makalah akuntansi syariah salam mudharabah
TRANSCRIPT
B. Akun-akun Laporan Laba Rugi
Akun-akun yang digunakan dalam akuntansi pembeli untuk penyusunan laporan laba rugi
antara lain:
1. Keuntungan Penyerahan Aset Salam
Akun ini digunakan untuk mencatat keuntungan yang diperoleh karena nilai tercatat
modal non kas lebih kecil dari nilai wajarnya saat penyerahan. Akun ini dikredit saat
penyerahan dan didebet saat tutup buku.
2. Kerugian Penyerahan Aset Salam
Akun ini digunakan untuk mencatat kerugian yang diperoleh karena nilai tercatat modal
non kas lebih tinggi dari nilai wajar saat penyerahan. Akun ini didebet saat penyerahan
dan dikredit saat tutup buku.
5.3.2 Penyerahan modal salam kepada produsen
Karakteristik salam adalah pembayaran harga barang sebagai modal pembuat (modal
salam) harus diserahkan seluruhnya pada saat akad ditanda tangani. Modal salam bisa berbentuk
tunai (kas) dan barang (non kas).
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam
dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut:
Pertama - Ketentuan tentang Pembayaran
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
2. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati.
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
PSAK 103 tentang Akuntansi Salam Paragraf 11 dan 12 mengatur pengakuan dan pengukuran
modal salam sebagai berikut:
(11) Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual
(12) Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas
diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas
diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang
diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
A. Jika penyerahan modal salam dalam bentuk uang tunai (kas)
Modal dalam bentuk kas adalah penyerahan modal salam oleh pembeli kepada
penjual dalam bentuk kas (uang tunai) atau setara kas. Jika modal salam dalam bentuk
kas, maka diakui sebagai Piutang Salam saat modal kas dibayarkan atau dialihkan dari
pembeli kepada penjual sebesar jumlah yang dibayarkan.
Contoh:
Tanggal 8 Oktober 2016 LKS Amanah menyerahkan modal salam atas harga barang
salam yang dipesan kepada Kelompok Petani Rezeki, yaitu “jagung hibrida bisi-16 super
type-A” dalam bentuk uang tunai sebesar Rp. 80.000.000,00
Piutang salam Rp. 80.000.000,00
Kas Rp. 80.000.000,00
Jika pada saat penyerahan, terjadi perubahan harga pasar, tidak boleh membawa
dampak terhadap penyerahan barang. Misalnya jika harga pasar lebih tinggi dari harga
dalam akad, penjual tidak diperkenankan mengurani jumlah barang atau menuntut
tambahan harga. Sedangkan, jika harga pasar lebih rendah dari harga akad, pembeli tidak
diperkenankan meminta tambahan jumlah barang atau menuntut pengurangan harga.
B. Jika penyerahan modal salam dalam bentuk non kas (barang)
Modal salam dapat berbentuk non kas (barang) yang berkaitan dengan kebutuhan
pembuatan barang yang dipesan. Jika modal salam berbentuk non kas harus dilakukan
penilaian harga wajar atau harga pasar saat penyerahan. Selisih nilai wajar dengan nilai
tercatat diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
1. Nilai wajar > nilai tercatat
Jika nilai wajar modal non kas lebih tinggi dari nilai tercatat maka akan timbul
keuntungan dan diakui pada saat penyerahan.
Contoh:
Tanggal 8 Oktober 2016 LKS Amanah menyerahkan modal salam kepada Kelompok
Petani Rezeki atas pesanan jagung hibrida bisi-16 super type-A seharga Rp.
80.000.000,00 yang terdiri dari
a. Uang kas Rp. 60.000.000,00
b. Modal non kas (bibit dan pupuk) sebesar Rp. 20.000.000,00 yang harga perolehannya Rp.
18.000.000,00
Piutang salam Rp. 80.000.000,00
Kas Rp. 60.000.000,00
Persediaan Rp. 18.000.000,00
Keuntungan penyerahan aset salam Rp. 2.000.000,00
2. Nilai wajar < nilai tercatat
Jika nilai wajar modal non kas lebih rendah dari nilai tercatat maka akan timbul kerugian
dan diakui pada saat penyerahan.
