efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007-2009 SKRIPSI Disusun Oleh: NIKEN INDRIANI K7406110 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangquynh

Post on 13-Jan-2017

225 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL

DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI

DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007-2009

SKRIPSI

Disusun Oleh:

NIKEN INDRIANI

K7406110

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA

TAHUN 2007-2009

Oleh:

NIKEN INDRIANI

K7406110

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULATAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan TIM Penguji

Skripsi Fakultas Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 1 Juli 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Wahyuni, MM Dra. Mintasih Indriayu, M.Pd

NIP.19540817 198203 2 001 NIP.19661108 199203 2 001

Page 4: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarsaja Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang

Ketua : Sudarno, S. Pd, M.Pd

Sekretaris : Leny Noviani, S.Pd, M.Pd

Anggota I : Dra. Sri Wahyuni, MM

Anggota II : Dra. Mintasih Indriayu, M. Pd

Disahkan oleh,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Page 5: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Niken Indriani, EFFECTIVENESS AND CONTRIBUTION OF HOTEL AND RESTAURANT TAX AGAINST REGIONAL PURE INCOME OF SURAKARTA CITY IN THE YEAR OF 20007 UP TO 2009, Script, Surakarta: Pedagogic Faculty of Sebelas Maret University of Surakata, Juli 2010. The aims of the research are: 1) to know how the effectiveness of the hotel

and restaurant tax income receiving of Surakarta city wholly in the year of 2007

up to 2009 is, 2) to know how the effectiveness of hotel and restaurant

effectiveness of Surakarta city based on its classification in the year of 2007 up to

2009 is, 3) to know contribution of hotel and restaurant tax wholly against

regional pure income of Surakarta in the year of 2007 up to 2009, 4) to know

contribution of hotel and restaurant tax based on its classification against regional

pure income of Surakarta city in the year of 2007 up to 2009.

This research uses qualitative-descriptive method. Population in this

research is hotel and restaurant tax of Surakarta city in the year of 2007 up to

2009. Data collecting technique is trough documentation. Data which is used in

this research is target and realization of hotel and restaurant tax report of

Surakarta city. While technique of data analysis used is ratio analysis.

Based on the result of the research, it can be concluded : 1) receiving of

hotel and restaurant tax of Surakarta city wholly in for the year of 2007 up to 2009

is very effective, 2) the receiving of hotel and restaurant tax of Surakarta city

based on its classification for 2007 up to 2009 has not yet all effective. This is

because of several of tax objects of hotel and restaurant whose its receiving is far

from target which is determined, 3) the receiving of hotel and restaurant tax give

wholly contribution against regional pure income of Surakarta city for the year of

2007 up to 2009, 4) the receiving of hotel and restaurant tax based on its

classification have not yet all have contribution against regional pure income of

Surakarta for the year of 2007 up to 2009.

Page 6: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Niken Indriani. EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007-2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana efektivitas

penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan tahun

2007-2009, (2) untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerimaan pajak hotel

dan restoran kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya tahun 2007-2009, (3)

untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara

keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah tahun 2007-2009, (4) untuk

mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran kota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya terhadap pendapatan asli daerah tahun 2007-2009.

Penelitian ini menggunakan metode diskritif kuantitatif. Populasi dari

penelitian ini adalah pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta dari tahun 2007-

2009.Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi. Sedangkan teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis rasio atau perbandingan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) penerimaan pajak hotel

dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan tahun 2007-2009 sangat efektif.

(2) Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya

selama tahun 2007-2009 belum semuanya efektif. Hal ini karena ada beberapa

objek pajak yang penerimaanya jauh darai target yang telah ditetapkan. (3)

Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan sangat

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah selama tahun 2007-2009. (4)

Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya

belum semuanya memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta selama tahun 2007-2009.

Page 7: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

• Hari gini tidak bayar pajak. Apa kata dunia.

(Dirjen Pajak)

• Sesungguhnya sesudah kesulitas itu ada kemudahan.

(QS. Al-Nasyrah: 6)

• Kita belajar bukan hanya untuk mengejar kesuksesan tetapi juga untuk

membesarkan jiwa.

(Rhachordas Chamchad)

• Ketika semua orang mau dan berkehendak untuk sadar terhadap

kekurangannya, maka semua masalah menjadi mudah untuk diselesaikan.

(Aisha Chuang)

• Syukuri apa yang selama ini telah kita punya dan iklaslah menjalani hidup,

maka kebahagian ada ditanggan kita.

( Penulis)

Page 8: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

• Almarhum bapak tercinta, akhirnya aku bisa memenuhi harapanmu.

• Ibuku tercinta, yang selalu mendampingi disetiap langkahku dengan kasih

sayang

• Buat Mas Pour, kakak terbaikku yang selalu menjadi tempat berbagi

• Lek Yono, yang selama ini telah menjadi pengganti bapak buatku

• Keponakanku tersayang Dek Daffa

• Nining, Rina, Risti dan Wiji yang selalu memberi semangat saat

mengerjakan skripsi

• Mbak nanak, fahim dan mbak yati yang telah memberi dukungan saat

mengerjakan skripsi

• Teman-teman PTN 2006

• Almamaterku

Page 9: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi

Kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima casi lepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Facultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izan

penulisan skripsi.

2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Sudarno, S. Pd, M.Pd. Ketua Program Pendidikan Ekonomi BKK PTN,

yang telah memberikan izan penulisan skripsi.

4. Dra. Sri Wahyuni, MM selaku pembimbing I dan Dra. Mintasih Indriayu,

M.pd selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan

dengan lancar.

5. Prof. Dr. Soetarno, M.Pd. pembimbing Akademik, yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan

Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata

Niaga yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada

penulis.

7. Rekan-rekan PTN 06’ yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang

membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam

menyelesaikan skripisi ini.

8. Semua Staf Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kota

Surakarta. Terima kasih sebesar-besarnya karena membantu dalam

memperoleh data penelitian dan dengan sukarela bersedia penulis

wawancari.

Page 10: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Semua staf Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kota Surakarta, terima

kasih atas waktu dan bantuannya dalam meperoleh data penelitian.

10. dan berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Page 11: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................ i

PENGAJUAN SKRIPSI .............................................................................. ii

PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

ABSTRACT……………………………………………………………......... v ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO ....................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

A. Landasan Teori ................................................................................. 6

1. Perpajakan .................................................................................. 6

2. Pajak Hotel dan Restoran ............................................................ 15

3. Pendapatan Asli Daerah .............................................................. 21

4. Efektivitas .................................................................................. 29

5. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran .......................................... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 33

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 35

D. Hipotesis .......................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 39

Page 12: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Populasi ........................................................................................... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

D. Rancangan Penelitian ....................................................................... 41

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 46

A. Diskripsi Data .................................................................................. 46

B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 51

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ....................................................... 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 74

A. Simpulan .......................................................................................... 74

B. Implikasi .......................................................................................... 76

C. Saran ................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78

LAMPIRAN ................................................................................................ 81

Page 13: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah kota Surakarta Tahun 2007-2009 .................................................................. 2

Tabel 2.1 Tarif Pajak Tetap .................................................................. 13

Tabel 2.2 Tarif Pajak Proposional ......................................................... 14

Tabel 2.3 Tarif Pajak Progresif .............................................................. 14

Tabel 2.4 Tarif Pajak Degresif .............................................................. 15

Tabel 3. Jenis dan Tarif Pajak Daerah ................................................. 25

Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun 2007 ........................................................................... 47

Tabel 4.2 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun 2008 ........................................................................... 47

Tabel 4.3 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun 2009 ........................................................................... 48

Tabel 5.1 Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2007 ........................................................................... 49

Tabel 5.2 Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2008 ........................................................................... 49

Tabel 5.3 Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2009 ........................................................................... 50

Tabel 6. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2009 ................................................................. 51

Tabel 7. Kriteria Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran ....................... 52

Tabel 8.1 Efektivitas Pajak Hotel Kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009 ............................................. 53

Tabel 8.2 Efektivitas Pajak Restoran Kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009 ............................................. 53

Tabel 9. Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009 ................... 53

Tabel 10.1 Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2007 ...................................... 54

Tabel 10.2 Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2008 ...................................... 54

Tabel 10.3 Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2009 ...................................... 55

Tabel 10.4 Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2007.................................. 55

Tabel 10.5 Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2008 ................................. 55

Tabel 10.6 Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2009 ................................. 55

Page 14: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 11.1 Efektivitas Objek-objek Pajak Hotel Terhadap PAD Tahun 2007-2009 ........................................................ 56

Tabel 11.2 Efektivitas Objek-objek Pajak Restoran Terhadap PAD Tahun 2007-2009 ......................................................... 57

Tabel 12. Kriteria Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran........................ 58

Tabel 13.1 Kontribusi Pajak Hotel secara keseluruhan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2009 .... 58

Tabel 13.2 Kontribusi Pajak Restoran secara keseluruhan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2009 .... 59

Tabel 14. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran secara Keseluruhan Tahun 2007-2009................................................................... 59

Tabel 15.1 Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007 ....................................... 60

Tabel 15.2 Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 ....................................... 60

Tabel 15.3 Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 ....................................... 61

Tabel 15.4 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007................................................................ 61

Tabel 15.5 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2008................................................................ 61

Tabel 15.6 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009................................................................ 61

Tabel 16.1 Kontribusi Objek-objek Pajak Restoran terhadap PAD Tahun 2007-2009 ......................................................... 62

Tabel 16.2 Kontribusi Objek-objek Pajak Restoran terhadap

PAD Tahun 2007-2009 ......................................................... 63

Page 15: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir .......................................................... 37

Page 16: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era Otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia

sejak 1 Januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi mencari sumber

penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dalam rangka

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini diatur dalam Undang-

undang Nomor 12 Tahun 2008 atas perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah

Undang-undang tersebut sekarang telah resmi berlaku, maka telah resmi

pula berlangsung proses pergeseran bandul pendelegasian dari sentralisasi

menjadi desentralisasi. Dengan kata lain desentralisasi lebih besar porsinya pada

Undang-undang tersebut dibanding dengan Undang-undang pendahuluanya.

Dengan demikian pemberian otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertangungjawab berarti bahwa pemberian otonomi kepada daerah harus benar-

benar mempertimbangkan kemampuan daerah untuk mengurus rumah tangganya

sendiri serta bertanggungjawab atas kemajuan pembangunan daerah selama tidak

bertentanggan dengan tujuan nasional. Pembangunan daerah merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional yang dalam pelaksanaannya memerlukan

adanya peran aktif atau partisipasi seluruh masyarakat.

Salah satu indikasi yang menunjukan suatu daerah itu dapat dikatakan

mampu dalam mengurus rumah tangganya sendiri adalah mampu membiayai

urusan yang diserahkan pemerintah pusat dengan keuangannya sendiri. Oleh

karena itu daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan

meningkatkan sumber keuangan sendiri, mengelola, dan menggunakannya untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan lebih meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakatnya. Upaya peningkatan sumber pendapatan asli

daerah dapat dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Salah satunya

Page 17: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah dengan meningkatkan efektivitas pemungutan, yaitu dengan

mengoptimalkan potensi yang ada serta terus berupaya menggali sumber-sumber

pendapatan baru yang potensinya memungkinkan untuk dipungut pajak maupun

retribusi.

Sesuai Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-undang No. 18 Tahun 1997,

pemerintah kota Surakarta mengelola 6 ( enam ) jenis pajak daerah. Salah satu

pajak daerah tersebut adalah pajak hotel dan restoran. Berikut ini adalah gambaran

mengenai realisasi pajak hotel dan restoran dan keberadaanya dibandingkan

dengan jenis pajak lainya kota Surakarta Tahun Anggaran 2007-2009.

Tabel 1.Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta dari Tahun 2007-2009 No

Jenis Pajak 2007 (Rp)

2008 (Rp)

2009 (Rp)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

P. Hotel P. Restoran P. Hiburan P. Reklame P. P. jalan P. Parkir

4.403.515.967 6.193.638.884 3.958.358.031 3.441.757.063

22.860.946.389 545.865.700

5.213.358.162 7.647.041.788 4.812.372.657 3.527.909.910

24.902.623.244 752.316.260

7.251.331.746 9.044.588.060 5.107.465.262 3.850.377.341

25.937.479.080 972.577.200

Sumber: (diolah) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta

Dari data diatas dapat diperoleh gambaran mengenai perkembangan pajak

daerah, khususnya pajak hotel dan restoran serta perkembangan Pendapatan Asli

Daerah di kota Surakarta dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Realisasi

penerimaan pajak hotel dan restoran setiap tahunnya mengalami kenaikan..

Apabila dibandingkan dengan penerimaan pajak secara keseluruhan, kelihatan

bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran merupakan penerimaan terbesar kedu

dan ketiga setelah pajak penerangan jalan.

Gambaran mengenai penerimaan pajak hotel dan restoran yang selalu

mengalami kenaikan menunjukan bahwa potensi pajak hotel dan restoran sebagai

sumber pendapatan asli daerah masih bisa untuk dioptimalkan sehingga

penerimaan pajak hotel dan restoran dapat meningkat. Untuk itu pemerintah perlu

Page 18: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel dan Restoran, agar penerimaan

pemerintah terus meningkat sehingga dapat mempelancar pembangunan. Untuk

mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam

bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif.

Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah Daerah Kota Surakarta

sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara aktif melakukan upaya

pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak

Hotel dan Restoran. Pemerintah Kota Surakarta melasifikasikan hotel di surakarta

menjadi 8 kelompok dan restoran menjadi 3 kelompok. Hotel dibagi menjadi hotel

bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua, hotel bintang satu, hotel melati

tiga, hotel metati dua dan hotel melati satu serta home stay. Sedangkan restoran

dibagi menjadi restoran, rumah makan dan kafe. Berdasarkan latar belakang yang

telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul ” EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN

RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

SURAKARTA TAHUN 2007-2009 ”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci

mengenai ruang lingkup atau permasalahan yang akan diteliti. Perumusan masalah

dapat memberikan arahan, analisis dan kesimpulan dalam penelitian. Berdasarkan

latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini sebagai berikut

1. Bagaimana efektivitas penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta

secara keseluruhan tahun 2007-2009?

2. Bagaimana efektivitas penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta

berdasarkan klasifikasinya tahun 2007-2009 ?

3. Bagaimana kontribusi pajak hotel dan restoran secara keseluruhan

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009?

4. Bagaimana kontribusi pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009 ?

Page 19: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan termasuk penelitian pada dasarnya selalu mempunyai

maksud dan tujuan tertentu yang dijadikan pedoman dan arahan. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 58) ” Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang

menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Oleh

karena itu dalam penelitian inipun terdapat tujuan penelitian.

Sesuai dengan permasahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak hotel dan restoran kota

Surakarta secara keseluruhan tahun 2007-2009.

2. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak hotel dan restoran kota

Surakarta berdasarkan klasifikasinya tahun 2007-2009.

3. Untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran secara keseluruan

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009.

4. Untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran berdasarkan

klasifikasinya terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-

2009.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian yang dapat digunakan oleh

berbagai pihak. Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang berhubungan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan secara konsep atau teori. Adapun manfaat teoritis dalam

penelitian ini adalah :

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dan

pengetahuan tentang pajak daerah khususnya adalah pajak hotel dan

restoran.

Page 20: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Untuk lebih mendukung teori-teori yang sudah ada sehubungan dengan

masalah yang telah dibahas dalam penelitian ini yaitu efektivitas dan

kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak lain penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah

perbendaharaan penelitian yang telah ada (bahan pustaka) serta dapat

dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan penelitian-

penelitian selanjutnya

b. Bagi pemerintah daerah Kota Surakarta penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kota Surakarta

dalam memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam

masalah pajak hotel dan restoran.

c. Bagi Penulis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana

menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah sekaligus menambah

wawasan dan pengetahuan yang berhubungan pajak daerah, terutama

tentang pajak hotel dan restoran.

Page 21: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Menurut Marx dan Goodson, sebagaimana dikutip Lexy J. Moleong (2000: 36)

menyatakan bahwa:

Teori ialah aturan menjelaskan proporsi atau seperangkat proporsisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati di antara kejadian-kejadian (yang diukur), (2) mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manisfestasi hubungan empiris apa pun secara langsung.

