analisis kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kabupaten purworejo...

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiataan yang berlangsung terus menerus dan bersinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik yang bersifat material maupun spritual. Untuk itu pemerintah harus berusaha meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Dalam menunjang keberhasilan pembanguan diperlukan penerimaan yang kuat, dimana sumber pembiayaan diusahakan tetep bertumpu pada penerimaan dalam negeri dan penerimaan dari sumber-sumber luar negeri hanya sebagai pelengkap. Kemandirian pembangunan diperlukan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun 1

Upload: boneeta-bfashion

Post on 24-Oct-2015

373 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan

suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional.

Pembangunan nasional adalah kegiataan yang berlangsung terus menerus dan

bersinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik yang

bersifat material maupun spritual. Untuk itu pemerintah harus berusaha meningkatkan

pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Dalam menunjang

keberhasilan pembanguan diperlukan penerimaan yang kuat, dimana sumber

pembiayaan diusahakan tetep bertumpu pada penerimaan dalam negeri dan penerimaan

dari sumber-sumber luar negeri hanya sebagai pelengkap.

Kemandirian pembangunan diperlukan baik ditingkat pusat maupun ditingkat

daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi

maupun kabupaten/kota yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pemerintah pusat dengan kebijaksanaannya. Kebijakan tentang keuangan daerah

ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan

membiayai pembagunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi yang nyata.

Setelah pemerintah pusat megeluarkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan

diperbaharui dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999

1

Page 2: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah daerah diberi

kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur anggaran daerahnya.

Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah

mengeluarkan kebijaksanaan dibidang penerimaan daerah yang berorientasi pada

peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri dan

diprioritaskan pada penggalian dana mobilisasi sumber-sumber daerah. Sumber

pendapatan daerah menurut Undang-Undang No. 33 tahun 2004 adalah :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari:

Hasil pajak daerah.

Hasil retribusi daerah.

Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan.

Pendapatan asli daerah yang sah.

2. Dana perimbangan.

3. Pinjaman daerah.

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang

secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan dan pembangunan daerah. Tapi pada kenyataannya kontribusi

Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Selama

ini dominasi sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar. Oleh karenanya

2

Page 3: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu

berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dengan

penggalian potensi daerah.

Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel,

agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat mempelancar

pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan

efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah Kota Bengkulu harus secara

aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah

satunya adalah pajak Hotel. Berdasarkan pemikiran dan keadaan tersebut, maka

penulis memilih judul “Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bengkulu ”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, maka dapatlah dirumuskan

suatu permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana Kontribusi Pajak

Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bengkulu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut : untuk mengetahui Bagaimana Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bengkulu

3

Page 4: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perpajakan di Indonesia

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

bersinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara

material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

memperhatikan masalah pembiayaan. Salah satu usaha dalam pembiayaan

pembangunan yaitu dengan menggali sumber-sumber dana yang berasal dari dalam

negeri yaitu pajak.

Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah. Banyak ahli

memberikan batasan tentang pajak, definisi pajak menurut para pakar adalah:

a) Mr. Dr .N. J. Feldmann, pajak adalah “prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan

terutang kepada penguasa, (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara

umum), tanpa ada kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup

pengeluaran-pengeluaran umum”.

b) Prof. Dr. Rachmat Soemitro, S.H., pajak adalah “iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan Undang-Undang (yang dipaksakan) dengan tiada pendapat jasa-

timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pegeluaran umum”.

c) Prof. Dr. M. J. H Smeets, pajak adalah “prestasi pada pemerintah yang terutang

melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa ada kontra-

4

Page 5: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah

untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.

d) Dr. Soeparman Soemahamidjaja, pajak adalah “iuran wajib, berupa uang atau

barang, yang dipunggut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna

menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum”.

Dari pengertian pajak di atas, dapat disimpulkan bahwa ada lima unsur yang

melekat dalam pengertian pajak adalah :

a. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang.

b. Sifatnya dapat dipaksakan.

c. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak.

d. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta)

e. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

(rutin dan pembangunan) bagi kepentigan masyarakat umum.

