makalah aspek pajak dalam bisnis restoran

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, akan diikuti pula dengan kebijakan- kebijakan dibidang pajak.Oleh karena itu,pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat.Masalah perpajakan tidaklah sederhana, dalam era globalisasi inilah cepat atau lambat tidak dapat di tolak dan harus menerima keberadaan globalisasi ekonom serta yang paling penting yaitu mengambil kesempatan yang dapat timbul akibat adanya perubahan ekonomi.Salah satu bagian yang dibahas adalah masalah perpajakan Masalah perpajakan adalah tidaklah hanya sekadar menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada Negara, tetapi terlihat bermacam – macam tergantung kepada pendekatannya.dalam hal inilah pajak dapat ditinjau dari berbagai aspek, khusunya aspek bisnis dalam 1

Upload: septiani-silvia-mega

Post on 19-Jun-2015

4.542 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, akan diikuti pula

dengan kebijakan- kebijakan dibidang pajak.Oleh karena itu,pajak merupakan

fenomena yang selalu berkembang di masyarakat.Masalah perpajakan tidaklah

sederhana, dalam era globalisasi inilah cepat atau lambat tidak dapat di tolak dan

harus menerima keberadaan globalisasi ekonom serta yang paling penting yaitu

mengambil kesempatan yang dapat timbul akibat adanya perubahan

ekonomi.Salah satu bagian yang dibahas adalah masalah perpajakan Masalah

perpajakan adalah tidaklah hanya sekadar menyerahkan sebagian penghasilan

atau kekayaan seseorang kepada Negara, tetapi terlihat bermacam – macam

tergantung kepada pendekatannya.dalam hal inilah pajak dapat ditinjau dari

berbagai aspek, khusunya aspek bisnis dalam pajak,dan makalah kami akan

membahas aspek bisnis dalam pajak restoran

Industri Makanan & Minuman(F&B) atau Restaurant adalah sebuah industri

yang Luar Biasa & hampir tidak pernah mati. Industri yang penuh potensi,

prospek, berkembang dengan sangat cepat, dan merupakan Bisnis pembawa

Kesuksesan bahkan Kemakmuran (tentu saja, jika direncanakan, dikelola dan

dioperasikan dengan baik).

1

Page 2: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

Bagaimanapun juga, sangat sedikit Bisnis Restaurant yang akhirnya Sukses.

Kebanyakan Bisnis Restaurant gagal pada tahun pertama operasionalnya. Ada

banyak opini dan alasan yang ada seperti mengapa hal ini dapat terjadi? Lebih

dari 25-33% dari Industri Restoran menuutup usahanya dan mendeklarasikan

kebangrutannya dibawah 12 bulan sejak operasional pertamanya.

Tentu saja ini sangat membuat para pebisnis makanan bertanya-tanya mengapa ini

terjadi dan apa yang bisa kita lakukan untuk lebih mengerti Resiko, Tantangan,

Sebab, Realitas dan Detail-detail yang rumit tentang membuka, menjalankan, dan

sampai pada akhirnya mendapatkan Restaurant yang Sukses.

Dewasa ini sektor Bisnis Makanan semakin berkembang. Memiliki pengertian &

filosofi mendasar dan penghargaan akan makanan, gaya hidup, terlebih ‘Dine Out’

dalam gambaran besar sangatlah penting dalam menuju kesuksesan sebuah Bisnis

Restoran.

Setiap aspek dari bisnis dan operasional, kepuasan pelanggan, hubungan Profit &

Lost, ukuran sistem kendali, standarisasi dan kebanggaan dari pemilik semuanya

harus terlihat, sebagaimana kegigihan, ketangguhan, perhatian yang teliti akan detail

dan setiap keputusan bahkan pada hal yang kecil sekalipun.