Teori-teori yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perpajakan

a. Pengertian Pajak

Dalam suatu negara pastilah terdapat pemerintahan yang berperan

mengatur seluruh kepentingan masyarakat, dalam menjalankan roda pemerintahan

diperlukan biaya yang jumlahnya sangat besar untuk memperlancar jalannya

pemerintahan tersebut. Biaya itu berasal dari pendapatan-pendapatan pemerintah,

yang salah satunya bersumber dari pajak. Ada beberapa pengertian tentang pajak

menurut para ahli dimana memberikan definsi yang berbeda-beda.

Menurut Kesit Bambang Prakosa (2005: 1) pengertian Pajak adalah iuran

wajib anggota masyarakat kepada negara karena Undang-Undang, dan atas

pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung

dapat ditunjuk.

Sedangkan menurut Rokhmad Sumitro, seperti yang dikutip oleh

Mardiasmo (2003: 1), “ Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

Page 22: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(kontrapestasi) yang langsung dapat menunjukan dan digunakan untuk membayar

pengeluaran umum”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ciri-ciri pajak adalah sebagai berikut :

1) Pajak dipungut oleh negara, berdasarkan kekuatan Undang-undang

serta aturan pelaksanaannya.

2) Dalam pembayaran pajak tidak mendapat kontra prestasi individu oleh

pemerintah atau tidak ada hubungan langsung antara jumlah

pembayaran pajak dengan kontra prestasi individu.

3) Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan kontrapestasi

dari negara.

4) Diperuntukan bagi pengeluaran rutin pemerintah.

5) Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang tidak budgeter yaitu

mengatur.

b. Fungsi Pajak

Terdapat 2 (dua) fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan

negara) dan fungsi regulerrend (mengatur), (Siti Resmi.2004: 2).

1) Fungsi Budgetair, yaitu sebagai sumber penerimaan kas negara yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.

2) Fungsi Mengatur, yaitu sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan

negara dalam bidang ekonomi maupun sosial dan sebagai alat untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan.

c. Pengelompokan Pajak

Menurut Siti Resmi (2004) pajak dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu

pengelompokan menurut golonganya, pengelompokan menurut sifatnya dan

pengelompokan menurut lembaga pemungutan.

Page 23: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1) Pengelompokan Pajak menurut Golongan.

Menurut golongannya, pajak dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu pajak

langsung dan pajak tidak langsung.

a) Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang beban pembayarannya harus ditanggung

oleh wajib pajak, tidak dapat dilimpahkan kepihak lain. Contoh : Pajak

Penghasilan.

b) Pajak tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pembayarannya dapat

dilimpahkan kepada orang lain. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat

suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak,

misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh : Pajak Pertambahan

Nilai. Dimana beban Pajak Pertambahan Nilai dapat dilimpahakan dari

produsen ke konsumen.

2) Pengelompokan Pajak menurut Sifat.

Menurut sifatnya, pajak dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu Pajak

Subjektif dan Pajak Objektif

a) Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan

keadaan pribadi pembayarnya (subyeknya), seperti status perkawinan,

banyaknya, dan tanggungan lainnya. Keadaan pribadi Wajib Pajak

selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena

pajak. Contohnya adalah Pajak Penghasilan (PPh).

b) Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan

obyeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang

Page 24: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menyebabkan kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan

pribadi subyek pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contohnya

adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

3) Pengelompokan Pajak menurut Lembaga Pemungut.

Menurut lembaga pemungutannya, pajak dikelompokan menjadi 2(dua)

yaitu pajak pusat dan pajak daerah.

a) Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang

penyelenggaraannya dilaksanakan oleh departemen keuangan dan hasilnya

digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya.

Contohnya adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah,Pajak Bumi dan Bangunan.

b) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik

daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai

anggaran rumah tangga pemerintah daerah masing-masing.Contoh Pajak

Daerah Tingkat I (Propinsi) adalah Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor, Bea balik Nama Tanah. Contoh Pajak Daerah

Tingkat II (Kotamadya/Kabupaten) adalah Pajak Hotel dan Restoran,

Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame.

d. Asas-asas Pemungutan Pajak

Proses pemungutan pajak baik yang dikelola pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas-asas pemungutan pajak (Siti

Resmi, 2004: 9). Yaitu antara lain :

Page 25: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Asas Domisili (Tempat tinggal).

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik yang

berasal dari dalam negri maupun berasal dari luar negeri.

2) Asas Kebangsaan

Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan

kebangsaan suatu negara. Contohnya pajak bangsa asing di Indonesia

dikenakan atas setiap orang asing yang bukan berkebangsaan Indonesia

yang bertempat tinggal di Indonesia

3) Asas Sumber Penghasilan

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas

penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan wilayah

tempat tinggal wajib pajak.

e. Syarat-syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan dan perlawanan

maka harus memenuhi syarat-syarat pemungutanya. Menurut Mardiasmo (2001)

syart syarat pemungutan pajak adalah sebagai berikut :

1) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) sesuai dengan tujuan

dan hukum yang berlaku. Adil dalam perundang-undangan

diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

2) Pemungutan pajak haruslah berdasarkan Undang-undang (syarat

yuridis). Di Indonesia diatur dalam Undang-undang 1945 pasal 23 ayat

2. hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan,

baik bagi negara maupun warganya.

3) Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu perekonomian ( syarat

ekonomis). Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran

Page 26: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan

kalesuan perekonomian masyarakat.

4) Pemungutran pajak harus efisien ( syarat finansiil). Sesuai deangan

fungsi bugjetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga

lebih rendah dari hasil pemungutanya.

5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana. Sistem yang sederhana

akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi

kewajiban perpajakanya.

Disamping itu ada beberapa teori yang mendukung hak negara untuk

memungut pajak dari rakyatnya, sehingga secara teoritis pemungutan pajak yang

dilakukan negara itu dapat dibenarkan baik dipandang dari sisi yuridis maupun

sisi ilmiah menurut Kesit Bambang Prakosa (2005) teori-teori tersebut adalah:

a) Teori Asuransi

Pajak diasumsikan sebagai premi asuransi yang harus dibayar oleh

masyarakat (tertanggung) kepada negara (penanggung). Kelemahan teori

ini, jika rakyat mengalami kerugian seharusnya ada penggantian dari

negara kenyataannya tidak ada. Selain itu, besarnya pajak yang dibayar

dan jasa yang diberikan tidak ada hubungan langsung.

b) Teori Kepentingan

Pajak dibebankan atas dasar kepentingan (manfaat) bagi masing-masing

orang. Teori ini dikenal sebagai Benefit Approach Theory.

c) Teori Daya Pikul

Kesamaan beban pajak untuk setiap orang sesuai daya pikul masingmasing

orang. Ukuran daya pikul ini dapat berupa penghasilan dan kekayaan atau

pengeluaran seseorang. Teori ini dikenal sebagai Ability to Pay Approach

Theory.

Page 27: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d. Teori Bakti

Pajak (kewajiban asli) merupakan bukti tanda bakti sesesorang kepada

negaranya.

e. Teori Asas Daya Beli

Dasar pemungutan pajak, pada kepentingan masyarakat bukan pada

individu atau negara. Keadilan dipandang sebagai efek dari pemungutan

pajak.

f. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Siti Resmi (2004) sistem pemungutan pajak tiga, yaitu :

1) Official Assesment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur

perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya

sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem

ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak sepenuhnya ditangan

aparatur perpajakan. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan

pemungutan pajak banyak bergantung pada aparatur perpajakan (peranan

dominant ada pada aparatur perpajakan).

2) Self assesment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak

untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai

dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini,

inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak sepenuhnya ditangan

Wajib Pajak. Wajib Pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu

memahami peraturan perpajakan yang sedang belaku, dan mempunyai kejujuran

yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Dengan

demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak

bergantung pada Wajib Pajak sendiri (peranan dominan ada pada Wajib Pajak).

Page 28: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan undang-undang perpajakan,

keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak,

menyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang

tersedia. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak

banyak bergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk

f. Tarif Pajak

Untuk menghitung pajak diperlukan tarif dan dasar penggenaan pajak.

Berikut tariff pengenaan pajak menurut Siti Resmi (2004) :

1) Tarif Tetap

Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapapun

besarnya dasar pengenaan pajak. Tabel dibawah ini akan menunjukan tarif

penggenaan pajak tetap

Tabel 2.1 Tarif Pajak Tetap

Dasar Penggenaan Pajak Tarif Pajak Pajak Terutang Rp. 1.000.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00 Rp.3.000.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00

Di Indonesia, tarif tetap diterapkan pada bea materai. Pembayaran dengan

menggunakan cek atau bilyet giro untuk berapapun jumlahnya dikenakan pajak

Rp 6000,00.

2) Tarif Proporsional (sebanding)

Tarif Proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya

tetap terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar

Page 29: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pengenaan pajak maka akan semakin besar pula jumlah pajak yang terutang

dengan kenaikan yang proporsional atau sebanding. Tabel dibawah ini akan

menunjukan tarif penggenaan pajak proposional.

Tabel 2.2.Tarif Pajak Proposional

Dasar Penggenaan Pajak Tarif Pajak Pajak Terutang Rp. 1000.000,00 10 % Rp. 100.000,00 Rp. 2000.000,00 10 % Rp. 200.000,00 Rp. 3000.000,00 10 % Rp. 300.000,00

3) Tarif Progresif (Meningkat)

Tarif progresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin

meningkat dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.Tabel dibawah

ini akan menunjukan tarif penggenaan pajak progresif

Tabel 2.3. Tarif Pajak Progresif

Dasar Penggenaan Pajak Tarif Pajak Pajak Terutang Rp. 10.000.000,00 15 % Rp. 1.500.000,00 Rp. 40.000.000,00 25 % Rp. 10.000.000,00 Rp. 60.000.000,00 35 % Rp. 21.000.000,00

Tarif progresif dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Tarif Progresif-Proporsional, merupakan tarif berupa persentase

tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar

pengenaan pajak, dan kenaikan persentase tersebut adalah tetap.

b) Tarif Progresif-Progresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu

yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan

pajak, dan kenaikan persentase tersebut juga semakin meningkat.

c) Tarif Progresif-Degresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu

yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan

pajak, dan kenaikan persentase tersebut semakin menurun.

Page 30: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Tarif Degresif (Menurun)

Tarif degresif atau menurun adalah tarif berupa prosentase tertentu yang

semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. Contoh

penggenaan tarif degresif dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Tarif Pajak Degresif

Dasar Penggenaan Pajak Tarif Pajak Pajak Terutang Rp. 20.000.000,00 10 % Rp. 2.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 9 % Rp. 2.700.000,00 Rp. 40.000.000,00 8 % Rp. 4000.000,00

2. Pajak hotel dan restoran Pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan

pembangunan memerlukan biaya atau dana yang tidak sedikit jumlahnya. Tanpa

adanya biaya atau dana yang cukup maka tidak mungkin daerah-daerah itu dapat

mengatur dan mengurus rumah tangganya selain dari dana perimbangan,

pembiayaan penyelenggaraan tugas pemerintah daerah juga berasal dari

pendapatan asli daerah, oleh karena itu diharapkan pemerintah daerah mampu

mengoptimalkan dan mengelola dengan baik sumber penerimaan daerah yang

salah satunya adalah dari pemungutan pajak hotel.

a. Pengertian Pajak Hotel

Menurut Hotel Proprietors Act seperti yang dikutip oleh Agus

Sulastiyono (2001: 4) hotel adalah suatu perusahaan yang menyediakan pelayanan

makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang

membutuhkan dan mampu untuk membayar sesuai dengan tarif yang ada sesuai

dengan pelayanan yang diterima tanpa perjanjian khusus. Sedangkan menurut

Perda Surakarta Nomor 9 Tahun 2002 menyatakan bahwa ” Hotel adalah

bangunan khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/ istirahat,

memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainya dengan dipungut bayaran,

termasuk bangunan lainya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang

sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran”.

Page 31: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya

adalah:

1) Suatu jenis akomodasi

2) Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada

3) Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa

penunjang lainya

4) Disediakan bagi umum

5) Dikelola secara komersial

Berdasarkan pengertian definisi hotel diatas maka pajak hotel adalah

adalah pajak yang dipungut atas semua pelayanan penginapan beserta fasilitas

yang diberikan. Pemungutan pajak hotel di Surakarta dikelompokan berdasarkan

klasifikasi hotel, yaitu hotel bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua,

hotel bintang satu, hotel melati tiga, hotel melati dua, hotel melati satu dan home

stay.

b. Pengertian Pajak Restoran

Menurut Marsum (1993: 7) ” Restoran adalah suatu tempat atau bangunan

yang diorganisasi secara komersial, yang menjelenggarakan pelayanan dengan

baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum”. Sedangkan

menurut Perda Kota Surakarta No. 10 Tahun 2002 menyatakan bahwa ” Restoran

atau rumah makan (termasuk warungan/ PKL) adalah tempat menyantap makanan

dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk boga

atau katering ”. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun

pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri diluar bangunan tersebut. Berdasarkan

pengertian diatas pajak restoran adalah pajak atas semua pelayanan penjualan

makanan dan minuman di restoran. Dalam pemungutanya dikelompokan

berdasarkan pada klasifikasi yaitu restoran, rumah makan dan kafe.

Page 32: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Objek Pajak

Menurut Peraturan Daerah kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2002 yang

termasuk objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan

pembayaran di hotel, termasuk

1) Fasilitas pengginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.

2) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau

tempat tinggal jangka pendek, yang sifatnya memberikan kemudahan

dan kenyamanan.

3) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu

hotel dan bukan untuk umum.

4) Jasa persewaan mangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Menurut Perda Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2002 tentang pajak

restoran, yang dimaksud dengan objek pajak restoran adalah setiap pembayaran

atas penjualan makanan dan atau minuman yang disedikan di restoran (termasuk

warungan / PKL) dengan pembayaran, termasuk pelayanan atau yang dibawa

pulang

d. Pengecualian Objek Pajak

Tidak semua pelayanan yang dilakukan oleh hotel termasuk kedalam objek

pajak hotel, ada beberapa pengecualian objek pajak hotel. Menurut Perda No. 9

Tahun 2002 beberapa pengecualian objek pajak hotel yaitu ;

1) Penyewaan rumah atau kamar apartemen dan atau fasilitas tempat

tinggal lainya yang tidak menyatu dengan hotel.

2) Pelayanan tinggal di asrama atau pondok pesantren

3) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang

dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan membayar.

4) Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai oleh umum di

hotel.

5) Pelayanan perpajakan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan

dimanfaatkan oleh umum

Page 33: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pengecualiaan objek pajak juga terdapat dalam pajak restoran. Menurut

Perda No. 10 Pasal 3 Tahun 2002 Pengecualiaan objek pajak restoran antara lain :

1) Pelayanan usaha jasa boga atau katering

2) pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang

peredaranya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan walikota.

e. Subjek Pajak

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban

perpajakan, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu dan yang dimaksud

badan dalam pengertian diatas adalah perseroan terbatas , perseroan komanditer,

BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan

koperasi, lembaga dan bentuk usaha tetap. Subjek pajaknya adalah orang pribadi

atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan pelayanan

penjualan dan atau minuman direstoran (termasuk Warungan/ PKL)

f. Dasar Pengenaan Tarif Pajak Hotel dan Restoran

Berdasarkan Peraturan daerah Nomor 9 pasal 4 dan Nomor 10 pasal 5

Tahun 2002 tentang dasar pengenaan pajak hotel dan restoran adalah jumlah

pembayaran yang dilakukan subyek pajak kepada pihak hotel dan restoran

(termasuk warungan / PKL) atas pelayanan yang diberikan.

g. Tarif Pajak

Tarif pajak yang paling tinggi bertujuan untuk memberikan perlindungan

kepada masyarakat dari penetapan tarif yang terlalu memberatkan. Tarif yang

paling rendah tidak ditetapkan untuk memberikan peluang kepada pemerintah

daerah untuk mengatur sendiri besarnya tarif pajak yang sesuai dengan kondisi

masyarakat di daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2002 pasal 5, tarif pajak

hotel ditetapkan sebagai berikut :

1) Hotel ditetapkan 10 % dari jumlah pembayaran.

