efektivitas pajak restoran sebagai upaya …

57
1 EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MAKASSAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Perpajakan Pada Program Studi Perpajakan D3 Oleh : NURUL FITRIANINGSIH 105751100617 PROGRAM STUDI PERPAJAKAN (D-III) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

1

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

KOTA MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli

Madya Perpajakan Pada Program Studi Perpajakan D3

Oleh :

NURUL FITRIANINGSIH

105751100617

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN (D-III) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020

Page 2: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

ii

MOTTO

“Barang Siapa yang Membantu Hamba Allah,

Maka Allah akan Membantunya”

Page 3: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

•. ~

"' UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI PERPAJAKAN 03

Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 90221

,> ~ I • -'-- - ~ l ,._......q ~ l).::W\ ':') -~ _---;::;:c. ~ __... _.,...., ,- ~ ::.-

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar

Nama Mahasiswa : NURUL FITRIANINGSIH

No. Stambuk/NIM : 105751100617

Prodi : 03 Perpajakan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Karya Tulis llmiah ini telah diujikan di hadapan Tim penguji KTI pada Hari Senin , 26

Oktober 2020.

Pembimbing I,

~ -Dr. Agus Salim HR,SE.,MM NIDN : 091111 5703

~ / - .. ~ ., ~ ·, '., -~·,

o_ekan' Fa~ult~{ i;~)nomi ' ',., 11

'~ • ~I ~/.. .

~ / .' -. ~

:..,:·" ( I uloJ1:9~.SE.1 MM

NBIVt;~_o:3078·•·

Makassar, 5 November 2020

Menyetujui

A NIDN: 0903039102

d, ~~

', l'f,\J HAM,\ i --...;

{

.,-:-~ i-~~~.,.:.~ ~o, ~-. Ket "l- \~ J. ' .) J, ~... I

/f \ 1 .. , .. ~ '- ; . / ,.,, -:-, I '

~ .. - i Ii;· ;_ ~ ,:: /

) ., , ..: ~ ' -v,_ I \' , ,. • _!:.' ,, ~ ~, - ~ \..,.- .~J (

l ,..') l'.; . • \ .\. 'i\JD~ ti c:~.o"':,, ~"'~ / i ~J'. i'I Pl "'" ''' •

·· "· Andi-R NBM ::n65156

Ill

Page 4: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

0 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI PERPAJAKAN 03 Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 90221

LEMBARPENGESAHAN

Karya Tulis llmiah atas nama Nurul Fitrianingsih, NIM : 105751100617,

diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Karya Tulis llmiah berdasarkan Surat

Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0003/SK­

Y/61403/091004/2020 M, Tanggal 10 Rabiul Awai 1442 H/ 26 Oktober 2020.

Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Prodi

Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 20 Rabiul Awai 1442H

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof Dr. H, Ambo Asse, M.Ag (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua

3. Sekretaris

4. Penguji

: Ismail Rasulong, SE., MM (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

: Dr. Agus Salim HR,SE.,MM (WO I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

1. Dr. Agus Salim HR,SE. ,MM

2. Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA

3. Ismail Rasulong, SE. , MM

4. Andi Arifwangsa Adiningrat, SE., S.Pd. , M.Ak ,.,,,..,

I • ..... '•,-,.

. • • , 1,QiSaJlt an oleh, .,, / D~!<ari. Fak1,1la~·51tQnomi dan Bisnis ' Un'iversitas Muhamm~ iyah Makassar i I , i · ~

. _'!i.,..... ~ -:; •.: v:c

') .... It / r;• ;/

~' ,.,L) 'I . . -~

. lsmaH Rasulo'ng. SE., MM NBM1 : 903078

IV

~ ( ... ... ....... ... )

~ ( ... ... .. ~ .. . )

Page 5: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI PERPAJAKAN 03 Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 90221

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa

No. Stambuk/NIM

Prodi

Perguruan Tinggi

Dengan Judul

: Nurul Fitrianingsih

: 105 7 511 00617

: Perpajakan (0-111)

: Universitas Muhammadiyah Makassar

: Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Dengan ini Menyatakan Bahwa

Karya Tulis lmiah (KT/) yang saya ajukan didepan Tim Penguji adalah

ASL/ Hasil Karya Sendiri, Bukan Hasil Jip/akan dan tidak dibuat oleh

siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pemyataan ini tidak benar.

Dr, Agus Salim HR~SE.,MM NIDN : 0911115703

Makassar, 5 November 2020

~,-. Yem Membuat Pernyataan

~t ~ .. ~~f)AB'l(HF707'76083 ;• . f;j~

6~0\0'0 ~ A, ENAM!!IBURUPIAN ~ J;. ~...,. .. . NURUL FITRIANINGSIH

Mengetahui

Asdar S . M.Si NIDN : 0 03039102

Page 6: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

vi

ABSTRAK

NURUL FITRIANINGSIH, Tahun 2020. Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Prodi Perpajakan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Agus Salim dan Pembimbing II Asdar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif dan tidaknya Pajak Restoran sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar dan mengetahui apakah terjadi kesesuaian antara target pemerintah dengan penerimaan Pajak Restoran di Kota Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik penelitian kepustakaan dan penelitian studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas pajak restoran sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar sudah sangat efektif namun memberikan kontribusi yang kurang terhadap pendapatan penerimaan kas daerah. Dalam pelaksanaan Penelitian masih ditemui hambatan-hambatan yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak restoran dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti serta dapat dipergunakan sebagai bahan masukan terhadap para pihak yang mengalami dan terlibat langsung dengan judul ini. Kata Kunci : Efektivitas Pajak Restoran, Pendapatan Asli Daerah.

Page 7: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

vii

ABSTRACT

NURUL FITRIANINGSIH, 2020. The Effectiveness of Restaurant Taxes as Efforts to Increase Local Revenue in Makassar City, Scientific Writing of the Faculty of Economics and Business, Taxation Study Program, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Agus Salim and Advisor II Asdar. This study aims to determine whether or not Restaurant Tax is effective as an effort to increase Makassar City Local Revenue and determine whether there is a match between government targets and Restaurant Tax revenue in Makassar City. This research is a descriptive qualitative research type. This research data includes primary data and secondary data. Data collection techniques using library research techniques and documentation study research. The results showed that the effectiveness of restaurant taxes as an effort to increase the Original Regional Income of Makassar City has been very effective but has less contribution to regional cash revenue. In the implementation of the research, there are still obstacles that affect the realization of restaurant tax revenue and an increase in Makassar City's Local Government Revenue. The benefits obtained from this research are to provide answers to the problems studied and can be used as input for parties who experience and are directly involved with this title. Keywords: Restaurant Tax Effectiveness, Local Revenue.

Page 8: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Efektivitas

Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar"

Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah Yang Penulis buat ini bertujuan untuk

memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Diploma (D3) pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada

kedua orang tua penulis Alm. Bapak H. Salahuddin dan Ibu Hj. Siti Nuraini yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan do’a tulus tak

pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

Page 9: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

ix

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan

hormat kepada :

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA sebagai Ketua Prodi

Perpajakan D3, yang senantiasa memberikan dukungan.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR,SE.,MM, sebagai Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Karya

Tulis Ilmiah (KTI) dapat diselesaikan.

5. Bapak Asdar,SE., M.Si, Sebagai Pembimbing II yang telah berkenan membantu

selama dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) hingga seminar hasil.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Perpajakan (D-III) angkatan 2017, Terkhusus Untuk Citra Nur, Nurul Miftahul,

Nuratun dan Magfira yang selalu belajar bersama dan tidak sedikit bantuannya

serta dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk yang menemani penulis berjuang, Ainun Zariah, Arjun

Syahputra dan Nurhaqiqi serta semua kerabat yang tidak bisa tertulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

Page 10: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

x

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI)

ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak,

utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran

dan kritikannya demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Mudah-mudahan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualikum Wr.Wb

Makassar, 16 Oktober 2020

Nurul Fitrianingsih

Page 11: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................... i

MOTTO ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak ...................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Pajak ........................................................ 5

2.1.2 Jenis-Jenis Pajak........................................................ 6

2.1.3 Fungsi Pajak ............................................................... 8

2.2 Pajak Daerah ......................................................................... 8

Page 12: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

xii

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah ............................................ 8

2.2.2 Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah ................... 9

2.2.3 Isi Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah ............ 10

2.2.4 Sistem Pemungutan Dan Pemungutan Pajak Daerah10

2.3 Pajak Restoran .................................................................... 11

2.3.1 Pengertian Pajak Restoran ....................................... 12

2.3.2 Objek Pajak Restoran ............................................... 12

2.3.3 Bukan Objek Pajak Restoran .................................... 12

2.3.4 Subjek Dan Wajib Pajak Restoran ............................ 12

2.3.5 Dasar Tarif Dan Cara Perhitungan Pajak Restoran .. 12

2.3.6 Pembayaran Dan Penagihan Pajak Restoran ........... 13

2.3.7 Efektivitas Pajak Restoran ........................................ 13

2.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ............................................ 15

2.5 Kerangka Konseptual ........................................................... 16

2.6 Metode Pelaksanaan ........................................................... 17

2.6.1 Tempat Dan Waktu.................................................... 17

2.6.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................ 17

2.7 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 18

2.7.1 Data Primer ................................................................ 18

2.7.2 Data Sekunder ........................................................... 18

2.8 Metode Analisis .................................................................... 18

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Ringkas ................................................................... 19

Page 13: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

xiii

3.2 Struktural Organisasi/Job Description ................................... 20

3.2.1 Struktural Organisasi .................................................. 20

3.2.2 Job Description ........................................................... 21

3.3 Hasil Penelitian ..................................................................... 22

3.3.1 Penerimaan PAD Kota Makassar 2015-2019 ............. 23

3.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar

2015-2019 .................................................................. 24

3.3.3 Penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar

2015-2019 .................................................................. 27

3.4 Pembahasan ......................................................................... 29

3.4.1 Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar

2015-2019 .................................................................. 29

3.4.2 Penerimaan Pajak Restoran Terhadap PAD

2015-2019 .................................................................. 31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 35

4.2 Saran .................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Efektivitas .............................................................. 14

Tabel 3.1 Data Target dan Realisasi PAD Kota Makassar ................. 23

Tabel 3.2 Data Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Makassar ... 22

Tabel 3.3 Data Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Makassar 27

Tabel 3.4 Data Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar ................ 29

Tabel 3.5 Kriteria Kontribusi ............................................................... 31

Tabel 3.6 Data Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD ................. 32

Page 15: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................ 17

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bapenda Kota Makassar ............ 20

Page 16: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak memiliki peran bagi masyarakat di satiap wilayahnya, dalam segala

pengeluaran untuk mengembangkan daerahnya sehingga harus terus dikelola dengan

dengan cara meninggikan rasa sadar dan pola pikir masyarakat mengenai kewajiban

membayar pajak. Dalam suatu pembangunan daerah, kewenangan diberikan dari

pemerintahan pusat kepada pemerintahan daerah supaya dapat memajukan

wilayahnya. Dalam hal Ini begitu memiliki pengaruh tentang berbagai

pengembangan wilayah sebab di dalam pemerintahan daerah akan memiliki banyak

hak kekuasaan terhadap pengembangan wilayahnya.

Tujuan tersebut adalah untuk mempererat hubungan pemerintah dengan

masyarakat serta masyarakat bisa melihat kinerja pemerintah langsung. Sebab itu,

pemilik wewenang daerah dituntut pandai menggali sumber-sumber keuangan

dalam pemenuhan untuk membantu kebutuhan pembiayaan pemerintah dan

pembangunan daerah.

Saat pemerintahan orde baru berkuasa, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan

yang disebut sebagai Ujung Pandang, Baru pada era reformasi, kota yang menjadi

pusat ekonomi di kawasan Indonesia Timur ini kembali pada nama tradisionalnya

yakni Makassar yang mengandung arti daerah yang bersifat terbuka. Kota terbesar

kedua di luar Pulau Jawa setelah Medan mengandalkan sektor jasa dalam

menggerakkan ekonominya. Beberapa lokasi menjadi andalan daya pikat wisata

Page 17: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

2

seperti Pantai Losari dan benteng Fort Rotterdam. Tidak heran penerimaan pajak

daerah didominasi sektor jasa seperti hotel, restoran dan hiburan.

Menurut Peraturan Daerah Kota makassar No 3 Tahun 2010, Pajak Daerah,

adalah Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Otonomi Daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1

Januari 2001 memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengembangkan serta

memajukan wilayahnya. Sebagai Pemilik wewenang, wilayah itu memiliki tanggung

jawab untuk bertindak secara maksimal supaya pembangunan dalam wilayah bisa

sampai pada target yang ditentukan. Pemilik wewenang dituntut pintar menggali

sumber penerimaan. Dalam melaksanakan wewenang kekuasaan, pemerintah daerah

harus dapat mengenali potensi sumber-sumber dana yang dimilikinya.

Perubahan kebijakan pemerintahaan daerah menjadi suatu landasan bagi

pemerintahan daerah untuk menggali potensi pendapatan daerah masing-masing,

selain itu pajak daerah merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam

membiayai keperluan dalam memajukan daerah. Oleh sebab itu pemerintah daerah

diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangannya, khususnya untuk

membantu pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan

pemerintahan dan pembangunannya.

Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara

maksimal di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

Page 18: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

3

diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang sejak lama sudah

menjadi salah satu unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang utama. Dengan

adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah, maka pemilik wewenang memiliki banyak hak keuangan di dalam

daerahnya.

Pajak daerah yang semakin berkembang seiring dengan semakin

berkembangnya komponen sektor jasa dan pariwisata adalah pajak restoran. Pajak

restoran adalah salah satu pajak yang tergolong dalam pajak daerah

(kabupatean/kota) yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah serta sebagai sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat

digunakan untuk berbagai keperluan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Pajak restoran dapat digolongkan sebagai pajak tidak

langsung, dimana pajak yang pengenaannya berdasarkan atas pelayanan yang

diberikan kepada konsumen bebannya berada pada konsumen. Dalam hal ini,

pemilik/pengusaha restoran merupakan pihak yang melakukan pemungutan dan

menyetorkan hasil pajak kepada instansi yang berwenang menerima pengumpulan

hasil pajak tersebut.

Dalam pemungutannya pajak daerah juga memiliki unsur paksaan karna

didukung oleh dasar hukum yang menjadi landasan sehingga yang memiliki

wewenang untuk memungut pajak bisa memutuskan untuk memanfaatkan atau tak

memanfaatkan penerimaan dari jenis pajak atau retribusi pada wilayahnya.

Page 19: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

4

Supaya bisa di kelola dengan maksimal, pola pikir masyarakat, pemungut

pajak, serta semua yang bersangkutan dalam pemungutannya wajib mengikuti

ketentuan dalam Undang-Undang dan peraturan daerah yang mengatur tentang

pajak daerah serta retribusi daerah.

Hal tersebut membutuhkan pemahaman terhadap masyarakat agar mereka

memiliki keinginan serta sadar untuk membantu Negara, dengan ketentuan bahwa

pemungutan di landaskan pada dasar hukum yang jelas. Sehingga nantinya

penerimaan pajak restoran benar-benar bisa berkontribusi dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan bisa menunjang kesesuaian antara target yang

ditetapkan oleh pemerintah dengan realisasi dalam penerimaan pajak restoran, serta

dapat menimbulkan peningkatan dalam penerimaan pajak restoran dari tahun ke

tahun.

Agar mengetahui efektif dan tidaknya penerimaan pajak restoran dan apakah

terjadinya kesesuaian antara harapan pemerintah dengan realisasi penerimaan pajak

restoran. Permasalahan tersebut mendorong penulis membuat karya tulis dalam

bentuk proposal dengan judul “Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

“Bagaimana efektivitas pajak restoran dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah di Kota Makassar?”

Page 20: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pajak restoran dalam upaya

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menambah wawasan,

pengetahuan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

b. Pihak instansi perpajakan terkait juga dapat menjadikannya sebagai bahan

masukan bermanfaat untuk lebih meningkatkan penerimaan pajak restoran

kedepannya.

c. Dapat dijadikan pedoman atau referensi tambahan untuk bahan penelitian

sejenis bagi peneliti lain.

Page 21: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

Menurut UU No 28 Tahun 2007 Undang-Undang perpajakan, Pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar -besarnya kemakmuran rakyat. Di bawah ini disajikan

beberapa definisi para ahli tentang definisi pajak, diantaranya :

1) Menurut Rochmat Soemitro

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan negara kepada rakyat

berlandaskan Undang-Undang (bisa di paksakan pelaksanaanya) dan tak

mendapat imbalan secara langsung serta, yang di manfaatkan untuk

membayar kebutuhan negara.

2) Menurut Dr. Soeparman Soemahamidja

Pajak adalah pungutan wajib berupa uang atau barang yang dipungut

oleh yang berwewenang berdasarkan dasar hukum, untuk membantu

biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai kesejahteraan bersama.

2.1.2 Jenis-Jenis Pajak

Adapun jenis-jenis pajak berdasarkan golongan, sifat dan lembaga

pemungutnya adalah :

Page 22: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

7

1) Menurut Golongannya

a. Pajak langsung, pajak yang wajib di pikul sendiri oleh wajib pajak

yang tak bisa dialihkan terhadap orang lain. Contohnya : Pajak

Penghasilan.

b. Pajak tidak langsung, pajak yang bisa dialihkan terhadap orang lain.

Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai.

2) Menurut Sifatnya

a. Pajak subjektif, merupakan pajak yang berdasar pada subjeknya, yang

mempertimbangkan kondisi wajib pajak. Contohnya : Pajak

Penghasilan.

b. Pajak objektif, adalah pajak yang berdasar pada objeknya, yang tidak

mempertimbangkan kondisi wajib pajak. Contohnya : Pajak Penjualan

atas Barang Mewah.

3) Menurut lembaga pemungutannya

a. Pajak pusat, merupakan pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat

serta dimanfaatkan untuk keperluan negara. Contohnya : Pajak

Pertambahan Nilai.

b. Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

serta dimanfaatkan untuk membantu pembiayaan keperluan daerah.

Beberapa Pajak daerah adalah :

i. Pajak Provinsi, contohnya : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Page 23: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

8

ii. Pajak Kabupaten atau Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Hiburan.

2.1.3 Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Resmi (2011:3), adalah :

1) Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Pajak adalah sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membantu

pembiayaan segala kegiatannya.

2) Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak adalah alat untuk mengelola atau menjalankan kewenangan

pemerintahan dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.2 Pajak Daerah

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah

Menurut Siahaan pajak daerah ialah pungutan wajib yang dilakukan

oleh daerah terhadap orang pribadi atau badan tanpa mendapat

kontraprestasi secara langsung, serta bisa dipaksakan berlandaskan pada

peraturan perundang-undangan, dan dimanfaatkan untuk mendanai

penyelenggaran dan pengembangan daerah. Pajak daerah ialah pajak yang

dikembangkan pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten/kota

yang digunakan untuk membantu pemasukan Pendapatan Asli Daerah serta

dari pemasukan itu ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Menurut Perda Kota Makassar pasal 2 tahun 2010, Pajak daerah yang

dipungut oleh provinsi terdiri atas 5 jenis pajak :

a. Pajak kendaraan bermotor

Page 24: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

9

b. Bea balik nama kendaraan bermotor

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak air permukaan

e. Pajak rokok.

Sedangkan jenis pajak kabupaten/kota mencakup 11 jenis pajak, yaitu:

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak mineral bukan logam dan batuan.

g. Pajak parkir

h. Pajak air tanah

i. Pajak sarang burung walet

j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

2.2.2 Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Peraturan daerah Kota

Makassar No 3 Tahun 2010 dan Peraturan daerah Kota Makassar No 2

Tahun 2012 tentang perubahan atas Perda No 3 tahun 2010. tertera sangat

terperinci bahwa semua jenis pajak daerah wajib memiliki surat dan tak

boleh menyimpang dari kebutuhan umum atau perundang-undangan.

Page 25: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

10

2.2.3 Isi Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

Perda Kota Makassar No 3 Tahun 2010 itu mengatur tentang :

1. Nama, objek, serta subjek pajak

b. Dasar pengenaan, tarif serta cara perhitungan pajak

c. Wilayah pemungutan

d. Masa pajak

e. Penetapan pajak

f. Tata cara pembayaran serta penagihan pajak

g. Kadaluwarsa penagihan pajak

h. Sanksi administrasi

i. Tanggal dimulai berlakunya pajak.

2.2.4 Sistem Pemungutan dan Pemungutan Pajak Daerah

Sistem pajak bagi semua pajak daerah adalah :

1) Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan pajak daerah menggunakan 3 system Pemungutan pajak,

yaitu :

a. Harus dibayar sendiri oleh wajib pajak

b. Yang tetapkan oleh pemerintah

c. Akan pungut oleh petugas pajak.

2) Pemungutan Pajak Daerah

a. Percetakan formulir perpajakan

b. Penerimaan surat-surat kepada wajib pajak

c. Penghimpun data objek serta subjek pajak.

Page 26: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

11

2.3 Pajak Restoran

2.3.1 Pengertian Pajak Restoran

Peraturan daerah Kota Makassar pasal 11 No 3 tahun 2010

menjelaskan bahwa Pajak Restoran dipungut pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh restoran. Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi

oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

Pungutan ini juga dilandaskan terhadap Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Pungutan pajak restoran

tidak semua ada di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini

memiliki sangkut paut dengan hak yang telah wenangkan terhadap

pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan atau tak memanfaatkan jenis

pajak kabupaten/kota. Maka dari itu di perlukan peraturan yang mengatur

jelas tentang pajak restoran, agar bisa dijadikan pedoman dikemudian hari.

Penjelasan tentang pajak restoran adalah sebagai berikut :

a. Restoran yaitu tempat menyantap makanan serta minuman yang disajikan

dengan dikenakan biaya, termasuk usaha jasa boga dan katering.

b. pemilik restoran yaitu orang pribadi atau badan yang didalam perusahaan

menjalankan usaha di bidang rumah makan.

c. Pembiayaan merupakan nilai yang diterima sebagai timbal balik atas

pelayanan, dan untuk pembayaran terhadap pengusaha rumah makan.

Page 27: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

12

d. Bon penjualan (Bill) ialah bukti pembiayaan, yang merupakan bukti

pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak saat melakukan pembiayaan

dari pembelian makanan serta minuman terhadap subjek pajak.

2.3.2 Objek Pajak Restoran

Objek pajak restoran yaitu pelayanan yang disediakan restoran dengan

pembayaran. Yang termasuk dalam objek pajak restoran yaitu restoran, rumah

makan, kafetaria, kantin/depot, warung, bar, serta jasa boga/katering.

2.3.3 Bukan Objek Pajak Restoran

Tidak termasuk objek Pajak Restoran dalam Perda Kota Makassar No 3

tahun 2010, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pelayanan yang

disediakan oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp

250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dalam 1 (satu) hari.

2.3.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran

Subjek pajak yaitu orang pribadi atau badan yang membeli makanan

serta minuman dari restoran, atau subjek pajak restoran ialah konsumen yang

membeli makanan atau minuman dari restoran, sedangakn wajib pajaknya

yaitu orang pribadi atau badan yang dalam perusahaan atau pekerjaanya

menjalankan usaha dibidang rumah makan.

2.3.5 Dasar Pengenaan Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran

Dasar pengenaan tarif dan cara perhitungan pajak restoran adalah :

a. Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% dan landasan

hukum yang menjadi acuan adalah peraturan daerah Kota Makassar pasal

13 ayat 1 dan 2 No 3 tahun 2010.

b. Perhitungan pajak restoran

Pajak terutang = Tarif pajak x Dasar pengenaan pajak/

= Tarif Pajak x Jumlah pembayaran yang diterima

Atau yang seharusnya diterima restoran.

Page 28: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

13

2.3.6 Pembayaran dan Penagihan Pajak Restoran

1. Pembayaran Pajak Restoran

Pajak restoran yang terutang dilunasi dalam jangka waktu yang telah

ditentukan didalam peraturan daerah, misalnya paling lambat pada tanggal

20 bulan selanjutnya dari masa pajak yang terutang setelah berakhirnya

masa pajak. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran pajak di tetapkan

oleh bupati/walikota. Penyetoran pajak restoran yang terutang dibayar ke

kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditentukan oleh bupati/walikota

sesuai waktu yang ditentukan didalam surat ketetapan pajak daerah

(SKPD), surat ketetapan pajak daerah kurang bayar (SKPDKB), surat

ketetapan pajak daerah kurang bauar tambahan (SKPDKBT), surat tagihan

pajak daerah (STPD).

2. Penagihan Pajak Restoran

Ketika pajak restoran yang terutang tidak dibayar saat jatuh tempo

pembayaran, bupati/walikota akan melakukan penagihan pajak. Penagihan

pajak dilakukan kepada pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, STPD,

yang menyebabkan nilai pajak wajib dibayar tambah. Penagihan pajak

terlebih dahulu memberikan surat teguran sebagai tindakan awal

penagihan pajak. Surat teguran dikeluarkan tujuh hari sejak jatuh tempo

pembayaran pajak dan dikeluarkan oleh pejabat yang diutus oleh bupati

atau walikota.

2.3.7 Efektivitas Pajak Restoran

Efektivitas adalah imbangan antara pendapatan yang sebenarnya

terhadap pendapatan potensial dari suatu pajak dengan anggaran bahwa yang

seharusnya dibayarkan, benar-benar memenuhi kewajibannya. Efektivitas

dalam perpajakan menyangkut semua tahap administrasi penerimaan pajak,

menentukan wajib pajak, menetapkan nilai kena pajak, memungut pajak,

menegakkan sistem pajak dan membukukan penerimaan (Halim, 2004 : 135).

Efektifitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu

Page 29: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

14

pajak dengan tujuan atau potensi riil yang telah dimiliki suatu daerah.

Terdapat 3 (tiga) faktor yang mengancam efektivitas pajak:

1) Menghindari pajak.

2) Kerjasama antara petugas dengan wajib pajak daerah untuk mengurangi

jumlah pajak yang terhutang.

3) Penipuan oleh petugas pajak daerah untuk mengurangi jumlah pajak yang

terhutang.

Jika konsep efektivitas dikaitkan dengan penerimaan pajak restoran

maka efektivitas yang dimaksud adalah seberapa besar realisasi penerimaan

pajak restoran mencapai target yang seharusnya dicapai pada periode tertentu

(Halim, 2001: 158).

Efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam

merealisasikan pajak restoran yang dianggarkan dibandingkan dengan target

yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Adapun rumus yang

digunakan dalam menghitung efektivitas pajak restoran adalah:

Efektivitas pajak restoran = Realisasi penerimaan pajak restoran

Target penerimaan pajak restoran

Tabel 2.1 Kriteria Efektivitas

No. Presentase Efektivitas Keterangan

1. >100% Sangat Efektif

2. 90%-100% Efektif

3. 80%-90% Cukup Efektif

4. 60%-80% Kurang Efektif

5. <60% Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 (Rima Adelina)

Tahun 2020.

Page 30: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

15

2.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengertian PAD menurut Djamud Kertabudi ialah : “Pengertian pendapatan

asli daerah (PAD) merupakan penerimaan yang di peroleh daerah dari sumber-

sumber dalam wilayahnya sendiri yang di pungut berdasarkan undang-undang.”

(2007:2). Tentang sumber dana yang menjadi wewenang pemerintah daerah yang

berlandaskan pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai hal

keseimbangan dana pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menetapkan

potensi penerimaan daerah, yaitu :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1) Pajak daerah

2) Retribusi daerah

3) Laba pengelolaan aset daerah yang dipisahkan

4) Dan lain-lain PAD yang sah.

b. Transfer Pemerintahan Pusat

1) Bagi hasil pajak

2) Bagi hasil sumber daya alam

3) Dana alokasi umum

4) Dana alokasi khusus

5) Dana otonomi khusus

6) Dana penyesuaian.

c. Transfer Pemerintah Provinsi

1. Bagi hasil pajak

2. Bagi hasil sumber daya alam

3. Bagi hasil lainnya.

d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang berasal dari

pengelolaan dan yang dimiliki daerah. Dalam era otonomi daerah diwajibkan

untuk mancari cara yang dapat dikelola secara maksimal untuk

mengembangkan penerimaan daerah supaya tak bergantung pada pemerintah

pusat dalam membiayai semua kegiatan didaerah. Pemerintah daerah

Page 31: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

16

diharapkan bisa menjalankan roda pemerintahan secara maksimal dalam

melakukan pembangunan daerah dengan cara mencari dan memanfaatkan

sumber-sumber keuangan yang dimiliki daerah sebagai Pendapatan Asli

Daerah.

2.5 Kerangka Konseptual

Di dalam suatu negara memiliki penerimaan yang salah satu sumber

pemasukannya berasal dari pajak. Pentingnya pajak didalam lingkungan instansi

atau perusahaan disebabkan pajak adalah sumber penerimaan bagi negara. Setiap

pemasukan pajak bagi pemerintah diharapkan penerimanya dapat mengoptimalkan

dengan potensi dan target yang telah ditetapkan karna pajak sangat membantu

segala pembangunan nasional yang dilakukan tahab demi tahab sebagai tujuan

mensejahterakan rakyat. Maka dari itu, jika tidak adanya dana yang cukup untuk

menjalankan pembanguan, apalagi dana pembanguan dinegara kita sebagian besar

berasal dari penerimaan pajak. Maka baik pemerintah serta masyarakat dituntut

wajib meneggakkan kesadaran diri bahwa pentingnya membayar pajak. Pajak yang

di pungut oleh pemerintah itu ialah salah satu penerimaan pendapatan terbesar

negara, baik pendapatan pusat maupun pendapatan daerah.

Pemungutan pajak restoran di Indonesia didasarkan pada Undang-undang

Nomor 34 Tahun 1997 mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Dengan

demikian dapat di pahami bahwa pajak bisa di pungut oleh pemerintahan

berlandaskan pada peraturan yang telah di tetapkan serta di gunakan untuk

pembiayaan negara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerimaan

pajak restoran efektiv atau tidak dalam membantu pendapatan asli daerah di Kota

Makassar, Pendapatan Asli Daerah berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.

Dan dalam penelitian ini lebih di tekankan pada pajak daerah khususnya pada pajak

restoran.

Kerangka konseptual yang digunakan untuk merumuskan penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

Page 32: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

17

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep

2.6 Metode Pelaksanaan

2.6.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini di lakukan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota

Makassar yang berlokasi di Jl. Urip Sumohardjo No. 8, Maccini, Kecematan.

Panakkukang, Kota Makassar 90232. Penelitian ini telah dilaksanakan selama

kurang lebih 2 (dua) bulan, yakni bulan September sampai bulan Oktober

tahun 2020.

2.6.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Kepustakaan

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sekunder dari

buku, jurnal dan dokumen yang relevan untuk menyusun konsep

penelitian dalam mengungkap objek penelitian.

b. Studi Dokumentasi.

Studi Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

sekunder yang berhubungan dengan objek fokus penelitian. Dalam

penelitian ini yang merupakan data sekunder adalah dokumen data

perbandingan target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran, serta

realisasi penerimaan PAD pada Kantor Badan Pendapatan Daerah tahun

2015-2019 Kota Makassar. Data sekunder ini diambil dari data tertulis

yang telah tersedia di Kantor Bapenda Kota Makassar.

Efektivitas Pajak

Restoran

Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar

Page 33: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

18

2.7 Jenis dan Sumber Data

2.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud

khusus menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan yakni di Kantor Bapenda Kota Makassar.

2.7.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku,

jurnal, artikel serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang

dilakukan. Guna untuk menyelesaikan permasalah dalam penelitian.

2.8 Teknik Analisis Data

Peneliti sendiri menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode ini

bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai objek yang diteliti. Melalui

penelitian kualitatif peneliti berusaha mendeskripsikan permasalahan serta

memberikan solusi. Perumusan penelitian kualitatif dimulai dengan pengumpulan

data-data berupa penjelasan berupa kata-kata yang didapatkan langsung dari buku,

jurnal, dan situs kusioner.

Peneliti juga menetapkan Informasi apa yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan atau massal yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini ada sejumlah

alat pengumpul data antara lain pencarian data pada jurnal-jurnal, observasi dan

dokumen. Peneliti merumuskan ciri khusus sehingga memberikan dampak terhadap

instrumen dan sumber data yang diperoleh dalam meneliti.

Data dan informasi yang telah diperoleh oleh peneliti masih merupakan

informasi data yang kasar karena peneliti hanya menggunakan beberapa media

untuk menentukan pokok permasalahan dalam penelitian. Dengan menggunakan

metode kualitatif, peneliti menyimpulkan jawaban dari setiap permasalahan yang

diteliti di dalam satu pokok pembahasan penelitian secara keseluruhan.

Page 34: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

19

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Ringkas

Terbentuknya Dinas Pendapatan Kota Madya Tingkat Makassar, Dinas

Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah berlandaskan pada

surat keputusan Wali Kota Madya Nomor 155/Kep/A/V/1973 tanggal 24 mei

1973, terdapat juga Sub Dinas Pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor dan

Sub Dinas Administrasi.

Wali Kota Madya daerah tingkat II Ujung Pandang Nomor

74/S.Kep/A/V/1977 tanggal 1 april 1977 dengan surat edaran Mentri dalam

Negeri Nomor 3/12/43 tanggal 9 september 1975 Nomor keu/ 3/22/33 tentang

pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya Ujung Pandang di

sempurnakan serta di tetapkan perubahannya menjadi Dinas Penghasilan

Daerah yang kemudian menjadi unit yang menangani sumber keungan daerah

seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pelelangan serta semua

sub-sub dinas dalam unit penghasilan daerah yang tercantum dalam unit di

leburkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya tingkat II

Ujung Pandang, dengan adanya perubahan Kota Madya Ujung Pandang

menjadi Kota Makassar, nama Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya Ujung

Pandang berubah menjadi Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar.

Dan Dinas Pendapatan Daerah Kota Makasssar di tahun 2016 berubah

menjadi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar adalah :

Visi :

“Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan Yang Optimal Online Terpadu”

Misi :

1. Mewujudkan Pengelolaan Pada Yang Optimal Berbasis Ilmu teknologi

Secara Terpadu Dan Terintegrasi.

Page 35: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

20

b. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Profesional Dan Memiliki

Kompetensi Dalam Bidangnya.

c. Memantapkan Koordinasi Administrasi Pengelolaan Pendapatan Dan

Keuangan.

3.2 Struktur Organisasi dan Job Description

3.2.1 Struktur Organisasi

Sumber : Sub bagian Umum dan Kepegawaian BAPENDA Kota Makassar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

Tahun 2020.

Sub BidangReklame,

ParkirdanRetribusi

Daerah

Adiyanto Said, ST

Sub Bidang Pengolahan

Data dan Informasi

Sub BidangPendataan

Wilayah II

Amanda Syahwaldi,

S.STP., MM

Sub BidangPendataan

Wilayah I

Artati,SE, MM

Sub Bidang Penetapan,

Pembukuan dan Pelaporan

Pajak dan Retribusi Daerah

Ahmad,SE

Sub Bidang Restoran,

Mineral badan

Sarang Burung Walet

Muhammad Arie

Fadli, S.STP

Sub Bidang Hotel dan

AirBawah Tanah

Harryman

Herdianto,S.STP,M.AP

Sub Bidang Penetapan,

Pembukuan dan Pelaporan

Pajak Baharuddin

Rachman,SE,MM

Sub Bidang Hiburan dan

Pajak Penerangan Jalan

Hamzah, SE

Sub Bidang Koordinasi,

Perencanaan dan Regulasi

Ekayani Pratiwi SH

Sub Bidang Penagihan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah

Drs. H. Thabrani, MM

Sub Bidang Pembinaan,

Pengawasan dan Penindakan

Arfiani. AM, SE

UPTD Pajak Bumi

Bangunan

Muhammad Idris, ST

Subag Umum dan

Kepegawaian

Ansar Zainal Abidin,

SE, MM

Subag Keuangan

Ilham Budi

Santoso,SE,MM

Subag Perencanaan

dan Pelaporan

Fadliah,S.STP,M.Si

Bidang Koordinasi, Pengawasan dan

Perencanaan

Harryman Herdianto,S.STP,M.AP

Bidang Pajak Daerah II

Muh.Ambar Sallatu,S.Sos,M.Si

Bidang Pendaftaran dan

Pendataan

A.Iwan. B. Djemma, SH

BidangPendaftaran

dan Pendataan

A.Iwan. B. Djemma,

SH

Kepala Badan

Drs. H. Irwan R.

Adnan,M.Si

Kelompok

Jabatan Fungsional

Sekretaris

H. Jabbar, S.Sos.,M.Si

Tata Usaha UPTD-PBB

Indirwan Darma yasir,S.ST

Tata Usaha UPTD-BPHTB

Ansar, SE

Kepala UPTD BPHTB

Andi Wahyu Rasyid

Azis, SE

Page 36: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

21

3.2.2 Job Description

1. Kepala Badan

Pasal 4, Kepala Badan memiliki kewajiban membantu Wali Kota

menjalankan fungsi penopang kepentingan Pemerintahan dibidang

Keuangan yang menjadi kewenangan daerah.

2. Sekretariat

Pasal 5, Sekretariat memiliki kewajiban menjalankan pengarahan

penerapan tugas, membimbing dan melayani administrasi kepada

semua unit organisasi di wilayah badan.

3. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan

Pasal 6, Subbagian perencanaan dan pelaporan memiliki kewajiban

melaksanakan penyediaan bahan pengarahan dan penggarapan

program kerja, monitoring dan penilaian serta penjabaran

pelaksanaan program dan kegiatan badan.

4. Subbagian Keuangan

Pasal 7, Subbagian keuangan memiliki kewajiban melaksanakan

administrasi dan akutansi keuangan.

5. Subbagian Umum dan Kepegawaaian

Pasal 8, Subbagian Umum dan Kepegawaian memiliki kewajiban

melaksanakan perkara umum, penatausahaan surat menyurat,

urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan

inventarisasibarang serta administrasi kepegawaian.

6. Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Pasal 9, Bidang pendaftaran dan pendataan memiliki kewajiban

menjalankan pelayanan administrasi pendaftaran, pendataan,

intensifikasi, ekstensifikasi, dan peningkatan potensi dan

merancang bangun dan mengembangkan pengolahan data serta

informasi pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah.

7. Subbidang Pendataan Wilayah I

Pasal 10, Subbidang pendataan wilayah I mempunyai tugas

melakukan kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran,

Page 37: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

22

Pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi

dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah

I, meliputi Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini,

Tallo, Tamalate, Ujung Pandang dan Wajo.

8. Subbidang Pendataan Wilayah II

Pasal 11, Subbidang Pendataan Wilayah II mempunyai tugas

melakukan kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran,

pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi

dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah

II, meliputi Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Manggala,

Panakkukang, Tamalanrea, Ujung Tanah, Kepulauan Sangkarang.

9. Subbidang Pengolahan Data dan Informasi

Pasal 12, Subbidang Pengolahan Data dan Informasi mempunyai

tugas melakukan pelayanan administrasi verfikasi dan validasi data

wajib pajak dan retribusi daerah, penetapan dan pengukuhan wajib

pajak, penerbitan NPWPD, pengolahan data dan informasi serta

rancang bangun pengembangannya.

10. Subbidang Pajak I dan Retribusi Daerah

Pasal 13, Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan,

penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan,

penagihan pajak I meliputi Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan

Logam, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Parkir dan penataan

objek Pajak Reklame serta Retribusi Daerah.

3.3 Hasil Penelitian

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar merupakan sumber

Pendapatan Asli Daerah yang dapat dijadikan salah satu penerimaan

daerah serta mendapatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan Asli Daerah yang dulunya hanya bergantung pada pemerintah

pusat, namun sekarang pemerintah daerah diharapkan bisa

Page 38: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

23

mengembangkan Pendapatan Asli Daerahnya sendiri, tanpa bergantung

pada pihak lain. Semakin besar penerimaan pendapatan suatu daerah,

maka semakin rendah tingkat ketergantungan pemerintah terhadap

pemerintah pusat. begitu juga sebaliknya semakin rendah penerimaan

Pendapatan Asli Daerah maka semakin tinggi tingkat ketergantungan

pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.

3.3.1 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar

Tahun Anggaran 2015-2019

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar

Pada Tahun 2015-2019, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar Tahun 2015-2019.

Tahun Terget Penerimaan

PAD (Rupiah)

Realisasi

Penerimaan PAD

(Rupiah)

Prosentase

(%)

2015 904.432.575.000 696.269.803.242 76,98

2016 1.193.018.343.000 879.579.142.506 73,73

2017 1.086.139.148.000 949.677.704.216 87,44

2018 1.194.753.148.000 947.371.868.404 79,29

2019 1.340.000.000.000 1.073.061.660.653 80.08

Nilai

Rata-rata

1.143.668.642.800 909.192.035.804 79,36

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.

Pada tahun 2015 realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar sebesar Rp. 696.269.803.242 atau sebesar

76,98% dari target anggaran yang ditetapkan. Pada tahun 2016

realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, namun mengalami

penurunan pada prosentasenya dikarnakan adanya peningkatan

target yang ditetapkan. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 879.579.142.506 atau

Page 39: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

24

sebesar 73,73% dari target anggaran yang ditetapkan. Realisasi

penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2017 juga

mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 949.677.704.216 atau

sebesar 87,44% dari total anggaran pada tahun tersebut. Pada tahun

2018 realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya, dikarenakan peningkatan target

pencapaian yaitu sebesar Rp. 947.371.868.404 atau sebesar 79,29%

dari target anggaran yang ditetapkan.

Pada tahun 2019 realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya namun terjadi penurunan pada prosentasenya,

karena adanya perbedaan target yang ditentukan. Realisasi

penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2019 adalah

sebesar Rp. 1.073.061.660.653 atau sebesar 80.08% dari target

anggaran yang ditetapkan. Meningkatnya realisasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2019 juga sebanding dengan

realisasi penerimaan komponen penyumbang Pendapatan Asli

Daerah yang mengalami peningkatan. Penyumbang Pendapatan

Asli Daerah terbesar pada tahun 2019 adalah pajak daerah yaitu

sebesar Rp. 1.067.323.035.833 atau sebesar 81,17% dari anggaran.

3.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran

2015-2019

Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar pada Tahun 2015-

2019, sebagai berikut :

Tabel 3.2 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Kota Makassar Tahun 2015-2019.

Tahun Target Penerimaan

Pajak Restoran

(Rupiah)

Realisasi

Penerimaan Pajak

Restoran (Rupiah)

Prosentase

(%)

2015 785.486.018.000 635.647.206.877 80,92

Page 40: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

25

2016 1.053.182.160.000 759.202.412.170 72,09

2017 1.063.441.478.000 938.796.384.191 88,28

2018 1.155.991.478.000 942.551.891.961 81,54

2019 1.315.000.000.000 1.067.323.035.833 81,17

Nilai rata

-rata

1.074.620.226.800 868.704.186.206 80,08

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.

Pada tahun 2015 terdapat beberapa jenis pajak daerah yang

menjadi komponen penyumbang pajak daerah. Pada tahun 2015

terdapat 11 jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah Kota

Makassar yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan

logam/batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang

Burung Walet, Pajak BPHTB, dan PBB Sektor P2. Realisasi

penerimaan pajak daerah pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.

635.647.206.877 atau sebesar 80,92% dari target anggaran sebesar

Rp 785.486.018.000.

Pada tahun 2016 realisasi penerimaan pajak daerah

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.

759.202.412.170, namun terjadi penurunan pada prosentasenya

sebesar 72,09% dari target anggaran sebesar Rp.

1.053.182.160.000. Pada tahun ini ada salah satu pajak yang tidak

dapat mencapai target yaitu pajak parkir yang prosentasenya hanya

mencapai 2,26% dengan realisasi penerimaan sebesar Rp.

15.283.622.944. Prosentase pencapaian pajak daerah tertinggi

adalah pajak PBB sektor P2 sebesar 102,78%. Sedangkan

penerimaan realisasi terbesar adalah Pajak Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp. 188.933.945.304.

Page 41: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

26

Realisasi penerimaan pajak daerah pada tahun 2017 juga

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.

938.796.384.191. Jenis pajak yang memperoleh prosentase

tertinggi dalam realisasi adalah pajak Reklame yang mencapai

160,25%, hal ini sama dengan tahun sebelumnya yang mana

prosentase tertinggi realisasi dicapai Pajak Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp. 272.826.084.740.

Pada tahun 2018 realisasi penerimaan pajak daerah juga

mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun

sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

pada tahun 2018 realisasi penerimaan pajak daerah mengalami

penurunan prosentase yaitu hanya sebesar 81,54% dari total target.

Realisasi penerimaan pajak daerah pada tahun 2018 adalah Rp.

942.551.891.961. Meskipun pajak Mineral Bukan Logam/Batuan

masuk dalam anggaran tahun 2018 tetapi tidak ada realisasi

penerimaan dari pajak tersebut. Prosentase pencapaian pajak

tertinggi adalah pajak Reklame dengan pancapaian sebesar

118,11% dari target anggaran.

Tahun 2019 pencapaian realisasi penerimaan pajak daerah

mengalami peningkatan yang siginifikan juga, hal ini sebanding

dengan pencapaian target dan realisasi yang diperoleh dari

komponen jenis pajak yang dipungut. Rata-rata realisasi

penerimaan setiap jenis pajak mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun sebelumnya. Meskipun jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya pada tahun 2019 realisasi penerimaan

pajak daerah juga mengalami penurunan prosentase yaitu hanya

sebesar 81,17% dari total target. Realisasi penerimaan pajak daerah

tahun 2019 ini adalah sebesar Rp. 1.067.323.035.833 dari target

atau anggaran yang ditentukan. Jika pada tahun sebelumnya tidak

ada realisasi penerimaan dari pajak Mineral bukan logam/batuan,

pada tahun ini pun sama, tidak ada realisasi penerimaan dari pajak

Page 42: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

27

tersebut. Prosentase pencapaian pajak daerah tertinggi adalah pajak

Restoran sebesar 113,69%. Sedangkan penerimaan realisasi

terbesar adalah Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) sebesar Rp. 232.812.018.732.

3.3.3 Penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar Tahun 2015-2019

Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Makassar Tahun

Anggaran 2015-2019, sebagai berikut :

Tabel 3.3 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran

Kota Makassar Tahun 2015-2019.

Tahun Target Penerimaan

Pajak Restoran

(Rupiah)

Realisasi

Penerimaan Pajak

Restoran (Rupiah)

Prosentase

(%)

2015 98.788.870.608 92.279.737.686 93,41

2016 171.138.613.000 114.006.791.465 66,62

2017 140.000.000.000 140.867.931.059 100,62

2018 156.000.000.000 166.283.463.199 106,59

2019 185.000.000.000 210.528.402.002 113,08

Nilai

Rata-rata

150.185.496.722 144.793.265.082 96,21

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.

Realisasi penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar pada

Tahun 2015-2019 mengalamai pertumbuhan yang fluktuatif. Rata-

rata realisasi penerimaan pajak pada tahun tersebut mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Dari penerimaan 5 tahun tersebut,

Pencapaian tertinggi ada pada tahun 2019 sebesar 113,08%, ini

berarti pajak restoran memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Page 43: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

28

Pada tahun 2015 realisasi penerimaan pajak restoran adalah sebesar

Rp. 92.279.737.686. Pada tahun 2015 ini realisasi penerimaan

pajak restoran mencapai 93,41% dari target yang telah ditentukan

yaitu sebesar Rp. 98.788.870.608. Hal ini berarti pencapaian

pemungutan pajak restoran di Kota Makassar sudah mencapai

target yang telah ditentukan. Pada tahun 2016 terjadi peningkatan

dalam realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun sebelumnya.

Namun terjadi penurunan pada prosentasenya. Realisasi

penerimaan pajak restoran pada tahun 2016 adalah sebesar Rp.

114.006.791.465. Sementara target penerimaan pajak restoran

sebesar Rp. 171.138.613.000. Dengan begitu berarti prosentase

pencapaian realisasi penerimaan pajak adalah sebesar 66,62% dari

target yang ditentukan.

Pada tahun 2017 realisasi penerimaan pajak restoran

mengalami kenaikan juga dari tahun sebelumnya. Realisasi

penerimaan pajak restoran pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.

140.867.931.059. Sedangkan target penerimaan pajak restoran pada

tahun 2017 adalah sebesar Rp. 140.000.000.000. Dari hasil tersebut

menunjukan bahwa realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun

2017 sudah mencapai target bahkan melebihi target yang telah

ditentukan dengan prosentase sebesar 100,62%. Di tahun 2018

realisasi penerimaan pajak restoran makin mengalami kenaikan

yang tinggi dengan prosentase sebesar 106,59% dari target yang

telah ditentukan. Realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun

2018 adalah sebesar Rp. 166.283.463.199 dengan target

penerimaan sebesar Rp. 156.000.000.000.

Pada tahun 2019 prosentase penerimaan pajak restoran

sangat tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan karena

adanya kenaikan target penerimaan pajak restoran. Realisasi

penerimaan pajak restoran tahun 2019 sebesar Rp. 210.528.402.002

dengan target sebesar Rp. 185.000.000.000. Dengan begitu

Page 44: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

29

menunjukan bahwa pencapaian penerimaan pajak restoran melebihi

target yang telah ditentukan dengan prosentase sebesar 113,08%.

3.4 Pembahasan

Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian bab pendahuluan

bahwa Rumusan Masalah penelitian ini ialah : “Bagaimana Efektivitas

pajak restoran dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota

Makassar?”

Untuk maksud tersebut maka dilakukan penelitian ini pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

3.4.1 Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar Tahun 2015-2019

Efektivitas peneriman Pajak Restoran Kota Makassar tahun

2015-2019, sebagai berikut :

Tabel 3.4 Data Efektivitas peneriman Pajak Restoran Kota

Makassar tahun 2015-2019.

Tahun Target

Penerimaan Pajak

Restoran (Rupiah)

Realisasi

Penerimaan Pajak

Restoran (Rupiah)

Tingkat

Efektivitas

(%)

2015 98.788.870.608 92.279.737.686 93,41

2016 171.138.613.000 114.006.791.465 66,62

2017 140.000.000.000 140.867.931.059 100,61

2018 156.000.000.000 166.283.463.199 106,59

2019 185.000.000.000 210.528.402.002 113,79

Nilai

Rata-rata

150.185.496.722 144.793.265.082 96,21

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.

Page 45: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

30

Tingkat efektivitas dihitung dengan membandingkan antara

realisasi penerimaan pajak restoran Kota Makassar dengan target

anggaran yang telah ditentukan oleh Badan Pendapatan Daerah

Kota Makassar pada periode tertentu. Tingkat efektivitas yang

dicapai dapat mencapai prosentase mendekati. Berdasarkan tabel di

atas dapat diketahui jumlah target penerimaan dan realisasi

penerimaan pajak restoran Kota Makassar tahun 2015-2019 dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan pajak

restoran. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas pajak restoran adalah

sebesar 93,41%. Dengan begitu besarnya tingkat efektivitas pajak

restoran pada tahun 2015 berada pada kriteria efektif. Pada tahun

2016 tingkat efektivitas pajak restoran mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Tingkat efektivitas pajak restoran pada tahun

2016 hanya sebesar 66,62%, dan tingkat efektivitas pada tahun

2016 ini masih dalam kriteria kurang efektif.

Tingkat efektivitas pajak restoran pada tahun 2017

mengalami kenaikan dari tahun 2016 yang mengalami penurunan.

Pada tahun 2017 tingkat efektivitas pajak restoran adalah sebesar

100,61%, dan termasuk dalam kategori sangat efektif. Tahun 2018

tingkat efektivitas pajak restoran mengalami peningkatan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat efektivitas pajak

restoran pada tahun 2018 sebesar 106,59% dan masuk dalam

kriteria sangat efektif. Sedangkan pada tahun 2019 tingkat

efektivitas pajak restoran juga mengalami kenaikan sangat tinggi

dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 113,79%. Pada tahun ini

realisasi penerimaan pajak restoran di Kota Makassar mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan tingkat efektivitas

termasuk dalam kategori sangat efektif. Peningkatan ini

dikarenakan adanya peningkatan realisasi penerimaan pajak

restoran yang mengalami kenaikan.

Page 46: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

31

3.4.2 Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Makassar Tahun 2015-2019

Untuk mengetahui kontribusi pajak restoran terhadap PAD,

dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Memah, 2013: 57) :

Realisasi Penerimaan Pajak Restoran x 100 %

Realisasi Penerimaan PAD

Dibawah ini akan menggambarkan kriteria dalam menilai

kontribusi pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Kontribusi

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327, Tahun 2020.

Tujuan ini agar penulis dapat mengetahui berapa besar

kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar. Sehingga dapat diketahui seberapa besar peran pajak

restoran menyumbang terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Persentase Kriteria Kontribusi

0,00%-10%

Sangat kurang

10,10%-20%

Kurang

20,10%-30%

Sedang

30,10%-40%

Cukup Baik

40,10%-50% Baik

Diatas 50% Sangat Baik

Page 47: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

32

Tabel 3.6 Data Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2015-

2019

Tahun Realisasi

Penerimaan Pajak

Restoran (Rupiah)

Realisasi

Penerimaan PAD

(Rupiah)

Kontribusi

(%)

2015 92.279.737.686 696.269.803.242 13,25

2016 114.006.791.465 879.579.142.506 12,96

2017 140.867.931.059 949.677.704.216 14,83

2018 166.283.463.199 947.371.868.404 17,55

2019 210.528.402.002 1.073.061.660.653 19,61

Nilai

Rata-rata

144.793.265.082 909.192.035.804 15,64

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.

Di tahun 2015 kontribusi penerimaan pajak restoran

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar adalah sebesar

13,25% dari total realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.

696.269.803.242. Dengan begitu kontribusi penerimaan pajak

restoran masuk dalam kategori kurang. Kontribusi penerimaan

pajak restoran pada tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap

Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2016 adalah sebesar 12,96%

dari total realisasi PAD sebesar Rp. 879.579.142.506. Kontribusi

penerimaan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah

termasuk dalam kriteria kurang.

Di tahun 2017 total realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar sebesar Rp. 949.677.704.216 dengan total

realisasi penerimaan pajak restoran sebesar Rp. 140.867.931.059.

Dari total realisasi penerimaan pajak restoran dengan realisasi

Page 48: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

33

penerimaan Pendapatan Asli Daerah berarti tingkat kontribusi

pajak restoran pada tahun 2017 sebesar 14,83%. Tingkat

kontribusi pada tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan

tahun 2016. Namun adanya peningkatan kontribusi tersebut masih

tergolong dalam kriteria kurang. Pada tahun 2018 realisasi

penerimaan pajak restoran mengalami peningkatan yang

signifikan diikuti dengan peningkatan realisasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar. Hal ini berdampak

pada besarnya kontribusi yang diberikan pajak restoran terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Tahun sebelumnya kontribusi pajak restoran terhadap

Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 14,83% sedangkan pada

tahun 2018 tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan

Asli Daerah di Kota Makassar naik menjadi 17,55% dari total

realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 947.371.868.404.

Tingkat kontribusi pada tahun 2018 masih tergolong kriteria

kurang, namun setidaknya terjadi peningkatan pada realisasi

penerimaan ataupun tingkat kontribusi pajak restoran terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar.

Tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar pada tahun 2019 mengalami kenaikan

dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan

adanya kenaikan realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun

2019. Tingkat kontribusi penerimaan pajak restoran pada tahun

2019 adalah sebesar 19,61% dari total realisasi penerimaan PAD

berjumlah Rp. 1.073.061.660.653 dan dengan total realisasi

penerimaan pajak restoran sebesar Rp. 210.528.402.002.

Meskipun terjadi kenaikan selama 3 tahun berturut-turut

dan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran di Kota

Makassar sangat signifikan tetapi tingkat kontribusi penerimaan

pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah masih tergolong

Page 49: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

34

kurang. Walaupun pajak restoran memberikan kontribusi yang

kurang namun disisi lain kontribusi pajak restoran dapat

mempengaruhi jumlah Pendapatan Asli Daearah yang diperoleh.

Pemerintah Kota Makassar diharuskan bisa lebih banyak

menggali potensi pajak restoran secara maksimal, agar

kedepannya penerimaan pajak restoran lebih baik dari

sebelumnya serta bisa lebih banyak berkontibusi untuk

Pendapatan Asli Daerah.

Page 50: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

35

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Tingkat efektivitas penerimaan pajak restoran pada periode 2015-2019

berturut-turut adalah 93,41%, 66,62%, 100,61%, 106,59% dan 113,79%

dengan rata-rata efektivitas penerimaan pajak restoran periode 2015-

2019 sebesar 96,208%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pada tahun 2015-2019 Pemerintah Kota Makassar mampu

melaksanakan dan meningkatkan kinerja keuangan dalam penerimaan

Pendapatan Asli Daerah secara efektif. Meskipun pada tahun 2016

kurang efektif, namun pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2017, 2018

dan 2019 meningkat menjadi sangat efektif.

2. Kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar pada tahun 2015-2019 berturut-turut sebesar 13,25%,

12,96%, 14,83%, 17,55%, dan 19,61% dengan rata-rata sebesar

15,64%. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak

restoran memberikan kontribusi yang kurang terhadap Pendapatan Asli

Daerah. Namun dapat mempengaruhi jumlah Penerimaan Pendapatan

Asli Daerah di Kota Makassar dalam kurun waktu 5 tahun. Dan ini

berarti bahwa pemerintah Kota Makassar harus lebih banyak menggali

potensi pajak restoran secara maksimal.

4.2 Saran

Melihat dari efektivitas dan kontribusi Pajak Restoran terhadap

Pendapatan Asli Daerah dapat menunjukan bahwa tingkat efektivitas Pajak

Restoran cukup tinggi namun kontribusi Pajak Restoran terhadap

Pendapatan Asli Daerah masih kurang.

Page 51: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

36

1. Untuk itu diperlukan peran Pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk

menggali kembali potensi yang cukup besar pada Pajak Restoran

sehingga penerimaan pajak dapat ditingkatkan lagi.

a. Untuk menertibkan para wajib pajak, Pemerintah Kota Makassar

harus konsisten dalam menerbitkan surat teguran dan surat paksa

kepada wajib pajak yang tidak atau terlambat membayar pajak.

b. Untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam upaya meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah, Pemerintah Daerah Kota Makassar harus

meningkatkan kedisiplinan para pegawai dalam melaksanakan tugas

di bidang keuangan daerah. Pemerintah Kota Makassar sudah

seharusnya melakukan pendataan ulang secara berkala terhadap

potensi pajak restoran di Kota Makassar untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah.

2. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan ruang

lingkup penelitian agar pegetahuan dan wawasan mengenai pajak daerah

Khususnya Pajak Restoran di Kota Makassar semakin meningkat lebih

baik untuk kedepannya.

Page 52: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

37

DAFTAR PUSTAKA

Gede Dewa I. Yudi awan Herman. Parsa Wayan I, dan Sarna Kadek. 2013. Kontribusi Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bangli. Atau bisa dilihat dalam Web (https://ojs.und.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/11895/8206)

Halim, Abdul, 2001. Akuntansi Keuangan Daerah, Selemba Empat,

Jakarta. Memah, EW, 2013. Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan

Restoran terhadap PAD Kota Manado. Peraturan Daerah Kota Makassar No.3 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah Kota Makassar. Peraturan Daerah Kota Makassar No.2 Tahun 2012 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kota Makassar No.3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Kota Makassar.

Pusut Cindi Regina. Dan Tulusan femmy. 2015. Kebijakan Pemungutan

Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Manado.

Pratama Putra Renaldo. Saifi Muhammad. ZA Zahro. 2016. Efektivitas

Penerimaan Pajak Restoran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri).

Rima, 2012. Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Soemitro Rochmat. 1998. Dasar-dasar Hukum pajak dan pajak

Pendapatan. Rafika Aditama. Soemahamidjaja Soeparman. 2008. Pajak Berdasarkan Azas Gotong-

royong. Jakarta. Erlangga. Siahaan, Marihot P. 2016. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi

Revisi. Jakarta. Rajawali Pers. Titiani hardi Pramesti Patria. Susilo Heru. Saifi Muhammad. 2015.

Realisasi Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Pajak Daerah Kota Madiun (Studi tentang Peningkatan Realisasi Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah Kota Madiun).

Page 53: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

38

Undang-Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahannya Atas

Undang-Undang no 34 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Wibowo Setyo Nur. 2014. Pengaruh Pajak Restoran Terhadap

Penerimaan PAD Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Rokan Hulu.

Page 54: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

39

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 55: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

40

DOKUMENTASI

A. Kantor Tampak Depan

B. Tampak Dalam

Page 56: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

41

C. Aktivitas Penelitian

Page 57: EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA …

42

D. Surat Penelitian