Beberapa dari aspek ini mencakup Manajemen Bisnis Umum (General Business

Management), Administrasi, Organisasi, Pengawasan (Supervising), Pengendalian

(Controlling), Prosedur Akuntansi, Pricing, Promosi, Kontrak dan Proteksi dan

Asuransi, Regulasi Perpajakan dimana bisnis tsb berada & berfungsi

2

Page 3: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

I.2 Maksud dan tujuan

Tujuan

Tujuan dilaksanakanya studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah dana

yang akan ditanamkan dalam Bisnis restoran “ Voresto “ini menguntungkan dan

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah perpajakan dan

tentunya untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai aspek pajak

dalam bisnis Restoran,yang di dalamnya membahas tentang apa itu pajak

restoran,tarif yang dikenakan dalam pajak restoran tersebut serta mengetahui

kasus-kasus yang terdapat dalam pajak restoran.yang akan kami bahas secara

detail dalam makalah ini.dari segi finasial dapat dipertanggungjawabkan dengan

baik atau tidak.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari studi kelayakan ini adalah:

1. tersusunya hasil studi kelayakan dan rekomendasi studi atas rencana investasi

dalam Bisnis restoran sehingga dapat digunakan sebagai alat pengambilan

kebijakan dan keputusan-keputusan sehubungan dengan rencana investasi

tersebut;

2. tersusunya konsep operasional Bisnis restoransebagai langkah awal operasional

usaha.

3

Page 4: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

BAB II

PEMBAHASAN

PAJAK RESTAURANT

A. Dasar Hukum

1. UU. No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah

2. UU. No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU. No.18 Tahun 1997

3. PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

4. KMDM No. 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

5. Perda No. 16 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran

 

B. Obyek Pajak

Obyek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran, rumah makan, warung,

depot, bar, kafe dan atau nama lainnya.

Termasuk penyedia makanan/minuman yang diantar atau dibawa pulang

 

C. Subyek Pajak dan Wajib Pajak

1. Subyek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan

Restoran

2. Wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran

 

4

Page 5: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

D. Kewajiban Wajib Pajak

1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)

2. SPTPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak

3. SPTPD setelah diisi harus disampaikan kepada Dinas Pendapatan Kab. Gresik

 

E. Pengenaan Pajak

1. Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada Restaurant

2. Tarip pajak ditetapkan sebagai berikut :

a. Penerimaan pembayaran setiap bulan 0 s/d Rp. 250.000 sebesar 0%

b. Penerimaan pembayaran setiap bulan 251.000,- s/d Rp. 1.000.000 sebesar 5%

c. Penerimaan pembayaran setiap bulan diatas 1.000.000 sebesar 10%

3. Rumus perhitungan pajak adalah tarip pajak kali jumlah pembayaran yang dilakukan pada restaurant

 

F. Masa Pajak dan Pajak Terutang

1. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan Takwin

2. Pajak Terutang dalam masa pajak, terjadi saat pelayanan Hotel dan Restoran

 

G. Sistem Pembayaran

Pembayaran dilakukan di Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan

Kab. Gresik dengan ketentuan :

1. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas

5

Page 6: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

2. Pembayaran dilakukan paling lama 30 hari sejak ketetapan diterima

3. Pembayaran dilakukan sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,

STPD

 

H. Sanksi Administrasi

1. Tidak atau kurang dibayar dikenakan bunga 2% sebulan, setelah lewat 30 hari sejak ketetapan

diterima

2. Kekurangan pajak terutang dikenakan kenaikan 100% dari tambahan jumlah pajak apabila

ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap.

3. Kekurangan atau keterlambatan pembayaran dikenakan bunga 2% per bulan dari pokok

pajak untuk jangka waktu 24 bulan sejak terutangnya pajak

4. Tidak menyampaikan SPTPD dalam jangka waktu tertentu dikenakan bunga 2% sebulan dari

pokok pajak tahun lalu dengan melakukan pemeriksaan lapangan untuk jangka waktu paling

lama 24 bulan sejak saat terutangnya pajak

I. Sanksi Pidana

1. Wajib Pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar

atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar dapat dipidana dengan

pidana kurungan 3 bulan atau denda paling banyak 2 kali jumlah pajak yang terutang.

2. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar dapat dipenjara 3 tahun

atau denda paling banyak 4 kali jumlah pajak yang terutang.

6

Page 7: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

Pajak Restoran Naik 300%

SERANG – Sejumlah pengelola rumah makan di Jalan Ahmad Yani

mempertanyakan kenaikan pajak restoran yang mencapai 300 persen.

Kusnanto, seorang pemilik salah satu rumah makan, mengungkapkan, bulan Januari

lalu membayar pajak restoran sebesar Rp 150 ribu. Saat masih dikelola Pemkab

hanya Rp 50 ribu.

“Saya bingung kenapa saat menjadi kota malah jadi mahal. Mereka juga tak bisa

menjelaskan soal kenaikan itu. Saya tak mengerti bagaimana perhitungannya,” ujar

Kusnanto di rumah makan miliknya, Senin (2/3).

Dengan kenaikan pajak yang mencekik, ia mengaku, keberatan. Ia juga pernah

melayangkan surat permohonan keringanan pajak ke Pemkot, namun tak ditanggapi.

Kepada sejumlah wartawan, Kusnanto membeberkan, surat tanda pembayaran pajak

antara yang dikelola Pemkot dan Pemkab Serang. Surat dari Pemkab tercantum

aturannya, sementara dari Pemkot tidak ada.

Selain membayar pajak, setiap bulannya harus membayar uang retribusi sampah ke

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Serang sebesar Rp 25 ribu. “Saya juga harus

membayar uang kebersihkan kampung sebesar Rp 30 ribu. Belum lagi gaji pegawai

dan lainnya. Bisa-bisa gulung tikar,” ungkapnya.

Lugina Kusuma, pemilik rumah makan Damai, juga mengaku keberatan dengan nilai

pajak restoran saat ini. Saat masih dikelola Pemkab membayar Rp 75 ribu. Namun,

bulan Februari harus mambayar Rp 300 ribu. Padahal, bulan Januari lalu Rp 200 ribu.

“Bagaimana perhitungannya. Saya tak mengerti,” ungkapnya.

7

Page 8: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

Saat ia dan Kusnanto menanyakan ke Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD)

Kota Serang, mereka mendapat penjelasan dari pejabat DPKD bahwa saat ini sedang

masa transisi dan Kota Serang sedang membutuhkan anggaran.

Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan DPKD Kota Serang Rachmatullah

menjelaskan, sesuai dengan Perda No 15 Tahun 2008 tentang Pajak Retoran, pajak

restoran sebesar 10 persen dari omzet. Yang dimaksud restoran adalah kantin, warung

makan, atau kafe. Idealnya, menurut dia, para pengusaha restoran menghitung,

melaporkan, serta membayarkannya. Tapi pada kenyataannya, ada juga beberapa

pengusaha yang membandel tak melaporkan omzet dan nilai pajaknya.

“Kalau sudah seperti itu, omzet akan ditetapkan sesuai jabatan,” ujarnya. Setiap

restoran ditenggat hingga tanggal 15 setiap bulannya untuk melaporkan omzet serta

besaran pajak. Apabila hingga tanggal 15 tak ada laporan, Pemkot akan membuat

besaran pajak restoran tersebut dengan 3 cara penetapan, yakni hasil kas opname,

hasil pengamatan langsung di lokasi usaha wajib pajak, serta data pembanding.

Diungkapkan, ada sejumlah restoran yang besaran pajaknya harus dihitung DPKD.

“Oleh karena itu, kami meminta kesadaran dari para pengusaha restoran untuk

melaporkan,” pinta Rachmatullah. Terkait besaran pajak yang berubah, ia

menjelaskan, besaran pajak setiap restoran tiap bulannya fluktuatif disesuaikan

dengan omzet.

Kepala Bidang Pendapatan DPKD Kota Serang Ahmad Yani mengatakan, para

pengusaha telah masuk menjadi wajib pajak bukan wajib pungut, sehingga mereka

mempunyai tiga kewajiban, yakni menghitung, melapor, serta menyetorkan.