Page 34: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Hotel lainya ( Home Stay, penginapan, rumah kost yang jumlah

kamarnya lebih dari 10 kamar) ditetapkan 5 % dari jumlah

pembayaran.

3) Khusus rumah kost yang dihuni mahasiswa dan pelajar dikenakan tarif

setinggi-tingginya 5 % dari pembayaran.

Sedangkan tarif pajak restoran sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2002 pasal 6, yang ditetapkan sebagai berikut :

1) Kategori A ( Restoran atau rumah makan dengan fasilitas minimal

berupa kontruksi bangunan permanen atau semi permanen) ditetapkan

10 % dari pembayaran.

2) Kategori B ( Restoran atau rumah makan termasuk warungan / PKL)

yang maksimal memiliki fasilitas kontruksi bangunan berupa tenda

atau kontruksi bongkar pasang/ knockdown) ditetapkan 5 % dari

jumlah pembayaran.

h. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 9 pasal 7 dan No. 10 Pasal

8 Tahun 2002 mengenai masa pajak dan saat pajak terutang, menjelaskan Masa

pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 ( satu) bulan atau jangka waktu lain

yang ditetapkan oleh walikota. Sedangkan saat pajak terutang adalah pada saat

terjadinya pelayanan penginapan di hotel dan pelayanan atas penjualan makanan

dan atau minuman di restoran.

i. Tata cara Pembayaran dan Pemungutan Pajak

Tatacara pelaksanaan pembayaran dan pemungutan pajak berdasarkan

Peraturan Daerah No. 9 dan No.10 Tahun 2002 adalah sebagai berikut :

1) Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah.

2) Pemungutan pajak tidak dapat diborongkan

3) Pajak dibayar sendiri oleh wajib pajak yang dapat dilakukan di kas

daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh walikota sesuai waktu yang

ditentukan dengan menggunakan Surat Pemberitahun Pajak Daerah

Page 35: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan

Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Daerah Kurang

Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

atau dokumen lain yang dipersamakan, antara lain berupa rekening

yang sudah dilegalkan ataupun akarcis.

4) Untuk Wajib Pajak yang menjalankan restoran (termasuk

warungan/PKL) dengan omzet Rp. 300 juta/tahun atau lebih wajib

menyelenggarakan pembukuan, pembukuan tersebut dimaksudkan

agar dapat dijadikan dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang.

5) Pembayaran harus dilakukan secara tunai atau lunas paling lambat 10

(sepuluh) hari setelah berakhirnya masa pajak dan apabila pembayaran

pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak

harus disetor ke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam

waktu yang ditentukan oleh walikota

6) Jika tidak dibayar setelah waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak

SKPD diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2

% setiap bulan dan ditagih dengan menebitkan STPD ( Surat Teguran

Pajak Daerah)

7) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 7

( tujuh) hari setelah pemberitahuan Surat Paksa pejabat segera

menerbitkan Surat Perintah melaksanakan penyitaan.

j. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran

Pemungutan pajak hotel dan restoran dilakukan oleh Pemerintah Kota

Surakarta dengan berlandaskan sumber hukum antara lain :

1) Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

dalam pasal 82 yang menyatakan bahwa :

Ayat 1. Daerah dapat menetapkan pajak dan retribusi dengan Peraturan

Daerah sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Ayat 2. Peraturan tatacara pemungutan pajak dan retribusi daerah

termasuk pengembalian atau pembebasan pajak dan /atau

Page 36: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

retribusi daerah yang dilakukan dengan berpedoman pada

ketentuan antara pemerintah pusat dan daerah.

2) Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangn Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3) Undang-undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

4) Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 9 Tahun 2002 tentang Pajak

Hotel

5) Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 10 Tahun 2002 tentang Pajak

Restoran.

3. Pendapatan Asli Daerah Setiap daerah harus dapat mengatur rumah tangganya sendiri termasuk

dalam urusan pendanaan yang diperlukan daerah untuk melakukan pembangunan.

Untuk itulah diperlukanya sumber-sumber keuangan daerah. Sumber keuangan

yang berasal dari dalam daerah itu sendiri biasa disebut dengan pendapatan asli

daerah.

Menurut UU No. 34 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah ” Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku”. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah menurut Deddy Supriadi B dan

Dadang Solihin (2002: 173) adalah penerimaan yang diperoleh daerah yang

berasal dari sumber-sumber wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah. Pengertian Pendapatan Asli Daerah dapat diartikan sebagai

pendapatan yang didapat oleh daerah yang bersumber dari dalam daerah itu

sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah dan perundang-undangan

yang berlaku.

Page 37: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a. Keuangan Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah menjelaskan bahwa, ” Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Keuangan daerah timbul dengan adanya penyelenggaraan fungsi-fungsi

pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi. Pada umumnya fungís-fungsi yang

bersifat lokal diserahkan kepada pemerintah daerah dengan tujuan untuk

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk dapat meningkatkan sumber

pendapatan daerah, maka pemerintah daerah harus dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik, baik dalam hal pengelolaan maupun penggunaannya. Menurut

penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Keuangan daerah dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertanggungjawab, diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali

sumber keuangan sendiri, yang didukung oleh perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan daerah serta antara propinsi dan

kabupaten/ kodya yang merupakan prasyarat dalam sistem pemerintah

daerah.

2) Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah kewenangan keuangan

yang melekat pada setiap kewenangan pemerintah menjadi wewenang

daerah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kewenangan yang

dimiliki daerah dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat atau

rumah tangganya sendiri sangat berkaitan dengan masalah penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah daerah tidak akan dapat

menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan tanpa adanya

biaya atau dana. Apalagi di era otonomi daerah saat ini, daerah diharapkan

mampu menggali sumber-sumber keuangan daerah yang dimilikinya.

Page 38: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan

daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self

supporting dalam bidang keuangan daerah. Dengan perkataan lain faktor

keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah

dalam melaksanakan pembangunan daerah. Hal ini berarti dalam penyelenggaraan

urusan rumah tangga daerah membutuhkan dana atau uang.

Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan daerah, Pamudji

menegaskan, seperti yang dikutip oleh J. Riwu Kaho (1995: 124) :

Pemerintah Daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.

Bersadarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya, daerah membutuhkan dana atau uang. Tanpa

dana yang cukup maka daerah tidak mungkin dapat menyelenggarakan tugas

kewajiban serta kewenangan dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerah

serta pembangunan yang telah direncanakan tidak tercapai.

b. Sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah merupakan semua perolehan uang atau dana bagi

daerah yang digunakan untuk membiayai urusan-urusan pemerintahan dan

pembangunan di daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah bagian dari sumber

pendapatan daerah yang merupakan sumber dana pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan. Selain itu pendapatan asli daerah juga termasuk

usaha daerah guna memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat.

Adapun sumber-sumber pendapatan daerah menurut UU No. 33 tahun 2004 ada

empat, yaitu :

a. Hasil pajak daerah

b. Hasil retribusi daerah

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

lainya yang dipisahkan

Page 39: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Lain-lain PAD yang sah

Berikut ini penjelasan dari masing-masing sektor Pendapatan Asli Daerah :

1) Pajak Daerah

a) Pengertian Pajak Daerah

Agar suatu daerah dapat membiayai, memajukan dan mengurus rumah

tangganya sendiri maka haruslah ditempuh suatu kebijaksanaan yang mewajibkan

setiap orang untuk membayar pajak sesuai dengan kewajibanya. Menurut

Mardiasmo (2003: 93) ” Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah

berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah (melalui Perda) untuk

kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah. Pendapat lain juga

dikemukanan oleh Andriani seperti yang dikutip oleh Mohammad Zain (2005: 10)

pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang terutang yang dibayar

menurut peraturan-peraturan umum dengan tidak mendapat kontrapestrasi secara

langsung dan berguna untuk membiayai pengeluaran-pengeluran pemerintah.

Sedangkan menurut Perda kota Surakarta No. 9 dan No. 10 Tahun 2002 tentang

pajak hotel dan restoran adalah:

” Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan peraturan perundangan yang berlaku yang diperuntukan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah”. Dari pendapat tersebut di atas terlihat bahwa ciri-ciri mendasar pajak

adalah :

(1) Pajak dipungut oleh negara berdasarkan undang-undang dan peraturan

hukum lainya.

(2) Pajak dipungut tanpa adanya kontraprestasi yang secara langsung

(3) Hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran

umum negara untuk menyelenggarakan pemerintahan

(4) Pajak disamping sebagai sumber keuangan negara juga berfungsi

sebagai pengatur atau melaksanakan kebijakan negara

Page 40: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b) Jenis-jenis Pajak Daerah

Mengenai ketentuan-ketentuan pokok yang memberikan pedoman

kebijaksanaan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan pemungutan pajak

daerah untuk menjamin penerapan prosedur umum pajak daerah telah diatur

dalam Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah.

Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah jenis dan tarif pajak daerah adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis dan Tarif Pajak Daerah

No. Jenis Pajak Tarif Pajak

Pengenaan Tarif Pajak

1 Pajak Propinsi : a. Pajak kendaraan

bermotor dan kendaraan diatas air

b. Bea balik nama

kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

c. Pajak bahan bakar

kendaraan bermotor

d. Pajak pengambilan

dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

5 %

10 %

5 %

20 %

1) Tarif pajak kendaraan bermotor

dikenakan atas nilai jualnya serta faktor-faktor penyesuaian yang mencerminkan biaya ekonomis yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor, misalnya kerusakan jalan dan lingkungan

2) Tarif pajak kendaraan di atas air dikenakan atas nilai jualnya

Atas nilai jualnya Atas nilai jualnya Atas nilai perolehan air yang diambil dan dimanfaatkan, antara lain berdasarkan jenis, volume, kualiatas air, dan lokasi sumber air

2 Pajak kabupaten : a. Pajak hotel

10 %

Atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel

Page 41: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan

jalan f. Pajak pengambilan

bahan galian golongan C

g. Pajak parkir

10 %

35 %

25 %

10 %

20 %

20 %

Atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran Atas jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan / atau menikmati hiburan Atas nilai sewa reklame, yang didasarkan atas nilai jual objek pajak reklame dan nilai strategis pemasangan reklame Atas nilai jual tenaga listrik yang terpakai Atas nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C Atas penerimaan penyelenggaraan parkir yang berasal dari pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir kendaraan bermotor

Sumber : ( Diolah) Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi

daerah

Dari penggolongan jenis pajak diatas, pajak hotel dan restoran adalah salah

satu jenis pajak yang termasuk pajak kabupaten/kota dan merupakan salah satu

sumber pendapatan asli daerah dan keberadaan pajak daerah bertujuan sebagai

bentuk pelayanan kepada masyarakat umum yang dikelola dan diserahkan oleh

pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi

Selain jenis-jenis pajak yang telah dikemukakan diatas menurut Deddy

Supriadi B dan Dadang Solihin (2002: 268-269) pemerintah daerah dapat

menetapkan jenis pajak lainya sesuai dengan peraturan daerah apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut :

(1) Bersifat pajak bukan retribusi

(2) Objek pajak terletak atau berada dalam wilayah daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta

hanya melayani masyarakat diwilayah daerah yang bersangkuatan

Page 42: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(3) Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum

(4) Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi atau objek pajak

pusat

(5) Potensinya memadai, yang berarti bahwa hasil pajak cukup besar

sebagai pendapatan daerah dan laju pertumbuhanya sejalan dengan laju

pertumbuhan ekonomi daerah

(6) Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif, yang berarti bahwa

pajak tidak mengganggu alokasi sumber-sumber ekonomi secara

efisien dan tidak menghalangi arus sumberdaya ekonomi antar daerah

maupun kegiatan ekspor-impor

(7) Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat

(8) Menjaga kelestarian lingkungan, yang berarti pajak tidak memberikan

kesempatan kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk merusak

lingkungan yang nantinya akan menjadi beban pemerintah pusat.

2) Retribusi Daerah

Sumber pendapatan asli daerah yang penting lainya adalah retribusi

daerah. Pengertian retribusi secara umum adalah pembayaran-pembayaran kepada

negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2003: 100) ,” Retribusi daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan”.

Menurut Davey seperti yang dikutip oleh Andrian Sutedi ( 2008: 78),

pembayaran retribusi harus memenuhi dua syarat,yaitu dasar untuk mengenakan

retribusi biasanya harus didasarkan pada total cost dari pada pelayanan-pelayanan

yang disediakan dan dalam beberapa hal, retribusi biasanya harus didasarkan pada

kesinambungan harga jasa suatu pelayanan.

Page 43: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Retribusi daerah pada dasarnya dapat digolongkan menjadi beberapa

macam. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 pasal 18 Ayat 2 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

a) Retribusi yang ditetapkan dengan peraturan perintah meliputi :

(2) Retribusi jasa umum

(3) Retribusi jasa usaha

(4) Retribusi perizinan

b) Retribusi yang ditetapkan dengan peraturan daerah adalah retribusi

selain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

3) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Lainya yang Dipisahkan

Sumber pendapatan asli daerah yang lain adalah hasil perusahaan daerah

yang diharapkan sebagai sumber pemasukan. Berdasarkan penjelasan UU No.33

Tahun 2004 tentang Keuangan Daerah, Pasal 157 huruf a Angka 3 jenis

penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

ditetapkan dalam perda berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Tiap-

tiap daerah memiliki pemasukan yang berbeda tergantung dari potensi daerah

masing-masing. Daerah yang memiliki kekayaan yang dipisahkan lalu ditanamkan

maka daerah yang bersangkutan akan mendapatkan keuntungan dari investasinya.

Keuntungan tersebut bisa berupa bagian laba atau deviden. Daerah yang

bersangkutan bisa juga menjual sahamnya kembali

4) Lain -lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Sumber pendapatan asli daerah selanjutnya adalah lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang sah. Berdasarkan penjelasan UU No. 32 Tahun 2004 pasal 6

Ayat 1 Huruf d, jenis penerimaan yang termasuk lain-lain PAD yang sah adalah :

a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

b) Jasa giro

c) Pendapatan bunga

d) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

Page 44: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau pengadaan barang dan/ jasa oleh daerah

4. Efektivitas (Daya Guna)

a. Pengertian Efektivitas

Menurut The Liang Gie seperti yang dikutip oleh Abdul Halim dan

Theresia Damayanti (2004: 166) efektifitas adalah suatu keadaan yang terjadi

sebagai akibat yang dikehendadaki. Kalau seseorang melakukan sesuatu perbuatan

dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan

efektif bila menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendaki. Efektivitas dapat

dinilai atas tujuan yang bisa dilaksanakan dan bukan pada konsep tujuan yang

maksimum. Sedangkan menurut Jone dan Pendlebury, adalah suatu ukuran

keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan (Abdul

Halim dan Theresia Damayanti, 2004:156). Dan menurut Devas (1989: 144)

efektifitas mengukur hubungan antara hasil pajak yang dipungut dan potensi dari

pajak tersebut. Dengan menganggap semua wajib pajak membayar pajak masing-

masing dan seluruh pajak yang terutangnya.

Devas ( 1989: 144-145) mengemukakan bahwa efektivitas menyangkut

semua tahap administrasi penerimaaan pajak yang meliputi penentuan wajib

pajak, penetapan nilai kena pajak, pemungutan pajak, penegakan sistem pajak,

dan pembukuan penerimaan.

1) Menentukan Wajib Pajak

Menentukan wajib pajak dengan menggunakan prosedur yang dapat

menyulitkan wajib pajak dalam menyembunyikan utangnya. Hal ini

dapat dilakukan bila pembanyaran pajak bersifat otomatis

2) Menetapkan Nilai Pajak Terutang

Nilai pajak terutang harus ditentukan dengan cermat. Hal ini

melibatkan wajib pajak atau petugas pajak dalam menentukan nilai

sesungguhnya dari objek pajak dan menentukan tarif pajak yang benar.

