
an ja
ring
an ja
lan,
are
a pa
rkir
, dan
sis
tem
dra
inas
e
34 Timbulan limbah padat (sisa material) V V V V V V V V V
35 Timbulan limbah B3 V V
36 Volume Limbah cair domestic V V V
39 Angka kecelakaan lalu lintas V V V
40 Risiko kecelakaan kerja V V V V V V
11
2.4.3 Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang akan dikaji dalam ANDAL ditentukan
berdasarkan dampak potensial yang telah dibahas sebelumnya. Penentuan DPH dilakukan
dengan melakukan evaluasi terhadap dampak potensial, sehingga diperoleh DPH yang
dirasa perlu dan relevan untuk dikaji secara mendalam dalam ANDAL. Dalam melakukan
evaluasi terhadap dampak potensial, digunakan 4 (empat) pertanyaan sebagai berikut:
6. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan
lapangan.
7. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat
dilihat dari data sekunder dan kunjungan lapangan.
8. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut? Hal ini dapat dilihat dari hasil konsultasi masyarakat.
9. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
kegiatan tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan
yang menetapkan baku mutu lingkungan, emisi, limbah, tata/ruang, dan lain
sebagainya.
Setiap dampak potensial yang telah ditentukan sebelumnya, diseleksi dengan
menggunakan 4 (empat) pertanyaan di atas dan hanya dijawab dengan ‘Ya’ atau ‘Tidak’.
Apabila terdapat minimal salah satu pertanyaan dengan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak tahu’,
maka dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang
kemudian harus dikaji dalam ANDAL. Hasil evaluasi dampak potensial tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2. 6 Hasil Evaluasi Dampak Penting di bawah ini.
1
Tabel 2. 6 Hasil Evaluasi Dampak Penting
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
Tahap Pra Konstruksi
1Peninjauan (survei)
awal lokasiMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Karena direncanakan adanya kegiatan sosialisasi proyek kepada masyarakat
Masyarakat Keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama
2 Perijinan ProyekMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang dampak positif proyek
Masyarakat Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Segera diadakan kegiatan sosialisasi proyek
3 Sosialisasi ProyekMasyarakat Timbulnya keresahan masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kegiatan sosialisasi akan dilakukan beberapa kali sehingga diharapkan masyarakat memiliki pemikiran positif terhadap proyek
Masyarakat Terjadi pro kontra terhadap pembangunan proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dapat diatasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat
4Pengukuran,
pemasangan patok, dan pemagaran area proyek
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Intensitas yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi dan tidak berlangsung lama
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama
5 Pembebasan lahan
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Debu yang dihasilkan dari kegiatan ini tidak terlalu banyak
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Lingkungan Perubahan fungsi lahan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPerubahan fungsi lahan yang terjadi tidak berlangsung lama, karena lahan akan segera dibangun kembali
Lingkungan Peningkatan keseimbangan daya dukung lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Jumlah timbulan limbah padat (sisa material) tidak banyak
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Tahap Konstruksi
6 Mobilisasi tenaga kerja
Masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Ya Tidak Tidak Tidak YaPeningkatan kesempatan kerja perlu dikaji dalam ANDAL karena memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar lokasi
Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan PAD tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena jumlahnya tidak terlalu besar
Masyarakat Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek Ya Tidak Tidak Tidak YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar terpengaruh dalam kegiatan ini
Masyarakat Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Ya Tidak Ya YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena beban terhadap komponen lingkungan sudah tinggi
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
7Mobilisasi peralatan
kerja dan bahan Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya Ya
Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan bantuan truk besar sehingga cukup tinggi intensitas kebisingannya
1
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
material
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Masyarakat Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaMobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan bantuan truk besar sehingga akan banyak debu yang dihasilkan
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Tercecernya bahan material Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTercecernya bahan material tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena dapat diminimisasi dengan pengepakan yang aman
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak kontinyu dan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak kontinyu dan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Masyarakat Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain Ya Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kerusakan jalan memiliki dampak yang besar di beberapa komponen lingkungan
Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakAngka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
8
Pembersihan, pengurugan lahan dan
pengerukan untuk dock
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Tidak YaIntensitas kebisingan cukup tinggi karena kegiatan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Tidak Tidak Ya Debu yang dihasilkan pada kegiatan ini diprediksi cukup banyak
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Perubahan fungsi lahan Tidak Tidak Tidak Tidak YaPerubahan fungsi lahan tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar, karena proyek ini juga direncanakan akan adanya taman sebagai wujud pemrakarsa untuk menjaga keseimbangan lingkungan
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Ya Tidak Tidak YaTimbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan terlalu besar, karena adanya kegiatan pengerukan lahan graving dock
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Lingkungan Penurunan jumlah flora dan fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak TidakLahan proyek yang digunakan merupakan lahan kosong yang sebelumnya hanya ditumbuhi rumput liar dan kemungkinan terdapat hewan darat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
9Pembangunan dan
pengoperasian basecamp dan gudang
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Tidak YaIntensitas kebisingan diprediksi cukup tinggi karena selama proyek berlangsung, basecamp merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh pekerja selain lokasi proyek
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak Ya Debu yang dihasilkan pada kegiatan ini diprediksi cukup banyak
2
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan ini tidak terlalu besar, karena pekerja tidak berada 24 jam di basecamp
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan Peningkatan volume limbah cair domestik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Volume limbah cair domestik akibat kegiatan ini bersifat tidak kontinyu
Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai sumber air baku IPAM, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini
Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
10Pekerjaan struktur
bagian bawah galangan kapal
