makalah amdal 2012 fix
TRANSCRIPT
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya laju pertumbuhan suatu kota, pada umumnya diikuti dengan
kebijakan pengembangan wilayah dari kota tersebut. Salah satunya adalah
pembangunan kawasan perumahan bagi penduduk perkotaan. Ketersediaan
jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan kondisi topografi kawasan, serta
berbagai aspek pendukung lainnya, sangat mempengaruhi kebijakan penetapan
peruntukan suatu kawasan sebagai kawasan permukiman.
Belakangan ini kita sering melihat banyak lahan terbuka hijau yang
dibangun menjadi beberapa perumahan atau area usaha. Lahan yang tentunya
telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi perumahan, baik
perumahan kelas menengah atau perumahan mewah. Keberadaan suatu kawasan
perumahan sedikit banyak akan memberi pengaruh kepada lingkungan sekitarnya
khususnya lingkungan alami dari suatu wilayah. Keadaan tersebut selain karena
adanya aktifitas dari warga perumahan, juga karena adanya ekses dari kawasan
seperti; limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah
bentang alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan
perumahan.
Sebagai suatu kawasan hunian, kawasan perumahan memiliki hubungan
keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan merupakan suatu wilayah
hunian yang dapat berkembang seiring dengan dinamika para penghuninya.
Perumahan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya melalui berbagai aktifitas
pembangunan/pengembangan kawasan itu sendiri ataupun melalui aktifitas
warganya. Perkembangan wilayah perumahan akan sangat bergantung pada daya
dukung lahan (carrying capacity) dari kawasan perumahan itu sendiri yang
memiliki batas-batas tertentu. Dimana bila batas tersebut terlampaui, dapat
berakibat menurunnya daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu
dapat berakibat pada rusaknya lingkungan tersebut. Kerusakan suatu lingkungan
tidak hanya berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun
dapat menyebar ke daerah yang lebih luas
1
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak
yang disebabkan oleh kawasan perumahan terkait dengan kelestarian wilayah
sekitarnya serta merumuskan kebijakan dan strategi penanganan terkait dengan
dampak yang ditimbulkan. Selain itu juga memmberikan suatu solusi atau
kebijakan dalam pengembangan/pembangunan kawasan perumahan dan strategi
penanganan terkait dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan
perumahan.
2
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lahan Terbuka
Lahan terbuka hijau adalah daerah terbuka dalam suatu kota yang lebih
menekankan pada fungsi lansekapnya. Lahan terbuka hijau diperlukan dalam
sebuah struktur tata ruang sebuah kota. Pada sebuah kota idealnya memiliki 20%
lahan terbuka hijau dari luas kota tersebut. Dalam kondisi saat ini banyak lahan
terbuka yang dialihfungsikan. Menurut Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Dinas
Pertamanan mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada
kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :
a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang
sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung,
semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.
b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi
utama sebagai hutan raya.
c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang
memanfaatkan ruang terbuka hijau.
d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area
lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.
Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan
lari atau lapangan golf.
e. Kawasan Hijau Pemakaman.
f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif,
yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan
padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.
g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di
persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.
h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan,
perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.
Sementara itu, klasifikasi RTH (ruang terbuka hijau) menurut Instruksi
mendagri No.14 tahun 1988, yaitu: taman kota, lapangan O.R, kawasan hutan
3
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan, dan RTH produktif. Bentuk RTH
yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah kawasan hijau
taman kota dan kawasan hijau lapangan olah raga. Taman kota dibutuhkan karena
memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olah raga hijau
memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan kesehatan masyarakat selain
itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.Ketersediaan ruang terbuka
kota sangat penting dalam perencanaan kota.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota,
ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga
penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Saat ini
hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak terdapat lahan
terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan.
2.2 Manfaat Lahan Terbuka
Ruang terbuka hijau sangat penting pada tata ruang suatu kota. Kawasan
terbuka hijau ialah sebuah kawasan yang difungsikan untuk ditanami tumbuh-
tumbuhan. Kawasan terbuka hijau dapat berupa taman, hutan kota, trotoar jalan
yang ditanami pohon, areal sawah atau perkebunan.Kawasan terbuka hijau,
disamping mempunyai fungsi penghasil komoditi (buah, daun, batang dan lain-
lain) juga mempunyai fungsi non komoditi (misalnya Pencegah banjir, Penyedia
gas oksigen, dan lain-lain).
Fungsi-fungsi kawasan terbuka hijau non komoditi adalah :Pertama,
Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai pencegah banjir. Sebagian kawasan
terbuka hijau (perkebunan dan sawah) berada di kawasan pergunungan dari waktu
ke waktu dapat menyimpan air ketika hujan lebat dan melepaskannya sedikit demi
sedikit ke sungai atau kawasan lain di sekitarnya. Ini berarti dapat mencegah atau
mengurangkan kerusakan yang dimungkinkan oleh adanya banjir. Kawasan
terbuka hijau bahagian atas akan menyimpan air hujan pada rongga-rongga tanah
yang terbentuk masa menanam, mencegah run- off secara tiba-tiba dan mencegah
banjir. Fungsi pematang pada sawah sama dengan fungsi batas pada waduk (dam).
Sawah padi dikelilingi oleh pematang yang dapat menyimpan dan mengatur
keluarnya air semasa hujan lebat, misalnya rerata tinggi pematang sawah padi 30
cm, kedalaman air untuk tumbuhnya padi 4.5 cm, koefisien resapan air 1.5
4
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
mm/hari dan rerata masa banjir 3 hari maka jumlah air yang dapat ditahan adalah
3000 meterkubik per hektar.Kedua, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai
pemelihara sumber air. Air yang datang dari sungai untuk mengairi kawasan
terbuka hijau masuk ke dalam pori-pori tanah dan pada akhirnya akan kembali ke
sungai. Ketiga, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai pencegah erosi tanah.
Proses penanaman merupakan proses perbaikan dan penambahan zat-zat organik
pada tanah. Proses ini mengakibatkan peningkatan kepadatan tanah sehingga
permukaan tanah secara perlahan menjadi lebih lembut dan datar.Keempat,
Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai tempat rekreasi. Kawasan terbuka hijau
terutamanya yang terdapat di kawasan bukit tidak hanya member pemandangan
yang indah, tetapi juga menciptakan alam yang natural. Kelima, Kawasan terbuka
hijau berfungsi sebagai pembersih udara. Pohon-pohon yang tumbuh di kawasan
terbuka hijau dapat membersihkan udara dengan menyerap gas-gas penyebab
polusi seperti SO2 dan NO2. Keenam, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai
penurun suhu. Akibat dari proses evaporasi dan transpirasi dari pohon-pohon di
kawasan terbuka hijau mengakibatkan suhu disekeliling kawasan terbuka hijau
akan dingin. Energi diserap selama evaporasi dan transpirasi. Kawasan yang
mempunyai kecepatan evapotranspirasi berbeda akan mempunyai suhu yang
berbeda. Kawasan terbuka hijau, biasanya mempunyai kecepatan evapotranspirasi
yang lebih tinggi dan proses ini menyebabkan suhu udara lebih rendah dan lebih
nyaman. Suhu udara di tengah kota lebih tinggi sekitar 0.5 – 10C pada tengah hari.
2.3 Perumahan
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu
kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum,
pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan
lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa
kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan
menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social
5
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
Menurut UU RI No. 4 Tahun 1992, Rumah adalah struktur fisik terdiri dari
ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan
sarana pembinaan keluarga
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu.
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan
sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih
rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang
nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3)
Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki
penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air
limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi
penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran,
seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran
karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas
Menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan lokasi lingkungan perumahan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen
perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat,
dengan kriteria sebagai berikut:
(a)Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi
tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan
pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas
bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan
tinggi;
(b)Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi
tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang
batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;
6
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
(c)Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian
(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung
atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana
lingkungan tersedia);
(d)Kriteria keindahan/ keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), dicapai
dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan
lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh
rawa atau danau/ setu/ sungai/ kali dan sebagainya;
(e)Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan
pertumbuhan fisik/ pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan
kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana;
(f) Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak
pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna
lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan;
dan
(g)Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan
keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama
aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/ lokal setempat.
(h)Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status
kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan
ekologis.
2) Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya, dengan
mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang dicapai, serta
pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan yang ada dan mungkin
tumbuh di kawasan yang dimaksud.
7
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
BAB III
DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN
3.1 Penyebab Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota,
ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga
penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Faktor
penting dalam penyebab permasalahan lingkungan ini adalah besarnya populasi
manusia. Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana/sarana
perkotaan. Dampak kepadatan penduduk ini lebih dirasakan oleh masyarakat yang
bertempat tinggal di tepi pantai dan bantaran sungai, sehingga terbentuk suatu
kawasan yang kumuh. Dampak lingkungan yang mangakibatkan kurangnya ruang
terbuka bagi masyarakat didalam lingkungan yang berfungsi sebagai wadah
interaksi sosial, ruang terbuka hijau yang berfungsi ekologis, ditambah lagi
dengan tindakan masyarakat yang menimbulkan perubahan langsung terhadap
sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan.
Selain itu, tumbuh dan berkembangnya perumahan tidak diimbangi
dengan keinginan developer untuk memperhatikan masalah lingkungan yang
diakibatkannya, konsentrasi developer pada umumnya hanya sebatas membuat
perumahan yang laku, model rumah yang unik, dan menyediakan fasilitas cukup
lengkap dengan garansi harga relatif diterima di masyarakat.
Saat ini hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak
terdapat lahan terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan. Hal tersebut terjadi
hampir di semua kota-kota besar di Indonesia. Dengan persoalan yang sama, yaitu
menurunnya luas dan kualitas ruang terbuka. Upaya nyata untuk menanggulangi
permasalahan ini belum ada, meski sudah berlangsung secara terus menerus.
Dalam sebuah kota menjadi akar dari permasalahan tersebut adalah buruknya
pengelolaan dan tata ruang, misalnya banyak jalur hijau yang sudah beralih
fungsi.
8
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
3.2 Dampak Yang Ditimbulkan
Keberadaan kompleks perumahan tersebut menimbulkan dampak positif
dan negatif. Dari sisi positifnya, pembangunan kawasan perumaan oleh pihak
swasta membawa manfaat yang tidak kecil terhadap masyarakat, pemerintah, dan
pengusaha. Manfaat bagi masyarakat selain tersedianya perumahan yang layak
huni bagi semua strata sosial ekonomi masyarakat juga dapat memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, khususnya pengadaan sarana dan
prasarana seperti jalan, jembatan, listrik, air minum, telepon, dan lain-lain dapat
dilaksanakan secara terpadu. Selain tu juga pembangunan yang merata dari sarana
termasuk jalan sistem drainase biasanya juga ikut terbangun, penerangan jalan
secara umum juga akan ditata, artinya secara umum dampak positifnya bagi
masyarakat adalah semakin baiknya insfrastruktur yang ada. Demikian pula dari
segi keuangan Negara dalam bentuk pajak dan retribusi. Manfaat yang diperoleh
oleh pengembang selain laba adalah adalah terjadinya efisiensi biaya
pembangunan perumahan skala besar. Di samping itu nilai tambah yang terjadi
dari pengembangan kawasan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk membiayai
pembangunan misalnya melalui penjualan rumah, kontribusi dan lain-lain. Selain
itu juga terjadi keteraturan lokasi dan penempatan serta pengelompokan
pemukiman penduduk.
Tetapi di sisi negatifnya banyak daerah-daerah yang tidak saharusnya
dibangun, ternyata telah brdiri perumahan mewah, di samping itu keberadaan
kompleks tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar.
Terjadinya masalah banjir, pengelolaan sampah, dan masalah lingkungan lainnya
ternyata memerlukan perhatian khusus, karena tidak sedikit biaya yang harus
disediakan untuk merehabilitasinya.
Selain itu, tumbuh dan berkembangnya perumahan tidak diimbangi
dengan keinginan developer untuk memperhatikan masalah lingkungan yang
diakibatkannya, konsentrasi developer pada umumnya hanya sebatas membuat
perumahan yang laku, model rumah yang unik, dan menyediakan fasilitas cukup
lengkap dengan garansi harga relatif diterima di masyarakat.
9
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
Salah satu permasalah besar pada perumahan yaitu bencana banjir besar.
Pengembang perumahan dituding sebagai penyebab banjir, terutama karena
permasalahan sistem drainase tidak menjadi prioritas utama untuk diperhatikan,
sehingga proyek perumahan harus dievaluasi dan yang melanggar ketentuan
dihentikan. Tanggung jawab moral kalangan pengembang juga dituntut oleh
masyarakat konsumen, karena pada saat transaksi jual beli disebutkan bebeas
banjir. Bahkan ada pengembang yang bersedia memberikan garansi bebas banjir.
Namun, pada kenyataannya faktor alam sulit ditebak dan banjir besar pun datang
tanpa bisa dihindari.
Di samping itu, permasalahan yang biasa terjadi pada saat menjalani proses
proyek perumahan antara lain;
Lubang bekas galian tanh yang ditinggalkan kontraktor dapat
membahayakan warga sekitar.
Jalan yang berlumpur ketika hujan
Jalan yang rusak akibat beban truk yang terlampau berat
Debu yang mengganggu pernapasan akibat tumpahan tanah dari truk
pengangkut tanah dari suatu kawasan
Genangan air yang ditimbulkan ketika hujan dapat menjadi sumber
penyakit
Suara bising yang ditimbulkan alat-alat konstruksi, tanpa mengingat jam
istirahat.
Beberapa masalah pokok permasalah lingkungan dalam pembangunan perumahan
antara lain:
1. Berkurangnya Resapan Air dan Meningkatnya Run Off Air.
Sebagai akibat pembangunan terjadi perubahan terhadap lingkungan awal.
Daerah yang tadinya terbuka dan ditumbuhi pepohonan sehinga dapat
menyerap air, kerana adanya pembangunan tersebut akan ditutupi oleh
bangunan, jalan dan perkerasan lain. Sehingga mengurangi daerah resapan air
yang dapat mempengaruhi ketersediaan air tanah. Selain itu, run off akan
terjadi dan aliran air akan masuk ke badan sungai. Hal ini menyebabkan volune
air sungai akan meningkat yang dapat menyebabkan banjir di wilayah yang
lebih rendah.
10
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
2. Limbah Cair.
Pembuangan limbah cair khususnya limbah domestic (Individual Septic
Tank) pada setiap rumah akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah.
Semakin padat satuan hunian dalam kawasan tersebut, semakin tinggi pula
pencemaran yang terjadi. Bahkan akan mempengaruhi air bersih yang berasal
dari air tanah.
3. Limbah Padat
Seringkali perumahan elit memberikan limbah rumah tangga dalam jumlah
yang tidak sedikit. Limbah padat atau sampah ini memerlukan penanganan
khusus. Sampah dan limbah padat akan merugikan lingkungan baik berupa
pencemaran tanah, pencemaran udara (bau), dampak visual, sensori, dan
sebagainya.
4.Peningkatan Volume Lalu lintas Jalan dan Kemacetan Jalan
Pembangunan perumahan didaerah pinggiran/sekitar kota besar akan
mengakibatkan meningkatnya arus komuter (ulang alik) dari perumahan-
perumahan tersebut ke kota induk sehingga mengakibatkan kemacetan lalu
lintas baik di sekitar perumahan tersebut maupun pada jalan-jalan memasuki
kota.
5.Perubahan Iklim Mikro
Dampak lain dari pembangunan perumahan terutama bila kondisi tapak
sebelumnya merupakan kawasan yang ditumbuhi pepohonan adalah
pengaruhnya terhadap iklim mikro yaitu meningkatnya suhu udara di kawasan
tersebut.
6.Perubahan Hak Atas Tanah
Sebagai akibat dari rencana pembangunan perumahan adalah masalah
pelaksanaan pembebasan tanah. Tanah yang sebelumnya dimiliki oleh
masyarakat setempat berganti kepemilikan melalui proses ganti rugi. Masalah
yang muncul adalah belum siapnya masyarakat untuk melepaskan kepemilikan
tanah sebagai tempat sumber penghidupannya untuk berganti/alih pekerjaan.
Berubahnya pola hidup sosial masyarakat setempat dari masyarakat petani
menjadi masyarakat industri/jasa, dan sebagainya.
11
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai nilai estetika dan mampu
membantu masyarakat sehingga ketika berada di daerah ruang terbuka hijau dapat
membantu secara psikologis untuk mendapat ketenangan dan keluasan pandangan.
Namun ruang terbuka hijau telah dialih fungsikan menjadi perumahan di beberapa
kota. Hal ini menjadi ancaman kelangsungan hidup di kota tersebut karena suhu
udara akan terus naik, iklim tak menentu, kadar oksigen berkurang sedangkan gas
karbondioksida terus meningkat. Hal ini terjadi karena ruang terbuka hijau (RTH)
yang ditumbuhi pohon besar seharusnya dapat memproduksi oksigen (O2) dan
menyerap karbondioksida (CO2) telah dialihfungsikan.
3.3 Kebijakan Dalam Menghadapi Masalah
Pada saat pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena
kebutuhan yang utama bagi masyarakat, perumahan juga harus memenuhi syarat
bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangunan, drainase, pengadaan air bersih,
pengelolaan sampah domestik yang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan
ventilasi untuk pembuangan asap dapur. Salah satu permasalah besar pada
perumahan yaitu bencana banjir besar. Pengembang perumahan dituding sebagai
penyebab banjir, terutama karena permasalahan sistem drainase tidak menjadi
prioritas utama untuk diperhatikan, sehingga proyek perumahan harus dievaluasi
dan yang melanggar ketentuan dihentikan
Secara umum, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah,
terutama terhadap rencana penggunaan lahan untuk perumahan yaitu : Komposisi
penggunaan lahan adalah 60% dari luas keseluruhan lahan yang dikuasai
dimanfaatkan untuk sarana perumahan dan komersial yang dikelola developer dan
40% untuk prasarana, sarana umum, sosial, jalur hijau/taman.
Sedangkan ruang terbuka hijau sudah ditetapkan pemerintah di beberapa
lokasi, yaitu total luasnya 5560 hektar dengan rincian hutan mangrove Belawan
1029 hektar, kawasan lindung sempadan sungai 666 hektar, sekitar danau (luasnya
tak dicantumkan), taman kota dan taman lingkungan 612 hektar termasuk yang
ada sekarang 22 hektar, sempadan jalan 3050 hektar. Tapi pada kenyataannya
tidak semudah itu memperoleh jumlah luas lahan tersebut. Hal ini, berkaitan
dengan masyarakat sendiri, dimana tidak semua masyarakat memahami dan
12
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
mengerti pentingnya ruang terbuka sehingga terkadang mereka menolak untuk
menjual lahan mereka atau bahkan menjual dengan harga yang mahal.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan perumahan dan pemukiman
yang berwawasan lingkungan pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang
nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH). Khusus
menyangkut perumahan dan pemukiman pemerintah mengundangkan Undang-
Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman. mengarahkan pemenuhan kebutuhan pemukiman diwujudkan
melalui pembangunan kawasan pemukiman skala besar yang terencana secara
menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan secara bertahap. Disamping itu juga
mengarahkan bahwa penataan perumahan dan pemukiman berlandaskan pada azas
manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri
sendiri, keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup.
Demikian juga dalam Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang menyatakan tujuan penataan ruang yaitu terselenggaranya
pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pemanfaatan ruang
kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta tercapainya pemanfaatan ruang
yang berkualitas.
Sementara itu Undang-Undang nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menuliskan bahwa pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan adalahupaya sadar dan terencana, yang memadukan
lingkungan hidup termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
Dengan mengacu pada perundang-undangan dan peraturan mengenai
lingkungan hidup serta memperhatikan masalah utama dalam pembangunan
perumahan dan pemukiman, maka upaya mewujudkan pembangunan kawasan
perumahan yang berwawasan lingkungan adalah melaksanakan pembangunan
yang terpadu dan terencana yang dapat mengatasi masalah tersebut dan
13
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
menghasilkan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemungkinan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Meskipun demikian diperlukan kebijakan-kebijakan seperti pembatasan jumlah
penduduk, penetapan kawasan yang memiliki fungsi resapan sebagai kawasan
lindung, dan penerapan peraturan khusus yang memuat persyaratan khusus untuk
kegiatan pengembangan perumahan pada kawasan tersebut. Sedangkan untuk
menjaga kondisi lingkungan yang telah baik saat ini dapat dilakukan dengan
melakukan strategi-strategi penanganan seperti
Perumahan memang hal yang sangat penting bagi kebutuhan masyarakat yang
tinggal dalam suatu kota. Perumahan merupakan salah satu aspek yang
menjanjikan dalam suatu usaha. Namun ruang terbuka hijau juga tidak kalah
penting dalam kehidupan suatu kota. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
kedua komponen ini dapat saling mendukung satu dengan yang lain. Dimana
kedua kebutuhan penting ini dapat saling terpenuhi. Dalam hal ini, pemerintah
perlu membuat suatu aturan yang jelas dan tegas dalam pengaturan Tata Ruang
Kota Medan sendiri. Sejauh ini banyak kejadian atau masalah dari
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pembangunan di beberapa kota. Banyak
pembangunan yang tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan pada
awalnya tapi tetap saja dapat didirikan dan beroperasi. Jadi, pembangunan
perumahan itu memang penting dalam pertumbuhan suatu kota. Tetapi, kembali
kepada pemerintah sebagai pemegang perkembangan suatu kota. Kiranya
pemerintah semakin bijaksana dan tegas dalam mengerjakan setiap masterplan
dan peraturan yang telah ditetapkan.
4.2. Saran
14
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan
Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata untuk kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Rustam. 2011. Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada Kawasan Perumahan Perkotaan.
http://rustam2000.wordpress.com/karya-tulisku/Diakses tanggal 3 Juni 2012.
Hani. 2009. Pengembangan Industri Dan Manufaktur Berwawasan Lingkungan.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/6118.pdfDiakses tanggal 3 Juni 2012.
Purba. 2010. Kebijakan Pembangunan Dan Strategi Penanganan Masalah Lingkungan.http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100010039726/11419.pdfDiakses tanggal 3 Juni 2012.
Rahmah. 2011. Bab 1.ppsub.ub.ac.id/download_file.php?id=277Diakses tanggal 3 Juni 2012.
Silitonga, Silas Petra. 2010. Definisi Perumahan Dan Rumah. http://xisuca.blogspot.com/2010/06/definisi-perumahan-dan-rumah.htmlDiakses tanggal 3 Juni 2012.
Suryani, Ika. 2011. Kebijakan Berwawasan Lingkungan.http://ikasuryani.blogspot.com/2011/04/kebijakan-berwawasan-lingkungan.htmlDiakses tanggal 3 Juni 2012.
Wonorahardjo, Surjamanto. 2009. Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan. www.slideshare.net/alih-fungsi-lahan-terbuka-hijau-menjadi-perumahanDiakses tanggal 3 Juni 2012.
15