Page 45: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Semakin besar wewenang petugas pajak dalam menentukan pajak

terutang semakin besar pula kesempatan untuk melakukan

perundingan. Kerjasama ini tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi

dapat diminimalisir dengan cara memisahkan fungsi penetapan pajak

terutang dengan dengan fungsi pemungutan pajak.

3) Memungut Pajak

Memungut pajak terutang pada waktunya dapat lebih mudah apabila

pembayaran bersifat otomatis. Misalnya orang membeli karcis nonton

bioskop maka dalam pembayaran karcis tersebut sudah dikenai pajak.

Selain pemungutan pajak secara otomatis diperlukan juga peraturan

dan penegakan hukum yang tegas terhawap wajib pajak yang Belem

membayar pajak terutangnya.

4) Pemeriksaaan Kelalaian Pajak

Untuk mengetahui wajib pajak yang belum memenuhi kewajiban

pajaknya diperlukan sistem pencatatan yang baik , sehingga kelalaian

pembayaran pajak dapat diketahui. Sistem ini harus dilengkapi dengan

prosedur untuk menegakan pajak dan harus sungguh-sungguh

dijalankan.

5) Prosedur Pembukuan yang Baik

Prosedur pembukuan yang baik dibutuhkan agar semua pajak yang

telah terpungut petugas benar-benar dibukukan dan masuk dalam

rekening pemerintah. Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk

mencegah kehilangan atau pencurian hasil pajak, pembukuan yang

cermat, pemeriksaan silang oleh berbagai petugas dan sistem

pengawasan keuangan.

Efektivitas bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau

manfaat yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan

sebelumnya dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah

Page 46: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan

biaya yang paling rendah. Secara rinci menurut Abdul Halim dan Theresia

Damanyanti ( 2007: 74) tujuan pelaksanaan audit. Efektivitas adalah dalam rangka

:

1) Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan,

apakah sudah memadai dan tepat.

2) Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan.

3) Menilai efektivitas program dan unsur-unsur program secara terpisah.

4) Mengidentifikasikan faktor yang menghambat pelaksanaan program

yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya

yang rendah.

5) Menentukan apakah program saling melengkapi, tumpang tindih atau

bertentangan dengan program lain.

6) Mengindentifikasikan cara untuk dapat melaksanakan program

tersebut dengan lebih baik.

7) Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

untuk program tersebut.

8) Menilai apakah sistem pengendalian menajemen sudah cukup

memadai untuk mengukur, melaporkan dan memantau efektivitas

program.

9) Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah

dan dapat dipertanggungjawaban mengenai efektivitas program.

.

b. Teknik Pengukuran Tingkat Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi

tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat

adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah

dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektifitas hanya melihat apakah

suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Page 47: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Efektivitas mengukur tingkat output terhadap target yang diharapkan. Oleh

karena itu pengukuran efektivitas memerlukan data-data realisasi pendapatan dan

anggaran atau target pendapatan. Menurut Mohamad Mahsum (2006: 187)

formula untuk mengukur efektivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat Efektivitas :

Dengan perhitungan diatas dapat diketahui besarnya efektivitas

pengelolaan Pajak Hotel, dengan asumsi bahwa semakin besar angka efektifitas

yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat efektifitasnya. Angka efektifitas ini

menunjukkan kemampuan memungut dan mengukur apakah tujuan aktivitas

pemungutan dapat dicapai. Dengan demikian, semakin besar efektivitas

menunjukan semakin efektif aktivitas pemungutannya. Artinya, semakin besar

kemampuan memungutnya dan tujuan aktivitas pemungutan semakin mendekati

untuk dapat dicapai (Prakosa Kesit Bambang, 2005:144).

Untuk dapat menentukan apakah pemungutan pajak telah efektif

atau belum, diperlukan adanya suatu kriteria efektifitas. Kriteria efektivitas

menurut A. A. N. B. Dwiranda (http//ejournal. Unud. Ac. Id, diunduh tanggal 24

Agustus, 2009) adalah sebagai berikut ;

a. > 100% sangat efektif

b. > 90%-100% efektif

c. > 80%-90% cukup efektif

d. >60%-80% kurang efektif

e. ≤ 60% tidak efektif

5. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran

Menurut Abdul halim( 2001: 163) kontribusi penerimaan pajak hotel dan

restoran terhadap pendapatan asli daerah dapat diukur dengan membandingkan

Realisasi Pendapatan X 100% Anggaran Pendapatan

Page 48: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

antara realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran dengan realisasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini senada dengan yang dikemukan Nugroho

Budiyuwono (1995:160) Perbandingan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Pn : Kontribusi penerimaan pajak Hotel dan Restoran terhadap

pendapatan asli daerah (Rupiah)

QX :Jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran (Rupiah)

QY :Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah (Rupiah)

n : Tahun (periode) tertentu

Setelah hasil perbandingan diperoleh maka dapat dilihat prosentasenya

apakah penerimaan pajak hotel dan restoran mempunyai kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kriterianya. Menurut

Fuad Bawasir (1999: 103) kriteria untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan

restoran dalam menopang Pedapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

a. Jika prosentase antara 0%-0,9%, dinyatakan bahwa relatif tidak mempunyai

kontribusi.

b. Jika prosentase antara 1%-1,9% dinyatakan bahwa kurang mempunyai

kontribusi.

c. Jika prosentasenya antara 2%-2,9% dinyatakan bahwa cukup mempunyai

kontribusi.

d. Jika prosentasenya antara 3%-3,9% dinyatakan bahwa mempunyai kontribusi

e. Jika prosentasenya > 4% dinyatakan bahwa sangat mempunyai kontribusi.

QYn

QXnPn = X 100%

Page 49: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Efektivitas Pajak Hotel dan Kontribusinya terhadap Pajak

Daerah di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004 oleh Agus Rahmanto.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 hotel di kota Semarang

dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling

dan metode pengumpulan data menggunakan angket dan

dokumentasi.Penelitian ini bersifat diskriptif kuantitatif, yaitu menggunakan

analisis data melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal untuk

efektivitas pajak hotel. Sedangkan teknik analisis data digunakan deskriptif

presentase untuk mengetahui efektif pajak hotel dan regresi sederhana untuk

mengetahui kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian diperoleh bahwa efektifitas pajak hotel tahun 2000

adalah 43% yang berarti tidak efektif, efektivitas tahun 2001 adalah 56,92%

yang berarti tidak efektif, efektivitas tahun 2002 adalah 66, 46% yang berarti

cukup efektif dan efektivitas tahun 2004 adalah 92, 96% yang berarti efektif.

Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah sebesar 10,9% dan sisanya

dipengaruhi oleh unsur pajak yang lain.

2. Skripsi Analisis Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebagai Sumber

Pendapatan Asli Daerah Kota Malang dalam Pelaksanaan Otonomi

Daerah oleh Ratih Purbasari.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang relevan

untuk memberikan informasi mengenai permasalahan yang akan digunakan

untuk memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dalam kurung

waktu 5 tahun ini sebesar 8,97% dan kontribusi pajak restoran terhadap pajak

daerah sebesar 20,55%. Sedangkan penerimaan pajak daerah menyumbang 48,

46% dari jumlah pendapatan asli daerah untuk tahun anggaran 2003-2007.

kontribusi Pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan belanja

daerah masih sangat terbatas, padahal untuk mewujudkan kemandirian daerah

Page 50: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

diharapkan kontribusi pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan

belanja daerah tidak kurang dari 40%.

3. Jurnal Ekonomi bertajuk Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) guna mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah

(Studi kasus Pemerintah Kota Bogor) oleh Mohammad Riduansyah.

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber

penerimaan yang signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu

daerah otonom. Jumlah penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi

daerah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi

daerah yang diterapkan serta disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang

terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut. Kontribusi penerimaan

pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan PAD Pemerintah Kota

Bogor dalam kurun waktu Tahun Anggaran (TA) 1993/1994 – 2000 cukup

significan dengan rata-rata kontribusi sebesar 27,78% per tahun. Kontribusi

penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total perolehan

penerimaan Pemda Bogor tercermin dalam APBD-nya, dikaitkan dengan

kemampuannya untuk melaksanakan otonomi daerah terlihat cukup baik.

Komponen pajak daerah dalam kurun waktu TA 1993/1994 - 2000 rata-rata

pertahunnya memberikan kontribusi sebesar 7,81% per tahun dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 22,89% pertahunnya. Sedangkan pendapatan yang

berasal dari komponen retribusi daerah, pada kurun waktu yang sama,

memberikan kontribusi rata-rata per tahunnya sebesar 15,61% dengan rata-rata

pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,08% per tahun. Untuk meningkatkan

kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total

penerimaan PAD dan sekaligus memperbesar kontribusinya terhadap APBD

Pemda Kota Bogor perlu dilakukan beberapa langkah di antaranya perlu

dilakukan peningkatan intensifikasi pemungutan jenis-jenis pajak daerah dan

retribusi daerah, kemudian dilakukan ekstensifikasi dengan jalan

Page 51: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memberlakukan jenis pajak dan retribusi baru sesuai dengan kondisi dan

potensi yang ada.

C. Kerangka Pemikiran

Sumber pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diterima oleh

pemerintah daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran dari tugasnya

mengurus rumah tangga daerah, yang terdiri dari sumbangan atau subsidi

pemerintah pusat, pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain. Dalam hal ini pajak

daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang berperan bagi pembiayaan

daerah.

Pajak hotel dan restoran adalah salah satu pajak daerah yang masuk dalam

wilayah kota atau kabupaten. Pajak hotel dan restoran dipungut berdasarkan atas

pelayanan yang diberikan oleh hotel dan restoran. Besarnya antara 5 % sampai

dengan 10%. Prosentase tarif pajak telah ditentukan berdasarkan perda kota

Surakarta yaitu Perda nomor 9 tahun 2002 untuk pajak hotel dan Perda nomor 10

tahun 2002 untuk pajak restoran.

Hotel yang ada di Kota Surakarta dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam,

yaitu Hotel Bintang IV, Hotel Bintang III, Hotel Bintang II, Hotel Bintang I,

Hotel Melati III, Hotel Melati II,Hotel Melati I dan Home Stay. Sedangkan

restoran sendiri dapat dibagi menjadi 3, yaitu Restoran, Rumah Makan dan Cafe.

Dalam pemungutan pajak hotel dan restoran harus dilakukan dengan

efektif. Tingkat keefektifan dapat diukur dengan membandingkan antara hasil

pajak yang dipungut dengan potensi pajaknya. Apabila potensi pajak hotel dan

restoran tersebut dapat direalisasikan dengan jumlah nominal hampir sama

dengan realisasi pendapatan pajak hotel yang diterima maka pajak hotel tersebut

telah efektif. Pajak yang dipungut dengan efektif akan mengoptimalkan

penerimaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

Kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah

diperoleh dari rasio antara penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Dengan pendapatan pajak hotel dan restoran

yang maksimal, diharapkan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap

Page 52: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pendapatan asli daerah.Pendapatan Asli Daerah yang tinggi dapat membiayai

pembangunan daerah secara maksimal. Oleh karena itu efektivitas pengelolaan

pajak hotel dan restoran dan kontribusi pendapatan pajak hotel dan restoran

sangat diperlukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

D. HIPOTESIS

Menurut Purwanto (2008: 145) hipotesis adalah suatu kebenaran yang

bersifat lemah. Kebenaran hipotesis bersifat lemah karena kebenaranya baru

teruji pada tingkat teori. Untuk mendapatkan kebenaranan yang bersifat kuat

P 1. Pajak Hotel a a. Hotel Bintang IV j b. Hotel Bintang III a c. Hotel Bintang II k d. Hotel Bintang II e. Hotel Bintang I f. Hotel Melati III h. Hotel Melati II D i. Hotel Melati I A j. Home Stay e r 2. Pajak Restoran a a. Restoran h b. Rumah Makan c. Cafe

Efektivitas Pendapatan Pajak hotel dan restoran. - Realisasi penerimaan

pajak hotel dan restoran - Target penerimaan pajak

hotel dan restoran

Kontribusi pajak hotel dan restoran. - Realisasi penerimaan

pajak hotel dan restoran - Realisasi penerimaan

pajak daerah

Pendapatan

Asli Daerah

Page 53: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

hipotesis harus diuji dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. Penerimaan pajak hotel dan restoran dikota Surakarta secara keseluruhan

sudah efektif selama tahun 2007-2009.

2. Penerimaan pajak hotel dan restoran dikota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya sudah efektif selama tahun 2007 - 2009.

3. Penerimaan pajak hotel dan restoran secara keseluruhan mempunyai

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2007-2009.

4. Penerimaan pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya mempunyai

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2007-2009.

Page 54: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan penulis mengambil tempat di Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset ( DPPKA) Kota Surakarta. Alasan

mengambil tempat penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penulis mendapatkan ijin untuk mengadakan penelitian dari pihak

yang berwenang

b. Tersedianya data-data yang diperlukan dalam penelitian ini sehingga

memudahkan penulis untuk melaksanakan penelitian.

c. Lokasi penelitian dapat dijangka dengan mudah oleh penulis, sehingga

menghemat biaya, tenaga dan waktu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan mulai dari penyusunan proposal sampai

dengan penulisan laporan penelitian yang dimulai bulan Januari 2010 sampai

dengan selesai

B. Populasi

Menurut Sugiono (2000: 72) ” Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Dari pendapat diatas dapat dikatakan populasi bukan sekedar

subyek yang akan diteliti atau dipelajari tetapi menyangkut keseluruhan

karakeristik atau ciri-ciri subyek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah

pajak hotel dan restoran kota Surakarta, sedangkan sample dalam penelitian ini

adalah pajak hotel dan restoran kota Surakarta tahun 2007-2009.

Page 55: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan dengan

menggunakan alat-alat atau instrument pengumpulan data. Karena data

merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan apakah

penelitian itu dapat dikatakan berhasil atau tidak.

1. Jenis dan Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 99) ” Data adalah segala fakta dan

angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan

informasi adalah hasil penggolahan data yang dipakai untuk keperluan”. Data

merupakan faktor yang sangat penting karena melalui data dapat diperoleh

keterangan-keterangan yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran.

Sumber data dalam penelitian dapat berasal dari manusia dengan segala

tingkah lakunya, suatu peristiwa, dokumen, arsip dan benda-benda lain. Sumber

data dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen mengenai target dan realisasi

pajak hotel dan restoran dan realisasi pendapatan asli daerah kota Surakarta yang

didapat dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta

dari tahun 2007-2009.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data

diterapkan sebagai sesuatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan

apakah penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil atau tidak. Teknik

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

dokumentasi.

Dokumentasi adalah menyelidiki benda-benda tertentu seperti buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya. Dokumentasi dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu dengan

pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau katgori yang akan

dicari datanya dan dengan check-list.

Page 56: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dokumen yang digunakan adalah dokumen-dokumen yang berisi laporan

penerimaan pajak hotel dan restoran yang didapat dari Dinas Pendapatan

Penggelolaan Keuangan dan Aset. Penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Dokumen digunakan sebagai sebagai sumber data karena datanya

stabil, kaya akan informasi.

b. Berguna sebagai bukti kebenaran dalam suatu pengujian.

c. Lebih murah dan mudah didapatkan.

Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut, teknik dokumentasi juga

terdapat kelemahan antara lain:

a. Bila membuat dokumen ini tidak jujur, maka data tersebut menjadi

tidak objektif dan tidak benar.

b. Karena yang dicatat hanya hal-hal yang penting saja, sedangkan hal-

hal yang kurang penting tidak dicatat, maka akan mempersulit peneliti

untuk mengetahui proses secara keseluruhan.

c. Jika kejadian atau peristiwa itu sudah lama terjadi, akan sulit sekali

membuktikan keabsahan datanya.

D. Rancangan Penelitian

Setiap penelitian memerlukan suatu metode tertentu untuk menunjang

penelitian dalam mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian

dimaksudkan untuk mendapatakan data, keterangan, dokumen yang sesuai dengan

materi yang menjadi tujuan penelitian tersebut. Mengenai metode penelitian,

terdapat berbagai macam metode yang pada dasarnya semua metode penelitian itu

baik. Namun metode itu dapat dikatakan paling baik apabila metode itu sesuai

dengan permasalahan, situasi dan kondisi dalam penelitian tersebut.