Masyarakat Timbulnya getaran Ya Tidak Tidak Tidak YaGetaran yang diakibatkan oleh kegiatan ini cukup mengganggu kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi proyek
Masyarakat Terjadi retakan pada bangunan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa
Pemilik proyek
Permohonan ganti rugi Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya YaIntensitas kebisingan dari pekerjaan pondasi ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan limbah padat berupa bahan material sisa tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena jumlahnya tidak terlalu banyak
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
11Pekerjaan struktur dan
pekerjaan beton Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya Ya
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
3
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
fasilitas di galangal kapal
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak TidakGangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
12Pemasangan rel dan mesin penunjang di
slipway
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak TidakTimbulan limbah padat berupa bahan material sisa dari kegiatan ini tidak terlalu banyak, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Lingkungan Peningkatan kerusakan jalan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan ditangani dengan pembenahan sarana
Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
13
Pembangunan workshop, kantor,
toilet, gudang, genset room, dan pos satpam
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
4
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
14
Pekerjaan mechanical dan electrical,
pengecatan fasilitas di galangan kapal dan
finishing
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan) Ya Tidak Ya Ya Ya Limbah B3 perlu perlakuan tersendiri karena mengacu pada undang undang
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakSisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
15Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan
sistem drainase
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Intensitas kebisingan dalam kegiatan ini tidak terlalu besar
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Timbulan limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu besar
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan akan berkurang seiring dengan berakhirnya proyek
Pekerja Adanya risiko kecelakaan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakRisiko kecelakaan kerja dapat diminimisasi dengan membekali pekerja proyek Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta pengecekan terhadap alat-alat konstruksi
16Demobilisasi peralatan
kerja
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Ya Tidak YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Ya Tidak Ya Tidak YaKegiatan ini menggunakan alat angkut yang berukuran besar sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)
Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
5
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
Masyarakat Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain Tidak Tidak Tidak Tidak TidakKerusakan jalan dan sarana lain terjadi akibat seringnya truk besar yang melewati jalan menuju atau meninggalkan proyek. Hal ini dapat diatasi dengan mengefektifitaskan setiap mobilitas
Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakAngka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
17Demobilisasi tenaga
kerja
Masyarakat Berkurangnya kesempatan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDampak yang ditimbulkan tidak berlangsung lama, karena kesempatan kerja akan meningkat lagi seiring dengan tahap operasional IPAM
Masyarakat Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Penurunan PAD tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Tahap Operasional
18 Mobilisasi tenaga kerja
Masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Ya Tidak Tidak Tidak YaKegiatan ini mempengaruhi sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar, sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL
Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan PAD dari kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)
19Pengoperasian galangan kapal
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Ya Tidak Tidak Ya YaIntensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi dan diperkirakan akan mempengaruhi sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Tidak Tidak Tidak TidakDebu yang dihasilkan dari kegiatan ini tidak cukup banyak, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang dihasilkan tidak terlalu besar
Masyarakat Peningkatan kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu (pada jam tertentu saja)
Masyarakat Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang dihasilkan tidak terlalu besar
Masyarakat Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ya Tidak Tidak Tidak YaJumlah PAD mengalami peningkatan yang besar dari kegiatan ini, sehingga akan mempengaruhi aktifitas masyarakat sekitar, maka perlu dilakukan kajian ANDAL
Masyarakat Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Taraf ekonomi meningkat tidak terlalu besar
Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat air buangan dari dock, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini
Lingkungan Peningkatan timbulan limbah padat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Timbulan limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu besar
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
20Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan
kapal
Masyarakat Peningkatan kebutuhan air bersih Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan air bersih akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan Peningkatan limbah cair domestic Tidak Tidak Tidak Tidak TidakLimbah cair domestik dari kegiatan ini tidak terlalu besar dan akan diolah dalam septictank
Lingkungan Penurunan kualitas badan air Tidak Ya Ya Ya YaBadan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat buangan dari aktivitas bengkel dan perkantoran sehingga apabila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini
6
No Komponen KegiatanPenerima Dampak
Dampak PotensialKriteria Evaluasi Dikaji dalam ANDAL
(ya/tidak)Alasan
1 2 3 4
Lingkungan Peningkatan timbulan sampah Tidak Ya Ya Ya YaDampak yang ditimbulkan perlu dikaji dalam ANDAL karena beban terhadap komponen lingkungan sudah tinggi
Lingkungan Penurunan estetika lingkungan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Masyarakat Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
21Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan
sistem drainase
Lingkungan Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara Tidak Ya Ya Ya YaDampak ini perlu dikaji dalam ANDAL karena adanya kekhawatiran masyarakat yang tinggi terhadap komponen lingkungan
Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar
Masyarakat Peningkatan intensitas kebisingan Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan intensitas kebisingan tidak terlalu besar dan hanya pada jam tertentu saja
Masyarakat Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Masyarakat Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak TidakPeningkatan angka kecelakaan akibat kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Sumber: Daksa Aptana Consultant, 2015
Kemudian dari hasil evaluasi tersebut, dapat dibuat bagan alir mulai dari komponen kegiatan, dampak potensial, hingga dampak penting hipotetik, yang dapat dilihat pada Gambar 2. 15 Bagan Alir Dampak Penting
Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 1)Gambar 2. 21 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 2) hingga Error: Reference source not found berikut ini.
