analisis efektivitas dan kontribusi pajak hotel,...

117
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK REKLAME DAN PAJAK PARKIRPADA PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 20102014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syaratsyarat Guna Meraih Gelar Sarjana Oleh : Estherini Heratity Pratiwi 109082000117 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BSINIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

i

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK

HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK REKLAME

DAN PAJAK PARKIRPADA PENDAPATAN ASLI

DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2010–2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat–syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Oleh :

Estherini Heratity Pratiwi

109082000117

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BSINIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

ii

i

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

iii

ii

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

iv

iii

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

v

iv

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITASPRIBADI

Nama : Estherini Heratity Pratiwi

JenisKelamin :Perempuan

Tempat/TanggalLahir : Tangerang, 14 Mei1991

Agama :Islam

Alamat :Jl.Puspiptek Raya RT.002/002

Buaran Sepong Tangerang

Selatan

Telepon : 081294352080

E-mail :[email protected]

II. PENDIDIKAN

SDN Setu II : 1997 – 2003

SMP N 2 Serpong : 2003 – 2006

SMAN 1 Serpong : 2006 – 2009

UIN Syarif Hidayatullah : 2009 –2016

III. LATAR BELAKANGKELUARGA

Ayah : Heri Santoso

Ibu : Emah

Adik : Dino Ruly Gustavio

Anakkedari : 1 dari2bersaudara

v

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

vii

THE ANALYSIS OF EFECTIVENESS AND CONTRIBUTION

HOTEL TAX, RESTAURANT TAX, ADVERTISEMENT TAX

AND PARKING TAX TO THE LOCAL REVENUES

TANGERANG CITY IN 2010-2014

Abstract

The Indonesian government imposed a policy of regional autonomy with the aim

to facilitate local governments regulate local affairs independently. Tangerang

City is one of the areas that implement decentralization policy and requires a lot

of funds to finance regional development. The biggest potential possessed

Tangerang City in the financing of regional expenditures derived from local taxes

and are expected to provide the largest contribution in PAD. This study aims to

determine the effectiveness of tax collection hotels, restaurants, billboards and

parking, and its contribution to the PAD Tangerang City. Methods of data

analysis in this research is descriptive analysis. The variables in this study are the

ratio of the effectiveness and contribution analysis. Data analysis technique in

this study is a quantitative analysis. Based on the analysis, the average effective

tax collection hotel, restaurant tax, advertisement tax and parking tax years 2010-

2014 is very effective and the average contribution collection hotel, restaurant

tax, advertisement tax and Tangerang city parking tax years 2010-2014 is lack.

Keywords: effectiveness, contribution, hotel tax, restaurant tax, advertisement tax

parking tax, local revenues

vi

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

viii

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK

RESTORAN, PAJAK REKLAME DAN PAJAK PARKIR PADA

PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2010-2014

Abstrak

Pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan otonomi daerah dengan tujuan

untuk memudahkan pemerintah daerah mengatur urusan daerah secara mandiri.

Kota Tangerang merupakan salah satu daerah yang melaksanakan kebijakan

otonomi daerah dan membutuhkan banyak dana untuk membiayai pembangunan

daerahnya. Potensi terbesar yang dimiliki Kota Tangerang dalam pembiayaan

belanja daerah berasal dari pajak daerah dan diharapkan mampu memberikan

kontribusi terbesar dalam PAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan

kontribusinya pada PAD Kota Tangerang. Metode analisis data dalam penelitian

ini adalah analisis deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio efektivitas

dan analisis kontribusi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis, rata-rata efektivitas pemungutan pajak

hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkirkota Tangerang tahun 2010-

2014 sangat efektif dan rata-rata kontribusi pemungutan hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkirkota Tangerang tahun 2010-2014sangat kurang.

Kata kunci: efektivitas, kontribusi, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame,

pajak parkir, pendapatan asli daerah

vii

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Robbil’Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-

Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Reklame dan Pajak Parkir pada Pendapatan Asli Daerah Kota

Tangerang Tahun 2010–2014”. Penyusunan ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepda semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:

1. Keluarga tercinta, mamah, bapak dan adikku. Terimakasih atas

cinta yang tak pernah henti yang kalian berikan, perhatian,

dukungan serta doa yang tiada henti.

2. Bpk.Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I

semoga amal ibadah selama hidup diterima Allah SWT dan

diberikan tempat terindah di sisi-Nya.

viii

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

x

3. Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang sudah

dengan sabar menunggu dan berbesar hati meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan

saran serta semangat dan kemudahan dalam penyusunan

skripsi.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Staff Bagian Akademik dan Jurusan Akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kulfi Agustiana, S.S.I yang selalu memberikan semangat,

motivasi dan dukungan kepada penulis hingga akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman jurusan akuntansi 2009 terimakasih atas

persahabatan dan motivasinya.

11. Seluruh pihak yang membantu kelancaran pembuatan skripsi

ix

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

xi

ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan yang diberikan kepada

penulis.

Hanya harapan dan doa yang dapat penulis panjatkan. Semoga

semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya skripsi ini

mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahun. Oleh

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para

pembaca dan rekan-rekan mahasiswa/i lainnya.

Jakarta, 11 Mei 2016

Estherini Heratity pratiwi

x

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi..................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................. iii

Lembar Pernyataan Bukan Plagiat ......................................................... iv

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. v

Abstract ....................................................................................................... vi

Abstrak ....................................................................................................... vii

Kata Pengantar ......................................................................................... viii

Daftar Isi .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 9

2.1.1 Sumber Penerimaan Daerah ..................................................... 9

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah ............................................................ 9

2.1.3 Kendala Peningkatan PAD ....................................................... 11

2.1.4 Pajak ......................................................................................... 12

2.1.4.1 Pengertian Pajak .................................................................... 12

2.1.4.2 Asas Pemungutan Pajak ......................................................... 14

2.1.4.3 Teori-teori Pemungutan Pajak ............................................... 15

xi

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

xiii

2.1.4.4 Fungsi Pajak .......................................................................... 16

2.1.4.5 Sistem Pajak........................................................................... 18

2.1.4.6 Jenis-jenis Pajak..................................................................... 19

2.1.5 Retribusi Daerah ....................................................................... 22

2.1.6 Perbedaan Pajak dan Retribusi ................................................. 24

2.1.7 Pajak Daerah ............................................................................. 25

2.1.7.1 Pengertian Pajak Daerah ........................................................ 25

2.1.7.2 Jenis-jenis Pajak Daerah ........................................................ 26

2.1.7.3 Sistem Pemungutan Pajak Daerah ......................................... 28

2.1.8 Syarat Pemungutan Pajak Daerah ............................................. 29

2.1.9 Kriteria Pemungutan Pajak Daerah .......................................... 30

2.1.10 Strategi Pemungutan Pajak Daerah ........................................ 32

2.1.11 Kendala Pemungutan Pajak Daerah........................................ 32

2.1.12 Pajak Hotel.............................................................................. 35

2.1.13 Pajak Restoran ........................................................................ 38

2.1.14 Pajak Reklame ........................................................................ 40

2.1.15 Pajak Parkir ............................................................................. 47

2.1.16 Efektivitas ............................................................................... 48

2.1.17 Kontribusi ............................................................................... 49

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 50

2.3 Kerangka pemikiran..................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 58

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 58

3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................. 59

xii

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

xiv

3.4 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 59

3.5 Metode Analisis Data .................................................................. 60

3.6 Definisi dan Pengukuran Variabel ............................................... 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 63

4.1.1 Gambaran Umum Kota Tangerang ........................................... 63

4.1.2 Visi Kota Tangerang ................................................................. 64

4.1.3 Misi Kota Tangerang ................................................................ 67

4.1.4 Letak Geografis ........................................................................ 71

4.1.5 Kondisi Ekonomi ...................................................................... 73

4.2 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ............ 75

4.2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ............ 75

4.2.2 Visi dan Misi DPKD ................................................................. 77

4.2.3 Tugas Pokok DPKD ................................................................. 77

4.2.4Peran/Fungsi DPKD .................................................................. 78

4.2.5 Struktur Organisasi ................................................................... 78

4.3 Analisis dan Pembahasan ............................................................ 80

4.3.1 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel ............. 80

4.3.2 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran ....... 81

4.3.3 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame ....... 82

4.3.4 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Parkir ............ 82

4.3.5 Kontribusi Pajak Hotel pada PAD Kota Tangerang ................. 83

4.3.6 Kontribusi Pajak Restoran pada PAD Kota Tangerang ............ 84

4.3.7 Kontribusi Pajak Reklame pada PAD Kota Tangerang ............ 85

4.3.8 Kontribusi Pajak Parkir pada PAD Kota Tangerang ................ 86

xiii

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

xv

4.3.9 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak

Parkir pada PAD ................................................................................ 87

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 89

5.2 Saran ............................................................................................ 90

Daftar Pustaka ........................................................................................... 93

xiv

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai negara kesatuan, Indonesia mempunyai fungsi dalam membangun

masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945

alinea keempat. Dengan demikian, segenap potensi dan sumber daya

pembangunan yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien melalui suatu

proses kemajuan dan perbaikan secara terus-menerus yang disebut pembangunan.

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik moril maupun materil

(Roni Ekha Putera:2009).

Era desentralisasi dan otonomi daerah menjadi tantangan bagi setiap

daerah untuk memanfaatkan peluang kewenangan yang diperoleh, serta tantangan

untuk menggali potensi daerah yang dimiliki guna mendukung kemampuan

keuangan daerah sebagai modal pembiayaan dan penyelenggaraan pemerintah di

daerah. Untukitu, perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (Abdul Thalib Yunus:2010).

Setiap daerah otonom dalam hal ini provinsi maupun kabupaten/kota di

Indonesia, memiliki sumber daya alam dan potensi ekonomi yang bervariasi,

sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal maka akan dapat memberikan

kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, yang pada

1

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

2

gilirannya akan memberikan manfaat dalam pembangunan daerah

(Hasannudin:2015).

Masalah mendasar yang dihadapi oleh semua pemerintah daerah

kabupaten dan kota adalah bagaimana meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) agar dapat lebihmandiri dalam penyelenggaraan otonomi daerah dengan

kewenangan yang luas, bertanggung jawab yang diwujudkan dengan pengaturan,

pembagian dan pemanfaatan sumber daya yang berkeadilan, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah (I Made Sedana Yasa:2009).

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah merupakan salah

satu bagian dari sumber pendapatan daerah yaitu seluruh penerimaan yang masuk

melalui kas daerah berdasarkan undang-undang yang dipergunakan untuk

menutupi pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 6 disebutkan bahwa

PendapatanAsli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang

sah(Haryani:2013).

Kota Tangerang merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

letaknya sangat strategis dengan adanya bandar udaraS oekarno Hatta maka kota

Tangerang masuk kedalamj alur transit untuk menjangkau k edaerah – daerah lain

yang berpotensi untuk menjadil ahani nvestasi atau membuka usaha dan hal

tersebut berdampak baik terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

3

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pertumbuhan target dan realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang tahun 2010 sampai dengan tahun

2014 dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1.1

Target dan Realisasi PAD kota Tangerang Tahun 2010–2014

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

Kinerja (%)

2010 188.405.038.570,50 230.634.138.044,00 122,41

2011 380.071.981.676,26 499.600.758.688,00 131,45

2012 461.383.233.872,66 631.519.353.723,00 136,88

2013 653.182.027.244,00 815.733.580.158,00 124,89

2014 1.156.097.821.081,00 1.258.788.809.993,00 108,88 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang, 2015 (data diolah kembali)

Secara sekilas kita dapat melihat secara keseluruhan penerimaan PAD

Kota Tangerang selama kurun waktu tahun 2010–2014 terus mengalami kenaikan

dan melampaui dari target yang telah ditetapkan. Kenaikan PAD tidak saja daris

isi target tetapi juga dari sisi realisasi penerimaan. Kenaikan realisasi PAD pada

tahun 2010 adalahsebesar 19,14% daritahunsebelumnya, padatahun 2011 sebesar

16,62%, realisasi tahun 2012 kenaikannya mencapai 26,40%, dan realisasi tahun

2013 kenaikannya mencapai sebesar 29,17%, serta realisasi tahun 2014

kenaikannya mencapai 54,31% dari tahun 2013. Bila dilihat dari pergerakannya s

truktur penerimaan PAD kota Tangerang memiliki pertumbuhan yang positif.

Pertumbuhan PAD yang positif di kota Tangerang tidak terlepas dari

kontribusi pajak daerah yang adadidalamnya. Menurut Alfan (2015) pentingnya

pajak sebagai sumber pembiayaan pembangunan telah ditetapkan dalam berbagai

produk perundang-undangan pemerintah. Pajak sebagai penerimaan daerah

tampaknya sudah jelas bahwa apabila pajak ditingkatkan maka penerimaan

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

4

daerahpun meningkat, sehingga daerah dapat berbuat lebih banyak untuk

kepentingan masyarakat.

Adapun jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah

kota Tangerang berdasarkan Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2014 tentang pajak

daerah adalah sebagai berikut :

1. Pajakhotel;

2. Pajak restoran;

3. Pajak hiburan;

4. Pajak reklame;

5. Pajak penerangan jalan;

6. Pajak parkir;

7. Pajak air tanah;

8. Pajak sarang burung walet;

9. Pajak bumidan bangunan pedesaandan perkotaan;

10. Bea perolehan hakatastanahdan bangunan.

Pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan pajak parkir merupakan

pajak yang potensial di kota Tangerang karena jika dilihat sektor–sektor tersebut

saling berhubungan dan pertumbuhan industri di kota Tangerang dalam kurun

waktu lima tahu terakhir terus meningkat. Tabel pertumbuhan industri hotel dan

restoran dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

5

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Industri Hotel dan Restoran di Kota Tangerang

Tahun 2010-2014

Sumber: BPS (diolah kembali)

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah hotel dan restoran di kota

Tangerang dari tahun 2010-2014 rata-rata mengalami peningkatan. Peningkatan

jumlah hotel dan restoran akan mempengaruhi kebutuhan lahan parkir dan untuk

meningkatkan pendapatan pengelola hotel dan restoran memasarkan produk dan

jasa nya melalui media–media iklan atau yang disebut reklame, oleh karena itu

objek pajak reklame dan parkir akan tumbuh seiring dengan perumbuhan

perusahaan atau industri seperti hotel dan restoran.

Untuk mengoptimalkan pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir maka perlu dilakukan perhitungan penerimaan pajak

daerah yang akurat sehingga diketahui tingkat efektivitasnya dan bagaimana

kontribusinya terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan efektivitas dan kontribusi pajak daerah pada

Pendapatan Asli Daerah. Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian

terdahulu yang diteliti oleh Alfan dkk (2015) dengan judul “Analisis Efektivitas

Tahun Jumlah Kamar Hotel

(unit)

Jumlah Restoran

(unit)

2010 1.070 348

2011 1.423 351

2012 1.681 359

2013 1.847 415

2014 2.993 414

Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

6

dan Kontribusi Pemungutan Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak

Penerangan Jalan Pada Pendapatan Asli Daerah KabupatenMinahasa Utara”.