Sesuai dengan permasalahnya, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kuantitatif. Winarno Surachmad (1994: 139) mengemukakan:

Metode penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena banyak sekali ragam penelitian deskriftif yang lebih merupakan istilah umum ialah menuturkan, menganalisa dan

Page 57: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mengklasifikasikan, penyelidikan dan teknik survey, dan teknik interview, angket, observasi atau teknik tes, studi kasus. Studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisis, kuantitatif, studi kooperatif atau operasional”.

Metode deskriptif menurut Moh. Nazir (1999: 63),” Metode diskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Berdasarkan pengertian - pengertian diatas peneliti menggunakan penelitian

deskriftif dengan alasan :

1. Penempatan diri pada pemecahan masalah sekarang dan bersifat aktual

2. Penelitian ini menggunakan tahapan yang sistematis dengan cara

menggumpulkan data, mengklasifikasikan data dan mennganalisis dan

menginterprestasikan.

3. Menjelaskan prosedur setiap langkah penyelidikan dengan teliti dan terperinci.

Menurut Sugiono (2008: 60), ” Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulanya”. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain

menurut Sugiono (2008) macam variabel dapat dibedakan menjadi lima. Berikut

penjelasanya masing-masing:

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang merupakan variabel yang

mempengaruhi terjadinya perubahan pada variabel dependen ( terikat).

2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.

3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dengan dependen.

4. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengarui

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.

5. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengarui

oleh faktor luar yang tidak diteliti.

Page 58: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu 2 variabel bebas dan satu

variabel terikat. Berikut ketiga variabel tersebut :

a. Variabel bebas pertama adalah pajak hotel

b. Variabel bebas kedua adalah pajak restoran

c. Varibel terikat adalah pendapatan asli daerah.

Pajak hotel dan restoran merupakan bagian dari pendapatan asli daerah.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diteliti efektivitas dan kontribusi pajak

hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah.

E. Teknik Alalisis Data

1. Analisis Efektivitas

Efektivitas menurut Jones dan Pendlebury seperti yang dikutip oleh Abdul

Halim dan Theresia Damayanti (2004: 164) adalah keberhasilan atau kegagalan

dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Berikut adalah langkah-langkah

perhitungan efektivitas pajak hotel dan restoran

a. Membagi realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran dengan target

penerimaan pajak hotel dan restoran.

b. Setelah didapat hasil pembagian dikalikan dengan 100%

c. Hasil prosentase yang didapat kemudian dibandingkan dengan kriteria

efektivitas.

Langkah-langkah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Eektivitas Pajak Hotel dan Restoran :

B

B

Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran X 100% Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran

Page 59: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Bila telah didapat hasil dari rasio realisasi dengan anggaran pendapatan

maka dapat dilihat apakah telah memenuhi kriteria efektif. Kriteria efektivitas

menurut A. A. N. B. Dwiranda (http//ejournal. Unud. Ac. Id, diunduh tanggal 24

Agustus, 2009) adalah sebagai berikut ;

f. > 100% sangat efektif

g. > 90%-100% efektif

h. > 80%-90% cukup efektif

i. >60%-80% kurang efektif

j. ≤ 60% tidak efektif

2. Analisis Kontribusi

Alat analisis kontribusi adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan

pajak hotel dan restoran terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota

Surakarta. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung kontribusi pajak

hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah

a. Membagi realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran dengan realisasi

pendapatan asli daerah.

b. Setelah didapat hasil pembagian dikalikan dengan 100%

c. Hasil prosentase yang didapat kemudian dibandingkan dengan kontribusi.

Langkah-langkah pehitungan diatas dapat dirumuskan. Menurut Nugroho

Budiyuwono (1995:160) rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi

sebagai berikut:

Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD

QYn

QXnPn = X 100%

Page 60: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan :

Pn : Kontribusi penerimaan pajak Hotel dan Restoran terhadap

pendapatan asli daerah (Rupiah)

QX :Jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran (Rupiah)

QY :Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah (Rupiah)

n : Tahun (periode) tertentu

Setelah hasil perbandingan diperoleh maka dapat dilihat prosentasenya

apakah penerimaan pajak hotel dan restoran mempunyai kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kriterianya. Menurut

Fuad Bawasir (1999: 103) kriteria untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan

restoran dalam menopang Pedapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

a. Jika prosentase antara 0%-0,9%, dinyatakan bahwa relatif tidak mempunyai

kontribusi.

b. Jika prosentase antara 1%-1,9% dinyatakan bahwa kurang mempunyai

kontribusi.

c. Jika prosentasenya antara 2%-2,9% dinyatakan bahwa cukup mempunyai

kontribusi.

d. Jika prosentasenya antara 3%-3,9% dinyatakan bahwa mempunyai kontribusi

e. Jika prosentasenya > 4% dinyatakan bahwa sangat mempunyai kontribusi

Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar kontribusi pajak

hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Surakarta.

Dengan membandingkan hasil analisis tersebut dari tahun ke tahun selama tiga

tahun kita akan mendapatkan hasil analisis yang berfluktuasi dari kontribusi

tersebut dan akan diketahui kontribusi yang terbesar dan yang terkecil dari tahun

ke tahun. Sehingga dapat diketahui seberapa besar peran pajak hotel dan restoran

dalam menyumbang kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta

Page 61: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DISKRIPSI DATA

Deskripsi data merupakan gambaran hasil kumpulan data yang telah

diperoleh. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:

1. Target dan realisasi penerimaan pajak hotel dari tahun 2007-2009.

2. Target dan realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun 2007-2009.

3. Realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dari tahun 2007-2009.

Kemudian guna mengungkapkan data yang ada dan membuktikan

hipotesis yang telah dikemukakan di muka, maka dalam pengumpulan data

digunakan teknik dokumentasi. Adapun deskripsi data dalam penelitian ini adalah:

1. Diskripsi Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan

Restoran dari Tahun 2007-2009

Target dan realisasi penerimaan pajak hotel dari tahun 2007-2009

diperoleh dari dokumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta ( DPPKA). Target dan realisasi penerimaan pajak hotel dikelompokan

dalam 8 kelompok berdasarkan klasifikasi hotel yang ada di Surakarta, yaitu hotel

bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua, hotel bintang satu, hotel

melati tiga, hotel melati dua, hotel melati satu dan home stay. Berikut adalah data

target dan realisasi penerimaan pajak hotel dari tahun 2007-2009:

Page 62: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.1. Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta tahun 2007

No. Jenis Pajak Hotel Target Realisasi 1. Hotel Bintang IV Rp. 2.484.202.000,00 Rp. 2.413.772.001,00 2. Hotel Bintang III Rp. 414.794.000,00 Rp. 374.213.278,00 3. Hotel Bintang II Rp. 137.165.000,00 Rp. 365.444.778,00 4. Hotel Bintang I Rp. 203.366.000,00 Rp. 294.447.193,00 5. Hotel Melati III Rp. 615.717.000,00 Rp. 398.398.159,00 6. Hotel Melati II Rp. 379.128.000,00 Rp. 375.852.009,00 7. Hotel Melati I Rp. 146.448.000,00 Rp. 143.627.879,00 8. Home Stay Rp. 3.180.000,00 Rp. 37.760.670,00

Jumlah

Rp. 4.384.000.000,00

Rp. 4.403.515.967,00 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta

Pada tahun 2007 total penerimaan pajak hotel sebesar Rp.

4.403.515.967,00. Perolehan tertinggi didapat dari pajak hotel bintang IV yaitu

sebesar Rp. 2.413.772.001,00 dan perolehan terendah didapat dari pajak home

stay yaitu sebesar Rp.37.760.670,00. Dari 8 objek pajak hotel hanya 3 yang dapat

mencapai target yaitu hotel bintang I, hotel bintang I dan home stay, sedangkan

lainya belum mencapai target yang telah ditentukan, yaitu hotel bintang IV, hotel

bintang III, hotel melati III, hotel melati II dan hotel melati I.

Tabel 4.2. Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun 2008

No. Jenis Pajak Hotel Target Realisasi 1. Hotel Bintang IV Rp. 2.830.641.000,00 Rp. 2.722.059.215,00 2. Hotel Bintang III Rp. 404.287.000,00 Rp. 684.351.750,00 3. Hotel Bintang II Rp. 423.750.000,00 Rp. 416.588.412,00 4. Hotel Bintang I Rp. 358.429.000,00 Rp. 291.072.086,00 5. Hotel Melati III Rp. 496.354.000,00 Rp. 422.956.507,00 6. Hotel Melati II Rp. 456.870.000,00 Rp. 487.449.627,00 7. Hotel Melati I Rp. 181.029.000,00 Rp. 141.260.965,00 8. Home Stay Rp. 48.640.000,00 Rp. 47.619.600,00

Jumlah

Rp. 5.200.000.000,00

Rp. 5.213.358.162,00 Sumber: Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset kota Surakarta

Pada tahun 2008 total penerimaan pajak hotel dan restoran sebesar

Rp.5.213.358.162,00. Perolehan tertinggi didapat dari pajak hotel bintang IV yaitu

sebesar Rp. 2.722.059.215,00 dan perolehan terendah didapat dari pajak home

stay yaitu sebesar Rp.47.619.600,00. Pada tahun 2008 penerimaan pajak hotel

Page 63: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

meningkat bila dibandingkan dengan penerimaan pajak hotel tahun 2007.

Penerimaan pajak hotel meningkat dari sebesar Rp. 4.403.515.967,00 menjadi Rp.

5.213.358.162,00 atau mengalami peningkatan sebesar 15.54%. dari 8 objek pajak

hotel hanya 2 yang dapat mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu hotel

bintang III dan hotel melati II sedangkan untuk hotel bintang IV, hotel bintang II,

hotel bintang I, hotel melati III, hotel melati I dan Home Stay belum mencapai

target yang telah ditetapkan.

Tabel 4.3. Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun 2009

No. Jenis Pajak Hotel Target Realisasi 1. Hotel Bintang IV Rp. 3.312.600.000,00 Rp. 3.791.454.969,00 2. Hotel Bintang III Rp. 732.835.000,00 Rp. 302.704.120,00 3. Hotel Bintang II Rp. 999.485.000,00 Rp. 462.532.324,00 4. Hotel Bintang I Rp. 451.635.000,00 Rp. 465.983.640,00 5. Hotel Melati III Rp. 462.000.000,00 Rp. 452.806.256,00 6. Hotel Melati II Rp. 472.000.000,00 Rp. 538.622.839,00 7. Hotel Melati I Rp. 187.000.000,00 Rp. 188.479.758,00 8. Home Stay Rp. 82.445.000,00 Rp. 48.747.840,00

Jumlah

Rp. 6.700.000.000,00

Rp. 7.251.331.746,00 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Pada tahun 2009 total penerimaan pajak hotel sebesar Rp.

7.251.331.746,00 Perolehan tertinggi didapat dari pajak hotel bintang IV yaitu

sebesar Rp. 3.791.454.969,00 dan perolehan terendah didapat dari pajak home

stay yaitu sebesar Rp.48.747.840,00. Pada tahun 2009 penerimaan pajak hotel

terus mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penerimaan

pajak hotel meningkat dari sebelumnya tahun 2008 sebesar Rp. 5.213.358.162,00

menjadi sebesar Rp. 7.251.331.746,00, atau mengalami kenaikan sebesar 39.09%.

Dari 8 objek pajak hotel ada 4 yang dapat mencapai target yaitu hotel bintang IV,

hotel bintang I, hotel melati II, dan hotel melati I sedangkan untuk hotel bintang

III, hotel bintang II, Hotel melati III dan home stay belum dapat mencapai target

yang telah ditetapkan.

Page 64: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Diskripsi Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran dari

Tahun 2007-2009

Target dan realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun 2007-2009

diperoleh dari Dokumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta (DPPKA). Data target dan realisasi penerimaan pajak restoran di

Surakarta dikelompokan menjadi 3, yaitu pajak restoran, pajak rumah makan dan

pajak kafe. Berikut adalah data target dan realisasi penerimaan pajak restoran kota

Surakarta dari tahun 2007-2009:

Tabel 5.1. Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2007

No. Jenis Pajak Restoran Target Realisasi 1. Restoran Rp. 5.282.914.000,00 Rp. 4.546.331.668,00 2. Rumah Makan Rp. 597.807.000,00 Rp. 1.543.859.882,00 3. kafe Rp. 119.279.000,00 Rp. 103.447.334,00

Jumlah

Rp. 6.000.000.000,00

Rp. 6.193.638.884,00 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Pada tahun 2007 total penerimaan pajak restoran sebesar Rp.

6.193.638.884,00. Perolehan tertinggi didapat dari pajak Restoran sebesar Rp.

4.546.331.668 sedangkan perolehan terendah didapat dari pajak kafe sebesar Rp.

103.447.334,00. Dari 3 objek pajak restoran 2 telah dapat mencapai target yang

telah ditetapkan, yaitu pajak restoran dan pajak rumah makan. Sedangkan untuk

pajak kafe belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Tabel 5.2. Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2008

No. Jenis Pajak Restoran Target Realisasi 1. Restoran Rp. 5.630.820.000,00 Rp. 5.494.370.000,00 2. Rumah Makan Rp. 1.744.155.000,00 Rp. 2.096.063.274,00 3. kafe Rp. 125.025.000,00 Rp. 56.608.514,00

Jumlah

Rp. 7.500.000.000,00

Rp. 7.647.041.788,00 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Pada tahun 2008 total penerimaan pajak restoran sebesar Rp.

7.647.041.788,00. Total penerimaan pajak ini meningkat dari tahun sebelumnya

Page 65: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

sebesar Rp. 6.193.638.884,00 atau mengalami peningkatan sebesar 23.47%.

Perolehan terbesar didapat dari pajak restoran sebesar Rp. 5.494.370.000,00

sedangkan perolehan terendah didapat dari pajak kafe sebesar Rp. 56.608.514,00.

Dari 3 objek pajak restoran terdapat 2 objek pajak yang telah mencapai target

yang ditentukan, yaitu pajak restoran dan pajak rumah makan. Sedangkan untuk

pajak kafe belum dapat mencapai target yang telah ditentukan.

Tabel 5.3. Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Surakarta Tahun 2009

No. Jenis Pajak Restoran Target Realisasi 1. Restoran Rp. 6.756.970.000,00 Rp. 6.640.506.330,00 2. Rumah Makan Rp. 2.093.000.000,00 Rp. 2.244.008.962,00 3. kafe Rp. 150.000.000,00 Rp. 160.072.768,00

Jumlah

Rp. 8.999.970.000,00

Rp. 9.044.588.060,00 Sumber: Dinas Pendapatan pengeloaan keuangan dan aset kota Surakarta.

Pada tahun 2009 total penerimaan pajak restoran sebesar Rp.

9.044.588.060,00 Total penerimaan pajak ini meningkat dari tahun sebelumnya

sebesar Rp. 7.647.041.788,00 atau mengalami peningkatan sebesar 18.29%.

Perolehan terbesar didapat dari pajak restoran sebesar Rp. 6.640.506.330,00

sedangkan perolehan terendah didapat dari pajak kafe sebesar Rp.

160.072.768,00. Dari tiga objek pajak restoran terdapat 2 objek pajak yang telah

mencapai target yang telah ditentukan yaitu pajak rumah makan dan pajak kafe

sedangkan untuk pajak restoran belum dapat mencapai target yang telah

ditentukan.

3. Diskripsi Data Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari Tahun

2007-2009.

Data realisasi penerimaan Pendapatan Ali Daerah Kota Surakarta dari

tahun 2007-2009 didapat dari dokumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset kota Surakarta(DPPKA). Berikut adalah data penerimaan Pendapatan

Asli Kota Surakarta dari tahun 2007-2009:

Page 66: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 6. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2009

No. Tahun Realisasi 1. 2007 Rp. 89.430.977.982,00 2. 2008 Rp. 102.929.501.970,00 3. 2009 Rp. 101.972.318.682,00

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun 2007-2009

realisasi penerimaan pendapatan asli daerah mengalami fluktuasi. Dari tahun 2007

ke tahun 2008 penerimaan Pendapatan Asli Daerah naik dari Rp.