“Memang secara langsung mereka tak merasakan manfaatnya, tetapi masyarakat luas

yang tidak mampu. Dengan adanya pajak, maka pemerintah dapat memberikan

subsidi bagi masyarakat,” ujarnya.

8

Page 9: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

Kata dia, tak ada salahnya apabila harga makanan ditambah pajak seperti restoran

yang mencantumkan pajak pada bill. “Kan tak ada bedanya, antara Rp 11.000 ,

misalnya dengan Rp 10.000 ribu plus pajak 10 persen,” terang Yani.

Untuk itu, ia berharap kepada para wajib pajak mempunyai kesadaran untuk

melaporkan, bukan DPKD yang menetapkan pajak sesuai jabatan. Yani

mengungkapkan, pihaknya telah membuat banner atau alat peraga sosialisasi pajak

restoran.

Terpisah, Kepala Bagian Hukum Pemkot Serang Ipiyanto mengungkapkan,

sosialisasi perwal serta perda tentang pajak restoran memang belum dilakukan kepada

wajib pajak. Dikatakan, alasan utama belum disosialisasikan kedua peraturan itu

yakni karena belum adanya anggaran. Kata dia, setelah anggaran turun, maka kedua

peraturan tersebut akan disosialisasikan langsung tatap muka dengan para pengusaha

dan masyarakat, serta melakukan sosialisasi baik itu melalui koran atau radio.

“Sebenarnya para pengusaha tak perlu cemas membayar pajak, karena pajak tersebut

dibebankan kepada masyarakat yang membeli makanan,” urai Ipiyanto.

Sebelum anggaran turun, pihaknya akan bekerjasama dengan Satpol PP serta DPKD

untuk memasang iklan layanan masyarakat di papan reklame yang belum terpakai

untuk sosialisasi.

BAB III

9

Page 10: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

PEMBAHASAN

PAJAK HOTEL DAN RESTORAN ( Perda No.9 Th 1998 )

A. PengertianRestoran adalah tempat menyantap makanan atau minuman yang disediakan dengan pungutan  bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau katering.

B. Objek PajakPajak Hotel dan Restoran dipungut atas pembayaran pelayanan di Hotel atauRestoran. Objek Pajak hotel dan Restoran adalah pelayanan yang disediakan dengan pembayaran pelayanan di Hotel dan atau Restoran meliputi :

1. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek. 2. Fasilitas pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau

tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan. 

3. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel dan bukan untuk umum 

4. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel. 5. Penjualan makanan dan minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas

penyantapannya, termasuk yang di bawa pulang. 

C. Subjek Pajak

Subyek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada Restoran .

D. Persyaratan Pembayaran Bulanan/Setoran Masa Pajak hotel dan Restoran :

1. Mengisi formulir Surat Setoran pajak Daerah ( SSPD ) 2. Mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD ) bulan....

tahun... 3. Wajib Pajak membayar Pajak Hotel dan Restoran ke Kas Daerah. 4. Melaporkan ke Kantor Suku Dinas Pendapatan Daerah yang bersangkutan

pada seksi penagihan dengan melampirkan bukti penerimaan bulanan.

10

Page 11: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

E. Tarif Pajak

Tarif pajak hotel dan restoran ditetapkan sebesar 10 %.

F. Cara Menghitung Pajak

Pajak Hotel dan Restoran dihitung dengan mengalikan tarif pajak 10% dengan dasar pengenaan pajak

G. Wajib Daftar Usaha

Wajib pajak wajib mendaftarkan usahamya kepada Dinas Pendapatan Daerah dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulainya kegiatan usaha untuk dikukuhkan dan diberi Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)

H. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Setiap wajib pajak wajib mengisi SPTPD, kecuali ditetapkan lain oleh Gubernur Kepala Daerah

SPTPD diisi dengan benar, jelas dan lengkap serta ditanda tangani wajib pajak atau kuasanya.

SPTPD harus disampaikan kepada Dinas Pendapatan Daerah selambat-lambatnya 15 hari setelah berakhirnya masa pajak.

I. Pembayaran Pajak

Pajak yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dari masa pajak.

Pembayaran dilakukan pada Kantor Kas Daerah.

J. Sanksi Administrasi

Dalam jangka waktu lima tahun sesudah saat terutangnya pajak, Gubernur Kepala Daerah dapat menerbitkan:

11

Page 12: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

A. Surat Ketetapan pajak Daerah Kurang Bayar ( SKPDK ) dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 % sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau lambat dibayar untuk paling lama 24 bulan sejak terutangnya pajak, apabila :

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak terutang, tidak atau kurang dibayar

2. SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu 15 hari setelah berakhirnya masa pajak dan setelah ditegur secara tertulis. 

B. SKPDKB secara jabatan dengan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak ditambah bunga 2% sebulan, dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau terlambat dibayar untuk paling lama 24 bulan sejak saat terutangnya pajak, apabila : kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi.

C. SKPDKBT apabila ditemukan data baru dan atau datayang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang dengan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

K. Sistem Pajak Restoran :

Self assessment atau wajib pajak wajib menghitung, melaporkan dan

membayar pajak yang terutang sendiri.

L. Kasus Pajak 

Masih Ada Restoran yang akan Disegel

Jakarta–Menyusul penyegelan enam restoran karena menunggak pajak Rp 3,4

miliar, Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Jakarta mengisyaratkan

kemungkinan masih adanya restoran lain yang akan disegel dalam waktu

12

Page 13: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

dekat.

“Kemungkinan ada restoran lain yang akan menyusul disegel,” kata Kepala

Subdinas Pemeriksaan Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Jakarta Iwan

Djumhana di Jakarta, Kamis (20/11) siang.

Hanya saja, katanya, pihaknya masih dalam tahap pendataan dan penelitian.

“Pada saatnya, kalau ada yang harus disegel, akan dilaksanakan dan

disampaikan secara terbuka,” katanya. 

Dia mengungkapkan, enam restoran disegel karena menunggak pajak Rp 3,4

miliar. Tragisnya lagi, izin usaha restoran tersebut sudah dua tahun tidak

diperpanjang dan Undang-undang Gangguan (UUG) sudah habis masa

berlakunya.

Iwan menyebutkan, enam restoran yang merupakan kelompok Gang-gang

Sulai yang disegel itu berlokasi di Tis Square MT Haryono Jakarta Selatan,

Pondok Indah Plaza I Jakarta Selatan, Auto Mall SCBD Sudirman Jakarta

Selatan, Jalan Cideng Timur 65 Jakarta Pusat, Mangga Dua Square Jakarta

Pusat, dan La Piazza Kelapa Gading Jakarta Utara.

Menurutnya, selama ini berbagai upaya dan usaha sudah dilakukan sesuai

dengan ketentuan. Bahkan, penagihan tunggakan pajak melalui kejaksaan pun

sia-sia. Langkah yang sudah dilakukan tidak memberikan hasil dan yang

bersangkutan tetap tidak membayar tunggakan sehingga akhirnya disegel.

Secara keseluruhan, tunggakan keenam restoran itu berjumlah Rp 3,4 miliar,

terdiri dari tunggakan tahun 2004 dan 2005 sebesar Rp 1,2 miliar, serta tahun

2007 dan 2008 sekitar Rp 2,2 miliar. Alasan yang dikemukakan pemilik usaha

adalah tidak mempunyai uang. Padahal, usaha bisa jalan terus.

Ketika dilakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata serta Dinas

Ketenteraman dan Ketertiban (Tramtib) Jakarta, ternyata izin usaha keenam

13

Page 14: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

restoran itu telah mati selama dua tahun dan belum diperpanjang. Begitu juga

dengan izin UUG.

Tunggakan pajak tidak dibayar. Selain itu, izin usaha yang sudah habis tidak

diperpanjang sehingga tidak ada pilihan lain selain disegel,'' kata Iwan.

Ketika akan disegel, pemilik mulai membayar hampir Rp 1 miliar. Meski

demikian, tidak membuat rencana segel dibatalkan atau tidak dilaksanakan. Segel

jalan terus dan di lapangan terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan. 

Ada beberapa pemahaman dasar, mengapa Bisnis Restoran biasanya gagal.

Dibawah ini hanyalah sebagian kecilnya :

- Ketidakmampuan beradaptasi terhadap Perubahan dan mengoptimalkan Peluang

serta Persaingan

- Kurangnya Pengalaman

- Kurangnya Pengetahuan akan Bisnis Makanan dan Manajemen Operasional

- Kurangnya Pemahaman akan diri sendiri dan dan orang lain, kesulitan-kesulitan

hubungan kerja, jiwa kepemimpinan dan Kemampuan Interpersonal yang sangat

diperlukan dalam pekerjaan.

Bisnis Restoran selalu berubah, kompleks dan bukan tidak mungkin bisa

“memakan” dan mengalahkan banyak pendatang baru yang tidak siap secara tak

terduga. Banyak perusahaan makanan pendatang baru yang mencoba bergelut di

bidang ini gagal dalam tahun pertamanya.

14

Page 15: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

Seperti yang diwartakan sebelumnya bahwa setiap penyedia jasa makanan yang

memungut biaya jasa dari konsumen, bakal dikenakan pajak restoran. Tarifnya sebesar

10 persen, sebagaimana diatur dalam peraturan daerah (Perda) nomor 3 Tahun 2003.

Dasar pemungutan pajak adalah jumlah yang dibayarkan kepada restoran atau omzet

penjualan.

Namun terkadang, banyak pengusaha rumah makan yang salah pengertian dalam

pembayaran pajaknya. Kerap terjadi, jumlah pembayaran yang diterima dari

konsumen terlebih dahulu dikurangi biaya operasional, setelah itu baru dikenakan

pajak. Menurut Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Balikpapan Drs Fauzi,

yang seperti itu tidak sesuai dengan aturan Perda, karena tarif sebesar 10 persen itu

dasar pengaliannya merujuk jumlah yang dibayarkan konsumen tanpa ada potongan.

Misalkan, kata Fauzi, konsumen menyantap makanan di suatu rumah makan

dengan rincian : nasi putih  Rp 2.000, ayam penyet Rp 15.000, jeruk hangat  Rp

5.000.  Jumlahnya Rp 22.000. Nah, pajak restorannya berarti 10 persen dari Rp

22.000, yakni Rp 2.200. Jadi konsumen yang kena beban pajak restoran itu harus

membayar Rp 24.200. “Yang Rp 2.200 tadi yang harus disetorkan ke Dispenda

sebagai kas daerah,” jelas Fauzi, kemarin.

Karena itu, Fauzi berharap, untuk penetapan pajak secara taksasi dan penetapan

pajak secara jabatan, maka sebaiknya pengusaha restoran sebagai wajib pajak

memasukkan komponen pajak sebesar 10 persen dalam menetapkan harga makanan

atau minumannya. Dengan demikian, pajak tidak menjadi beban, karena sesuai Perda

pajak tersebut dibebankan ke konsumen.

BAB IV

15

Page 16: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

PENUTUP

IV. I Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada makalah kami

dapat kami simpulkan,bahwa pajak restoran memiliki tarif pajak 10% yang subjek

pajaknya terdiri dari orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran

kepada Restoran wajib membayar pajak. Apabila subjek pajak tidak membayar

pajak akan dikenakan sanksi administrasi dan sanksi pidana sesuai Undang-

Undang pajak dalam restoran. Pajak restoran sebagai sumber penerimaan Negara

untuk menerima pengeluaran rutin dan juga digunakan untuk pembiayaan

pembangunan. Berarti, dengan pembangunan ini dibiayai masyarakat. Oleh

karena itulah upaya untuk meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak

sangatlah penting.

16

Page 17: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/aspek pajak dalam bisnis/

http://www.dispendabalikpapan.com/

http://www.wikipedia.com/

http://www.google.com/sistem pemungutan pajak/

http://www.google.com/kasus pajak restoran/

17

Page 18: Makalah Aspek Pajak Dalam Bisnis Restoran

18