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
7
Mobilisasi tenaga kerja
Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek - Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar proyek - Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek
Peningkatan timbulan sampah - Peningkatan timbulan sampah
- Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
Konstruksi - Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan kebutuhan listrik
Gambar 2. 15 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 1)
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
8
Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Peningkatan intensitas kebisingan
Tercecernya bahan material - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Penurunan estetika lingkungan sekitar - Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
Peningkatan kemacetan lalu lintas
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Konstruksi
Pembersihan, pengurugan lahan dan pengerukan untuk dock
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Peningkatan intensitas kebisingan
Perubahan fungsi lahan - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan - Peningkatan timbulan padat (sisa material)
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Penurunan jumlah flora dan fauna darat
Gambar 2. 16 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 2)
9
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Pembangunan dan pengoperasian basecamp dan gudang
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan timbulan sampah - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Penurunan estetika lingkungan sekitar - Penurunan kualitas badan air
Peningkatan kebutuhan air bersih
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Penurunan kualitas badan air
Peningkatan kebutuhan listrik
Konstruksi
Pekerjaan struktur bagian bawah galangan kapal
Timbulnya getaran
- Terjadi retakan pada bangunan sekitar
- Permohonan ganti rugi - Timbulnya getaran
Peningkatan intensitas kebisingan - Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Gambar 2. 17 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 3)
10
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Pekerjaan struktur dan pekerjaan beton fasilitas di galangan kapal
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara - Peningkatan intensitas kebisingan
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Pemasangan rel dan mesin penunjang di slipway
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu - Peningkatan intensitas kebisingan
Konstruksi Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat
Peningkatan kerusakan jalan
- Peningkatan angka kecelakaan
Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos
satpam
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara - Peningkatan intensitas kebisingan
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Gambar 2. 18 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 4)
11
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Pekerjaan mechanical dan electrical, pengecatan fasiltas dan finishing
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan) - Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) - Timbulnya limbah B3
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
Pembangunan jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material) - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Konstruksi Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan
Demobilisasi peralatan kerja
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar - Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan kemacetan lalu lintas - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Demobilisasi tenaga kerja
Berkurangnya kesempatan kerja
- Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Gambar 2. 19 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi (Bagian 5)
12
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Mobilisasi tenaga kerjaPeningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan kesempatan kerja - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Peningkatan kemacetan lalu lintas
Operasional
Pengoperasian galangan kapal
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan kemacetan lalu lintas - Peningkatan intensitas kebisingan
- Penurunan tingkat kenyamanan dalam berlalu lintas - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Penurunan kualitas badan air
- Peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar
- Penurunan kualitas badan air
Peningkatan timbulan limbah padat
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Peningkatan kebutuhan listrik
Gambar 2. 20 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 1)
13
Tahap Komponen Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Pengoperasian jaringan jalan, area parkir, dan sistem drainase
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Operasional- Peningkatan intensitas kebisingan - Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
- Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
Gambar 2. 21 Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik Tahap Operasional (Bagian 2)
14
Dari bagan alir tersebut dapat dibuat daftar kesimpulan dampak penting hipotetik.
Daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik di
bawah ini.
Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik
Tahap Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Pra Konstruksi Tidak ada DPH yang dikaji
Konstruksi
Peningkatan kesempatan kerja
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar proyek
Peningkatan timbulan sampah
Penurunan kualitas badan air
Peningkatan intensitas kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
Peningkatan kerusakan jalan dan sarana lain
Timbulnya getaran
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
Peningkatan timbulan limbah B3 (pengecatan)
Operasional
Peningkatan kesempatan kerja
Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penurunan kualitas badan air
Peningkatan timbulan sampah
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udaraSumber : Daksa Aptana Consultant, 2015
1