89.430.977.982,00 menjadi Rp. 102.929.501.970,00. Namun dari tahun 2008 ke

tahun 2009 penerimaan Pendapatan Asli Derah turun dari Rp. 102.929.501.970,00

menjadi Rp. 101.972.318.682,00.

B. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan

yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila

fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul dapat mendukung pertanyaan

hipotesis. Sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila fakta empiris tidak

mendukung pertanyaan hipotesis. Dalam pengujian ini ada tiga langkah pokok

yang harus dilakukan, yaitu:

1. Pengujian hasil analisis data

2. Penafsiran pengujian hipotesis

3. Kesimpulan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Hasil Analisis Data

a. Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran

Tingkat efektivitas pajak hotel dan restoran didapat dengan

membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran dengan

target penerimaan pajak hotel dan restoran. Setelah mendapatkan persentase

perbandingannya maka dilihat apakah telah memenuhi kriteria keefektifan. Bila

Page 67: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

didapat bahwa pemungutan pajak hotel dan restoran telah efektif berarti kinerja

pemungutan pajak hotel dan restoran Kota Surakarta semakin baik. Dalam

penelitian ini yang dipertimbangkan dalam menentukan efektifitas hanya

pencapaian target. Sedangkan untuk tujuan lain, seperti keadilan, ketepatan waktu

pembayaran, dan kepastian hukum diabaikan.

Tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran Kota Surakarta dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tingkat Efektivitas :

Setelah didapat presentasenya maka dapat dilihat dengan membandingkan

dengan kriteria pengukuran efektivitas. Kriteria efektivitas menurut A. A. N. B.

Dwiranda (http//ejournal. Unud. Ac. Id, diunduh tanggal 24 Agustus, 2009)

adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Kriteria Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran

No. Prosentase Tingkat Efektivitas Tanda/ kode 1. > 100 % Sangat efektif SE 2. >90 %-100 % Efektif E 3. > 80 %-90 % Cukup efektif CE 4. > 60 %-80 % Kurang efektif KE 5. ≤ 60 % Tidak Efektif TE

Dibawah ini disajikan tabel hasil perhitungan efektifitas pajak hotel dan

restoran Kota Surakarta tahun 2007-2009.

Realisasi Pendapatan X 100% Anggaran Pendapatan

Page 68: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta secara

Keseluruhan Tahun 2007-2009

Tabel 8.1. Efektivitas Pajak Hotel Kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009 No. Tahun Target

(Rp) Realisasi

(Rp) Efektivitas Pajak Hotel

(Rp) 1. 2007 4.384.000.000 4.403.515.967 100,45 2. 2008 5.200.000.000 5.213.358.162 100,25 3. 2009 6.700.000.000 7.251.331.746 108,22

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

Tabel 8.2. Efektivitas Pajak Restoran Kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009 No. Tahun Target

(Rp) Realisasi

(Rp) Efektivitas Pajak Hotel

(Rp) 1. 2007 6.000.000.000 6.193.638.884 103,23 2. 2008 7.500.000.000 7.647.041.788 101,96 3. 2009 8.999.970.000 9.044.588.060 100,50

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pajak hotel

dan restoran sesuai dengan kriteria efektivitas menurut A. A. N. B. Dwiranda

(http//ejournal. Unud. Ac. Id, diunduh tanggal 24 Agustus, 2009) adalah sebagai

berikut :

Tabel 9. Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran kota Surakarta secara Keseluruhan Tahun 2007-2009

Tahun No. Objek Pajak 2007 2008 2009

1. Pajak Hotel Keseluruhan SE SE SE

2. Pajak Restoran keseluruhan SE SE SE

Selama tahun 2007-2009 penerimaan pajak hotel dan restoran secara

keseluruhan sangat efektif. Hal ini disebabkan oleh penerimaan pajak hotel dan

restoran yang selalu melampaui target yang telah ditetapkan. Namun bila dilihat

Page 69: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dari persentase efektivitasnya, untuk pajak hotel selama tahun 2007-2009

mengalami fluktuasi. Sedangkan untuk pajak restoran mengalami penurunan

disetiap tahunya. Rata-rata persentase efektivitas pajak hotel secara keseluruhan

dari tahun 2007-2009 adalah sebesar 102,97%, sedangkan rata-rata efektivitas

untuk pajak restoran secara keseluruhan adalah sebesar101,90%.

2) Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta berdasarkan

Klasifikasinya Tahun 2007-2009

Tabel 10.1. Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2007

No. Jenis Pajak Hotel Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Hotel

(%) 1. Hotel Bintang IV 2.484.202.000 2.413.772.001 97,16 2. Hotel Bintang III 414.794.000 374.213.278 90,21 3. Hotel Bintang II 137.165.000 365.444.778 266,43 4. Hotel Bintang I 203.366.000 294.447.193 144,79 5. Hotel Melati III 615.717.000 398.398.159 64,70 6. Hotel Melati II 379.128.000 375.852.009 99,14 7. Hotel Melati I 146.448.000 143.627.879 98,07 8. Home Stay 3.180.000 37.760.670 1187,44

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Tabel 10.2. Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2008

No.

Jenis Pajak Hotel Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Hotel

(%) 1. Hotel Bintang IV 2.830.641.000 2.722.059.215 96,16 2. Hotel Bintang III 404.287.000 684.351.750 169,02 3. Hotel Bintang II 423.750.000 416.588.412 98,30 4. Hotel Bintang I 358.429.000 291.072.086 81,21 5. Hotel Melati III 496.354.000 422.956.507 85,21 6. Hotel Melati II 456.870.000 487.449.627 106,69 7. Hotel Melati I 181.029.000 141.260.965 78,03 8. Home Stay 48.640.000 47.619.600 97,90

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Page 70: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 10.3. Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2009

No. Jenis Pajak Hotel Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Hotel

(%) 1. Hotel Bintang IV 3.312.600.000 3.791.454.969 114,46 2. Hotel Bintang III 732.835.000 302.704.120 177,76 3. Hotel Bintang II 999.485.000 462.532.324 46,28 4. Hotel Bintang I 451.635.000 465.983.640 103,18 5. Hotel Melati III 462.000.000 452.806.256 98,10 6. Hotel Melati II 472.000.000 538.622.839 114,11 7. Hotel Melati I 187.000.000 188.479.758 100,79 8. Home Stay 82.445.000 48.747.840 59,12

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Tabel 10.4. Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2007

No. Jenis Pajak Restoran Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Restoran

(%) 1. Restoran 5.282.914.000 4.546.331.668 86,06 2. Rumah Makan 597.807.000 1.543.859.882 258,25 3. kafe 119.279.000 103.447.334 86,73

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Tabel 10.5. Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2008

No. Jenis Pajak Restoran Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Restoran

(%) 1. Restoran 5.630.820.000 5.494.370.000 97,58 2. Rumah Makan 1.744.155.000 2.096.063.274 120,18 3. Kafe 125.025.000 56.608.514 45,28

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Tabel 10.6. Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2009

No. Jenis Pajak Restoran Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas Pajak Restoran

(%) 1. Restoran 6.756.970.000 6.640.506.330 98,28 2. Rumah Makan 2.093.000.000 2.244.008.962 107,21 3. Kafe 150.000.000 160.072.768 106,70

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Page 71: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pajak hotel

dan restoran sesuai dengan kriteria efektivitas menurut A. A. N. B. Dwiranda

(http//ejournal. Unud. Ac. Id, diunduh tanggal 24 Agustus, 2009) adalah sebagai

berikut :

Tabel 11.1. Efektivitas Objek Pajak Hotel Terhadap PAD Tahun 2007-2009

Tahun No. Objek Pajak Hotel 2007 2008 2009

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pajak Hotel Bintang IV Pajak Hotel Bintang III Pajak Hotel Bintang II Pajak Hotel Bintang I Pajak Hotel Melati III Pajak Hotel Melati II Pajak Hotel Melati I Pajak Hotel Home Stay

E E SE SE KE E E SE

E SE E

CE CE SE KE E

SE SE TE SE E SE SE TE

Pada tahun 2007 tidak semua penerimaan pajak hotel berdasarkan

klasifikasinya telah efektif. Untuk pajak hotel bintang II, Hotel bintang I dan

home stay tingkat efektivitasnya sangat efektif sedangkan untuk hotel bintang IV.

Hotel bintang III , hotel melati II dan hotel melati I tingkat efektifitasnya sudah

efektif dan untuk hotel melati III tingkat efektifitasnya tidak efektif.

Pada tahun 2008 penerimaan pajak hotel berdasarkan klasifikasi hotelnya

ada 2 yang sangat efektif, 3 yang efektif, 2 yang cukup efektif dan satu yang

kurang efektif. Untuk hotel bintang III dan melati dua tingkat efektivitasnya

sangat efektif. Untuk hotel bintang IV, hotel bintang II dan home stay sudah

efektif sedang untuk hotel bintang II, Melati III cukup efektif dan hotel melati I

tidak efektif.

Pada tahun 2009 penerimaan pajak hotel berdasarkan pada klasifikasinya

ada lima yang sangat efektif, 1 yang efektif dan 2 yang tidak efektif. Untuk hotel

bintang IV, hotel bintang III, Hotel bintang I, hotel melati II dan hotel melati I

sangat efektif. Untuk hotel melati III sudah efektif sedangkan hotel bintang II dan

home stay tidak efektif.

Page 72: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 11.2. Efektivitas Objek-objek Pajak Restoran Terhadap PAD Tahun 2007-2009

Tahun No. Objek Pajak Reatoran 2007 2008 2009

1. 2. 3.

Pajak Restoran Pajak Rumah Makan Pajak Cafee

CE SE CE

E SE TE

E SE SE

Pada tahun 2007 penerimaan pajak hotel berdasarkan klasifikasinya ada

satu yang sudah sangat efektif dan dua yang cukup efektif. Untuk pajak rumah

makan sudah sangat efektif sedangkan untuk pajak restoran dan kafe sudah cukup

efektif.

Pada tahun 2008 penerimaan pajak restoran berdasarkan klasifikasinya

ada satu yang sangat efektif, satu efektif dan satu yang tidak efektif. Untuk pajak

rumah makan sangat efektif sedangkan pajak restoran sudah efektif dan pajak kafe

tidak efektif.

Pada tahun 2009 penerimaan pajak restoran berdasarkan klasifikasinya ada

dua yang sangat efektif dan satu yang efektif. Untuk pajak rumah makan dan kafe

sangat efektif dan untuk pajak restoran sudah efektif.

b. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pajak Daerah

Pajak hotel dan restoran adalah salah satu penyumbang pendapatan asli

daerah yang termasuk dalam golongan pajak daerah. Kontribusi pajak hotel dan

restoran terhadap pendapatan asli daerah didapat dari perbandingan antara

realisasi pajak hotel dan restoran terhadap pajak daerah. Setelah didapat hasil

persentase perbandingannya maka akan dilihat dalam kriteria kontribusi dan dapat

disimpulkan apakah pajak hotel dan restoran memiliki kontribusi dalam

menyumbang pendapatan asli daerah atau tidak.

Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pajak hotel dan restoran

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009 digunakan rumus

prosentase sebagai berikut:

QYn

QXnPn = X 100%

Page 73: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Keterangan :

Pn : Kontribusi penerimaan pajak Hotel dan Restoran terhadap

pendapatan asli daerah (Rupiah)

QX :Jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran (Rupiah)

QY :Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah (Rupiah)

n : Tahun (periode) tertentu

Setelah didapat persentasenya maka dapat dilihat dengan membandingkan

dengan kriteria pengukuran kontribusi. Menurut Fuad Bawasir (1999: 103)

kriteria untuk mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran dalam menopang

Pedapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Kriteria Kontribusi

NO. Prosentase Tingkat Kontribusi Tanda/ Kode 1. 0%-0,9% Dinyatakan bahwa relatif tidak

mempunyai kontribusi. TB

2. 1%-1,9% Dinyatakan bahwa kurang mempunyai kontribusi.

KB

3. 2%-2,9% Dinyatakan bahwa cukup mempunyai kontribusi.

CB

4. 3%-3,9% Dinyatakan bahwa mempunyai kontribusi

B

5. > 4% Dinyatakan bahwa sangat mempunyai kontribusi

SB

Berikut presentase perbandingan pajak hotel dan restoran terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta antara tahun 2007-2009:

Page 74: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1) Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Berdasarkan Klasifikasinya

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2009

Tabel 15.1. Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2007

No. Jenis Pajak Hotel Pajak Hotel (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Hotel Bintang IV 2.413.772.001 89.430.977.982 2,7 2. Hotel Bintang III 374.213.278 89.430.977.982 0,42 3. Hotel Bintang II 365.444.778 89.430.977.982 0,41 4. Hotel Bintang I 294.447.193 89.430.977.982 0,33 5. Hotel Melati III 398.398.159 89.430.977.982 0,45 6. Hotel Melati II 375.852.009 89.430.977.982 0,42 7. Hotel Melati I 143.627.879 89.430.977.982 0,16 8. Home Stay 37.760.670 89.430.977.982 0,04

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

Tabel 15.2. Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2008

No. Jenis Pajak Hotel Pajak Hotel (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Hotel Bintang IV 2.722.059.215 102.929.501.970 2,64 2. Hotel Bintang III 684.351.750 102.929.501.970 0,66 3. Hotel Bintang II 416.588.412 102.929.501.970 0,40 4. Hotel Bintang I 291.072.086 102.929.501.970 0,28 5. Hotel Melati III 422.956.507 102.929.501.970 0,41 6. Hotel Melati II 487.449.627 102.929.501.970 0,47 7. Hotel Melati I 141.260.965 102.929.501.970 0,13 8. Home Stay 47.619.600 102.929.501.970 0,05

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Page 75: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 15.3. Kontribusi Pajak hotel terhadap Pendapatan Asli DaerahKota Surakarta Tahun 2009

No. Jenis Pajak Hotel Pajak Hotel (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Hotel Bintang IV 3.791.454.969 101.972.318.682 3,72 2. Hotel Bintang III 1.302.704.120 101.972.318.682 1,28 3. Hotel Bintang II 462.532.324 101.972.318.682 0,45 4. Hotel Bintang I 465.983.640 101.972.318.682 0,47 5. Hotel Melati III 452.806.256 101.972.318.682 0,44 6. Hotel Melati II 538.622.839 101.972.318.682 0,53 7. Hotel Melati I 188.479.758 101.972.318.682 0,18 8. Home Stay 48.747.840 101.972.318.682 0,05

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Tabel 15.4. Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007

No. Jenis Pajak Restoran Pajak Restoran (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Restoran 4.546.331.668 89.430.977.982 5,08 2. Rumah Makan 1.543.859.882 89.430.977.982 1,73 3. Kafe 103.447.334 89.430.977.982 0.,15

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta Tabel 15.5. Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2008

No. Jenis Pajak Restoran Pajak Restoran (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Restoran 5.494.370.000 102.929.501.970 5,34 2. Rumah Makan 2.096.063.274 102.929.501.970 2,04 3. Kafe 56.608.514 102.929.501.970 0,54

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta Tabel 15.6 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009

No. Jenis Pajak Restoran Pajak Restoran (Rp)

PAD (Rp)

Persentase (%)

1. Restoran 6.640.506.330 101.972.318.682 6,51 2. Rumah Makan 2.244.008.962 101.972.318.682 2,20 3. Kafe 160.072.768 101.972.318.682 0,17

Sumber: (diolah)Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Page 76: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kontribusi pajak

hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah sesuai dengan kriteria

kontribusi menurut Fuad Bawasir(1999) adalah sebagai berikut :

Tabel 16.1 Kontribusi Objek-objek Pajak Restoran terhadap PAD Tahun 2007-2009

Tahun No. Jenis Objek Pajak 2007 2008 2009

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8..

Hotel Bintang IV Hotel Bintang III Hotel Bintang II Hotel Bintang I Hotel Melati III Hotel Melati II Hotel Melati I Hotel Home Stay

CB TB TB TB TB TB TB TB

CB TB TB TB TB TB TB TB

B KB TB TB TB TB TB TB

Pada tahun 2007 penerimaan pajak hotel berdasarkan klasifikasinya ada

satu yang cukup berkontribusi sedangkan lainya tidak memiliki kontribusi

terhadap pendapatan asli daerah. Untuk pajak hotel bintang IV cukup mempunyai

kontribusi sedangkan untuk hotel bintang III, hotel bintang II, hotel Bintang I,

hotel melati III, hotel Melati II, hotel melati I dan home stay tidak memiliki

kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta.