B. Aspek Ekonomi Perpajakan

Pembiayaan belanja riil Pemerintah memerlukan uang untuk membiayai hutang-

hutangnya. Untuk itu diperoleh dari pemungutan pajak dan digunakan untuk

membiayai belanjanya. Hanya saja dalam pembanguan sebuah kapal, rumah sakit

maupun sarana umum lainnya pemerintah tidak semata-mata hanya memelukan uang,

5

Page 6: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

akan tetapi juga sumber daya ekonomi yang riil. Untuk itu pemerintah juga memelukan

baja dan tenaga terdidik, singkatnya pemerintah membutuhkan pemenfaatan persediaan

masyarakat akan tenaga kerja, tanah dan barang modal yang langka.

Sebenarnya masyarakat dalam menentukan cara membebani dirinya dengan

pajak, juga menetapkan bagaimana memperoleh sumber-sumber daya yang diperlukan

dari berbagai keluarga dan badan usaha yang ada dalam masyarakat tersebut, agar

dapat dimanfaatkan untuk barang dan jasa umum disamping untuk program transfer

pendapatan.

Konsep tentang “manfaat” (benefit) dan kemampuan membayar (ability to pay)

merupakan dua prinsip dari teori perpajakan. Norma keadilan menyiratkan agar

mengunakan pajak yang sama. Suatu pajak dapat di sebut progresif, proporsional, atau

regresif jika membebani pendapatan orang kaya dibanding mereka yang miskin dalam

proporsi yang lebih besar, sama atau lebih kecil.

C. Hubungan Antara Pajak dengan Pendapatan

Dalam suatu jenis pajak kita akan mengenal istilah pajak proporsional, pajak

progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah pendapatan.

Suatu pajak akan disebut proporsional jika mengenakan tarif presentase yang sama

tanpa melihat pendapatan seseorang. Sehingga setiap pembayaran pajak dikenakan

tarif pajak dalam proporsi yang sama dari pendapatannya. Sedangkan untuk pajak

progresif berbeda sama sekali dengan pajak proporsional.

6

Page 7: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

Pajak progresif adalah pajak yang mengenakan tarif dalam persentase yang

meningkat menurut bertambah tingginya pendapatan seseorang. Sedangkan pajak

regresif adalah pajak yang mengenakan tarif persentase yang lebih rendah pada mereka

yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif dan regresif mungkin akan menimbulkan

kekacauan pengertian. Kata-kata itu merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan

proporsi pajak terhadap berbagai pendapatan.

D. Pajak Daerah

Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah disamping retribusi

daerah. Pengertian pajak menurut M.Suparmoko dirumuskan sebagai berikut pajak

adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah, yang dapat dipaksakan

dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk. Misalnya pajak

kendaraan bermotor, pajak penghasilan.

Pengaturan lebih lanjut dikeluarkan melalui sumber-sumber pendapatan daerah,

khususnya mengenai pajak daerah (Undang-Undang Darurat No.11 tahun 1957). Inti

dari UU No 11 Tahun 1957 tersebut menjelaskan tentang peraturan umum pajak

daerah dan menyebutkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pengertian dari pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan pajak

yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan

hukum politik.

b. Mengadakan, megubah, dan meniadakan pajak daerah yang ditetapkan dengan

peraturan daerah.

7

Page 8: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

c. Lapangan pajak daerah adalah lapangan pajak yang belum digunakan oleh

negara. Lapangan pajak tingkat bawahan adalah lapangan pajak yang belum

digunakan oleh negara atau daerah tingkat atasan.

d. Apabila suatu daerah tingkat atasan telah mengunakan suatu lapangan pajak,

daerah tingkat bawahannya tidak dipekenankan memasuki lapangan pajak itu,

akan tetapi dalam peraturan pajak tingkat atasan itu dapat ditentukan bahwa

daerah tingkat bawahannya dipekenankan memungut opsen atas pajak daerah

tingkat atasannya.

E. Pajak Hotel dan Restoran

Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 62 tahun 2001 pengertian pajak hotel

dan restoran adalah :

Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat

menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan fasilitas lainnya dengan dipunggut

bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak

yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

Retoran adalah tempat menyantap makanan minuman yang disediakan dengan di

pungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa baga dan katering.

Berdasarkan Perda No.3 tahun 2003 tentang pajak hotel dan Perda No. 4 tahun 2003

tentang restoran dijelaskan mengenai nama, objek, dan subjek pajak hotel dan restoran.

a. Dengan nama pajak hotel, restoran dan usaha sejenis dipungut atas pelayanan

yang disediakan dengan pembayaran di hotel, restoran dan usaha sejenis.

8

Page 9: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

b. Subjek pajak adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di

hotel, restoran dan usaha sejenis.

c. subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas

pelayanan hotel, restoran dan usaha sejenis.

Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel,

restoran dan usaha sejenis. Tarif pajak hotel dan restoran ditetapkan 10% dari jumlah

pembayaran yang dilakukan kepada pengusaha hotel, restoran dan usaha sejenis.

F. Administrasi Pajak

1. Pengukuhan Wajib Pajak

Wajib Pajak Hotel wajib mendaftarkan usahanya kepada bupati/walikota,

dalam praktik umumnyakepada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota dalam

jangka waktu tertentu, misalnya selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum

dimulainya kegiatan usaha, untuk dikukuhkan dan diberikan NomorPokok Wajib Pajak

Daerah (NPWPD). Jangka waktu ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh

bupati atau walikota di mana Pajak Hotel dipungut.

Surat Keputusan Pengukuhan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan

Daerah tidak merupakan dasaruntuk menentukan mulai sat terutang Pajak Hotel, tetapi

hanya merupakan sarana administrasi dan pengawasan bagi petugasDinas Pendapatan

Daerah. Apabila pengusaha hotel atau penginapan tidak mendaftarkan usahanya dalam

jangka waktuyang ditentukan, Kepala Dinas Pendapatan Daerah akan menetapkan

pengusaha tersebut sebagai wajib pajak secara jabatan. Penetapan secara jabatan

9

Page 10: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

dimaksudkan untuk pemberian nomor pengukuhan dan NPWPD dan bukan merupakan

penetapan besarnya pajak terutang.Tata cara pelaporan dan pengukuhan wajib pajak

ditetapkan oleh bupati/walikota dan surat keputusan.

2. Pendaftaran dan Pendataan

Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan mempersiapkan dokumen

yang dilakukan, berupa formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian diberikan

kepada wajib pajak. Setelah dokumen disiapkan kepada wajib pajak, wajib pajak

mengisi formulir pendaftaran dengan jelas, lengkap, serta mengembalikan kepada

petugas pajak. Selanjutnya, petugas pajak mencatat formulir pendaftaran dan

pendataan yang dikembalikan oleh wajib pajak, dalam Daftar Induk Wajib Pajak

berdasarka nomor urut yang digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.

16. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan

menggunakan SPTPD sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pemungutan pajak hotel dapat dilakukan dengan Official Assessment yakni

berdasarkan penetapan kepala daerah melalui penerbitan surat ketetapan pajak daerah.

Atau, secara Self assessment yakni dibayar sendiri oleh wajib pajak dengan

menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

Walikota dapat menerbitkan SPTPD jika :

a. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak terutang tidak

atau kurang dibayar;

10

Page 11: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat

salah tulis dan atau salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan atau denda 2% tiap

bulannya dan paling lambat 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak

yang ditagih melaui SPTPD.

d. Jika SPTPD tidak disampaikan kepada Walikota dalam jangka waktu 7 (tujuh)

hari dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya

sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;

e. Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung

secara jabatan

Tata Cara Pembayaran dan Penagihan pajak terutang sesuai dengan Pasal 73

dalam Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 04 Tahun 2013 adalah :

1) Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak

yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saat terutangnya

pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh

Wajib Pajak.

2) SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak

yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus

dilunasi jangka waktu paling lama satu (1) bulan sejak tanggal diterbitkan.

3) Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur

11

Page 12: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua

persen) sebulan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, tempat

pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan

Peraturan Walikota.

12

Page 13: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

BAB III

DATA

A. Definisi Operasional

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan Hotel. Pengeritan hotel disini termasuk

juga rumah penginapan yang memungut bayaran pada Hotel di Bengkulu .

Wajib Pajak Hotel adalah pemilik dari Hotel di Bengkulu .

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel di Bengkulu

dengan pembayaran, termasuk pelayanan sebagaimana di bawah ini :

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, yang antara lain: gubuk

pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen,

dan rumah penginapan.

b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tempat

tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyaman,

antara lain telepon faksimili, teleks, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, taksi dan

pengangkutan lainnya, yang disediakan atau dikelola Hotel di Bengkulu .

c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan

untuk umum, antara lain pusat kebugaran (fitness center), kolam renang, tennis,

golf, karaoke, pub, diskotik, yang disediakan atau dikelola oleh Hotel di

Bengkulu .

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

13

Page 14: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

Pada Pajak Hotel, yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan

yang melakukan pembayaran atas palayanan hotel. Secara sederhana yang menjadi

subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang

diberikan oleh Hotel di Bengkulu . Sementara itu, yang menjadi wajib pajak adalah

pengusaha hotel, yaitu pemilik dari Hotel di Bengkulu .

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili oleh

pihak tertentu yang diperkenan oleh undang-undang dan peraturan daerah tentang

Pajak Hotel. Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara pajak

tanggung rentang atas pembayaran pajak terutang. Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar

10 % (sepuluh persen).

B. Jangkauan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Hotel di Bengkulu Dalam penelitian ini

penulis membahas perhitungan pajak hotel terutang yang dibayar

C. Jenis Dan Sumber – Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti kasus di Hotel di

Bengkulu yaitu Data Primer yang mencakup sebagai berikut :

a. Data mengenai gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi.

b. Data-data yang meliputi jumlah kamar penginapan yang disewa dan fasilitas

hotel yang digunakan oleh konsumen pada saat menginap yang terjadi bulan

September 2013.

14

Page 15: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

Sumber data diperoleh dari wawancara dengan pihak perusahaan, pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data di lokasi

penelitian dengan jalan mengadakan tanya jawab atau wawancara langsung dengan

pegawai serta pihak yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan dan setelah data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini terkumpul, maka penulis akan menggunakan teknik analisis data sebagai

berikut :

Perhitungan Pajak Hotel Terutang dengan metode Self Assessment :

Alat Analisis Yang Digunakan

Jadi penelitian ini, penulis akan menggunakan metode analisis pajak hotel

dengan metode Self Assessment.

15

Pajak hotel terutang = Penghasilan Bruto dalam 1 bulan × Tarif Pajak

Page 16: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis

Berdasarkan hasil penelitian pada bab terdahulu dan dilandasi dengan dasar teori

yang dikemukakan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan menganalisis sesuai

dengan alat analisis pada bab III yakni analisis pajak hotel berdasarkan rumus-rumus

yang telah dikemukakan sebelumnya.

Dengan menggunakan rumus-rumus pada alat analisis, maka pajak hotel yang

dibayar oleh Mesra Business & Resort Hotel pada bulan September 2013 dari

penggunaan kamar dapat diketahui sebagai berikut :

Suite Room sebanyak 28 hari

Deluxe I Room sebanyak 27 hari

Deluxe II Room sebanyak 29 hari

Superior Room sebanyak 30 hari

Cottage Room sebanyak 28 hari

Standard Room sebanyak 30 hari

Junior Standard Room sebanyak 30 hari

Pembayaran dari kamar selama bulan September 2013

=(28 x Rp 1.750.000) + (27 x Rp 950.000) + (29 x Rp. 950.000) + (30 x Rp 400.000) + (28 x Rp 1.250.000) + (30 x Rp 400.000) + (30x Rp 450.000)

= Rp 49.000.000 + Rp 25.650.000 + Rp 27.550.000 + Rp 12.000.000 + Rp 35.000.000 + Rp 12.000.000 + Rp 13.500.000

= Rp 174.700.000

16

Page 17: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

Jadi, penghasilan bruto hotel bulan September 2013 adalah Rp 174.700.000.

Dari hasil perhitungan pembayaran kamar hotel maka, besarnya penghasilan

bruto hotel untuk bulan September 2013 sebesar Rp 94.700.000. Sehingga dapat

diketahui pajak hotel yang dibebankan pada bulan September 2013 adalah :

Pajak Hotel bulan September 2013

= Penghasilan Bruto dalam Bulan September x Tarif Pajak

= Rp 94.700.000 x 10 %= Rp 17.470.000

Jadi, Hotel di Bengkulu pada bulan September 2013 membayar pajak hotel sebesar Rp

17.470.000.

B. Pembahasan

Berdasarkan pada analisis yang penulis lakukan telah diketahui bahwa :

1. Penghasilan bruto hotel yang didapat dari pembayaran kamar hotel selama bulan

September 2013 yang menjadi dasar perhitungan pajak hotel adalah Rp

174.700.000.

2. Setelah diketahui penghasilan bruto, maka diperoleh hasil beban pajak hotel

dengan ketentuan tarif pajak hotel sebesar 10% bulan September 2013 adalah Rp

17.470.000.

3. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan pajak terutang sesuai dengan Pasal 73

dalam Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 04 Tahun 2013 adalah :

17

Page 18: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

a. Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak

yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saat terutangnya

pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh

Wajib Pajak.

b. SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak

yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus

dilunasi jangka waktu paling lama satu (1) bulan sejak tanggal diterbitkan.

c. Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur

atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua

persen) sebulan.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, tempat

pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan

Peraturan Walikota.

18

Page 19: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab satu sampai lima,

maka pada bab ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan terutama yang

terkait dengan pemecahan masalah yang telah dirumuskan dalam skripsi ini. Adapun

kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan jumlah pembayaran dari kamar yang disewa oleh

pengunjung hotel, maka didapat penghasilan bruto hotel bulan September 2013

adalah Rp 174.700.000.

2. Berdasarkan perhitungan dari penghasilan bruto hotel bulan September 2013

yang dikalikan dengan tariff pajak hotel yang telah ditetapkan Pemerintah

sebesar 10%, maka dapat diketahui jumlah beban pajak hotel terutang yang harus

dibayar sebesar Rp 17.470.000.

3. Hipotesis yang diajukan yaitu bahwa diduga perhitungan pajak hotel dan

pengisian SPTPD unutk Hotel di Bengkulu sesuai peraturan dan ketentuan yang

berlaku dari Pemerintah di terima, karena seperti penjelasan dalam Pajak Hotel

pasal (5) dan (6) untuk perhitungan dasar pengenaan Pajak Hotel dan tarif pajak

hotel. Dan untuk pengisian SPTPD sesuai dengan tata cara pembayaran dan

penagihan.

19

Page 20: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

B. Saran

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka dapat digunakan sebagai suatu

pedoman dalam pengambilan keputusan, adapun saran-saran yang dapat penulis

berikan kepada pihak yang berkepentigan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan prima dan faslitas hotel untuk terus ditingkatkan, agar

tarif tidak memberatkan apabila ada biaya yang harus dikeluarkan pengunjung

hotel.

2. Dalam usaha perhotelan di Bengkulu cukup bersaing, Hotel di Bengkulu

disarankankan untuk mencoba lebih memberikan dan menambah sarana dan

prasarana hotel berupa fasilitas yang memungkinkan manarik pengunjung untuk

datang menyewa kamar maupun menikmati fasilitas hotel yang dapat digunakan

untuk pengunjung hotel maupun masyarakat umum.

20

Page 21: Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989 - 2003

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyansyah, Indra Widhi (2005), analisis kontribusi pajak hotel dan restoran

terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten purworejo Tahun 1989 – 2003,

Skripsi Sarjana, FE UII, Yogyakarta.

Divisi HRD Hotel Mesra, 2013. Profil Hotel Mesra International

Marihot P Siahaan, S.E 2005. Pajak daerah dan Retribusi Daerah Edisi Pertama,

Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

M. Husin, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak

Hotel dan Restoran (studi kasus pada Pemkot Surabaya)”, Skripsi sarjana (Tidak

dipublikasikan), FE UII, Yogjakarta.

M. Suparmoko, 1987. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, BPFE, Yogyakarta.

Nugroho, Afriyanto (2000), “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dati II Klaten Tahun Anggaran 1983/1984-

1999/2000”, Skripsi sarjana (Tidak dipublikasikan), FE UII, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Bengkulu, 2013. Lembar Daerah Kota Bengkulu tentang pajak

daerah Nomor 04.

21