Mengacu pada penelitian tersebut maka penulis melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Reklame dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di kota

Tangerang tahun 2010 - 2014”.

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terdapat

pada jenis pajak daerah yang diteliti dan tempat dilakukannya penelitian. Jika

penelitian terdahulu menggunakan pajak restoran, pajak reklame dan pajak

penerangan jalan maka pada penelitan ini digunakan pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir dengan pertimbangan bahwa antara pajak hotel,

pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir saling berhubungan. Untuk tempat

penelitian penulis memilih kota Tangerang sebagai tempat melakukan penelitian

karena melihat fenomena penerimaan pajak daerah yang rata-rata mengalami

peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, sehingga peneliti tertarik untuk

menganalisis seberapa efektifkah pemungutan pajak daerah di kota Tangerang dan

melihat bagaimana kontribusi pajak daerah pada Pendapatan Asli Daerah kota

Tangerang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir di kota Tangerang tahun 2010–2014?

2. Bagaimana kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak

parkir pada Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang tahun 2010–2014?

Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkirdi kota Tangerang tahun2010 – 2014.

2. Menganalisis kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan

pajak parkir pada penerimaan PAD di kota Tangerang tahun2010 – 2014.

1.4 ManfaatPenelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Menambah khasanah keilmuan serta sumber pustaka (referensi) dalam

bidang pengembangan potensi pajak daerah di kota Tangerang, khususnya pajak

hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir.

2. Bagi Pemerintah

a.Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan untuk merumuskan

kebijakan strategis untuk meningkatkan realisasi pajak daerah kota Tangerang.

b.Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah kota Tangerang dan

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang dalam menerapkan

kebijakan dalam rangka meningkatkan realisasi penerimaan pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir.

3. Bagi Pembaca

Sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya tentang efektivitas dan kontribusi pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir pada PAD.

Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

8

4.Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar acuan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di waktu yang akan datang.

Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sumber Penerimaan Daerah

Salah satu kemampuan yang dituntut terhadap daerah adalah kemampuan

daerah tersebut untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (self

supporting) dalam bidang keuangan.Bidang keuangan merupakan suatu faktor

yang penting dalam mengukur suatu daerah atas keberhasilan otonominya.Adapun

sumber-sumber peneriman dari suatu daerah menurut pasal 5 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat

dan daerah terdiri dari :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Hasil pajak daerah

b. Hasil retribusi daerah

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

lainnya yang dipisahkan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan

3. Pinjaman daerah

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

9

Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

10

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa

untuk membiayai pembangunan di daerah, salah satu sumber dari penerimaannya

adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pemerintah

daerah melakukan upaya maksimal dalam pengumpulan pajak daerah dan retribusi

daerah. Besarnya penerimaan daerah dari sektor Pendapatan Asli Daerah akan

sangat membantu pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di

daerah serta dapat mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap

pemerintah pusat sesuai dengan harapan yang diinginkan dalam otonomi daerah.

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh

daerahyang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.Pendapatan Asli Daerah perlu ditingkatkan dandiperluas

pemungutannya mengingat dimasa yang akan datang fungsi PAD akan

lebihdominan dibandingkan dengan dana bantuan dari pusat (DAK dan DAU)

dalampembangunan daerah. Menurut Koswara (2000:34) ciri utama yang

menunjukkansuatu daerah mampu berotonomi terletak pada kemampuan

keuangan daerahnya,artinya daerah otonom harus memiliki kewenangan dan

kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri sedang

ketergantungan dengan pemerintah pusat harus seminimal mungkin, sehingga

PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan

Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

11

pembagian keuangan pusat dan daerah sebagai prasarat mendasar sistem

pemerintahan daerah.

Menurut Mardiasmo (2001:12) rendahnya kemampuan daerah dalam

menggali sumber-sumber pendapatan yang daerah selama ini disebabkan oleh

faktor sumber daya manusia dan kelembagaan yang disebabkan oleh batasan

hukum. Menurut Santosa dalam Lilik Yunanto (2010) ada beberapa hal yang

menyebabkan rendahnya Pendapatan Asli Daerah yaitu:

a. Banyaknya sumber pendapatan kabupaten / kota yang besar tapi digali oleh

instansi yang lebih tinggi.

b. BUMD belum banyak memberikan keuntungan kepada Pemda.

c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.

d. Adanya kebocoran-kebocoran.

e. Adanya biaya pungut yang masih tinggi.

f. Banyaknya peraturan daerah yang belum disesuaikan dan disempurnakan.

g. Kemampuan masyarakat untuk membayar pajak sangat rendah.

h. Perhitungan potensi tidak dilakukan.

2.1.3 Kendala Peningkatan PAD

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,

pemerintah daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih besar. Akan

tetapi, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah

terkait dengan upaya peningkatan penerimaan daerah, antara lain (Mardiasmo,

2002) :

Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

12

1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan

kapasitas fiskal (fiscal capacity) yang dimiliki daerah, sehingga menimbulkan

fiscal gap.

2) Kualitas layanan publik yang masih memprihatinkan menyebabkan produk

layanan publik yang sebenarnya dapat dijual ke masyarakat, direspon secara

negatif. Keadaan tersebut juga menyebabkan keengganan masyarakat untuk taat

membayar pajak dan retribusi daerah.

3) Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum.

4) Berkurangnya dana bantuan dari pemerintah pusat (Dana Alokasi Umum dari

pusat yang tidak mencukupi).

5) Belum diketahui potensi Pendapatan Asli Daerah yang mendekati kondisi riil.

2.1.4 Pajak

2.1.4.1 Pengertian Pajak

Marihot Pahala Siahaan dalam bukunya “ Hukum Pajak Elementer ”

mengemukakan pengertian pajak menurut beberapa ahli antara lain sebagai

berikut :

a. Definisi menurutAdriani, seorang ahli pajak Belanda: “ Pajak adalah iuran

kepada negara, yang dapat dipaksakan, dan terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan – peraturan yang berlaku, dengan tidak

mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum,

berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan ”.

Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

13

b. Definisi menurut Pierson: “ Pajak adalah setiap sumbangan wajib kepada

keuangan umum, yang tidak merupakan pembayaran langsung terhadap

jasa yang diberikan oleh negara kepada si pembayar pajak ”.

c. Definisi menurut Sinsian Isa Djajadiningrat: “ Pajak adalah suatu

kewajiban menurut peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah serta

dapat dipaksakan, untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada

negara, yang disebabkan karena suatu keadaan, kejadian dan perbuatan

yang memberi kedudukan tertentu bagi si pembayar pajak, tetapi bukan

sebagian hukuman, tanpa ada jasa balik dari negara secara langsung,

dalam rangka usaha negara untuk memelihara dan meningkatkan

kesejahteraan umum ”.

Pajak menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah pungutan wajib,biasanya

berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbanganwajib kepada

negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan,pemilikan, harga beli

barang dan sebagainya. Sedangkan Rochmat Soemitro, menyatakan sebagai

berikut :

“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat cara timbal balik (kontra prestasi), yang

langsung dapat diyujukan dan di gunakan untuk membayar pengeluaran umum” .

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 undang - undang No.28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

14

Dari beberapa definisi pajak di atas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah

iuran yang dibayarkan oleh penduduk kepada negara yang dapat dipaksakan

dengan didasarkan pada undang–undang dan tidak ada timbal balik langsung

kepada penduduk sebagai wajib pajak.

2.1.4.2 Asas Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith

dalam bukunya Wealth of Nationsdengan ajaran yang terkenal "The Four

Maxims",seperti yang tertulis dalam buku Hukum Pajak karya Erly Suandy (2008)

asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:

1. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas

keadilan): pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang

dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang

dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal equality, tidak

diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama

wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan

sama dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda.

2. Asas Certainty (asas kepastian hukum): pajak yang dibayar oleh wajib

pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi ( not arbitrary ). Dalam

asas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak,

objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.

3. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu

atau asas kesenangan): pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling

Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

15

baik bagi wajib pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat

diterimanya pengahsilan / keuntungan yang dikenakan pajak.

4. Asas Economic of Collections (asas efisien atau asas ekonomis):

pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien mungkin,

jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak

itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak aka nada artinya kalau biaya

yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh.

2.1.4.3 Teori-teori Pemungutan Pajak

Negara mempunyai hak untuk memungut pajak berdasarkan beberapa teori

(Mardiasmo, 2004) :

1) Teori asuransi yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-

hak rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan

sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

2) Teori kepentingan adalah pembagian pajak kepada rakyat didasarkan pada

kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar

kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.

3) Teori daya pikul yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,

artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing – masing orang.

Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu:

a. Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang

dimiliki oleh seseorang.

b. Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang

harus dipenuhi.

Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

16

2.1.4.4 Fungsi Pajak

Pajak sebagai salah satu penerimaan pemerintah bertujuan untuk

membiayai pembangunan yang muaranya diharapkan dapat

meningkatkankesejahteraan masyarakat. Dalam Siti Resmi (2009) pajak

mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi anggaran (budgetary)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah

satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin

maupun pembangunan.Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah

berupaya memasukkan uang sebanyak – banyaknya untuk kas negara. Upaya

tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi

pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak

seperti Pajak Penghasilan ( PPh ), Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM ), Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ),

dan lain – lain.

b. Fungsi pengatur (regulatory)

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi, serta mencapai tujuan–tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah :

1. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang – barang mewah. Pajak

Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM ) dikenakan pada saat terjadi

transaksi jual beli brang mewah. Semakin mewah suatu barang maka

Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

17

tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut semakin mahal

harganya. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar rakyat tidak

berlomba–lomba untuk mengonsumsi barang mewah (mengurangi

gaya hidup mewah).

2. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan : dimaksudkan agar

pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi

(membayar pajak) yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan

pendapatan.

3. Tarif pajak ekspor sebesar 0%: dimaksudkan agar pengusaha terdorong

mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat

memperbesar devisa negara.

4. Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri

tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja dan lain –

lain : dimaksudkan agar terdapat penekanan produksi terhadap industri

tersebut karena dapat mengganggu lingkungan atau polusi

(membahayakan kesehatan).

5. Pembebasan Pajak Penghasilan atas sisa hasil usaha koperasi:

dimaksudkan untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia.

6. Pemberlakuan tax holiday: dimaksudkan untuk menarik investor asing

agar menanamkan modalnya di Indonesia.

Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

18

2.1.4.5 Sistem Pajak

Menurut Mangkoesoebroto (2009) dalam bukunya “Ekonomi

Publik”mengemukakan bahwa sistem pajak yang baik harus memiliki kriteria

seperti berikut:

1. Kepastian

Kriteria kepastian ini berhubungan dengan aktivitas investasi

yangdilakukan oleh masyarakat memerlukan biaya yang sangat besar dan

penuhresiko. Oleh karena itu, investor haruslah mendapat kepastian akan besarnya

pajakyang harus dibayar.

2. Biaya administrasi yang minimal

Biaya administrasi untuk melaksanakan suatu jenis pajak yangmerupakan

biaya pemungutan dan pengenaan pajak haruslah diusahakanseminimal

mungkin.Jenis pajak yang berbeda mempunyai biaya administrasiyang berbeda

pula, atau tergantung siapa yang menjadi wajib pajaknya. Ambilcontoh, biaya

administrasi pajak penjualan yang dikenakan kepada produsenberbeda dengan

pajak penjualan yang wajib pajaknya pengecer .

3. Pelaksanaan (enforcement)

Suatu sistem pajak yang baik haruslah dapat dilaksanakan dandipaksakan

(enforceable).Pemerintah harus dapat meneliti usaha-usaha wajibpajak untuk

dapat melakukan penghindaran pajak.Misalnya pada pajakpendapatan, pemerintah

harus dapat meneliti semua pendapatan wajib pajak, jikatidak hal ini dapat

mendorong wajib pajak untuk beralih pada kegiatan-kegiatanyang penghasilannya

sulit dilacak oleh petugas pajak.

Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

19

4. Dapat diterima oleh masyarakat

Kriteria sistem pajak yang lain yaitu dapat diterima masyarakat sebabjika

tidak dapat diterima oleh masyarakat akan menyebabkan usaha-usaha

untukmenghindarkan diri dari pajak yang lebih besar.

2.1.4.6 Jenis-jenis Pajak

Menurut Waluyo (2008), pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok,

yaitu:

2.1.4.6.1 Menurut Golongan

a. Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan

kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang

bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan

kepada pihak lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

2.1.4.6.2 Menurut Sifat

a. Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan

keadaan dari wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

20

b. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2.1.4.6.3 Menurut Pemungut dan Pengelolanya

a. Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan,

Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

b. Pajak Daerah

Jenis - jenis pajak daerah tingkat I (Provinsi)

a. Pajak Kendaraan Bermotor.

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan

kendaraan bermotor.

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik

kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak

atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah dll.

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan bahan

bakar kendaraan bermotor.

Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

21

d. Pajak Air Permukaan

Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air

permukaan.

e. Pajak Rokok

Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.

Jenis - jenis pajak daerah tingkat II (kab/kota)

a. Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

b. Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

c. Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

d. Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang

dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan

mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau

permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

22

g. Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan,

baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan

sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

h. Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

i. Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau

pengusahaan sarang burung walet.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas

tanah dan/atau bangunan.

2.1.5 Retribusi Daerah

Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu

Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan

dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.

Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

23

Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6) “Retribusi Daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan”. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan

pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin

menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar

retribusi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ciri-ciri retribusi daerah:

a. Retribusi dipungut oleh pemerintah daerah

b. Dalam pemungutan terdapat paksaan secara ekonomis

c. Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk

d. Retribusi dikenakan pada setiap orang/badan yang mengunakan/

mengenyam jasa-jasa yang disiapkan negara.

Menurut Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Departemen

Keuangan-RI (2004:60), Kontribusi retribusi terhadap penerimaan Pendapatan

Asli Daerah Pemerintah kabupaten/pemerintah kota yang relatif tetap perlu

mendapat perhatian serius bagi daerah. Karena secara teoritis terutama untuk

kabupaten/kota retribusi seharusnya mempunyai peranan/ kontribusi yang lebih

besar terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Objek retribusi daerah yang menjadi objek dari retribusi daerah adalah

berbentuk jasa. Jasa yang dihasilkan terdiri dari:

Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

24

a. Jasa umum, yaitu jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan. Jasa umum meliputi pelayanan kesehatan, dan

pelayanan persampahan.Jasa yang tidak termasuk jasa umum adalah jasa urusan

umum pemerintah.

b. Jasa Usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan

menganut prisip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan

oleh sektor swasta. Jasa usaha antara lain meliputi penyewaan aset yang dimiliki/

dikuasai oleh pemerintah daerah, penyediaan tempat penginapan, usaha bengkel

kendaraan, tempat penyucian mobil, dan penjualan bibit.

c. Perizinan Tertentu, pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah tidak harus

dipungut retribusi. Akan tetapi dalam melaksanakan fungsi tersebut, pemerintah

daerah mungkin masih mengalami kekurangan biaya yang tidak selalu dapat

dicukupi oleh sumber-sumber penerimaan daerah yang telah ditentukan sehingga

perizinan tertentu masih dipungut retribusi.

2.1.6 Perbedaan Pajak dan Retribusi

Menurut Suparmoko dalam Lilik Yunanto (2010), ada beberapa perbedaan

pajak dan retribusi yaitu, pajak biasanya harus dibayar oleh anggota masyarakat

sebagai suatu kewajiban hukum (berdasarkan pengesahan badan legislatif) tanpa

pertimbangan apakah secara pribadi mereka mendapat manfaat atau tidak dari

pelayanan yang mereka biayai. Retribusi di bayar langsung oleh mereka yang

menikmati suatu pelayanan dan biasanya dimaksudkan untuk menutup

seluruh/sebagian dari biaya pelayanannya.

Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

25

Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pajak

merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah tidak terdapat

kontraprestasi langsung yang dapat di tunjuk di samping itu terdapat unsur

paksaan yang bersifat yuridis yang maksudnya akan membawa akibat hukum,

bagi pelanggarnya. Pada retribusi terdapat adanya kontraprestasi langsung yang

dapat ditunjuk dan unsur paksaan lebih bersifat ekonomis sehingga pada

hakekatnya diserahkan pada pihak yang berkepentingan untuk membayarnya.

2.1.7Pajak Daerah

2.1.7.1 Pengertian Pajak Daerah

Pengertian Pajak Daerah menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu:

“Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Menurut Erly Suandi (2009) dalam buku “ Hukum Pajak” Pajak Daerah

adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang

pelaksanannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak Daerah diatur

dalam undang–undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. Pajak Daerah yang diatur dalam undang–undang No.18 Tahun

1997 sebagaimana yang telah diubah dengan undang–undang No.34 Tahun 2004

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdiri dari 4 jenis Pajak Daerah

Propinsi dan 7 jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota.

Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

26

2.1.7.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah, menurut Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah dapat digolongkan menjadi dua macam

yaitu:

1) Pajak Daerah Tingkat I atau Pajak Provinsi, terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaaan

kendaraan bermotor.

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas penyerahan hak milik

kendaraan bermotor sebagai akibat dari perjanjian dua pihak atau perbuatan

sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan,

atau pemasukan ke dalam badan usaha.

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas penggunaan bahan

bakar kendaraan bermotor.

d. Pajak Air Permukaan, yaitu pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air

permukaan.

e. Pajak Rokok, yaitu pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah.

2) Pajak Daerah Tingkat II atau Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel

adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait

lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,

serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

27

b. Pajak Restoran, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut

bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan

sejenisnya termasuk jasa boga/catering.

c. Pajak Hiburan, yaitu pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah

semua jenis tontonan, pertunjukkan, permainan, dan/atau keramaian yang

dinikmati dengan dipungut bayaran.

d. Pajak Reklame, yaitu pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah

benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang

untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau

untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang

dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

e. Pajak Penerangan Jalan, yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang

dihasilkan sendiri maupun dari sumber lain.

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, yaitu pajak atas kegiatan pengambilan

mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau

permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral bukan logam dan batuan adalah

mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan

perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.

g. Pajak Parkir, yaitu pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan

jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan

Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

28

bermotor. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak

bersifat sementara.

h. Pajak Air Tanah, yaitu pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.

i. Pajak Sarang Burung Walet, yaitu pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau

pengusahaan sarang burung walet.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yaitu pajak atas bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yaitu pajak atas perolehan hak

atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah

perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah

dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.

2.1.7.3 Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Sistem pemungutan pajak dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya

pajak yang harus dibayar (pajak yang terhutang) oleh seseorang.

2) Semi self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang

terhutang.

Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

29

3) Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang penuh kepada setiap wajib pajak untuk menghitung, menyetorkan dan

melaporkan sendiri besarnya pajak yang terhutang.

4) Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan

wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak yang

terhutang. Pihak ketiga tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkan kepada

fiskus.

2.1.8Syarat Pemungutan Pajak Daerah

Menurut Nurlan Darise (2006: 45-6) pemungutan pajak harus memenuhi

beberapa syarat, diantaranya :

a. Syarat Keadilan

Pemungutan pajak harus sesuai dengan tujuan hukum yaitu mencapai

keadilanundang-undang dan pelaksanaan pemungutannya harus adil. Adil dalam

perundang-undangan artinya mengenakan pajak secara umum dan merata

sertadisesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajak. Sedangkan

adildalam pelaksanaan pemungutannya yakni dengan memberikan hak bagi

wajibpajak untuk mengajukan keberatan,penundaan dalam pembayaran dan

mengajukan banding kepada Majelis pertimbangan pajak.

b. Syarat Yuridis

Pemungutan pajak harus didasarkan pada undang-undang. Hal ini

memberi jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun

warganya.

Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

30

c. Syarat Ekonomis

Pemungutan pajak tidak sampai mengganggu perekonomian khususnya

padakegiatan perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuhan perekonomian

masyarakat.

d. Syarat Finansial

Pemungutan pajak harus efisien dan didasarkan pada fungsi

budgeter,artinyabiaya pemungutan harus ditekan sehingga lebih rendah dari hasil

pemungutannya.

e. Syarat Sederhana

Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2.1.9 Kriteria Pemungutan Pajak Daerah

Ada beberapa kriteria dalam pemungutan pajak daerah (Raksaka Mahi,

2005: 43-4) yaitu:

a. Kecukupan dan Elastisitas

Dalam kaitan dengan kecukupan, penerimaan suatu pajak harus

menghasilkanpenerimaan yang cukup besar sehingga diharapkan mampu

membiayai sebagianatau keseluruhan biaya pelayanan yang dikeluarkan. Secara

tidak langsung dapatdikatakan biaya pungut harus dapat ditutup dari hasil pungut

dan selisihnyadapat dipergunakan untuk membiayai pengeluaran publik. Ada 2

(dua) hal penting yang bisa yang menjadi syarat elastisitas.

1. Terdapatnya pertumbuhan potensi dari dasar pengenaan pajak itu

sendiri(basis pajak).

Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

31

2. Kemudahan untuk menarik manfaat dari pertumbuhan pajak tersebut.

Sebagaicontoh, jika jumlah hotel meningkat, maka sudah selayaknya pajak

hotel juganaik. Namun demikian kenaikan itu tidak akan terasa apabila

sistem perpajakantidak dapat mengambil manfaat dari adanya peningkatan

jumlah hotel tersebut.

b. Pemerataan

Pemerataan mempunyai arti bahwa beban pengeluaran pemerintah daerah

haruslah dipikul oleh semua golongan dalam masyarakat sesuai dengan kekayaan

dan kesanggupannya. Ada 3 (tiga) dimensi pemerataan, yaitu;

(i) Pemerataan vertikal yang menghasilkan pajak progresif.

(ii) Pemerataan horizontal,

(iii) Pemerataan geografis, artinya orang tidak seharusnya

membayarbeban pajak lebih hanya karena tinggal di daerah

tertentu.

c. Kelayakan Administrasi

Kelayakan administrasi bermakna bahwa berbagai jenis pajak di daerah

berbedabaik dalam jumlah maupun keputusan yang diperlukan dalam

administrasinya. Ada pajak tertentu yang memiliki tingkat kesulitan dalam

menghitungnya, namun ada jenis pajak yang mudah dihitung.

d. Kesepakatan politis

Keputusan pembebanan pajak sangat tergantung kepekaan

masyarakat,pandangan masyarakat secara umum tentang pajak dan nilai – nilai

Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

32

yang berlakudalam masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan kesepakatan bersama

dalampengambilan keputusan perpajakan.

e. Menghindari distorsi terhadap perekonomian

Pada dasarnya setiap pajak atau pungutan akan menimbulkan beban baik

bagikonsumen maupun produsen. Sehingga jangan sampai suatu pajak akan

menimbulkan beban tambahan yang berlebihan sehingga akan merugikan

masyarakat secara menyeluruh.

2.1.10 Strategi Pemungutan Pajak Daerah

Adapun dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah juga harus

memperhatikan beberapa strategi (Mardiasmo dan Makhfatih, 2000: 2) yaitu:

a. Jenis pajak sedikit mungkin

b. Potensi dan hasilnya besar

c. Administrasinya sederhana

d. Biaya pemungutannya murah

e. Tarif ditentukan dengan prosentase (advelerem)

f. Dasar Pajak (tax base) ditentukan oleh Peraturan Bupati

2.1.11Kendala Pemungutan Pajak Daerah

Merupakan tugas negara dalam pemungutan dan pengelolaan uang pajak

demi pengelolaan dan pembiayaan tugas-tugas negara, sehingga negara bisa

memaksa warganya untuk melakukan pembayaran pajak yang telah diatur dalam

Undang-Undang, akan tetapi bagi petugas pajak daerah dalam hal pemungutan

pajak tidak semudah yang diamanahkan oleh undang-undang. Seringkali petugas

pajak daerah menjumpai kendala yang melemahkan dalam pemungutan pajak

Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

33

daerah. Menurut Yasmin Lisasih (2011) dalam Lilik Yunanto (2015), beberapa

kendala dalam pemungutan pajak daerah adalah sebagai berikut :

1. Realisasi pengawasan peraturan daerah tentang pajak daerah relatif lemah.

Ketentuan UU Nomor 34 Tahun 2000 mengamanatkan bahwa peraturan

daerah tentang pajak dan restribusi yang diterbitkan oleh pemerintah

daerah harus disampaikan kepada pemerintah pusat, yaitu ke Menteri

Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 15 (lima belas) hari

sejak ditetapkan. Akan tetapi., tidak semua provinsi dan kabupaten/kota

menyampaikan peraturan daerah ke pemerintah pusat, masih banyak

provinsi dan kabupaten/kota yang tidak memperhatikan amanat dalam

ketentuan undang-undang tersebut. Kurangnya kesadaran Provinsi maupun

kabupaten/kota dalam memenuhi amanat undang-undang tersebut pastinya

melemahkan pemungutan pajak daerah, dengan tidak adanya penyampaian

peraturan daerah tersebut dapat terjadi kemungkinan terbitnya peraturan

daerah yang di kemudian hari ternyata bermasalah karena kepentingan

umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

2. Sentralisasi kekuasaan pemerintah pusat dalam pengawasan pemungutan

pajak daerah. Semua aktivitas pelaksanaan pemerintahan di daerah tetap

diperlukan adanya suatu sistem pengawasan dari pemerintah pusat namun

pengawasan hendaknya tidak lagi menyisakan celah bagi pemerintah pusat

untuk menerapkan sentralisasi kekuasaan yang nantinya

dapatmenimbulkan konflik antarpusat dan daerah atau antar provinsi dan

kabupaten/kota, karena jika demikian makna otonomi daerah menjadi

Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

34

kabur. Pengawasan oleh pemerintah pusat yang terlalu ketat dapat

melemahkan pemungutan pajak dikarenakan dengan adanya pengawasan

Pemerintah Pusat yang terlalu ketat dapat membatasi keleluasaan

pemerintah dan masyarakat daerah sehingga pemerintah daerah tidak dapat

mandiri dalam mengelola aspek kehidupannya sesuai dengan aspirasi, rasa

keadilan dan budaya masing-masing.

3. Kurang siapnya daerah dalam menangani sengketa pajak. Permasalahan

yang timbul dalam sengketa pajak pada umumnya ialah bagaimana

menentukan jenis pajak daerah yang tepat dikenakan (langsung atau tidak

langsung), kepada siapa dan di tingkat pemerintahan mana (kabupaten atau

kota). Sengketa pajak sebagai sengketa yang timbul dalam bidang

perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dan pejabat pajak

yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat

diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan

peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas

pelaksanaan penagihan berdasar undang-undang penagihan pajak dengan

surat paksa. Adanya sengketa pajak tersebut baik sengketa regulasi,

sengketa ketetapan pajak maupun sengketa pelaksanaan penagihan pajak

secara otomatis melemahkan pemungutan pajak.

4. Pemberian perizinan, rekomendasi dan pelaksanaan pelayanan umum yang

kurang atau tidak sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.

5. Kurangnya pembinaan terhadap seluruh perangkat dinas.

Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

35

6. Kurangnya kemampuan untuk mendengar, menanggapi dan mencari solusi

dari keluhan staf, baik yang bertugas sebagai pendata, penganalisis data,

perhitungan, penerbitan SKPD, ataupun penagihan.

7. Belum dapat diterapkannya sistem self assessment system dalam

pemungutan pajak daerah.

2.1.12 Pajak Hotel

2.1.12.1 Pengertian Pajak Hotel

Berdasarkan Peraturan Daerah kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah yang dimaksud pajak hotel adalah pajak atas pelayanan

yang disediakan oleh hotel. fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga

motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah

penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10

(sepuluh).

Menurut Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Pajak Hotel, hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang

untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya

dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan

di miliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan

usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain

yang menjadi tanggungannya.

Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

36

2.1.12.2Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan hotel dengan

pembayaran, termasuk:

a. fasilitas penginapan dan fasilitas tinggal jangka pendek, termasuk gubuk

pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen,

bungalow dan rumah penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 10

(sepuluh) atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan;

b. pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal

jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk

telepon, faksimil, telex, foto copy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan

lainnya yang disediakan atau dikelola hotel;

c. fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan

untuk umum termasuk pusat kebugaran (fitness center), kolam renang, tenis, golf,

karaoke, pub, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel;

d. jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel;

Dikecualikan dari objek pajakhoteladalah :

a. penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan/atau fasilitas tempat tinggal

lainnya yang tidak menyatu dengan hotel;

b. pelayanan tinggal di asrama dan Pondok Pesantren;

c. fasilitas olah raga dan hiburan yang di sediakan di hotel yang dipergunakan

oleh bukan untuk tamu hotel dengan pembayaran;

d. pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang di pergunakan oleh umum di

hotel;

Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

37

e. pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat

dimanfaatkan oleh umum;

f. pelayanan yang disediakan dihotel terhadap Duta Besar dan Staf Konsulat

Jenderal.

2.1.12.3Subjek Pajak Hotel dan Wajib Pajak Hotel

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan

hotel.Sedangkan wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel.

2.1.12.4Tarif, Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada hotel.

Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). Besaran pokok

pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebesar 10%

dengan jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.

Pengusaha hotel harus menambahkan pajak hotel atas pembayaran pelayanan di

hotel dengan menggunakan tarif pajak 10%.Dalam hal pengusaha hotel tidak

menambahkan pajak sebagaimana diatas, jumlah pembayaran telah termasuk

pajak hotel.Pajak hotel yang terutang dipungut di daerah.

2.1.12.5 Masa Pajak dan Saat Pajak terutang

Masa pajak menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum Perpajakan adalah jangka waktu yang menjadi dasar

bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang

Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

38

terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang KUP (Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan).

Dalam hal masa pajak hotel ini, masa Pajak adalah 1 (satu) bulan takwim,

atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Peraturan Walikota Tangerang.Pajak

terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran kepada hotel.

2.1.13Pajak Restoran

2.1.13.1 Pengertian Pajak Restoran

Untuk menyelenggarakan pemerintahan, daerah berhak mengenakan

pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu

perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat,

seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan undang-

undang. Dengan demikian, pemungutan pajak restoran harus didasarkan pada

Peraturan Daerah.

Peraturan Daerah tentang pajak restoran memberikan kepastian hukum

mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan cara pemungutan pajak.

Selain itu, sanksi dan hukuman bagi setiap pelanggaran pajak juga diatur dalam

Peraturan Daerah tersebut.Akumulasi pemungutan pajak restoran merupakan

Pendapatan Asli Daerah yang sangat bermanfaat untuk membiayai pembangunan

di daerah.

Menurut Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 tahun 2010 tentang

Pajak Daerah, pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang

Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

39

disediakan oleh restoran. Yang dimaksud dengan restoran adalah fasilitas

penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup

juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa

boga/catering.

2.1.13.2 Objek Pajak Restoran

Menurut Peraturan Daerah Kota TangerangNomor 7 Tahun 2010 tentang

Pajak Daerah, objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh

restoran. Pelayanan yang disediakan restoran sebagaimana dimaksud adalah

meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh

pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

2.1.13.3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran

Menurut Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Pajak Daerah, subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang

membeli makanan dan/atau minuman dari restoran. Sedangkan wajib pajak

restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan rrestoran. Setiap

wajib pajak restoran sebagaimana dimaksud di atas harus memiliki perijinan yang

terkait dengan usaha restoran dari Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk.

2.1.13.4 Tarif, Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak Restoran

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2010 tarif

Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).Dasar pengenaan pajak

restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima

restoran.

Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

40

(1)Besaran pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan

tarif 10% dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Perda

tersebut.

(2)Pengusaha restoran harus menambahkan pajak restoran atas pembayaran

pelayanan di restoran dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.

(3)Dalam hal pengusaha restoran tidak menambahkan pajak restoran sebagaimana

dimaksud pada poin (2), maka jumlah pembayaran yang digunakan sebagai dasar

pengenaan Pajak Restoran.

2.1.13.5Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Menurut Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2010 masa

pajak restoran adalah 1 (satu) bulan kalender.Saat pajak terutang adalah pada saat

pembayaran atas pelayanan di restoran.Pajak restoran yang terutang dipungut di

wilayah daerah tempat restoran berlokasi. Tata cara pengelolaan pajak restoran

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

2.1.14 Pajak Reklame

2.1.14.1 Pengertian Pajak Reklame

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 26 dan

27 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah :

“Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.”

Beberapa terminologi dalam pemungutan pajak reklame (Siahaan, 2013:382-

383) yaitu sebagai berikut:

1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan

corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

41

mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,

orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan atau

dinikmati oleh umum.

2. Penyelenggaraan reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan

reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak

lain yang menjadi tanggungannya.

3. Perusahaan jasa periklanan/biro reklame adalah badan yang bergerak di

bidang periklanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

4. Panggung reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan reklame yang

ditetapkan untuk suatu atau beberapa buah reklame.

5. Jalan umum adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun,

meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan

yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

6. Izin adalah izin penyelenggaraan reklame yang terdiri dari izin tetap dan izin

terbatas.

7. Surat Permohonan Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya disingkat

SPPR adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengajukan

permohonan penyelenggaraan reklame dan mendaftarkan identitas pemilik

data reklame sebagai dasar perhitungan pajak yang terutang.

8. Surat Kuasa Untuk Menyetor yang selanjutnya disingkat SKUM adalah nota

perhitungan besarnya pajak reklame yang harus dibayar oleh wajib pajak

yang berfungsi sebagai ketetapan pajak.

Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

42

2.1.14.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame

Pemungutan Pajak Reklame di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar

hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak

yang terkait. Dasar pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota

(Siahaan, 2013:383) adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1987 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

4. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang Pajak Reklame.

5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Reklame sebagai

aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Reklame pada

kabupaten/kota dimaksud.

2.1.14.3Objek Pajak Reklame

1. Objek Pajak Reklame

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan

reklame.Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggara reklame

atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar pada Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak

reklame adalah sebagaimana disebut dibawah ini :

Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

43

a. Reklame papan/billboard; yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu,

termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantungkan

atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan

sebagainya baik bersinar maupun yang disinari.

b. Reklame megatron/videotron/Large Electronic Display ( LED ),yaitu

reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame

atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat

berubah–ubah, terprogram, dan difungsikan dengan tenaga listrik.

c. Reklame kain, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan bahan kain,

termasuk kertas, plastic, karet, atau bahan lain yang sejenis dengan itu.

d. Reklame melekat, yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas,

diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang, digantungkan pada

suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 per lembar.

e. Reklame selebaran, yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas,

diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan, atau dapat diminta

dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, diletakkan, dipasang, atau

digantungkan pada suatu benda lain.

f. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan, yaitu reklame

yangditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan

dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.

g. Reklame udara, yaitu reklame yang diselenggarakan di udara dengan

menggunakan gas, laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.

Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

44

h. Reklame suara, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan

kata–kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau

perantaraan alat.

i. Reklame film/slide, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan–bahan yang

sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar

atau benda lain yang ada diruangan.

j. Reklame peragaan, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara

memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

2. Bukan Objek Pajak Reklame

Adapun yang tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame menurut

Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerahadalah sebagai berikut:

a. penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta

mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

b. label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang

berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

c. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan

tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang

mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut;

d. reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah

daerah;dan

Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

45

e. penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah,

misalnya penyelenggaraan reklame yang diadakan khusus untuk kegiatan

sosial, pendidikan, keagamaan dan politik tanpa sponsor.

2.1.14.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame

Marihot Pahala Siahaan dalam bukunya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (

2010 ) berdasarkan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa pada pajak reklame yang menjadi

subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.

Sementara itu, wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame.Jika reklame diselenggarakan sendiri secara langsung

oleh orang pribadi atau badan, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau

badan tersebut.apabila reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, misalnya

perusahaan jasa periklanan, pihak ketiga tersebut menjadi wajib pajak reklame.

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajak dapat diwakili oleh

pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang–undang dan peraturan daerah

tentang pajak reklame.Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan

atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib

pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk

menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajaknnya.

2.1.14.5 Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Nomor 48 Tahun 2014 Nilai

Sewa Reklame ( NSR ) adalah ukuran nilai biaya yang dijadikan sebagai dasar

Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

46

pengenaan pajak reklame yang merupakan penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak

Reklame ( NJOPR ) dengan Nilai Strategis Pemasangan Reklame (NSPR ).

Nilai Sewa Reklame ( NSR ) = Nilai Jual Objek Pajak Reklame ( NJOPR ) +

Nilai Strategis Pemasangan Reklame (NSPR )

Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR ditetapkan

berdasarkan nilai kontrak reklame.Sedangkan apabila reklame diselenggarakan

sendiri, NSR dihitung dengan memerhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan,

lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah dan ukuran

media reklame.Dalam hal NSR tidak diketahui dan atau dianggap tidak wajar,

NSR ditetapkan dengan menggunakan faktor–faktor tersebut diatas.

2.1.14.6Tarif Pajak Reklame

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah besarnya tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25% ( dua

puluh lima persen ).

2.1.14.7 Perhitungan Pajak Reklame

Besaran pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif 25% dengan hasil penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak Reklame

(NJOPR) dan Nilai Strategis Pemasangan Reklame (NSPR) sebagaimana yang

diatur didalam Peraturan Walikota Tangerang Nomor 48 Tahun 2014.

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak X Nilai Sewa Reklame

Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

47

2.1.14.8 Masa Pajak Reklame

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim.

2.1.15 Pajak Parkir

2.1.15.1 Pengertian Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut pajak atas penyelenggaraan

tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok

usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat

penitipan kendaraan bermotor.

2.1.15.2 Objek Pajak Parkir dan Subjek Pajak Parkir

1. Objek Pajak Parkir

Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan

jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

2. Bukan Objek Pajak Parkir

a. penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah dan pemerintah daerah;

b. penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk

karyawannya sendiri; dan

c. penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara

asing dengan asas timbal balik.

Subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

parkir kendaraan bermotor sedangkan wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau

badan yang menyelenggarakan tempat parkir.

Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

48

2.1.15.3 Dasar Pengenaan, Tarif, Besaran dan Masa Pajak Parkir

Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir.

Tarif pajak parkir ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen).

Besaran pokok pajak parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

25% dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud diatas. Pajak parkir

yang terutang dipungut di daerah.

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan

takwim.Pajak terutang dalam masa pajak terjadi sejak penyelenggaraan tempat

parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha

maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat

penitipan kendaraan bermotor.

2.1.16 Efektivitas

Efektivitas menurut Sondang P.Siagian (2001:24) adalah:

“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu memiliki

keterkaitan erat antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya

dicapai. Efektivitas merupakan suatu pengukur keberhasilan terhadap organisasi

dalam pencapaian tujuannya. Organisasi tersebut dikatakan efektif apabila telah

berhasil mencapai apa yang diharapkan.

Abdul Halim (2008:234)dalam Lilik Yunanto (2015)menjelaskan

mengukur efektivitas secara lebih rinci digunakan kriteria berdasarkan keputusan

Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

49

Menteri Perdagangan Dalam Negeri No.690.900.327 Tahun 1994 tentang

pedoman penilaian dan kinerja keuangan yang disusun dalam tabel 2.1 dibawah

ini :

Tabel 2.1

Rasio Efektivitas

Rasio Efektivitas

(100%)

Kriteria

>100% Sangat Efektif

90% - 100% Efektif

80% - 90% Cukup Efektif

60% - 80% Kurang Efektif

< 60% Tidak Efektif

Sumber: Menteri Perdagangan Dalam Negeri No.690.900.327. tahun 1994

2.1.17 Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute,

contribution,maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri

maupunsumbangan.Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau

tindakan. Hal yangbersifat materi misalnya seorang individu memberikan

pinjaman terhadap pihaklain demi kebaikan bersama.

Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaituberupa perilaku yang

dilakukan oleh individu yang kemudian memberikandampak baik positif maupun

negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh,seseorang melakukan kerja bakti di

daerah rumahnya demi menciptakan suasanaasri di daerah tempat ia tinggal

sehingga memberikan dampak positif bagipenduduk maupun pendatang.

Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

50

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha

meningkatkanefisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara

menajamkanposisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis, agar

lebih tepatsesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai

bidangyaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya

(AnneAhira:2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah

sumbangan, sedangkan menurut kamus ekonomi (T.Guritno 1992: 76) kontribusi

adalah segala sesuatu yang diberikan secara bersama sama dengan pihak lain

untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi

disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan Asli

Daerah terhadap besarnya Belanja Pembangunan Daerah.

Pengertian kontribusi menurut kamus ilmiah populer, Dany H. (2006:264)

”Kontribusidiartikan sebagai uang sumbangan atau sokongan.” Sementara

menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan: “Sebagai uang iuran pada

perkumpulan,sumbangan”.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi merupakan suatu

sumbangsih yang diberikan oleh suatu sistem pajak maupun retribusi yang

dipergunakan untuk melaksanakan pemerintahan dan pembangunan yang

berkelanjutan.

2.2Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengacu pada beberapa

penelitian-penelitian sebelumnya yang akan dijadikan pembanding dalam

Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

51

mengembangkan penelitian ini. Penelitian-penelitian yang dimaksud adalah

sebagai berikut.

Putu Intan Yuliartini dan Ni Luh Supadmi (2015), penelitian ini bejudul

efektivitas pemungutan pajak hotel dan restoran pada pemerintah daerah kota

Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas

pemungutan pajak hotel dan restoran dan kontribusinya pada PAD Kota

Denpasar.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi

nonpartisipan.Variabel dalam penelitian ini adalah rasio efektivitas dan analisis

kontribusi.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis, rata-rata efektivitas pemungutan pajak hotel dan

restoran di Kota Denpasar tahun 2009-2013 sebesar 113,54 persen dengan

kategori sangat efektif dan rata-rata kontribusi pemungutan pajak hotel dan

restoran pada PAD kota Denpasar pada tahun 2009-2013 sebesar 32,27 persen

dengan kategori cukup baik.

Garry A.G. Dotulong, David P.E. Saerang dan Agus T. Poputra (2014),

penelitian ini berjudul analisis potensi penerimaan dan efektivitas pajak restoran

di kabupaten Minahasa Utara. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis

potensi penerimaan pajak restoran danefektivitas pajak restoran di Kabupaten

Minahasa Utara selama tahun 2010 hingga tahun 2012.Untuk mengetahui potensi

penerimaan dan efektivitas dibutuhkan suatu data penelitian yang menggunakan

runtun waktu. Penelitian dengan menggunakan runtun waktu akan membantu

melihat bagaimana kinerja dari penerimaan Pajak Restoran. Model analisis yang

digunakan yaitu analisis perhitungan potensi penerimaan yang didasarkan pada

Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

52

jumlah wajib pajak restoran perhitungan efektivitas pajak restoran yang

didasarkan pada realisasi penerimaan dan potensi penerimaan Pajak Restoran.

Hasil perhitungan potensi penerimaan Pajak Restoran menunjukkan bahwa

potensi Pajak Restoran di kabupaten Minahasa Utara belum tercapai secara

optimal. Potensi Rumah Makan memiliki potensi penerimaan Pajak Restoran

paling besar. Efektivitas Pajak Restoran menunjukkan bahwa pemungutan dan

pengelolaan Pajak Restoran belum efektif.

Hasannudin (2015) dengan penelitian berjudul analisis efektivitas dan

kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap penerimaan pendapatan asli

daerahdi provinsi Maluku Utara. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak kendaraan bermotor

terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Data yang telah diolah kemudian

dianalisis denganmenggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

menunjukan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor diprovinsi maluku

utara efektif. Sementara kontribusi pajak kendaraan bermotorterhadap penerimaan

PAD adalah kurang baik. Disisi lain efektivitas dan kontribusi pajak kendaraan

bermotor terhadap PAD menunjukan tren yang menurun. Hal ini menunjukan

bahwa Dinas Pendapatan dan pengelolaan aset daerah provinsi Maluku Utara

sudah baik dalam mengelola penerimaan pajak kendaraan bermotor namun belum

serius dalam mengoptimalkan potensi penerimaan pajaknya.

Nio anggun sripradita, Topowijono dan Achmad husaini (2014), dengan

penelitian yang berjudul analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dalam

upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Penelitian dilakukan di wilayah Dinas

Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

53

Pendapatan Daerah Kabupaten Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui laju pertumbuhan dan efektivitas pajak reklame & PAD serta

kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah & kontribusi pajak reklame

terhadap pendapatan asli daerah. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif sedangkan data yang digunakan berupa

data kuantitatif yaitu berasal dari Laporan Target dan Realisasi Penerimaan

Pendapatan Daerah tahun anggaran 2008-2012 pada Dinas Pendapatan Daerah.

Hasil dari penelitian ini yaitu pajak reklame di Kabupaten Kediri memiliki potensi

yang cukup besar dibandingkan jenis pajak daerah lainnya. Rata-rata efektivitas

penerimaan pajak reklame sebesar 111,02% dan rata-rata efektivitas PAD periode

2008-2012 sebesar 125,07%. Rata-rata kontribusi pajak reklame terhadap pajak

daerah pada periode 2008-2012 yaitu sebesar 3,12% dan kontribusi pajak reklame

terhadap PAD periode tahun 2008-2012 sebesar 1,65%.

Alfan A. Lamia, David P.E. Saerang, Heince R.N Wokas penelitiannya

berjudul “analisis efektifitas dan kontribusi pemungutan pajak restoran, pajak

reklame, dan pajak penerangan jalan pada pendapatan asli daerah kabupaten

Minahasa Utara”. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu

menganalisis data realisasi pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan

jalan dari tahun 2010-2014. Hasil penelitian secara keseluruhan tingkat efektivitas

penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan pada tahun

2010-2014 sangat efektif. Penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak

penerangan jalan pada tahun 2010-2014 memberikan kontribusi yang baik

terhadap PAD.

Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

54

Tabel 2.2

Penelitian terdahulu

Peneliti Judul

penelitian

Metodologi

penelitian

Hasil penelitian

PutuIntan

Yuliartini dan

Ni Luh

Supadmi

(2015)

Efektivitas

pemungutan

pajak hotel

dan restoran

pada

pemerintah

daerah kota

Denpasar

Teknik analisis data

dalam penelitian ini

adalah analisis

kuantitatif

sedangkan Metode

pengumpulan data

dalam penelitian ini

adalah Observasi

nonpartisipan

rata-rata efektivitas

pemungutan pajak hotel

dan restoran di Kota

Denpasar tahun 2009-

2013 sebesar 113,54

persen dengan kategori

sangat efektif dan rata-

rata kontribusi

pemungutan pajak hotel

dan restoran pada PAD

kota Denpasar pada

tahun 2009-2013 sebesar

32,27 persen dengan

kategori cukup baik

Garry A.G.

Dotulong,

David P.E.

Saerang dan

Agus T.

Poputra

(2014)

Analisis

potensi

penerimaan

dan efektivitas

pajak restoran

di kabupaten

Minahasa

Utara.

jenis penelitian

dalam penelitian ini

adalah

deskriptif.Penelitian

yang dilakukan

untuk mengetahui

nilai variabel

mandiri, baik satu

variabel atau lebih

(independen) tanpa

membuat

perbandingan atau

menghubungkan

dengan variabel

lain.

Pendekatan

penelitian yang

digunakan adalah

penelitian

kuantitatif,penelitian

dengan memperoleh

data yang berbentuk

angka atau data

kualitatif yang

diangkakan.

potensi Pajak Restoran

di

Kabupaten Minahasa

Utara belum tercapai

secara optimal. Potensi

Rumah Makan memiliki

potensi

penerimaan Pajak

Restoran paling besar.

Efektivitas Pajak

Restoran menunjukkan

bahwa pemungutan

dan pengelolaan Pajak

Restoran belum efektif.

Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

55

Peneliti Judul

Penelitian

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Hasannudin

(2015)

analisis

efektivitas dan

kontribusi

pajak

kendaraan

bermotor

terhadap

penerimaan

pendapatan

asli daerah di

provinsi

Maluku Utara.

Metode Analisis

data yang digunakan

dalam penelitian ini

adalah

menggunakan

metode

analisisdeskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

penerimaan pajak

kendaraan bermotor

diprovinsi maluku utara

efektif. Sementara

kontribusi pajak

kendaraan

bermotorterhadap

penerimaan PAD adalah

kurang baik. Disisi lain

efektivitas dan

kontribusi pajak

kendaraanbermotor

terhadap PAD

menunjukan tren yang

menurun. Hal ini

menunjukan bahwa

dinas Pendapatan dan

pengelolaan aset daerah

provinsi maluku utara

sudah baik dalam

mengelola penerimaan

pajak kendaraan

bermotor namun belum

serius dalam

mengoptimalkan potensi

penerimaan pajaknya.

Nio anggun

sripradita,

Topowijono

dan Achmad

husaini (2014)

Analisis

efektivitas

penerimaan

pajak reklame

dalam upaya

peningkatan

pendapatan

asli daerah.

Metode penelitian

yang digunakan

dalam penelitian ini

adalah metode

deskriptif sedangkan

data yang digunakan

berupa data

kuantitatif yaitu

berasal dari Laporan

Target dan Realisasi

Penerimaan

Pendapatan Daerah

tahun Anggaran

2008-2012 pada

Dinas Pendapatan

Daerah.

Tingkat efektivitas

penerimaan pajak

reklame 5 tahun periode

2008-2012 adalah

120,14%, 116,88%,

104,84%, 120,15%dan

100,39%. Rata-rata

efektivitas penerimaan

pajak reklame periode

2008-2012. Hal ini

membuktikan bahwa

pemerintah Kabupaten

Kediri telah melakukan

pemungutan pajak

reklame dengan efektif.

Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

56

Peneliti Judul

Penelitian

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Alfan A.

Lamia, David

P.E. Saerang,

Heince R.N

Wokas

Analisis

efektifitas dan

kontribusi

pemungutan

pajak restoran,

pajak reklame,

dan pajak

penerangan

jalan pada

PAD

kabupaten

Minahasa

Utara

Metode analisis

yang digunakan

adalah metode

deskriptif yaitu

menganalisis data

realisasi pajak

restoran, pajak

reklame, dan pajak

penerangan jalan

dari tahun 2010-

2014.

Tingkat efektivitas

penerimaan pajak

restoran,pajak

reklamedan pajak

penerangan jalan pada

tahun 2010-2014

sangatefektif.Penerimaan

pajak restoran,pajak

reklamedan pajak

penerangan jalantahun

2010-2014 memberikan

kontribusi yang baik

terhadap PAD

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini menjabarkan klasifikasi permasalahan untuk melihat

seberapa besar pertumbuhan pajak restoran, efektivitas pajak restoran dan

kontribusi pajak tersebut terhadap PAD di Kota Tangerang.

Gambar 2.1

Terjadi rata-rata peningkatan

realisasi penerimaan pajak

daerah

Pendapatan Asli Daerah

Pajak Hotel, PajakRestoran,

Pajak Reklame, Pajak Parkir

Target Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak

Reklame, Pajak Parkir

Realisasi Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak

Reklame, Pajak Parkir

Kontribusi

Efektivitas

Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

57

Keterangan:

Dalam beberapa tahun terakhir di kota Tangerang penerimaan pajak

daerah rata-rata mengalami peningkatan realisasi yang akan berdampak positif

pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang pada akhirnya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan belanja daerah beberapa diantaranya dari pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

kota Tangerang menghitung target dan realisasi pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir. Apabila target pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir dapat direalisasikan dengan jumlah nominal hampir

sama dengan realisasi pendapatan hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak

parkir maka pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir tersebut

telah efektif pemungutannya.

Dengan efektifnya pengelolaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame

dan pajak parkir maka dihasilkan pendapatan pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir yang maksimal, dimana diharapkan memberikan

kontribusi yang tinggi terhadap pajak daerah. Sehingga pendapatan asli daerah

dapat ditingkatkan dan dapat membiayai pembangunan daerah secara maksimal.

Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif.

Menurut Arikunto (2002:17) dalam ArifSuciadi R (2014) pada dasarnya

penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah

penelitiannya tidak perlu adanya hipotesis.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian sedangkan analisis kuantitatif

adalah metode analisis dengan melakukan perhitungan terhadap data data yang

bersifat pembuktian dari masalah sehingga metode deskriptif kuantitatif adalah

metode penelitian melalui langkah-langkah yang memaparkan atau menjelaskan

data melalui angka-angka.

Dalam penelitian ini, penelitian hanya terbatas pada prosentase yang di

dapat dari data kuantitatif yang berkaitan dengan penerimaan pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir di kota Tangerang. Selanjutnya dari hasil

perhitungan prosentase tersebut, penulis menggunakan pemikiran logis untuk

menggambarkan dan menjelaskan secara mendalam serta sistematis tentang

keadaan yang sebenarnya, kemudian ditarik suatu kesimpulan sehingga dapat

diperoleh suatu penyelesaian atas permasalahan yang penulis teliti.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas PengelolaanKeuangan Daerah (DPKD)

kota Tangerang. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang perpajakan.

58

Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

59

Sedangkan objek analisis dalam penelitian ini adalah penerimaan,

efektivitas dan kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak

parkir pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Tangerang, provinsi Banten

dimana kurun waktu penelitan ini adalah periode 2010–2014.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa

daftar rincian penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak

parkir dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang dari tahun

2010-2014. Di sisi lain, data kualitatif berupa profil daerah, visi dan misi, undang-

undang pajak daerah dan praturan daerah kota Tangerang.

Sumber data yang diperoleh untuk menjadi bahan analisis adalah data

sekunder yangdiperoleh dari dokumen Dinas Pengelolaan KeuanganDaerah kota

Tangerang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang

sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan

tertentu (Arif Suciadi:2014). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang

digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka.

a) Dokumentasi

Menurut J.Supranto (1999) dalam Arif Suciadi (2014) dokumentasi adalah

ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-

bukuyang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data yang relevan

dengan penelitian.

Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

60

Dokumentasi dilakukan dengan mengadakan penelaahan dan pencatatan

dokumen-dokumen tertulis instansi.

Dokumen yang dimaksud disini adalah dokumen yang ada di Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah kota Tangerang tentang penerimaan pajak hotel,

pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir dan Pendapatan Asli Daerah tahun

2010-2014.

b) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca

literatur, arsip, dan buku-buku (J.Supranto,1999:47) dalam Arif Suciadi (2014).

Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dipublikasikan

oleh Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah kota Tangerang.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis deskriptif, dimana peneliti berusaha

menggambarkan kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu objek dalam bentuk

uraian kalimat dan data angka berdasarkan informasi-informasi yang berhubungan

langsung dengan penelitian ini. Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan

guna memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan

(Alfan:2015).

3.6 Definisi dan Pengukuran Variabel

1. Analisis Efektivitas

Mahmudi (2010:143) dalam Alfan (2015)menyatakan bahwa efektivitas

merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus

Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

61

dicapai. Untuk menganalisis tingkat efektivitas dari pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir maka peneliti menggunakan rumus :

1. Efektivitas Pajak Hotel

Realisasi Pajak Hotel

Efektivitas = X 100%

Target Pajak Hotel

2. Efektivitas Pajak Restoran

Realisasi Pajak Restoran

Efektivitas = X 100%

Target Pajak Restoran

3. Efektivitas Pajak Reklame

Realisasi Pajak Reklame

Efektivitas = X 100%

Target Pajak Reklame

4. Efektivitas Pajak Parkir

Realisasi Pajak Parkir

Efektivitas = X 100%

Target Pajak Parkir

Perhitungan efektivitas apabila menunjukkan hasil prosentase yang

semakin besar dapat dikatakan bahwa pemungutan pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir semakin efektif, demikian pula sebaliknya

semakin kecil presentase hasilnya menunjukkan pemungutan pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir semakin tidak efektif.

Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

62

Tabel 3.1

Kriteria Efektivitas

Persentase Efektivitas Keterangan

>100% Sangat Efektif

90–100% Efektif

80–90% Cukup Efektif

60–80% Kurang Efektif

< 60 % Tidak Efektif

Sumber :Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 (Rima Adelina, 2012)

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa apabila persentase yang dicapai

lebih dari 100% berarti sangat efektif dan apabila persentase kurang dari 60%

berarti tidak efektif.

2. Analisis Kontribusi

Menurut kamus ekonomi (T Guritno 1997:76) dalam Hasannudin (2015)

kontribusi adalah sesuatu yang diberikanbersama-sama dengan pihak lain untuk

tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama.

Analisis kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak

parkir adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir pada PendapatanAsli Daerah. Rumus yang

digunakan untuk menghitung kontribusi adalah sebagai berikut:

Analisis kontribusi pajak hotel = Realisasi pajak hotel X 100%

Realisasi PAD

Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

63

Analisis kontribusi pajak restoran = Realisasi pajak restoran X 100%

Realisasi PAD

Analisis kontribusi pajak reklame = Realisasi pajak reklame X 100%

Realisasi PAD

Analisis kontribusi pajak parkir = Realisasi pajak parkir X 100%

Realisasi PAD

Sumber : Mourin(2013) dalam Putu Intan (2015)

Dengan analisis ini penulis akan mengetahui seberapa besar kontribusi

pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir terhadap penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Tangerang.

Kontribusi dapat dikategorikan dalam kategori sangat baik apabila rasio

menunjukkan angka >50 persen. Kriteria kontribusi di sajikan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3.2

Kriteria Kontribusi

Kontribusi (%) Kriteria Kontribusi

>50 Sangat Baik

40,10-50,00 Baik

30,10-40,00 Cukup Baik

20,10-30,00 Sedang

10,00-20,00 Kurang Baik

<10 Sangat Kurang

Sumber: Tim Litbang Depdagri Fisiopol UGM (Putu Intan :2015).

Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

64

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Tangerang

Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993

berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang, merupakan hasil pemekaran dari

Kabupaten Tangerang. Daerah ini berfungsi sebagai salah satu daerah penyangga

Ibukota Negara DKI Jakarta dan memiliki letak yang strategis karena berada di

antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Kondisi

ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang

Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), dan diatur pula

dalam Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur.

Kota Tangerang memiliki motto seperti yang tercantum dalam lambang

daerahnya yaitu “Bhakti Karya Adhi Kertaraharja” yang memiliki arti sebagai

semangat pengabdian dalam bentuk karya pembangunan untuk kebesaran negeri

dan kemakmuran serta kesejahteraan wilayah. Kota Tangerang berada pada posisi

yang strategis sehingga menjadikan perkembangan kota Tangerang berjalan

dengan pesat. Pada satu sisi, menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan

dikota Jakarta, di sisi lainnya kota Tangerang menjadi daerah kolektor

pengembangan wilayah kabupaten Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya

alam yang produktif.

64

Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

65

Pesatnya perkembangan kota Tangerang, didukung pula dari tersedianya

system jaringan transportasi terpadu dengan wilayah Jabodetabek, serta

aksesibilitas dan konektivitas berskala nasional dan internasional yang baik

sebagaimana tercermin dari keberadaan Bandara International Soekarno-Hatta,

Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta pelabuhan Bojonegara sebagai

gerbang maupun outlet nasional. Dengan adanya Bandara Internasional Soekarno-

Hatta hal ini merupakan melambangkan semangat pacu dalam mencapai cita-cita

Pembangunan yang luhur sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara Republik

Indonesia. Kedudukan geostrategis kota Tangerang tersebut telah mendorong

bertumbuh kembangnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan

basis perekonomian kota Tangerang yang ditandai dengan semakin pesatnya

pertumbuhan sektor perindustrian saat ini.

4.1.2 Visi Kota Tangerang

Visi pembangunan daerah kota Tangerang tahun 2014-2018 berdasarkan

visi Walikotadan Wakil Walikota Tangerang terpilih adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Kota Tangerang yang Maju, Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera,

dengan Masyarakat yang Berakhlakul Karimah”.

Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

66

Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Penjelasan Visi Kota Tangerang

Visi Pokok Visi Penjelasan Visi

Terwujudnya Kota

Tangerang yang Maju,

Mandiri, Dinamis, dan

Sejahtera,dengan

masyarakat yang

Berakhlakul Karimah

Terwujudnya Kota

Tangerang yang Maju

Terwujudnya Kota

Tangerang yang maju

dalam berbagai hal, melalui

pemberian pelayanan

terbaik dalam memenuhi

kebutuhan dasar

masyarakat seperti

pendidikan dan kesehatan,

serta pembangunan tata

kelola perkotaan yang

berorientasi lingkungan.

Terwujudnya Kota

Tangerang yang

Mandiri

Terwujudnya Kota

Tangerang yang mandiri,

melalui

pembangunan yang

dilakukan dengan

memaksimalkan

segenap potensi daerah

yang dimiliki untuk

mendorong

tumbuhnya rasa percaya

diri dalam diri segenap

masyarakat dan seluruh

stakeholder untuk

bersamasama

dan ikut bertanggung jawab

dalam kelangsungan

pelaksanaan pembangunan

daerah

Terwujudnya Kota

Tangerang yang

Dinamis

Terwujudnya Kota

Tangerang yang dinamis

yaitu

kehidupan yang

berkesinambungan dengan

mengikuti era

perkembangan zaman

dengan tetap menjaga

Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

67

mencerminkan kehidupan

masyarakat KotaTangerang

yang meskipun berbeda

latar belakang etnis dan

budaya, namun memiliki

semangat kebersamaan dan

nasionalisme berbasis

kedaerahan, tenggang rasa

dan tanggung jawab, sikap

toleransi yang universal,

dalammembangun Kota

Tangerang.

Terwujudnya Kota

Tangerang yang

Sejahtera

Terwujudnya Kota

Tangerang yang sejahtera,

melaluiperwujudan

masyarakat kota Tangerang

yang sejahterayaitu

memiliki tatanan kehidupan

yang baik danberkualitas

sehingga terbentuk

kehidupan masyarakat yang

makmur dan berkeadilan,

dan menjadikanmasyarakat

sebagai subjek

dalampembangunan daerah.

Terwujudnya

Masyarakat Akhlakul

Karimah

Terwujudnya masyarakat

Kota Tangerang yang

memiliki

akhlakul karimah, yaitu

terwujudnya masyarakat

yang memiliki sikap dan

perilaku akhlak mulia yang

dicerminkan melalui

kualitas hubungan antar

manusiadengan Tuhan dan

hubungan antar manusia itu

sendiri,dan menjadi

landasan moral dan etika

dalambermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Pemahamandanpengamalan

agama secara benar

diharapkan dapat

mendukung terwujudnya

Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

68

masyarakat yang religius,

demokratis, mandiri,

berkualitas sehat jasmani

dan rohani, serta tercukupi

kebutuhan material

spiritual, sehingga mampu

mewujudkan sebuah

masyarakat madani

madaniyyah dan hidup

menuju negeri yang adil,

makmur, dan diberkati

(baldatun toyibatun

warabunghafur).

4.1.3 Misi Kota Tangerang

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih

jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa

yang harus dilakukan. Rumusan misi dalam dokumen RPJMD dikembangkan

dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan

internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan

yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau

langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.

Misi pembangunan Kota Tangerang Tahun 2014-2018 berdasarkan misi

Walikota dan Wakil Walikota Tangerang terpilih adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel, dan transparan

didukung dengan struktur birokrasi yang berintegritas, kompeten, dan

professional.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi.

Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

69

3. Mengembangkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial

demi terwujudnya masyarakat yang berdaya saing di era globalisasi.

4. Meningkatkan pembangunan sarana perkotaan yang memadai dan

berkualitas.

5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.

Penjelasan dari misi tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penjelasan Misi Kota Tangerang

Visi Misi Penjelasan Misi

Terwujudnya Kota

Tangerang yang

Maju,

Mandiri, Dinamis,

dan

Sejahtera, dengan

Masyarakat yang

Berakhlakul Karimah

Mewujudkan tata

pemerintahan yang

baik,akuntabel, dan

transparandidukung

dengan

strukturbirokrasi yang

berintegritas,kompeten,

dan professional.

Pelaksanaan pembangunan akan

berjalan dengan optimal apabila

ditunjang oleh tata pemerintahan

yang baik, akuntabel,

dan transparan.Perwujudan tata

pemerintahan yang baik,

akuntabel, dan transparan

didukung dengan struktur

birokrasi aparatur yang

mengedepankanprofesionalisme,

kompetensi, kualitas,

transparansi, objektifitas, dan

bebasdari intervensi politik dan

korupsi, kolusi, dan nepotisme

(KKN) berintegritas, kompeten,

dan profesional.

Meningkatkan

pertumbuhan ekonomi

yang berdaya

saingtinggi

Peningkatan pertumbuhan

ekonomi yang berdaya

saingtinggi merupakan salah

satu upaya untuk

mempercepatkemajuan kota

Tangerang, yang dilakukan

dengan memajukankegiatan

ekonomi yang menjadi sektor

unggulan,sepertiperdagangan

dan jasa, industri, dan

Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

70

memberdayakan

usaha mikro, kecil, menengah,

dan koperasisehingga mampu

bersaing, serta

memperluaskesempatankerja,

mengurangi pengangguran, dan

mengentaskankemiskinan.

Mengembangkan

kualitaspendidikan,

kesehatan,

dankesejahteraan sosial

demi terwujudnya

masyarakatyang

berdaya saing di

eraglobalisasi

Pengembangan kualitas

pendidikan dan kesehatan

ditujukanuntuk meningkatkan

masyarakat yang berdaya saing,

kualitaskehidupan masyarakat

kota Tangerang, yang ditunjang

dengan upaya peningkatan

kesejahteraan sosial masyarakat.

Demi terwujudnya masyarakat

yang berdaya saing di era

globalisasi. Hal ini dilakukan

melalui peningkatan kualitas

pelayanan sumberdaya manusia,

kualitas dan kuantitassarana dan

prasarana pelayanan, serta

faktor pendukunglainnya.

Meningkatkan

pembangunan

sarana perkotaan yang

memadai dan

berkualitas

Penyediaan dan peningkatan

pembangunan sarana

perkotaan yang memadai dan

berkualitas. mutlak

diperlukansekaligus dapat untuk

menjamin pemenuhan

kebutuhanpelayanan dasar

masyarakat dalam rangka

mendukungberlangsungnya

kegiatan ekonomi dan investasi

secaraproduktif. Sarana

perkotaan merupakan faktor

penunjangbagi kegiatan

ekonomi kota Tangerang.

Mewujudkan

pembangunan yang

berkelanjutan dan

berwawasan

lingkungan yang

bersih, sehat, dan

nyaman

Peningkatan kualitas dan daya

dukung lingkungan untuk

mendukung dalam rangka

melaksanakan merupakan salah

satu pilar pembangunan

berkelanjutan.Pembangunan

yangberkelanjutan dan

berwawasan lingkungan yang

bersih,sehat, dan nyaman, serta

Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

71

seimbang antara

dapatmenciptakan kondisi

kemajuan yang seimbang antara

peningkatan aspek sosial dan

ekonomi dengan kelestarian

lingkungan hidup.

4.1.4 Letak Geografis

Kota Tangerang memiliki luas wilayah berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS)Tahun 2014, seluas ±184,24 km2 (termasuk Bandara Soekarno–

Hatta seluas ±19,69 km2), yang secara administratif terdiri dari 13 Kecamatan dan

104 Kelurahan dengan 970 Rukun Warga (RW) dan 4.820 Rukun Tetangga (RT).

Kota Tangerang berjarak ±60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan berjarak ±27

km dari Ibukota DKI Jakarta.

Kota Tangerang secara geografis terletak pada 106.036ο–106.042

ο Bujur

Timur (BT) dan606ο–613

ο Lintang Selatan (LS), dengan batas wilayah

administrasi sebagai berikut.

a. Sebelah Utara: Berbatasan dengan kecamatan Teluknaga,

kecamatanKosambi dan kecamatan Sepatan di kabupaten Tangerang;

b. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan kecamatan Curug di kabupaten

Tangerang serta kecamatan Serpong Utara dan kecamatan Pondok Aren di

Kota Tangerang Selatan;

c. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan di

DKI Jakarta;

d. Sebelah Barat: Berbatasan dengan kecamatan Pasar Kemis dan kecamatan

Cikupa di kabupaten Tangerang.

Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

72

Diantara ke-13 kecamatan, kecamatan Larangan merupakan kecamatan

terjauh dariIbukota Tangerang (sekitar 14 km) dan Kecamatan Tangerang

merupakan kecamatanterdekat dari Ibukota Tangerang.

Jarak paling jauh antar kecamatan adalah antara kecamatan Larangan

dengan kecamatan Benda yaitu sekitar 21 km dan Jarak palingdekat antar

kecamatan adalah antara kecamatan Cibodas dengan kecamatan Jatiuwungyaitu

sekitar 1 km. Untuk lebih jelasnya, gambaran kondisi geografis kota Tangerang

bisa dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Peta Administrasi Wilayah Kota Tangerang

Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

73

Letak geografis yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta membuat

kota Tangerang memiliki posisi yang sangat strategis.Nilai strategis tersebut

semakin bertambah dengan dimasukannya kota Tangerang dalam konsep

pengembangan metropolitan Jabodetabekpunjur, yaitu konsep pengintegrasian

tata ruang beberapa kawasan yang memiliki keterkaitan erat dalam konteks

pengembangan wilayah.

Lokasi strategis yang ditunjang oleh keberadaan Bandar Udara

Internasional Soekarno Hatta, menjadikan Kota Tangerang sebagai pintu gerbang

bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa, sehingga menjadi daya tarik

investor untuk melakukan investasi di sektor industri.

Faktor tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan

pembangunan Kota Tangerang di bidang industri, perdagangan dan jasa.

Dukungan aksesibilitas yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan

berinvestasi, serta kondisi lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang

memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan

berbagai kegiatan perekonomian perkotaan.

4.1.5 Kondisi Ekonomi

Pembangunan perekonomian daerah merupakan suatu proses yang

berdampak terhadap kondisi ekonomi daerah serta tingkat kehidupan masyarakat

di daerah yang secara nyata dapat dilihat melalui peningkatan pendapatan

perkapita dan peningkatan daya beli masyarakat. Pembangunan perekonomian

membutuhkan kebijakan ekonomi yang mampu mengarahkan segala tindakan

perekonomian menuju tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Page 89: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

74

Kebijakan ekonomi daerah merupakan suatu hal yang kompleks, karena

banyaknya keterkaitan variabel ekonomi yang harus diperhitungkan.Hal ini

menuntut daerah untuk lebih serius dan seksama memperhatikan seluruh faktor,

variabel, dan indicator ekonomi makro yang terlibat di dalam pembangunan.

Kondisi ekonomi daerah akan memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi

secara umum pada tahun sebelumnya (diantaranya PDRB, Struktur Ekonomi,

Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita, dan Inflasi), serta rencana ekonomi

makro pada kurun waktu tertentu.

Perekonomian daerah dapat menjadi reflektor dan tolok ukur kinerja

perekonomian daerah sebagai bagian dari proses pembangunan di bidang

ekonomi. Kerangka ekonomi daerah akan memuat faktor fundamental ekonomi

daerah yang memberikan kontribusi agregat ekonomi, berdasarkan penggunaan

maupun sektor riil lapangan usaha dalam batasan-batasan kemampuan ekonomi

daerah.Perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

eksternal dan internal. Kondisi lingkungan eksternal dapat berupa perkembangan

dan perubahan faktor, variabel, dan indikator ekonomi dalam wilayah cakupan

yang lebih luas seperti ekonomi Regional atau Nasional.Sementara itu, kondisi

lingkungan internal dapat berupa perkembangan dan perubahan berbagai faktor,

variabel, dan indikator ekonomi yang berada di dalam daerah tersebut akibat

adanya gejolak sosial–politik yang membawa kepada adanya perubahan kebijakan

pembangunan.

Page 90: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

75

4.2 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang adalah salah satu

struktur organisasi tata kerja yang ada di Pemerintah Kota Tangerang

ProvinsiBanten.Terdiri dari bidang anggaran, aset, pendapatan lain, PBB dan

BPHTB,penatausahaan dan akuntansi dan satu sekretariat, dan kelompok

jabatanfungsional dan terletak di Jalan Satria Sudirman Nomor 1 Kota Tangerang.

4.2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

Pendapatan daerah merupakan halaman yang tidak dapat dipisahkan

daripenyelenggaraan kegiatan dalam pembangunan daerah, maka kelahiran suatu

unit kerja yang menampung suatu kegiatan yang menyelenggarakanpemungutan-

pemungutan di bidang pendapatan daerah.Kegiatan pungutansumber-sumber

pendapatan daerah harus ditampung dalam suatu wadah yanglazimnya dinyatakan

dalam bentuk struktur organisasi dan tata kerja dalammenangani masalah

pendapatan daerah.Untuk menciptakan alat penampung kegiatan dalam bentuk

organsasi dan menyatukan penafsiran yang berbeda-beda dalam menunaikan

tugas, maka pada tanggal 1 februari 1993 merupakan awal diresmikan dan

terbentuknyaDinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang yang dulu

diberi namaDinas Pendapatan (Dispenda), yang tugas pokoknya hanya

mengelolapendapatan daerah saja dengan dasar hukumnya Peraturan Daerah

Nomor 9Tahun 1993 tentang Pengukuhan Pembentukan Dinas Pendapatan.

Pada awal tahun 2000 Dinas Pendapatan berubah nama menjadi Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dengan dikeluarkannya Keputusan

BupatiTangerang Nomor 38 Tahun 2000 yang mempunyai tugas pokok mengelola

Page 91: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

76

anggaran, perbendaharaan, pengembangan pendapatan daerah, verifikasi,

pembukuan, dan perhitungan serta merencanakan dan melaksanakanpendapatan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Lalu pada awal Tahun 2005 Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) berubah nama menjadi Badan Keuangan dan

Kekayaan Daerah (BKKD) yangmempunyai tugas pokok mengatur pendapatan,

anggaran dan aset daerah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 58

Tahun 2005.

Pada Tahun 2009 Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BKKD)

berubah nama menjadi Dinas Penglolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD)dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota tangerang nomor 37 Tahun

2008dengan mengingat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008

tentangPembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah yang mempunyai

tugaspokok membantu walikota melaksanakan sebagian urusan

PemerintahanDaerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset,

berdasarkanasas otonomi dan tugas pembantuan dan pada awal Tahun 2012 Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berubah nama kembali menjadi Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)dengan adanya perubahan struktur

organisasi yang didukung oleh PeraturanWalikota Nomor 11 tahun 2011 tentang

organisasi dan tata kerja DinasPengelolaan Keuangan Daerah dengan mempunyai

tugas ,visi dan misi yangsama dari DPKAD sebelumnya.

Page 92: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

77

4.2.2 Visi dan Misi DPKD

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai visi sebagai berikut

gunauntuk mencapai cita dan citra yang diinginkan oleh pemerintah ini :

“Menjadikan Lembaga Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang profesional

berlandaskan Akhlakul Karimah di tingkat nasional pada Tahun2013”.

Untuk mewujudkan visi diatas, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

KotaTangerang merencanakan misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah.

2) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan belanja daerah.

3) Meningkatkan efektifitas, efisisensi dan keekonomisan pengelolaan aset

daerah.

4) Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) di bidang

keuangan dan aset daerah dengan dilandasi kejujuran, keuletan, semangat

dan kerja keras.

5) Meningkatkan sistem pengendalian administrasi pengelolaan keuangan

daerah.

6) Meningkatkan kualitas pelayanan yang bertumpi pada standar pelayanan

dengan memanfaatkan ilmi pengetahuan dan teknologi yang memadai.

4.2.3 Tugas Pokok DPKD

Membantu walikota melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerahdi

bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset, berdasarkan asasotonomi

dan tugas pembantuan.

Page 93: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

78

4.2.4 Peran/Fungsi DPKD

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah memiliki peran atau fungsi

sebagaiberikut :

1. Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan daerah (SKPKD) Kota Tangerang,

mengelola pendapatan belanja dan pembiyaan daerah.

2. Bendahara Umum Daerah (BUD) Kota Tangerang, mengelola kas daerah.

3. Pembantu pengelola aset daerah Kota Tangerang, membantu pengelolaan aset

daerah.

4. SKPD Kota Tangerang, mengelola anggaran di lingkungan DPKD

KotaTangerang.

5. Lainnya, sesuai perintah/instruksi pimpinan.

4.2.5 Struktur Organisasi

Dalam Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur organisasi

yangteratur dan sistematis sangat diperlukan. Dengan adanya struktur

organisasiyang baik maka kesatuan dalam perintah serta pendelegasian wewenang

danpengendalian dapat dilaksanakan dengan lancar dan efektif.Struktur

organisasitersebut dibuat seseuai dengan jenis organisasi yang digunakan.

1. Kepala DPKD

2. Sekretariat DPKD

Bagian Sekretariat terdiri dari :

a. Sub bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub bagian Keuangan

c. Sub bagian Perencanaan

Page 94: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

79

3. Bidang Aset

Bidang Aset Daerah terdiri dari :

a. Seksi Administrasi Aset

b. Seksi Mutasi Aset

c. Seksi Pemanfaatan dan Pemerdayaan Aset

4. Bidang Penatausahaan dan Akuntansi

Bidang Penatausahaan dan Akuntansi terdiri dari :

a. Seksi Penatausahaan Keuangan Daerah

b. Seksi Akuntansi

c. Seksi Evaluasi

5. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran terdiri dari :

a. Seksi Penyusunan Anggaran

b. Seksi Pengendalian Anggaran

c. Seksi Kas Daerah

6. Bidang Pendapatan Lain

Bidang Pendapatan Lain terdiri dari :

a. Seksi Pendataan Pendapatan Lain.

b. Seksi Penetapan Pendapatan Lain

c. Seksi Penagihan dan Keberatan Pendapatan Lain

7. Bidang Pendapatan PBB dan BPHTB

Bidang Pendapatan PBB dan BPHTB terdiri dari :

a. Seksi Pendataan PBB dan BPHTB

Page 95: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

80

b. Seksi Penetapan PBB dan BPHTB

c. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB dan BPHTB

8. UPTD Pelayanan Pajak Daerah

9. Kelompok Jabatan Fungsional

4.3 Analisis dan Pembahasan

4.3.1 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel

Tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel dapat diketahui dengan

menggunakan rasio efektivitas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan

Pemerintah Daerah dalam merealisasikan pajak hotel yang direncanakan

dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah

(Halim:2007 dalam Putu Intan:2015), yang dapat dihitung dengan

membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel terhadap penerimaan

PAD yang ditetapkan. Perhitungan efektivitas pemungutan pajak hotel di kota

Tangerang tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.3

Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Tahun 2010-2014

Tahun

Pajak Hotel (Rp) Rasio

Efektivitas

(%)

Kriteria (Kepmendagri

No.690.900.327) Realisasi Target

2010 14.930.644.869,00 14.074.136.024,86 106,09 Sangat Efektif

2011 20.025.182.710,00 18.089.481.839,93 110,71 Sangat Efektif

2012 21.346.753.972,00 18.250.000.000,00 116,97 Sangat Efektif

2013 26.686.049.136,00 22.000.000.000,00 121,30 Sangat Efektif

2014 32.340.168.439,00 27.000.000.000,00 119,78 Sangat Efektif

Rata-rata 114,97 Sangat Efektif

Tabel 4.3 memperlihatkan rata-rata rasio efektivitas pajak hotel kota

Tangerang tahun 2010-2014 adalah sebesar 114,97% dengan kriteria sangat

efektif karena menunjukkan nilai rasio diatas 100%. Pada tahun 2011 tingkat

Page 96: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

81

efektivitas sebesar 110,71% dengan kriteria sangat efektif, tahun 2012 sebesar

116,97%, tahun 2013 sebesar 121,30% dan di tahun 2014 sebesar 119,78%

dengan kriteria sangat efektif.

4.3.2 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran

Tingkat efektivitas pajak restoran dapat dihitung dengan membandingkan

realisasi penerimaan pajak restoran dengan target yang telah ditetapkan.

Perhitungan efektivitas Pemungutan pajak restoran di kota Tangerang tahun 2010-

2014 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.4

Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran Tahun 2010-2014

Tahun Pajak Restoran (Rp) Rasio

Efektivitas

(%)

Kriteria (Kepmendagri

No.690.900.327) Realisasi Target

2010 46.755.157.759,00 33.072.368.258,35 141,37 Sangat Efektif

2011 89.889.646.197,00 77.886.022.553,10 115,41 Sangat Efektif

2012 115.052.364.139,00 92.000.000.000,00 125,06 Sangat Efektif

2013 147.775.671.873,00 120.000.000.000,00 123,15 Sangat Efektif

2014 182.113.973.033,00 155.000.000.000,00 117,49 Sangat Efektif

Rata-rata 124,50 Sangat Efektif

Dari tabel diatas diketahui bahwa realisasi penerimaan dan target pajak

restoran kota Tangerang tahun 2010-2014 selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Namun jika dilihat dari sisi rasio efektivitas nya pada tahun 2011

mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 141,37% menjadi 115,41%. Di

tahun 2012 tingkat efektivitas sebesar 125,06%, tahun 2013 kembali menurun

menjadi 123,15% dan pada tahun 2014 terjadi penurunan lagi sebesar 5,65%

menjadi 117,49%. Meskipun tidak selalu menunjukkan peningkatan setiap

tahunnya namun tingkat efek tivitas pajak restoran kota Tangerang tahun 2010-

2014 masih masuk dalam kategori sangat efektif karena berkisar diatas 100%.

Page 97: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

82

4.3.3 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame

Tingkat efektivitas pajak reklame kota Tangerang tahun 2010-2014

dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak reklame kota

Tangerang dengan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan

kota Tangerang pada setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel

dibawah ini.

Tabel 4.5

Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Tahun 2010-2014

Tahun

Pajak Reklame (Rp) Rasio

Efektivitas

(%)

Kriteria (Kepmendagri

No.690.900.327) Realisasi Target

2010 16.240.810.965,00 16.461.895.062,07 98,66 Efektif

2011 15.412.753.562,00 12.442.622.724,90 123,87 Sangat Efektif

2012 18.048.241.458,00 15.750.000.000,00 114,59 Sangat Efektif

2013 25.545.314.037,00 18.700.000.000,00 136,61 Sangat Efektif

2014 26.573.509.792,00 24.000.000.000,00 110,72 Sangat Efektif

Rata-rata 116,89 Sangat Efektif

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat rasio efektivitas pajak reklame tahun

2010-2014. Di tahun 2010 tingkat efektivitas menunjukkan kriteria efektif dengan

rasio sebesar 98,66%. Pada tahun 2011 meningkat hingga mencapai 123,87%

dengan kriteria sangat efektif. Pada tahun 2012 sebesar 114,59%, tahun 2013

meningkat kembali menjadi 136,61% dan di tahun 2014 tidak sebesar pada tahun

2013 yaitu hanya sebesar 110,72% namun masih masuk ke dalam kriteria sangat

efektif karena tingkat efektivitas diatas 100%.

4.3.4 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Parkir

Tingkat efektivitas pajak parkirkota Tangerang tahun 2010-2014 dihitung

dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak parkirkota Tangerang

Page 98: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

83

dengan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan kota

Tangerang pada setiap tahunnya.

Perhitungan tingkat efektivitas pajak parkirkota Tangerang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6

Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Parkir Tahun 2010-2014

Tahun

Pajak Parkir (Rp) Rasio

Efektivitas

(%)

Kriteria (Kepmendagri

No.690.900.327) Realisasi Target

2010 14.424.003.535,00 13.457.326.194,94 107,18 Sangat Efektif

2011 20.040.174.613,00 17.500.754.920,05 114,51 Sangat Efektif

2012 22.369.399.860,00 19.000.000.000,00 117,73 Sangat Efektif

2013 36.824.319.820,00 24.000.000.000,00 153,43 Sangat Efektif

2014 47.411.390.011,00 35.500.000.000,00 133,55 Sangat Efektif

Rata-rata 125,28 Sangat Efektif

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas pajak

parkir kota Tangerang tahun 2010-2014 rata-rata mengalami peningkatan yang

baik. Tahun 2010 rasio efektivitas menunjukkan angka 107,18% dengan kriteria

sangat efektif. Di tahun 2011 sampai dengan 2013 selalu mengalami peningkatan,

tahun 2011 sebesar 114,51%, tahun 2012 117,73% dan tahun 2013 153,43%.Di

tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 19,88% menjadi

133,55%, meskipun di tahun 2014 mengalami penurunan namun efektivitas

pemungutan pajak parkir di tahun 2014 termasuk kriteria sangat efektif karena

rasio efektivitas diatas 100%.

4.3.5 Kontribusi Pajak Hotel pada PAD Kota Tangerang

Untuk mengetahui kontribusi pajak hotel terhadap PAD kota Tangerang

dapat dihitung dengan cara membandingkan antara realisasi penerimaan pajak

hotel dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah pada tahun tertentu. Perhitungan

Page 99: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

84

kontribusi pajak hotel terhadap PAD kota Tangerang tahun 2010-2014 dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7

Kontribusi Pajak Hotel pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pajak hotel telah

memberikan kontribusi sebesar 6,47% pada PAD kota Tangerang dari total

penerimaan PAD sebesar Rp.230.634.138.044,00, pada tahun 2011 memberikan

kontribusi sebesar 4,01% dari total realisasi penerimaan PAD kota Tangerang

sebesar Rp.499.600.758.688,00. Di tahun 2012 kontribusi pajak hotel pada PAD

kota Tangerang menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,38% dari

besarnya PAD sebesar Rp.631.519.353.723,00. Tahun 2013 memberikan

kontribusi sebesar 3,27% dan di tahun 2014 turun kembali menjadi 2,57% dari

total penerimaan PAD sebesar Rp.1.258.788.809.993,00.

4.3.6 Kontribusi Pajak Restoran pada PAD Kota Tangerang

Perhitungan kontribusi pajak restoran pada PAD kota Tangerang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tahun Realisasi Pajak

Hotel (Rp)

Realisasi PAD (Rp) Presentas

e

Kontribus

i (%)

Kriteria

Kontribusi (Tim

LitbangDepdagri

)

2010 14.930.644.869,00 230.634.138.044,00 6,47 Sangat Kurang

2011 20.025.182.710,00 499.600.758.688,00 4,01 Sangat Kurang

2012 21.346.753.972,00 631.519.353.723,00 3,38 Sangat Kurang

2013 26.686.049.136,00 815.733.580.156,00 3,27 Sangat Kurang

2014 32.340.168.439,00 1.258.788.809.993,00 2,57 Sangat Kurang

Page 100: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

85

Tabel 4.7

Kontribusi Pajak Restoran pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014

Tahun Realisasi Pajak

Restoran (Rp)

Realisasi PAD (Rp) Presentase

Kontribusi

(%)

Kriteria

Kontribusi (Tim

LitbangDepdagri)

2010 46.755.157.759,00 230.634.138.044,00 20,27 Kurang baik

2011 89.889.646.197,00 499.600.758.688,00 17,99 Sangat Kurang

2012 115.052.364.139,00 631.519.353.723,00 18,22 Sangat Kurang

2013 147.775.671.873,00 815.733.580.156,00 18,12 Sangat Kurang

2014 182.113.973.033,00 1.258.788.809.993,00 14,47 Sangat Kurang

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat kontribusi pajak restoran pada PAD

kota Tangerang tahun 2010-2014. Kontribusi tahun 2010 sebesar 20,27% dari

penerimaan PAD sebesar Rp.230.634.138.044,00. Tahun 2011 sebesar 17,99%

dari Rp.499.600.758.688,00, pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar

18,22% dari total penerimaan PAD sebesar Rp.631.519.353.723,00, pada tahun

2013 memberikan kontribusi sebesar 18,12% dari total penerimaan PAD sebesar

Rp.815.733.580.156,00, dan pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar

14,47% dari total penerimaan PAD sebesar Rp.1.258.788.809.993,00.

4.3.7 Kontribusi Pajak Reklame pada PAD Kota Tangerang

Perhitungan kontribusi pajak reklame pada PAD kota Tangerang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.8

Kontribusi Pajak Reklame padaPAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014

Tahun Realisasi Pajak

Reklame (Rp)

Realisasi PAD (Rp) Presentase

Kontribusi

(%)

Kriteria

Kontribusi (Tim

LitbangDepdagri)

2010 16.240.810.965,00 230.634.138.044,00 7,04 Sangat Kurang

2011 15.412.753.562,00 499.600.758.688,00 3,09 Sangat Kurang

2012 18.048.241.458,00 631.519.353.723,00 2,86 Sangat Kurang

2013 25.545.314.037,00 815.733.580.156,00 3,13 Sangat Kurang

2014 26.573.509.792,00 1.258.788.809.993,00 2,11 Sangat Kurang

Page 101: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

86

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat kontribusi pajak reklame pada PAD

kota Tangerang tahun 2010-2014. Kontribusi tahun 2010 sebesar 7,04% dari

penerimaan PAD sebesar Rp.230.634.138.044,00. Tahun 2011 pajak reklame

memberikan kontribusi sebesar 3,09% dari total penerimaan PAD sebesar

Rp.499.600.758.688,00, pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 2,86%

dari total penerimaan PAD sebesar Rp.631.519.353.723,00, pada tahun 2013

memberikan kontribusi sebesar 3,13% dari total penerimaan PAD sebesar

Rp.815.733.580.156,00, dan pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar

2,11% dari total penerimaan PAD sebesar Rp.1.258.788.809.993,00.

4.3.8 Kontribusi Pajak Parkir pada PAD Kota Tangerang

Perhitungan kontribusi pajak parkir pada PAD kota Tangernag dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9

Kontribusi Pajak Parkir pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014

Tahun Realisasi Pajak

Parkir (Rp)

Realisasi PAD (Rp) Presentase

Kontribusi

(%)

Kriteria

Kontribusi (Tim

LitbangDepdagri

)

2010 14.424.003.535,00 230.634.138.044,00 6,25 Sangat Kurang

2011 20.040.174.613,00 499.600.758.688,00 4,01 Sangat Kurang

2012 22.369.399.860,00 631.519.353.723,00 3,54 Sangat Kurang

2013 36.824.319.820,00 815.733.580.156,00 4,51 Sangat Kurang

2014 47.411.390.011,00 1.258.788.809.993,00 3,77 Sangat Kurang

Dari tabel 4.9 dapat dilihat kontribusi pajak parkir pada PAD kota

Tangerang tahun 2010-2014. Kontribusi tahun 2010 sebesar 6,25% dari

penerimaan PAD sebesar Rp.230.634.138.044,00. Tahun 2011 pajak parkir

Page 102: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

87

memberikan kontribusi sebesar 4,01% dari total penerimaan PAD sebesar

Rp.499.600.758.688,00, pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 3,54%

dari total penerimaan PAD sebesar Rp.631.519.353.723,00, pada tahun 2013

memberikan kontribusi sebesar 4,51% dari total penerimaan PAD sebesar

Rp.815.733.580.156,00, dan pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar

3,77% dari total penerimaan PAD sebesar Rp.1.258.788.809.993,00.

4.3.9 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak

Parkir pada PAD Kota Tangerang

Kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terbilang sangat kurang, rata-rata

kontribusi pajak hotel selama tahun 2010-2014 sebesar 3,94%, pajak restoran

sebesar 3,57%, pajak reklame sebesar 3,65%, dan pajak parkir sebesar 4,42%.

Masing-masing pajak rata-rata berkontribusi dibawah 5%, hal tersebut

dikarenakan terjadinya perubahan peraturan perundang-undangan yang awalnya

diberlakukan UU No. 34 Tahun 2000 direvisi menjadi UU No. 28 Tahun 2009.

Pemberlakuan undang-undang yang berbeda menyebabkan adanya

pertambahan jenis pajak daerah yang diantaranya yaitu PBB-P2 (Pajak Bumi

Bangunan Pedesaan Perkotaan) dan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan). Pemungutan BPHTB yang dilaksanakan pada awal tahun 2011 dan

Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun 2014 memberikan dampak besar terhadap

penerimaan PAD kota Tangerang pada periode 2011-2014, karena masing-masing

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD, selain itu realisasi dari

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dari tahun ke tahun terus

Page 103: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

88

mengalami peningkatan, berdasarkan perhitungan menggunakan analisis

kontribusi yaitu realisasi BPHTB dibandingkan dengan realisasi PAD pada tahun

2011 : 176.494.392.737,92 X 100% = 35,33%

499.600.758.688,00

Di tahun pertama dipungutnya BPHTB atau pada tahun 2011 saja

kontribusi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan mencapai 35,33%. Hal

ini berimbas pada proporsi kontribusi pos-pos pajak daerah lainnya seperti pajak

hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir pada tahun tersebut menjadi

kecil terhadap PAD.

Pada tahun 2014 dimana mulai dipungutnya Pajak Bumi dan Bangunan di

kota Tangerang kontribusi dari pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan

pajak parkir mengalami penurunan yang signifikan karena di tahun pertama

dipungutnya Pajak Bumi dan Bangunan langsung memberikan kontribusi yang

cukup besar pada PAD yaitu sebesar 20,39% yang dihitung dengan rumus analisis

kontribusi yaitu : Realisasi PBB X 100%

Realisasi PAD

= 256.604.353.010,00 X 100%

1.258.788.809.993,00

Page 104: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

89

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui tingkat

efektivitas pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir

di kota Tangerang selama kurun waktu dari tahun 2010-2014. Kedua, untuk

mengetahui kontribusi yang diberikan oleh pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang

selama kurun waktu dari tahun 2010-2014.

Adapun kesimpulannya yaitu:

1. Tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame,

dan pajak parkir kota Tangerang periode tahun 2010-2014 secara rata-rata

termasuk kriteria sangat efektif (>100%), tingkat efektivitas pajak hotel

rata-rata dalam lima tahun sebesar 114,97%, pajak restoran sebesar

124,50%, pajak reklame sebesar 116,89% dan pajak parkir sebesar

125,28%. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang dilakukan

peneliti dengan cara membandingkan realisasi penerimaan pajak pada

tahun tertentu dengan target penerimaan pajak pada tahun tertentu. Nilai

rasio yang ditunjukkan selama tahun 2010-2014 merupakan kinerja yang

sangat baik karena perolehan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame,

dan pajak parkir sudah melebihi dari target yang ditetapkan. Peningkatan

realisasi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan pajak parkir perlu

dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan cara lebih digiatkan lagi

dalam pemungutannya.

89

Page 105: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

90

2. Kontribusi penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan

pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang sangat kurang.

Rata-rata dalam kurun waktu 2010-2014 pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir memberikan kontribusi pada PAD hanya

dibawah 5%. Salah satu penyebabnya adalah naiknya jumlah realisasi

penerimaan pajak daerah lain yang cukup signifikan mulai tahun 2011

sehingga berpengaruh terhadap presentase kontribusi pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir tersebut. Pendapatan Asli Daerah

yang meningkat berasal dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

5.2 Implikasi

Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

diharapkan dapat memberi implikasi sebagai berikut:

1. Kinerja pegawai dalam pemungutan Pajak Daerah dapat ditingkatkan lagi untuk

memperoleh realisasi penerimaan Pajak Daerah yang lebih optimal.

2. Melakukan sosialisasi dengan lebih giat lagi tentang pajak kepadamasyarakat

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak.

3. Pemerintah Daerah Kota Tangerang melakukan survei dan penilaian kembali

terhadap potensi pajak daerah agar dapat tercapai realisasi yang lebih optimal dan

juga memberikan kontribusi pada PAD yang lebih besar selain itu juga agar tidak

ada objek pajak daerah yang tidak terdata oleh pemerintah daerah dan tarif pajak

yang dikenakan sesuai dengan kemampuan masyarakat.

Page 106: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

91

5.3 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka sebagai bahan

pertimbangan agar tingkat efektivitas dan kontribusi pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir pada PAD dapat lebih optimal maka diperlukan

beberapa penyempurnaan atas kekurangan yang ada sebelumnya. Untuk itu

penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

(1) Perolehan pendapatan daerah khususnya pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame dan pajak parkir secara nominal memang sudah sangat baik terbukti dari

realisasi penerimaannya sudah melebihi target yang sudah ditetapkan. Akan tetapi

kontribusi yang diberikan terhadap PAD masih sangat kurang. Untuk itu

pemerintah daerah hendaknya lebih gencar melakukan sosialisasi dan

meningkatkan kesadaran wajib pajak sehingga penerimaan pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak parkir dapat lebih dioptimalkan lagi dan

ditunjang dengan kebijakan yang bersifat intensifikasi maupun yang bersifat

ekstensifikasi sehingga dapat memberikan peningkatan penerimaan pajak hotel,

pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir terhadap PAD.

(2) Pemerintah kota Tangerang sebaiknya terus meningkatkan kinerjanya,

misalnya dengan:

a. Memberi penyuluhan kepada wajib pajak secara berkelanjutan khususnya

tentang pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir.

b. Melakukan analisis potensi secara terinci untuk pajak hotel, pajak restoran,

pajak reklame dan pajak parkir yang dapat memberikan gambaran pada

penentuan target tahun selanjutnya,

Page 107: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

92

c. Meningkatkan kinerja pelayanan petugas pada saat menerima pajak hotel

pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir, hal tersebut untuk

menghindarkan wajib pajak mempunyai sikap malas untuk membayar

pajak karena pelayanan yang kurang baik dari petugas pajak yang dapat

berdampak pada penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame

dan pajak parkir.

(3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih teliti,

spesifik, dan akurat baik dari data yang diperoleh maupun dari variabel yang akan

diteliti.

Page 108: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

93

DAFTAR PUSTAKA

Alfan A. Lamia, David P.E. Saerang, Heince R.NWokas. “Analisis Efektivitas

dan Kontribusi Pemungutan Pajak Restoran, Pajak Reklame, dan Pajak

Penerangan Jalan pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Minahasa

Utara”Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 05,2015

Anne, Ahira. Deskripsi Teori kontribusi. eprints.uny.ac.id.2012

Darise,Nurlan. “Pengelolaan Keuangan Daerah” Edisi Pertama. Cetakan Kedua.

PT. Indeks, Jakarta,2006

Dotulong,Garry A.G,David P.E. Saerang dan Agus T. Poputra.“Analisis Potensi

Penerimaan dan Efektivitas Pajak Restoran di Kabupaten Minahasa

Utara”Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 14 no. 2, 2014

Haryani, Said Muhammad,SofyanS yahnur.“Analisis Kontribusi, Elastisitas,

Efisiensi Dan Efektivitas Pajak Penerangan Jalan Di Kabupaten

Bireuen”Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172 Pasca Sarjana Universitas

Syiah Kuala, 2013

Hasannudin, Heince R. N.Wokas.“Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak

Kendaraan Bermotor Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di

Provinsi Maluku Utara”Universitas Samratulangi, 2015

Keputusan Menteri Perdagangan Dalam Negeri No.690.900.327. Tahun 1994

Koswara,E.“Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999: Suatu Telaahan dan Menyangkut

Kebijakan, Pelaksanaan dan Kompleksitasnya”, CSIS XXIX Nomor 1,

Jakarta, 2000.

Laporan Keterangan PertanggungjawabanWalikota Tangerang Tahun 2010-2014

Mahmudi. “Analisis Laporan Keuangan PemerintahDaerah” Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen, Yogyakarta, 2010

Mangkoesoebroto,“Ekonomi Publik Edisi 3” BPFE Yogyakarta,2009

Mardiasmo.“Otonomi dan Manajenem Keuangan Daerah”Yogyakarta:Andi,

2004

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 tahun 2010 tentang Pajak Daerah

93

Page 109: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

94

Putera, Roni Ekha.“Optimalisasi Pajak Hotel dan Restoran Dalam Rangka

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bukittinggi”Jurnal

spirit publik volume 5, 2009

Raksaka, Mahi. “Peran Pendapatan Asli Daerah di Era Otonomi”Jurnal Ekonomi

dan Pembangunan Indonesia,2005

Resmi, Siti.”Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 5”, Buku 1.salemba empat,2009

Siagian Sondang P.“Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara, Jakarta,

2001

Siahaan,Marihot Pahala. “Hukum Pajak Elementer” Graha Ilmu,Yogyakarta,2010

Soemitro, Rochmat.“Asas dan Dasar Perpajakan 1” Refika Aditama, Bandung,

2004

Sripradita,Nioanggun Topowijono, Achmad husaini. “Analisis Efektivitas

Penerimaan Pajak Reklame Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah”Jurnal e-Perpajakan, No. 1 volume 1,2014

Suandy,Erly. “Hukum Pajak Edisi 4” Salemba Empat,2008

Suciadi, Arif.“Tingkat Kontribusi dan Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran Pada

Pendapatan Daerah (PAD) Kabupaten Malang Jawa Timur”Fakultas

ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2014

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah

Waluyo, “Perpajakan Indonesia Edisi 11”Salemba Empat,2013

Page 110: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

95

Yasa, I Made Sedana, I Ketut Suwintana. “Peranan Pajak Hotel dan Restoran

Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar”Jurnal

bisnis dan kewirausahaan vol.5,2009

Yuliartini,Putu Intan Ni Luh, Supadmi.“Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel dan

Restoran Pada Pemerintah Daerah Kota Denpasar”E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. 10.2 489-502,2015

Yunanto,Lilik.“Analisis Potensi, Upaya Pajak, Efisiensi, Efektivitas dan

Elastisitas Pajak Hotel di Kabupaten Klaten”Tesis Magister Ekonomi dan

Studi PembangunanSurakarta,2010

Yunus,Abdul Thalib.“Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Bone Bolangodi Provinsi

Gorontalo”Jurnal Economic Resources, ISSN. 0852-1158, Vol.11 No.30,

2010

Page 111: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 112: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

97

Page 113: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

98

Page 114: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

99

Page 115: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

100

Page 116: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

101

Page 117: ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...efektivitas pemungutan pajak hotel, restoran, reklame dan parkir dan ... serta

102