Pada tahun 2008 penerimaan pajak hotel berdasarkan pada klasifikasinya

hanya ada satu yang cukup berkontribusi yang sisanya tidak memiliki kontribusi

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta. Pajak hotel bintang IV cukup

memiliki kontribusi sedangkan yang lainya tidak memiliki kontribusi

Pada tahun 2009 penerimaan pajak hotel berdasarkan klasifikasinya ada

satu yang berkontribusi, ada satu yang kurang berkontribusi dan enam yang tidak

berkontribusi. Untuk pajak hotel bintang IV memiliki kontribusi dalam

menyumbang PAD, sedangkan untuk pajak hotel bintang III kurang memiliki

konteribusi terhadap PAD dan untuk pajak hotel bintang II, pajak hotel bintang I,

pajak hotel melati III, pajak hotel melati II, pajak hotel melati I dan home stay

tidak meliki konteribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta.

Page 77: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 16.2. Kontribusi Objek-objek Pajak Restoran terhadap PAD Tahun 2007-2009

Tahun No. Jenis Pajak Restoran 2007 2008 2009

1. 2. 3..

Restoran Rumah makan Kafe

SB KB TB

SB CB TB

SB CB TB

Pada tahun 2007 penerimaan pajak restoran berdasarkan klasifikasinya

untuk pajak restoran sangat berkontribusi, untuk pajak rumah makan kurang

berkontribusi dan untuk pajak kafe tidak memiliki kontribusi dalam menyumpang

PAD kota Surakarta.

Pada tahun 2008 penerimaan pajak restoran berdasarkan klasifikasinya

untuk pajak restoran sangat berkontribusi,untuk pajak rumah makan cukup

berkontribusi dan untuk pajak kafe tidak berkontribusi terhadap pendapatan asli

daerah kota Surakarta.

Pada tahun 2009 sama dengan tahun 2008. Penerimaan pajak restoran

berdasarkan klasifikasinya untuk pajak restoran sangat berkontribusi,untuk pajak

rumah makan cukup berkontribusi dan untuk pajak kafe tidak berkontribusi

terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta.

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Hasil dari analisis rasio tentang efektifitas dan kontribusi pajak hotel dan

restoran menunjukan bahwa secara keseluruhan pajak hotel dan restoran sudah

sangat efektif dan memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta. Namun bila berdasarkan klasifikasi hotel maupun klasifikasi restoran

tidak semua objek pajak hotel dan restoran sudah efektif dan memiliki kontribusi

terhadap pendapatan asli daerah. Dengan demikian maka Ha1 diterima dan Ho1

ditolak , Ha2 ditolak dan Ho2 diterima, Ha3 diterima dan Ho3 ditolak, Ha4 ditolak

dan Ho4 diterima . Yang berarti penerimaan pajak hotel dan restoran Kota

Surakarta secara keseluruhan sudah efektif selama tahun 2007-2009, penerimaan

Page 78: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pajak hotel dan restoran Kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya belum efektif

selama tahun 2007-2009, Penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Surakarta

secara keseluruhan memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota

Surakarta tahun 2007-2009 dan penerimaan pajak hotel dan restoran Kota

Surakarta berdasarkan klasifikasinya tidak memiliki kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah Kota Surakarta tahun 2007-2009.

Penafsiran pengujian hipotesis tentang kontribusi pajak hotel dan restoran

berdasarkan klasifikasinya terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun

2007-2009 dinyatakan belum semuanya berkontribusi karena berdasar pada

kriteria menurut Fuad Bawasir, sedangkan bila merujuk pada data pajak hotel dan

restoran berdasarkan klasifikasinya memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli

daerah kota Surakarta tahun 2007-2009 walaupun jumlahnya sangat kecil

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis sebagai berikut:

a. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Surakarta secara

keseluruhan sudah efektif selama tahun 2007 - 2009.

b. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya sudah efektif selama tahun 2007 - 2009.

c. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran secara keseluruhan mempunyai

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta dari tahun 2007-

2009.

d. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya

mempunyai kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta dari

tahun 2007-2009.

Setelah dilakukan pengujian hipotesis maka hipotesis diatas ada yang

ditolak dan ada yang diterima. Berikut rincian masing-masing hipotesis:

a. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran secara keseluruhan di kota

Surakarta sudah efektif selama tahun 2007-2009 diterima.

b. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya sudah efektif selama tahun 2007-2009 ditolak.

Page 79: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

c. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran secara keseluruhan mempunyai

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta dari tahun 2007-

2009 diterima.

d. Bahwa penerimaan pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya

mempunyai kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta dari

tahun 2007-2009 ditolak

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujiaan analisis data yang telah peneliti lakukan

menggunanakan analisis rasio, maka pembahasanya adalah sebagai berikut: secara

keseluruhan penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta selama tahun

2007-2009 sudah sangat efektif dan sangat memiliki kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah. Namun bila berdasarkan pada klasifikasi objek pajak

hotel dan pajak restoran tidak semua efektif dan berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009.

1. Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta secara

Keseluruhan Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 secara keseluruhan pajak hotel dan restoran telah

mencapai target yang telah ditetapkkan. Target pajak hotel pada tahun 2007

sebesar Rp. 4.384.000.000,00 sedangkan pencapaian penerimaanya sebesar Rp.

4.403.515.967,00 (100,45%). Untuk pajak restoran target pada tahun 2007 adalah

sebesar Rp. 5.282.914.000 sedangkan pencapaian penerimaannya adalah sebesar

Rp. 6.193.638.884,00 (103,23%)

Pada tahun 2008 sama seperti tahun 2007 yaitu penerimaan pajak hotel

dan restoran secara keseluruhan sangat efektif. Hal ini terbukti dengan

pencapaian penerimaan yang telah melebihi target yang telah ditentukan. Target

penerimaan pajak hotel pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 5.200.000.000,00

sedangkan penerimaanya adalah sebesar Rp. 5.213.358.162,000 (100,25 %).

Untuk pajak restoran targetnya adalah sebesar Rp. 7.500.000.000,00 sedangkan

penerimaanya sebesar Rp. 7.647.041.788,00 ( 101, 96 %).

Page 80: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Pada tahun 2009 pajak hotel dan restoran juga sangat efektif. Target yang

telah ditetapkan dapat terlampaui. Target pajak hotel secara keseluruhan pada

tahun 2009 adalah Rp. 6.700.00.000,00 sedangkan penerimaanya adalah sebesar

Rp. 7.251.331.746,00 ( 108, 22 %). Untuk pajak restoran secara keseluruhan

targetnya adalah sebesar Rp. 8.999.970.000 sedangkan penerimaanya adalah

sebesar Rp. 9.044.588.060,00 ( 100,50 %). Dengan demikian rata-rata prosentase

efektivitas pajak hotel secara keseluruhan selama tahun 2007-2009 yaitu sebesar

102,97 %, sedangkan untuk pajak restoran secara keseluruhan sebesar 101.90 %.

2. Efektivitas Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya Tahun 2007-2009

Selama kurun waktu tahun 2007-2009 tidak semua pajak hotel dan

restoran berdasarkan klasifikasinya efektif. Hal ini dikarenakan ada beberapa

objek pajak yang penerimaanya jauh dari target yang telah ditetapkan. Berikut

adalah rincianya masing-masing:

a. Efektivitas Pajak Hotel Bintang IV tahun 2007-2008

Pada tahun 2007-2009 efektitasn pajak hotel bintang IV dapat dikatakan

efektif, bahkan untuk tahun 2009 sangat efektif. Pada tahun 2007 target

penerimaan pajak hotel bintang IV adalah Rp. 2.848.202.000,00 dan pencapaian

penerimaanya adalah sebesar Rp. 2.413.772.001,00, atau tercapai sekitar 97,16 %

dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel bintang IV adalah sebesar

Rp. Rp. 2.830.641.000,00 dan pencapaian penerimaanya adalah sebesar Rp.

2.722.059.215,00. Dengan tingkat efektivitas sebesar 96,16 %, maka penerimaan

pajak Hotel Bintang IV pada tahun 2008 dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel bintang IV adalah sebesar

Rp. 3.312.600.000,00 dan pencapaian penerimaanya adalah sebesar Rp.

3.791.454.969,00. Dengan tingkat efektivitas sebesar 114,46% maka penerimaan

pajak Hotel Bintang IV pada tahun 2009 dapat dikatakan sangat efektif.

Page 81: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Selama 3 tahun, yaitu tahun 2007-2009 efekrivitas pajak Hotel Bintang IV

mengalami fluktuasi naik dan turun. Penurunan efektivitas terjadi pada tahun

2008, tetapi hanya sedikit saja, yaitu sebesar 1 %. Rata-rata efektivitas selama 3

tahun adalah sebesar 102,59 %.

b. Efektivitas Pajak Hotel Bintang III Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007-2009 tingkat efektivitasan pajak hotel bintang III sudah

efektif, bahkan untuk 2 tahun terakir sangat efektif. Pada tahun 2007 target

penerimaan pajak hotel bintang III sebesar Rp. 414.794.000,00 dan tingkat

pencapaian penerimaanya sebesar Rp. 374.213.278,00. Hal ini bisa dikatakan

bahwa pencapaian targetnya sebesar 90,21 % dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel bintang III sebesar Rp.

404.287.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 684.351.750,00. Hal ini berarti

tingkat pencapaian target sebesar 169,02 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel bintang III sebesar Rp.

732.835.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 1.302.704.120. tingkat pencapaian

targetnya sebesar 177,76 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Selama tahun 2007-2009 efektivitas pajak Hotel Bintang III selalu

mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Rata-rata efektivitas pajak Hotel Bintang

III selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 145,66 %.

c. Efektivitas Pajak Hotel Bintang II Tahun 2007-2009

Selama tahun 2007 pajak hotel bintang dua sangat efektif namun pada

tahun 2008 menjadi efektif dan tahun 2009 menjadi tidak efektif Pada tahun 2007

target pajak hotel bintang II sebesar Rp. 137.165.000,00 dan dapat tercapai

sebesar Rp. 365.444.778,00. tingkat efektivitasnya sebesar 266,43% dan dapat

dikatakan sangat efektif.

Page 82: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel bintang II sebesar Rp.

423.750.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 416.588.412,00. Tingkat

efektivitasanya sebesar 98,30 % dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel sebesar Rp.

999.485.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 462.532.324,00. tingkat

efektivitasanya sebesar 46,28 % dan dapat dikatakan tidak efektif.

Selama tahun 2007-2009 efektivitas pajak Hotel Bintang II selalu

mengalami penurunan dari tahun-ketahun. Rata-rata efektivitas pajak Hotel

Bintang II selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 137,00%.

d. Efektivitas Pajak Hotel Bintang I tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target penerimaan pajak hotel bintang I sebesar Rp.

203.366.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 294.447.193,00. tingkat

efektivitasnya sebesar Rp. 144,79 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel Bintang I sebesar Rp.

358.429.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 291.072.086,00. tingkat

efektivitasanya sebesar 81,21 % dan dapat dikatakan cukup efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel bintang I adalah sebesar

Rp. 451.635.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 465.983.640,00. Tingkat

efektifitasanya mencapai 103,18 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Selama kurun waktu 3 tahun efektivitas pajak Hotel Bintang I mengalami

fluktuasi. Terjadi penurunan pada tahun 2008 dan kembali naik pada tahun 2009.

Rata-rata presentase efektivitas pada tahun 2007-2009 adalah sebesar 109,73 %.

e. Efektivitas Pajak Hotel Melati III Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target penerimaan pajak hotel melati III adalah sebesar

Rp. 615.717.000,00 dan dapat tercapai sebesar sebesar Rp. 398.398.159,00.

tingkat efektivitasnya adalah sebesar 64,70 % dan dapat dikatakan kurang efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel melati III adalah sebesar

Rp. 496.354.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 422.956.507,00. tingkat

efektivitasnya adalah sebesar 85,21 % dan dapat dikatakan cukup efektif.

Page 83: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel melati III adalah sebesar

Rp. 462.000.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 452.806.256,00. tingkat

efektivitasnya adalah sebesar 98,10 % dan dapat dikatakan efektif.

Selama kurun waktu 3 tahun presentase efektivitas pajak Hotel Melati III

selalu mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Rata-rata presentase efektivitas

pajak Hotel Melati III selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 82,67%.

f. Efektivitas Pajak Hotel Melati II Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target penerimaan pajak hotel melati II adalah sebesar

Rp. 379.128.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 375.852.009,00. tingkat

efektivitasanya sebesar 99,14 %. Dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel sebesar Rp.

456.870.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 487.449.627,00. tingkat

efektivitasnya adalah sebesar 106,69 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel melati II adalah sebesar

Rp. 472.000.000 dan dapat tercapai sebesar Rp. 538.622.839,00. Tingkat

efektivitasnya adalah sebesar 114,11 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Selama tahun 2007-2009 presentase efektivitas pajak Hotel Melati II selalu

mengalami kenaikan. Rata-rata presentase efektivitas selama tahun 2007-2009

adalah sebesar 106,65 %.

g. Efektivitas Pajak Hotel Melati I Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target penerimaan pajak hotel melati I adalah sebesar Rp.

146.448.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 143.627.879,00. Tingkat

efektivitasnya sebesar 98,07 % dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel melati I sebesar Rp.

181.029.000,00 dan dapat tercapai sebesr Rp. 141.260.965,00. tingkat

efektivitasanya sebesar 78,03 % dan dapat dikatakan kurang efektif.

Pada tahun 2009 Target penerimaan pajak hotel melati I adalah sebesar

Rp. 187.000.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 188.479.758,00. tingkat

efektivitasanya adalah sebesar Rp. 100,79 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Page 84: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Selama tahun 2007-2009 presentase efektivitas pajak Hotel Melati I

mengalami fluktuasi. Presentase efektivitas pajak hotel Melati I menurun pada

tahun 2008 dan kembali naik pada tahun 2009. rata-rata presentase efektivitas

selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 92,3 %.

h. Efektifitas Pajak Home Stay Tahun 2007-2009.

Pada tahun 2007 target penerimaan pajak Hotel Home Stay adalah sebesar

.180.000,00 dan dapat tercapai sebesar Rp. 37.760.670,00. tingkat efektivitasnya

adalah sebesar 1187,44 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2008 target penerimaan pajak hotel home stay adalah

48.640.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 47.619.600,00. tingkat efektivitasnya

adalah sebesar 97.90 % dan dapat dikatakan efektif.

Pada tahun 2009 target penerimaan pajak hotel home stay adalah Rp.

82.445.000 dan dapat dicapai sebesar Rp. 48.747.840,00. tingkat efektivitasnya

adalah sebesar 59,12 % dan dapat dikatakan tidak efektif.

Pada tahun 2007 efektivitas pajak home stay mencapai 1187,44 % dan

terus mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 97.90 % dan kembali

menurun ditahun 2009 menjadi 59,12 %. Rata-rata presentase efektivitas pajak

home stay selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 448,15%.

i. Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target pajak restoran adalah sebesar Rp. 5.282.914.000,00

dan dapat tercapai sebesar Rp. 4.546.331.668,00. tingkat efektivitasnya adalah

sebesar 86,06 % dan dapat dikatakan cukup efektif.