Contoh:
Harga perolehan modal non kas (bibit dan pupuk) yang diserahkan kepada Kelompok
Petani Rezeki Rp. 25.000.000,00
Piutang salam Rp. 80.000.000,00
Kerugian penyerahan aset salam Rp. 5.000.000,00
Kas Rp. 60.000.000,00
Persediaan Rp. 25.000.000,00
5.3.3 Penerimaan barang pesanan dari produsen (pembuat)
Karakteristik salam adalah penyerahan barang dilakukan kemudian. Transaksi
salam akan selesai jika pembeli telah menerima seluruh barang yang dipesan sesuai
spesifikasi yang disepakati dalam akad. Pada prinsipnya barang salam yang diterima
harus sesuai spesifikasi yang tercantum dalam akad, tetapi pembeli dapat juga menerima
barang pesanan dengan kualitas yang berbeda.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut:
Keempat - Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya
1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan jumlah
yang telah disepakati.
2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak
boleh meminta tambahan harga.
3. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah, dan pembeli
rela menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon).
4. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan
syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh
menuntut tambahan harga.
5. Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pilihan:
a. membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya,
b. menunggu sampai barang tersedia.
PSAK 103 tentang Akuntansi Salam Paragraf 13 dan 16 mengatur pengakuan dan pengukuran
barang pesanan sebagai berikut:
13. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
(a) jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai nilai yang disepakati;
(b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
(i) barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai akad, jika nilai wajar dari
barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan
yang tercantum dalam akad;
(ii) barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai wajar pada saat diterima dan
selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima
lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad;
(c) jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh
tempo pengiriman, maka:
(i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian
yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad;
(ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah
menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi; dan
(iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai
jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai
piutang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan
jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual yang telah jatuh tempo.
Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang
salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
16. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan
keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya
perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi
lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
A. Penerimaan barang salam dengan kualitas sama dengan kontrak
Pada prinsipnya kewajiban pembuat atau produsen adalah menyerahkan barang
sesuai spesifikasi yang telah disepakati dalam akad.
Contoh:
Tanggal 8 Oktober 2016 LKS diterima barang pesanan salam sebanyak 25 ton jagung
hibrida sesuai dengan kualifikasi yang telah disepakati dalam akad, yaitu jagung hibrida
bisi-16 super type-A dengan harga kontrak sebesar Rp. 20.000.000,00
Persediaan Rp. 20.000.000,00
Piutang salam Rp. 20.000.000,00
B. Penerimaan barang salam dengan kualitas berbeda dengan kontrak
• Dalam transaksi salam tunggal kebijakan penerimaan barang dengan spesifikasi berbeda
dengan yang tercantum dalam akad merupakan keputusan pemesan sendiri dengan naluri
bisnisnya, karena barang yang diterima dapat dijual di pihak lain
Penyerahan Barang sebelum atau pada waktunya
• 1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan jumlah
yang telah disepakati.
• 2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak
boleh meminta tambahan harga.
• 3. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah, dan pembeli rela
menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon).
• 4. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan
syarat: kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh
menuntut tambahan harga.
• 5. Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pilihan:
– Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya,
– Menunggu sampai barang tersedia.
• Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
• (a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang disepakati;
• (b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
– Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai akad, jika nilai pasar
(nilai wajar jika nilai pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang diterima
nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam
akad;
– Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai
pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian,
jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang pesanan yang
tercantum dalam akad;
1. Penerimaan barang dengan kualitas yang berbeda dengan akad dan nilai wajar
sama dengan nilai akad
• Jika barang yang diterima tersebut dengan kualitas yang berbeda, maka saat penyerahan
barang diakui sebesar nilai wajar atau nilai pasar saat penyerahan. Salah satu
kemungkinan yang terjadi adalah nilai wajar atau nilai pasar sama dengan nilai akad,
pengakuan aset sebesar nilai wajarnya
Jurnal :
• Dr. persediaan/aset salam xxx
• Cr. Piutang salam xxx
2. Penerimaan barang dalam dengan kualitas yang berbeda dengan akad dan nilai
wajar lebih tinggi dari nilai akad
• Barang pesanan yang diterima berbeda kualitasnya dan diakui sebesar nilai wajar atau
nilai pasar saat penyerahan, maka kemungkinan lain adalah barang pesanan yang diterima
mempunyai nilai pasar lebih tinggi dari nilai yang tercantum dalam akad.
Jurnal :
• Dr. Persediaan/ aset salam xxx
• Cr. Piutang salam xxx
3. Penerimaan barang salam dengan kualitas yang berbeda dengan akad dan nilai
wajar lebih rendah dari nilai akad
• Kemungkinan lain yang terjadi barang yang terima oleh pemesan dengan kualitas
berbeda dan barang pesanan yang diterima mempunyai nilai wajar atau pasar lebih
rendah dari nilai dlam akad. Jika terjadi demikian maka barang yang diterima diukur
sesuai nilai pasar pada saat diterima karena nilai wajar atau nilai pasar lebih rendah dari
niai akad dan selisihnya diakui sebagai kerugian
Jurnal :
• Dr. Persediaan/ aset salam xxx
• Dr. Kerugian penyerahan brg saham xxx
• Cr. Piutang salam xxx
5.3.4. Pada saat jatuh tempo tidak ada penerimaan barang
• jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal
jatuh tempo pengiriman, maka:
(i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang
belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad;
(ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi
piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi; dan
(iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas
barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka
selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai
piutang kepada penjual yang telah jatuh tempo.Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut
lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
a. Memperpanjang jangka waktu pengiriman barang kepada pembeli
• Jika LKS tidk menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo
pengiriman, alternatif pertama yang terjadi adalah memperpanjang jangka waktu
penyerahan barang kepada pembeli. Jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat
piutang salam sebear bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang
tercantum dalam akad.
b. Pembatalan pesanan dan penjual tidak dapat melunasi hutangnya
• Jika LKS tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo
pengiriman dan akad dalam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam
berubah menjadi piutang uang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak
dapat dipenuhi.
c. Pembatalan pesanan dan penjual melunasi kewajibannya dari hasil penjualan
jaminan salam
• Jika dilakukan penjualan jaminan, maka kemungkinan yang terjadi adalah
– Hasil penjualan sama dengan hutang penjual
– Hasil penjualan jaminan lebih kecil dari hutang penjual maka selisih antara nilai
tercatat piutang saham dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebgai piutang
kepada nasabah yang telah jatuh tempo
– Hasil penjualan jaminan lebih tinggi dari hutang penjual maka selisihnya menjadi
hak nasabah
1. Hasil penjualan jaminan sama dengan hutang penjual
• Kemungkinan pertama yang mungkin terjadi dalam penjualan jaminan adalah hasil
penjualan sama dengan hutang penjual, sehingga seluruh hasil penjualan barang jaminan
tersebut dipergunakan untuk melunasi hutang penjual.
Jurnal :
• Dr. kas xxx
• Cr. Piutang salam xxx
2. Hasil penjualan jaminan lebih kecil dari hutang penjual
• Kemungkinan yang lain dalam melakukan penjualan barang jaminan adalah hasil
penjualan lebih kecil dari hutang penjual, sehingga untuk melakukan pembayaran hutang
penjual masih kurang. Atas kekurangan tersebut diakui sebagai hutang penjual dalam
bentuk piutang uang/ modal
Jurnal :
• Dr. kas xxx
• Dr. piutang petani xxx
• Cr. Piutang Salam xxx
3. Hasil penjualan jaminan lebih tinggi dari hutang penjual
• Kemungkinan lainnya dari penjualan barang jaminan adalah hasil penjualan barang
jaminan lebih tinggi dari hutang penjual, sehingga dari hasil penjualan barang tersebut
setelah dilakukan pembayaran hutang penjual masih terdapat kelebihan atau sisa. Atas
kelebihan hasil penjualan barang jaminan tersebut harus dikembalikan kepada penjual
Jurnal :
• Dr. kas xxx
• Cr. Piutang salam xxx
• Cr. Rekening Petani xxx
5.3.5. Denda
• Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual, denda hanya boleh dikenakan kepada
penjual yang mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya.
Hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena
force majeur. Denda dikenakan jika penjual lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Jurnal :
• Dr. Rekening Petani xxx
• Cr. Rekening dana kebajikan xxx
5.4. Akuntansi Penjual (produsen/pembuat)
Sebagaimana diatrur dalam ruang lingkup PSAK 103 tentang Akuntansi salam,bahwa yang
dibahas dalam PSAK tersebut selain mengatur Akuntansi dari pihak pembeli,diatur juga
akuntansi salam dari sisi penjual.Ketentuan akuntansi salam pada penjual hanya membahas
tentang penerimaan modal dan penyerahan barang.
5.4.1 Akun-akun pada Penjual
Akun-akun yang di pergunakan dalam akuntansi salam ini mencerminkan transaksi salam dan
salam paralel yang disajikan dalam laporan posisi keuangan(neraca) atau laporan laba rugi.
A. Akun-akun laporan posisi keuangan
Akun-akun yang di pergunakan dalam transaksi salam untuk kepentungan pembuatan laporan
posisi keuangan antara lain dan idak terbatas pada:
1. Hutang Salam
tagihan yang timbul dari transaksi perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu.
2. Persediaan (aset salam)
Akun ini di pergunakan untuk mencatat barang salam yang di terima kemudian
diserahkan kepada pembeli akhir.
3. Hutang kepda KKS
Akun ini dipergunakan untuk mencatat hutang produsen atas tidak dapat diserahkannya
barang yang di pesanpada saat jatuh tempo.
B. Akun-akun Laba Rugi
Akun-akun dalam akuntansi salam dan salam paralel yang dipergunakan untuk penyusunan
laporan laba rugi antara lain dan tidak terbatas pada:
1. Keuntungan penyerahan aktiva
Akun ini dipergunakan untuk mencatat keuntungan penyerahan modal salam dalam
bentuk non kas dimana nilai wajar atau nilai pasar lebih besar dari nilai perolehan.
2. Kerugian penyerahan aktiva
Akun ini dipergunakan mencatat kerugian penyerahan modal salam dalam bentuk non
kas dimana nilai wajar atau niali pasar lebih kecil dari nilai perolehan.
3. Kerugian salam
Akun ini dipergunakan untuk mencatat kerugian yang timbul daam transaksi salam.Akun
ini di debit pada saat timbul kerugian salam dan dikredit pada saat dipindahkan ke laba
rugi tutup buku akhir tahun.
4. Keuntungan salam
Akun ini dipergunakan untuk mencatat keuntungan yang terjadi dalam transaksi salam.
5.4.2 Penerimaan modal salam dari pembeli/pemesan
Alam Karakteristik salam penyerahan barang dilakukan kemudian dan harga barang
dilakukan segera pada saat akad ditandatangani.Modal salam yang diterima dapat berupa kas dan
aset non kas misalnya seperti bibit,pupuk,alat-alat pertanian dan sebagainya.
A. Penerimaan modal salam dalam bentuk kas/tunai
Jika penjual menerima modal salam dalam bentuk kas,diakui sebagai kewajiban sebesar
jumlah yang diterima.kewajiban salam ini merupakan kewajiban untuk menyerahkan barang
salam kepada pembeli,sehingga kewajiban salam ini akan berakhir setelah penyerahan barang.
Contoh: Pada tanggal 12 maret 2007 LKS amanah gusti penerimaan dana dari pabrik tepung
Rasapati sebesar Rp.500.000.000 atas pesanan tepung patioka(tepung kitela pohon)serbanyak
100 ton,atas pelunasan pembayaran harga barang ,dijurnal sebagai berikut:
Kas/Rekening Pabrik Tepung Rp.500.000.000
Hutang salam Rp.500.000.000
B. Penerimaan modal salam dalam bentuk non kas
Dalam transaksi islam penyerahan modal salam oleh pembeli kepda penjual tidak hanya
dalam bentuk kas tapi diperkenankan juga untuk menyerahkan modal salam dalam bentuk barang
(non kas) disinilah perbedaan mendasar dengan lembaga keuangan Konvensional (khususnya
bank syariah)karena dalam lembaga keuangan perbankan hanya diperkenankan untuk
menyerahkan uang,karena lembaga keuangan perbankan hanya diperkenankan menjalankan
keagiatan usahanya dibidang keuangan.
Contoh: Pada tanggal 12 maret 2007 LKS sebagai penjual menerima pembayaran harga salam
sebesar Rp.500.000.000 yang terdiri dari:
a) Uang tunai (kas) Rp.100.000.000
b) Modal non kas (barang berupa)
Nama barang Harga wajar
Alat pertanian Rp.200.000.000
5 ton pupuk Rp.100.000.000
100 obat-obatan Rp.100.000.000
Jumlah modal non kas Rp.400.000.000
Jumlah modal salam (kas dan non kas) Rp.500.000.000
Dengan penerimaan harga barang salam yang merupakan modal LKS dalam memproduksi
barang maka dilakukan jurnal sebagai berikut:
Persediaan / aset salam Rp.400.000.000
Kas Rp.100.000.000
Kewajiban salam Rp.500.000.000
5.4.3 Penyerahan barang salam kepada pembeli / pemesan
Penyerahan barang berkaitan dengan kewajiban salam karena dalam transaksi salam yang
terutang atau yang menjadi kewajiban dari pembuat adalah menyerahkan barang sesuai dengan
spesifikasi yang telah disepakati dalam aset.
A.Penyerahan barang dengan kualitas yang sama dalam akad
Dengan di serahkan barang (walaupun dengan kualitas yang berbeda) maka kewajiban penjual
kepada pembeli sudah selesai.
B.Penyerahan barang dengan kualitas yang berbeda
Kewajiban penjual sebagai produsen adalah kewajiban untuk menyerahkan barang (bukan
kewajiban uang) oleh karena itu kewajiban tersebut selesai jika telah dilakukan penyerahan
barangnya.Baik dengan kualitas yang sama dengan akad atau dengan kualitas yang berbeda
dengan akad (jika pembeli menyetujui dan berkenan untuk menerimanya).
5.5 Akuntansi Salam Paralel
LKS dapat bertindak seabagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam,jika LKS
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang
pesanan dengan cara salam, maka hal ini disebut dengan salam paralel.
Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
1. Akad kedua antara Bank dan pembuat terpisah dari akad pertama antara bank dan
pembeli akhir.
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
B. Penyerahan modal kepada KUD Berkah (sebagai pembuat)
Modal salam yang diserahkan kepada KUD Berkah Sukabumi ialah modal kas dan modal
nonkas. Untuk dapat melakukan penyerahan modal salam dalam nonkas, LKS Aminah Gusti
harus mengadakan barangnya dengan cara membeli, membuat sendiri, dan sebagainya.
Contoh05 Februari 2007 LKS Amanah Gusti menyerahkan modal salam kepada KUD Berkah
Sukabumi sebesar Rp40.000.000,00 atas pesanan barang yang dilakukan yaitu 100 ton gabah
padi Pandanwangi kadar air 12%. Modal salam yang diserahkan terdiri dari alat pertanian dengan
harga wajar saat penyerahan sebesar Rp30.000.000,00 dan uang tunai sebesar Rp10.000.000,00.
Tercatat harga perolehan alat pertanian yang diserahkan sebesar Rp29.500.000,00.
Jurnal atas pembelian alat pertanian sebesar Rp29.500.000,00 tunai:
Dr. Persediaan Rp29.500.000,00
Cr. Kas Rp.29.500.000,00
LKS Amanah Gusti melakukan jurnal atas penyerahan modal kas dan nonkas tersebut:
Dr. Piutang Salam (barang) Rp40.000.000,00
(100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Cr. Kas Rp10.000.000,00
Cr. Persediaan/Aktiva Rp29.500.000,00
Cr. Pendapatan penyerahan aktiva Rp 500.000,00
Perubahan posisi buku besar dan laporan posisi keuangan bank syariah sebagai berikut.
PIUTANG SALAM
Debet
Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
05/02
05/02
Modal kas
Alat pertanian
10.000.000
30.000.000
Saldo 40.000.000
40.000.000 40.000.000
NERACA
Per 05 Ferbruari 2007
Aktiva
Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Piutang Salam 40.000.000 Utang Salam 50.000.000
C. Penerimaan barang salam dari KUD Berkah Sukabumi
Dalam salam paralel, kualitas atau spesifikasi barang yang diterima oleh LKS sebagai pembeli
(akad kedua) harus sama dengan yang tercantum dalam akad untuk mengurangi risiko ditolak
oleh pembeli akhir saat penyerahan barang tersebut. Jika demikian maka nilai barang diakui
sebesar harga yang tercantum dalam akad, walaupun nilai pasar lebih rendah atau lebih tinggi
dari harga kontrak.
Contoh Tanggal 05 Juni 2007 diterima oleh LKS Amanah Gusti barang yang dipesan dari KUD
Berkah Sukabumi, 100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12% (sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati) seharga Rp40.000.000,00.
Dr. Persediaan Rp40.000.000,00
(100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Cr. Piutang Salam Rp40.000.000,00
(100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Perubahan posisi buku besar dan laporan posisi keuangan bank syariah sebagai berikut:
PIUTANG SALAM
Debet
Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
05/02
05/02
Modal kas
Alat pertanian
10.000.000
30.000.000
05/06 Penyerahan barang
Saldo
40.000.000
0
40.000.000 40.000.000
NERACA
Per 05 Juni 2007
Aktiva
Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Piutang Salam 0 Utang Salam 50.000.000
Sesuai ketentuan PSAK 103 tentang akuntansi salam, apabila pembeli menerima barang dengan
kualitas yang berbeda maka diukur mana yang lebih rendah antara nilai wajar/pasar saat
penyerahan dengan nilai akadnya.
a. Jika pemesan bersedia menerima barang dengan kualitas berbeda dan nilai wajar sama
dengan nilai kontrak, maka tidak menimbulkan keuntungan atau kerugian.
Contoh LKS Amanah Gusti sebagai pembeli menerima 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar
15% (kualitas yang berbeda dengan akad) dengan nilai wajar sebesar Rp10.000.000,00.
Dr. Persediaan salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 15%)
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
b. Jika pemesan bersedia menerima barang pesanan dengan kualitas berbeda dan harga
pasar saat penyerahan lebih tinggi dari nilai kontrak, maka barang tersebut dalam
persediaan diakui sebesar harga kontrak, karena harga yang lebih rendah adalah harga
kontrak.
ContohLKS Amanah Gusti sebagai pembeli menerima 25 ton gabah Padi Pandanwangi kadar air
15% dengan nilai pasar Rp12.500.000,00. Dalam akad disepakati kualitas barang yang harus
diserahkan adalah 25 ton gabah Padi Pandanwangi kadar air 12% dengan harga
Rp10.000.000,00.
Dr. Persediaan salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 15%)
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
c. Jika pemesan bersedia menerima barang pesanan dengan kualitas berbeda dannilai wajar saat
penyerahan lebih rendah dari nilai kontrak, maka barang tersebut diakui sebagai persediaan
sebesar nilai wajarnya, karena harga yang lebih rendah adalah nilai wajar.Selisih antara nilai
kontrak dengan nilai wajar diakui sebagai kerugian saat terjadinya.
Contoh LKS Amanah Gusti sebagai pembeli menerima 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar
air 15% dengan harga pasar Rp8.000.000,00. Dalam akad disepakati kualitas barang yang harus
diserahkan adalah 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12% dengan harga
Rp10.000.000,00.
Dr. Persediaan salam Rp8.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 15%)
Dr. Kerugian salam Rp2.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
Ketika sampai dengan jatuh waktu penyerahan pembuat (KUD Berkah Sukabumi) tidak dapat
menyerahkan barang yang dipesan oleh LKS Aminah Gusti sebagai pembeli, maka alternatif
yang diambil antara lain sebagai berikut.
a. Jika pada saat jatuh tempo penyerahan pembuat tidak dapat menyerahkan barang dan
atas kegagalan tersebut dilakukan perpanjangan jangka waktu penyerahan barang
penyerahan, maka tidak mengakibatkan perubahan transaksi.
Contoh Pada saat jatuh tempo tahap ke-4 barang pesanan sebanyak 25 ton gabah padi
Pandanwangi kadar air 12% seharga Rp10.000.000,00 KUD Berkah Sukabumi tidak dapat
diserahkan. Sesuai kesepakatan LKS Amanah Gusti memberikan perpanjangan waktu
penyerahan selama 2 bulan lagi.
LKS Amanah Gusti tidak melakukan jurnal apapun yang terkait dengan nilai piutang salam.
b. Jika pada saat jatuh tempo penyerahan barang pembuat tidak mampu menyerahkan
barang pesan dan atas kegagalan tersebut akad salam dibatalkan, maka piutang salam
pemesan kepada pembuat berubah dari piutang salam (piutang barang) menjadi piutang
kepada produsen (piutang uang).
Contoh Saat jatuh waktu penyerahan barang KUD Berkah Sukabumi tidak dapat menyerahkan
barang pesanan yaitu 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12% seharga Rp10.000.000,00.
Dr. Piutang petani Rp10.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
c. Jika atas kegagalan penyerahan barang pesanan produsen bersedia untuk menjual
jaminan dan hasil penjualan jaminan sama dengan jumlah utangnya, maka seluruh hasil
penjualan jaminan dipergunakan untuk melunasi utang produsen.
Contoh Saat jatuh waktu penyerahan barang KUD Berkah Sukabumi tidak dapat menyerahkan
barang pesanan yaitu 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar 12% seharga Rp10.000.000,00. Atas
kegagalan tersebut KUD Berkah sepakat untuk menjual jaminan yang diserahkan kepada LKS
Amanah Gusti. Hasil penjualan jaminan sesuai nilai pasarnya adalah sebesar Rp10.000.000,00.
Dr. Kas Rp10.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
d. Jika atas kegagalan penyerahan barang pesanan pembuat bersedia untuk menjual
jaminan dan hasil penjualan jaminan lebih rendah dari jumlah utangnya, maka hasil
penjualan jaminan dipergunakan untuk melunasi utangnya dan selisihnya masih menjadi
utang pembuat.
Contoh Saat jatuh waktu penyerahan barang KUD Berkah Sukabumi tidak dapat menyerahkan
barang pesanan yaitu 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar 12% seharga Rp10.000.000,00. Atas
kegagalan tersebut KUD Berkah sepakat untuk menjual jaminan yang diserahkan kepada LKS
Amanah Gusti. Hasil penjualan jaminan sesuai nilai pasarnya adalah sebesar Rp7.500.000,00.
Dr. Kas Rp7.500.000,00
Dr. Piutang petani Rp2.500.000,00
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
e. Jika atas kegagalan penyerahan barang pesanan pembuat bersedia untuk menjual
jaminan dan hasil penjualan jaminan lebih tinggi dari jumlah utangnya, maka hasil
penjualan jaminan dipergunakan untuk melunasi utangnya dan sisanya dikembalikan
kepada pembuat.
Contoh Saat jatuh waktu penyerahan barang KUD Berkah Sukabumi tidak dapat menyerahkan
barang pesanan yaitu 25 ton gabah padi Pandanwangi kadar 12% seharga Rp10.000.000,00. Atas
kegagalan tersebut KUD Berkah sepakat untuk menjual jaminan yang diserahkan kepada LKS
Amanah Gusti. Hasil penjualan jaminan sesuai nilai pasarnya adalah sebesar Rp15.000.000,00.
Dr. Kas Rp15.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp10.000.000,00
(25 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Cr. Kas/Rekening petani Rp 5.000.000,00
D. Penyerahan barang salam kepada Bulog (pemesan akhir)
Transaksi salam paralel berakhir ketika masing-masing pihak telah menyelesaikan kewajibannya,
yaitu petani menyerahkan barang yang dipesan (akad kedua) dan LKS menyerahkan barang
pesanan kepada pembeli akhir (akad pertama).
Contoh Tanggal 01 Agustus 2007 LKS Amanah Gusti menyerahkan barang salam kepada Bulog
sesuai dengan kualitas yang disepakati yaitu 100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%
seharga Rp50.000.000,00.
Dr. Utang salam Rp50.000.000,00
(100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Cr. Persediaan salam Rp40.000.000,00
(100 ton gabah padi Pandanwangi kadar air 12%)
Cr. Keuntungan salam Rp10.000.000,00
Perubahan posisi buku besar dan laporan posisi keuangan bank syariah sebagai berikut:
UTANG SALAM
Debet
Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
01/08 Penyerahan barang
salam
Saldo
50.000.000
0
01/0
2
100 ton gabah padi
Pandanwangi ka 12%
50.000.000
50.000.000 50.000.000
NERACA
Per 05 Juni 2007
Aktiva
Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Piutang Salam 0 Utang Salam 0
Ilustrasi contoh kedua
Untuk meningkatkan usaha petani, Departemen Pertanian memiliki program “Petani
Mandiri” dengan ketentuan bahwa setiap satu ha sawah diberikan:
Bibit padi INTANI-2 5 kg
Pupuk Urea 300 kg
Obat-obatan 1 lt
Modal kerja Rp5 juta
Dari hasil penelitian dan kajian yang mendalam dengan bantuan tersebut, dapat meningkatkan
produktivitas petani yaitu setiap satu ha sawah dapat menghasilkan 2,5 ton gabah INTANI-2
kadar air 12%. Untuk melaksanakan program tersebut Deptan membutuhkan 200 ton Gabah
INTANI-2 kadar air 12% untuk mengisi gudang BULOG dan telah menunjuk LKS Amanah
Ummat sebagai pelaksana program dan disepakati bahwa setiap satu ha sawah petani diminta
untuk menyerahkan gabah INTANI-2 kadar air 12% sebanyak 2 ton seharga 10 juta. LKS
Amanah Ummat memesan kepada Kelompok Tani Usaha Mandiri 200 ton gabah INTANI-2
kadar air 12% sebagai koordinator dari petani anggotanya yang memiliki sawah sebanyak 100 ha
yang harus diserahkan paling lambat 6 bulan setelah ditandatangani akad. Diserahkanlah untuk
setiap satu ha sawah sesuai ketentuan Deptan diatas. Barang-barang tersebut dibeli oleh bank
syariah dan memiliki nilai wajar saat penyerahan:
Nama barang kwtas harga wajar nilai tercatat
Bibit padi INTANI-2 5 kg Rp0,5 juta Rp0,5 juta
Pupuk Urea 300 kg Rp2 juta Rp1,5 juta
Obat-obatan 1 lt Rp1juta Rp1 juta
Jumlah Rp3,5 juta Rp3 juta
LKS Amanah Ummat melakukan jurnal atas transaksi itu sebagai berikut.
1. Penerimaan harga barang (modal) dari Bulog sebesar: 200 ton / 2 x Rp10.000.000,00 =
Rp1.000.000.000,00.
Dr. Kas Rp1.000.000.000,00
Cr. Utang salam Rp1.000.000.000,00
(200 ton gabah INTANI-2 ka 12%)
2. Pembelian barang modal non kas oleh LKS untuk keperluan pertanian sebanyak 100 ha sawah,
dan setiap satu ha dibutuhkan:
Nama barang kwtas nilai tercatat
Bibit padi INTANI-2 5 kg Rp0,5 juta
Pupuk Urea 300 kg Rp1,5 juta
Obat-obatan 1 lt Rp1 juta
Jumlah Rp3 juta
Dr. Persediaan Rp300.000.000,00
Cr. Kas/Rekening suplier Rp300.000.000,00
3. Penyerahan modal oleh LKS kepada KUD untuk 100 ha sawah dalam bentuk kas sebesar
Rp5.000.000,00 dan modal non kas dengan nilai wajar saat penyerahan sebesar Rp3.500.000,00
setiap ha sawah dengan rincian:
Nama barang kwtas harga wajar nilai tercatat
Bibit padi INTANI-2 5 kg Rp0,5 juta Rp0,5 juta
Pupuk Urea 300 kg Rp2 juta Rp1,5 juta
Obat-obatan 1 lt Rp1juta Rp1 juta
Jumlah modal non kas Rp3,5 juta Rp3 juta
Modal kas (uang tunai) Rp5 juta
Jumlah modal Rp8,5 juta
Dr. Piutang salam Rp850.000.000,00
(200 ton gabah INTANI-2 ka 12%)
Cr. Kas Rp500.000.000,00
Cr. Persediaan Rp300.000.000,00
Cr. Keuntungan penyerahan aktiva Rp 50.000.000,00
4. Penerimaan gabah dengan kadar air 12% sebanyak 200 ton dari KUD oleh LKS (sesuai
pesanan) dengan nilai kontrak sebesar Rp850.000.000,00.
Dr. Persediaan Rp850.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp850.000.000,00
(200 ton gabah INTANI-2 ka 12%)
5. Dilakukan penyerahan pesanan Bulog gabah INTANI-2 kadar air 12% sebanyak 200 ton
(sesuai spesifikasi dalam kontrak) oleh LKS dengan nilai kontrak sebesar Rp1 miliar.
Dr. Utang salam Rp1.000.000.000,00
(200 ton gabah INTANI-2 ka 12%)
Cr. Persediaan Rp850.000.000,00
Cr. Keuntungan salam Rp150.000.000,00