makalah amdal 2012 fix

24
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya laju pertumbuhan suatu kota, pada umumnya diikuti dengan kebijakan pengembangan wilayah dari kota tersebut. Salah satunya adalah pembangunan kawasan perumahan bagi penduduk perkotaan. Ketersediaan jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan kondisi topografi kawasan, serta berbagai aspek pendukung lainnya, sangat mempengaruhi kebijakan penetapan peruntukan suatu kawasan sebagai kawasan permukiman. Belakangan ini kita sering melihat banyak lahan terbuka hijau yang dibangun menjadi beberapa perumahan atau area usaha. Lahan yang tentunya telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi perumahan, baik perumahan kelas menengah atau perumahan mewah. Keberadaan suatu kawasan perumahan sedikit banyak akan memberi pengaruh kepada lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan alami dari suatu wilayah. Keadaan tersebut selain karena adanya aktifitas dari warga perumahan, juga karena adanya ekses dari kawasan seperti; limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah bentang alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan perumahan. 1

Upload: desvi-ana-dessh

Post on 02-Aug-2015

809 views

Category:

Documents


96 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya laju pertumbuhan suatu kota, pada umumnya diikuti dengan

kebijakan pengembangan wilayah dari kota tersebut. Salah satunya adalah

pembangunan kawasan perumahan bagi penduduk perkotaan. Ketersediaan

jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan kondisi topografi kawasan, serta

berbagai aspek pendukung lainnya, sangat mempengaruhi kebijakan penetapan

peruntukan suatu kawasan sebagai kawasan permukiman.

Belakangan ini kita sering melihat banyak lahan terbuka hijau yang

dibangun menjadi beberapa perumahan atau area usaha. Lahan yang tentunya

telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi perumahan, baik

perumahan kelas menengah atau perumahan mewah. Keberadaan suatu kawasan

perumahan sedikit banyak akan memberi pengaruh kepada lingkungan sekitarnya

khususnya lingkungan alami dari suatu wilayah. Keadaan tersebut selain karena

adanya aktifitas dari warga perumahan, juga karena adanya ekses dari kawasan

seperti; limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah

bentang alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan

perumahan.

Sebagai suatu kawasan hunian, kawasan perumahan memiliki hubungan

keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan merupakan suatu wilayah

hunian yang dapat berkembang seiring dengan dinamika para penghuninya.

Perumahan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya melalui berbagai aktifitas

pembangunan/pengembangan kawasan itu sendiri ataupun melalui aktifitas

warganya. Perkembangan wilayah perumahan akan sangat bergantung pada daya

dukung lahan (carrying capacity) dari kawasan perumahan itu sendiri yang

memiliki batas-batas tertentu. Dimana bila batas tersebut terlampaui, dapat

berakibat menurunnya daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu

dapat berakibat pada rusaknya lingkungan tersebut. Kerusakan suatu lingkungan

tidak hanya berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun

dapat menyebar ke daerah yang lebih luas

1

Page 2: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak

yang disebabkan oleh kawasan perumahan terkait dengan kelestarian wilayah

sekitarnya serta merumuskan kebijakan dan strategi penanganan terkait dengan

dampak yang ditimbulkan. Selain itu juga memmberikan suatu solusi atau

kebijakan dalam pengembangan/pembangunan kawasan perumahan dan strategi

penanganan terkait dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan

perumahan.

2

Page 3: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan Terbuka

Lahan terbuka hijau adalah daerah terbuka dalam suatu kota yang lebih

menekankan pada fungsi lansekapnya. Lahan terbuka hijau diperlukan dalam

sebuah struktur tata ruang sebuah kota. Pada sebuah kota idealnya memiliki 20%

lahan terbuka hijau dari luas kota tersebut. Dalam kondisi saat ini banyak lahan

terbuka yang dialihfungsikan. Menurut Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Dinas

Pertamanan mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada

kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :

a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang

sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung,

semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.

b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi

utama sebagai hutan raya.

c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang

memanfaatkan ruang terbuka hijau.

d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area

lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.

Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan

lari atau lapangan golf.

e. Kawasan Hijau Pemakaman.

f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif,

yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan

padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.

g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di

persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan,

perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.

Sementara itu, klasifikasi RTH (ruang terbuka hijau) menurut Instruksi

mendagri No.14 tahun 1988, yaitu: taman kota, lapangan O.R, kawasan hutan

3

Page 4: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan, dan RTH produktif. Bentuk RTH

yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah kawasan hijau

taman kota dan kawasan hijau lapangan olah raga. Taman kota dibutuhkan karena

memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olah raga hijau

memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan kesehatan masyarakat selain

itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.Ketersediaan ruang terbuka

kota sangat penting dalam perencanaan kota.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota,

ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga

penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Saat ini

hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak terdapat lahan

terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan.

2.2 Manfaat Lahan Terbuka

Ruang terbuka hijau sangat penting pada tata ruang suatu kota. Kawasan

terbuka hijau ialah sebuah kawasan yang difungsikan untuk ditanami tumbuh-

tumbuhan. Kawasan terbuka hijau dapat berupa taman, hutan kota, trotoar jalan

yang ditanami pohon, areal sawah atau perkebunan.Kawasan terbuka hijau,

disamping mempunyai fungsi penghasil komoditi (buah, daun, batang dan lain-

lain) juga mempunyai fungsi non komoditi (misalnya Pencegah banjir, Penyedia

gas oksigen, dan lain-lain).

Fungsi-fungsi kawasan terbuka hijau non komoditi adalah :Pertama,

Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai pencegah banjir. Sebagian kawasan

terbuka hijau (perkebunan dan sawah) berada di kawasan pergunungan dari waktu

ke waktu dapat menyimpan air ketika hujan lebat dan melepaskannya sedikit demi

sedikit ke sungai atau kawasan lain di sekitarnya. Ini berarti dapat mencegah atau

mengurangkan kerusakan yang dimungkinkan oleh adanya banjir. Kawasan

terbuka hijau bahagian atas akan menyimpan air hujan pada rongga-rongga tanah

yang terbentuk masa menanam, mencegah run- off secara tiba-tiba dan mencegah

banjir. Fungsi pematang pada sawah sama dengan fungsi batas pada waduk (dam).

Sawah padi dikelilingi oleh pematang yang dapat menyimpan dan mengatur

keluarnya air semasa hujan lebat, misalnya rerata tinggi pematang sawah padi 30

cm, kedalaman air untuk tumbuhnya padi 4.5 cm, koefisien resapan air 1.5

4

Page 5: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

mm/hari dan rerata masa banjir 3 hari maka jumlah air yang dapat ditahan adalah

3000 meterkubik per hektar.Kedua, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai

pemelihara sumber air. Air yang datang dari sungai untuk mengairi kawasan

terbuka hijau masuk ke dalam pori-pori tanah dan pada akhirnya akan kembali ke

sungai. Ketiga, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai pencegah erosi tanah.

Proses penanaman merupakan proses perbaikan dan penambahan zat-zat organik

pada tanah. Proses ini mengakibatkan peningkatan kepadatan tanah sehingga

permukaan tanah secara perlahan menjadi lebih lembut dan datar.Keempat,

Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai tempat rekreasi. Kawasan terbuka hijau

terutamanya yang terdapat di kawasan bukit tidak hanya member pemandangan

yang indah, tetapi juga menciptakan alam yang natural. Kelima, Kawasan terbuka

hijau berfungsi sebagai pembersih udara. Pohon-pohon yang tumbuh di kawasan

terbuka hijau dapat membersihkan udara dengan menyerap gas-gas penyebab

polusi seperti SO2 dan NO2. Keenam, Kawasan terbuka hijau berfungsi sebagai

penurun suhu. Akibat dari proses evaporasi dan transpirasi dari pohon-pohon di

kawasan terbuka hijau mengakibatkan suhu disekeliling kawasan terbuka hijau

akan dingin. Energi diserap selama evaporasi dan transpirasi. Kawasan yang

mempunyai kecepatan evapotranspirasi berbeda akan mempunyai suhu yang

berbeda. Kawasan terbuka hijau, biasanya mempunyai kecepatan evapotranspirasi

yang lebih tinggi dan proses ini menyebabkan suhu udara lebih rendah dan lebih

nyaman. Suhu udara di tengah kota lebih tinggi sekitar 0.5 – 10C pada tengah hari.

2.3 Perumahan

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu

kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum,

pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan

lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.

Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa

kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan

menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social

5

Page 6: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

Menurut UU RI No. 4 Tahun 1992, Rumah adalah struktur fisik terdiri dari

ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan

sarana pembinaan keluarga

Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta

keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu.

Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan

sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih

rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang

nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3)

Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki

penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air

limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi

penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran,

seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran

karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas

Menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan lokasi lingkungan perumahan harus memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

1) Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen

perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat,

dengan kriteria sebagai berikut:

(a)Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi

tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan

pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas

bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan

tinggi;

(b)Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi

tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang

batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;

6

Page 7: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

(c)Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian

(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung

atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana

lingkungan tersedia);

(d)Kriteria keindahan/ keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), dicapai

dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan

lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh

rawa atau danau/ setu/ sungai/ kali dan sebagainya;

(e)Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan

pertumbuhan fisik/ pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan

kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana;

(f) Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak

pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna

lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan;

dan

(g)Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan

keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama

aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/ lokal setempat.

(h)Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status

kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan

ekologis.

2) Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya, dengan

mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang dicapai, serta

pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan yang ada dan mungkin

tumbuh di kawasan yang dimaksud.

7

Page 8: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

BAB III

DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN

3.1 Penyebab Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota,

ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga

penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Faktor

penting dalam penyebab permasalahan lingkungan ini adalah besarnya populasi

manusia. Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana/sarana

perkotaan. Dampak kepadatan penduduk ini lebih dirasakan oleh masyarakat yang

bertempat tinggal di tepi pantai dan bantaran sungai, sehingga terbentuk suatu

kawasan yang kumuh. Dampak lingkungan yang mangakibatkan kurangnya ruang

terbuka bagi masyarakat didalam lingkungan yang berfungsi sebagai wadah

interaksi sosial, ruang terbuka hijau yang berfungsi ekologis, ditambah lagi

dengan tindakan masyarakat yang menimbulkan perubahan langsung terhadap

sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan kerusakan

lingkungan.

Selain itu, tumbuh dan berkembangnya perumahan tidak diimbangi

dengan keinginan developer untuk memperhatikan masalah lingkungan yang

diakibatkannya, konsentrasi developer pada umumnya hanya sebatas membuat

perumahan yang laku, model rumah yang unik, dan menyediakan fasilitas cukup

lengkap dengan garansi harga relatif diterima di masyarakat.

Saat ini hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak

terdapat lahan terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan. Hal tersebut terjadi

hampir di semua kota-kota besar di Indonesia. Dengan persoalan yang sama, yaitu

menurunnya luas dan kualitas ruang terbuka. Upaya nyata untuk menanggulangi

permasalahan ini belum ada, meski sudah berlangsung secara terus menerus.

Dalam sebuah kota menjadi akar dari permasalahan tersebut adalah buruknya

pengelolaan dan tata ruang, misalnya banyak jalur hijau yang sudah beralih

fungsi.

8

Page 9: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

3.2 Dampak Yang Ditimbulkan

Keberadaan kompleks perumahan tersebut menimbulkan dampak positif

dan negatif. Dari sisi positifnya, pembangunan kawasan perumaan oleh pihak

swasta membawa manfaat yang tidak kecil terhadap masyarakat, pemerintah, dan

pengusaha. Manfaat bagi masyarakat selain tersedianya perumahan yang layak

huni bagi semua strata sosial ekonomi masyarakat juga dapat memperluas

lapangan kerja dan kesempatan berusaha, khususnya pengadaan sarana dan

prasarana seperti jalan, jembatan, listrik, air minum, telepon, dan lain-lain dapat

dilaksanakan secara terpadu. Selain tu juga pembangunan yang merata dari sarana

termasuk jalan sistem drainase biasanya juga ikut terbangun, penerangan jalan

secara umum juga akan ditata, artinya secara umum dampak positifnya bagi

masyarakat adalah semakin baiknya insfrastruktur yang ada. Demikian pula dari

segi keuangan Negara dalam bentuk pajak dan retribusi. Manfaat yang diperoleh

oleh pengembang selain laba adalah adalah terjadinya efisiensi biaya

pembangunan perumahan skala besar. Di samping itu nilai tambah yang terjadi

dari pengembangan kawasan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk membiayai

pembangunan misalnya melalui penjualan rumah, kontribusi dan lain-lain. Selain

itu juga terjadi keteraturan lokasi dan penempatan serta pengelompokan

pemukiman penduduk.

Tetapi di sisi negatifnya banyak daerah-daerah yang tidak saharusnya

dibangun, ternyata telah brdiri perumahan mewah, di samping itu keberadaan

kompleks tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar.

Terjadinya masalah banjir, pengelolaan sampah, dan masalah lingkungan lainnya

ternyata memerlukan perhatian khusus, karena tidak sedikit biaya yang harus

disediakan untuk merehabilitasinya.

Selain itu, tumbuh dan berkembangnya perumahan tidak diimbangi

dengan keinginan developer untuk memperhatikan masalah lingkungan yang

diakibatkannya, konsentrasi developer pada umumnya hanya sebatas membuat

perumahan yang laku, model rumah yang unik, dan menyediakan fasilitas cukup

lengkap dengan garansi harga relatif diterima di masyarakat.

9

Page 10: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

Salah satu permasalah besar pada perumahan yaitu bencana banjir besar.

Pengembang perumahan dituding sebagai penyebab banjir, terutama karena

permasalahan sistem drainase tidak menjadi prioritas utama untuk diperhatikan,

sehingga proyek perumahan harus dievaluasi dan yang melanggar ketentuan

dihentikan. Tanggung jawab moral kalangan pengembang juga dituntut oleh

masyarakat konsumen, karena pada saat transaksi jual beli disebutkan bebeas

banjir. Bahkan ada pengembang yang bersedia memberikan garansi bebas banjir.

Namun, pada kenyataannya faktor alam sulit ditebak dan banjir besar pun datang

tanpa bisa dihindari.

Di samping itu, permasalahan yang biasa terjadi pada saat menjalani proses

proyek perumahan antara lain;

Lubang bekas galian tanh yang ditinggalkan kontraktor dapat

membahayakan warga sekitar.

Jalan yang berlumpur ketika hujan

Jalan yang rusak akibat beban truk yang terlampau berat

Debu yang mengganggu pernapasan akibat tumpahan tanah dari truk

pengangkut tanah dari suatu kawasan

Genangan air yang ditimbulkan ketika hujan dapat menjadi sumber

penyakit

Suara bising yang ditimbulkan alat-alat konstruksi, tanpa mengingat jam

istirahat.

Beberapa masalah pokok permasalah lingkungan dalam pembangunan perumahan

antara lain:

1. Berkurangnya Resapan Air dan Meningkatnya Run Off Air.

Sebagai akibat pembangunan terjadi perubahan terhadap lingkungan awal.

Daerah yang tadinya terbuka dan ditumbuhi pepohonan sehinga dapat

menyerap air, kerana adanya pembangunan tersebut akan ditutupi oleh

bangunan, jalan dan perkerasan lain. Sehingga mengurangi daerah resapan air

yang dapat mempengaruhi ketersediaan air tanah. Selain itu, run off akan

terjadi dan aliran air akan masuk ke badan sungai. Hal ini menyebabkan volune

air sungai akan meningkat yang dapat menyebabkan banjir di wilayah yang

lebih rendah.

10

Page 11: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

2. Limbah Cair.

Pembuangan limbah cair khususnya limbah domestic (Individual Septic

Tank) pada setiap rumah akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah.

Semakin padat satuan hunian dalam kawasan tersebut, semakin tinggi pula

pencemaran yang terjadi. Bahkan akan mempengaruhi air bersih yang berasal

dari air tanah.

3. Limbah Padat

Seringkali perumahan elit memberikan limbah rumah tangga dalam jumlah

yang tidak sedikit. Limbah padat atau sampah ini memerlukan penanganan

khusus. Sampah dan limbah padat akan merugikan lingkungan baik berupa

pencemaran tanah, pencemaran udara (bau), dampak visual, sensori, dan

sebagainya.

4.Peningkatan Volume Lalu lintas Jalan dan Kemacetan Jalan

Pembangunan perumahan didaerah pinggiran/sekitar kota besar akan

mengakibatkan meningkatnya arus komuter (ulang alik) dari perumahan-

perumahan tersebut ke kota induk sehingga mengakibatkan kemacetan lalu

lintas baik di sekitar perumahan tersebut maupun pada jalan-jalan memasuki

kota.

5.Perubahan Iklim Mikro

Dampak lain dari pembangunan perumahan terutama bila kondisi tapak

sebelumnya merupakan kawasan yang ditumbuhi pepohonan adalah

pengaruhnya terhadap iklim mikro yaitu meningkatnya suhu udara di kawasan

tersebut.

6.Perubahan Hak Atas Tanah

Sebagai akibat dari rencana pembangunan perumahan adalah masalah

pelaksanaan pembebasan tanah. Tanah yang sebelumnya dimiliki oleh

masyarakat setempat berganti kepemilikan melalui proses ganti rugi. Masalah

yang muncul adalah belum siapnya masyarakat untuk melepaskan kepemilikan

tanah sebagai tempat sumber penghidupannya untuk berganti/alih pekerjaan.

Berubahnya pola hidup sosial masyarakat setempat dari masyarakat petani

menjadi masyarakat industri/jasa, dan sebagainya.

11

Page 12: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai nilai estetika dan mampu

membantu masyarakat sehingga ketika berada di daerah ruang terbuka hijau dapat

membantu secara psikologis untuk mendapat ketenangan dan keluasan pandangan.

Namun ruang terbuka hijau telah dialih fungsikan menjadi perumahan di beberapa

kota. Hal ini menjadi ancaman kelangsungan hidup di kota tersebut karena suhu

udara akan terus naik, iklim tak menentu, kadar oksigen berkurang sedangkan gas

karbondioksida terus meningkat. Hal ini terjadi karena ruang terbuka hijau (RTH)

yang ditumbuhi pohon besar seharusnya dapat memproduksi oksigen (O2) dan

menyerap karbondioksida (CO2) telah dialihfungsikan.

3.3 Kebijakan Dalam Menghadapi Masalah

Pada saat pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena

kebutuhan yang utama bagi masyarakat, perumahan juga harus memenuhi syarat

bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangunan, drainase, pengadaan air bersih,

pengelolaan sampah domestik yang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan

ventilasi untuk pembuangan asap dapur. Salah satu permasalah besar pada

perumahan yaitu bencana banjir besar. Pengembang perumahan dituding sebagai

penyebab banjir, terutama karena permasalahan sistem drainase tidak menjadi

prioritas utama untuk diperhatikan, sehingga proyek perumahan harus dievaluasi

dan yang melanggar ketentuan dihentikan

Secara umum, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah,

terutama terhadap rencana penggunaan lahan untuk perumahan yaitu : Komposisi

penggunaan lahan adalah 60% dari luas keseluruhan lahan yang dikuasai

dimanfaatkan untuk sarana perumahan dan komersial yang dikelola developer dan

40% untuk prasarana, sarana umum, sosial, jalur hijau/taman.

Sedangkan ruang terbuka hijau sudah ditetapkan pemerintah di beberapa

lokasi, yaitu total luasnya 5560 hektar dengan rincian hutan mangrove Belawan

1029 hektar, kawasan lindung sempadan sungai 666 hektar, sekitar danau (luasnya

tak dicantumkan), taman kota dan taman lingkungan 612 hektar termasuk yang

ada sekarang 22 hektar, sempadan jalan 3050 hektar. Tapi pada kenyataannya

tidak semudah itu memperoleh jumlah luas lahan tersebut. Hal ini, berkaitan

dengan masyarakat sendiri, dimana tidak semua masyarakat memahami dan

12

Page 13: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

mengerti pentingnya ruang terbuka sehingga terkadang mereka menolak untuk

menjual lahan mereka atau bahkan menjual dengan harga yang mahal.

Dalam rangka mewujudkan pembangunan perumahan dan pemukiman

yang berwawasan lingkungan pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang

nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH). Khusus

menyangkut perumahan dan pemukiman pemerintah mengundangkan Undang-

Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman. mengarahkan pemenuhan kebutuhan pemukiman diwujudkan

melalui pembangunan kawasan pemukiman skala besar yang terencana secara

menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan secara bertahap. Disamping itu juga

mengarahkan bahwa penataan perumahan dan pemukiman berlandaskan pada azas

manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri

sendiri, keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup.

Demikian juga dalam Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang menyatakan tujuan penataan ruang yaitu terselenggaranya

pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pemanfaatan ruang

kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta tercapainya pemanfaatan ruang

yang berkualitas.

Sementara itu Undang-Undang nomor 23 tahun 2009 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, menuliskan bahwa pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan adalahupaya sadar dan terencana, yang memadukan

lingkungan hidup termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan untuk

menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan.

Dengan mengacu pada perundang-undangan dan peraturan mengenai

lingkungan hidup serta memperhatikan masalah utama dalam pembangunan

perumahan dan pemukiman, maka upaya mewujudkan pembangunan kawasan

perumahan yang berwawasan lingkungan adalah melaksanakan pembangunan

yang terpadu dan terencana yang dapat mengatasi masalah tersebut dan

13

Page 14: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

menghasilkan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa

mengurangi kemungkinan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Meskipun demikian diperlukan kebijakan-kebijakan seperti pembatasan jumlah

penduduk, penetapan kawasan yang memiliki fungsi resapan sebagai kawasan

lindung, dan penerapan peraturan khusus yang memuat persyaratan khusus untuk

kegiatan pengembangan perumahan pada kawasan tersebut. Sedangkan untuk

menjaga kondisi lingkungan yang telah baik saat ini dapat dilakukan dengan

melakukan strategi-strategi penanganan seperti

Perumahan memang hal yang sangat penting bagi kebutuhan masyarakat yang

tinggal dalam suatu kota. Perumahan merupakan salah satu aspek yang

menjanjikan dalam suatu usaha. Namun ruang terbuka hijau juga tidak kalah

penting dalam kehidupan suatu kota. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

kedua komponen ini dapat saling mendukung satu dengan yang lain. Dimana

kedua kebutuhan penting ini dapat saling terpenuhi. Dalam hal ini, pemerintah

perlu membuat suatu aturan yang jelas dan tegas dalam pengaturan Tata Ruang

Kota Medan sendiri. Sejauh ini banyak kejadian atau masalah dari

kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pembangunan di beberapa kota. Banyak

pembangunan yang tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan pada

awalnya tapi tetap saja dapat didirikan dan beroperasi. Jadi, pembangunan

perumahan itu memang penting dalam pertumbuhan suatu kota. Tetapi, kembali

kepada pemerintah sebagai pemegang perkembangan suatu kota. Kiranya

pemerintah semakin bijaksana dan tegas dalam mengerjakan setiap masterplan

dan peraturan yang telah ditetapkan.

4.2. Saran

14

Page 15: Makalah Amdal 2012 Fix

Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan

Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca dapat menerapkannya

dalam kehidupan nyata untuk kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Rustam. 2011. Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada Kawasan Perumahan Perkotaan.

http://rustam2000.wordpress.com/karya-tulisku/Diakses tanggal 3 Juni 2012.

Hani. 2009. Pengembangan Industri Dan Manufaktur Berwawasan Lingkungan.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/6118.pdfDiakses tanggal 3 Juni 2012.

Purba. 2010. Kebijakan Pembangunan Dan Strategi Penanganan Masalah Lingkungan.http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100010039726/11419.pdfDiakses tanggal 3 Juni 2012.

Rahmah. 2011. Bab 1.ppsub.ub.ac.id/download_file.php?id=277Diakses tanggal 3 Juni 2012.

Silitonga, Silas Petra. 2010. Definisi Perumahan Dan Rumah. http://xisuca.blogspot.com/2010/06/definisi-perumahan-dan-rumah.htmlDiakses tanggal 3 Juni 2012.

Suryani, Ika. 2011. Kebijakan Berwawasan Lingkungan.http://ikasuryani.blogspot.com/2011/04/kebijakan-berwawasan-lingkungan.htmlDiakses tanggal 3 Juni 2012.

Wonorahardjo, Surjamanto. 2009. Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan. www.slideshare.net/alih-fungsi-lahan-terbuka-hijau-menjadi-perumahanDiakses tanggal 3 Juni 2012.

15