Pada tahun 2008 target pajak restoran adalah sebesar Rp. 5.630.820.000,00

dan dapat tercapai sebesar Rp. 5.494.370.000,00. tingkat efektivitasnya adalah

sebesar 97, 00% dan dapat dikatakan efektif

Pada tahun 2009 target pajak restoran adalah sebesar Rp. 6.756.970.000,00

dn dapat tercapai sebesar Rp. 6.640.506.330,00. tingkat efektivitasnya adalah

sebesar 98,28 % dan dapat dikatakan efektif

Page 85: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Selama 3 tahun presentase efektivitas pajak restoran selalu mengalami

kenaikan. Rata-rata presentase efektivitas selama tahun 2007-2009 adalah sebesar

93,78 %.

j. Efektivitas Pajak Rumah Makan Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target pajak rumah makan sebesar Rp. 597.807.000,00

dan dapat dicapai sebesar Rp. 1.543.859.882,00. tingkat efektivitasnya sebesar

258,25 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2009 target pajak rumah makan sebesar Rp. 1.744.155.000,00

dan dapat dicapai sebesar Rp. 2.096.063.274,00. tingkat efektivitasnya sebesar

120,18 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Pada tahun 2009 target pajak rumah makan sebesar Rp. 2.093.000.000,00

dan dapat dicapai sebesar Rp. 2.244.008.962,00. tingkat efektivitasnya sebesar

107,21 % dan dapat dikatakan sangat efektif.

Selama 3 tahun presentase efektivitas pajak rumah makan terus mengalami

penurunan. Rata-rata efektivitas pajak rumah makan selama tahun 2007-2009

adalah sebesar 121,41 %.

k. Efektivitas Pajak Kafe Tahun 2007-2009

Pada tahun 2007 target pajak kafe sebesar Rp. 119.279.000,00 dan dapat

dicapai sebesar Rp. 103.447.334,00. tingkat efektivitasnya sebesar 86,73 % dan

dapat dikatakan cukup efektif.

Pada tahun 2008 target pajak kafe sebesar Rp. 125.025.000,00 dan dapat

dicapai sebesar Rp. 56.608.514,00. tingkat efektivitasnya sebesar 45,28 % dan

dapat dikatakan tidak efektif

Pada tahun 2009 target pajak kafe sebesar Rp. 150.000.000,00 dan dapat

dicapai sebesar Rp. 160.072.768,00. tingkat efektivitasnya sebesar 106,70 % dan

dapat dikatakan sangat efektif

Selama 3 tahun presentase efektivitas pajak kafe mengalami fluktuasi.

Menurun pada tahun 2008 dan kembali meningkat pada tahun 2009. rata-rata

presentase penerimaan pajak kafe selama tahun 2007-2009 adalah sebesar 79,57%

Page 86: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

3. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta secara

Keseluruhan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007-2009

Kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli

daerah dapat diukur dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak

hotel dan restoran dengan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Setelah

didapat perbandinganya maka dapat dilihat berdasarkan kriterianya apakah

memiliki kontribusi atau tidak.

Berdasarkan perhitungan diatas didapat bahwa nilai perbandingan antara

pajak hotel secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2007

adalah sebesar 4,91 % yang berarti bahwa pajak hotel dan restoran secara

keseluruhan sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Pada tahun

2008 terjadi peningkatan kontribusi pajak hotel secara keseluruhan terhadap

pendapatan asli daerah menjadi 5,06 %, yang berarti bahwa pada tahun 2008

pajak hotel dan restoran sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Kontribusi pajak hotel secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah juga

mengalami kenaikan yang besar pada tahun 2009, yaitu sebesar 7,11 %. Yang

berarti pada tahun 2009 kontribusi pajak hotel secara keseluruhan sangat

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Surakarta.

Pada tahun 2007 rasio perbandingan antara pajak restoran secara

keseluruhan terhadap pendaptan asli daerah adalah sebesar 6,73 % yang berarti

bahwa pajak restoran secara keseluruhan sangat kontribusi terhadap pendapatan

asli daerah kota Surakarta. Tahun 2008 terjadi peningkatan kontribusi pajak

restoran secara keseluruhan, yaitu menjadi 7,43% dan berarti bahwa pajak

restoran secara keseluruhan pada tahun 2008 sangat berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan kembali presentase

kontribusi pajak restoran secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah

menjadi sebesar 8.87 % dan berarti penerimaan pajak hotel dan restoran secara

keseluruhan sangat mempunyai kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta tahun 2009.

Page 87: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Kota Surakarta berdasarkan

klasifikasinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007-2009

Selama kurun waktu tahun 2007-2009 tidak semua pajak hotel dan

restoran berdasarkan klasifikasinya menurut kriteria Fuad Bawasir mempunyai

kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta. Hal ini dikarenakan

adanya penerimaan objek pajak hotel maupun pajak restoran yang masih sangat

sedikit dibandingkan dengan pendapatan asli daerah. Diantara objek pajak hotel

dan restoran hanya pajak hotel bintang IV dan pajak restoran yang selama tahun

2007-2009 memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, sedangkan objek

pajak hotel dan restoran bedasarkan klasifikasinya yang lain kurang dan tidak

mempunyai kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Namun bila melihat pada perhitungan data yang diperoleh didapat bahwa

penerimaan pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya memiliki

kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009

Walaupun jumlahnya sedikit dan belum memenuhi kriteria kontribusi menurut

Fuad Bawasir.

Pada pajak hotel yang mempunyai kontribusi terbesar adalah pajak hotel

bintang IV, dimana pada tahun 2007 nilai perbandinganya terhadap pendapatan

asli daerah sebesar 2,7% dan berati cukup berkontribusi terhadap pendapatan asli

daerah. Pada tahun 2008 terjadi penurunan presentase kontribusi menjadi 2,64%

yang berarti cukup memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah dan pada

tahun 2009 terjadi peningkatan presentase kontribusi menjadi 3,72 % yang berarti

memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Pada pajak restoran selama tahun 2007-2009 sangat berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta. Pada tahun 2007 presentase kontribusi

pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah sebesar 5,08% dan mengalami

peningkatan pada tahun 2008 menjadi 5,34 % serta mengalami peningkatan

kembali pada tahun 2009 menjadi 6,51%.

Untuk objek pajak hotel dan restoran berdasarkan kualifikasi lainya bisa

dikatakan kurang dan tidak memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli daerah

karena nilai perbandinganya yang terlalu sedikit, yaitu dbawah 1,73 %. Hal ini

Page 88: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dikarenakan jumlah penerimaan yang sedikit dibandinngkan nilai pendapatan asli

daerah yang besar

Page 89: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas

penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan tahun

2007-2009, untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak hotel dan restoran

kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya selama tahun 2007-2009, untuk

mengetahui kontribusi pajak hotel dan restoran secara keseluruhan terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009, untuk mengetahui

kontribusi pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta tahun 2007-2009, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan selama

tahun 2007-2009 sudah sangat efektif. Persentase efektivitas pajak hotel

secara keseluruhan tahun 2007 sebesar 100, 45%, tahun 2008 sebesar 100,25

% dan tahun 2009 sebesar 108,22 %. Sedangkan untuk pajak restoran secara

keseluruhan persentase efektivitasanya tahun 2007 sebesar 103,23 %, tahun

2008 sebesar 101, 96 % dan tahun 2009 sebesar 100,50 %.

2. Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta berdasarkan klasifikasinya

selama tahun 2007-2009 belum semuanya efektif. Hal ini dikarenakan ada

objek-objek pajak hotel dan restoran yang penerimaanya jauh dari target yang

ada. Berikut adalah rincian efektivitas pajak hotel dan restoran kota Surakarta

berdasarkan klasifikasinya dari tahun 2007-2009:

a. Pada tahun 2007 penerimaan pajak Hotel Bintang II, Hotel Bintang I dan

Home Stay sangat efektif. Penerimaan pajak Hotel Bintang IV, Hotel

Bintang III, Hotel Melati II, Hotel Melati I sudah efektif. dan penerimaan

pajak Hotel Melati III kurang efektif. Sedangkan untuk pajak restoran

rincianya adalah untuk pajak rumah makan sangat efektif, pajak restoran

dan cafee cukup efektif.

Page 90: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Pada tahun 2008 penerimaan pajak hotel bintang III dan pajak Hotel

melati II sangat efektif. penerimaan pajak hotel Bintang IV, pajak Hotel

Bintang II dan pajak Home Stay sudah efektif. penerimaan pajak Hotel

Bintang I, pajak Hotel Melati III cukup efektif dan Penerimaan pajak

Hotel Melati I kurang efektif. Sedangkan Rincian efectivitas untuk pajak

restoran adalah untuk pajak Rumah makan sangat efektif, untuk pajak

restoran efektif dan untuk pajak cafee tidak efektif.

c. Pada tahun 2009 penerimaan pajak Hotel Bintang IV, pajak Hotel Bintang

III, pajak Hotel Bintang I, pajak Hotel Melati II, Pajak Hotel Melati I

sangat efektif, penerimaan pajak Hotel Melati III sudah efektif dan

penerimaan Hotel Bintang II, dan Pajak Home Stay tidak efektif.

Sedangkan untuk rincian efektifitas pajak restoran adalah untuk pajak

rumah makan dan cafee sangat efektif dan pajak restoran sudah efektif.

3. Penerimaan pajak hotel dan restoran kota Surakarta secara keseluruhan sangat

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah selama tahun 2007-2009.

persentase kontribusi pajak hotel secara keseluruhan terhadap pendapatan asli

daerah kota Surakarta tahun 2007 adalah sebesar 4,91 %, tahun 2008 sebesar

5,06% dan tahun 2009 sebesar 7,11 %. Sedangakan persentase kontribusi

pajak restoran secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta tahun 2007 adalah sebesar 6,75 %, tahun 2008 sebesar 7,43 % dan

tahun 2009 sebesar 8,87 %.

4. Penerimaan pajak hotel dan restoran berdasarkan klasifikasinya belum semua

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta selama tahun

2007-2009. Berikut adalah rincian kontribusi pajak hotel dan restoran

berdasarkan klasifikasinya terhadap penerimaan asli daerah kota Surakarta

tahun 2007-2009:

a. Pada tahun 2007 hanya pajak hotel Bintang IV yang cukup berkontribusi,

sedangkan untuk pajak Hotel Bintang III, pajak Hotel Bintang II,

pajak Hotel Bintang I, pajak Hotel Melati III, pajak Hotel Melati II, pajak

Hotel Melati I dan pajak Home Stay tidak memiliki kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta. Untuk pajak restoran berdasarkan

Page 91: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

klasifikasinya pajak restoran sangat efektif, pajak rumah makan kurang

efektif dan untuk pajak kafe tidak efektif.

b. Pada tahun 2008 sama seperti tahun 2007 yaitu hanya pajak hotel Bintang

IV yang cukup berkontribusi, sedangkan untuk pajak Hotel Bintang III,

pajak Hotel Bintang II, pajak Hotel Bintang I, pajak Hotel Melati III, pajak

Hotel Melati II, pajak Hotel Melati I dan pajak Home Stay tidak memiliki

kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta. Untuk pajak

restoran berdasarkan klasifikasinya pajak restoran sangat efektif, pajak

rumah makan cukup efektif dan untuk pajak kafe tidak efektif.

c. Pada tahun 2009 untuk pajak Hotel Bintang IV berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta dan pajak Hotel Bintang III kurang

berkontribusi, sedangkan untuk pajak Hotel Bintang II, pajak Hotel

Bintang I, pajak Hotel Melati III, pajak Hotel Melati II, pajak Hotel Melati

I dan pajak Home Stay tidak memiliki kontribusi terhadap pendapatan asli

daerah kota Surakarta. Untuk pajak restoran berdasarkan klasifikasinya

pajak restoran sangat efektif, pajak rumah makan cukup efektif dan untuk

pajak kafe tidak efektif.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan dan penelitian yang dilakukan, maka dapat

dikemukakan implikasi bahwa pajak hotel dan restoran secara keseluruhan sangat

efektif dan sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarata

Namun bila berdasarkan klasifikasinya tidak semua pajak hotel dan restoran

efektif dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Surakarta. Secara

keseluruhan pajak hotel dan restoran sangat efektif berarti bahwa target yang

selama ini ditetapkan telah tercapai. Dengan semakin efektif dan berkontribusinya

pajak hotel dan restoran secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah maka

semakin besar pengaruh pajak hotel dan restoran terhadap penerimaan pendapatan

asli daerah kota Surakarta.

Page 92: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

C. SARAN

1. Bagi Pemerintah Kota Surakarta

a. Pemerintah kota Surakarta perlu mengadakan sosialisasi tentang peraturan

baru mengenai pajak hotel dan restoran dengan mengadakan pertemuan

dengan wajib pajak hotel dan restoran yang ada di Surakarta, seperti

mengadakan pertemuan untuk membahas peraturan dihapusnya pajak

pertambahan nilai untuk hotel dan restoran yang berbeda dengan pajak

hotel dan restoran.

b. Pemerintah kota Surakarta harus dapat menerapkan sangsi yang tegas

terhadap wajib pajak yang menunggak pajak, seperti melakukan penyitaan

terhadap objek pajak bila telah menunggak lebih dari tiga tahun dan

dalam waktu 7 hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan Paksa

belum dapat melunasi hutang pajaknya.

c. Pemerintah kota Surakarta harus dapat menciptakan iklim usaha yang

kondusif, seperti meningkatkan keamanan kota Surakarta sehingga usaha

perekonomian dan pariwisata menjadi meningkat dan banyak tamu yang

mengginap dan makan di hotel maupun restoran dan secara otomatis akan

dapat meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran.

d. Pemerintah kota Surakarta lebih meningkatkan acara-acara seperti SIEM

agar selain dapat meningkatkan image kota Surakarta sebagai kota

pariwisata juga dapat meningkatkan tingkat hunian hotel dan kunjungan ke

restoran yang akan berakibat meningkatnya penerimaan pajak hotel dan

restoran.

2. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta

a. Mempertahankan dan meningkatkan persentase pajak hotel dan restoran

terhadap pendapatan asli daerah melalui usaha-usaha intensifikasi dan

ekstensifikasi pemungutan pajak hotel dan restoran.

b. Melakukan pendataan ulang tentang objek pajak hotel terutama rumah kos

karena masih banyak rumah kos yang belum menjadi objek pajak hotel.

Page 93: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c. Melakukan validasi data tagihan pajak , sehingga dalam menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Daerah kepada Wajib Pajak sudah benar-benar

mencerminkan tagihan pajak yang sesuai dengan potensi riilnya.

Page 94: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

DAFTAR PUSTAKA A. A. N. B. Dwiranda. Efektivitas Keuangan. http:// ejournal. Unud. Ac.Id, diunduh 24 Agustus, 2007 Abdul halim dan Theresia Damayanti.2007. Pengeloaan Keuangan Daerah.

Yogyakarta. UPP STIM YKPM .2004 Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. UPP STIM YKPM Agus Rahmanto .2005. Efektivitas Pajak Hotel dan Kontribusinya terhadap Pajak

Daerah di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004. Semarang: UNES Agus Sulastiono. 2001. Manajemen Penyelenggaraan hotel.Bandung: ALFABETA. Andrian Sutedi. 2008. Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia. Deddy Supriyadi dan Dadang Sholihin. 2002. Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Devas Nick. 1989.Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: UI Press. Fuad Bawasir.1999. Peranan dan Strategi Keuangan di Daerah. Jakarta:

Gramedia. J. Riwu Kaho.1995. Prospek Otonomi di Indonesia. Jakarta. Gunung Agung. Kesit Bambang Prakosa. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII

Press Yogyakarta Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rodakarya Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset. Marsum. 1993. Restoran dan segala permasalahanya. Yogyakarta : Andi Offset. Mohamad Mahsum. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Page 95: efektivitas dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Mohammad Riduansyah.2003. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna Mendukung Pendapatan Asli Pelaksanaan Otonomi Daerah. Vol 7. No 2

Moh. Nazir.1999. Metode Penelitian. Jakarta: Glalia Indonesia Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 15 Tahun 2009, Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata

Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 9 Tahun 2002, tentang Pajak Hotel.

Surakarta: DPPKA Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 10 Tahun 2002, tentang Pajak Restoran.

Surakarta: DPPKA Ratih Purbasari. 2008. Analisis Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebagai

Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Malang dalam Melaksanakan Otonomi Daerah. Malang: FE UM

Siti Resmi.2004. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Reneka Cipta Undang-undang No. 12 Tahun 2008, tentang Perubahan Kedua UU No. 32 Tahun

2004. Tentang Pemerintah Daerah Undang-undang No. 34 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pusat dan Daerah Undang-undang No 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-undang No. 34 Tahun 2000, Tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah Winarno. Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito